Anda di halaman 1dari 30

JAWABAN (DUPLIK) TIM PENASIHAT HUKUM

DALAM PERKARA TINDAK PIDANA INFORMASI DAN TRANSAKSI


ELEKTRONIK
DAN
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
ATAS DAKWAAN PENUNTUT UMUM

NOMOR REGISTER PERKARA:

PDS-10/Jkt.Sel/04/2021

PADA PENGADILAN NEGERTI JAKARTA SELATAN

Atas Nama TERDAKWA

SHERLYN LOWRENCHA

Disusun oleh TIM PENASEHAT HUKUM TERDAKWA:

ZAYYAN SYAFIQAH, S.H., LL.M., FCBArb.


CALVINO VIGOPANG S.H., M.H.
NADYA FRISCA, S.H., M.H.
OCARINA FAE, S.H.
precise | personalised

No. Ref: 085/L/06.09/CP/2021 Jakarta, 11 Juni 2021

Kepada Yth.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan


Jl. Ampera Raya No. 133, RT/RW. 005/010,
Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
DKI Jakarta 12940

Perkara Pidana Nomor : PDS-10/Jkt.Sel/04/2021


Nama Terdakwa : Sherlyn Lowrencha

Perihal: Jawaban Penasehat Hukum atas Jawaban Penuntut Umum (Duplik)

Dengan hormat,

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, Zayyan Syafiqah, S.H., LL.M., FCBArb., Calvino
Vigopang, S.H., M.H., Nadya Frisca, S.H., M.H., Ocarina Fae, S.H.,. Para Advokat dari kantor
hukum Calvino Partners, beralamat di The Energy Building, Lantai 17, Sudirman Central
Business District, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 52-53, Jakarta 12940, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal 27 Februari 2021, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Terdakwa:

SHERLYN LOWRENCHA, lahir di Jakarta, berusia 35 tahun, lahir pada tanggal 04 Januari 1985,
jenis kelamin Perempuan, berkewarganegaraan Indonesia, beralamat di City Park Lt.10,
RT.07/RW.14, Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, 11730,
beragama Kristen, dan bekerja sebagai Karyawan Swasta, serta berpendidikan terakhir Strata
Satu Akuntansi, untuk selanjutnya disebut “Terdakwa”.

Melalui kesempatan ini, setelah mendengar, membaca, dan meneliti Jawaban Penuntut Umum
atas Pembelaan Penasihat hukum, dengan ini kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa
menyampaikan Jawaban atas Jawaban Penutut umum (selanjutnya disebut sebagai “Duplik”)
kepada kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa,
mengadili dan memutus perkara no. PDS-10/Jkt.Sel/04/2021.

th
The Energy Building, 17 Floor 1 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

Jawaban Penasehat Hukum atas Jawaban Penuntut Umum ini kami ajukan berdasarkan Pasal
182 huruf (c) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”) yang menyatakan:

a. Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, Penuntut Umum mengajukan tuntutan


pidana;
b. Selanjutnya Terdakwa dan/atau Penasehat Hukum, mengajukan pembelaannya yang
dapat dijawab oleh Penuntut Umum, dengan ketentuan bahwa Terdakwa atau
Penasehat Hukumnya selalu mendapat giliran terakhir;
c. Tuntutan, Pembelaan dan Jawaban atas pembelaan dilakuan secara tertulis dan
setelah dibacakan segera diserahkan kepada Hakim ketua sidang dan turunannya
kepada pihak yang berkepentingan.

I. PENDAHULUAN

1. Suatu image dan precedent menghambat laju dan perkembangan hukum di Negara
tercinta ini, adalah Subyektifitas orang-orang tertentu yang memandang bahwa setiap
orang yang diajukan ke persidangan perkara pidana adalah pasti bersalah dan harus
dihukum. Image danprecedent tersebut harus disingkirkan karena bertentangan
dengan hakikat Pasal 8 Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan:

“Setiap orang yang disangka, ditangkap, dan/atau dihadapkan di persidangan,


wajib dianggap TIDAK BERSALAH sebelum adanya putusan Pengadilan yang
menyatakan kesalahannya dan berkuatan hukum tetap.”

