Anda di halaman 1dari 7

NOTA P E M B E L A A N

PLEDOI
Dalam Perkara Pidana Nomor 174/Pid.B/2018/PN. Bdg
atas nama Terdakwa
Sabrina Alkatiri bin Abdullah Darussalam

Majelis Hakim yang kami Muliakan,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami Hormati
Para Hadirin di Persidangan yang Kami Hormati
Dengan ini perkenankan kami selaku Penasehat Hukum dalam perkara ini
menjalankan hak kami untuk menyampaikan pembelaan (Pleidoi) atas Surat
Tuntutan (Requisitoir) saudara Jaksa Penuntut Umum.

Bahwa surat tuntutan (Requisitoir) Sdr. Jaksa Penuntut Umum telah dibacakan
pada persidangan Pengadilan Negeri Bandung hari sabtu 3 februari 2018
yang terbuka untuk umum, TERDAKWA telah didakwa oleh Sdr. Jaksa Penuntut
Umum dalam surat dakwaannya dengan dakwaan tunggal yaitu melanggar pasal
378 KUHP ( izin yang mulia untuk tidak membacakan seluruhnya namun hanya
akan disampaikan inti dari pleidoi ini saja)

Majelis Hakim Yang Mulia,

Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati :

Sebelum kami membacakan nota pembelaan (pleedoi) ini, perkenankanlah kami


Tim Penasihat Hukum TERDAKWA Sabrina Alkatiri , untuk memanjatkan Puji
dan Syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan segala
kesehatan kepada kita semua dalam mengikuti seluruh rangkaian proses
persidangan selama ini dalam usaha menggali dan menemukan hakekat kebenaran
materil.

Dengan rasa hormat kami menghaturkan penghargaan kepada Majelis Hakim


yang telah memeriksa dan mengadili perkara ini secara cermat, dan berwibawa,
sehingga tibalah kita pada acara pembacaan pembelaan (pleedoi) sebagai
manifestasi dari hak TERDAKWA sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal
182 ayat (1) KUHAP.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati :

Setelah kami mengikuti dan mengetahui hasil pemeriksaan saksi-saksi,


pemeriksaan TERDAKWA dalam perkara In Casu, kami selaku Penasehat
Hukum dari TERDAKWA wajib mengemukakan apa yang benar dan apa yang
salah, apa yang masuk akal dan apa yang tidak masuk akal. Karena dengan
demikianlah kebenaran baru dapat terungkap dalam persidangan yang terhormat
ini.

Dalam menegakkan hukum, tujuan kita bersama baik Majelis Hakim Yang Mulia,
Penuntut Umum serta kami selaku Penasehat Hukum TERDAKWA adalah sama,
yaitu sama-sama mencari kebenaran yang sejati dalam perkara In Casu (Materiil
Waarheid), bukan hanya sekedar mencari alat bukti yang dapat menghukum
TERDAKWA belaka.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati :

Setelah mendengar dan mempelajari surat tuntutan (Requisitoir) dari Jaksa


Penuntut Umum, maka kami selaku Penasehat hukum TERDAKWA , akan
menyampaikan pembelaan sebagai berikut :
1. Bahwa, TERDAKWA pada hari 1 november 2017 telah mengadakan
pertemuan dengan saudara saksi korban febrian reza bertempat di cafe bali
kota bandung,untuk membicarakan mengenai kesepakatan jual beli tanah.

2. Bahwa berdasarkan keterangan saksi fikri ilham, yang merupakan teman


dekat TERDAKWA , membenarkan keterangan TERDAKWA yang akan
membeli tanah milik saudara febrian reza karena sedang membutuhkan
lahan untuk keperluan usaha. Berdasarkan keterangan saksi fikri,
TERDAKWA tidak pernah berniat untuk melakukan bentuk penipuan
apapun, apalagi melakukan tindak pidana.

3. Bahwa TERDAKWA tidak pernah berniat untuk melakukan penipuan


ataupun melakukan tindak pidana apapun yang diperuntukan untuk
menguntungkan dirinya sendiri

4. Bahwa TERDAKWA mengakui perbuatannya dikarenakan suaminya


melakukan pemblokiran rekening deposito karena TERDAKWA sedang
menjalani sidang perceraian dengan suaminya dan rekening deposito itu
menjadi objek harta gono-gini.

5. Bahwa TERDAKWA telah melakukan usaha untuk mencairkan rekening


depositonya sebelum memberikan cek ke saksi korban febrian reza,akan
tetapi rekening tersebut telah diblokir oleh suaminya.
ANALISA YURIDIS
Majelis Hakim yang kami muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang Kami hormati,
Hadirin sidang yang Kami hormati
Dari fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan yaitu keterangan saksi-saksi,
dan keterangan TERDAKWA sendiri, maka Kami Penasehat Hukum
TERDAKWA telah menganalisa Dakwaan dan juga Tuntutan yang dibacakan
oleh Jaksa Penuntut Umum sangat bertentangan dengan fakta-fakta peristiwa
pidana yang sesungguhnya telah terjadi.

Dakwaan dan Tuntutan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum, yang mendakwa
TERDAKWA Sabrina Alkatiri dengan Pasal 378 Kitab Undang-undang Hukum
Pidana, sangat tidak rasional dengan unsur-unsur pasal dan fakta di lapangan,

1. UNSUR “ BARANG SIAPA”


Dalam surat tuntutannya, Jaksa Penuntut Umum dalam membuktikan unsur
“barang siapa” hanya dengan argumentasi bahwa TERDAKWA telah
melakukan tipu muslihat dengan memberikan cek kosong kepada saksi
korban.

2. UNSUR “DENGAN MAKSUD UNTUK MENGUNTUNGKAN DIRI


SENDIRI SECARA MELAWAN HUKUM”
Setelah memperhatikan rumusan Pasal 378 KUHP secara keseluruhan
terdapat unsur istimewa yaitu mempergunakan tipu muslihat. Maksud
menggunakan tipu muslihat disini adalah untuk mengelabui korban dalam
proses pelunasan jual beli tanah,dan juga mempersiapkan rencana
selanjutnya. Maksud untuk mempersiapkan rencana selanjutnya artinya
perbuatan tipu muslihat itu di lakukan agar memudahkan terdakwa dalam
pengambilan dan menguasai tanah. Padahal TERDAKWA tidak memiliki niat
apapun untuk melakukan tipu muslihat, dan Jaksa Penuntut Umum tidak
dapat membuktikan adanya unsur tipu muslihat yang dilakukan oleh
TERDAKWA kepada saksi korban. Sehingga unsur tersebut tidak terpenuhi
dan di mohon majelis untuk mempertimbangkannya kembali.

3. UNSUR “MENGGERAKAN ORANG LAIN SUPAYA MENYERAHKAN


BARANG SESUATU PADANYA”
Terkait dakwaan Pasal 378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Menurut
analisis Kami selaku Kuasa Hukum TERDAKWA sangat tidak sesuai
dengan unsur-unsur hukum dan fakta atau kasus posisi tindak pidana tersebut,
maksud untuk mempermudah penipuan misalnya dilakukan dengan cara
melakukan tipu muslihat terhadap korban,memberikan cek kosong agar
korban percaya sehingga pembayaran telah lunas antara terdakwa dan korban
sehingga tanah tersebut telah menjadi hak milik bagi terdakwa. Secara nyata
berdasarkan apa yang kita dengar dipersidangan tidak ada unsur yang
dilakukan terdakwa seperti melakukan tipu muslihat agar tanah tersebut di
kuasai oleh terdakwa begitupun yang dikatakan oleh saksi Fikri Ilham bahwa
terdakwa sama sekali tidak ada niat untuk melakukan penipuan terhadap
terdakwa. Penipuan yang di lakukan oleh terdakwa sama sekali tidak dapat
dibuktikan.
4. UNSUR “DENGAN MENGGUNAKAN CARA MEMAKAI NAMA
PALSU TIPU MUSLIHAT ATAUPUN RANGKAIAN KEBOHONGAN”
Terkait dakwaan pasal 378 KUHP menurut analisis kami juga penuntut
umum tidak bisa membuktikan unsur ini karena terdakwa tidak melakukan
tipu muslihat dan rangkaian kebohongan atas jual beli tanah ini, terdakwa
tidak ada niatan untuk melakukan penipuan ini akan tetapi ketika terdakwa
hendak akan melakukan pencarian ceknya ternyata sudah di blokir oleh
suaminya sehingga tidak ada rangkaian kebohongan yang di lakukan oleh
terdakwa dan penuntut umum tidak bisa membuktikan unsur tersebut.

