Anda di halaman 1dari 16

KULIAH

Jumat, 10 Juni 2016


Contoh Skenario Cerai Talak

Semoga bermanfaat. Skenario kami saat tampil untuk Praktek Peradilan Perdata. Ini
hanya untuk belajar saja.

Sidang Pertama, Persidangan Cerai Talak di Pengadilan Agama Pekanbaru.

Panitera :Assalamualaikum wr.wb Sidang dengan Nomor Perkara


0695/Pdt.G/2015/PA.Pbr Pekanbaru, Senin 23 Mei 2016 akan dimulai, dengan susunan
Majelis Hakim: Bella Octavianti SH, MH sebagai Ketua Majelis Hakim, Nurlia SH, MH
sebagai Hakim Anggota I, Boy Salman SH, MH sebagai Hakim Anggota II dan dibantu
Shofiyana Futri SH, MH sebagai Panitera Pengganti. Majelis Hakim memasuki ruang sidang,
hadirin dimohon untuk berdiri (Majelis Hakim masuk ruang sidang secara berurutan), hadirin
dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua :Assalamualaikum wr.wb, Bismillahirahmanirohim, Sidang
Pengadilan Agama Pekanbaru, yang mengadili perkara cerai talak, Perkara Nomor :
0695/Pdt.G/2015/PA.Pbr, antara sebagai Pemohon melawan Silvya Pramunesa sebagai
Termohon, pada hari ini Senin Tanggal 23 Mei 2016 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum (ketuk palu 1x)
Hakim Ketua :Kepada Panitera dipersilahkan memanggil para pihak.
Panitera :Pemohon atas nama Safrizal dan Termohon atas nama Silvya
Pramunesa dipersilahkan memasuki ruang sidang (kedua pihak duduk ditengah persidangan,
memberi hormat tanpa salam.)
Hakim Ketua :Saudara Pemohon, apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
untuk mengikuti persidangan hari ini?
Pemohon :Saya sehat yang mulia, dan siap untuk mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua :Saudari Termohon, apakah saudari dalam keadaan sehat dan sidap
mengikuti persidangan hari ini?
Termohon :Saya sehat yang mulia, dan siap untuk mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua :Saudara Pemohon, sebelum persidangan dimulai, terlebih dahulu saya
menanyakan identitas saudara, namun sebelumnya dapatkah saudara menunjukkan kartu
identitas saudara?
Pemohon :Ya, yang mulia (maju menunjukkan kartu Identitas)
Hakim Ketua :Apakah benar saudara penggugat, Nama Safrizal, umur 39 tahun,
Agama Islam, Pekerjaan Pengurus GOR, alamat di pekanbaru?
Pemohon : Ya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah sidang pada hari ini Saudara didampingi penasehat hukum?
Pemohon : Tidak yang mulia, saya tidak didampingi Penasehat Hukum.
Hakum Ketua : Baiklah, saudari Termohon, dapatkah saudari menunjukkan kartu
identitas saudari?
Termohon : Bisa, yang mulia (maju menunjukkan Kartu Identitas)
Hakim Ketua : Apakah benar saudari Termohon, Nama Silvya Pramunesa, umur 35
tahun, Agama Islam, Pekerjaan Urusan Rumah Tangga, alamat di Pekanbaru?
Termohon : Ya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
maka pada hari pertama sidang ini, kami, berkewajiban memberikan nasehat kepada saudara
Pemohon dan Termohon bahwa perceraian itu tidak baik untuk saudara, Mengapa? Karena
dengan perceraian berarti ikatan suci yang selama ini terjalin dalam sebuah keluarga akan
hancur. Saudara Pemohon, sudah bulatkah keinginan untuk bercerai?
Pemohon : Sudah yang mulia, saya berkeinginan ingin bercerai.
Hakim Angota I: (menunggu aba-aba dari hakim ketua) Saudara Pemohon, coba
pertimbangkan lagi keputusan untuk bercerai, karena bercerai itu sesuatu yang dibenci oleh
allah. Kita harus bisa saling memaafkan, apalagi kepada orang yang sangat berharga dalam
hidup kita, Ikatan suami isteri merupakan ikatan suci yang sangat disayangkan sekali jika
berakhir dengan perceraian. Karena dampaknya begitu besar bagi pasangan suami isteri, jadi
kami harap kepada saudara Pemohon dan Termohon urungkanlah niat saudara untuk bercerai,
keluarga yang utuh adalah idaman kita semua.
Pemohon : Ya, terimakasih yang mulia, Saya sudah pertimbangkan yang mulia
dan tetap untuk bercerai dengan termohon.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan Termohon?
Termohon : Kalau saya tidak banyak berharap yang mulia, kasihan anak saya, dia
butuh kasih sayang ayahnya, akan tetapi jikalau ternyata rumah tangga ini sudah tidak bisa
diselamatkan lagi, alangkah lebih baik bercerai saja yang mulia.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara Pemohon, saya tanya sekali lagi, apa
tidak mau mempertimbangkan kembali?
Pemohon : Sudahlah yang mulia, lagipula sudah sering upaya damai kami
tempuh, tetapi tidak ada hasilnya yang mulia, tetap saja kami tidak rukun. Walaupun nanti
kami bercerai, saya akan tetap memberikan perhatian kepada anak saya.
Hakim Anggota II : (menunggu aba-aba dari hakim ketua) Saudara Pemohon,
apakah sudah dicoba untuk rukun kembali dengan Termohon?
Pemohon : Sudah yang mulia, tetapi tidak dapat titik temu dan hanya ada
kegagalan dalam membina rumah tangga.
Hakim Ketua : Baiklah saudara Pemohon dan Termohon upaya dalam dalam
persidangan ini telah diupayakan nampaknya sampai saat ini belum berhasil, namun tentu
harapan kita perdamaian adalah jalan keluar terbaik. Untuk itu sesuai dengan PERMA NO.1
Tahun 2016 majelis masih memberikan kesempatan kepada Saudara Pemohon dan Termohon
untuk menyelesaikan masalah rumah tangga ini secara proses mediasi diluar persidangan ini.
Bagaimana saudara Pemohon, apakah memilih mediator salah satu dari majelis hakim atau
saudara Pemohon mempunyai pilihan mediator lain?
Pemohon : (sambil berbisik-bisik dengan Termohon) Terimakasih yang mulia,
kami serahkan sepenuhnya kepada majelis hakim untuk memilih mediator pada perkara ini.
Hakim Ketua : (berdiskusi dengan majelis hakim) Baiklah, untuk memberi
kesempatan para pihak melakukan mediasi dengan mediator, maka sidang hari ditunda
sampai minggu depan dengan agenda mendengarkan laporan hasil mediasi, saudari Panitera,
minggu depan tanggal berapa?
Panitera : Tanggal 30 Mei 2016 yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang ditunda sampai tanggal 30 Mei 2016, kepada
Pemohon dan Termohon diberitahukan untuk hadir kepersidangan pada hari dan tanggal yang
telah ditetapkan tanpa dipanggil. Sidang perkara perdata cerai talak 0695/Pdt.G/2015/PA.Pbr
ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahhirrobilalamin. (Hakim mengetuk palu 3x).
Sidang Lanjutan