2. Jawaban ini merupakan penutup dan kesempatan terakhir yang diberikan oleh KUHAP
kepada Terdakwa untuk membela diri demi menemukan kebenaran materiil dan
menghindarkan perkara ini dari miscarriage of justice. Persoalan ini merupakan isu
penting di tengah upaya menegakkan hak asasi manusia dan demokrasi dimana
terdapat banyak kegagalan penegakan keadilan dalam kasus-kasus besar di Negara
ini.

3. Seperti di dalam kasus ini, dimana Terdakwa Sherlyn Lowrencha dianggap melakukan
kejahatan Tindak Pidana Informasi dan Transaksi Elektronik dan Tindak Pidana
Pencucian Uang. Padahal sebenarnya segala perbuatan pidana yang terjadi dalam
perkara Tidak Pernah dilakukan oleh Terdakwa.

4. Bahwa sesungguhnya Terdakwa BUKANLAH seorang yang patut di permasalahkan.


Terdakwan hanyalah menjalankan suatu aksi korporasi (corporate action) sesuai
dengan kewajibannya saat menjabat sebagai Direktur Utama PT Nasional Siber

th
The Energy Building, 17 Floor 2 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

(Persero). Sebagaimana pendapat Prof. Dr. O. C. Kaligis, bahwa miscarriage of justice


adalah kemunduran bagi para penegak hukum. Karena tanpa adanya keadilan dalam
kasus pidana, maka matilah penegak hukum yang ada.

5. Sebelum masuk dalam uraian Jawaban atas Jawaban dari Penuntut Umum, izinkanlah
kami terlebih dahulu menyampaikan sebuah adagium hukum yang akan menjadi
pertimbangan Majelis Hukum yang Mulia.

"Semakin tinggi kekuasaan seseorang, semakin sedikit hukum yang


mengaturnya"
- Satjipto Raharjo-

6. Berdasarkan adagium di atas, posisi kami disini sebagai pihak yang berusaha untuk
menegakkan keadilan di dalam persidangan sebagaimana adagium yang menyatakan:

“ ius summon saepe summa nest militia.”


( hukum yang tertinggi sering menimbulkan keburukan yang terbesar)
-Terrence, Timoroumenos, 796-

7. Adagium-Adagium di atas mungkin hanya sebuah “postulat” yang bahkan tidak ada
hubunganya dengan perkata ini. Namun yang ingin kami tujukan adalah posisi
Terdakwa Sherlyn Lowrencha dalam kasus ini sebagai sosok yang hanya menjalankan
kewajiban dan tugasnya sebaik mungkin demi kepentingan perusahan saat menjabat
sebagai Direktur Utama PT Nasional Siber.

II. TANGGAPAN ATAS ANALISIS FAKTA

8. Setelah membaca dan memahami keseluruhan isi jawaban Penuntut Umum terhadap
Pembelaan kami, pada kesempatan ini kami akan memberikan Jawaban atas
Tanggapan Duplik dari Penuntut Umum.

9. Berikut akan kami ulas sedikit mengenai hal-hal yang senyatanya terjadi yang menurut
Jaksa Penuntut Umum tidak benar, yang selama ini tidak diketahui oleh Jaksa
Penuntut Umum dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia
sehingga Jaksa Penuntut Umum dapat lebih paham lagi mengenai perkara yang
sedang ditangani.

th
The Energy Building, 17 Floor 3 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

a. Bahwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha Tidak Ikut Andil dan Tidak Mengetahui
Mengenai Pemasangan Spyware di Sistem Perbankan Bank Panik