Sehingga Pasal yang didakwakan pada Terdakwa, adalah cacat hukum, dimana
TERDAKWA tidak ada unsur niat untuk melakukan penipuan, apalagi melakukan
tindak pidana,TERDAKWA tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan
kriminal, melakukan tindak pidana ataupun ditahan sebelumnya. Mengingatkan
kembali bahwa TERDAKWA yang sedang melakukan sidang perceraian dengan
suaminya, tidak pernah berniat untuk melalukan penipuan akan tetapi suaminya
memblokir rekening deposito miliknya.

1. Bahwa, berdasarkan hal-hal yang telah kami sampaikan tersebut di atas


adalah kami selaku Kuasa Hukum Kedua Terdakwa sangat tidak
sependapat dengan Penuntut Umum apabila perbuatan yang dilakukan
TERDAKWA Sabrina Alkatiri dikategorikan sebagai Penipuan dengan
pemberatan sebagaimanya dinyatakan terbukti dalam Surat Tuntutan
tertanggal 7 Februari 2018 yang telah dibacakan oleh Penuntut Umum.
Jika dipandang dari segi penerapan Sanksi Pidana (hukuman) maka kami
selaku Penasihat Hukum TERDAKWA tidak sependapat dengan Jaksa
Penuntut Umum yang menetapkan hukuman selama 4 penjara yang
dianggap sebagai bentuk pertanggungjawaban pidana yang harus
dibebankan kepada terdakwa. Karena hukuman tersebut sangatlah terlalu
berat mengingat apa yang telah kami paparkan pada analisis yuridis tadi,
tidak satupun unsur yang memberatkan terdakwa, apalagi TERDAKWA
Sabrina Alkatiri adalah tulang punggung dari keluarganya,karena
berdasarkan keterangan saksi Fikri Ilham, terdakwa adalah yang
membiayai seluruh keluarganya, sehingga kami selaku penasehat hukum
memohonkan adanya alasan pemaaf bagi terdakwa.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati :

Berdasarkan argumentasi yuridis yang telah kami uraikan di atas, telah cukup
dasar bagi kami selaku Penasehat Hukum TERDAKWA memohon kepada
Majelis Hakim Yang Mulia untuk memberikan putusan yang amarnya berbunyi
sebagai berikut :
1. Menyatakan TERDAKWA Sabrina Alkatiri tidak terbukti melakukan
tindak pidana yang didakwakan pada dakwaan dalam pasal 378 KUHP;

2. Melepaskan terdakwa dari sanksi tahanan;

3. Mengembalikan nama baik, harkat dan martabat TERDAKWA

4. Membebankan segala biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara;

Untuk menutup Pleidoi ini, izinkanlah kami mengutip kata-kata Nabi Muhammad
SAW “Menghukum dalam keraguan adalah dosa” dan di dunia hukum juga
dikenal dalam keadaan “IN DUBIO PRO REO” adalah “Jika terjadi keragu-
raguan apakah TERDAKWA salah atau tidak maka sebaiknya diberikan hal
yang menguntungkan bagi Terdakwa, yaitu dibebaskan dari dakwaan”,
kiranya Majelis Hakim Yang Mulia akan sependapat dengan kami.

Bandung, Senin 24 Februari 2018

Hormat kami,
Untuk dan atas nama Terdakwa

Penasehat Hukum,

_____________________________

Dr.Muhammad Mutawalli, S.H.,M.H., M.Si

H. Suhada Tri Pandu Prawira. S.H. M.H

Rolysa Enriani Sianturi. S.H., M.H.

KH. Gugum Gumelar. S.H. M.H.

Gilar Wahyu Pranajaya S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai