Anda di halaman 1dari 4

EKSEPSI

ATAS NAMA TERDAKWA


TalitaCostanza
DALAM PERKARA PIDANA NOMOR REG PERKARA: PDN-29/PID.B/04/PN.MLG
Oleh Tim PenasehatHukum:
Anastasya Brilliane , S.H., M.H.
Anandha Yossi N.I.P S.H., M.H.
Alamat Kantor Advokat Jalan Lokon no. 12 MalangJawaTimur

Kepada Yang Terhormat,


Majelis Hakim PemeriksaNomor Reg. Perkara: Pdn-29/Pid.B/04/Pn.Mlg
PadaPengadilanNegeri Malang
Di – Malang

Saudara Majelis Hakim Yang Kami Hormati


Saudara PenuntutUmum Yang Kami Hormati
Sidang PengadilanNegeri Malang Yang Terhormat,

Sehubungan dengan adanya Surat Dakwaan dari PenuntutUmum yang dibacakan pada tanggal
20 November 2018, maka perkenankan lah kami menyampaikan Eksepsi atas
namaTerdakwaTalita Coztanza sebagai berikut :

TENTANG PEMERIKSAAN YANG CACAT HUKUM

Dalam hubungan dengan proses penerapan hukum (pemeriksaan) guna pembuatan


BAP yang menyangkut saudara Terdakwa, kami menilai bahwa pemeriksaan tingkat
penyidik, klien kami tidak mendapat bantuan hukum yang sebenarnya. Padahal dalam
pasal 54 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana menyebutkan dengan tegas bahwa: “
guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hokum
selama dalam waktu dan setiap tingkat pemeriksaan”
Dan pasal 27 ayat (2) huruf a peraturan KAPOLRI Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Implementasi Prinsip dan Standart Hak Asasi Manusia dalam penyelenggaraan Polri
menyatakan, “dalam melakukan pemeriksaan terhadap saksi, tersangka atau terperiksa,
petugas dilarang ,memeriksa saksi, tersangka atau terperiksa sebelum di damping oleh
penasehat hukumnya, kecuali atas persetujuan yang diperiksa”.
Oleh karena itu selama pemeriksaan tingkat pertama, klien kami saudara
TERDAKWA tidak mendapat haknya, maka pemeriksaan (BAP) tersebut dapat dikatakan
cacat hukum. Hal ini didukung pula dengan kondisi kesehatan klien kami yang mengalami
gangguan kejiwaan, sehingga dirasa perlu untuk mendapat bantuan hokum dalam proses
pemeriksaan tinggak penyidikan. Akan tetapi yang terjadi ialah proses pemeriksaan/
penyidikan tetap dilaksanakan tanpa melihat kondisi kesehatan klien kami.Menurut kami,
surat dakwaan terhadap saudara TERDAKWA juga cacat hukum, sebab surat dakwaan
tersebut disusun berdasarkan BAP yang cacat hukum.
DALAM POKOK PERKARA

Bahwa berdasarkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum, terdakwa didakwa melanggar


Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana “ Barangsiapa dengan sengaja dan
dengan terencana dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu, paling lama 20 tahun”. Melihat hal tersebut di atas kami Tim Penasehat Hukum
dari terdakwa akan mengajukan keberatan terhadap dakwaan dari jaksa penuntut umum
yang nanti nya akan disampaikan pada beberapa poin di bawah ini :

1. Bahwa betul terdakwa merupakan istri dari Imam Suriansyah dan tinggal bersama,
sebagai Ibu Rumah Tangga selama kurun waktu 10 tahun di rumah kontrakkannya
yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta no. 102, Kota Malang.
2. Bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, terdakwa
menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab dalam memenuhi
kewajiban terhadap suaminya secara jasmani, rohani dan lahir batin.
3. Bahwa dalam hal ini, terdakwa sangat menyesali perbuatannya. Terdakwa tidak
sengaja menyebabkan kematian korban, karena tidak mengetahui bahwa telah
menumpahkan baygon saat mencuci piring yang kebetulan terletak bersebelahan
dengan racun tikus kedalam wadah sendok di dapur dekat tempat cuci piring,
akhirnya sendok tersebut dipakai untuk mengaduk kopi dan diberikan kepada
korban ,yang tidak lain adalah suaminya sendiri.
4. Bahwa dalam hal ini, tim penasihat hokum terdakwa ingin memberikan klarifikasi
dan penegasan bahwa yang didakwakan dalam surat dakwaan Penuntut Umum,
tidak menyertakan penjelasan bahwa dalam peristiwa ini, Terdakwa kerap
mendapatkan kekerasan dari korban.Sehingga menurut pendapat tim penasehat
hukum, Penuntut Umum memberikan penafsiran yang berlebihan seolah-olah
semua yang dilakukan Terdakwa adalah salah dan cenderung menyalahkan
terdakwa sepenuhnya dalam peristiwa itu.
5. Bahwa berdasarkan kesaksian keluarga terdakwa, korban tidak pernah
memperlakukan terdakwa dengan baik. Sehingga kami dari tim penasihat hokum
menjelaskan bahwa terdakwa selama menjadi isteri korban tidak mendapatkan
haknya secara layak, terdakwa selalu dibuat cemburu, tidak mendapatkan nafkah
secara layak, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari harus mengusahakan sendiri.
Bahkan korban sering melontarkan kata-kata yang kasar, ucapan-ucapan
merendahkan, menghina yang menyakiti hati terdakwa.
6. Bahwa terdakwa setelah melihat korban tewas, terdakwa merasa panic dan
ketakutan atas apa yang terjadi di hadapannya, takut dipersalahkan, dan saat
kejadian ia tidak dapat menghubungi siapapun termasuk adik kandungnya yang
sedang berada di luar, karenasatu-satunya pemilik telepon genggam dalam rumah
tersebut hanya korban dan korban telah mengatur password yang tidak diketahui
oleh terdakwa, maka ia pergi menemui keluarganya di Tangerang untuk meminta
bantuan, bukan melarikan diri seperti yang dituduhkan oleh Penuntut Umum.
7. Tim Penasihat Hukum berpendapat, bahwa berdasarkan pasal 340 KUHP ,terdakwa
tidak memenuhi unsure pembunuhan berencana, akan tetapi menyebabkan
kematian seseorang karena lalai, sehingga memenuhi unsure pasal 359 KUHP.
Sehingga kami menegaskan dan menyatakan bahwa demi hukum, terdakwa tidak
dapat dipersalahkan sepenuhnya atas peristiwa tersebut dan mohon melihat pula
dari sikap dan perlakuan yang dilakukan oleh korban.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dengan ini mohon kepada Bapak/Ibu
Majelis Hakim agar memberikan putusan sebagai berikut:

PRIMER :

1. Menerima dan mengabulkan eksepsi kami untuk seluruhnya;


2. Menyatakan terdakwa lepas dari segala tuntutan hukum;
3. Membebankan seluruh biaya perkara ini kepada negara.

SUBSIDER :

Memberikan putusan yang seadil adilnya.

Demikian lah Eksepsi ini kami sampaikan, atas perhatian dan perkenan Majelis
Hakim pemeriksa perkara pidana ini, kami sampaikan terimakasih.

Malang ,27 November 2018


Advokat/PenasehatHukum

Anastasya Brilliane, S.H., M.H.

Anandha Yossi N.I.P, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai