Sehubungan dengan adanya Surat Dakwaan dari PenuntutUmum yang dibacakan pada tanggal
20 November 2018, maka perkenankan lah kami menyampaikan Eksepsi atas
namaTerdakwaTalita Coztanza sebagai berikut :
1. Bahwa betul terdakwa merupakan istri dari Imam Suriansyah dan tinggal bersama,
sebagai Ibu Rumah Tangga selama kurun waktu 10 tahun di rumah kontrakkannya
yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta no. 102, Kota Malang.
2. Bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, terdakwa
menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab dalam memenuhi
kewajiban terhadap suaminya secara jasmani, rohani dan lahir batin.
3. Bahwa dalam hal ini, terdakwa sangat menyesali perbuatannya. Terdakwa tidak
sengaja menyebabkan kematian korban, karena tidak mengetahui bahwa telah
menumpahkan baygon saat mencuci piring yang kebetulan terletak bersebelahan
dengan racun tikus kedalam wadah sendok di dapur dekat tempat cuci piring,
akhirnya sendok tersebut dipakai untuk mengaduk kopi dan diberikan kepada
korban ,yang tidak lain adalah suaminya sendiri.
4. Bahwa dalam hal ini, tim penasihat hokum terdakwa ingin memberikan klarifikasi
dan penegasan bahwa yang didakwakan dalam surat dakwaan Penuntut Umum,
tidak menyertakan penjelasan bahwa dalam peristiwa ini, Terdakwa kerap
mendapatkan kekerasan dari korban.Sehingga menurut pendapat tim penasehat
hukum, Penuntut Umum memberikan penafsiran yang berlebihan seolah-olah
semua yang dilakukan Terdakwa adalah salah dan cenderung menyalahkan
terdakwa sepenuhnya dalam peristiwa itu.
5. Bahwa berdasarkan kesaksian keluarga terdakwa, korban tidak pernah
memperlakukan terdakwa dengan baik. Sehingga kami dari tim penasihat hokum
menjelaskan bahwa terdakwa selama menjadi isteri korban tidak mendapatkan
haknya secara layak, terdakwa selalu dibuat cemburu, tidak mendapatkan nafkah
secara layak, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari harus mengusahakan sendiri.
Bahkan korban sering melontarkan kata-kata yang kasar, ucapan-ucapan
merendahkan, menghina yang menyakiti hati terdakwa.
6. Bahwa terdakwa setelah melihat korban tewas, terdakwa merasa panic dan
ketakutan atas apa yang terjadi di hadapannya, takut dipersalahkan, dan saat
kejadian ia tidak dapat menghubungi siapapun termasuk adik kandungnya yang
sedang berada di luar, karenasatu-satunya pemilik telepon genggam dalam rumah
tersebut hanya korban dan korban telah mengatur password yang tidak diketahui
oleh terdakwa, maka ia pergi menemui keluarganya di Tangerang untuk meminta
bantuan, bukan melarikan diri seperti yang dituduhkan oleh Penuntut Umum.
7. Tim Penasihat Hukum berpendapat, bahwa berdasarkan pasal 340 KUHP ,terdakwa
tidak memenuhi unsure pembunuhan berencana, akan tetapi menyebabkan
kematian seseorang karena lalai, sehingga memenuhi unsure pasal 359 KUHP.
Sehingga kami menegaskan dan menyatakan bahwa demi hukum, terdakwa tidak
dapat dipersalahkan sepenuhnya atas peristiwa tersebut dan mohon melihat pula
dari sikap dan perlakuan yang dilakukan oleh korban.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dengan ini mohon kepada Bapak/Ibu
Majelis Hakim agar memberikan putusan sebagai berikut:
PRIMER :
SUBSIDER :
Demikian lah Eksepsi ini kami sampaikan, atas perhatian dan perkenan Majelis
Hakim pemeriksa perkara pidana ini, kami sampaikan terimakasih.