Anda di halaman 1dari 10

LAW OFFICE

FADIL MAHESA & PARTNERS


Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 17, Kepakarakan, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, DIY.

NOTA KEBERATAN
(EKSEPSI)

Dalam Perkara Pidana No. 350/ Pid.Sus-Anak/ 2019/ PN. Yyk

Atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum

No. Reg. Perkara : PDM-259/ M.4.10/ Eoh.2/11/2019

Atas Nama Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum

Anak Pelaku

YOGI PRATAMA

Disampaikan pada

Sidang Pengadilan Negeri Yogyakarta

Hari Senin, 09 Desember 2019

DIDAKWA

1. Tindak Pidana Kejahatan Seksual Pada Anak sebagaimana diatur dan


diancam pidana dalam Pasal 76 D Jo. Pasal 81 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi
Undang-Undang; ATAU
2. Tindak Pidana Kejahatan Seksual Pada Anak sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal 76 E Jo. Pasal 82 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi
Undang-Undang.

1|Page
LAW OFFICE
FADIL MAHESA & PARTNERS
Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 17, Kepakarakan, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, DIY.

Perihal : Nota Keberatan (Eksepsi) atas Surat Dakwaan Penuntut Umum


Lampiran : 1 (Satu) Lembar Surat Kuasa Khusus

Kepada Yang Terhormat,


Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Pidana No. 350/ Pid.Sus-Anak/ 2019/PN.Yyk
Pada Pengadilan Negeri Yogyakarta

Di-
Yogyakarta

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, kami :
-----------------------------------------Fadil Mahesa, S.H., M.H.---------------------------------------
--------------------------------------Desi Urbaningrum, S.H., M.Hum--------------------------------

Kesemuanya adalah Advokat/Konsultan Hukum di Fadil Mahesa & Partners, yang


berkantor di Jl. Brigjen Katamso No.17, Keparakan, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Dalam hal ini berdasarkan ketentuan hukum surat kuasa khusus
tertanggal 02 Desember 2019 bertindak sebagai Penasihat Hukum untuk dan atas nama Anak
Pelaku dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Yogi Pratama;

Tempat : Yogyakarta;

Umur/Tgl. Lahir : 16 Tahun / 05 Agustus 2003;

Jenis Kelamin : Laki-laki;

Kewarganegaraan : Indonesia;

Agama : Islam;

Pekerjaan : Pelajar;

Pendidikan : SMA;

Alamat : Jl. Gambiran, RT.04/RW.02, No. 34


Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta.

2|Page
LAW OFFICE
FADIL MAHESA & PARTNERS
Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 17, Kepakarakan, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, DIY.

Pada kesempatan ini memanjatkan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bahwa dengan ini kami selaku penasihat hukum Anak Pelaku menyampaikan rasa teruma
kasih kepada majelis hakim perkara atas kesempatan yang diberikan untuk mengajukan Nota
Keberatan (Eksepsi) terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum dalam perkara atas nama
Anak Yogi Pratama dengan No. Reg. : PDM-259/ M.4.10/ Eoh.2/ 11/2019. Adapun Eksepsi
ini kami susun dengan sistematika sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN
II. NOTA KEBERATAN
III. PERMOHONAN

I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang terhormat;
Penuntut Umum yang kami hormati;
Saudara Anak Pelaku yang kami hormati;
Serta hadirin sidang yang berbahagia;

------Pada kesempatan ini memanjatkan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Bahwa dengan ini kami selaku penasihat hukum Anak Pelaku menyampaikan rasa
teruma kasih kepada majelis hakim perkara atas kesempatan yang diberikan untuk
mengajukan Nota Keberatan (Eksepsi) terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum dalam
perkara atas nama Anak Yogi Pratama dengan No. Reg. : PDM-259/ M.4.10/ Eoh.2/
11/2019, yang mana dalam Surat Dakwaannya (Alternatif) Penuntut Umum
mendakwakan :
- Tindak Pidana Kejahatan Seksual Pada Anak sebagaimana diatur dan diancam dalam
Pasal 76 D yang berbunyi “Setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau
dengan orang lain.” Jo. Pasal 81 Ayat (1) yang berbunyi ”Setiap orang yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 D dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
3|Page
LAW OFFICE
FADIL MAHESA & PARTNERS
Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 17, Kepakarakan, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, DIY.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang; ATAU
- Tindak Pidana Kejahatan Seksual Pada Anak sebagaimana diatur dan diancam dalam
Pasal 76 E yang berbunyi ”Setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau
ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian
kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
perbuatan cabul” Jo. Pasal 82 Ayat (1) yang berbunyi “Setiap Orang yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
dan denda paling banyak Ro. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang.

---- Eksepsi ini kami sampaikan dengan pertimbangan bahwa ada hal-hal yang prinsipil
yang perlu kami kemukakan berkaitan demi tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan dan
demi memastikan terpenuhinya kepastian hukum yang adil sebagaimana tercantum dalam
Pasal 28 D Ayat (1) UUD RI Tahun 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama dihadapan hukum”. Pasal 28 I Ayat (1) UUD RI Tahun 1945 yang kutipannya
antara lain menegaskan ”.. hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, ....
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.”

Pengajuan Eksepsi atau keberatan ini juga didasarkan pada hak Anak Pelaku sebagai
terdakwa sebagaimana diatur dalam Pasal 156 Ayat (1) KUHAP yang mengatur sebagai
berikut:
“Dalam hal Terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa
Pengadilan tidak berwenang mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat diterima
atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan oleh Jaksa
Penuntut Umum untuk menyatakan pendapatnya Hakim mempertimbangkan
keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan.”----------------------------

4|Page
LAW OFFICE
FADIL MAHESA & PARTNERS
Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 17, Kepakarakan, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, DIY.

---- Pengajuan eksepsi yang kami buat ini, sama sekali tidak mengurangi rasa hormat
kami kepada Jaksa Penuntut Umum yang sedang melaksanakan fungsi dan juga
pekerjaanya, serta juga pengajuan eksepsi ini tidak semata – mata mencari kesalahan dari
dakwaan jaksa penuntut umum ataupun menyanggah secara apriori dari materi ataupun
formal dakwaan yang dibuat oleh jaksa penutut umum. Namun ada hal yang sangat
fundamental untuk dapat diketahui Majelis Hakim dan saudara Jaksa Penuntut Umum
demi tegaknya keadilan sebagaimana semboyan yang selalu kita junjung bersama selaku
penegak hukum yakni Fiat Justitia Ruat Caelum.

---- Pengajuan eksepsi ini bukan untuk memperlambat jalannya proses peradilan ini,
sebagaimana disebutkan dalam Asas Trilogi Peradilan. Namun, bahwa pembuatan dari
eksepsi ini mempunyai makna serta tujuan sebagai Penyeimbang dari Surat Dakwaaan
yang disusun dan dibacakan dalam sidang. Kami selaku penasihat hukum anak pelaku
percaya bahwa majelis hakim akan mempertimbangkan dan mencermati segala masalah
hukum tersebut, sehingga dalam keberatan ini kami mencoba untuk menggugah hati
nurani majelis hakim agar tidak semata-mata melihat permasalahan ini dari kacamata atau
sudut pandang yuridis atau hukum positif yang ada semata, namun menekan nilai-nilai
keadilan yang hidup di dalam masyarakat.

---- Kami memahami tugas-tugas Penuntut Umum yang begitu mulia, yaitu melakukan
upaya penegakan hukum, guna mencapai kedaulatan hukum yang berujung pada
kesejahteraan masyarakat. Tugas dan wewenang Penuntut Umum sebagaimana diatur
dalam Pasal 1 butir 6 huruf (b) KUHAP, adalah : “Penuntut Umum adalah Jaksa yang
diberi wewenang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.”

---- Sebelum melangkah pada proses yang lebih jauh lagi maka perkenankan kami selaku
kuasa hukum untuk memberikan suatu adagium yang mungkin bisa dijadikan salah satu
pertimbangan majelis hakim yaitu “ dakwaan merupakan unsur penting hukum acara
pidana karena berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu hakim akan memeriksa surat
itu “. ( Prof. Andi Hamzah, S.H ).

5|Page
LAW OFFICE
FADIL MAHESA & PARTNERS
Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 17, Kepakarakan, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, DIY.

II. NOTA KEBERATAN TERHADAP SURAT DAKWAAN PENUNTUT


UMUM
Majelis Hakim yang terhormat;
Penuntut Umum yang kami hormati;
Saudara Anak Pelaku yang kami hormati;
Serta hadirin sidang yang berbahagia;

---- Bahwa dengan merujuk dalam Pasal 143 Ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang
No.8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang berbunyi :
a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
---- Mensyaratkan setiap penyusunan dan pembuatan surat dakwaan wajib memenuhi
syarat formil dan syarat materiil. Syarat formil yang dimaksud adalah mengisi identitas
lengkap Anak Pelaku, mencantumkan tanggal dan ditandatangani oleh penuntut umum.
Sedangkan syarat materiil ialah surat dakwaan wajib diuraikan dengan cermat, jelas dan
lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan. Kedua syarat ini wajib dipenuhi
dalam suatu surat dakwaan terutama syarat materiil. Bila suatu surat dakwaan tidak
memenuhi atau kekurangan syarat materiil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143 Ayat
(2) huruf b maka mengakibatkan surat dakwaan “batal demi hukum” (null and void).

---- M. Yahya Harahap dalam bukunya (Pembahasan Permasalahan dan Penerapan


KUHAP edisi I & II, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 392-398 & 125-126) menjelaskan
bahwa “pada dasarnya alasan yang dapat dijadikan dasar hukum mengajukan keberatan
agar surat dakwaan dibatalkan, apabila surat dakwaan tidak diterima apabila pemeriksaan
terhadap terdakwa tidak memenuhi syarat ketentuan Pasal 56 Ayat (1) KUHAP yang
berbunyi dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun lebih
atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih
yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua

6|Page
LAW OFFICE
FADIL MAHESA & PARTNERS
Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 17, Kepakarakan, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, DIY.

tingkat pemeriksaaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat hukum bagi
mereka.”-------------------------------------------------------------------------------------------------

---- Berdasarkan surat dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum, menurut hemat
kami ada beberapa hal yang perlu ditanggapi secara saksama mengingat di dalam surat
dakwaan tersebut terdapat berbagai kejanggalan dan ketidakjelasan yang menyebabkan
kami mengajukan keberatan.-------------------------------------------------------------------------
Atas dasar itulah, kami selaku Penasihat Hukum Anak Pelaku ingin mengajukan keberatan
terhadap surat dakwaan yang telah didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum dengan alasan
sebagai berikut :---------------------------------------------------------------------------------------------

I. SURAT DAKWAAN YANG DIBUAT JAKSA PENUNTUT UMUM TIDAK


CERMAT, TIDAK JELAS, DAN TIDAK LENGKAP DALAM
MENGURAIKAN TINDAK PIDANA YANG DIDAKWAKAN
---- Bahwa menurut kami Jaksa Penuntut Umum tidak memperhatikan beberapa
penyusunan kalimat dalam Surat Dakwaan sehingga tidak menguraikan dengan jelas dan
cermat bagaimana unsur-unsur pidana dilakukan secara utuh, bukan hanya terbatas pada
unsur delik tetapi juga meliputi bagaimana cara anak pelaku melakukan tindakan tersebut.
---- Bahwa surat dakwaan yang dibuat Jaksa Penuntut Umum tidak cermat, tidak jelas dan
tidak lengkap sebagaimana yang diatur dalam Pasal 143 Ayat (2) huruf b Undang-Undang
No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, yaitu dengan menguraikan secara teliti,
terang, tegas, dan komplit yang dimaksudkan akan memberikan gambaran yang mudah
bagi Hakim maupun Anak Pelaku, sehingga berakibat kaburnya surat dakwaan
diantaranya sebagai berikut :
a. Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya tidak dapat menunjukkan
secara pasti dimana dan kapan tindak pidana itu dilakukan oleh Anak Pelaku, hal ini
dapat dilihat dari ringkasan uraian kejadian dalam surat dakwaan “... bahwa Anak
Yang Berhadapan Dengan Hukum YOGI PRATAMA pada suatu waktu tertentu
antara bulan Agustus tahun 2019 (dua ribu sembilan belas) atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu tertentu dalam tahun 2019..” . dalam kalimat tersebut terdapat
ketidakjelasan waktu dalam uraian peristiwa tersebut.

7|Page
LAW OFFICE
FADIL MAHESA & PARTNERS
Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 17, Kepakarakan, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, DIY.

Selain harus cermat, lengkap dan jelas, surat dakwaan juga harus memuat tempus dan
locus delicti. Perlunya menyebutkan tempus delicti atau waktu secara jelas adalah
untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Menyangkut asas legalitas dalam hukum pidana yaitu asas undang-undang tidak
boleh berlaku surut atau apakah ada perubahan undang-undang sebuah perbuatan
itu dilakukan,
2) Menyangkut unsur terdakwa dan atau korban pada waktu tindak pidana dilakukan,
khususnya bila terdakwa dan atau korban termasuk kategori anak yang
berhadapan dengan hukum. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal 1 angka 2 menyebutkan bahwa yang
dimaksud anak adalah anak yang berhadapan dengan hukum, anak yang menjadi
korban dan anak yang menjadi saksi.
3) Menyangkut unsur delik tertentu, misalnya Pasal 363 Ayat (1) KUHP unsur
malam hari, Pasal 170 KUHP di tempat umum, Pasal 282 Ayat (2) unsur dimuka
umum.

b. Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya tidak dapat menjelaskan
secara tegas anak pelaku memaksa anak korban dalam bentuk dan cara seperti apa
hal ini dapat dilihat dari ringkasan uraian kejadian dalam surat dakwaan “... anak yang
berhadapan dengan hukum YOGI PRATAMA langsung mengunci pintu kamar dan
mamaksa anak korban ANANDA PUTRI untuk melakukan persetubuhan”. Tidak
dijelaskan pemaksaan yang dilakukan oleh anak pelaku dengan cara seperti apa yang
mana unsur ini juga merupakan bagian dari rangkaian perbuatan anak pelaku, menurut
R. Soesilo adalah menyuruh orang melakukan sesuatu sedemikian rupa sehingga
orang itu melakukan sesuatu berlawanan dengan kehendaknya sendiri.

c. Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya tidak menyebutkan secara
lengkap bagaimana proses anak pelaku melakukan persetubuhan dengan anak korban,
berdasarkan Putusan MARI tanggal 1303 K/ Pid/ 1986 tanggal 30 Maret 1989 surat
dakwaan penuntut umum batal demi hukum karena hampir seluruhnya berisikan
kutipan rumusan delik tanpa diuraikan tentang perbuatan materil apa yang dilakukan
oleh terdakwa sebagai perwujudan unsur-unsur delik yang bersangkutan.
8|Page
LAW OFFICE
FADIL MAHESA & PARTNERS
Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 17, Kepakarakan, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, DIY.

Berdasarkan hal tersebut, fakta-fakta yang diuraikan Jaksa Penuntut Umum dalam
Surat Dakwaan tidak mendukung unsur-unsur pasal yang didakwakan.

---------Bahwa berdasarkan beberapa analisis fakta diatas, dapat dilihat bahwa hal ini
merupakan cerminan dari adanya keragu-raguan dari Jaksa Penuntut Umum dalam
merumuskan perbuatan yang dilakukan oleh Anak Pelaku. Padahal, sikap ragu-ragu,
sebagaimana kita ketahui bersama, akan bermuara pada ketidakjelasan. Dan dalam perkara
ini, ketidakjelasan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum sudah barang tentu akan sangat
merugikan Anak Pelaku, padahal kejelasan dan kepastian mengenai waktu dan tempat
terjadinya tindak pidana merupakan faktor yang menentukan untuk pembelaan Anak Pelaku
dan ataupun hakim dalam menyusun putusannya. Maka sudah sepatutnya surat dakwaan
jaksa penuntut dapat dikategorikan sebagai dakwaan yang bersifat kabur dan tidak jelas
(OBSCUUR LIBEL).

I. PERMOHONAN
Majelis Hakim yang yang terhormati;

Penuntut Umum yang kami hormati;

Saudara Terdakwa yang kami hormati;

Serta Hadirin Sidang yang berbahagia;

Berdasarkan berbagai Fakta yang telah kami uraikan diatas maka kami Penasehat
Hukum Anak pelaku Yogi Pratama menyimpulkan bahwa Nota pembelaan dan Eksepsi
Penasehat Hukum adalah permohonan berdasarkan fakta dan kebenaran dan kami selaku
penasihat hukum memohon kepada Majelis Hakim menjatuhkan Putusan Sela terlebih
dahulu, dengan amar putusan yang pada pokoknya sebagai berikut :

PRIMAIR :

1. Menerima keberatan (eksepsi) dari penasehat hukum anak pelaku Yogi Pratama;
2. Menyatakan secara hukum Surat Dakwaan Penuntut Umum batal demi hukum atau
setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
3. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

9|Page
LAW OFFICE
FADIL MAHESA & PARTNERS
Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 17, Kepakarakan, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, DIY.

SUBSIDAIR :

Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon keputusan yang seadil-adilnya (ex aequo
et bono). Demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum yang berlaku dan Ketuhanan
Yang Maha Esa.

Demikianlah Nota Keberatan (Eksepsi) ini kami sampaikan ke hadapan Yang


Mulia Majelis Hakim pemeriksa perkara ini Kami mohon kepada Majelis Hakim
pemeriksa perkara untuk dapat memeriksa, mempertimbangkan dan mengadili
perkara ini menurut fakta hukum agar dapat memberikan keadilan yang seadil-adilnya
bagi Anak Pelaku. Atas perhatian serta terkabulnya Nota Keberatan (Eksepsi) yang
kami ajukan ini kami ucapkan terima kasih dan bila ada kekurangan atau kesalahan
didalamnya kami mohon maaf atas keterbatasan kami selaku manusia.

Yogyakarta, 9 November 2019

Penasihat Hukum

Anak yang Berhadapan dengan Hukum

Fadil Mahesa, SH., M.H.

Desi Urbaningrum, S.H., M.Hum.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai