Anda di halaman 1dari 9

KEJAKSAAN NEGERI SLEMAN

SURAT PENDAPAT PENUNTUT UMUM ATAS NOTA KEBERATAN

PENASIHAT HUKUM TERDAKWA

Nomor Register Perkara : 256/Pid.Sus/2021/PN.Smn

Atas Nama Terdakwa:

ANDRI SUBAGYO bin BAMBANG SUBAGYO

Penuntut Umum:

AHMAS SAJID IHSANUDDIN, S.H., M.H.

SIREGAR DEVYTA CHAIRUNISSA, S.H., M.H.

22 Februari 2022
KEJAKSAAN NEGERI SLEMAN
“UNTUK KEADILAN”

PENDAPAT PENUNTUT UMUM ATAS NOTA KEBERATAN


PENASIHAT HUKUM TERDAKWA
Nomor Register Perkara: 256/Pid.Sus/2021/PN.Smn

A. PENDAHULUAN

Majelis Hakim yang Terhormat,

Saudara Penasihat Hukum Terdakwa yang kami hormati,

Terdakwa dan hadirin sidang yang kami hormati, serta

Sidang yang kami muliakan.

Puji syukur kami Panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian,
karena sampai hari ini kita semua tetap diberikan keteguhan dalam tugas
penegakan hukum sebagai perwujudan nyata dari tekad dan semangat
memberi perlindungan terhadap keadilan dengan tetap mengedepankan
supremasi hukum, sehingga persidangan perkara atas nama Terdakwa
ANDRI SUBAGYO bin BAMBANG SUBAGYO sampai hari ini terlaksana
dengan lancar dan tertib, serta mudah-mudahan berlangsung sampai
selesainya persidangan.

Kami selaku Jaksa Penuntut Umum mengucapkan terima kasih atas izin dari
Majelis Hakim kepada kami untuk menanggapi Nota Keberatan (Eksepsi)
yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa dalam perkara Tindak Pidana
Penyalahgunaan Narkotika atas nama Terdakwa ANDRI SUBAGYO bin
BAMBANG SUBAGYO. Tak lupa, kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada Penasihat Hukum Terdakwa, Saudara RAHMAT KURNIANSYAH,
S.H.,M.H atas Nota Keberatan atau Eksepsinya yang telah disampaikan dan
dibacakan dalam persidangan yang tak lain bertujuan untuk bersama-sama
mencari kebenaran materiil yang dalam implementasinya tidak semata-mata
hanya tunduk pada procedural justice, tetapi lebih daripada itu adalah
pencarian substantial justice.

Dalam mengajukan pendapat, kami tidak akan menanggapi Nota


Keberatan (Eksepsi) Penasihat Hukum Terdakwa yang hanya menuliskan
tentang opini, karena suatu opini tidak memiliki nilai yuridis di muka hukum
untuk dibahas dalam perkara ini.

Telah menjadi bukti nyata di persidangan ini bahwa Undang-


Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sangat menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, dengan menempatkan Hak Asasi Manusia (HAM) secara
layak sebagaimana lazimnya dalam Negara Hukum.

Oleh karena itu, sesuai dengan ketentuan Pasal 156 KUHAP


kepada Terdakwa atau Penasihat Hukum Terdakwa diberikan kesempatan
untuk mengajukan keberatannya terhadap kewenangan mengadili suatu
pengadilan dan atas Surat Dakwaan Penuntut Umum. Kesempatan itu telah
dimanfaatkan oleh Penasihat Hukum Terdakwa dan kini kesempatan yang
sama telah diberikan kepada kami guna menanggapi keberatan tersebut.

B. PENDAPAT ATAS NOTA KEBERATAN

Majelis Hakim yang Terhormat,

Saudara Penasihat Hukum Terdakwa yang kami hormati,

Terdakwa dan hadirin sidang yang kami hormati, serta

Sidang yang kami muliaka

Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan Nota Keberatan


atas Surat Dakwaan Penuntut Umum yang pada pokoknya menerangkan
bahwa:

Bahwa selanjutnya atas Nota Keberatan Penasihat Hukum


Terdakwa tersebut, kami Jaksa Penuntut Umum berpendapat sebagai
berikut:

1. Keberatan Pertama: Tentang Surat Dakwaan Kabur atau Obscuur


Libel.

Bahwa selanjutnya atas Nota Keberatan Penasihat Hukum


Terdakwa tersebut, kami Jaksa Penuntut Umum berpendapat sebagai
berikut:

1. Keberatan Pertama: Tentang Surat Dakwaan Kabur atau


Obscuur Libel
Bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum tidak kabur
(obscuur libel), karena Surat
Dakwaan tersebut telah dibuat berdasarkan Pasal
143 ayat (2) KUHAP, yaitu Surat Dakwaan diberi tang
gal dan ditandatangani serta berisi:
1) Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis
kelamin, kebangsaan,tempat tinggal, agama, dan pekerjaan
Terdakwa.
2) Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan dengan menyebutkan tempat dan
waktu tindak pidana itu dilakukan.
Bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum telah sesuai dengan
rumusan delik yang telah diterangkan dalam Berita Acara
Saksi-Saksi maupun Terdakwa sendiri tentang unsur-unsur
pasal yang disangkakan secara cermat, jelas, dan lengkap
sesuai dengan ketentuan Pasal 143 ayat (2) KUHAP.

Berdasarkan hal tersebut, maka menurut kami Surat Dakwaan jelas


menerangkan kejadian yang sesungguhnya terjadi dan bukan rekayasa.
Menurut kami, Nota Keberatan (Eksepsi) Penasihat Hukum Terdakwa
terlalu mengada-ada dan membuat celah bagi Terdakwa agar dapat terlepas
dari segala jeratan hukum melalui Eksepsi terhadap Surat Dakwaan yang
membelitnya.

2. Tentang Keberatan Kedua, Pengadilan Negeri Sleman tidak berwenang


secara relative (relative competence) untuk mengadili perkara Terdakwa
melainkan Pengadilan Negeri Bogor yang berwenang untuk mengadili
perkara Terdakwa In Casu ANDRI SUBAGYO BIN BAMBANG
SUBAGYO.

Tentang keberatan kedua, Penasihat Hukum mendalilkan bahwa


Pengadilan Negeri Sleman tidak berwenang secara relative
(relative competence) mengadili perkara a quo dengan alasan
bahwa dalam menentukan pengadilan mana yang berwenang
mengadili perkara a quo harus didasarkan pada ketentuan Pasal 84
ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana yang pada pokoknya menyatakan dan menjelaskan
bahwa yang berwenang menangani suatu perkara adalah
pengadilan yang daerah hukumnya Terdakwa bertempat tinggal,
berdiam terakhir, di tempat ia ditemukan atau ditahan, hanya
berwenang mengadili perkara Terdakwa dimaksud asal saja
sebagian besar saksi – saksi yang dipanggil lebih dekat pada
pengadilan negeri itu dari pada tempat kedudukan pengadilan
negeri di dalam daerah tindak pidana itu dilakukan. Kemudian
penasihat hukum Terdakwa mengutip pendapat M. Yahya Harahap
dalam bukunya yang berjudul “Pembahasan Permasalahan
KUHAP: Jilid II” yang mengatakan apabila Terdakwa melakukan
tindak pidana di daerah hukum pengadilan negeri, akan tetapi
ternyata Terdakwa berkediaman terakhir di daerah hukum
pengadilan negeri yang lain. Demikian, saksi – saksi yang hendak
dipanggil sebagian besar tempat tinggal atau lebih dekat dengan
daerah hukum pegadilan yang berwenang bertempat tinggal atau
lebih dekat dengan daerah hukum pengadilan yang berwenang
tempat kediaman terakhir Terdakwa, prinsip locus delicti dapat
dikesampingkan dan yang berwenang mengadili Terdakwa adalah
pengadilan negeri kediaman terakhir Terdakwa.