Panitera :Assalamualaikum wr. wb, Sidang Nomor Perkara


0695/Pdt.G/2015/PA.Pbr Pekanbaru Hari Senin, tanggal 30 Mei 2016 akan dimulai, dengan
susunan majelis sama dengan sidang yang lalu. Majelis hakim memasuki ruang sidang.
Hadirin dimohon untuk berdiri (majelis hakim masuk ruang sidang secara berurutan), hadirin
dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua :Assalamualaikum wr. wb Bismillahirohmanirrohim, Sidang
Pengadilan Agama Pekanbaru, yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak, Perkara
Nomor 0965/Pdt.G/2015/PA.Pbr, antara Safrizal sebagai Pemohon melawan Silvya
Pramunesa sebagai Termohon, Pada hari ini Senin, 30 Mei 2016 dinyatakan dibuka dan
terbuka untuk umum (ketuk palu 3x)
Hakim Ketua :Sesuai agenda sidang hari ini adalah mendengarkan hasil mediasi.
Saudari panitera apakah Pemohon, Termohon beserta Mediator dapat dihadirkan di
persidangan hari ini?
Panitera :Iya yang mulia, Pemohon, Termohon beserta Mediator dapat hadir
dipersidangan hari ini.
Hakim Ketua :Hadirkan Pemohon, Termohon dan Mediator.
Panitera : Pemohon atas nama Safrizal, Termohon Silvya Pramunesa dan
Mediator atas nama Roy Hidayat SH, MH dipersilahkan memasuki ruangan sidang. (Kedua
pihak duduk ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam begitu juga mediator namun
duduk di sebelah kiri persidangan.)
Hakim Ketua : Saudara Pemohon apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara termohon, apakah siap mengikuti
persidangan pada hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelumnya majelis hakim akan memberikan sedikit nasehat
kepada Pemohon dan Termohon agar mengurungkan niatnya untuk bercerai.
Hakim Anggota I : (menunggu aba-aba dari hakim ketua) fikir-fikir dulu lah
untuk bercerai, apa tidak malu sama tetangga, setelah bercerai nantinya akan menyandang
status janda dan duda apa tidak malu? Pandangan orang akan berbeda pada status kalian,
coba saling berpandangan dulu, siapa tau kalian masih bisa rujuk kembali.
Pemohon : Terimakasih atas nasehatnya yang mulia, tetapi saya tetap pada
pendirian saya yang mulia, tidak ada lagi jalan keluarnya, saya sudah putus asa dengan rumah
tangga ini.
Hakim Anggota I : Bagaimana dengan Termohon?
Termohon : Alangkah lebih baik jika kami bercerai yang mulia.
Hakim Anggota II : (menunggu aba-aba dari hakim ketua) Sekali lagi Pemohon,
apakah saudara sudah memikirkannya matang-matang untuk bercerai?
Pemohon : Sudah yang mulia, saya tetap ingin bercerai dengan Termohon.
Hakim Ketua : Baiklah, nampaknya perdamaian tidak dapat tercapai, selanjutnya
dengan agenda mendengarkan hasil mediasi. Saudara mediator, bagaimana proses
berlangsungnya mediasi?
Mediator : Terimakasih yang mulia atas kesempatannya, proses mediasi sudah
sesuai dengan prosedur yang ada didalam Perma No.1 tahun 2016. Para pihak sudah bertemu
untuk mengupayakan perdamaian namun tidak menemukan kata sepakat untuk berdamai
yang mulia.
Hakim Ketua : Bagaimana saudara Pemohon, apakah betul saudara Pemohon tidak
ingin berdamai?
Pemohon : Iya yang mulia, mediasi tidak berhasil, saya tetap ingin bercerai.
Hakim Ketua : Baiklah, saya akan membacakan laporan hasil mediasi yang dibuat
dan ditandatangani oleh mediator............................ (baca hasil mediasi)
Hakim Ketua : Demikianlah laporan hasil mediasi. Karena mediasi gagal,
selanjutnya acara pembacaan gugatan. Mengingat perkara ini adalah perkara perceraian yang
hanya boleh diketahui oleh para pihak saja, sehingga tidak boleh sembarangan orang untuk
mengikuti persidangan ini, maka sidang dinyatakan ditutup dan tertutup untuk umum (pukul
1x). Bagi yang tidak berkepentingan, silahkan meninggalkan ruang sidang. Saudara
Pemohon, bacakan surat gugatan.
Pemohon : Terimakasih yang mulia. Majelis hakim yang mulia, panitera
pengganti yang saya hormati (bacakan surat gugatan setelah itu salinannya diberi ke majelis
hakim, panitera dan tergugat).
Hakim Ketua : Saudara Pemohon, apakah saudara akan merubah atau menambah isi
surat gugatan saudara?
Pemohon : Tidak yang mulia, saya rasa cukup.
Hakim Ketua : Saudari Termohon, apakah sudah mengertti maksud permohonan
pemohon?
Termohon : Ya yang mulia, saya sudah mengerti.
Hakim Ketua : Apakah saudari akan menyampaikan jawaban secara lisan atau
tertulis?
Termohon : Saya akan menjawab secara tertulis yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudari sudah siap mengajukan jawaban pada hari ini?
Termohon : Saya belum siap yang mulia, dan saya akan sampaikan pada sidang
yang akan datang.
Hakim Ketua : (Berbisik-bisik dengan hakim anggota) Baiklah, sidang dinyatakan
terbuka untuk umum (ketuk palu 1x). Majelis hakim sepakat menunda persidangan sampai
minggu depan, saudari Panitera, minggu depan tanggal berapa?
Panitera : Tanggal 6 Juni 2016 yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang ditunda sampai minggu depan tanggal 6 Juni 2016
pukul 09:00 wib, kepada Pemohon dan Termohon diberitahukan untuk hadir kepersidangan
pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan tanpa dipanggil. Sidang perkara perdata nomor
register 0965/Pdt.G/2015/PA.Pbr ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahirobillalamin
(Hakim Ketua mengetuk palu 3x).
Sidang Lanjutan
Panitera : Assalamualaikum wr. wb, Sidang Nomor Perkara
0956/Pdt.G/2016/PA.Pbr Pekanbaru hari Senin, 6 Juni 2016 akan dimulai, dengan susunan
majelis sama dengan sidang yang lalu. Majelis hakim memasuki ruang sidang. Hadirin
dimohon untuk berdiri (majelis hakim masuk ruang sidang secara berurutan), hadirin
dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua : Assalamualaikum wr. wb Bismillahirohmanirrohim, Sidang
Pengadilan Agama Pekanbaru, yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak, Perkara
Nomor 0965/Pdt.G/2016/PA.Pbr, antara Safrizal sebagai Pemohon melawan Silvya
Pramunesa sebagai Termohon, Pada hari ini tanggal 6 Juni 2016 dinyatakan dibuka dan
terbuka untuk umum (ketuk palu 3x)
Hakim Ketua : Sesuai agenda sidang hari ini adalah mendengarkan Jawaban tertulis
dari Termohon, Saudari panitera apakah Pemohon dan Termohon dapat dihadirkan di
persidangan hari ini?
Panitera : Iya yang mulia, Pemohon, Termohon dapat hadir dipersidangan hari
ini.
Hakim Ketua : Hadirkan Pemohon dan Termohon.
Panitera : Pemohon atas nama Safrizal Termohon Silvya Pramunesa
dipersilahkan memasuki ruangan sidang. (Kedua pihak duduk ditengah persidangan, memberi
hormat tanpa salam begitu juga mediator namun duduk di sebelah kiri persidangan.)
Hakim Ketua : Saudara Pemohon apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara termohon, apakah siap mengikuti
persidangan pada hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelumnya majelis hakim akan memberikan sedikit nasehat
kepada Pemohon dan Termohon agar rukun kembali dan mengurungkan niat untuk bercerai.
Hakim Anggota I : (menunggu aba-aba dari Hakim Ketua) Pemohon dan
Termohon, apa tidak bisa difikirkan lagi secara matang keputusan kalian untuk bercerai?
Bercerai itu adalah hal yang sangat dibenci allah.
Pemohon : Terimakasih atas nasehatnya yang mulia, untuk apa saya hidup
berumah tangga dengan orang yang tidak lagi sepemikiran dengan saya yang mulia, alangkah
lebih baik kami bercerai.
Hakim Anggota II : (menunggu aba-aba dari Hakim Ketua) bagaimana dengan
saudari Termohon? Apakah tidak ingin rukun kembali?
Termohon : Tidak ada hal yang bisa diperbaiki lagi yang mulia. Lebih baik kami
bercerai.
Hakim Ketua : Baiklah, selanjutnya pembacaan Jawaban Tertulis dari termohon,
maka sidang dinyatakan tertutup dan ditutup untuk umum (ketuk 1x) bagi yang tidak
berkepentingan, silahkan meninggalkan ruangan sidang. Saudari Termohon silahkan bacakan
Jawaban Tertulis saudari.
Termohon : Terimakasih yang mulia. Majelis hakim yang mulia, panitera
pengganti yang saya hormati (bacakan Jawaban Tertulis, setelah itu salinannya diberi ke
majelis hakim, panitera dan Pemohon).
Hakim Ketua : Saudari Termohon, apakah saudari akan merubah atau menambah isi
surat gugatan saudari?
Termohon : Saya akan menambahkan jawaban saya yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah dalam bentuk tertulis atau lisan saja?
Termohon : Lisan yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, silahkan ditambahkan.
Termohon : Setelah terjadi pertengkaran, saya diusir oleh Pemohon, dan saya saat
masih tinggal bersama Pemohon, saya hanya diberi uang untuk keperluan rumah tangga
sebesar Rp. 50.000 saja perhari yang mulia, sedangkan Pemohon mempunyai penghasilan
yang cukup sebagai pengelola Lapangan Olahraga Bulu Tangkis, dan Pemohon juga tidak
pernah memberi tahu saya berapa pendapatannya yang mulia.
Hakim Ketua : (Berbisik-bisik dengan Majelis Hakim) Baiklah, bagaimana dengan
Pemohon? Apakah akan mengajukan Replik secara lisan atau tertulis?
Pemohon : Tertulis yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudara sudah siap mengajukan hari ini?
Pemohon : Saya belum siap yang mulia, dan akan saya sampaikan pada sidang
yang akan datang.
Hakim Ketua : (Berbisik-bisik dengan hakim anggota) Baiklah, sidang dinyatakan
terbuka untuk umum (ketuk palu 1x). Majelis hakim sepakat menunda persidangan sampai
minggu depan, saudari Panitera, minggu depan tanggal berapa?
Panitera : Tanggal 13 Juni 2016 yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang ditunda sampai minggu depan tanggal 13 Juni 2016
pukul 09:00 WIB kepada Pemohon dan Termohon diberitahukan untuk hadir kepersidangan
pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan tanpa dipanggil. Sidang perkara perdata nomor
register 0965/Pdt.G/2016/PA.Pbr ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahirobillalamin
(Hakim Ketua mengetuk palu 3x).

Sidang Lanjutan
Panitera : Assalamualaikum wr. wb, Sidang Nomor Perkara
0695/Pdt.G/2015/PA.Pbr Pekanbaru, Pada hari Senin, 13 Juni 2016 akan dimulai, dengan
susunan majelis sama dengan sidang yang lalu. Majelis hakim memasuki ruang sidang.
Hadirin dimohon untuk berdiri (majelis hakim masuk ruang sidang secara berurutan), hadirin
dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua : Assalamualaikum wr. wb Bismillahirohmanirrohim, Sidang
Pengadilan Agama Pekanbaru, yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak, Perkara
Nomor 0965/Pdt.G/2016/PA.Pbr, antara Safrizal sebagai Pemohon melawan Silvya
Pramunesa sebagai Termohon, Pada hari ini 13 Juni 2016 dinyatakan dibuka dan terbuka
untuk umum (ketuk palu 3x)
Hakim Ketua : Sesuai agenda sidang hari ini adalah mendengarkan Replik dari
Pemohon, Saudari panitera apakah Pemohon dan Termohon dapat dihadirkan di persidangan
hari ini?
Panitera : Iya yang mulia, Pemohon dan Termohon dapat hadir dipersidangan
hari ini.
Hakim Ketua : Hadirkan Pemohon dan Termohon.
Panitera : Pemohon atas nama Safrizal Termohon Silvya Pramunesa
dipersilahkan memasuki ruangan sidang. (Kedua pihak duduk ditengah persidangan, memberi
hormat tanpa salam di persidangan.)
Hakim Ketua : Saudara Pemohon apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara termohon, apakah siap mengikuti
persidangan pada hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, Majelis Hakim akan memberikan sedikit nasehat agar kalian
mengurungkan niat untuk bercerai.
Pemohon : Sudahlah yang mulia, keputusan saya sudah bulat.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan Saudari Termohon?
Termohon : Saya tetap pada pendirian saya yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, selanjutnya pembacaan Replik Tertulis dari termohon, maka
sidang dinyatakan tertutup dan ditutup untuk umum (ketuk 1x) bagi yang tidak
berkepentingan, silahkan meninggalkan ruangan sidang. Saudari Termohon silahkan bacakan
Replik Tertulis Saudara.
Pemohon : Saya akan menyatakan Replik secara lisan saja yang mulia.
Hakim Anggota I : (menunggu aba-aba dari hakim ketua) Baiklah, apa ada yang
akan Pemohon tanggapi atas Jawaban Tertulis dari Termohon?
Pemohon : Saya tetap dengan dalil-dalil saya yang mulia, masalah tuntutan
termohon terhadap saya, saya akan menyanggupinya. Nafkah selama masa iddah sejumlah
Rp. 3.000.000, Mutah berupa uang sejumlah Rp. 200.000, Hak Asuh anak dari pernikahan
saya dengan Termohon, diserahkan pada Termohon. Dan untuk Nafkah anak saya, saya akan
memberikannya Rp.300.000 setiap bulannya yang mulia.
Hakim Anggota II : Saudari Termohon, apa ada yang akan Termohon sampaikan
atas Replik dari Pemohon?
Termohon : Saya tetap dengan jawaban semula saya yang mulia, terhadap Replik
dari Pemohon, saya tidak keberatan. Kecuali untuk nafkah anak, saya menuntut nafkah anak
sebesar Rp. 1.000.000 setiap bulannya yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, tanya jawab antara penggugat dan tergugat dianggap cukup,
sidang dilanjutkan dengan pembuktian. Saudara Pemohon, apakah sudah menyiapkan alat
bukti?
Pemohon : Saya belum menyiapkan alat bukti yang mulia, untuk itu saya
meminta sidang ditunda sampai minggu depan untuk menyiapkan alat bukti.
Hakim Ketua : (berbisik-bisik dengan hakim anggota) Baiklah sidang dinyatakan
terbuka untuk umum (ketuk palu 1x). Majelis hakim sepakat menunda persidangan sampai
dengan minggu depan. Saudari Panitera, minggu depan tanggal berapa?
Panitera : 20 Juni 2016 yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang ditunda sampai minggu depan tanggal 20 Juni 2016
pukul 09:00 WIB, kepada Pemohon dan Termohon diberitahukan untuk hadir kepersidangan
pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan tanpa dipanggil. Sidang perkara perdata nomor
register 0965/Pdt.G/2016/PA.Pbr ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahirobillalamin
(Hakim Ketua mengetuk palu 3x).

Sidang Lanjutan
Panitera :Assalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh, Sidang Nomor
Perkara 0965/Pdt.G/2016/PA.Pbr Pekanbaru, pada hari Senin, tanggal 20 Juni 2016 akan
dimulai, dengan susunan majelis sama dengan sidang yang lalu. Majelis hakim memasuki
ruang sidang. Hadirin dimohon untuk berdiri (majelis hakim masuk ruang sidang secara
berurutan), hadirin dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua : Assalamualaikum wr. wb Bismillahirohmanirrohim, Sidang
Pengadilan Agama Pekanbaru, yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak, Perkara
Nomor 0695/Pdt.G/2015/PA.Pbr, antara Safrizal sebagai Pemohon melawan Silvya
Pramunesa sebagai Termohon, Pada hari ini tanggal 20 Juni 2016 dinyatakan dibuka dan
terbuka untuk umum (ketuk palu 3x)
Hakim Ketua : Sesuai agenda sidang hari ini adalah pembuktian, Saudari panitera
apakah Pemohon dan Termohon dapat dihadirkan di persidangan hari ini?
Panitera : Iya yang mulia, Pemohon dan Termohon dapat hadir dipersidangan
hari ini.
Hakim Ketua : Hadirkan Pemohon dan Termohon.
Panitera : Pemohon atas nama Safrizal Termohon Silvya Pramunesa
dipersilahkan memasuki ruangan sidang. (Kedua pihak duduk ditengah persidangan, memberi
hormat tanpa salam di persidangan.)
Hakim Ketua : Saudara Pemohon apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara termohon, apakah siap mengikuti
persidangan pada hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, Majelis Hakim akan memberikan sedikit nasehat agar kalian
mengurungkan niat untuk bercerai.
Pemohon : Sudahlah majelis hakim yang saya hormati, langsung saja ke
pembuktian.
Hakim Ketua : Baiklah, untuk pembuktian maka sidang dinyatakan tertutup untuk
umum (ketuk 1x) bagi yang tidak berkepentingan, silahkan meninggalkan ruang sidang.
Saudara Pemohon, apakah sudah menyiapkan alat bukti surat dan saksi?
Pemohon : Majelis hakim yang saya hormati, alat bukti surat berupa buku
kutipan akta nikah dan saksi yang saya ajukan atas nama Darmawi dan Agung telah siap dan
mohon kepada majelis hakim agar diperiksa.
Hakim Ketua : Saudara Pemohon, berikan buku kutipan akta nikah ke majelis
hakim.
Pemohon : Baik yang mulia, (maju ke depan antar buku nikah)
Hakim Ketua : (Majelis hakim mencocokkan asli dan fotocopy, berdiskusi dengan
hakim anggota), Fotocopy buku nikah sudah sesuai dengan aslinya. Saudara Pemohon,
apakah masih ada bukti tertulis?
Pemohon : Tidak ada lagi bukti tertulis yang saya ajukan yang mulia, saya
membawa dua orang saksi mohon didengar keterangannya.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan Termohon?
Termohon : Saya mempunyai beberapa bukti dan membawa dua orang saksi
yang mulia, mohon didengar keterangannya yang mulia.
Hakim Ketua : Saudari Termohon, silahkan berikan barang buktinya.
Hakim Ketua : Baiklah, kepada Pemohon, agar mengambil tempat disebelah kiri
ruang sidang dan Termohon disebelah kanan. Saudari Panitera, hadirkan saksi pertama dari
Pemohon keruangan sidang.
Panitera : Saksi atas nama Darmawi dipersilahkan memasuki ruang sidang.
(duduk ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam)
Hakim Anggota I : Saudara saksi apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Saksi I : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum persidangan dimulai, terlebih dahulu majelis hakim
memeriksa identitas saudara. Apakah saudara saksi membawa kartu identitas?
Saksi I : Saya membawa kartu identitas yang mulia.
Hakim Ketua : Silahkan berikan kepada Majelis Hakim. (Saksi memberikan kartu
identitas)
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah benar bernama Darmawi, umur 54 tahun,
agama islam, pekerjaan kontraktor, bertempat tinggal di pekanbaru?
Saksi I : Iya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, menurut peraturan perundang-undangan, sebelum
memberikan keterangan dipersidangan saudara saksi harus disumpah menurut kepercayaan
yang saudara anut. Apakah saksi bersedia disumpah?
Saksi I : Saya bersedia disumpah yang mulia.
Hakim Ketua : Kepada rohaniawan mengambil tempat. (Rohaniawan berdiri
disamping saksi, buku diangkat diatas kepala saksi, hakim anggota I membacakan sumpah)
Hakim Anggota I : Saudara saksi ikuti ucapan saya. (Wallahi saya bersumpah,
bahwa saya, akan menerangkan dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya)
saksi mengikuti ucapan hakim anggota sesuai tanda koma.
Hakim Ketua : Saudara saksi telah disumpah menurut agama dan kepercayaan
saudara. Maka majelis hakim berharap saudara saksi dapat memberikan keterangan yang
benar. Apabila saudara terbukti memberikan keterangan palsu, saudara saksi dapat diancam
dengan penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP. Apakah
saudara mengerti?
Saksi I : Saya mengerti yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon?
Saksi I : Majelis Hakim yang mulia, saya kenal dengan Pemohon dan Termohon.
Hakim Ketua : Apa hubungan saksi dengan Pemohon?
Saksi I : Saya adalah teman dekat Pemohon yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah benar antara Pemohon dengan Termohon adalah suami istri?
Saksi I : Benar yang mulia, mereka adalah pasangan suami istri.
Hakim Ketua : Kapan dan dimana mereka menikah?
Saksi I : Mereka menikah pada tahun 2014 yang lalu yang mulia, di Kantor Urusan
Agama Pekanbaru.
Hakim Anggota I : Dimana Pemohon dan Termohon tinggal selama berumah
tangga?
Saksi I : Selama ini mereka tinggal di Pekanbaru yang mulia.
Hakim Anggota I : Apakah pernikahan Pemohon dan Termohon telah dikaruniai
anak?
Saksi I : Sudah yang mulia, mereka dikaruniai seorang anak Perempuan.
Hakim Anggota I : Bagaimana keadaan rumah tangga Pemohon dengan
Termohon sekarang?
Saksi I : Saat ini mereka sudah tidak rukun lagi yang mulia, sejak bulan April 2016
lalu, Istrinya sudah pergi dari tempat kediaman mereka dan sekarang tinggal bersama
orangtuanya yang mulia.
Hakim Anggota I : Tahukah saksi apa yang menyebabkan Pemohon dan
Termohon tidak tinggal bersama lagi?
Saksi I : Setau saya ketika mereka masih tinggal bersama, sering terjadi perselisihan
diantara mereka yang mulia. Itu dikarenakan Termohon selalu curiga kepada Pemohon, Jika
Pemohon menerima telfon, Termohon pasti selalu menyatakan Pemohon menerima Telfon
dari perempuan lain, kalau mereka bertengkar, Termohon sering Mencaci Pemohon yang
mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi pernah melihat langsung Pemohon dan
Termohon bertengkar?
Saksi I : Saya pernah melihat langsung mereka bertengkar yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah pertengkaran mereka sering terjadi?
Saksi I : Ya, yang mulia, mereka sering bertengkar.
Hakim Anggota II : Apakah saksi mengetahui Pekerjaan Pemohon dan berapa
besar gajinya setiap bulan?
Saksi I : Pemohon bekerja sebagai pengelola Gelanggang Olahraga Bulutangkis yang
mulia, akan tetap saya tidak mengetahui berapa penghasilan Pemohon yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi pernah berupaya merukunkan dengan
menasehati Pemohon dan Termohon?
Saksi I : Saya pernah menasehati Pemohon dan Termohon yang mulia, akan tetapi
tidak berhasil.
Hakim Ketua : Saudara saksi, masih adakah yang diketahui mengenai perkara ini?
Saksi I : Tidak yang mulia, hanya itu saja yang saya ketahui.
Hakim Ketua : Baik, terimakasih saudara saksi, silahkan meninggalkan ruangan
sidang. (Menyalami Majelis Hakim)
Hakim Ketua : Saudari Panitera, hadirkan Saksi kedua kepersidangan.
Panitera : Saksi atas nama Agung dipersilahkan memasuki ruangan sidang.
(Duduk ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam.)
Hakim Anggota I : Saudara saksi apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Saksi II : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum persidangan dimulai, terlebih dahulu majelis hakim
memeriksa identitas saudara. Apakah saudara saksi membawa kartu identitas?
Saksi II : Saya membawa kartu identitas yang mulia.
Hakim Ketua : Silahkan berikan kepada Majelis Hakim. (Saksi memberikan kartu
identitas)
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah benar bernama Agung, umur 30 tahun, Agama
Islam, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di pekanbaru?
Saksi II : Iya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, menurut peraturan perundang-undangan, sebelum
memberikan keterangan dipersidangan saudara saksi harus disumpah menurut kepercayaan
yang saudara anut. Apakah saksi bersedia disumpah?
Saksi II : Saya bersedia disumpah yang mulia.
Hakim Ketua : Kepada rohaniawan mengambil tempat. (Rohaniawan berdiri
disamping saksi, buku diangkat diatas kepala saksi, hakim anggota I membacakan sumpah)
Hakim Anggota I : Saudara saksi ikuti ucapan saya. (Wallahi saya bersumpah,
bahwa saya, akan menerangkan dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya)
saksi mengikuti ucapan hakim anggota sesuai tanda koma.
Hakim Ketua : Saudara saksi telah disumpah menurut agama dan kepercayaan
saudara. Maka majelis hakim berharap saudara saksi dapat memberikan keterangan yang
benar. Apabila saudara terbukti memberikan keterangan palsu, saudara saksi dapat diancam
dengan penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP. Apakah
saudara mengerti?
Saksi II : Saya mengerti yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon?
Saksi II : Majelis Hakim yang mulia, saya kenal dengan Pemohon dan
Termohon.
Hakim Ketua : Baiklah, menurut peraturan perundang-undangan, sebelum
memberikan keterangan dipersidangan saudara saksi harus disumpah menurut kepercayaan
yang saudara anut. Apakah saksi bersedia disumpah?
Saksi II : Saya bersedia disumpah yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon?
Saksi II : Kenal yang mulia
Hakim Ketua : Apa hubungan Saksi dengan Pemohon?
Saksi II : Saya adalah teman dari Pemohon yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah benara antara Pemohon dan Termohon adalah suami istri?
Saksi II : Benar yang mulia, mereka adalah pasangan suami istri.
Hakim Anggota I : Kapan dan Dimana mereka menikah?
Saksi II : Saya tidak mengetahui Pernikahan Pemohon dan Termohon yang
mulia, namun mereka benar pasangan suami Istri dan tinggal bersama ditempat Pemohon.
Hakim Anggota I : Apakah pernikahan Pemohon dan Termohon sudah
dikaruniari anak?
Saksi II : Sudah yang mulia.
Hakim Anggota I : Bagaimanaah keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon
saat ini?
Saksi II : Sudah tidak rukun lagi Yang Mulia, mereka sudah berpisah sejak
Mei 2015 lalu karena sering bertengkar yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi tahu apa penyebab pertengkaran mereka?
Saksi II : Saya tidak tahu persis yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah Pemohon ada pekerjaan lain selain pengelola
Gelanggang Olahraga?
Saksi II : Setau saya tidak ada yang mulia, saya yang menyewa gelanggang
bulutangkis dan setiap bulan sejumlah Rp. 1.800.000 yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi pernah berupaya merukunkan Pemohon dan
Termohon?
Saksi II : Pernah yang mulia, saya meminta mereka agar bersabar, tetapi
Pemohon tetap pada keinginannya untuk bercerai dengan termohon.
Hakim Ketua : Saudara saksi, masih adakah yang diketahui mengenai perkara ini?
Saksi II : Tidak yang mulia, hanya itu saja yang saya ketahui.
Hakim Ketua : Baik, terimakasih saudara saksi, silahkan meninggalkan ruangan
sidang. (Menyalami Majelis Hakim).
Hakim Ketua : Saudari Panitera, hadirkan Saksi Pertama dari Termohon keruang
persidangan.
Panitera : Saksi atas nama Rusmi, dipersilahkan memasuki ruang sidang.
(duduk ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam)
Hakim Anggota I : Saudara saksi apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Saksi I : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum persidangan dimulai, terlebih dahulu majelis hakim
memeriksa identitas saudara. Apakah saudara saksi membawa kartu identitas?
Saksi I : Saya membawa kartu identitas yang mulia.
Hakim Ketua : Silahkan berikan kepada Majelis Hakim. (Saksi memberikan kartu
identitas)
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah benar bernama Rusmi, umur 69 tahun, agama
islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di pekanbaru?
Saksi I : Iya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, menurut peraturan perundang-undangan, sebelum
memberikan keterangan dipersidangan saudara saksi harus disumpah menurut kepercayaan
yang saudara anut. Apakah saksi bersedia disumpah?
Saksi I : Saya bersedia disumpah yang mulia.
Hakim Ketua : Kepada rohaniawan mengambil tempat. (Rohaniawan berdiri
disamping saksi, buku diangkat diatas kepala saksi, hakim anggota I membacakan sumpah)
Hakim Anggota I : Saudara saksi ikuti ucapan saya. (Wallahi saya bersumpah,
bahwa saya, akan menerangkan dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya)
saksi mengikuti ucapan hakim anggota sesuai tanda koma.
Hakim Ketua : Saudara saksi telah disumpah menurut agama dan kepercayaan
saudara. Maka majelis hakim berharap saudara saksi dapat memberikan keterangan yang
benar. Apabila saudara terbukti memberikan keterangan palsu, saudara saksi dapat diancam
dengan penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP. Apakah
saudara mengerti?
Saksi I : Saya mengerti yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon?
Saksi I : Ya, saya kenal dengan Pemohon dan Termohon yang mulia.
Hakim Ketua : Apa hubungan saksi dengan Pemohon?
Saksi I : Saya adalah Ibu Kandung dari Termohon yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah benar antara Pemohon dengan Termohon adalah suami
isteri?
Saksi I : Benar, Pemohon dengan Termohon adalah pasangan suami isteri yang
mulia.
Hakim Ketua : Kapan dan dimana mereka menikah?
Saksi I : Mereka menikah pada tahun 2014 yang lalu di Kantor Urusan Agama
Pekanbaru dan saya hadir ketika mereka menikah yang mulia.
Hakim Anggota I : Dimana Pemohon dan Termohon tinggal selama berumah
tangga?
Saksi I : Selama ini, mereka tinggal di rumah Pemohon di Kota Pekanbaru.
Hakim Anggota I : Apakah Pernikahan Pemohon dan Termohon sudah
dikaruniai anak?
Saksi I : Sudah yang mulia, seorang anak perempuan bernama Kirana.
Hakim Anggota I : Bagaimana keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon
sekarang ini?
Saksi I : Mereka sudah tidak rukun yang mulia, dan termohon sudah kembali
ketempat saya yang mulia.
Hakim Anggota I : Taukah saksi apa yang menyebabkan mereka tidak bersama
lagi?
Saksi I : Saya tidak mengetahui penyebab mereka berpisah yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi pernah bertanya kepada Termohon penyebab ia
kembali ketempat saksi tanpa ditemani Pemohon selaku suaminya?
Saksi I : Saya pernah menanyakan kepada Termohon yang mulia, mereka bertengkar
karena masalah anak bawaan Pemohon.
Hakim Anggota II : Setelah berpisah tempat tinggal, apakah ada usaha dari
Pemohon maupun Termohon untuk rukun kembali dalam rumah tangga?
Saksi I : Sejak mereka berpisah tempat tinggal, tidak ada usaha untuk hidup rukun
kembali yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi pernah berupaya merukunkan dengan
menasehati Pemohon dan Termohon?
Saksi I : Saya pernah menasehati Pemohon dan Termohon yang mulia, namun tidak
berhasil yang mulia.
Hakim Ketua : Saudara saksi, masih adakah yang diketahui mengenai perkara ini?
Saksi I : Tidak yang mulia, hanya itu saja yang saya ketahui.
Hakim Ketua : Baik, terimakasih saudara saksi, silahkan meninggalkan ruangan
sidang. (Menyalami Majelis Hakim)
Hakim Ketua : Saudari Panitera, hadirkan Saksi kedua kepersidangan.
Panitera : Saksi atas nama Laksamana dipersilahkan memasuki ruangan sidang.
(Duduk ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam.)
Hakim Anggota I : Saudara saksi apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Saksi II : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum persidangan dimulai, terlebih dahulu majelis hakim
memeriksa identitas saudara. Apakah saudara saksi membawa kartu identitas?
Saksi II : Saya membawa kartu identitas yang mulia.
Hakim Ketua : Silahkan berikan kepada Majelis Hakim. (Saksi memberikan kartu
identitas)
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah benar bernama Laksamana, umur 36 tahun,
agama islam, pekerjaan wiraswasta tinggal di pekanbaru?
Saksi II : Iya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, menurut peraturan perundang-undangan, sebelum
memberikan keterangan dipersidangan saudara saksi harus disumpah menurut kepercayaan
yang saudara anut. Apakah saksi bersedia disumpah?
Saksi II : Saya bersedia disumpah yang mulia.
Hakim Ketua : Kepada rohaniawan mengambil tempat. (Rohaniawan berdiri
disamping saksi, buku diangkat diatas kepala saksi, hakim anggota I membacakan sumpah)
Hakim Anggota I : Saudara saksi ikuti ucapan saya. (Wallahi saya bersumpah,
bahwa saya, akan menerangkan dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya)
saksi mengikuti ucapan hakim anggota sesuai tanda koma.
Hakim Ketua : Saudara saksi telah disumpah menurut agama dan kepercayaan
saudara. Maka majelis hakim berharap saudara saksi dapat memberikan keterangan yang
benar. Apabila saudara terbukti memberikan keterangan palsu, saudara saksi dapat diancam
dengan penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP. Apakah
saudara mengerti?
Saksi II : Saya mengerti yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon?
Saksi II : Ya, yang mulia, saya kenal.
Hakim Anggota I : Apa hubungan saksi dengan Termohon?
Saksi II : Saya adalah abang kandung dari Termohon yang mulia.
Hakim Anggota I : Apakah benar antara Pemohon dan Termohon adalah suami
istri?
Saksi II : Benar, yang mulia.
Hakim Anggota I : Kapan dan dimana mereka menikah?
Saksi II : Menikah dibulan maret 2014 yang mulia, di KUA Pekanbaru.
Hakim Anggota I : Apakah pernikahan mereka sudah dikaruniai anak?
Saksi II : Sudah yang mulia, satu anak perempuan bernama Kirana yang mulia.
Hakim Anggota II : Bagaimana dengan keadaan rumah tangga Pemohon dan
Termohon?
Saksi II : Sudah tidak rukun yang mulia, sejak April lalu Termohon sudah
kembali kerumah orang tuanya tanpa Pemohon.
Hakim Anggota II : Apakah saksi tau penyebab Pemohon dan Termohon tidak
tinggal bersama lagi?
Saksi II : Saya tidak tau yang mulia, tetapi ketika mereka tidak tinggal
bersama lagi, Termohon meminta saya mengambil semua pakaiannya dirumah Pemohon.
Hakim Anggota II : Apak saksi pernah berupaya merukunkan dengan menasehati
Pemohon dan Termohon?
Saksi II : Sudah yang mulia, Pemohon berjanji akan datang kerumah
Termohon bersama-sema membicarakan hal ini, akan tetapi sudah beberapa bulan ditunggu,
tidak pernah datang dan bahkan mengajukan permohonan cerai ke pengadilan.
Hakim Ketua : Saudara saksi, masih adakah yang diketahui mengenai perkara ini?
Saksi II : Tidak yang mulia, hanya itu saja yang saya ketahui.
Hakim Ketua : Baik, terimakasih saudara saksi, silahkan meninggalkan ruangan
sidang. (Menyalami Majelis Hakim) Agenda Pembuktian hari ini sudah cukup.
Hakim Ketua : Apakah saudara Pemohon masih akan mengajukan bukti?
Pemohon : Tidak, yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudara sudah siap untuk mengajukan kesimpulan?
Pemohon : Sudah, yang mulia.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan termohon?
Termohon : Sudah yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, kepada Pemohon silahkan menyampaikan kesimpulannya.
Pemohon : Saya tetap pada dalil-dalil permohonan saya dan saya sanggup
memenuhi tuntutan termohon sesuai dengan replik saya.
Hakim Ketua : Kepada saudari Termohon agar dapat menyampaikan
kesimpulannya.
Termohon : Saya tetap pada Jawaban dan Duplik yang saya ajukan.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang dibuka dan terbuka untuk umum (ketuk 1x).
Hakim Ketua : Agenda sidang berikutnya musyawarah majelis hakim. Majelis
meminta waktu seminggu untuk melakukan musyawarah. Sidang ditunda sampai minggu
depan, saudari Panitera, minggu depan tanggal berapa?
Panitera : Tanggal 27 Juni 2016 yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang ditunda sampai minggu depan tanggal 27 Juni 2016
pukul 09:00 kepada Pemohon dan Termohon diberitahukan untuk hadir kepersidangan pada
hari dan tanggal yang telah ditetapkan tanpa dipanggil. Sidang perkara perdata nomor register
0965/Pdt.G/PA.Pbr ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahirobillalamin (Hakim Ketua
mengetuk palu 3x).
Sidang Lanjutan
Panitera :Assalamualaikum wr. wb, Sidang Nomor Perkara
0695/Pdt.G/2015/PA.Pbr Pekanbaru hari Senin, 27 Juni 2016 akan dimulai, dengan susunan
majelis sama dengan sidang yang lalu. Majelis hakim memasuki ruang sidang. Hadirin
dimohon untuk berdiri (majelis hakim masuk ruang sidang secara berurutan), hadirin
dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua : Assalamualaikum wr. wb Bismillahirohmanirrohim, Sidang
Pengadilan Agama Pekanbaru, yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak, Perkara
Nomor 0695/Pdt.G/2015/PA.Pbr, antara Safrizal sebagai Pemohon melawan Silvya
Pramunesa sebagai Termohon, Pada hari ini tanggal 27 Juni 2016 dinyatakan dibuka dan
terbuka untuk umum (ketuk palu 3x)
Hakim Ketua : Sesuai agenda sidang hari ini adalah mendengarkan Jawaban tertulis
dari Termohon, Saudari panitera apakah Pemohon dan Termohon dapat dihadirkan di
persidangan hari ini?
Panitera : Iya yang mulia, Pemohon, Termohon dapat hadir dipersidangan hari
ini.
Hakim Ketua : Hadirkan Pemohon dan Termohon.
Panitera : Pemohon atas nama Safrizal, Termohon Silvya Pramunesa
dipersilahkan memasuki ruangan sidang. (Kedua pihak duduk ditengah persidangan, memberi
hormat tanpa salam).
Hakim Ketua : Saudara Pemohon apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara termohon, apakah siap mengikuti
persidangan pada hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelumnya majelis hakim akan memberikan sedikit nasehat
kepada Pemohon dan Termohon agar rukun kembali dan mengurungkan niat untuk bercerai.
Pemohon : Sudahlah yang mulia, langsung saja pada agenda musyawarah
majelis, saya dan termohon sudah sama-sama ingin bercerai.
Hakim Anggota I : (menunggu aba-aba dari hakim ketua) bagaimana saudari
Termohon?
Termohon : Sudahlah yang mulia.
Hakim Ketua : Tampaknya perdamaian tidak berhasil dilakukan, maka dilanjutkan
dengan musyawarah majelis, untuk putusan maka sidang dinyatakan tertutup untuk umum
(ketuk 1x). Kepada Pemohon dan Termohon dipersilahkan meninggalkan ruangan sidang.
Hakim Ketua : Berdiskusi dengan Majelis hakim.
Hakim Ketua : Majelis hakim selesai musyawarah, sidang dinyatakan terbuka untuk
umum (ketuk 1x). Panitera hadirkan Pemohon dan Termohon kepersidangan.
Panitera : Pemohon atas nama Safrizal, Termohon Silvya Pramunesa
dipersilahkan memasuki ruangan sidang.
Hakim Ketua : Baiklah, Majelis Hakim akan membacakan Putusan. (Putusan)

Hakim Ketua : Saudara Pemohon, apakah saudara menerima putusan tersebut?


Pemohon : Saya terima yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudara sudah siap untuk mengucapkan ikrak talak kepada
Termohon?
Pemohon : Sudah yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, saya persilahkan Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak.
Pemohon : Pada hari ini saya (Safrizal) berikrar menjatuhkan talak I raji kepada
istri saya bernama (Silvya Pramunesa).
Hakim Ketua : Baiklah, dengan ini Menetapkan 1. Menyatakan perkawinan antara
Pemohon (Safrizal) dengan Termohon (Silvya Pramunesa) putus karena perceraian;------------
Menghukum Pemohon untuk membayar biaya yang timbul akibat penetapan ini sebesar Rp.
176.000;- (seratus tujuh puluh enam ribu rupiah).-----------------------
Hakim Ketua : Sidang dinyatakan terbuka untuk umum. (ketuk 1x)
Hakim Ketua : Sidang perkara cerai talak register 0965/Pdt.G/PA.Pbr pada hari ini
tanggal 27 Juni 2016 dinyatakan ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahirobbilalamin
(Ketuk palu 3x).

Diposting oleh Silvya Pramunesa Bondes di 22.05


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Koment

Anda mungkin juga menyukai