Anda di halaman 1dari 36

PLEDOI

(NOTA
PEMBELAAN)
ATAS TUNTUTAN PENUNTUT UMUM

LEX NEMINI OPERATUR INIQUUM, NEMINI NI FACIT


INJURIAM
Hukum tidak memberikan ketidakadilan kepada siapapun dan tidak melakukan kesalahan
kepada siapapun

Atas Surat Dakwaan Penuntut Umum

Nomor : 73/PID.B/2019/PN.JKT.SEL

Atas Nama Terdakwa

FELIA RAMADHANTY SH.,M.Acc Ak,CFE

Diajukan Oleh Penasehat Hukum:

1. Rafly Rachmananda Daffani, S.H., M.H. 12. 04478


2. Ardhiani Chrisnia Nugraheni, S.H., M.H. 12. 04479

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

II. DAKWAAN DAN TUNTUTAN PENUNTUT UMUM

III. FAKTA-FAKTA DI PERSIDANGAN

A. KETERANGAN SAKSI

1. SAKSI A CHARGE

2. SAKSI A DE CHARGE

B. KETERANGAN AHLI

1. AHLI YANG DIDATANGKAN OLEH PENUNTUT UMUM

2. AHLI YANG DIDATANGKAN OLEH PENASIHAT HUKUM

C. ALAT BUKTI SURAT

1. ALAT BUKTI SURAT YANG DIHADIRKAN OLEH PENUNTUT UMUM

2. ALAT BUKTI SURAT YANG DIHADIRKAN OLEH PENASIHAT HUKUM

D. PETUNJUK

E. KETERANGAN TERDAKWA

IV. ANALISIS FAKTA HUKUM DAN TANGGAPAN ATAS FAKTA YANG TERUNGKAP DI
PERSIDANGAN

V. ANALISIS YURIDIS
PLEDOI / NOTA PEMBELAAN

DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KEJAHATAN TERHADAP


NYAWA
NOMOR REG. PERKARA : 73/PID.B/2019/PN.JKT.SEL

IDENTITAS Terdakwa

Nama : Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak,

CFE. Tempat Lahir : Jakarta

Tanggal Lahir : 21 Desember 1986

Umur : 31 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jalan Kayu Jati GG I No. 18, Jakarta Timur, DKI Jakarta,
Indonesia 12530 atau Perumahan Taman Pulo Indah, Jalan
Boulevard Utara Blok T.1 No. 26 Penggilingan, Jakarta Timur,
DKI Jakarta, Indonesia 12840

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Pendidikan : Strata 3
I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim Yang Mulia,
Penuntut Umum yang kami hormati,
Saudara Terdakwa dan hadirin sidang yang kami hormati,
Serta Sidang yang kami muliakan,

Perkenankanlah kami, tim Penasihat Hukum Terdakwa :

1. Rafly Rachmananda Daffani, S.H., M.H. NIA. 12.04478

2. Ardhiani Chrisnia Nugraheni, S.H., M.H. NIA. 12.04479

Para Advokat pada kantor hukum “Gloria Law Firm” yang beralamat di Kemang
Raya no.19, Jakarta Selatan, DKI Jakarta berdasarkan Surat Kuasa Khusus yang
bermaterai cukup Nomor: 131/SK/X/2018 tertanggal 10 Oktober 2018 yang dalam
hal ini bertindak sebagai Penasihat Hukum atas nama Terdakwa Felia
Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. yang berkedudukan di Jalan Kayu Jati GG I
No. 18, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia atau Perumahan Taman Pulo Indah,
Jalan Boulevard Utara Blok T.1 No. 26 Penggilingan, Jakarta Timur, DKI Jakarta,
Indonesia

Sebelumnya, perkenankanlah kami memanjatkan Puji dan Syukur kepada


Allah SWT atas segala Rahmat serta Hidayah-Nya Kepada kita semua yang hadir
dalam sidang siang ini, sehingga proses persidangan dalam perkara ini dapat
terlaksana dengan baik dan lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Dalam
rangka secara bersama-sama menjalankan komitmen untuk terus berupaya untuk
menegakkan hukum dan keadilan di Negara Republik Indonesia ini agar
tercapainya tertib hukum dan tertib sosial yang berkeadilan dengan tetap
menjunjung tinggi pengakuan dan perlindungan akan hak-hak asasi manusia.
Bahwa, keadilan adalah bagian terpenting dalam sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang tercipta melalui penegakan
hukum (law enforcement) yang baik dan benar.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ketua Majelis Hakim dan
Hakim-Hakim Anggota yang kami Muliakan, Penuntut Umum serta Panitera
Pengganti atas kesungguhan dalam memeriksa perkara ini secara fair trial, tanpa
memihak dengan menjunjung tinggi presumption of innocence (asas praduga
tak bersalah). Berdasarkan Pasal 182 ayat (1) butir b KUHAP, Terdakwa dan
pembelanya berhak mengajukan pembelaan. Oleh karenanya kami mengharapkan
Majelis Hakim yang Mulia tetap konsisten menerapkan prinsip-prinsip penegakan
keadilan dalam menjatuhkan putusan dalam perkara ini.

Dalam proses peradilan ini mari merenungkan kembali secara mendalam serta
memahami makna idiil yang terkandung dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menegaskan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat) dan bukan berdasarkan kekuasaan
belaka (machtsstaat). Sebagai konsekuensi atas prinsip bahwa Indonesia adalah
negara hukum, maka hendaknya segala tindakan baik yang dilakukan pejabat
negara, aparatur pemerintah, lembaga peradilan, kejaksaan, kepolisian maupun
segenap komponen Bangsa Indonesia senantiasa harus didasarkan pada
ketentuan hukum yang berlaku agar tercipta ketertiban, kepastian, keadilan, dan
kemanfaatan. Prinsip negara hukum menghendaki adanya perlakuan yang sama
dimuka hukum terhadap siapapun tanpa terkecuali (every man equality before the
law) yang termaktub dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, prinsip dari negara hukum
menolak adanya diskriminasi dalam proses penegakan hukum terhadap siapapun.
Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat,
seorang advokat berhak dan berkewajiban untuk memberikan pembelaan bagi
setiap orang ketika bermasalah dengan hukum tanpa memandang latar belakang
individu, ras, etnis, keyakinan politik, strata sosial, ekonomi dan gender. Prinsip
negara hukum juga sangat menjunjung tinggi, mengakui, dan menghargai hak
asasi manusia dan warga negara serta menolak segala bentuk tindakan
kesewenang-wenangan maupun penyalahgunaan yang telah diamanatkan
kepadanya.
Menurut Prof. Soedarto terdapat empat pilar dalam penegakan hukum, yakni
“keadilan”, “kepastian hukum”, “kemanfaatan”, dan “cinta kasih”. Bahwa menurut
Prof. Soedarto dalam sistem penegakan hukum di Indonesia ini kurang adanya
cinta kasih dalam pelaksanaannya. Benar adanya hukum diperlukan agar
terciptanya kepastian dan keadilan hukum dalam masyarakat akan tetapi apabila
hukum dilepaskan dari cinta kasih dalam pelaksanaanya maka kita mendekati
chaos dan tirani.

Terciptanya “Kepastian Hukum” dan Keadilan” dalam proses peradilan,


khususnya dalam peradilan pidana, sangat mengedepankan prinsip “praduga tak
bersalah” (presumption of innoncence), yakni seseorang dianggap tidak bersalah
sebelum ia dinyatakan terbukti bersalah melalui putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap (Inkracht Van Gewijzde). Hakim dalam kaitannya
dengan penegakan hukum mempunyai dua hal yang sangat berkaitan dan tak
dapat dipisahkan yakni “hukum dan keadilan”. Sebagaimana dikatakan oleh
Roscoe Pound bahwa salah satu objek filsafat hukum adalah: “The application of
law”. Lewat penemuan hukum, hakim dituntut untuk melakukan penafsiran
terhadap realitas dalam memberikan putusan yang adil berdasarkan kebenaran
dan mewujudkan rasa keadilan itu sendiri dengan menggunakan hati nurani. Hati
nurani ini penting sebagai faktor yang dapat mencegah dan menjaga penemuan
hukum yang harus ditingkatkan dan diasah terus sehingga mampu menerima
hidayah dari Tuhan.

Kembali pada konsepsi keadilan, dimana pada dasarnya manusia itu


menghendaki terbentuknya suatu keadilan. Kejujuran dalam menilai fakta yang
terungkap dalam persidangan harus dijunjung tinggi oleh semua pihak tanpa
memaksakan kehendak demi kepentingan pribadi, baik bersifat personal maupun
institusional. Seorang Terdakwa haruslah dibuktikan bahwa ia memang benar
melakukan kesalahan yang nyata dan selanjutnya baru dijatuhi hukuman atas apa
yang telah diperbuat. Tentu saja hal ini menyalahi hak-hak asasi manusia
khususnya hak asasi Terdakwa. Dengan demikian, Yang Mulia Majelis Hakim
haruslah bersikap adil dan bijaksana bertindak secara objektif, profesional, dan
proposional sesuai dengan prinsip kemerdekaan kekuasaan kehakiman
(independence of judiciary) dan proses peradilan tidak dapat diintervensi oleh
siapapun maupun pihak manapun. Oleh karenanya, kami yakin Yang Mulia Majelis
Hakim akan memberikan putusan berdasarkan hukum dan keadilan secara hakiki
serta sesuai prinsip religiusitas dengan mempertanggungjawabkan putusannya
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

II. DAKWAAN DAN TUNTUTAN PENUNTUT UMUM


Bahwa Penuntut Umum telah mendakwa Terdakwa Felia Ramadhanty SH.,
M.Acc Ak, CFE. berdasarkan Surat Dakwaan Nomor Register Perkara: PDS-
39/JKT.SEL/02/2019 yang telah dibacakan pada persidangan tanggal 8 Januari
2019 yaitu:

Primair Pasal 340 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP

Subsidair Pasal 338 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP

Lebih Subsidair Pasal 353 ayat (3) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP.

MENUNTUT:

Supaya Hakim Pengadilan Tindak Pidana Kejahatan Terhadap Nyawa dan Harta
Kekayaan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan
mengadili perkara ini memutuskan :

1. Menyatakan terdakwa Felia Ramadhanty terbukti secara sah dan meyakinkan


bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana sebagaimana
dimaksud dalam dakwaan subsidair pasal 340 jo 55 (1) ke 2 KUHP

2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Felia Ramdahanty dengan pidana


penjara selama 10 tahun

3. Menetapkan Barang Bukti Berupa:

1. Barang Bukti yang disita dari rumah Terdakwa

 1 (satu) Buah buku tabungan Bank BCA dengan No. Rek.


4634402525 atas nama Felia Ramadhanty;

 1 (satu) Buah kartu ATM debit Bank BCA atas nama Felia
Ramadhanty;

 1 (satu) Buah handphone merek Samsung Mega 5.8 berwarna putih


milik Felia Ramadhanty;

 1 (satu) Buah handphone merek iPhone 6 berwarna gold milik Felia


Ramadhanty;

 1 (satu) Buah SIM CARD XL milik Felia Ramadhanty;

 1 (satu) Buah kartu akses Apartemen Kalibata Unit C-912 dengan No.
E-732422154 milik Felia Ramadhanty.
2. Barang Bukti yang disita dari Saksi Ainun

 1 (satu) Buah buku tabungan Bank BCA dengan No. Rek.


0782533785 atas nama Ainun Nafis;

 1 (satu) Buah kartu ATM debit Bank BCA atas nama Ainun Nafis;

 1 (satu) Unit Mobil Mitshubishi Outlander Tahun 2017 Nopol B 4248


LX warna hitam metalik atas nama Dion Wiyoko;

 1 (satu) Lembar STNK Mobil Mobil Mitshubishi Outlander Tahun 2017


Nopol B 4248 LX atas nama Dion Wiyoko;

 1 (satu) Buah Kunci Kontak Mobil Mitshubishi Outlander Tahun 2017


Nopol B 4248 LX atas nama Dion Wiyoko;

 2 (dua) Lembar Asli Kwitansi dari Ainun Nafis sebanyak Rp


21.500.000 (dua puluh satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk Sewa Unit
Apartement Eboni Lantai 6 BE dengan Harga Sewa Rp 19.000.000 (sembilan
belas juta) dan Deposit sebesar Rp 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah);

 1 (satu) Lembar Asli Kwitansi dari Ainun Nafis sejumlah Rp


45.000.000 (empat puluh lima juta rupiah) untuk pembayaran Pinjaman Dengan
Jaminan 1 (satu) Unit Mobil Mitshubishi Outlander Tahun 2017 Nopol B 4248 LX
warna hitam metalik.

 Uang tunai Pecahan Uang Rp 100.000 (seratus ribu rupiah) dengan


total Rp 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah).

3. Barang Bukti disita dari Saksi Naufandiary

 1 (satu) Buah buku tabungan Bank Mandiri dengan No. Rek. 124-00-
0325248-8 atas nama Naufandiary Bachtiar Ramzy;

 1 (satu) Buah kartu ATM debit Bank Mandiri atas nama Naufandiary
Bachtiar Ramzy;

 1 (satu) Lembar Asli Nota penjualan Gitar Listrik/Elektrik berwarna


hitam polos merek Ibanez Series S dengan Kode 270034734 Guitar MOD. LP (-/-
CASE) EL – 220, Rp 1.350.000 (satu juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) di Jaks
Music Cilandak tertanggal 19/09/2018 Pukul 14:20:06, SPG : Sinta;
 1 (satu) Lembar Asli Nota penjualan Soft Case (Tas Gitar) warna
hitam polos dengan Kode 262007844 Soft Case DD E/Bass Polos Rp 150.000
(seratus lima puluh ribu rupiah) di Jaks Music Cilandak tertanggal 19/09/2018
Pukul 14:20:06;

 1 (satu) Lembar Asli Nota penjualan Hard Case (Peti Gitar) dengan
Kode 290089334 Hard Case Electric Guitar Ibanez S Series, Rp 750.000 (tujuh
ratus lima puluh ribu rupiah) di Jaks Music Cilandak tertanggal 19/09/2018 Pukul
14:20:06;

 1 (satu) Lembar Asli Nota penjualan Gitar Listrik/Elektrik berwarna


hitam merek Ibanez RG350 dengan Kode 251000932 (+/+ BAG) B 303 R, Rp
1.350.000 (satu juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) di Jaks Music Cilandak
tertanggal 19/09/2018 Pukul 14:20:06.

 Uang tunai Pecahan Uang Rp 100.000 (seratus ribu rupiah) dengan


total Rp 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah).

4. Barang Bukti disita dari Apartemen Eboni Lantai 6 BE

 1 (satu) Buah handphone merek Nokia E90 berwarna hitam milik


terdakwa Alm Haris alias Elriski Yudhistira;

 1 (satu) Buah Jaket bermotif dengan kombinasi warna abu-abu merek


Volcom;

 4 (empat) Buah anak kunci kamar Apartemen Eboni Lantai 6 BE;

 1 (satu) Buah Topi berwarna hitam bertuliskan I AM NIKONCLUB;

 1 (satu) Buah Ikat Pinggang berwarna Hitam bertuliskan Esprit;

 1 (satu) Pasang Sepatu berwarna kombinasi merah-hitam merek


Puma ukuran 40;

 1 (satu) Buah Koper merek Rimowa berwarna hitam berukuran sekitar


30 inch berisi:

 1 (satu) ikat tali tambang warna kuning,

 1 (satu) bundel Kantong Plastik besar warna hitam.

 1 (satu) Buah Karung Beras untuk ukuran berat 25 Kg bertuliskan


Kepala Beras Super Rojolele Super Quality;
 1 (satu) Buah Gitar Listrik/Elektrik berwarna hitam polos merek Ibanez
Seri S dengan Hard Case berwarna hitam;

 1 (satu) Buah Gitar Listrik/Elektrik berwarna hitam merek Ibanez


RG350 dengan Soft Case berwarna hitam;

 1 (satu) Buah Kaos lengan panjang merek Polo berwarna hitam Size
M;

 1 (satu) Buah Celana Panjang Jeans merek Erigo;

 1 (satu) Buah kaos lengan pendek warna hitam bertuliskan


Soldierside;

 1 (satu) Buah Kaos Singlet warna Putih;

 1 (satu) Buah Tas Punggung berwarna hitam yang berisi bermacam-


macam perlengkapan ganti milik Terdakwa Ruski;

 1 (satu) Buah Tas Sandang berwarna hitam berisi bermacam-macam


perlengkapan milik terdakwa Alm Haris alias Elriski Yudhistira;

 1 (satu) Buah Kain Seprei berwarna kuning bermotif matahari;

 2 (dua) Buah bungkus Masker Disposable;

 1 (satu) Lembar Asli Kwitansi penjualan obat bius GHB / Gamma


Hydroxybutyrate (C4H8O3) sebanyak 10 ml senilai Rp 300.000 (tiga ratus ribu
rupiah);

 1 (satu) Lembar Asli Nota penjualan Koper merek Rimowa berwarna


hitam berukuran sekitar 30 inch senilai Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

5. Barang Bukti disita dari Kamar Apartemen Kalibata Unit C-912

 1 (satu) Buah kartu akses masuk Apartemen Kalibata Unit C-912


bertuliskan No. E-423234569 milik Nicholas Saputra;

 1 (satu) Buah Kacamata hitam;

 1 (satu) Pasang sepatu merek Nike;

 1 (satu) Pasang sandal jepit berwarna putih;

 1 (satu) Buah Handuk berwarna kuning bertuliskan Indosat;


 2 (dua) Buah Kunci bertuliskan Ghesini dengan gantungan kunci Yuki
Dept. Store;

 1 (satu) Buah Tas Sandang berwarna hitam bertuliskan Eiger;

 1 (satu) Buah besi Pipa dengan panjang sekitar 30 cm;

 1 (satu) Pasang sarung tangan dari kain warna putih;

 1 (satu) Buah buku tabungan Bank BTN atas nama Nicholas Saputra
dengan Nomor rekening Nomor rekening 00005-23-30-075344-2 KK Jakarta
Kalibata City;

 1 (satu) Buah Tas Sandang berwarna biru dengan motif bunga yang
berisi bermacam-macam barang diantaranya :

 1 (satu) Jam tangan Merk Ripcurl berwarna hitam;

 1 (satu) Dompet Warna Coklat Merk Pierre Cardin yang di dalamnya


ada diantaranya 1 (satu) kartu kredit Bank Citibank, 1 (satu) kartu debit Bank BTN,
1 (satu) Kartu Ace Rewards, dan beberapa kartu lainnya di dalam dompet atas
nama Nicholas Saputra.

6. Barang Bukti disita dari Pihak Apartement Kalibata

 1 (satu) Buah CD CCTV lorong Unit C-912 Apartemen Kalibata


tertanggal 30 September 2018 pukul 22:00-22:56 WIB;

 1 (satu) Buah CD CCTV lobby Apartemen Kalibata tertanggal 30


September 2018 pukul 22:30 WIB;

 1 (satu) Buah CD CCTV lorong lift C Apartemen Kalibata tertanggal


30 September 2018 pukul 22:30;

 1 (satu) Buah CD CCTV parkiran Apartemen Kalibata tertanggal 30


September 2018 pukul 22.56.

4. Menyatakan terdakwa Felia Ramadhanty tetap berada dalam rumah tahanan


negara.

5. Memerintahkan masa penahanan tyang telah diajalani terdakwa dikurangkan


seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan

6. Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (Lima ribu rupiah) kepada
terdakwa.
III. FAKTA FAKTA DI PERSIDANGAN
Setelah membaca surat tuntutan Penuntut Umum dengan teliti dan seksama,
maka dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyatakan tidak sependapat
dengan tuntutan Penuntut Umum, dan untuk itu kami akan menguraikan
perbedaan pendapat kami tersebut dalam pembelaan ini dengan didasarkan pada
fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan.

A. KETERANGAN SAKSI
1. SAKSI A CHARGE
1) Urai Ainun Nafis Fadliyah lahir di Bekasi pada 16 Desember 1989,
Kewarganegaraan Indonesia, agama Islam, Pendidikan terakhir S1, Tempat
tinggal di Jl. Bintaro Taman Timur No. 20, Jakarta Selatan, Saksi bersedia
memberikan keterangan yang benar dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
 Bahwa benar keterangan yang diberikan oleh saksi semuanya benar dan
bisa dipertanggung jawabkan;
 Bahwa benar saksi tidak merasa ditekan/tidak merasa dipengaruhi oleh
siapapun;
 Bahwa benar saksi adalah sahabat dari terdakwa dan salah satu dari
eksekutor
 Bahwa benar saksi menerangkan saksi bersedia membantu melakukan
hal tersebut karena tidak terima melihat terdakwa mengalami KDRT dari Nicholas
dan saksi juga dijanjikan imbalan berupa sejumlah uang
 Bahwa benar saksi menerangkanTerdakwa meminta tolong kepada saksi
untuk mencarikan eksekutor
 Bahwa benar saksi menerangkan Saksi Ainun dikenalkan dengan Saksi
Naufan dengan seseorang, dan Saksi Naufan mengajak Alm Haris dan Ruski
untuk membantu pelaksanaan eksekusi tersebut
 Bahwa benar saksi menerangkan Terdakwa memfasilitasi pelaksanaan
eksekusi tersebut seperti menyewa Apartement Eboni untuk rapat tim eksekutor,,
membeli obat bius,, membeli koper,, dan lain-lain,, serta imbalan untuk para
eksekutor.
 Bahwa benar saksi menerangkan Terdakwa memberikan imbalan kepada
para eksekutor termasuk Saksi Ainun sejumlah 250 Juta Rupiah dan uang
tersebut akan dibagi rata
 Bahwa benar saksi menerangkan Terdakwa tidak menghendaki
Pembunuhan tersebut, Terdakwa hanya meminta untuk membius korban dan
menakut-nakuti korban agar menimbulkan efek jera karena telah melakukan KDRT
terhadap Terdakwa
 Bahwa benar saksi menerangkan apabila rencana awal tidak berhasil,
Terdakwa membebaskan tindakan para eksekutor.

Tanggapan Terdakwa
Atas keterangan Saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah di persidangan, Terdakwa
menyatakan keberatan antara lain
Bahwa Terdakwa tidak menghendaki adanya Pembunuhan dan Terdakwa
tidak memerintahkan untuk membunuh Korban, meskipun rencana awal
penculikan gagal

2) Naufandiary Bachtiar Ramzy Lahir di Surabaya pada 5 November 1993,


Kewarganegaraan Indonesia, agama Islam, Pendidikan terakhir S1, Tempat
tinggal di Puri Bintaro Sektor 9 No. 56 A, Tangerang Selatan. Saksi bersedia
memberikan keterangan yang benar dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
 Bahwa benar keterangan yang diberikan oleh saksi semuanya benar dan
bisa dipertanggung jawabkan;
 Bahwa benar saksi tidak merasa ditekan/tidak merasa dipengaruhi oleh
siapapun;
 Bahwa benar saksi adalah salah satu dari kelompok eksekutor yang
bertugas sebagai yang membuntuti korban sampai ke Apartemen Kalibata,
kemudian menjemput para eksekutor di lokasi kejadian
 Bahwa benar saksi menerangkan Saksi Naufan mengetahui info lokasi
Korban dari Terdakwa
 Bahwa benar saksi menerangkan Saksi Naufan menerima imbalan
sebesar 40 Juta Rupiah
 Bahwa benar saksi menerangkan sebenarnya Terdakwa tidak
menghendaki Pembunuhan tersebut, Terdakwa hanya meminta untuk membius
korban dan menakut-nakuti korban agar menimbulkan efek jera karena telah
melakukan KDRT terhadap Terdakwa
 Bahwa benar saksi menerangkan apabila rencana awal tidak berhasil,
Terdakwa membebaskan tindakan para eksekutor.
 Bahwa benar saksi menerangkan saksi tidak mengetahui kejadian yang
terjadi di Tempat Kejadian Perkara, karena saksi bertugas untuk “stand by” di
lobby untuk menjemput para eksekutor
Tanggapan Terdakwa
Atas keterangan saksi Naufandiary Bachtiar Ramzy di persidangan, Terdakwa
menyatakan keberatan:
Bahwa Terdakwa tidak menghendaki adanya Pembunuhan dan tidak
memerintahkan untuk membunuh Korban, meskipun rencana awal penculikan
gagal, kesaksian saksi tidak valid dikarenakan pada saat peristiwa tersebut
terjadi Saksi tidak berada di tempat kejadian

3) Avan Oktabrian Buchori, Lahir di Surabaya pada tanggal 6 Oktober 1990,


Kewarganegaraan Indonesia, agama Islam, Pendidikan terakhir SMA, Tempat
tinggal di Jl. Jagalangi No.8, Cilandak, Jakarta Selatan. Saksi bersedia
memberikan keterangan yang benar dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
 Bahwa benar keterangan yang diberikan oleh saksi semuanya benar dan
bisa dipertanggung jawabkan;
 Bahwa benar saksi tidak merasa ditekan/tidak merasa dipengaruhi oleh
siapapun;
 Bahwa pada saat kejadian, saksi berada di kamar yang bersebelahan
dengan TKP
 Bahwa benar saksi menerangkan bahwa ia mendengar kegaduhan dan
suara teriakan dari sebelah kamar saksi Avan. Mengetahui hal tersebut saksi
bergegas memanggil satpam apartemen, dan setelah bersama satpam mereka
langsung bergegas ke lokasi kejadian, mendobrak paksa pintu kamar dan hanya
menemukan korban yang sudah tergeletak
 Bahwa benar saksi menerangkan bahwa pada pertengahan Agustus
Terdakwa dan Korban sedang bertengkar hebat didepan kamar Apartemen
Kalibata Unit C-912 yang sebelumnya dihuni oleh Terdakwa dan Korban.
 Bahwa benar saksi menerangkan saat sebelum kejadian saksi melihat
orang yang sedang mondar-mandir dengan gelisah di lobby yang kemungkinan
besar adalah tim eksekutor
 Bahwa benar saksi menerangkan saat kejadian berlangsung Saksi tidak
melihat Terdakwa, dan mengenal para Eksekutor
Tanggapan Terdakwa
Atas keterangan Avan Oktabrian Buchori di persidangan, Terdakwa
menyatakan keberatan antara lain
Bahwa Saksi kesaksian saksi sangatlah tidak berdasar dan terlalu
menyimpulkan.

2. SAKSI A DE CHARGE
1) Namira Stalina Izandra lahir di Ciamis pada 13 Juni 1978, Kewarganegaraan
Indonesia, agama Islam, Pendidikan terakhir SMA, Tempat tinggal di Jl. Pagu
Jaten No. 213, Jakarta Selatan, Saksi bersedia memberikan keterangan yang
benar dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

 Bahwa benar keterangan yang diberikan oleh saksi semuanya benar dan
bisa dipertanggung jawabkan;
 Bahwa benar saksi tidak merasa ditekan/tidak merasa dipengaruhi oleh
siapapun;
 Bahwa benar Saksi menerangkan saksi adalah Dukun yang dihubungi
untuk menyantet korban, namun gagal sehingga rencana beralih menggunakan
jasa eksekutor
 Bahwa benar saksi menerangkan bahwa saksi yang menghubungkan
saksi Ainun dengan saksi Naufan dan komplotan eksekutornya
 Bahwa benar saksi menerangkan bahwa saksi mengikuti dan mengetahui
rapat perencanaan eksekusi
 Bahwa benar saksi menerangkan Santet yang diminta oleh Terdakwa
hanya untuk kesialan korban
 Bahwa benar saksi menerangkan sebenarnya Terdakwa tidak
menghendaki Pembunuhan tersebut, Terdakwa hanya meminta untuk membius
korban dan menakut-nakuti korban agar menimbulkan efek jera karena telah
melakukan KDRT terhadap Terdakwa
 Bahwa benar saksi menerangkan apabila rencana awal tidak berhasil,
Terdakwa membebaskan tindakan para eksekutor. Namun pada saat itu Terdakwa
tidak mengatakan apapun mengenai Pembunuhan
Tanggapan Terdakwa
Terhadap keterangan Saksi Namira Stalina Izandra di persidangan, Terdakwa
menyatakan tidak berkeberatan dan membenarkannya.

2) Nabilah Khansa Aribah M lahir di Depok pada 31 Mei 1989,


Kewarganegaraan Indonesia, agama Islam, Pendidikan terakhir SMA, Tempat
tinggal di Jl. Taman Cilandak III No. 17, Jakarta Selatan, Saksi bersedia
memberikan keterangan yang benar dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:

 Bahwa benar keterangan yang diberikan oleh saksi semuanya benar dan
bisa dipertanggung jawabkan;
 Bahwa benar saksi menerangkan saksi tidak merasa ditekan/tidak merasa
dipengaruhi oleh siapapun;
 Bahwa benar saksi menerangkan bahwa saksi merupakan bagian dari
eksekutor, namun saksi hanya bertugas mengikuti korban sampai ke depan kamar
korban/ TKP kemudian memberi kode ke teman teman eksekutor lainnya untuk
memasuki kamar korban;
 Bahwa benar saksi menerangkan saksi yang berada di luar kamar korban
mendengar suara gaduh teriakan dari dalam kamar korban, kemudian disusul
suara pemukulan keras menggunakan kayu;
 Bahwa benar saksi menerangkan Tindakan para eksekutor yang ada di
TKP tidak sesuai dari arahan dan permintaan Terdakwa
 Bahwa benar saksi menerangkan Saksi Nabilah tidak mengikuti rapat
perencanaan dari awal karena saksi baru bergabung mendekati hari H
pelaksanaan eksekusi;
 Bahwa benar saksi menerangkan saksi tidak pernah mendapatkan
perintah langsung dari Terdakwa
Tanggapan Terdakwa
Terhadap keterangan Saksi Nabilah Khansa Aribah M di persidangan, Terdakwa
menyatakan tidak berkeberatan dan membenarkannya.

B. KETERANGAN AHLI

1. AHLI YANG DIDATANGKAN OLEH PENUNTUT UMUM

1. dr. Quinta Xeonita,SpF lahir di Depok pada 10 Agustus 1985,


Kewarganegaraan Indonesia, agama Islam, Pendidikan Strata 3, Pekerjaan
Dokter, Tempat tinggal di Jl. Alam Segar 3 No. 8, Jakarta Selatan, Ahli bersedia
memberikan keterangan yang benar dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:

 Bahwa benar pada saat diperiksa, ahli berada dalam keadaan sehat
jasmani maupun rohani dan bersedia untuk diperiksa;
 Bahwa benar kejiwaan, penglihatan, maupun pendengaran ahli saat
dilakukan pemeriksaan ini dalam keadaan sehat;
 Bahwa ahli menerangkan Pemukulan benda tumpul yang dilakukan
berulang kali dan diarahkan kepada kepala belakang manusia pada dasarnya
cukup berbahaya. Karena, hal tersebut dapat menyebabkan cedera otak. Pukulan
di bagian belakang kepala tersebut dapat memicu kerusakan pada bagian otak
yang mengatur sistem kesadaran manusia yaitu Reticular Activating System
(RAS), sehingga efek awalnya korban menjadi pingsan. Namun, ketika pukulannya
dilakukan lebih keras dan berulang kali, hal tersebut tidak hanya berakibat pada
pingsannya korban, namun bisa menyebabkan kematian.
 Bahwa ahli menerangkan untuk mengetahui apakah pukulan ke kepala
bagian belakang itu mengakibatkan efek samping seperti pingsan, harus dilihat
pada keras atau tidaknya pukulan tersebut. Misal, jika pukulan pertama sudah
dilayangkan secara keras maka sangat mungkin untuk mengakibatkan seseorang
pingsan karena terganggunya reticular activating system.
 Bahwa ahli menerangkan adanya hubungan kausalitas terhadap pukulan
kepada kepala korban dan matinya korban yang [ada saat pukulan
pertama dilayangkan, nadi korban masih berdenyut dan aliran oksigen
pada otak korban masih mengalir. Kemudian, ketika pukulan itu dilakukan
lagi dengan lebih keras, maka bisa menyebabkan adanya penyempitan
pembuluh darah yang ada pada otak korban, sehingga oksigen tidak
dapat mengalir ke seluruh bagian otak korban dan menyebabkan
pendarahan Karena kurangnya oksigen yang mengalir pada otak korban
dan adanya kerusakan berat di batang otak, maka hal tersebut yang
menyebabkan kematian.
Tanggapan Terdakwa:
Atas keterangan Ahli di Persidangan, Terdakwa menyatakan tidak
memberikan keterangan.

C. ALAT BUKTI SURAT

Bahwa berdasarkan ketentuan dalam pasal 187 KUHAP menyatakan:

“Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas
sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat
umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat
keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang
dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang
keterangannya itu;

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau


surat yang dibuat oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata
laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi
pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;

c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan


keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta
secara resmi dan padanya;

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain;
Bahwa mengacu pada pendapat Sudikno Mertokusuma dalam Hukum Acara
Perdata di Indonesia, yang menyatakan bahwa akta autentik dapat dibagi menjadi
dua, yaitu akta yang dibuat oleh pejabat dan akta yang dibuat oleh para pihak.
Akta yang dibuat oleh pejabat dan akta yang dibuat oleh para pihak. Akta yang
dibuat oleh pejabat merupakan akta yang dibuat oleh pejabat yang berwenang
untuk itu dengan nama pejabat tersebut, sebagai contoh berita acara yang dibuat
oleh kepolisian atau panitera pengganti di pengadilan. Ketentuan tersebut
dihubungkan dengan fakta yang terungkap dalam persidangan, maka alat bukti
surat dalam perkara ini adalah:

1. visum et repertum yang dibuat oleh RSU Pusat Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo atas permintaan penyidik polda metro jaya Jakarta Selatan

D. PETUNJUK

Bahwa berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam pasal 184 juncto 188 ayat
(1) KUHAP, dimana yang dimaksud dengan Petunjuk sebagaimana tersebut pada
Pasal 188 ayat (1) KUHAP adalah perbuatan kejadian atau keadaan, yang karena
persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun tindak pidana itu
sendiri menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.

Petunjuk adalah suatu ”syarat” yang dapat ”ditarik” suatu perbuatan, kejadian,
keadaan dimana syarat tadi mempunyai persesuaian” antara yang satu dengan
yang lain maupun syarat tadi mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu
sendiri dan dari isyarat yang bersesuaian tersebut ”melahirkan” atau mewujudkan
petunjuk yang ”membentuk kenyataan” terjadinya suatu tindak pidana dan
Terdakwalah pelakunya.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik suatu pengertian alat bukti


petunjuk apabila:

1. Ada rangkaian perbuatan suatu kejadian atau keadaan atau peristiwa yang
saling bersesuaian atau berkaitan satu dengan yang lainnya, atau
perbuatan, kejadian, peristiwa, atau

2. Keadaan tadi bersesuaian atau terikat dengan tindak pidana lain

3. Perbuatan, kejadian peristiwa, atau kejadian tadi bersesuaian atau terkait


dengan tindak pidana itu

4. Dengan adanya persesuaian antara yang satu dengan yang lain melahirkan
atau menandakan telah itu pula diketahui pelakunya.
Bahwa berdasarkan keterangan saksi dengan keterangan saksi yang lain,
dengan surat dan atau dengan keterangan Terdakwa yang didapatkan petunjuk
sebagai berikut :

1. Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Namira Stalina Izandra, pada


awalnya Terdakwa menghubungi saksi Namira untuk menyantet korban,
namun gagal sehingga rencana beralih menggunakan jasa eksekutor. Dalam
permintaan santet tersebut Terdakwa tidak meminta mengirimkan santet yang
membunuh namun hanya santet yang memberikan kesialan saja.

2.Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis


Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk
melakukan Penculikan

3.Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Namira Stalina Izandra, Terdakwa


tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan meskipun rencana awal gagal

E. KETERANGAN TERDAKWA

Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. , lahir di Jakarta, 21


Desember 1986, umur 31 tahun, kewarganegaraan Indonesia, agama Islam,
pendidikan S2, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), tempat tinggal di Jalan
Kayu Jati GG I No. 18, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia atau Perumahan
Taman Pulo Indah, Jalan Boulevard Utara Blok T.1 No. 26 Penggilingan,
Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia. Terdakwa bersedia memberikan
keterangan tidak dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :

 Bahwa benar Terdakwa hanya memerintahkan eksekutor untuk menculik


korban
 Bahwa benar Terdakwa tidak ingin membunuh Korban
 Bahwa benar Terdakwa membebaskan tindakan para eksekutor apabila
rencana tidak berhasil, namun tindakan tersebut hanyalah untuk melakukan hal-
hal yang dapat memperlancar pelaksanaan eksekusi apabila rencana awal tidak
berjalan dengan lancar
 Bahwa benar Terdakwa memilih penggunaan obat bius tanpa berpikir
terkait akibat penggunaan obat bius tanpa adanya pengawasan dari dokter.
 Bahwa Obat bius tersebut hanyalah untuk mempermudah pelaksanaan
penculikan
 Bahwa motif Terdakwa melakukan hal tersebut karena Terdakwa tidak
terima dan masih jengkel diperlakukan kasar oleh Korban dan sering marah
marah dengan mengucapkan kata kata kasar kepada terdakwa dan
pada suatu hari terdakwa mendapati Korban membawa seorang wanita ke
apartemen milik mereka di Kalibata City. Kemudian terjadi pertengkaran hebat dan
terdakwa diusir dari Apartemen. Bahkan dalam pertengkaran itu Nicholas menarik
terdakwa hingga terjatuh ke lantai, kemudian terdakwa diseret hingga baju saya
terlepas.
 Bahwa Terdakwa tidak menghendaki tindakan Pembunuhan karena
Korban masih berstatus Suami dari Terdakwa
 Bahwa benar keterangan yang diberikan oleh Terdakwa semuanya benar
dan bisa dipertanggung jawabkan;
 Bahwa benar Terdakwa tidak merasa ditekan/tidak merasa dipengaruhi
oleh siapapun;

IV. ANALISIS FAKTA HUKUM DAN TANGGAPAN YANG


TERUNGKAP DI PERSIDANGAN
1. KETERANGAN SAKSI TIDAK DIDUKUNG ALAT BUKTI YANG KUAT

Bahwa dalam persidangan tanggal 30 Januari 2019 pada agenda


pembuktian Penuntut Umum, Penuntut Umum hanya menghadirkan bukti berupa
Keterangan Saksi, tanpa adanya alat bukti yang kuat dan lengkap. Sehingga tidak
dapat membuktikan apakah keterangan dari para saksi tersebut sesuai atau tidak.
Kemudian tidak adanya saksi yang dihadirkan yang berada di Tempat Kejadian
Perkara yaitu kamar Korban pada saat kejadian tersebut berlangsung. Sehingga
tidak dapat menjelaskan kronologis yang terjadi di Tempat Kejadian Perkara
secara jelas.

Dalam pembuktian Penuntut Umum juga terdapat berbagai fakta-fakta


yang tidak dapat dibenarkan dari keterangan yang diberikan oleh saksi dimana
dalam keterangannya semua penuh dengan kesesatan yang tidak patut
dibenarkan. Dalam keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah,dan
Naufandiary Bachtiar Ramzy menjelaskan bahwa apabila rencana awal gagal,
Terdakwa membebaskan tindakan para eksekutor. Keterangan tersebut tidak
lengkap dan dilengkapi oleh keterangan dari saksi Namira Stalina Izandra yang
menjelaskan bahwa Terdakwa tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan
meskipun rencana awal gagal.

Dari keterangan yang tidak lengkap tersebut menimbulkan kerugian dari


klien kami yaitu dalam pembuktian Penuntut Umum Terdakwa seolah olah difitnah
memiliki niat untuk membunuh Korban apabila rencana awal gagal. Fakta yang
sebenarnya terungkap ketika pada persidangan tanggal 6 Februari 2019 yaitu
Terdakwa tidak menghendaki untuk membunuh korban karena masih memiliki
status suami, dan Terdakwa tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan
meskipun rencana awal gagal.

2. TERDAKWA TIDAK DAPAT DIKATAKAN TELAH MELAKUKAN TINDAK


PIDANA PEMBUNUHAN

Bahwa Terdakwa tidak dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana


pembunuhan dikarenakan merujuk pada keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis
Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut. Hal tersebut juga diperkuat oleh keterangan dari
saksi Namira Stalina Izandra pada persidangan tanggal 6 Februari 2019 yang
menjelaskan bahwa Terdakwa tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan
meskipun rencana awal gagal. Terdakwa juga menjelaskan jika ia tidak ingin
membunuh korban karena masih berstatus suami-istri

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Terdakwa memang tidak memiliki
niatan untuk merencanakan pembunuhan, sehingga Terdakwa tidak dapat
dikatakan telah melakukan Tindak Pidana Pembunuhan

V. ANALISIS YURIDIS

Majelis Hakim Yang Mulia,


Penuntut Umum Yang Terhormat,
Sidang pengadilan yang kami muliakan.

Bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta dan alat bukti lainnya dalam


persidangan yang telah kami sampaikan dan alat bukti lainnya dalam persidangan
yang telah kami sampaikan, kami berkeyakinan bahwa dakwaan Penuntut Umum
baik dakwaan Kesatu maupun dakwaan kedua maupun dakwaan ketiga, oleh
karena itu Terdakwa harus dibebaskan dari segala dakwaan.

Tentunya kita semua sependapat bahwa dalam perkara pidana yang


dicari adalah kebenaran materiil dan bukan kebenaran formil semata. Di dalam
memutus perkara pidana perkara pidana harus dan wajib mengikuti penalaran
yang tidak hanya terdapat dalam persidangan, agar terhindar dalam persidangan
yang sesat.
Sehingga perlulah kita mengingat Yurisprudensi Mahkamah Agung,
dalam putusannya tanggal 27 Mei 1972 No. 72 K/KR/1970, yang kaidah hukumnya
menyatakan:

“Hakim secara materi harus memperhatikan juga adanya kemungkinan


keadaan dari tertuduh atas mana mereka tidak dapat dihukum.”

Bahwa hakim dalam memutus perkara ini dalam kaitannya dengan


penghukuman kepada Terdakwa haruslah didasarkan kepada dua alat bukti yang
sah secara formil dan materiil berdasarkan pembuktian dalam persidangan serta
adanya keyakinan hakim, sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 183 KUHAP.
Keyakinan hakim dalam hal kaitannya dengan adanya kesalahan Terdakwa yang
patut untuk dijatuhkan sanksi pidana.

Sehingga perlulah Majelis Hakim dalam memutus perkara ini untuk


mempertimbangkan adanya adagium: “bahwa hakim lebih baik membebaskan
beribu orang bersalah daripada menghukum/memidanakan satu orang yang tidak
bersalah.” Adagium tersebut sudah sepatutnya untuk dijadikan pedoman/acuan
para hakim pidana khususnya yang telah menyandang predikat sebagai Tuhan di
dunia.

Bahwa Penuntut Umum telah mendakwa Terdakwa Felia Ramadhanty


SH., M.Acc Ak, CFE. berdasarkan surat dakwaan Nomor Register Perkara: PDS-
39/JKT.SEL/02/2019 yang telah dibacakan pada persidangan tanggal 8 Januari
2019 yaitu :

Primair Pasal 340 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP

Subsidair Pasal 338 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP

Lebih Subsidair Pasal 353 ayat (3) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP.

B
ahwa terkait dengan rumusan Pasal tersebut di atas dan dihubungkan dengan apa
yang dituduhkan oleh Penuntut Umum terhadap Terdakwa, perlu kami jabarkan
sebagai berikut:

DAKWAAN PRIMAIR

Bahwa dakwaan primair, perbuatan terdakwa melanggar sebagaimana


diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Maka dapat
diuraikan unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Barangsiapa

2. Sengaja

3. Dan dengan rencana lebih dahulu

4. Merampas nyawa Orang lain

Selanjutnya kami uraikan sebagai berikut:

1. Unsur Barangsiapa

Bahwa yang dimaksud dengan “barangsiapa” adalah orang perorangan


atau Badan Hukum sebagai subyek hukum yang mampu
mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya dihadapan hukum.

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka


sudah jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur
“barangsiapa”. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan
Penuntut Umum:

 Bahwa setiap orang yang dimaksud dalam hal perkara ini adalah
Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. sesuai dengan identitasnya
sebagaimana termuat dalam dakwaan dan di persidangan telah pula dibenarkan
oleh saksi-saksi dan tidak disangkal oleh Terdakwa, sehingga tidak dikhawatirkan
terjadi error in persona;

 Bahwa dalam perkara ini Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak,
CFE. tidak terganggu kesehatan mentalnya sehingga dapat
mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukannya. Hal ini antara lain
ditunjukkan bahwa terdakwa dalam keadaan sehat jasmani maupun rohaninya,
tidak terdapat keadaan yang cacat dalam pertumbuhannya maupun cacat yang
ada sejak lahir yang dapat mempengaruhi keadaan kejiwaan Terdakwa Felia
Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE.;

 Bahwa Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. yang


dihadapkan ke persidangan adalah seorang Perempuan berumur 31 tahun sehat
jasmani dan rohaninya, tidak ada ada alasan pemaaf, maupun alasan pembenar
serta terbukti dipersidangan terdakwa mampu melakukan tindakan- tindakan
hukum, sehingga kepadanya dapat dimintai pertanggung jawaban pidana atas
perbuatan yang dilakukan;

Dengan demikian maka unsur “setiap orang” terpenuhi.


2. Unsur Sengaja

Menurut memori Van Toelighting, sengaja adalah mengetahui dan


menghendaki serta menginsyafi timbulnya akibat, artinya dalam diri si pelaku
haruslah terdapat suatu pengetahuan dan sekaligus kehendak untuk melakukan
suatu perbuatan dengan termasuk segala akibatnya
Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka
sudah jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “unsur
sengaja” dalam arti formil. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang
didakwakan Penuntut Umum:
 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis
Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;

 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Namira Stalina Izandra,


Terdakwa tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan meskipun rencana awal
gagal

 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah,


dan Naufandiary Bachtiar Ramzy, Terdakwa memfasilitasi perencanaan eksekusi
tersebut.

 Bahwa kejadian tersebut yang terjadi adalah Tindak Pidana Pembunuhan

 Bahwa berdasarkan keterangan dari Terdakwa menjelaskan tidak ingin


membunuh Korban karena masih berstatus suami

Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan


tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti
memenuhi unsur “sengaja”. Hal tersebut karena Pembunuhan tersebut bukan
rencana dari Terdakwa, sehingga tidak dapat memenuhi unsur “sengaja”

Dengan demikian maka unsur “sengaja” tidak terpenuhi.

3. Unsur “Dengan rencana lebih dahulu”

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “Dengan rencana lebih dahulu”


adalah terdapat waktu jeda antara perencanaan dengan tindakan yang
memungkinkan adanya perencanaan secara sistematis terlebih dahulu lalu baru
diikuti dengan tindakannya;
Menurut M.H Tirtamidjaja “direncanakan lebih dahulu” yaitu bahwa ada
suatu Jangka waktu, bagaimana pendeknya untuk pertimbangan , untuk berpikir
dengan tenang;

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka sudah


jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “melawan hukum”
dalam arti formil. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan
Penuntut Umum

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi, Perencanaan dimulai pada tanggal


17 Agustus 2018

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis


Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;

 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Namira Stalina Izandra,


Terdakwa tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan meskipun rencana awal
gagal

 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah,


dan Naufandiary Bachtiar Ramzy, Terdakwa memfasilitasi perencanaan eksekusi
tersebut.

 Bahwa Tindak Pidana tersebut terjadi pada tanggal 30 September 2018

 Bahwa kejadian tersebut yang terjadi adalah Tindak Pidana Pembunuhan

Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan


tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti
memenuhi unsur “dengan rencana terlebih dahulu”. Hal tersebut karena
Pembunuhan tersebut tidak sesuai dengan yang direncanakan dan diminta oleh
Terdakwa, karena Terdakwa hanya meminta dan merencanakan untuk penculikan

Dengan demikian maka unsur “dengan rencana terlebih dahulu”


tidak terpenuhi.

4. Unsur “Merampas nyawa orang lain”

P.A.F Lamintang (1984 : 56) menyatakan bahwa unsur menghilangkan


nyawa orang lain itu seorang pelaku harus melakukan sesuatu atau rangkaian
tindakan yang berakibat dengan meninggalnya orang lain dengan catatan bahwa
opzet dari pelakunya itu harus ditujukan pada akibat berupa meninggalnya orang
lain tersebut.

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka sudah


jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “Merampas nyawa
orang lain”. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan Penuntut
Umum

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis


Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;

 Bahwa kejadian tersebut yang terjadi adalah Tindak Pidana Pembunuhan

Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan


tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti bahwa
Tindakan Terdakwa bertujuan untuk merampas nyawa orang lain

Dengan demikian maka unsur “merampas nyawa orang lain” tidak


terpenuhi.

5. Unsur “yang menyuruh lakukan”

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “yang menyuruh lakukan”


adalah seseorang mempunyai kehendak dan merencanakan suatu kejahatan
namun ia mempergunakan orang lain untuk melaksanakan kejahatan dimaksud.

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka sudah


jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “Yang menyuruh
lakukan”. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan Penuntut
Umum:

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis


Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;

 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Namira Stalina Izandra,


Terdakwa tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan meskipun rencana awal
gagal

 Bahwa kejadian tersebut yang terjadi adalah Tindak Pidana Pembunuhan


Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan
tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti bahwa
Terdakwa memenuhi unsur menyuruh lakukan. Hal tersebut terbukti dengan
Keterangan saksi yang menyatakan bahwa Terdakwa menyuruh lakukan tindakan
Penculikan, namun yang dilakukan oleh para eksekutor adalah Pembunuhan

Dengan demikian maka unsur “yang menyuruh lakukan” tidak


terpenuhi.

Bahwa jika dikaitkan dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan,


perbuatan Terdakwa tidaklah memenuhi dakwaan Penuntut Umum.

Dengan Demikian Unsur Unsur di Pasal 340 Kitab Undang-Undang


Hukum Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Tidak Terpenuhi.

DAKWAAN SUBSIDAIR

Bahwa dakwaan subsidair, perbuatan terdakwa melanggar


sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 338 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Maka dapat diuraikan unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. Barangsiapa

2. Sengaja

3. Merampas nyawa orang lain

4. Menyuruh lakukan

Selanjutnya kami uraikan sebagai berikut:

1. Unsur Barangsiapa

Bahwa yang dimaksud dengan “barangsiapa” adalah orang perorangan


atau Badan Hukum sebagai subyek hukum yang mampu
mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya dihadapan hukum.

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka


sudah jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur
“barangsiapa”. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan
Penuntut Umum:
 Bahwa setiap orang yang dimaksud dalam hal perkara ini adalah
Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. sesuai dengan identitasnya
sebagaimana termuat dalam dakwaan dan di persidangan telah pula dibenarkan
oleh saksi-saksi dan tidak disangkal oleh Terdakwa, sehingga tidak dikhawatirkan
terjadi error in persona;

 Bahwa dalam perkara ini Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak,
CFE. tidak terganggu kesehatan mentalnya sehingga dapat
mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukannya. Hal ini antara lain
ditunjukkan bahwa terdakwa dalam keadaan sehat jasmani maupun rohaninya,
tidak terdapat keadaan yang cacat dalam pertumbuhannya maupun cacat yang
ada sejak lahir yang dapat mempengaruhi keadaan kejiwaan Terdakwa Felia
Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE.;

 Bahwa Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. yang


dihadapkan ke persidangan adalah seorang Perempuan berumur 31 tahun sehat
jasmani dan rohaninya, tidak ada ada alasan pemaaf, maupun alasan pembenar
serta terbukti dipersidangan terdakwa mampu melakukan tindakan- tindakan
hukum, sehingga kepadanya dapat dimintai pertanggung jawaban pidana atas
perbuatan yang dilakukan;

Dengan demikian maka unsur “setiap orang” terpenuhi.

3. Unsur Sengaja

Menurut memori Van Toelighting, sengaja adalah mengetahui dan


menghendaki serta menginsyafi timbulnya akibat, artinya dalam diri si pelaku
haruslah terdapat suatu pengetahuan dan sekaligus kehendak untuk melakukan
suatu perbuatan dengan termasuk segala akibatnya
Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka
sudah jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “unsur
sengaja” dalam arti formil. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang
didakwakan Penuntut Umum:
 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis
Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;

 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Namira Stalina Izandra,


Terdakwa tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan meskipun rencana awal
gagal
 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah,
dan Naufandiary Bachtiar Ramzy, Terdakwa memfasilitasi perencanaan eksekusi
tersebut.

 Bahwa kejadian tersebut yang terjadi adalah Tindak Pidana Pembunuhan

 Bahwa berdasarkan keterangan dari Terdakwa menjelaskan tidak ingin


membunuh Korban karena masih berstatus suami

Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan


tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti
memenuhi unsur “sengaja”. Hal tersebut karena Pembunuhan tersebut bukan
rencana dari Terdakwa, sehingga tidak dapat memenuhi unsur “sengaja”

Dengan demikian maka unsur “sengaja” tidak terpenuhi.

4. Unsur “Merampas nyawa orang lain”

P.A.F Lamintang (1984 : 56) menyatakan bahwa unsur menghilangkan


nyawa orang lain itu seorang pelaku harus melakukan sesuatu atau rangkaian
tindakan yang berakibat dengan meninggalnya orang lain dengan catatan bahwa
opzet dari pelakunya itu harus ditujukan pada akibat berupa meninggalnya orang
lain tersebut.

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka sudah


jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “Merampas nyawa
orang lain”. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan Penuntut
Umum

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis


Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;

 Bahwa kejadian tersebut yang terjadi adalah Tindak Pidana Pembunuhan

Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan


tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti bahwa
Tindakan Terdakwa bertujuan untuk merampas nyawa orang lain

Dengan demikian maka unsur “merampas nyawa orang lain” tidak


terpenuhi.

5. Unsur “Menyuruh lakukan”


Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “yang menyuruh lakukan”
adalah seseorang mempunyai kehendak dan merencanakan suatu kejahatan
namun ia mempergunakan orang lain untuk melaksanakan kejahatan dimaksud.

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka sudah


jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “Yang menyuruh
lakukan”. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan Penuntut
Umum:

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis


Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;

 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Namira Stalina Izandra,


Terdakwa tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan meskipun rencana awal
gagal

 Bahwa kejadian tersebut yang terjadi adalah Tindak Pidana Pembunuhan

Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan


tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti bahwa
Terdakwa memenuhi unsur menyuruh lakukan. Hal tersebut terbukti dengan
Keterangan saksi yang menyatakan bahwa Terdakwa menyuruh lakukan tindakan
Penculikan, namun yang dilakukan oleh para eksekutor adalah Pembunuhan

Dengan demikian maka unsur “yang menyuruh lakukan” tidak


terpenuhi.

Bahwa jika dikaitkan dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan,


perbuatan Terdakwa tidaklah memenuhi dakwaan Penuntut Umum.

Dengan Demikian Unsur Unsur di Pasal 338 Kitab Undang-Undang


Hukum Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Tidak Terpenuhi.

DAKWAAN LEBIH SUBSIDAIR

Bahwa dakwaan lebih subsidair, perbuatan terdakwa melanggar


sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 353 ayat (3) Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana. Maka dapat diuraikan unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. Barangsiapa
2. Melakukan Penganiayaan

3. Dengan rencana terlebih dahulu

4. Mengakibatkan kematian

5. Menyuruh lakukan

Selanjutnya kami uraikan sebagai berikut:

1. Unsur Barangsiapa

Bahwa yang dimaksud dengan “barangsiapa” adalah orang perorangan


atau Badan Hukum sebagai subyek hukum yang mampu
mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya dihadapan hukum.

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka


sudah jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur
“barangsiapa”. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan
Penuntut Umum:

 Bahwa setiap orang yang dimaksud dalam hal perkara ini adalah
Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. sesuai dengan identitasnya
sebagaimana termuat dalam dakwaan dan di persidangan telah pula dibenarkan
oleh saksi-saksi dan tidak disangkal oleh Terdakwa, sehingga tidak dikhawatirkan
terjadi error in persona;

 Bahwa dalam perkara ini Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak,
CFE. tidak terganggu kesehatan mentalnya sehingga dapat
mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukannya. Hal ini antara lain
ditunjukkan bahwa terdakwa dalam keadaan sehat jasmani maupun rohaninya,
tidak terdapat keadaan yang cacat dalam pertumbuhannya maupun cacat yang
ada sejak lahir yang dapat mempengaruhi keadaan kejiwaan Terdakwa Felia
Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE.;

 Bahwa Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. yang


dihadapkan ke persidangan adalah seorang Perempuan berumur 31 tahun sehat
jasmani dan rohaninya, tidak ada ada alasan pemaaf, maupun alasan pembenar
serta terbukti dipersidangan terdakwa mampu melakukan tindakan- tindakan
hukum, sehingga kepadanya dapat dimintai pertanggung jawaban pidana atas
perbuatan yang dilakukan;

Dengan demikian maka unsur “setiap orang” terpenuhi.


2. Unsur “Melakukan penganiayaan”

Menurut H.R. (Hooge Raad), penganiayaan adalah Setiap perbuatan


yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau luka kepada
orang lain, dan sematamata menjadi tujuan dari orang itu dan perbuatan tadi tidak
boleh merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan yang diperkenankan.

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka


sudah jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “Melakukan
Penganiayaan”. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan
Penuntut Umum

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis


Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;

Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan


tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti bahwa
Terdakwa memenuhi unsur melakukan penganiayaan. Hal tersebut dibuktikan
bahwa tujuan dari Tindak Pidana tersebut adalah Penculikan, dan menurut H.R.
(Hooge Raad) penganiayaan tidak boleh merupakan suatu alat untuk mencapai
suatu tujuan yang diperkenankan, sedangkan tujuan Terdakwa adalah Penculikan.

Dengan demikian maka unsur “melakukan penganiayaan” tidak


terpenuhi

3. Unsur “Dengan rencana terlebih dahulu”

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “Dengan rencana lebih dahulu” adalah
terdapat waktu jeda antara perencanaan dengan tindakan yang memungkinkan
adanya perencanaan secara sistematis terlebih dahulu lalu baru diikuti dengan
tindakannya;

Menurut M.H Tirtamidjaja “direncanakan lebih dahulu” yaitu bahwa ada


suatu Jangka waktu, bagaimana pendeknya untuk pertimbangan , untuk berpikir
dengan tenang;

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka sudah


jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “melawan hukum”
dalam arti formil. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan
Penuntut Umum
 Bahwa berdasarkan keterangan saksi, Perencanaan dimulai pada tanggal
17 Agustus 2018

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis


Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;

 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Namira Stalina Izandra,


Terdakwa tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan meskipun rencana awal
gagal

 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Urai Ainun Nafis Fadliyah,


dan Naufandiary Bachtiar Ramzy, Terdakwa memfasilitasi perencanaan eksekusi
tersebut.

 Bahwa Tindak Pidana tersebut terjadi pada tanggal 30 September 2018

 Bahwa kejadian tersebut yang terjadi adalah Tindak Pidana Pembunuhan

Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan


tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti
memenuhi unsur “dengan rencana terlebih dahulu”. Hal tersebut karena
Pembunuhan tersebut tidak sesuai dengan yang direncanakan dan diminta oleh
Terdakwa, karena Terdakwa hanya meminta dan merencanakan untuk penculikan

Dengan demikian maka unsur “dengan rencana terlebih dahulu”


tidak terpenuhi.

4. Unsur “mengakibatkan kematian”

Unsur ini merupakan akibat dari suatu tindak pidana, syarat dari unsur ini
adalah harus menjadi akibat dari tindak pidana tersebut, dalam hal ini adalah
penganiayaan berencana.

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka sudah


jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “Merampas nyawa
orang lain”. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan Penuntut
Umum.

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis


Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;
 Bahwa Dakwaan dari Penuntut Umum adalah Tindak Pidana
Penganiayaan

Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan


tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti bahwa
Tindakan Terdakwa memenuhi unsur “mengakibatkan kematian” karena kematian
tersebut bukan karena tindakan penganiayaan dikarenakan tujuan awal dari
Terdakwa adalah Penculikan

Dengan demikian unsur “mengakibatkan kematian” tidak terpenuhi

5. Unsur “menyuruh lakukan”

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “yang menyuruh lakukan” adalah


seseorang mempunyai kehendak dan merencanakan suatu kejahatan namun ia
mempergunakan orang lain untuk melaksanakan kejahatan dimaksud.

Melihat pada fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, maka sudah


jelas bahwasannya perbuatan Terdakwa tidak memenuhi unsur “Yang menyuruh
lakukan”. Selanjutnya akan kami uraikan perbuatan yang didakwakan Penuntut
Umum:

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Urai Ainun Nafis


Fadliyah,Naufandiary Bachtiar Ramzy, Namira Stalina Izandra,dan Nabilah
Khansa Aribah M, bahwa Terdakwa hanya menyuruhlakukan untuk melakukan
kegiatan Penculikan tersebut;

 Bahwa berdasarkan keterangan dari saksi Namira Stalina Izandra,


Terdakwa tidak mengatakan apapun terkait pembunuhan meskipun rencana awal
gagal

 Bahwa kejadian tersebut yang terjadi adalah Tindak Pidana Pembunuhan

Setelah menelaah kembali fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan


tersebut, perbuatan Terdakwa yang telah kami uraikan tidak dapat terbukti bahwa
Terdakwa memenuhi unsur menyuruh lakukan. Hal tersebut terbukti dengan
Keterangan saksi yang menyatakan bahwa Terdakwa menyuruh lakukan tindakan
Penculikan, namun yang dilakukan oleh para eksekutor adalah Pembunuhan

Dengan demikian maka unsur “yang menyuruh lakukan” tidak


terpenuhi.

Bahwa jika dikaitkan dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan,


perbuatan Terdakwa tidaklah memenuhi dakwaan Penuntut Umum.
Dengan Demikian Unsur Unsur di Pasal 353 ayat (3) Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana Tidak Terpenuhi.

1. PERMOHONAN

Majelis Hakim yang Mulia,


Penuntut Umum yang kami hormati,
Hadirin sidang yang berbahagia,

Oleh karena tidak didukung oleh fakta yang kuat yang mendukung
pembuktian atas surat dakwaan yang dituangkan kedalam surat
tuntutan penuntut umum, maka Terdakwa harus dibebaskan dari
segala dakwaan (vrijspraak).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, kami memohon kepada Majelis Hakim


Yang Mulia agar berkenan menjatuhkan putusan yang amar putusannya adalah
sebagai berikut:

1.Menyatakan Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. tidak


terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
kejahatan terhadap nyawa sebagaimana Surat Dakwaan Penuntut Umum;

2.Membebaskan Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE. dari


segala dakwaan (vrijspraak);

3.Memerintahkan kepada Penuntut Umum untuk segera mengeluarkan


Terdakwa dari tahanan;

4.Memulihkan nama baik Terdakwa Felia Ramadhanty SH., M.Acc Ak, CFE.
dalam harkat dan martabatnya di masyarakat;

5. Membebankan biaya perkara pada Negara;

Sebagai bahan untuk kita renungkan bersama, perlu kita camkan kata
mutiara dari seorang bijak yang mengatakan “Lex Nemini Operatur Iniquum Nemini
ni Facit Injuriam”, Hukum tidak memberikan ketidakadilan kepada siapapun dan
tidak melakukan kesalahan kepada siapapun.
Demikianlah Nota Pembelaan (Pledoi) ini kami sampaikan dengan
harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Majelis Hakim dalam
memberikan putusan nanti. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan
rahmat, kebijaksanaan serta pengampunan dalam hidup kita.

Jakarta, 19 Februari 2019

Hormat kami,

Tim Penasehat Hukum Terdakwa

Rafly Rachmananda Daffani, S.H.M.H.

NIA. 12.04478

Ardhiani Chrisnia Nugraheni, S.H., M.H.

NIA. 12.04479

Anda mungkin juga menyukai