Bahwa terhadap keberatan eksepsi dari Penasihat Hukum


Terdakwa tersebut, kami Penuntut Umum berpendapat bahwa
untuk menentukan kompetensi relatif dari suatu pengadilan untuk
mengadili suatu perkara telah diatur dalam Bab X tentang
Wewenang Pengadilan Untuk Mengadili, Bagian Kedua, Pasal 84,
Pasal 85 dan Pasal 86 Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Selanjutnya
kami Penuntut Umum berpendapat mendasar pada Pasal 84 ayat
(1) dan (4) KUHAP yang menjelaskan bahwa :

Pasal 84 ayat (1) KUHAP:


“Pengadilan Negeri berwenang mengadili segala perkara tindak pidana yang
dilakukan dalam daerah hukumnya”

Pasal 84 ayat (4) KUHAP:

“Terhadap beberapa perkara pidana yang satu sama lain ada sangkut
pautnya dan dilakukan oleh seorang dalam daerah hukum pelbagai
Pengadilan Negeri, diadili oleh masing-masing Pengadilan Negeri dengan
ketentuan dibuka kemungkinan penggabungan perkara tersebut”

C. KESIMPULAN

Majelis Hakim yang Terhormat,

Saudara Penasihat Hukum Terdakwa yang kami hormati, Terdakwa dan


hadirin sidang yang kami hormati, serta Sidang yang kami muliakan.
Berdasarkan uraian-uraian yang kami sampaikan sebagai pendapat kami atas
Nota Keberatan (Eksepsi) yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa
dan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang- undangan yang
berhubungan dengan Nota Keberatan (Eksepsi), kami selaku Jaksa Penuntut
Umum dalam perkara ini sampai pada kesimpulan sebagai berikut:
- Surat Dakwaan dalam perkara ini telah disusun secara cermat, jelas,
dan lengkap sesuai dengan ketentuan Pasal 143 ayat (2) huruf b Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Di dalam Nota Keberatan (Eksepsi) Penasihat Hukum Terdakwa tersebut


tidak mempunyai dasar hukum kuat dan seluruh alasan-alasan keberatan
Penasihat Hukum tidak dapat kami tanggapi satu per satu, karena menurut
hemat kami hal- hal yang dijadikan alasan tersebut sudah memasuki pokok
materi di mana hal tersebut justru yang akan dibuktikan dalam pemeriksaan
persidangan berdasarkan fakta-fakta yang ada.

D. PERMOHONAN DAN PENUTUP


Majelis Hakim yang Terhormat,
Saudara Penasihat Hukum Terdakwa yang kami hormati,
Terdakwa dan hadirin sidang yang kami hormati, serta
Sidang yang kami muliakan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, kami Jaksa Penuntut Umum


memohon agar Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini berkenan menjatuhkan Putusan Sela yang pada
pokoknya sebagai berikut:
A. Menolak Nota Keberatan (Eksepsi) Penasihat Hukum Terdakwa
ANDRI SUBAGYO bin BAMBANG SUBAGYO untuk
seluruhnya;
B. Menyatakan Surat Dakwaan Nomor: PDM-66/SMN/02/2022
tertanggal 15 Februari 2022 adalah sah menurut hukum karena
telah memenuhi syarat formil dan syarat materiil sebagaimana
diatur dalam Pasal 143 ayat (2) huruf a dan b KUHAP, sehingga
dapat dipergunakan dalam pemeriksaan perkara ini;
C. Menyatakan Pengadilan Negeri Sleman tetap melanjutkan
pemeriksaan untuk mengadili perkara ini.

Majelis Hakim yang Terhormat,


Saudara Penasihat Hukum Terdakwa yang kami hormati,
Terdakwa dan hadirin sidang yang kami hormati, serta
Sidang yang kami muliakan.

Demikian Pendapat Penuntut Umum atas Nota Keberatan


Penasihat Hukum Terdakwa dan selanjutnya kami serahkan
penilaian sepenuhnya kepada Yang Mulia Majelis Hakim, dengan
harapan dapat memberikan keputusan yang tepat dan adil.
Sleman, 22 Februari 2022
JAKSA PENUNTUT UMUM

Ahmas Sajid Ihsanuddin, S.H., M.H.


Pangkat: Jaksa Madya
NIP.19700803.199702.1.002

Siregar Devyta Chairunissa, S.H., M.H.


Pangkat: Jaksa Madya
NIP: 19862202 301607 2 00

Anda mungkin juga menyukai