Kepada Yth:
Hakim Pemeriksa dan Pemutus Perkara Nomor :
114/Pid. Sus/2021/PN. Tpg Atas Nama Terdakwa
Rini Pratiwi.
Di-
Pengadilan Negeri Tanjung Pinang
Dengan hormat,
yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Dr. Muhammad Ridwan Lubis, S.H. M.Hum
2. Tengku Mabar Ali, S.H., M.H
3. Reza Nurul Ichsan, S.H
4. Fahmi Amrico, S.H
5. Wahyu., S.H.
Dengan ini perkenankan kami selaku Penasihat Hukum dalam perkara ini
menjalankan hak kami untuk menyampaikan nota pembelaan (Pledoi) atas Surat
Tuntutan (Requisitoir) Sdr. Jaksa Penuntut Umum dalam perkara pidana Nomor :
114/Pid. Sus/2021/PN. Tpg, atas nama Terdakwa Rini Pratiwi.
Kami Penasihat Hukum terdakwa cukup mengapresiasi dan sangat
berterimakasih atas komitmen Majelis Hakim dan Penuntut Umum selama masa
1
persidangan berlangsung, untuk tetap menjalankan tugasnya dengan baik selama
lebih kurang 4 bulan sejak persidangan pertama, meskipun saat ini negara kita
sedang dihadapkan pada pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum juga
berakhir, bahkan menunjukkan peningkatan.
Bahwa dengan tidak mengurangi rasa hormat kami, di sini kami memohon
kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini dengan cermat dan tetap
menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah (presumption of innocence) dan bukan
dengan asas praduga bersalah (presumption of guilty). Di sini kami yakin, bahwa
dalam pemeriksaan perkara ini kita semua, baik Majelis Hakim, Jaksa Penuntut
Umum, maupun kami selaku Kuasa Hukum tetap berlandaskan pada semangat
bersama untuk menjalankan proses persidangan atas nama Rini Pratiwi (Terdakwa)
berdasarkan prinsip-prinsip peradilan yang bersih, jujur (fair), demi tegaknya hukum
dan keadilan.
Di sini kami juga memohon agar Penuntut Umum meskipun dalam posisinya
sebagai wakil Negara, namun tetap dapat secara seimbang (proporsional)
mendudukkan perkara ini, dengan terbebas dari berbagai kepentingan, sehingga
baik penuntut umum, hakim dan juga penasihat hukum secara bersama-sama
mencari kebenaran materil berdasarkan apa yang terungkap di persidangan.
Ungkapan terima kasih kepada Jaksa Penuntut Umum juga perlu kami
sampaikan atas surat tuntutan yang telah dibacakan pada hari pada hari Rabu
tanggal 14 Juli 2021. Setidaknya, surat tuntutan atas perkara ini sudah dibacakan
oleh Penuntut Umum, sehingga perkara ini secara formil dapat dilanjutkan ke tahap
pembelaan.
Namun demikian dengan penghormatan yang tinggi terhadap profesi Hakim
dan Jaksa, kami menyadari hukum harus ditegakkan demi adanya masyarakat yang
adil, damai dan sejahtera dengan menyatakan bersalah dan menghukum orang
yang bersalah dan membebaskan orang-orang yang tidak bersalah. Untuk itu
ijinkanlah kami memberikan pembelaan terhadap Terdakwa sebagaimana yang
sudah diatur dalam Pasal 182 ayat (1) huruf b KUHAP, yang akan kami jelaskan
secara perlahan namun pasti sehingga akan jelas. Nota Pembelaan ini kami buat
dengan garis besar sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
II. TENTANG SURAT DAKWAAN DAN ANALISIS SURAT DAKWAAN
III. TENTANG SURAT TUNTUTAN DAN ANALISIS SURAT TUNTUTAN
IV. FAKTA PERSIDANGAN
V. TANGGAPAN ATAS FAKTA PERSIDANGAN
VI. ANALISIS UNSUR PASAL
VII. KESIMPULAN DAN PENUTUP
VIII. PERMOHONAN
I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim Yang Mulia,
Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
2
Terdakwa diberi kesempatan untuk menyusun dan membacakan nota pembelaan
(Pledoi) ini.
Sebelum masuk pada materi pokok Pledoi ini, ada baiknya lebih dahulu kami
sampaikan Firman Allah Subhana Wata’ala dalam Al-Qur’an, sebagai acuan dan
pedoman bagi kita semua, khususnya bagi kita yang beragama muslim dan orang-
orang yang seiman, yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi kita selaku
penegak hukum, untuk tetap menjalankan tugas dan fungsi masing-masing sesuai
amanah jabatan dan profesi sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab,
sehingga kita semua benar-benar sebagai penegak keadilan. Sebagai penegak
hukum, dalam menjalankan tugas dan fungsi kita masing-masing, kita tidak saja
dihadapkan pada pertanggungjawaban kepada atasan maupun lembaga, akan tetapi
juga dihadapkan pada pertanggungjawaban kepada Allah Subhana Wata’ala
(pengadilan akhirat). Allah Subhana Wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-
nisa Ayat 135 :
Pada ayat yang lain, Allah Subhana Wata’ala juga berfirman dalam Al-quran
Surat Almaidah, 8 :
3
Majelis Hakim Yang Mulia,
Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Terungkapnya dugaan penggunaan ijazah palsu dan gelar palsu dalam perkara
ini berawal dari adanya pemberitaan media online yang dimuat pada website :
https://batamtoday.com/home/read/143764/Unjuang-45-Jakarta-Bantah - Keluarkan-
Gelar-MMPd-Anggota-DPRD-Tanjungpidang-RP., yang mana anggota DPRD kota
Tanjungpinang yang dimaksudkan adalah Rini Pratiwi yang saat ini berstatus
sebagai Terdakwa. Berita online tersebut kemudian dijadikan dasar oleh Sdr. Pandi
Ahmad Simangunsong selaku Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Tanjung Pinang-Bintan dan kawan-kawan, yaitu : Samsudin Harahap dan Sardjono
(Pelapor) untuk melaporkan Rini Pratiwi ke Polres Tanjung Pinang. Setelah melalui
proses penyelidikan dan penyidikan yang cukup panjang, akhirnya perkara ini
sampai ke tingkat pemeriksaan di muka pengadilan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi-saksi, saksi ahli, dan pemeriksaan
Terdakwa dan bukti-bukti yang diajukan dalam perkara in casu, kami selaku
Penasihat Hukum dari Terdakwa berkewajiban untuk mengemukakan apa yang
benar dan apa yang salah, apa yang masuk akal dan apa yang tidak masuk akal.
Karena dengan demikianlah kebenaran baru dapat terungkap dalam persidangan
yang terhormat ini.
Dalam penegakan hukum, kita sama-sama mengetahui bahwa tujuan akhir dari
penegakan hukum pidana adalah untuk mencari kebenaran materil dari suatu
peristiwa pidana atau tindak pidana, sehingga dapat diperoleh keadilan hukum, baik
itu bagi terdakwa maupun masyarakat. Oleh karena itu, sebagai penegak hukum,
baik Majelis Hakim Yang Mulia, Penuntut Umum serta Penasihat Hukum Terdakwa
tentunya memiliki tujuan yang sama, yaitu bersama-sama mencari kebenaran
materiil (materiil waarheid) dalam perkara in casu, bukanlah hanya sekedar mencari
alat bukti yang dapat menghukum Terdakwa belaka. Hal inilah sesungguhnya yang
diminta oleh hukum dan didambakan oleh Terdakwa, keluarga Terdakwa maupun
masyarakat luas, sehingga keadilan yang merupakan tujuan hakiki dari hukum dapat
tercapai.
Kebenaran materiil hanya dapat ditemui dan ditegakkan dalam suatu proses
peradilan yang jujur dan adil. Tanpa adanya peradilan yang jujur dan adil, maka
mustahil kebenaran materiil itu akan diperoleh. Sebaliknya, yang didapati adalah
justeru rangkaian atau rentetan peristiwa kebohongan atau bahkan dapat disebut
sebagai rekayasa kasus, yang hanya bertujuan untuk mencari-mencari kesalahan
seseorang dan akhirnya berujung pada pemidanaan terhadap seseorang, yang
notabene orang tersebut belum tentu bersalah.
4
unsur tersebut dan menurut Jaksa Penuntut Umum unsur-unsur tersebut telah
terbukti dengan jelas.
Pada hari rabu tanggal 14 Juli 2021, Jaksa Penuntut Umum telah membacakan
tuntutannya, yang menuntut terdakwa :
5
12) 1 (satu) lembar asli surat keterangan tidak penah dihukum penjara karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun
atau lebih yang dikeluarkan dari Pengadilan Negeri Tanjungpinang Kelas IA
tertanggal 03 Juli 2018;
13) 1 (satu) lembar Surat Keterangan Catatan Kepolisian atas nama RINI PRATIWI
yang dikeluarkan dari Kepolisian Sektor Tanjungpinang tertanggal 02 Juli 2018;
14) 1 (satu) rangkap surat instrumen verifikasi kelengkapan dan keabsahan
dokumen Bakan Calon atas nama RINI PRATIWI;
15) 1 (satu) rangkap asli daftar calon sementara anggota DPRD kota
Tanjungpinang tahun 2019 daerah pemilihan kota Tanjungpinang 2
(Tanjungpinang Timur) yang mencantumkan nama RINI PRATIWI, M.Pd no.
urut 2 Partai Kebangkitan Bangsa yang ditandatangani oleh komisioner KPU
kota Tanjungpinang atas nama ASWIN NASUTION, Hj. SUSANTY, dan M.
HAFIDZ DWI PRAYOGA tertanggal 11 Agustus 2018;
16) 1 (satu) rangkap asli surat Rancangan Daftar Calon Tetap Anggota DPRD kota
Tanjungpinang 2 (Tanjungpinang Timur) yang mencantumkan nama RINI
Pratiwi no. urut 2 Partai Kebangkitan Bangsa yang ditandatangani oleh RINI
Pratiwi, M.MPd tanggal 19 September 2018;
17) 1 (satu) rangkap asli surat Daftar Calon Tetap Anggota DPRD kota
Tanjungpinang tahun 2019 Daerah Pemilihan Kota Tanjungpinang 2 (Tanjung
Pinang Timur) yang mencantumkan nama RINI PRATIWI M.MPd No. urut 2
yang ditandatangani oleh komisioner KPU kota Tanjungpinang atas nama
ASWIN NASUTION, Hj. SUSANTY, dan M. HAFIDZ DWI PRAYOGA tanggal
20 September 2018;
18) 1 (satu) rangkap dokumentasi verifikasi persyaratan bakal calon legislatif
pemilu 2009 kota Tanjungpinang;
19) 1 (satu) rangkap Asli surat Sertifikat Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan
Suara Calon Anggota DPRD kota/kabupaten Pemilihan Umum Tahun 2019;
20) 1 (satu) rangkap salinan SK KPU kota Tanjungpinang Nomor 32/HK.03/1-
Kpt/2172/Kota/VIII/2019 tentang Penetapan Calon Terpilih Anggota Dewan
Perwakilan Daerah Kota Tanjungpinang pada pemilu tahun 2019 tertanggal 11
Agustus 2018;
21) 1 (satu) rangkap Kronologi Pendaftaran Daftar Caleg PKB dan Caleg atas
nama RINI PRATIWI pada pemilu tahun 2019;
22) 1 (satu) rangkap salinan SK KPU kota Tanjungpinang Nomor 43/HK.03.1-
Kpt/2172/Kota/VIII/2018 tentang Penetapan Daftar Calon Sementara Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tanjungpinang pada pemilu tahun
2019 tertanggal 11 Agustus 2018;
23) 1 (satu) rangkap salinan SK KPU kota Tanjungpinang Nomor : 26/HK.03.1-
Kpt/2172/Kota/IV/2019 tentang Perubahan atas Keputusan KPU kota
Tanjungpinang Nomor : 50/HK03.1-Kpt/2172/Kota/IX /2018 tentang Penetapan
Daftar Calon Anggota Tetap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota
Tanjungpinang pada pemilihan umum tahun 2019;
24) 2 (dua) lembar asli surat persetujuan desain surat suara untuk dasar
percetakan surat suara yang ditandatangani oleh masing-masing
LO/Penghubung partai yang terdaftar pada KPU kota Tanjungpinang;
25) 1 (satu) rangkap berkas dokumen data/informasi terkait riwayat
kemahasiswaan RINI PRATIWI, yang terdiri dari:
a) 1 (satu) lembar print Pangkalan Data Dikti (SRV4 PDDIKTI) atas nama RINI
PRATIWI status mahasiswa perguruan tinggi Universitas Negeri Padang;
6
b) 1 (satu) lembar hasil print Pangkalan Data Dikti (SRV4 PDDIKTI) atas nama
RINI PRATIWI status mahasiswa Perguruan Tinggi Universitas Maritim Raja
Ali Haji (Umrah);
c) 1 (satu) lembar hasil print Pangkalan Data Dikti (SRV4 PDDIKTI) atas nama
RINI PRATIWI status mahasiswa Perguruan Tinggi STKIP Pelita Bangsa;
d) 1 (satu) lembar asli Surat Keteragan dari Madrasah Tsanawiyah Madani
tertanggal 18 Maret 2020;
e) 3 (tiga) lembar fotocopi nama-nama SDK dan karyawan MTs Madani yang
mencantumkan nama RINI PRATIWI nomor urut 11;
f) 1 (satu) lembar printnan foto RINI PRATIWI di depan gedung MTs Madani;
g) 2 (dua) Lembar asli surat keterangan data mahasiswa dari lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 1 Sumatera Utara tertanggal 11 Maret
2020;
h) 2 (dua) klembar haskil printnan Pangkalan Data Dikti (SRV4 PDDIKTI) atas
nama RINI PRATIWI status dosen di STAI MIFTAHUL ULUM
Tanjungpinang;
i) 1 (satu) lembar fotocopi BAN-PT Universitas Kejuangan 45 Jakarta Program
Studi Manajemen S2;
j) 2 (dua) lembar hasil prin profil dan daftar Program Studi Universitas
Kejuangan 45 Jakarta.
26) 1 (satu) lembar Asli Surat Keterangan Universitas Kejuangan 45 Jakarta
(UNJUANG 45 Jakarta) No : 004/KT/RUK45/III/2020 tanggal 4 Maret 2020;
Tetap terlampir dalam berkas perkara
27) 1 (satu) lembar asli ijazah Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pelita
Bangsa Nomor Seri ijazah : 304/02/STKIP-PB/VII/2012 tanggal 16 Juli 2012
atas nama RINI PRATIWI;
28) 1 (satu) lembar asli Surat Keterangan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Pelita Bangsa Nomor : 121/STKIP-PB/III/2019 tanggal 19 Agustus
2019;
29) 1 (satu) lembar ijazah asli Universitas Kejuangan 45 Jakarta Nomor seri
Ijazah : 027/S2/MM/XII.14 tanggal 10 Desember 2014 atas nama RINI
PRATIWI.
Dikembalikan kepada Terdakwa.
4. Menetapkan agar terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 5000,- (lima ribu
rupiah).
Setelah kami membaca dan menganalisa tuntutan pidana yang diajukan oleh
Jaksa Penuntut Umum, kami berkesimpulan Jaksa Penuntut Umum membuat
tuntutan tanpa memperhatikan fakta yang terungkap dipersidangan. Adapun
keterangan-keterangan saksi dan keterangan para terdakwa yang ditulis dalam
tuntutan JPU banyak yang tidak mengungkap fakta di persidangan, sehingga sangat
merugikan Terdakwa. Seharusnya, Jaksa Penuntut Umum tidak mengkonstruksikan
tuntutan berdasarkan keinginannya, namun tetap merujuk pada fakta persidangan
sesuai dengan ketentuan Pasal 185 ayat (1) KUHAP yang menyebutkan;
“keterangan seorang saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di
sidang pengadilan”.
7
Berdasarkan analisa kami, Jaksa Penuntut Umum hanya melakukan copy
paste/menyalin dari berkas acara pemeriksaan yang diduga merupakan hasil
rekayasa penyidik dan juga surat dakwaan, agar terdakwa diputuskan bersalah.
Sebagai contoh, dalam surat tuntutannya yang tidak sesuai dengan fakta
persidangan yaitu :
10
- Bahwa saksi mengatakan tidak mengetahui apakah ijazah S1 dan S2
Terdakwa asli atau palsu;
- Bahwa saksi mengatakan gelar MM.Pd., yang digunakan Terdakwa untuk
mendaftar sebagai Caleg DPRD Kota Tanjung Pinang diduga Palsu. Saksi
mengatakan, sepengetahuan saksi tidak ada gelar dengan singkatan
MM.Pd., bahkan saksi mengatakan gelar tersebut tidak pernah ada di
dunia ini.
- Bahwa saksi mengatakan gelar yang seharusnya digunakan oleh
Terdakwa adalah M.Pd.
2. Saksi Hj. Susanty, S.Ag., di bawah sumpah dan di depan Hakim Pemeriksa
perkara, menerangkan :
- Bahwa saksi adalah Komisioner divisi teknis penyelenggara kantor KPU
Kota Tanjungpinang sesuai dengan Surat Keputusan KPU kota
Tanjungpunang nomor 55/HK.03.01-KPT/2172/Kota/X/2018, tanggal 15
Oktober 2018 tentang Pembagian divisi anggota pemilihan umum kota
Tanjungpinang periode 2018-2023;
- Bahwa saksi mengatakan tugas dan tanggung jawab saksi selaku
komisioner teknis penyelenggara pada KPU Tanjungpinang adalah:
a. Penentuan daerah pemilihan dan alokasi kursi;
b. verifikasi partai politik dan DPD;
c. pencalonan peserta pemilu;
d. pemungutan perhitungan suara dan rekapitulasi perhitungan suara;
e. penetapan hasil dan pendokumentasian hasil-hasil pemilu dan
pemilihan;
f. pelaporan dan kampanye;
g. penggantian antar waktu anggota DPRD.
- Bahwa saksi mengatakan mengenal RINI PRATIWI, sejak mendaftarkan
diri sebagai calon anggota DPRD kota Tanjungpinang;
- Bahwa saksi mengatakan, benar bahwa RINI PRATIWI, MM.Pd
mendaftarkan diri sebagai Bacaleg dari partai PKB dapil 2 Kota
Tanjungpinang;
- Bahwa saksi mengatakan dalam mendaftarkan diri sebagai Bacaleg,
minimal tamatan SMA atau menggunakan ijazah SMA;
- Bahwa saksi mengatakan, pada saat melakukan pendaftaran gelar
Terdakwa adalah MM.Pd;
- Bahwa saksi mengatakan, pada saat verifikasi persyaratan calon hanya
melakukan pengecekan fisik persyaratan saja, tidak melakukan pengujian
keasliannya. Saksi mengatakan bahwa berdasarkan pengecekan dan
hasil verifikasi pada saat pendaftaran calon, Terdakwa RINI PRATIWI,
MM.Pd, telah memenuhi persyaratan.
- Bahwa saksi mengatakan, benar bahwa Terdakwa ada mengajukan
permohonan perubahan gelar pada namanya, yang awalnya M.Pd
menjadi MM.Pd. Terdakwa mengajukan perubahan gelar pada namanya
pada tanggal 19 September 2018, yang kemudian dituangkan di dalam
berita acara penyusunan DCT serta ada dibuatkan dokumentasinya;
- Bahwa saksi mengatakan, benar bahwa Terdakwa ditetapkan sebagai
calon anggota DPRD kota Tanjungpinang pada tanggal 10 Agustus 2019.
Adapun gelar yang digunakan oleh Terdakwa pada saat penetapan calon
anggota DPRD terpilih berdasarkan surat keputusan penetapan calon
11
anggota DPRD kota Tanjungpinang yang dikeluarkan KPU Kota
Tanjungpinang adalah MM.Pd;
12
Komisioner KPU Kota Tanjungpinang, yaitu : Saudara Aswin Nasution
selaku Ketua, juga Hj. Susanty selaku anggota dan M. Hafidz Diwa
Prayoga selaku anggota. Dalam DCT Partai PKB untuk Dapil 2
Kecamatan Tanjungpinang Timur tercantum nama lengkap RINI
PRATIWI, MM.Pd;
- Bahwa saksi mengatakan, benar bahwa Terdakwa ditetapkan sebagai
calon anggota DPRD kota Tanjungpinang pada tanggal 10 Agustus 2019.
Adapun gelar yang digunakan oleh Terdakwa pada saat penetapan calon
anggota DPRD terpilih berdasarkan surat keputusan penetapan calon
anggota DPRD kota Tanjungpinang yang dikeluarkan KPU Kota
Tanjungpinang adalah MM.Pd.
5. Saksi Prof. Dian Armanto, M.Sc, P.hD, di bawah sumpah dan di depan
Hakim Pemeriksa perkara, menerangkan :
- Bahwa saksi mengatakan, benar bahwa saksi diangkat menjadi Kepala
LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) Wilayah I Sumatera Utara
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset Teknologi Dan Pendidikan
Tinggi No. 214/MPK.A4/KP/2012 tentang Pengangakatan Sebagai Kepala
LLDIKTI Wilayah 1 di Medan, periode 2018-2020.
- Bahwa saksi mengatakan awalnya data Rini Pratiwi (terdakwa) tidak
terdaftar di Forlap Dikti, namun belakangan ada perubahan di tahun 2020,
13
di mana data Rini Pratiwi kemudian terdaftar di Forlap.Dikti. Akan tetapi
terdapat perbedaan, di mana dalam Forlap Dikti dinyatakan lulus tanggal
9 Juli, sedangkan di ijazah tanggal 16 Juli. Bahwa saksi menyatakan tidak
mengetahui pasti bagaimana terjadinya perubahan tersebut.
- Bahwa saksi mengatakan yang berwenang untuk mendaftarkan data
mahasiswa ke Forlap.Dikti adalah pihak Perguruan Tinggi, bukanlah
mahasiswa.
- Bahwa saksi mengatakan benar bahwa ijazah S1 (strata satu) Terdakwa
adalah asli;
- Bahwa saksi mengatakan pernah mendengar gelar MM.Pd, namun gelar
tersebut tidak pernah digunakan;
- Bahwa menurut Saksi berdasarkan Keputusan Menteri ResDikti Nomor :
257/M/KPT/2017 dan Peraturan Menteri RistekDikti Nomor 59 Tahun
2018 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar dan
Tata Cara Penulis Gelar di Perguruan Tinggi, serta Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, gelar yang seharusnya digunakan Terdakwa adalah M.M.,
bukanlah MM.Pd.
- Bahwa saksi mengatakan tidak mengetahui adanya ketentuan mengenai
tata cara penulisan gelar pada ijazah, yang diatur dalam Peraturan
Menteri RistekDikti Nomor 59 Tahun 2018 tentang Ijazah, Sertifikat
Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar dan Tata Cara Penulis Gelar di
Perguruan Tinggi;
- Bahwa saksi mengatakan untuk Universitas Juang 45 bukanlah
merupakan wilayah administratif atau wilayah kewenangan LLDIKTI
Wilayah 1 yang dipimpinnya.
6. Saksi Ramli. S.Son Bin Bandu, di bawah sumpah dan di depan Hakim
Pemeriksa perkara, menerangkan :
- Bahwa saksi adalah salah seorang guru yang mengajar di sekolah MTS
Madani Bintan;
- Bahwa saksi pernah mengeluarkan surat keterangan Nomor : Mts.
3201/PP/01.02/018/2020, tanggal 18 Maret 2020 atas permintaan dari
pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam yang inti surat tersebut
menyatakan terdakwa Rini Pratiwi pernah menjadi tenaga pengajar/guru
di sekolah MTS Madani Bintan tahun 2009 s/d 2012;
- Bahwa saksi mengatakan Rini Pratiwi adalah tenaga hononer atau guru
honor di sekolah MTS Madani Bintan tahun 2009 s/d 2013.
Kedudukannya sebagai guru Honorer, Rini Pratiwi tidak terikat dengan
yayasan, sebab Rini Pratiwi bukanlah guru tetap;
- Bahwa saksi mengatakan tidak mengetahui bahwa Terdakwa ada kuliah
keluar atau tidak;
- Bahwa saksi juga tidak mengetahui apakah terdakwa ada meminta izin
izin kuliah, saat mengajar terdakwa hanya 4 (empat) jam dalam sehari
saat mengajar di MTS dan hanya mengajar kelas VII (tujuh);
- Bahwa saksi mengatakan proses belajar mengajar di sekolah MTS
Madani Bintan dilakukan mulai hari senin-sabtu;
- Bahwa saksi mengatakan Rini Pratiwi tidak pernah masuk pada setiap
hari sabtu, namun saksi tidak mengetahui alasannya;
14
7. Saksi Sardjono, di bawah sumpah dan di depan Hakim Pemeriksa perkara,
menerangkan :
- Bahwa saksi adalah sebagai saksi pelapor, dalam hal ini kedudukannya
sebagai Wakil Ketua I pada organisasi PMII kota Tanjung Pinang-Bintan
berdasarkan Surat Keputusan pengurus besar Pergerakan Mahasiswa
Islam Nomor : 417.PB.-XIX.01.-334.A-1.10.2019, tertanggal 10 Oktober
2019 tentang susunan pengurus cabang Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Tanjung Pinang-Bintan masa khidmat 2019-2020;
- Bahwa saksi mengatakan dasar laporan saksi dan kawan-kawan ke pihak
kepolisian adalah adanya dugaan penggunaan Ijazah S1 dan S2 yang
digunakan Terdakwa bersumber dari berita media.online “Kasat Belum
Ada Menerima Laporan Pengunaan Ijazah Bodong”.
- Bahwa saksi juga melakukan penelusuran melalui Forlap.Dikti, diduga
ijazah S1 terdakwa adalah Palsu.
- Bahwa saksi mengatakan, saksi juga mendapatkan informasi bahwa
ijazah dan gelar dari terdakwa adalah Palsu dari salah seorang Politikus
partai politik PKB, yang oleh saksi tidak dapat disebutkan namanya.
- Bahwa saksi mengatakan tidak pernah mengkonfirmasi pihak kampus
(perguruan tinggi), baik itu pihak Stie Pelita Bangsa maupun Unjuang 45;
- Bahwa saksi mengatakan tidak pernah melihat langsung ijazah asli
Terdakwa, baik itu ijazah S1 maupun ijazah S2 terdakwa;
- Bahwa saksi mengatakan tidak bisa membedakan dan membandingkan
mana ijazah yang asli dan palsu;
- Bahwa saksi mengatakan gelar yang seharusnya digunakan Terdakwa
adalah M. Pd;
- Bahwa saksi mengatakan tidak mengetahui perbedaan antara gelar
akademiki dan singkatan gelar;
- Bahwa saksi mengatakan tidak mengetahui perbedaan antara gelar M. Pd
dan M.MPd. Sehingga saksi mengatakan “Bingung” apa sebenarnya gelar
yang seharusnya digunakan Terdakwa.
8. Saksi Dr. Ir. R. Soesetyo Soetadji, M.M., di bawah sumpah dan di depan
Hakim Pemeriksa perkara, menerangkan :
- Bahwa saksi adalah rektor Universitas Juang 45 dan menjabat sejak
tahun 2014 s/d Desember 2020;
- Bahwa saksi mengenal Terdakwa dan pernah bertemu dengan Terdakwa;
- Bahwa saksi mengatakan terdakwa pernah berkuliah langsung di
Universitas Kejuangan 45 Jakarta;
- Bahwa Saksi menjelaskan Prodi yang terdapat di Universitas Kejuangan
45 ada 9 (sembilan) prodi untuk program strata satu (S1) dan untuk
program strata 2 (S2) hanya terdapat 1 (satu) prodi, yaitu prodi
manajemen. Prodi manajemen sudah ada sejak tahun 2014, yang salah
satunya termasuk konsentrasi pendidikan;
- Bahwa saksi mengatakan di dalam menandatangani ijazah terlebih
dahulu Direktur kemudian baru tanda tangan Rektor;
- Bahwa saksi menyatakan bahwa benar saksi mengeluarkan Surat
Keterangan No : 004/KT/RUK45/III/20 tanggal 4 Maret 2020;
- Bahwa menurut saksi gelar yang digunakan untuk register manajemen di
singkat dengan M.M tidak ada yang menggunakan gelar MM.Pd;
- Bahwa menurut saksi tentang singkatan gelar pada ijazah sesuai dengan
apa yang tertulis;
15
- Bahwa saksi mengatakan tidak mengetahui kalau pada ijazah Terdakwa
tidak terdapat singkatan gelar, saksi lupa pernah melihat ijazah terdakwa;
- Bahwa saksi mengatakan orang yang berkompeten untuk penulisan gelar
dan singkatan gelar pada ijazah adalah Direktur Pasca Sarjana
Universitas Kejuangan 45 Jakarta;
- Bahwa saksi mengatakan ijazah milik terdakwa adalah asli, dan saksi
mengakui bahwa saksi telah menandatangani ijazah itu;
- Bahwa saksi mengatakan bahwa Universitas kejuangan 45 Jakarta pada
bulan Desember sudah tutup dengan Surat Keputusan Menteri tentang
izin operasi sementara dicabut;
- Saksi tidak mengetahui dakwaan dari JPU tentang kesalahan singkatan
gelar;
10. Saksi Ali Fatoni, di bawah sumpah dan di depan Hakim Pemeriksa perkara,
menerangkan :
- Bahwa saksi adalah operator Partai PKB Tanjung Pinang;
- Bahwa benar pada saat menginput data Terdakwa ke dalam sisyem
pendaftaran calon legislatif (SILON), saksi menulis nama terdakwa
dengan menggunakan gelar M.Pd., karena di dalam ijazah terdakwa tidak
terdapat singkatan gelar;
- Bahwa setelah dilakukannya input data, Terdakwa ada mengkonfirmasi
saksi, dan menyatakan bahwa gelar yang tercantum pada nama terdakwa
yang telah diinput oleh saksi itu adalah salah, terdakwa menyatakan
bahwa gelarnya adalah M. MPd;
- Bahwa setelah terdakwa mengkonfirmasi saksi, kemudian saksi
melaporkannnya ke KPU dan dilakukan perubahan atas gelar terdakwa;
C. KETERANGAN AHLI
Taupiq Alamsyah, S.H, di bawah sumpah dan di depan Hakim Pemeriksa
perkara, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar ahli bekerja di LLDIKTI Wilayah III;
- Bahwa ahli menyatakan gelar untuk pendidikan strata 2 (S2) prodi
manajemen adalah M.M, bukanlah MM.Pd;
- Bahwa dasar yang menjadi peraturan penulisan gelar adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaran Pendidikan
16
Tinggi Dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi, Keputusan Menteri RistekDikti
Nomor : 257/M/KPT/2017 tentang Nama Program Studi Pada Perguruan
Tinggi Pada Program Sarjana, Magister dan Doktor, dan Peraturan Menteri
RistekDikti Nomor 59 Tahun 2018 Tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi,
Sertifikat Profesi, Gelar dan Tata Cara Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi;
- Bahwa saksi mengatakan tidak mengetahui secara pasti dan tidak mampu
menjelaskan apakah Keputusan Menteri RistekDikti Nomor: 257/M/
KPT/2017 tentang Namana Program Studi Pada Perguruan Tinggi Pada
Program Sarjana, Magister dan Doktor, dan Peraturan Menteri RistekDikti
Nomor 59 Tahun 2018 Tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat
Profesi, Gelar dan Tata Cara Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi, dapat
diberlakukan atau diterapkan terhadap Terdakwa;
- Bahwa saksi mengatakan bahwa dirinya bukanlah ahli pidana, melainkan
ahli validasi. Ahli juga mengatakan bahwa yang seharusnya memberikan
keterangan dalam adalah ahli pidana bukanlah dirinya (ahli validasi);
- Bahwa saksi juga menjelaskan tentang pengaturan penulisan gelar yang
diatur dalam Permendikbud No. 154 Tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi Serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi. Dalam
Permendikbud tersebut diatur tentang tata cara penulisan gelar untuk prodi
manegemen, yaitu M.M.
D. KETERANGAN TERDAKWA
RINI PRATIWI, perempuan lahir di Kijang, 11 Mei 1990, Pekerjaan Anggota
DPRD Kota Tanjungpinang, Kewarganegaraan Indonesia, Agama Islam,
Alamat Jl. Cemara Kp. Sidomukit No. 24 RT005/RW008, Kelurahan Pinang
Kencana Kota Tanjung Pinang, pada pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut:
17
yang ketika itu masih berstatus sebagai Kepala sekolah di salah satu
sekolah swasta di Kota Batam dan Irwansyah (anggota DPRD Prov. Kepri);
- Bahwa Terdakwa menyatakan pada saat perkuliahan berlangsung,
Terdakwa sedang hamil, sehingga tidak mengikuti perkuliahan tatap muka
secara rutin di kampus Jakarta, untuk menutupi materi perkuliahan yang
tertinggal, Terdakwa kemudian dibebani tugas-tugas oleh dosen mata
kuliah;
- Bahwa Terdakwa mengatakan pada saat penulisan Tesis, Terdakwa
dibimbing oleh Dosen pembimbing yang bernama Prof. Sumarno;
- Bahwa Terdakwa, mengatakan benar pada saat melakukan pendaftaran
sebagai bakal calon legislatif di Kantor KPU Kota Tanjungpinang
menggunakan Gelar Akademik dan ijazah S2 dari Universitas Kejuangan 45
Jakarta, dan ketika pengisian formulir Bacaleg menuliskan singkatan gelar
akademik dengan singkatan MM.Pd;
- Bahwa Terdakwa, sempat mengajar sebagai dosen di salah satu sekolah
tinggi dan mendapatkan NIDN sebagai Dosen di sekolah tinggi tersebut.
Bahwa pada saat proses pengurusan NIDN Dosen, terdakwa juga
menggunakan singkatan gelar akademik MM.Pd, dan tidak ada masalah
dalam proses validiasi data, sampai NIDN Dosen terdakwa dikeluarkan dan
bisa dipergunakan.
- Bahwa terdakwa menyatakan, Surat Keterangan yang diperoleh dari Rektor
Universitas Kejuangan 45 Jakarta adalah atas permintaan terdakwa sendiri
untuk memperoleh kebenaran dan kejelasan Terdakwa sebagai Lulusan
(Alumni) dari Universitas Kejuangan 45 Jakarta, serta mendapatkan
kejelasan mengenai Singkatan Gelar Akademik terdakwa, yang berdasarkan
surat keterangan Rektor Universitas Kejuangan 45 Jakarta bahwa Singkatan
Gelar Akademik terdakwa adalah M.M;
- Bahwa benar terdakwa tidak mengetahui bahwa Singkatan Gelar Akademik
yang seharusnya adalah M.M., karena tidak dalam ijazah tidak ada tertulis
singkatan gelar akademik;
- Bahwa terdakwa, menyatakan menyesal saat mengetahui bahwa singkatan
gelar akademik yang selama ini digunakannya salah.
18
MM.Pd., bahkan saksi mengatakan gelar tersebut tidak pernah ada di dunia
ini. Adapun gelar yang seharusnya digunakan oleh Terdakwa adalah M.Pd.
Bahwa keterangan dari saksi di atas, sama sekali tidak memiliki kekuatan
sebagai suatu alat bukti. Kalaupun ada, maka keterangan saksi Samsudin
Harahap tidak satupun menunjukkan fakta hukum tentang apa yang
dituduhkan terhadap Terdakwa, yaitu menggunakan ijazah dan gelar palsu.
19
Bahwa saksi mengatakan, dari sejak pendaftaran sampai terbitnya daftar
calon sementara (DCS) pada tanggal 11 Agustus 2018, Terdakwa RINI
PRATIWI menggunakan singkatan Gelar M.Pd sesuai yang tercantum pada
Sistem Informasi Pencalonan (SILON). Kemudian pada saat dilakukannya
klarifikasi penyusunan Rancangan Daftar Calon Tetap (DCT ) anggota
DPRD Kota Tanjungpinang yang dilaksanakan pada tanggal 14 s.d 19
September 2018 oleh KPU Kota Tanjungpinang, RINI PRATIWI ada
mengajukan permintaan secara lisan dari RINI PRATIWI kepada Panitia
Pokja dan Operator SILON KPU Kota Tanjungpinang untuk merubah Gelar
yang tercantum dibelakang namanya, yang awalnya M.Pd kemudian diubah
menjadi MM.Pd. Terdakwa RINI PRATIWI menjelaskan bahwa singkatan
gelar akademik yang dimilikinya adalah MM.Pd dan bukan M.Pd.
Berdasarkan pada permintaan dari RINI PRATIWI tersebut, Operator
kemudian merubah singkatan Gelar Akademik yang ada dalam rancangan
DCT, dari M.Pd menjadi MM.Pd. Berdasarkan adanya permintaan tersebut,
KPU Kota Tanjungpinang kemudian menetapkan DCT anggota DPRD Kota
Tanjungpinang Partai PKB untuk Dapil 2 Kecamatan Tanjungpinang Timur
pada tanggal 20 september 2020 yang ditandatangani oleh Komisioner KPU
Kota Tanjungpinang, yaitu : Saudara Aswin Nasution selaku Ketua, juga Hj.
Susanty selaku anggota dan M. Hafidz Diwa Prayoga selaku anggota.
Dalam DCT Partai PKB untuk Dapil 2 Kecamatan Tanjungpinang Timur
tercantum nama lengkap RINI PRATIWI, MM.Pd. Sehingga, pada saat
ditetapkan sebagai calon anggota DPRD kota Tanjungpinang pada tanggal
10 Agustus 2019, gelar yang digunakan oleh Terdakwa pada saat
penetapan calon anggota DPRD terpilih berdasarkan surat keputusan
penetapan calon anggota DPRD kota Tanjungpinang yang dikeluarkan KPU
Kota Tanjungpinang adalah MM.Pd.
20
antara ijazah asli yang dikeluarkan oleh pihak perguruan tinggi degan ijazah
seseorang yang diduga palsu atau dipalsukan. Oleh karena itu, pihak yang
paling berkompeten dalam hal menyatakan asli tidaknya suatu ijazah adalah
perguruan tinggi. Ataupun pihak Laboratorium Forensik Kepolisian, yang
tentunya didasari pada perbandingan dengan ijazah yang asli.
21
sehingga saksi hanya berkompetensi untuk menjelaskan dan menerangkan
fakta-fakta yang berkaitan dengan ijazah S1 (strata satu) terdakwa yang
diperoleh dari Stie Pelita Bangsa, yang merupakan bagian wilayah
kewenangan pengawasan LLDIKTI WILayah 1 Sumatera Utara dan menjadi
tanggung jawab dari saksi selaku Ketua LLDIKTI WILayah 1 Sumatera
Utara.
Dari keterangan saksi tersebut di atas, terlihat jelas bahwa laporan saksi
dan kawan-kawan yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Tanjung Pinang-Bintan sesungguhnya tidaklah memiliki dasar
bukti yang kuat, karena hanya berdasarkan pada sumber berita media.online
dan penelusuran Forlap.Dikti. Bahwa kedua sumber tersebut tidaklah dapat
dijadikan sebagai dasar untuk menyatakan ijazah dan gelar seseorang
palsu. Sebab, sumber berita online tersebut belum tentu dapat dipastikan
kebenarannya. Demikian pula dengan informasi yang diperoleh dari
Forlap.Dikti, bukanlah menginformasikan tentang palsu tidaknya ijazah dan
gelar seseorang, melainkan menginformasikan tentang status data
mahasiswa, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk melaporkan
Terdakwa telah menggunakan gelar dan ijazah palsu.
23
Jakarta. Saksi mengatakan ijazah milik terdakwa adalah asli, dan saksi
mengakui bahwa saksi telah menandatangani ijazah itu.
Bahwa benar memang program studi antara Saksi Husni dengan Terdakwa
Berbeda. Program studi Saksi Husni adalah Magister Manajemen
Pendidikan dengan konsentrasi Manajemen Pendidikan, sedangkan prodi
dari terdakwa (RINI PRATIWI) adalah Magister Manajemen dengan
konsentrasi Manajemen Pendidikan. Namun setidaknya, keterangan saksi
Husni telah membuktikan bahwa penggunaan gelar MM.Pd oleh Terdakwa
bukanlah atas inisiasi atau bentuk gelar singkatan yang dikarang-karang
sendiri oleh terdakwa, melainkan karena memang gelar tersebut telah ada
dan digunakan oleh orang lain, yang hampir sama dengan program studi
dan konsentrasi pendidikan yang tertera pada ijazah terdakwa.
25
terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh Saksi pada saat menginput data
terdakwa pada SILON KPU. Artinya, tidak benar bahwa terdakwa telah
merubah-rubah gelar yang digunakannya dari M.Pd, ,menjeadi MM.Pd.
Juga tidak benar dugaan dari para saksi Samsudin Harahap dan kawan-
kawan yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam, bahwa gelar
yang seharusnya digunakan oleh Terdakwa adalah M.Pd.
Dengan alasan tersebut di atas, maka keterangan yang disampaikan oleh ahli
sama sekali tidak memiliki kekuatan sebagai salah satu alat bukti. Kalaupun
ada, keterangan saksi tidak menunjukkan duduk persoalan hukum yang
sebenarnya, di mana ahli tidak mampu menjelaskan bahwa peraturan-
peraturan yang dijadikan sebagai dasar oleh untuk menyatakan bahwa
perbuatan terdakwa telah melanggar ketentuan Pasal 68 ayat (3) jo Pasal 21
Ayat (4) UU SISDIKNAS, sebagaimana dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut
Umum. Terlebih lagi, secara jelas ahli mengatakan bahwa dirinya adalah ahli
validasi, bukanlah ahli pidana. Dari pernyataan tersebut, maka keterangan
yang disampaikan oleh ahli tidaklah memiliki kekuatan pembuktian sebagai
keterangan ahli, sebab keterangan tersebut diberikan dan disampaikan oleh
orang yang sesungguhnya tidak berkompeten sebagai ahli, yaitu ahli pidana.
yang mana hal tersebut secara tegas dinyatakan dan diakui oleh ahli di muka
persidangan.
Bahwa karena adanya laporan atas diri Terdakwa, maka kemudian terdakwa
meminta klarifikasi kepada pihak perguruan tinggi Universitas Kejuangan 45
Jakarta, untuk memastikan apa sebenarnya gelar yang seharusnya digunakan
oleh terdakwa. Atas permintaan klarifikasi terdakwa tersebut, kemudian Rektor
Universitas Kejuangan 45 Jakarta mengeluarkan Surat Keterangan Rektor No :
004/KT/RUK45/III/20 tanggal 4 Maret 2020, yang intinya menegaskan bahwa
bentuk singkatan gelar yang seharusnya digunakan oleh terdakwa adalah
M.M., bukanlah MM.Pd.
Dari keterangan tersebut di atas, bahwa Terdakwa sama sekali tidak memiliki
niat untuk menggunakan bentuk singkatan gelar akademik yang tidak sesuai
dengan yang dikeluarkannya oleh perguruan tinggi. Kekeliruan yang selama
ini terjadi, dikarenakan pada ijazah terdakwa memang tidak tertulis bentuk
singkatan gelar.
Bahwa yang dimaksud ”Setiap orang” adalah subjek dari pelaku tindak
pidana yang berarti orang atau siapa saja yang telah melakukan tindak
pidana. Dipersiapkan telah diperhadapkan Terdakwa RINI PRATIWI, yang
berdasarkan fakta yang terungkap dalam persidangan bahwa terdakwalah
pelaku tindak pidana. Hal ini sesuai dengan keterangan para saksi
dipersidangan dan keterangan terdakwa sendiri serta pada diri terdakwa
tidak terdapat adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar terhadap
perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa dan ternyata terdakwa mempunyai
kemampuan untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.
Dengan demikian unsur ini telah terpenuhi dan terbukti secara sah dan
menyakinkan menurut Hukum.
Penuntut umum dalam hal ini sangat tidak mendasar untuk menyimpulkan
unsur ”setiap orang” secara sah dan menyakinkan telah terbukti menurut
hukum, hanya berdasarkan kepada tidak adanya alasan pembenar dan
alasan pemaaf pada diri terdakwa.
28
pertanggungjawaban dari terdakwa. Unsur kesalahan dalam kaitannya
dengan pertanggungjawaban pidana seseorang dapat terjadinya dalam dua
bentuk, yaitu kesengajaan (dolus) dan kelalaian (culpa).
Penggunaan gelar MM.Pd oleh terdakwa dikarenakan tidak adanya bentuk
singkatan gelar akademik yang tertera dalam ijazah terdakwa. Sehingga
terdakwa menggunakan gelar MM.Pd, karena menurut terdakwa gelar
akademik ”Magister Manajemen dengan konsentari Manajemen Pendidikan”,
lebih tepat disingkat dengan MM.Pd. Sedangkan gelar M.Pd, adalah gelar
yang diperuntukkan bagi program Magister Pendidikan, yang menurut
terdakwa tidaklah tepat digunakan oleh nya. Penggunaan gelar MM.Pd,
bukanlah inisiasi atau hasil karangan dari terdakwa, namun gelar tersebut
memang ada dan digunakan oleh orang lain yang memiliki kemiripan dengan
Prodi dan Konsentrasi pendidikan yang sama dengan prodi dan konsentrasi
pendidikan yang diambil Terdakwa pada program pascasarjana Magister
Manajemen di Universitas Kejuangan 45 Jakarta.
2. Yang menggunakan gelar lulusan yang tidak sesuai dengan bentuk dan
singkatan yang diterima dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
Bahwa perlu diingat, dalam Pasal 15 Permendikbud Nomor 154 Tahun 2014,
secar jelas terdapat ketentuan pengecualian yang merupakan wujud dari
penerapan “asas rektoratif”, bahwa peraturan perundang-undangan tidak
berlaku secara surut. Dalam Pasal 15 Permendikbud Nomor 154 Tahun
2014, menyebutkan:
Proses peradilan pidana adalah suatu persidangan yang sangat berbeda dengan
proses persidangan lainnya, karena dalam suatu proses persidangan pidana
haruslah dapat diukur seberapa jauh kesalahan (schuld) yang terdapat pada diri
seorang Terdakwa pada dugaan tindak pidana yang didakwakan tanpa ada
sedikitpun keraguan pada Hakim Pemeriksa suatu perkara tentang hal tersebut,
untuk kemudian berdasarkan hal ini dapat pula diukur dan dimintakan seberapa
besar pertanggungjawaban pidana dilekatkan pada seorang Terdakwa, hal ini
pula yang disampaikan Curzon LB Cuzon dalam bukunya “Criminal Law” yang
menjelaskan “bahwa untuk dapat mempertanggungjawabkan seseorang dan
karenanya mengenakan pidana terhadapnya, tidak boleh ada keraguan
sedikitpun pada diri Hakim tentang kesalahan Terdakwa” hal ini pula yang
disampaikan oleh Prof Moeljatno dalam Bukunya “Asas-Asas Hukum Pidana”
dengan menerangkan “orang-orang tidak mungkin dipertanggungjawabkan
(dijatuhi pidana) kalau dia tidak melakukan perbuatan pidana”;
32
Terdakwalah yang bersalah melakukannya, dan berdasarkan ketentuan Pasal
185 ayat (2) KUHAP, keterangan dari seorang saksi saja tidak cukup untuk
membuktikan adanya tindak pidana (unus testis nullus testis), menurut ajaran /
prinsip hukum pidana adalah apabila salah satu unsur dari pasal dakwaan tidak
terbukti, maka seluruh unsur pasal dakwaan tersebut harus dianggap tidak
terbukti;
Bahwa berdasarkan fakta persidangan dengan melihat alat bukti yang diajukan
oleh Jaksa Penuntut Umum baik alat bukti berupa saksi ataupun alat bukti
berupa surat kemudian dikaitkan dengan Tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang
menuntut Terdakwa telah terbukti secara sah melakukan tidak ada sama sekali
keterangannya yang dapat menguatkan unsur delik atau tidak pidana yang
didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa yakni unsur Pasal
68 Ayat (3) jo Pasal 21 Ayat (4) UU SISDIKNAS. Justeru keterangan saksi yang
dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum menggugurkan unsur delik atau dakwaan
dari Jaksa Penuntut Umum, dengan demikian secara logika hukum maka
Terdakwa wajib dilepaskan dari segala dakwaan dan tuntutan.
Atas uraian tersebut diatas, kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa mohon
kepada Majelis Hakim Yang Mulia agar dapat memberikan rasa keadilan kepada
Terdakwa, dan apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain mohon
putusan yang seadil-adilnya.
VIII. PERMOHONAN
Majelis Hakim Yang Mulia;
Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Primair :
1. Menerima Nota Pembelaan/Pledoi Penasihat Hukum Terdakwa RINI PRATIWI
untuk seluruhnya;
2. Menolak Surat Dakwaan yang masuk dalam Surat Tuntutan Nomor Reg.Perk :
PDM-07/TG.PIN/Eku.2/2021 pada perkara pidana Nomor : 114/Pid. Sus/
2021/PN. Tpg.
3. Menyatakan Terdakwa RINI PRATIWI tidak terbukti secara sah melakukan
tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dan dituntut oleh Jaksa Penuntut
Umum berdasarkan Pasal 68 ayat (3) jo Pasal 24 UU RI Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
4. Membebaskan Terdakwa RINI PRATIWI dari dakwaan dan tuntutan hukum
yang diajukan Jaksa Penuntut Umum.
5. Memerintahkan pada Jaksa Penuntut Umum agar merehabilitasi nama baik
Terdakwa RINI PRATIWI.
6. Menyatakan membebankan biaya perkara ini kepada negara.
Subsidair :
33
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).
Untuk menutup Pledoi ini, izinkanlah kami mengutip kata-kata Nabi Muhammad
SAW “Menghukum dalam keraguan adalah dosa” dan di dunia hukum juga dikenal
dalam keadaan “IN DUBIO PRO REO” adalah “jika terjadi keragu-raguan apakah
Terdakwa salah atau tidak, maka sebaiknya diberikan hal yang menguntungkan bagi
Terdakwa”.
Demikianlah Nota Pembelaan atau Pledoi ini kami bacakan pada persidangan hari
ini, atas perhatian dan pertimbangan Majelis Hakim Yang Mulia kami ucapkan terima
kasih.
Hormat kami,
Penasehat Hukum Terdakwa
Dr. Mhd. Ridwan Lubis, S.H., M. Hum Tengku Mabar Ali, S.H., M.H
Wahyu, S.H.
34