Anda di halaman 1dari 6

EKSEPSI

Atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum dalam perkara NO.REF.PERK.


:PDM-/BDG/12/2021 atas nama terdakwa Denis Umarella Bin (Alm) Tjokro Aminoto

Diajukan oleh Tim Penasehat Hukum :


Akbar Nugraha S.H., M.H.
Azzahra Muharromah Yusuf S.H., M.H.

DIDAKWA:
Bahwa terdakwa Denis Umarella bertempat di JL. Soekarno Hatta komplek Neptunus No. 2
RT 6 RW 8 kecamatan Sari Madu kelurahan Sukasari, Bandung. Perbuatan mana dilakukan
Terdakwa sebagai berikut: Bahwa ia terdakwa Denis Umarella Bin (Alm) Tjokro Aminoto,
pada hari Minggu tanggal 10 Mei 2021 sekiranya pukul 21.00 WIB atau setidak-tidaknya
pada suatu waktu yang masih termasuk pada Bulan Mei 2021 atau setidak tidaknya pada
suatu waktu yang masih termasuk pada Tahun 2021, bertempat di Kp. Cibogo RT. 004 RW.
005 Kel. sukajadi Kec. Sukawarna Kota Bandung, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bandung, dengan sengaja dan dengan
rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain.

 
Bandung, 1 September 2021
  
1. PENDAHULUAN
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Saudara Penuntut Umum yang kami hormati
Saudara Terdakwa dan hadirin yang kami hormati
Serta Sidang yang kami mulia kan.

Pertama-tama, kami dari Tim Penasihat Hukum DENIS UMARELLA BIN (Alm)
TJOKRO AMINOTO menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi- tingginya
kepada Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana ini. Kami
Tim Penasihat Hukum merasa bahwa Hakim Yang Mulia telah bertindak adil dan
bijaksana terhadap semua pihak dalam persidangan ini. Hakim Yang Mulia telah
memberikan kesempatan yang sama baik kepada Jaksa Penuntut Umum untuk
menyusun dakwaannya, maupun kepada Terdakwa dan penasihat hukumnya juga
telah diberi kesempatan yang sama yaitu untuk mangajukan Eksepsi (Nota
Keberatan). Eksepsi ini kami sampaikan dengan pertimbangan bahwa ada hal-hal
prinsip yang perlu kami sampaikan berkaitan demi tegaknya hukum, kebenaran dan
keadilan serta demi memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP yaitu : "Dalam hal Terdakwa
atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa Pengadilan tidak berwenang
mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus
dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan oleh Jaksa Penuntut Umum untuk
menyatakan pendapatnya Hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk
selanjutnya mengambil keputusan". Pengajuan Eksepsi ini bukan untuk
memperlambat jalannya proses peradilan ini, namun sebagaimana disebutkan diatas
bahwa pengajuan dari Eksepsi ini mempunyai makna serta tujuan sebagai
penyeimbang dari Surat Dakwaan yang disusun dan dibacakan dalam sidang. Kami
selaku penasihat hukum Terdakwa percaya bahwa Hakim Yang Mulia akan
mempertimbangkan dan mencermati segala masalah hukum tersebut, sehingga dalam
keberatan ini kami mencoba untuk menggungah hati nurani Hakim Yang Mulia agar
tidak semata-mata melihat permasalahan ini dari aspek yuridis atau hukum positif
yang ada semata, namun juga menekankan pada nilai-nilai keadilan yang hidup
didalam masyarakat yang tentunya dapat meringankan hukuman terdakwa. Dalam hal
ini maka Penuntut Umum selaku penyusun Surat Dakwaan harus mengetahui dan
memahami benar kronologi peristiwa yang menjadi fakta dakwaan, apakah sudah
cukup berdasar untuk dapat dilanjutkan ke tahap pengadilan ataukah fakta tersebut
tidak seharusnya diteruskan karena memang secara materiil bukan merupakan tindak
pidana. Salah satu fungsi hukum adalah menjamin agar tugas negara untuk menjamin
kesejahteraan rakyat bisa terlaksana dengan baik dan mewujudkan keadilan yang
seadil-adilnya dan hukum menjadi panglima untuk mewujudkan sebuah kebenaran
dan keadilan. Melalui uraian ini kami mengajak Hakim Yang Mulia dan Jaksa
Penunutut Umum Yang Terhormat untuk bisa melihat permasalahan secara
komprehensif dan tidak terburu-buru serta bijak, agar dapat sepenuhnya menilai ulang
DENIS UMARELLA BIN (Alm) TJOKRO AMINOTO sebagai Terdakwa dalam
perkara ini dan kami selaku kuasa hukum juga memohon kepada Hakim Yang Mulia
yang memeriksa perkara ini untuk memberikan keadilan hukum yang seadil-adilnya.

 
2. KEBERATAN TERHADAP SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM
Setelah pada persidangan lalu kita mendengar dakwaan dari penuntut umum terhadap
terdakwa, maka peersidangan kali ini kami selaku penasihat hukum terdakwa
menyampaikan eksepsi/keberatan/tangkisan dalam perkarsa yang tengah diperiksa ini.
Berdasarkan surat dakwaan, terdakwa diduga dengan sengaja dan dengan rencana
terlebih dahulu merampas nyawa orang lain pada hari Minggu tanggal 10 Mei 2021
sekiranya pukul 21: 00 WIB di satu rumah yang bertempat di Kp. Cibogo RT. 004
RW. 005 Kel. sukajadi Kec. Sukawarna Kota Bandung. Berdasarkan uraian di atas
kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa ingin mengajukan keberatan terhadap Surat
Dakwaan yang telah di dakwa-kan oleh Penuntut Umum dengan alasan sebagai
berikut:
Bahwa terhadap Surat Dakwaan Sdr. JPU tersebut, Penasehat Hukum Terdakwa akan
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
 Bahwa waku terjadinya perkara penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya
nyawa seseorang tidak tepat (tempus delicti).
 Jika Terdakwa sengaja melakukan penganiayaan berat terhadap korban, maka
tidak ada penganiayaan apabila luka berat tersebut tidak benar-benar
ditimbulkan, yaitu apabila sesudah dilukai orang itu meninggal dunia, dalam
hal ini tidak ada penganiayaan yang menimbulkan kematian.
 Bahwa tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa adalah merupakan tindakan
spontanitas dan atau khilaf.

Penasehat Hukum Terdakwa DENIS UMARELLA BIN (Alm) TJOKRO AMINOTO


memulai Keberatan/Eksepsi dengan mempertanyakan secara yuridis formal dan
materil apakah pemeriksaan perkara ini sudah memenuhi hukum acara pidana yang
berlaku :
1. Surat Dakwaan Tidak Dapat Diterima
Surat Dakwaan yang didakwakan terhadap Terdakwa DENIS UMARELLA BIN …
keliru sistematika dakwaan subsidiaritas, yaitu penempatan dakwaan yang lebih besar
ancaman pidananya berada pada Dakwaan Primer, sedang tindak pidana yang lebih
ringan ancaman pidananya ditempatkan pada Subsider, Lebih Subsider, dan
seterusnya.
2. Surat Dakwaan Tidak Cermat, Jelas dan Lengkap
3. Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam Surat Dakwaan tidak menguraikan dan
menjelaskan “cara” tindak pidana tersebut dilakukan secara utuh, bukan hanya
terbatas dalam unsur delik tetapi meliputi cara Terdakwa melakukan tindak pidana.
Hal ini dianggap merugikan kepentingan Terdakwa dalam membela diri.
4. Surat Dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak menjelaskan keadaan-
keadaan yang melekat pada tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa, apalagi
keadaan tersebut merupakan “keadaan khusus” yaitu suatau keadaan atau peristiwa
yang tidak terpisahkan dari tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa
5. Surat Dakwaan Batal Demi Hukum
Bahwa Surat Dakwaan yang didakwakan kepada Terdakwa oleh Jaksa Penuntut
Umum harus dinyatakan Batal Demi Hukum karena melanggar syarat materil yang
diatur dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP.
6. Bahwa dalam Surat Dakwaan yang dajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak
diuraikan secara cermat, jelas, dan lengkap Tempat Kejadian Perkara (TKP) peristiwa
tindak pidana tersebut terjadi, Jaksa Penuntut Umum hanya menyebutkan tempat
kejadian (locus delicti) tersebut dirumah korban tetapi tidak menjelaskan secara pasti
dimana tepatnya tempat penganiayaan itu dilakukan. Maka, Surat Dakwaan terhadap
Terdakwa tidak cermat, jelas dan lengkap peristiwa hukumnya.
Bahwa kami menemukan beberapa hal yang memperlihatkan bahwa Jaksa Penuntut
Umum tidak cermat dalam menyusun Surat Dakwaannya, khususnya mengenai tindak
pidana yang didakwakan kepada Terdakwa dengan tidak menyebutkan waktu dan
tempat tindak pidana itu dilakukan secara pasti, sebagaimana yang ditentukan oleh
Pasal 142 ayat (2) sub b KUHAP.
Bahwa ketidak cermatan itu sangat jelas terlihat dalam dakwaan kesatu Primair,
khususnya mengenai waktu dan tempat kejadian (tempus dan locus delicti) tindak
pidana itu dilakukan. Untuk lebih jelasnya kami kutip sebagai berikut:

“…pada hari Minggu tanggal ——————– atau setidak-tidaknya pada waktu lain
sekitar bulan ——————, bertempat di ——————–, atau setidak-tidaknya di
suatu tempat lain yang masih termasuk di dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Bandung…”

Kutipan di atas menunjukkan bagaimana Jaksa Penuntut Umum, dalam Surat


Dakwaannya, tidak dapat menunjukkan secara pasti kapan dan dimana Tindak Pidana
itu dilakukan oleh Terdakwa. Ketidakcermatan tersebut kemudian kembali diulangi
oleh Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan subsidair. Kalimat “atau setidak-
tidaknya” merupakan cerminan dari keragu-raguan Sdr. Jaksa Penuntut Umum dalam
merumuskan perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa. Padahal, sikap ragu-ragu,
sebagaimana kita ketahui bersama, akan bermuara pada ketidakjelasan. Dan dalam
perkara ini, ketidakjelasan dakwaan Jaksa Penuntut Umum sudah barang tentu akan
sangat merugikan Terdakwa, padahal kejelasan dan kepastian mengenai waktu dan
tempat terjadinya tindak pidana merupakan faktor yang menentukan untuk pembelaan
Terdakwa dan ataupun hakim dalam menyusun putusannya.

KESIMPULAN DAN PERMOHONAN


Majelis Hakim yang kami muliakan;
Saudara Jaksa Penuntut Umum;
Dan Hadirin yang kami hormati;

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka Penasehat Hukum Terdakwa


berkesimpulan sebagai berikut:
1. Surat Dakwaan Jaksa keliru dalam sistematika dakwaan yaitu penempatan ancaman
pidana yang tidak berurut atau tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya, sehingga
Surat Dakwaan terhadap Terdakwa DENIS UMARELLA BIN (Alm) TJOKRO
AMINOTO tidak dapat diterima.
2. Dakwaan tidak jelas (Obscuur Libel), karena Dakwaan tidak menjelaskan secara pasti
dan utuh peristiwa hukum atau tindak pidana yang didakwakan. Jaksa ragu dalam
menentukan waktu dan tempat (tempus dan locus delicti) sehingga dakwaan Jaksa
Penuntut Umum menjadi kabur.

Berdasarkan seluruh uraian di atas, perkenankanlah kami, mengajukan permohonan


kepada Majelis Hakim yang terhormat, agar sudilah kiranya demi keadilan
menjatuhkan putusan sebagai berikut:
Mengabulkan eksepsi Terdakwa DENIS UMARELLA BIN (Alm) TJOKRO
AMINOTO Atau, Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa No. Register Perkara: PDM-
/BDG/12/2021 BATAL DEMI HUKUM Atau, Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa No.
Register Perkara: PDM-/BDG/12/2021 TIDAK DAPAT DITERIMA dan
memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk segera membebaskan Terdakwa keluar
dari tahanan. Atau, Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka kami mohon agar
diberikan Putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono), demi tegaknya keadilan
berdasarkan hukum yang berlaku dan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

Demikian surat keberatan atau eksepsi ini kami sampaikan untuk diketahui dan
dipertimbangkan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

Penasehat Hukum Terdakwa


Akbar Nugraha S.H., M.H. dan Azzahra Muharromah Yusuf S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai