“UNTUK KEADILAN”
PENDAPAT
ATAS NAMA TERDAKWA
SYAIFUL BAHRI ALS BAPUNG BIN MUH SUBAN
I. PENDAHULUAN
II. PENDAPAT JAKSA PENUNTUT UMUM
1. SURAT DAKWAAN BATAL DEMI HUKUM
a. Surat Dakwaan Tidak Cermat
b. Surat Dakwaan Tidak Jelas
c. Surat Dakwaan Tidak Lengkap
III. KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga persidangan perkara atas nama TERDAKWA SYAIFUL
BAHRI sampai hari ini terlaksana dengan baik dan tertib, tanpa kendala suatu
apapun. Semoga ini dapat berlangsung sampai selesainya persidangan.
Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Majelis Hakim yang telah
memberi kesempatan melaksanakan kewenangan untuk mengajukan pendapat
sebagaimana diatur dalam pasal 156 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 kepada
kami, Penuntut Umum, untuk menanggapi Nota Keberatan atau Eksepsi yang
diajukan oleh Penasihat Hukum TERDAKWA. Terima kasih pula kami sampaikan
kepada Penasihat Hukum TERDAKWA yang telah menanggapi Dakwaan dengan
Nota Keberatan tertanggal 11 Februari 2019.
Pendapat yang kami sampaikan ini tidak akan menanggapi Nota Keberatan
atau Eksepsi Penasihat Hukum yang menulis tentang opini, karena suatu opini tidak
mempunyai nilai yuridis untuk dibahas dalam perkara ini. Sebelum menanggapi
Nota Keberatan Penasihat Hukum TERDAKWA, kami kemukakan terlebih dahulu
ketentuan yang mengatur keberatan terhadap suatu dakwaan sesuai pasal 156 ayat
(1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”) yang mengatur:
Berdasarkan pasal 156 ayat (1) di atas, Penasihat Hukum dapat mengajukan
poin - poin keberatan terkait hal- hal sebagai berikut :
1. Bahwa surat dakwaan batal demi hukum ketika tidak sesuai dengan
ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf b Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana mengenai syarat materiil yang meliputi:
a. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai Unsur
Tindak Pidana yang didakwakan;
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai isi Surat
Dakwaan tersebut
Uraian secara jelas, berarti uraian kejadian atau fakta kejadian yang jelas
dalam Surat Dakwaan, sehingga TERDAKWA dengan mudah memahami apa
yang didakwakan terhadap dirinya dan dapat mempersiapkan pembelaan
dengan sebaik-baiknya.
Uraian secara lengkap, berarti Surat Dakwaan itu memuat semua unsur
(elemen) Tindak Pidana yang didakwakan. Unsur-unsur tersebut harus terlukis
di dalam uraian fakta kejadian yang dituangkan dalam Surat Dakwaan.
“1) Cermat
Uraian yang didasarkan kepada ketentuan pidana terkait, tanpa adanya
kekurangan/kekeliruan yang menyebabkan Surat Dakwaan batal demi hukum atau
dapat dibatalkan atau dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvanklijk verklaard).
Dalam hal ini dituntut sikap yang korek terhadap keseluruhan materi Surat
Dakwaan.
Bahwa di dalam surat dakwaan yang Penuntut Umum susun, telah kami
uraikan secara cermat uraian kejadian yang menunjukkan keturutsertaan
TERDAKWA dalam peristiwa pidana yang terjadi, yang kami uraikan beberapa
bagiannya sebagai berikut :
- Bahwa kemudian TERDAKWA SYAIFUL BAHRI, Saksi MUHAMMAD
FIKRI, dan Saksi anak NUGROHO RAMADHAN berkumpul di Warung
Kopi Kuburan Jabon Parung, Jawa Barat, pada hari Jumat tanggal 7
Desember 2018 dan berencana untuk melakukan balas dendam dengan
menyerang balik anggota gangster Sugutamu.
- Bahwa TERDAKWA SYAIFUL BAHRI, Saksi MUHAMMAD FIKRI,
dan Saksi anak NUGROHO RAMADHAN berinisiatif memantau gerak
gerik gangster Sugutamu dengan berpatroli menggunakan motor ke daerah
kekuasaan gangster Sugutamu di Jalan Juanda guna mengetahui waktu yang
tepat untuk melakukan penyerangan terhadap gangster Sugutamu.
- Bahwa dari hasil pemantauan tersebut, akhirnya TERDAKWA SYAIFUL
BAHRI, Saksi MUHAMMAD FIKRI, dan Saksi anak NUGROHO
RAMADHAN memutuskan untuk melakukan penyerangan terhadap
gangster Sugutamu pada hari Minggu tanggal 15 Desember 2018 jam 22.00
WIB di “Bengkel Bang Utrecht” yang berlokasi di Jl. Ir H. Juanda, Bakti
Jaya, Sukmajaya, Depok yang merupakan markas gangster Sugutamu.
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 12 Desember 2018, TERDAKWA
SYAIFUL BAHRI, Saksi MUHAMMAD FIKRI, dan Saksi anak
NUGROHO RAMADHAN berkumpul di Warung Kopi Kuburan Jabon
untuk menyusun rencana penyerbuan terhadap gangster Sugutamu.
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 13 Desember 2018, TERDAKWA
SYAIFUL BAHRI, Saksi MUHAMMAD FIKRI, dan Saksi anak
NUGROHO RAMADHAN kembali berkumpul di Warung Kopi Kuburan
Jabon untuk meminjam 2 (dua) buah celurit dari ANDI seorang penjaga
kuburan di TPU Kampung Jabon.
- Bahwa TERDAKWA SYAIFUL BAHRI, Saksi MUHAMMAD FIKRI,
dan Saksi anak NUGROHO mengetahui bahwa ANDI penjaga kuburan di
TPU Kampung Jabon memiliki celurit yang biasa digunakan untuk
memotong rumput-rumput di sekitar kuburan di TPU Kampung Jabon.
- Bahwa ketika meminjam 2 (dua) buah celurit tersebut, TERDAKWA
SYAIFUL BAHRI, Saksi MUHAMMAD FIKRI, dan Saksi anak
NUGROHO berkata kepada ANDI bahwa mereka akan menggunakan
celurit tersebut untuk memotong rumput kuburan milik nenek dari
TERDAKWA SYAIFUL BAHRI.
- Bahwa karena ANDI sudah mengenal TERDAKWA SYAIFUL BAHRI,
Saksi MUHAMMAD FIKRI, dan Saksi anak NUGROHO, maka ANDI
kemudian memberikan 2 (dua) buah celurit kepada mereka dengan pesan
untuk mengembalikan celurit tersebut di gudang TPU Kampung Jabon.
- Bahwa TERDAKWA SYAIFUL BAHRI, Saksi MUHAMMAD FIKRI,
dan Saksi anak NUGROHO pada hari Jumat tanggal 14 Desember 2018
sekitar pukul 21.30 WIB mengendarai motor mengelilingi daerah Beji,
Depok untuk mencari bambu dan memotong salah satu batang pohon bambu
yang ditemukan di pinggir Jl. Sawo I, Beji, Depok.
- Bahwa TERDAKWA SYAIFUL BAHRI, Saksi MUHAMMAD FIKRI,
dan Saksi anak NUGROHO sudah terlebih dahulu mengetahui bahwa di
daerah Beji, Depok terdapat beberapa lokasi yang memiliki pohon bambu
yang dapat secara diam-diam dipotong. Kemudian salah satu ujung batang
bambu diasah oleh Saksi MUHAMMAD FIKRI hingga menjadi tajam.
- Bahwa bambu tersebut kemudian dibawa dan disimpan di rumah Saksi
MUHAMMAD FIKRI di Jl. Cengkeh No. 7A, Beji, Depok untuk digunakan
sebagai salah satu senjata dalam rencana penyerangan balik terhadap
gangster Sugutamu.
- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 15 Desember 2018, pukul 18.00 WIB, terjadi
komunikasi melalui telepon genggam antara TERDAKWA dengan nomor
telepon +628121404555, MUHAMMAD FIKRI dengan nomor telepon
+6281309870987, dan NUGROHO RAMADHAN dengan nomor telepon
+6281300997875 pada group chat “Geng Jabon”. Bahwa TERDAKWA
mengirimkan pesan singkat dengan telepon genggam miliknya yang isinya
sebagai berikut:
NUGROHO RAMADHAN “maap bang abis pabji an, gw ikut ajh ,,”
+6281300997875
Pukul 18.11
Bahwa dalam hal ini Penuntut Umum tidak menjelaskan luka dan akibat
yang ditimbulkan oleh luka tersebut. Hal ini memungkinkan luka yang ditimbulkan
oleh perbuatan Saudara SYAIFUL BAHRI bukan termasuk luka berat. Luka yang
ditimbulkan tidak mengakibatkan hal-hal seperti yang telah diatur dalam Pasal 90
KUHP tentang luka berat. Sebab, setelah mendapatkan luka dan menjalani
pengobatan, Saudara AHMAD NOUVAL masih dapat menjalankan pekerjaannya
sehari-hari. Bahwa luka tersebut juga tidak membuat Saudara AHMAD NOUVAL
kehilangan panca inderanya. Luka yang ditimbulkan pun bukan merupakan cacat
berat serta sakit lumpuh. Selain itu, luka tersebut juga masih menimbulkan harapan
untuk sembuh bagi Saudara AHMAD NOUVAL.”
Maka dengan ini kami selaku Penuntut Umum menyatakan bahwa eksepsi
yang diajukan oleh Penasihat Hukum tersebut telah masuk ke dalam pokok perkara.
Sebuah eksepsi seharusnya hanya mengenai syarat formil dalam sebuah surat
dakwaan. Sehingga eksepsi yang diajukan oleh Penuntut Umum tidak dapat
diterima.
Atau apabila Yang Mulia berpendapat lain, maka kami mohon putusan yang
seadil-adilnya.
“Hukum itu terlihat kejam, namun memang begitulah bunyinya dan harus
dilaksanakan”