Anda di halaman 1dari 30

MITRA LAW FIRM

Advokat dan Konsultan Hukum


Jl. Syehquro No. 09 Dusun Linggarsari RT/RW
002/001 Desa Linggarsari Kec. Telagasari Kab.
Karawang – Jawa Barat 41381

NOTA PEMBELAAN
(PLEIDOI)
Atas Surat Tuntutan Penuntut Umum Dalam Perkara Pidana
NO.: PDM.01/Kwg/IV/2020
Atas Nama Terdakwa
TUKISWO Als KISWO Bin E. SUTRISNO

Diajukan oleh tim penasihat hukum:


Ata Ardiansyah, S.H., M.H.
Vikri Haetami, SH,. M.H.
Disampaikan pada
Sidang Pengadilan Negeri Karawang
Hari Selasa tanggal 9 Juni 2020

Didakwa
 Dakwaan sebagaimana diatur dan diancam pidana
Pasal 170 ayat (2) KUHP. Tentang melakukan
kekerasan dengan menggunakan tenaga bersama.
I. PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Mulia,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, dan para hadirin sidang yang kami
muliakan.

-------Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah


Swt, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kita masih
diberikan kesempatan untuk menghadiri jalannya persidangan pada hari ini
dan pada kesempatan ini izinkanlah kami menyampaikan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Majelis Hakim yang mengadili perkara ini,
yang dengan penuh kearifannya memimpin jalannya persidangan ini guna
memperoleh kebenaran materiil dalam mengungkap perkara ini, hingga
sampailah kita pada tahap pembelaan.---------------------------------------------

-------Tak lupa juga kami menyampaikan penghargaan yang setinggi


tingginya kepada Sdr. Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang telah
melaksanakan tugasnya sebagai Abdi Negara, yang dengan segala upaya
telah membantu menemukan kebenaran yang ditinjau dari sudut
kepentingannya sebagai penuntut umum yaitu dari pandangan yang
subyektif dari sisi yang objektif terhadap perkara yang kita hadapi sekarang
ini. Berbeda dengan kami Pembela atau Penasihat Hukum yang
mempunyai pandangan yang objektif dari posisi yang subjektif, namun
hendaknya pembelaan yang kami ajukan ini dinilai semata mata sebagai
peninjauan perkara yang sedang kita hadapi sebagai persoalan hukum,
khususnya hukum acara pidana dilihat dari sudut pembelaan.-----------------
Berdasarkan penetapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Karawang
Nomor:…/Penetapan/PN.Kwg/IV/2020 tanggal ... (bulan) 2020, telah
diperhadapkan terdakwa dengan identitas sebagai berikut:
Nama : Tukiswo als Kiswo Bin E. Sutrisno
Tempat lahir : Karawang
Umur/Tanggal Lahir : 50 Tahun / 15 Agustus 1971
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Griya Panorama Indah B.7/14E RT/RW 005/ 010
Ds. Purwasari Kec. Purwasari Kab. Karawang
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : ............................

Terdakwa tersebut dihadapkan ke depan persidangan karena didakwa


dengan dakwaan melanggar Pasal KUHP.

Majelis Hakim Yang Kami Hormati

-------Setelah membaca surat tuntutan JPU dengan teliti dan seksama, maka
dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyatakan tidak sependapat
dengan tuntutan JPU, dan untuk itu kami akan menguraikan
ketidaksependapatan kami tersebut dalam pembelaan ini dengan didasarkan
pada fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan pada bagian
pertama kami mulai dengan menguraikan fakta-fakta yang terungkap dalam
persidangan sebagai berikut:
II. FAKTA-FAKTA DALAM PERSIDANGAN

1. KETERANGAN SAKSI

A. Saksi I atas nama Hendra Kurniawan Bin Ento Tolib als Pentos, di
bawah sumpah memberikan keterangan

sebagai berikut:

- Saksi adalah anggota dari ormas LSM dan tidak kenal serta tidak
memiliki hubungan darah dengan terdakwa

- Bahwa peristiwa tersebut terjadi pada hari sabtu tanggal 14 agustus 2021 sekitar
pukul 22.00 WIB di depan kantor LSM Kaliber atau pinggir jalan-jlaan raya
Kosambi – Telagasari Dusun Kawali Desa Duren Kecamatan Klari, Kabupaten
Karawang.

- Bahwa saksi pada kejadian tersebut sedang berada dirumah kakak saksi
yaitu saksi Heru, tiba-tiba datang segerombolan orang memakai atribut
ormas Pemuda Pancasila masuk ke dalam halaman rumah Heru
melakukan penyerangan

- Pada saat itu saksi tidak menghitung dengan pasti jumlah orang yang
datang tapi perkiraan saksi sekitar kurang lebih 20 orang dengan
menggunakan kendaraan sepeda motor

- Bahwa yang berada di tempat kejadian pada saat itu ada keluarga Heru;

- Bahwa sebelum kejadian saksi berada di warung milik saksi Heru yang
berada di rumah saksi Heru;

- Bahwa ketika rombongan datang menghadang sambil menanyakan


masalahnya, namun mereka langsung menyerang dengan melempari batu
dan juga membacok dengan menggunakan balok;
- Bahwa saksi juga terkena bacokan Terdakwa, pada atas kepala sebelah
kanan dan kiri kemudian punggung juga;

- Bahwa yang membacok saksi, adalah Terdakwa mengenai bagian atas


kepala sebelah kiri saksi;

- Bahwa Terdakwa membacok saksi sebanyak 1 (satu) kali, kemudian yang


bagian lain saksi tidak tahu siapa yang membacokkan ke saksi;

- Bahwa saksi mengetahui kalau Terdakwa yang membacok saksi, karena


saksi melihatnya sendiri dan berhadapan langsung dengannya;

- Bahwa Terdakwa menggunakan tangan sebelah kanan untuk membacok


saksi;

- Bahwa saksi Heru juga saat itu terkena bacokan;

- Bahwa saksi dan saksi Heru merupakan kakak beradik;

- Bahwa pada saat kejadian tidak ada yang berusaha melerai;

- Bahwa tidak ada yang menghentikan pengeroyokan tersebut tetapi


mereka berhenti sendiri, mereka mundur sendiri karena melihat saksi dengan
saksi Heru sudah terjatuh;

- Bahwa saksi tidak mengetahui rombongan Terdakwa dan teman-


temannya kabur kemana;

- Bahwa sebelumnya saksi tidak tahu permasalahan apa sehingga terjadi


penyerangan tetapi setelah kejadian saksi mengetahui kalau masalahnya
adalah pencopotan bendera Pemuda Pancasila;

- Bahwa saksi mengetahui masalah pencopotan bendera tersebut dari teman-


teman saksi;

- Bahwa saksi tidak mengetahui siapa yang menurunkan bendera Pemuda


Pancasila tersebut;
- Bahwa bendera milik Pemuda Pancasila diturunkan yang di jalan depan
klinik Andina di desa Pancawati;

- Bahwa akibat luka-luka bacokan yang saksi alami, saksi dirawat di Rumah
sakit Siloam Purwakarta selama 5 (lima) hari;

- Bahwa biaya pengobatan yang dikeluarkan akibat kejadian tersebut


sebesar Rp. 23.000.000,- (dua puluh tiga juta rupiah);

- Bahwa tidak ada bantuan biaya sama sekali baik dari Terdakwa maupun
keluarga Terdakwa ke saksi ataupun ke keluarga saksi ;

- Bahwa antara saksi dan Terdakwa tidak ada perdamaian;

- Bahwa dari Terdakwa maupun keluarga Terdakwa tidak ada meminta maaf
namun kalau mereka mau minta maaf ya saksi maafkan;

- Bahwa penyerangan tersebut murni karena masalah pencopotan bendara


Pemuda Pancasila, bukan karena sengketa lahan;

- Bahwa saksi Heru terkena bacokan pada kedua lengannya, dimana


kondisi salah satu tangan saksi Heru hampir putus namun karena masih ada
satu nadi yang tidak putus jadi masih bisa disambung lagi;

- Bahwa saksi Heru dirawat di rumah sakit kurang lebih 3 (tiga) minggu;

- Bahwa pada saat saksi diserang, saksi hanya berusaha bertahan saja, dan
menanyakan permasalahnnya apa;

- Bahwa pada saat penyerangan saksi tidak ada membawa senjata;

- Bahwa saksi menahan serangan Terdakwa dengan menahan hanya


menggunakan tangan saksi;

- Bahwa saksi tidak melihat siapa yang membacok tangan saksi Heru;

- Bahwa saat ini saksi Heru belum bisa menggunakan tangannya, malah
salah satu tangannya tidak bisa digunakan sama sekali;

- Bahwa pembacokan tersebut bisa dilihat oleh banyak orang dan kejadian itu
ada di halaman rumah saksi Heru;

- Bahwa gerombolan yang membacok saksi memakai pakaian atau atribut


yang menjadi ciri khas Pemuda Pancasila;

- Bahwa yang pertama kali di bacok adalah saksi lalu saksi Heru dibacok
juga;

- Bahwa saksi masih bisa menjalankan aktifitas sehari-hari meski kadang


masih terasa sakit

- Bahwa sebelum adanya penyerangan ormas Pemuda Pancasila sudah


datang dan dibawa masuk ke dalam kantor LSM Kaliber;

- Bahwa saksi tidak mengetahui ormas Pemuda Pancasila akan datang ke


dua kalinya;

- Bahwa saksi belum pernah bertemu Terdakwa;

- Bahwa pada saat penyerangan kantor LSM kaliber keadaan gelap;

- Bahwa saksi melihat sendiri seluruh ormas Pemuda Pancasila ini


membawa golok, batiu serta celurit;

- Bahwa pada saat kejadian Terdakwa membawa Golok dan juga ada balok;

- Bahwa Terdakwa duluan yang membacok saksi yang terkena bagian


kepala, kalau yang bagian lain saksi tidak tahu siapa yang membacoknya;

B. Saksi II atas nama Heru Susanto Bin Ento Tolib, di bawah sumpah
memberikan keterangan

sebagai berikut:
- Saksi adalah Ketua Umum ormas LSM Kaliber dan saudara dari saksi
Hendra Kurniawan

- Bahwa saksi tidak mengenal dan tidak memiliki hubungan keluarga


dengan terdakwa

- Bahwa peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 14 agustus 2021


sekitar pukul 22.00 WIB di depan kantor LSM Kaliber atau di
pinggir jalan-jalan raya Kosambi – Telagasari Dusun Kawali
Desa Duren Kecamatan Klari Kabupaten Karawang

- Bahwa saksi pada waktu itu sedang berada di warung tiba tiba
datang segerombolan orang memakai atribut ormas Pemuda
Pancasila masuk ke halaman melakukan penyerangan

- Bahwa pada waktu itu saksi sedang berada di warung tiba-tiba datang
segerombolan orang memakai atribut ormas Pemuda Pancasila masuk ke
halaman melakukan penyerangan;

- Bahwa pada saat itu saksi sedang berada di warung saya yang nempel di
rumah saksi itu;

- Bahwa pada saat rombongan dari Pemuda Pancasila datang, saksi


menyuruh anak-anak masukin motor ke dalam rumah karena waktu itu
lagi ada keluarga saksi berjumlah 5 (lima) orang yang sedang kumpul;

- Bahwa rombongan Pemuda Pancasila tiba-tiba saja menyerang kami;

- Bahwa pada waktu itu saksi sedang berada di warung tiba-tiba datang
segerombolan orang memakai atribut ormas Pemuda Pancasila masuk ke
halaman melakukan penyerangan;

- Bahwa rombongan Pemuda Pancasila ± 30 orang datang dengan


menggunakan motor kemudian dihadang oleh saksi Hendra di depan rumah,
halaman warung;
- Bahwa saksi Hendra menghadang rombongan Pemuda Pancasila
kemudian saksi Hedra dibacok;

- Bahwa yang pertama kali dibacok adalah saksi Hendra;

- Bahwa saksi juga terkena bacokan golok di kedua tangan saksi;

- Bahwa tangan kanan saksi dibacok oleh Terdakwa tetapi kalau tangan kiri
saksi tidak tahu siapa yang membacoknya;

- Bahwa pada saat itu tidak ada yang berusaha melerai;

- Bahwa rombongan Pemuda Pancasila pergi setelah melihat saksi dengan


saksi Henda jatuh ambruk;

- Bahwa atas kejadian tersebut tidak ada perdamaian;

- Bahwa saksi mengetahui kalau rombongan yang menyerang adalah


ormas Pemuda Pancasila karena mereka menggunakan atribut seragam
Pemuda Pancasila yang loreng-loreng itu;

- Bahwa awalnya saksi tidak mengetahui awalnya ada masalah apa namun
setelahnya saksi mengetahuinya tentang bendera Pemuda Pancasila yang
diturunkan;

- Bahwa rombongan Pemuda Pancasila pada kedatangan yang pertama


mereka mempertanyakan mengenai bendera Pemuda Pancasila yang
diturunkan;

- Bahwa pada saat kedatangan pertama tidak ada menyerang dan saksi ajak
ke dalam kantor LSM Kaliber yang ada di dalam rumah saksi disitu juga
untuk bermusyawarah;

- Bahwa berdasarkan hasil dari musyawarah nanti kami akan memasang


bendera itu lagi kemudian mereka pergi;

- Bahwa jarak waktu dari kedatangan pertama sampai kedatangan kedua


kira-kira ada satu jam setengah mereka datang kembali dan langsung
menyerang

- Bahwa pada saat itu saksi tidak melihat pembacokan kepada saksi
Hendra karena Hendra berada di sebelah saksi;

- Bahwa saksi tidak perhatikan siapa yang menyerang saksi Hendra karena
saksi juga diserang;

- Bahwa Terdakwa membacok tangan saksi yang sebelah kanan, namun


kalau yang sebelah kiri saksi tidak tahu;

- Bahwa saksi mengetahui kalau Terdakwa yang membacok saksi karena


sejak kedatangan pertama Terdakwa juga ada disitu makanya saya hafal
sekali dengan wajahnya;

- Bahwa awalnya dalam jarak ± 5 meter saksi melihat Terdakwa membawa


balok namun setelah berhadapan saksi melihat Terdakwa ini membawa
golok;

- Bahwa pada saat kedatangan pertama Terdakwa bersama gerombolannya


mereka menanyakan mengenai bendera Pemuda Pancasila yang diturunkan
kemudian saksi ajak mereka ke dalam kantor saksi untuk ajak bicara
baik-baik;

- Bahwa kapasitas Terdakwa ini datang ke tempat saksi dimana Terdakwa


mengaku sebagai Koordinator Pemuda Pancasila Karawang;

- Bahwa peran saksi di LSM Kaliber saksi sebagai Ketua Umum;

- Bahwa saksi tidak tahu kalau Terdakwa dan ormas ini akan datang
kembali untuk kedua kalinya;

- Bahwa selain saksi yang ada di tempat kejadian pada saat Terdakwa
datang ada Thohir, keponakan saksi , dan juga yang lainnya;
- Bahwa saksi tidak tahu dimana keponakan saksi pada waktu itu, karena
saksi sama saksi Hendra sudah langsung menghadang Terdakwa dan
rombongannya;

- Bahwa pada waktu itu saksi masih sadar, hanya jatuh dan saat saksi
bangkit lagi dan kemudian saksi sudah tidak melihat Terdakwa;

- Bahwa saksi langsung dilarikan pertama ke rumah sakit Karya Husada


kemudian saksi dirujuk ke Rumah Sakit Siloam di Purwakarta;

- Bahwa Terdakwa menggunakan tangan kanan membawa balok, pas


sudah deket saksi, saksi melihat golok di tangan kanannya dan kemudian
membacok saksi;

- Bahwa kejadian penyerangan tersebut di pinggir jalan tapi yang mau


masuk ke halaman rumah saksi

- Bahwa tangan saksi kena bacokan dari Terdakwa karena waktu itu
memang tangan saksi kedua-duanya saksi angkat ke atas sambil bilang
sudah kelar urusannya;

- Bahwa yang pertama kali terkena bacokan adalah saksi Hendra kemudian dia
langsung peluk saksi sampai kami tertelungkup, kemudian saksi bangun dan
meminta bantuan dari tetangga saksi agar saksi dan adik saksi diantar ke
rumah sakit;

- Bahwa Terdakwa pada saat kejadian memakai pakaian warna hitam jaket
Pemuda Pancasila;

- Bahwa kejadian pembacokan terjadi di pinggir jalan yang ada turunan itu,
dari turunan itu ke rumah saksi ± ada 30 meter;

- Bahwa Terdakwa datang pertama kali ke rumah saksi ± jam 7 malam


disitu saksi bilang sama Terdakwa kalau nanti akan dicari siapa yang
menurunkan bendera tersebut dan bertemu di lapangan;
- Bahwa saksi membawa bambu untuk menjaga diri;

- Bahwa jarak saksi dengan saksi Hendra pada saat saksi Hendra dibacok
Kira-kira 5 meter, dia dikeroyok kemudian saksi yang dikeroyok;

- Bahwa awalnya saksi tidak melihat saksi Hendra berlumuran darah,


namun pada saat saksi Hendra bangun itu barulah saksi melihat darah
berlumuran;

C. Saksi III atas nama Wiki Pratama, di bawah sumpah memberikan


keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi dalam kedaan sehat jasmani dan rohani untuk mengikuti
persidangan;
- Bahwa saksi mengenal Terdakwa ini karena teman satu organisasi dan
tidak ada hubungan keluarga;
- Bahwa Terdakwa hadir di persidangan sebaga Terdakwa karena
permasalahan ada yang menurunkan bendera Pemuda Pancasila di
Pancawati;
- Bahwa saksi mengetahui mengenai kedatangan Terdakwa ke kantor LSM
Kaliber;
- Bahwa mediasi terjadi di kantor LSM Kaliber jalan raya Kosambi-
Telagasari Dusun Kawali Desa Duren Kecamatan Klari, Kabupaten
Karawang;
- Bahwa pada waktu kedatangan pertama kali ada 10 (sepuluh) orang yang
datang;
- Bahwa dari pihak LSM Kaliber ada saksi Heru
- Bahwa pada saat mediasi pertama saksi Heru mengatakan kalau akan
memasang kembali bendera Pemuda Pancasila yang sudah diturunkan
oleh Gatot dan akan menghadapkan Sdr. gatot kepada kami;
- Bahwa sekitar jam 21.00 Wib Terdakwa ditelpon oleh saksi Heru
agar kembali ke LSM Kaliber, waktu itu kami sedang berada di
jembatan Kalisari, saksi Heru bilang kalau Sdr. Gatot sudah dihadirkan
kemudian kami datang bersama 30 orang yang datang setelah kami
sampai, lampu disana dipadamkan;
- Bahwa saksi tidak tahu kenapa lampu dipadamkan, waktu itu kami
parkir di depan rumah saksi Heru, kemudian saksi Heru dengan saksi
Hendra ini keluar bawa celurit bilang “serang”;
- Bahwa pada saat saksi Heru bilang kata-kata “serang” ada tiga orang,
tetapi di belakang ada juga orang;
- Bahwa saksi Heru dan saksi Hendra menyerang Terdakwa, terkena
bacokan di bagian mata menggunakan celurit kemudian saksi
membawa Terdakwa ke belakang karena Terdakwa sudah berteriak
minta tolong kemudian anggota Pemuda Pancasila lainnya datang
menhyerang saksi Heru dan saksi Hendra karena melihat Terdakwa ini
sudah jatuh;
- Bahwa saksi menarik Terdakwa ke belakang untuk membawanya ke
Rumah Sakit;
- Bahwa saksi Heru dan saksi Hendra hanya berdua pada saat saksi
menarik terdakwa ke belakang;
- Bahwa saksi melihat ada anggota Pemuda Pancasila yang membawa
senjata tajam pada waku waktu mereka menyerang saksi Heru dan
saksi Hendra;
- Bahwa saksi melihat saksi Heru dan saksi Hendra ini ada berduel dengan
anggota Pemuda Pancasila yang lain;
- Bahwa pertemuan pertama terjadi pada hari Sabtu tanggal 14 Agustus
2021 sekitar pukul 18.20 Wib di kantor LSM Kaliber di jalan raya
Kosambi- Telagasari Dusun Kawali Desa Duren Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang;
- Bahwa yang datang pada mediasi pertama ada 10 orang yang datang
dan isi kesepakatannya mereka akan menyerahkan Gatot dalam waktu 1
jam;
- Bahwa setelah 1 jam dari mediasi pertama, Terdakwa datang karena telah
ditelpon oleh pihak Kaliber;
- Bahwa pada saat kedatangan kedua kalinya yang datang 30 orang,
tidak ada yang menyuruh datang, hanya karena kami penasaran saja
dan rasa solidaritas saja;
- Bahwa pada saat saksi dan teman-teman saksi datang tidak dalam
keadaan emosi, pada saat kami datang pihak Kaliber ini mematikan
lampu;
- Bahwa saksi tidak mengetahui siapa diantara anggota Pemuda
Pancasila yang membawa senjata tajam karena kami dari berbeda-
beda PAC, jd tidak kenal, dan datang karena solidaritas saja;
- Bahwa saksi melihat saksi Heru luka di tangan dan saksi Hendra terluka
di bagian kepala;
- Bahwa saksi melihat orang yang membacok saksi Heru tetapi saksi
tidak kenal dengan orang itu, ya itu tadi karena kami dari berbeda-beda
PAC;
- Bahwa saksi Heru yang membacok Terdakwa dengan menggunakan
celurit;
- Bahwa saksi kurang tahu bahwa dari pihak saksi Heru dengan pihak
Terdakwa ini sudah berdamai tetapi yang saksi dengar-dengar katanya
sudah damai, dan sudah diselesaikan;
- Bahwa Terdakwa tidak ada melaporkan saksi Heru ke polisi atas
pembacokannya

- Bahwa saksi tidak mengetahui Sdr.Gatot ada pada saat kejadian


kedua kali akan tetapi karena waktu datang sudah disambut saksi
Heru, saksi Hendra, dan Sdr. Tolib jadi timbul kekacauan begitu;
- Bahwa sampai sekarang Sdr.Gatot tidak ada diserahkan, Sdr.Gatot itu
anggota LSM Kaliber juga, waktu kami datang mereka hanya bilang
“serang”;
- Bahwa Sdr. Dede yang memberitahukan kalau Sdr. Gatot yang
menurunkan bendera itu sekitar jam 17.30 Wib;
- Bahwa tidak ada ancaman atau kekerasan pada saat mediasi pertama;
- Bahwa diskusi berlangsung ± 1 jam kemudian selesainya kami
langsung pulang;
- Bahwa kesepakatan mediasi akan menghadirkan sdr. Gatot dan akan
menaikkan bendera;
- Bahwa kira-kira jam 22.00 Wib datang kembali setelah dihubungi
oleh saksi Heru;
- Bahwa yang datang pada saat kedatangan kedua kalinya ± 30 orang
itu dengan 3 PAC atau 3 kecamatan, yang saksi juga tidak mengenal satu
sama lain meskipun sesame anggota Pemuda Pancasila;
- Bahwa saksi dan rombongan parkir di depan kantor caliber dan
sebagian di depan Gang LSM dan depan Tokma;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah mengucapkan kata-kata “serang”,
Terdakwa itu parkir di depan, kemudian keluar Heru dan Hendra
yang mengatakan “Serang”;
- Bahwa saksi Heru ciri-cirinya gemuk, rambut panjang dikuncir, pake
baju belang-belang kalau saksi Hendra gemuk memakai baju hitam;
- Bahwa pada saat saksi Heru dan saksi Hendra menyerang Terdakwa
langsung jatuh Terdakwa langsung jatuh melihat itu saya langsung
tarik Terdakwa ke belakang;
- Bahwa saksi melihat menyerang karena melihat Terdakwa ini sudah
jatuh dan minta tolong, saksi melihat 3 (tiga) orang memakai atribut
baju Pemuda Pancasila menyerang saksi Heru dan saksi Hendra;
- Bahwa saksi tidak melihat Terdakwa membawa senjata tajam namun
pada saat kejadian Terdakwa ini melihat ada potongan kayu di tempat
tersebut;
- Bahwa setelah saksi Heru dan saksi Hendra terluka langsung ditarik
ke dalam;
- Bahwa massa yang membubarkan bentrokan tersebut;
- Bahwa setelah menarik Terdakwa ke belakang saksi membawanya ke
Rumah Sakit terdekat;
- Bahwa saksi Heru luka pada bagian lengan;
- Bahwa dari 3 orang yang memakai atribut pakaian Pemuda Pancasila ada
yang terluka;
- Bahwa karena saksi yang berboncengan dengan Terdakwa jadi saksi
melihat sendiri kalau Terdakwa ini tidak membawa persiapan apa-
apa semacam senjata tajam juga tidak ada;
- Bahwa saksi Heru dan saksi Hendra, membawa celurit, golok, dan balok;
- Bahwa Terdakwa yang duluan yang terluka, langsung jatuh kemudian
saksi tarik ke belakang dan saksi bawa ke Rumah Sakit;
- Bahwa setelah dari rumah sakit terdakwa tidak kembali ke tempat
kejadian, Terdakwa ditangkap di Rumah Sakit;
- Bahwa saksi melihat dengan jelas saksi Heru dan saksi Hendra yang
membawa senjata tajam;
- Bahwa 3 (tiga) orang yang datang menyerang saksi Heru dan saksi
Hendra tadinya parkir di depan Tokma lalu setelah melihat Terdakwa
jatuh mereka menyerang saksi Heru dan saksi Hendra karena mereka
membela Terdakwa ini tadi karena kalau tidak diselamatkan bisa lebih
parah lagi;
- Bahwa pada saat datang kedua kalinya tidak ada niat untuk
menyerang anggota Kaliber tersebut;
- Bahwa saksi mengetahui kalau saksi Heru menghubungi Terdakwa
untuk menyuruhnya datang kembali karena waktu saksi Heru menelpon
Terdakwa itu ada saksi dan di loudspeaker oleh Terdakwa makanya
kami mendengarnya;
- Bahwa tidak ada anggota Pemuda Pancasila lain yang terluka;
- Bahwa saksi tidak mengetahui apakah setelah Terdakwa terkena bacokan,
ada lagi yang terkena bacokan lagi karena saksi dengan Terdakwa
sudah pergi ke Rumah Sakit;
- Bahwa yang pertama kali mengetahui bendera Pemuda Pancasila
diturunkan adalah sdr. Dede yang memberitahukan, setelah
mengetahuinya kami langsung mendatangi ke Kaliber untuk yang
pertama kali;
- Bahwa pada saat mediasi pertama yang datang 10 (sepuluh) orang yang
datang dan Terdakwa juga termasuk dalam 10 (sepuluh) orang tersebut;
- Bahwa setelah mediasi yang pertama, kami berkumpul saja di
jembatan Purwasari kemudian khabar tersebar lalu anggota lainnya ikut
kumpul disitu, sambil menunggu khabar dari saksi Heru dan saksi
Hendra, kami menunggu disana;
- Bahwa tidak ada yang menyuruh anggota lain datang, mereka hanya
bersoldiaritas saja untuk datang;
- Bahwa saksi melihat Terdakwa dengan saksi Heru berduel, Heru
membawa celurit sedangkan Terdakwa ini membawa kayu ketika
sampai langsung berduel saksi tidak mengetahui alasannya;

D. Saksi IV atas nama Harli Davidson, di bawah sumpah memberikan


keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi dalam kedaan sehat jasmani dan rohani untuk


mengikuti persidangan;
- Bahwa saksi mengenal Terdakwa ini karena teman satu organisasi
dan tidak ada hubungan keluarga;
- Bahwa permasalah ini bisa terjadi karena ada yang menurunkan bendera
Pemuda Pancasila di Pancawati;
- Bahwa saksi mengetahui mengenai kedatangan Terdakwa ke kantor LSM
Kaliber;
- Bahwa pertemuan pertama pada hari Sabtu tanggal 14 Agustus 2021
sekitar pukul 18.20 Wib di kantor LSM Kaliber di jalan raya
Kosambi- Telagasari Dusun Kawali Desa Duren Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang;
- Bahwa waktu kedatangan pertama kali ada 10 (sepuluh) orang yang
datang;
- Bahwa kedatangan Terdakwa pertama mau menanyakan alasan bendera
diturunkan;
- Bahwa yang hadir pada saat pertemuan pertama yaitu saksi Heru,
saksi Hendra, dan ada satu orang lagi, saksi tidak tahu namanya;
- Bahwa hasil dari mediasi bendera akan dipasang kembali dan
dihadirkan Gatot yang merupakan salah satu anggota LSM Kaliber;
- Bahwa setelah mediasi, saksi bersama rekan Pemuda Pancasila lain pergi
ke Purwasari disana ada banyak anggota lainnya mereka datang karena
rasa solidaritas mereka saja tidak ada yang menyuruh mereka dating
- Bahwa setelah ditelpon oleh saksi Heru yang menyuruh kami datang
kembali kemudian kami menuju kantor LSM Kaliber tadi sekitar jam
22.00 Wib, karena itu kami penasaran dengan Gatot tadi, hanya
penasaran saja tidak ada niat untuk menyerang;
- Bahwa jumlah anggota yang pergi kesana ± ada 30 orang;
- Bahwa saksi parkir di depan Tokma;
- Bahwa keadaan pada waktu pertama datang masih menyala lampu,
kemudian tiba-tiba lampu dimatikan, kemudian ada 3 orang yang
membawa senjata tajam dari Kaliber keluar dan berteriak “serang”;
- Bahwa yang berteriak “serang” adalah saksi Heru dan saksi Hendra;
- Bahwa ciri-ciri saksi Hendra membawa golok baju garis-garis dan
tubuh agak gemuk kalau saksi Heru rambut panjang dikuncir badan
gemuk;
- Bahwa saksi Heru yang pertama menyerang kemudian Terdakwa ini
menghadang masuk tetapi langsung jatuh dan berteriak minta tolong
karena orang Kaliber ini membawa celurit terus kami Terdakwa
mundur;
- Bahwa Terdakwa waktu itu sudah terjatuh kemudian langsung
dilindungi oleh anggota Pemuda Pancasila lain yang membacok saksi
Heru dan saksi Hendra karena ingin melindungi Terdakwa, mereka
yang membacok saksi Heru dan saksi Hendra memakai baju berwarna
loreng;
- Bahwa saksi menarik Terdakwa karena kondisi bawah mata Terdakwa
sudah terkena bacokan saksi Heru, Terdakwa bisa mati kalau tidak
ditolong;
- Bahwa tidak ada anggota Pemuda Pancasila yang membawa senjata
tajam?
- Bahwa saksi Heru yang membacok Terdakwa;
- Bahwa saksi dengan saksi Wiki yang membawa Terdakwa ke
Rumah Sakit;
- Bahwa Terdakwa menemukan kayu atau bambu di tempat kejadian
saja dan digunakan untuk membela diri;
- Bahwa Terdakwa tidak membalas serangan saksi Heru lagi karena
Terdakwa ini sudah terjatuh dan cuma bisa teriak minta tolong saja;
- Bahwa saksi Heru dan saksi Hendra diselamatkan oleh anggota
kaliber yang lain;
- Bahwa yang menyerang saksi Heru dan saksi Hendra ada 3 orang
yang menggunakan atribut pakaian Pemuda Pancasila, namun
saksi tidak mengenalinya, sedangka terdakwa memakai baju bebas
dan memakai topi
- Bahwa benar kejadian tersebut persis di Tokma seberang jalan dan kantor
Kaliber ± 50 meter ke dalam;
- Bahwa saksi melihat ada setumpukan bambu di tempat kejadian;
- Bahwa pada saat pertemuan kedua itu Terdakwa ditelpon oleh saksi Heru
pada saat itu kami sedang berkumpul;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah bilang untuk menyerang LSM Kaliber
tetapi hanya bilang kalau Kaliber mau pasang kembali bendera Pemuda
Pancasila;
- Bahwa Terdakwa tidak ada membawa senjata tajam;
- Bahwa saat Terdakwa diserang, saksi berada di belakang Terdakwa
bersama-sama Terdakwa;
- Bahwa pada saat kejadian, keadaan terang tiba-tiba lampu
dipadamkan, dan terdengar kata-kata “serang, yang meneriakkan
kata-kata tersebut adalah saksi Heru sambil membawa senjata tajam
kemudian saksi Hendra membawa golok di tangan kanannya
ditenteng, saksi melihatnya dengan jelas;
- Bahwa ± 4 meter jarak saksi dengan saksi Heru, kemudian saksi
Heru bacok Terdakwa, lalu Terdakwa ini berteriak minta tolong;
- Bahwa Terdakwa terlebih dahulu yang terluka kena celurit di bagian
bawah mata kemudian karena melihat kejadian tersebut, ada rekan
Pemuda Pancasila yang lain dimana saksi tidak mengenalnya yang
melindungi Terdakwa dengan membalas serangan saksi Heru dan saksi
Hendra;
- Bahwa saksi Heru terluka di bagian tangan sebelah kanan karena tangan
kanan tersebut yang mengayunkan celurit makanya tangan tersebut
yang terlebih dahulu diserang;
- Bahwa pada saat Terdakwa ini di rumah sakit dan lagi dilakukan
perawatan tiba-tiba jam 12 malam Polisi datang menangkap Terdakwa,
kalau kejadian keributan tadi sudah berhenti dari jam 11 malam;
- Bahwa saksi mengetahui Terdakwa dihubungi oleh saksi Heru karena
pada saat Terdakwa ditelpon oleh saksi Heru kami semua
mendengarnya, karena Handphonenya diloudspeaker jadi kami semua
mendengarnya;
- Bahwa saksi kesana beramai-ramai sampai 30 orang karena pertama
mereka datang karena rasa solidaritas jadi tidak ada yang mengajak,
mereka mendengar khabar saja, kemudian keduanya karena kami
penasaran dengan yang namanya Sdr. Gatot yang menurunkan
bendera tersebut
- Bahwa saksi melihat Terdakwa berduel terlebih dahulu dengan saksi Heru;
- Bahwa saksi tidak tahu siapa anggota Pemuda Pancasila lainnya yang
membawa senjata tajam yang saksi tahu ada 3 anggota Pemuda
Pancasila yang membacok saksi Heru, karena mereka memakai atribut
pakaian ormas;
- Bahwa saksi tidak mengetahui tujuan orang-orang ini membawa
senjata tajam;
- Bahwa pada saat Terdakwa ini terkena celurit , saksi berada di belakang
Terdakwa, saksi masiih belum berani maju karena saat itu ada senjata
tajam;
- Bahwa saksi melihatnya dengan jelas, saksi Heru membawa celurit
dan saksi Hendra membawa golok;
- Bahwa muka terdakwa ini diperban karena terkena sabetan celurit saksi
Heru karena saksi melihatnya sendiri;
- Bahwa Terdakwa mengambil bambu yang ditemukan di tempat
kejadian, pada saat berduel dengan saksi Heru
2. KETERANGAN TERDAKWA

- Bahwa benar terdakwa pada tanggal 14 agustus 2021 sekitar pukul 18.20
WIB terdakwa melakukan pertemuan pertama di kantor LSM Kaliber
dengan saksi Heru sebagai Ketua Umumnya dan dengan anggota lainnya

- Bahwa terdakwa bertujuan untuk menanyakan perihal bendera yang


diturunkan yang diduga pelakunya Sdr. Gatot

- Bahwa terdakwa mengatakan lokasi kejadian berada di pinggir jalan seberang


Tokmart bukan di halaman rumah saksi Heru dan terdakwa tidak mengetahui
ada pembacokan, juga terdakwa tidak pernah membacok

- Bahwa terdakwa tidak membawa senjata tajam

- Bahwa yang menyerang duluan dengan perintah “serang” adalah saksi Heru dan
Hendra

III. TANGGAPAN TERHADAP KETERANGAN PARA


SAKSI

-------Bahwa dari keterangan para saksi yang dihadapkan di persidangan,


saya selaku Penasihat Hukum terdakwa menanggapinya sebagai berikut:---
1. Bahwa dari keterangan saksi I dan saksi II dapat disimpulkan

Bahwa terdakwa melakukan penyerangan terhadap ormas LSM Kaliber dan


melakukan penganiayaan terhadap saksi HENDRA KURNIAWAN dan HERU
SUSANTO pada tanggal 14 agustus 2021 pukul 22.00

2. Bahwa dari keterangan saksi I, II, III dan IV diketahui bahwa bentrok antar ormas
LSM Kaliber dan pemuda Pancasila benar adanya, akan tetapi jika melihat dari
situasi yang digambarkan dari kesaksian diatas pihak LSM Kaliber dan Pemuda
Pancasila sama-sama di rugikan.
IV. ANALISA YURIDIS DAN PENDAPAT HUKUM
-------Bahwa dari keterangan para ahli yang dihadapkan di persidangan,
saya selaku Penasihat Hukum terdakwa menanggapinya sebagai
berikut:----

1. Bahwa berdasarkan pendapat ahli yang bernama dr. Ramadita Adisti


Pradini , bahwa Visum et Repertum No.001/VER/SHPW/VIII/2021
atasnama HENDRA KURNIAWAN diperiksa di Siloam Hospital
Purwakarta dengan mengetahui Dokter pada Siloam Hospital Purwakarta dr.
Ramadita Adisti Pradini yang menerangkan hasil pemeriksaan didapatkan:
Luka robek pada kepala bagian tengah ukuran delapan kali nol koma lima
kali satu centimeter, luka robek pada kepala bagian kiri depan ukuran tiga
kali nol koma lima centimeter, luka robek pada bagian perut ukuran tiga kali
nol koma lima centimeter, luka robek di punggung ukuran lima belas kali
tiga kali dua centimeter. Dan didapatkan kesimpulan bahwa pada pasien
(Sdr. HENDRA) terdapat luka robek pada kepala, perut dan punggung.

2. Bahwa berdasarkan pendapat ahli yang bernama dr. Naomi Yosiati dan dr.
Widya Arsa, bahwa Visum et Repertum Sementara
No.UM.01.05/X.1.4.17.3.1/063/2021 dan No. Rekam Medis: 0001952797 atas
nama HERU SUSANTO diperiksa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
dengan mengetahui Dokter pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Dokter
KSM Kedokteran Forensik Naomi Yosiati, dr., Sp. F.M. dan Dokter KSM
Orthopaedi dan Traumatologi WidyaArsa, dr., Sp.OT.(K)., CCD. Menerangkan
hasil pemeriksaan: 1. Pada lengan kanan bawah sisi depan terdapat luka terbuka
ukuran lima centimeter kali satu centimeter, kedalaman nol koma lima
centimeter, tepi rata, dasar jaringan bawah kulit, gerakan pergelangan tangan
tidak ada gangguan. 2. Pada lengan kiri bawah sisi belakang terdapat luka
melingkar ukuran sepuluh centimeter kali dua centimeter, kedalaman dua
centimeter, tepi rata, dasar tulang pengumpil dan tulang hasta yang patah,
disertai pembengkakan, putusnya pembuluh darah, otot dan saraf, gerakan
pergelangan tangan terbatas. Dan didapatkan kesimpulan bahwa didapatkan
tanda-tanda trauma tajam yang mengakibatkan patah tulang pengumpil dan
tulang hasta, luka terbuka, putusnya pembuluh darah, saraf dan otot pada lengan
kiri bawah dan luka terbuka pada lengan bawah kanan.

TERHADAP PEMBUKTIAN DAKWAAN

-------Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan,


perkenankanlah saya menyampaikan analisa yuridis yang juga merupakan
pembelaan kami terhadap diri terdakwa sebagai berikut:-----------------------
1. Kami sependapat dengan analisa yuridis rekan JPU terhadap
dakwaan yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
- Unsur Barang Siapa
- Unsur Dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama

2. Terhadap Pendapat rekan JPU yang menyatakan bahwa Terdakwa


telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
sebagaimana dakwaan, saya Penasehat Hukum Terdakwa
menyatakan TIDAK SEPENDAPAT, untuk itu kami akan
melakukan Analisa yuridis apakah benar unsur-unsur Pasal yang
didakwakan dalam dakwaan tersebut terpenuhi atau tidak, hal
tersebut kami uraikan sebagai berikut:-----------------------------------
a. Terhadap Unsur Barang Siapa

Bahwa terhadap unsur ini kami berpendapat bahwa dengan


menggunakan kata “barangsiapa” berarti pelakunya adalah dapat siapa
saja, siapa pun dapat menjadi pelaku. Termasuk saksi Hendra dan saksi
Heru

b. Terhadap Unsur dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama

Bahwa terhadap unsur ini kami berpendapat bahwa dari fakta-fakta yang
terungkap di persidangan berdasarkan keterangan-keterangan para saksi,
alat bukti yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, maka kami dari tim
Penasehat Hukum Terdakwa akan menganalisa lagi unsur Pasal 170 ayat
(2) dan pasal 351 Ayat (2) KUHP sebagaimana yang didakwakan oleh
Jaksa Penuntut Umum. Karena menurut tim Kuasa Hukum Terdakwa,
ada kekeliruan dalam penerapan sanksi pidana bagi Terdakwa dan
pertanggungjawaban pidana yang terlalu berat selama 1 (satu) tahun
penjara sebagaimana dibacakan pada sidang minggu lalu yaitu pada
tanggal 27 Juli 2015

Bahwa berdasarkan pemeriksaan di persidangan di antara Terdakwa


Tukiswo als Kiswo Bin E. Sutrisno dengan saksi Korban Hendra
Kurniawan dan Saksi Korban Heru Santoso terjadi bentrok antar ormas
LSM Kaliber dan Pemuda Pancasila, bentrok kedua ormas ini dipicu
oleh diturunkannya bendera Pemuda Pancasila oleh Sdr. Gatot yang
mana Sdr. Gatot ini merupakan anggota dari LSM Kliber.

Bahwa oleh karena diantara terdakwa dan saksi korban terlibat dalam
bentrok antar ormas maka pasal yang di dakwakan oleh Jaksa Penuntut
Umum kepada Terdakwa tidak tepat sasaran.

Bahwa jikalau Jaksa Penuntut Umum mendakwakan Terdakwa dengan


pasal 170 ayat (2) maka unsur dan pasal 351 ayat (2) KUHP maka unsur
penganiayaan tidak memenuhi. Karena yang melakukan penganiayaan
bukanlah Terdakwa, akan tetapi penganiayaan justru dilakukan oleh para
saksi korban Hendra dan Heru terhadap diri Terdakwa. Hal ini.

Sebagaimana diterangkan oleh saksi Wiki dan Harli yang menyaksiskan


dan membawa Terdakwa ke rumah sakit. Oleh karenanya, sungguh tidak
adil bila Jaksa Penuntut Umum menyatakan Terdakwa yang melakukan
penganiayaan. Padahal justru para saksi korban lah yang melakukan
penganiayaan terhadap Terdakwa.

Bahwa Jaksa Penuntut Umum mengabaikan fakta-fakta persidangan


yang disampaikan oleh Terdakwa. Dalam persidangan Terdakwa
menyampaikan bahwa ia hanya ingin menemui Sdr. Gatot di kantor
LSM Kaliber dikarenakan telah menurunkan bendera Pemuda Pancasila.

Bahwa sebelum bertemu dengan Sdr. Gatot Terdakwa bertemu dengan


saksi korban Hendra dan Heru dan langsung disambut dengan sabetan
celurit di matanya Terdakwa, yang mana sabetan celurit tersebut memicu
amukan anggota Pemuda Pancasila yang ikut Bersama Terdakwa tanpa
ada ajakan dan hanya berdasarkan solidaritas.

Bahwa keterangan yang diberikan oleh saksi korban Hendra dan Heru
terlalu berlebihan dan mengada-ngada dengan tujuan untuk memfitnah
Terdakwa dan agar Terdakwa mendapatkan hukuman yang berat. Niat
tidak baik dari saksi korban ini kiranya menjadi pertimbangan bagi
Majelis Hakim dalam memutuskan perkara ini demi terwujudnya nilai-
nilai keadilan bagi masyarakat

Bahwa tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut Terdakwa selama


………. Sangat memberatkan bagi Terdakwa. Dimana Terdakwa lah
yang seharusnya mendapatkan keadilan karena sudah di aniaya oleh
saksi korban dan di fitnah dalam pengadilan. Terlebih lagi Terdakwa
memiliki keluarga berjumlah 2 orang anak dan satu istri untuk dinafkahi.
Bagaimana nasi anak-anak dan istri Terdakwa, siapa yang akan
mengurusi, menjaga, merawat dan memberi nafkah mereka nantinya jika
Terdakwa berada dalam masa tahanan dalam durasi waktu yang lama.
Terdakwa tidak menginginkan istri dan anak-anak yang masih kecil-
kecil terabaikan hak-haknya begitu saja, tidak ada orang memeliharanya,
sehingga nasib dan masa depan mereka menjadi suram.

V. KESIMPULAN

-------Berdasarkan dalil-dalil yang telah saya sampaikan di atas, dengan


memperhatikan ketentuan Undang-Undang dan Peraturan-peraturan hukum
yang berlaku, saya sebagai Penasehat Hukum terdakwa memohon kepada
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar berkenan
memutuskan dalam amar putusan sebagai berikut:----------------------------
1. Menyatakan Terdakwa, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana Penganiayaan dan kekerasan
sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 170 ayat (2)
dan pasal 351 Ayat (2) KUHP; ------------------------------------------

2. Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan; -------------------


3. Memulihkanhak-hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan
harkat serta martabatnya; -------------------------------------------------------

4. Menetapkan barang bukti, berupa:------------------------------------

a. ................................, dirampas untuk dimusnahkan oleh


Negara;-------------------------------------------------------------------
b. ................................, dirampas untuk dimusnahkan oleh
Negara;-------------------------------------------------------------------
5. Membebankan biaya perkara kepada Negara; --------------------------

Demikian Nota Pembelaan/Pleidoi ini kami bacakan dan diserahkan dalam sidang
hari ini, Selasa tanggal 9 Juni 2020, atas perhatian dan berkenannya Majelis Hakim
terhadap Pembelaan ini, kami mengucapkan terima kasih.

Karawang, 9 Juni 2020

Hormat kami

Penasihat Hukum Terdakwa

VIKRI HAETAMI, S.H. ATA ARDIANSYAH, S.H.

Anda mungkin juga menyukai