Terdakwa Sheryln Lowrencha seperti yang telah di ketahui merupakan Direktur PT


Nasional Siber dan Terdakwa hanya menjalankan tugas dan kewenangannya sebagai
direktur utama. Dapat dilihat pada Tanggal 9 Januari 2018 yang diduga Terdakwa
mengadakan Rapat dengan Doxin Sinar Jaya untuk membahas kejahatan. Namun
senyatanya dalam fakta persidangan tidak lah benar karena pada tanggal 9 Januari
2018 Terdakwa Sherlyn Lowrencha sedang mengadakan Rapat Umum Pemegang
Saham bersama dengan para pemegang saham, direksi dan komisaris untuk
membahas penambahan modal dasar PT Nasional Siber tidak hanya itu. Terdakwa
juga tetap melakukan tugasnya untuk mengadakan Rapat Tahun pada tanggal 24
Desember 2019 sehingga Terdakwa benar tidak mengetahui kejahatan tersebut. dan
Terdakwa tidak mengetahui latar belakang PT Nasional Siber di buat oleh Cyber
Wealth Group (CWG) untuk melakukan kejahatan. Dan diketahui berdasarkan fakta
bahwa yang memiliki rencana untuk memasang spywere di sistem perbankan
merupakan rencana Saksi Doxin Sinar Jaya.

Terdakwa tidak mengetahui dan tidak ikut andil dalam kejahatan pemasangan
Spyware yang di lakukan oleh Saksi Doxin Sinar Jaya dengan tujuan untuk mengambil
data nasabah bank dengan tujuan dari mengambil data tersebut untuk melakukan
penduplikatan kartu kredit yang kemudian di jual ke dark web yang direncanakan oleh
Saksi Doxin Sinar Jaya dan Cyber Wealth Group (CWG). Selain itu Terdakwa tidak
mengetahui pengenai data nasabah yang diperoleh dari hasil pemasangan spywere
di sistem perbankan.

Dari uraian fakta di atas maka Penuntut Umum tidak dapat membuktikan hal tersebut
sehingga, Terdakwa Sherlyn Lowrencha tidak dapat didakwa dengan pasal tersebut.

b. Bahwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha Tidak Ikut Andil dan Tidak Mengetahui
Mengenai Uang dari Hasil Penggelapan dan Penduplikatan Kartu Kredit
Nasabah Bank Panik yang dimasukkan kedalam PT Nasional Siber

Bahwa seperti yang telah diuraikan oleh Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan dan
Surat Tuntutan bahwa terjadi pemasukan uang sebesar Rp. 500.000.000.000 (lima
ratus miliar rupiah) dalam PT Nasional Siber, uang tersebut merupakan hasil dari
kejahatan penjualan Credit Card yang telah di duplikat oleh Saksi Doxin Sinar Jaya.
Dalam hal ini Terdakwa sama sekali tidak mengetahui mengenai uang yang di

th
The Energy Building, 17 Floor 4 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

masukan oleh Saksi Clarissa Vinella ke dalam PT Nasional Siber. Dan diketahui
bahwa Saksi Clarissa Vinella berkerja sama dengan Manajer Keuangan PT Nasional
Siber yaitu Saksi Jacksen Santoso untuk memanipulasi pendapatan (income) dari PT
Nasional Siber.

Terdakwa pada saat mengadakan rapat tahunan pada tanggal 24 Desember 2019
yang membahas mengenai poin-poin yang akan dievalusi seperti laporan keuangan
tahunan, sistem produksi error signal, sistem marketing terutama dalam advertising.
Terdakwa melihat kejanggalan terhadap laporan keuangan terutama pada poin
pembelian karena terdapat pembelian 4 unit server dengan merek LENOVO
ThinkSystem SR859 seharga Rp. 4.200.000.000 (empat miliar dua ratus juta rupiah)
serta perbaikan server seharga Rp. 800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) transaksi
tersebut dilakukan oleh Saksi Clarissa Vinella. Diketahui oleh Terdakwa bahwa pada
bulan Oktober tidak terjadi kerusakan server di PT Nasional Siber yang
mengharuskan adanya pembelian server baru dengan nominal yang cukup besar.
Terdakwa mencurigai hal tersebut dan memastikan pada karyawannya yang berkerja
pada bagian pergudangan untuk menayakan kebenaran keberadaan server yang di
beli oleh Saksi Clarissa Vinella dan meminta laporan pergudangan. Namun pada
kenyataannya laporan pergudangan yang di berikan kepada Terdakwa telah
dipalsukan.

Dari fakta uraian fakta tersebut Penuntut Umum tidak dapat membuktikan bahwa
terdapat Terdakwa Sherlyn Lowrencha ikut andil dalam pemasukan uang yang ke PT
Nasional Siber. Oleh karena itu, Terdakwa Sherlyn Lowrencha tidak dapat didakwa
oleh Penuntut Umum dengan pasal tersebut karena tidak terbukti melakukan hal yang
didakwakan oleh Penuntut Umum.

c. Bahwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha Tidak Pernah Membeli Apartemen City


Park di Daerah Jakarta Barat dan tidak mengetahui mengenai pendirian PT
Handalan Maju Jaya

Bahwa diketahui Terdakwa Sherlyn Lowrencha tidak pernah mengetahui mengenai


transaksi pembelian 3 Apartemen City Park di daerah Jakarta Barat sebesar Rp.
6.000.000.000 (enam milyar rupiah) atas nama Terdakwa yang di lakukan oleh
Clarissa Vinella dan Terdakwa juga tidak pernah meminta Clarissa Vinella untuk
melakukan pembelian apartemen tersebut, bahkan Terdakwa tidak mengetahui
mengenai lokasi apartemen tersebut. dan tidak terdapat bukti yang menyatakan
bahwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha melakukan pembelian Apartemen City Park
yang berada di daerah Jakarta Barat. Apabila Penuntut Umum menyangka segala

th
The Energy Building, 17 Floor 5 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

aset yang dimiliki oleh Terdakwa atau keluarga Terdakwa tentu aset tersebut bukan
berasal dari Tindak Pidana Pencucian Uang seperti yang didakwakan oleh Penuntut
Umum melainkan aset yang di miliki oleh Terdakwa merupaka aset yang diperoleh
dari hasil usaha yang dibangunnya dari sebelum Terdakwa menjadi Direktur Utama
PT Nasional Siber. Sehingga perlu di buktikan terlebih dahulu mengenai aset yang
mengatasnamakan Terdakwa apakah benar aset tersebut berasal dari Tindak Pidana
Pencucian Uang.

Terkait mengenai pendirian PT Handalan Maju Jaya Terdakwa tidak mengetahui


mengenai pendirian PT tersebut karena Terdakwa tidak pernah membuat atau
mendirikan atau berkerjasama untuk membangun sebuah PT Nasional Siber dan
selama Terdakwa berkerja sebagai Direktur Utama PT Nasional Siber Terdakwa tidak
pernah menandatangai berkas yang berisikan pengakusisian sebuah PT. Sehingga
perlu di buktikan terlebih dahulu mengenai pembuktian bahwa Terdakwa Sherlyn
Lowrencha terlibat dalam pembuatan PT Handalan Maju Jaya tersebut.

Maka dari itu, Penuntut Umum tidak dapat mendakwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha
karena tidak terdapat bukti yang menguatkan bahwa Terdakwa melakukan tindak
pidana sesuai dengan yang telah di dakwakan oleh Penuntut Umum.

III. TANGGAPAN ATAS ANALISIS YURIDIS

10. Setelah membaca dan memahami keseluruhan isi jawaban Penuntut Umum terhadap
Pembelaan kami, pada kesempatan ini kami akan memberikan Jawaban atas
Tanggapan Duplik dari Penuntut Umum.

11. Berikut akan kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa kembali akan memberikan
jawaban terhadap tanggapan Penuntut Umum mengenai unsur dengan tujuan untuk
menyampaikan kebenaran yang hakiki dalam persidangan ini.

12. Dalam perkara a quo, Terdakwa telah dituntut oleh Penuntut Umum dengan Pasal 51
ayat (2) jo. Pasal 36 jo. Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP

Mengenai Dakwaan Pertama

th
The Energy Building, 17 Floor 6 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

13. Penuntut Umum menuntut Terdakwa dengan pasal dan rumusan delik sebagai
berikut:

Pasal dengan Pasal 51 ayat (2) jo. Pasal 36 jo. Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP

(2) “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang tidak
berhak.”

14. Adapun unsur-unsur dalam uraian pasal di atas adalah:


a. Setiap Orang;
b. Dengan Sengaja Dan Tanpa Hak Atau Melawan Hukum;
c. Dengan Cara Apapun Memindahkan Atau Mentransfer Informasi Elektronik;
d. Dokumen Elektronik Kepada Sistem Elektronik Orang Lain Yang Tidak Berhak.

Ad. 1 - UNSUR “SETIAP ORANG”

15. Berdasarkan Surat Tuntutan Penuntut Umum menjelaskan bahwa unsur setiap orang
terbukti hanya dengan mendalilkan identitas orang orang yang diajukan di
persidangan. Oleh karena itu, kami selaku Penasihat Hukum memandang bahwa hal
tersebut merupakan suatu kekeliruan Penuntut Umum dalam menyusun Surat
Tuntutan.

16. Bahwa unsur “Setiap Orang” tentu merupakan bagian yang tidak berdiri sendiri, ia
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan unsur-unsur lainnya. Oleh karena
itu tidaklah cukup untuk menyatakan bahwa unsur ini terbukti tanpa membuktikan
unsur-unsur lainnya.

17. Unsur setiap orang tercantum pada Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, sesungguhnya bukanlah merupakan
delik inti (Bestanddelen Delict) yang harus terpenuhi oleh Penuntut Umum dalam
pembuktitan tindak pidana yang didakwakan melainkan merupakan elemen delik
(element delict).

th
The Energy Building, 17 Floor 7 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

18. Dalam hal ini, Penuntut Umum harus terlebih dahulu membuktikan unsur yang
merupakan bestandelen delict dalam pasal ini, bukan serta menyatakan unsur setiap
orang terbukti hanya dengan dihadirkannya seseorang ke muka persidangan. Lebih
lanjut perlu ditegaskan bahwa kualifikasi dari bestandelen delict itu akan mempunyai
nilai nyata ketika ada pertanggungjawaban pidana yang melekat pada subjek hukum.

19. Berdasarkan hal yang telah dijabarkan diatas, unsur setiap orang tidak dapat
ditunjukkan kepada Terdakwa karena dalam menentukan unsur ini terbukti atau tidak
cukup hanya dengan menghubungkan Terdakwa sebagai perseorangan
sebagaimana manusia pribadi, akan tetapi orang yang telah secara sah dan
meyakinkan terbukti memenuhi semua unsur tindak pidana dalam bestandel delict
Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008.

20. Pembuktian unsur “Setiap Orang”, yaitu subyek hukum yang diduga atau didakwa
melakukan tindak pidana adalah bergantung pada pembuktian delik intinya, sebab
unsur “Setiap Orang” merupakan suatu elemen delik yang tidak dapat berdiri sendiri
dan tidak dapat ditempatkan sebagai unsur pertama atas perbuatan sebagaimana
yang dimaksudkan oleh Penuntut Umum dalam Surat Tuntutan.

21. Perihal ini bersesuaian dengan Yurispudensi Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor 238/pid.b/2012/PN.TTD atas nama Terdakwa Johan Cassandi
Lubis alias Jo, yang menerangkan bahwa kebenaran identitas Terdakwa tidak serta
merta membuktikan bahwa Terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana yang
didakwakan kepadanya. Sedangkan, untuk membuktkan bahwa Terdakwa terbukti
melakukan perbuatan dan dapat dituntut secara pidana atas perbuatannya tersebut,
harus dipertimbangkan terlebih dahulu unsur-unsur materil dari Dakwaan.

22. Hal ini sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung RI No: 951K/Pid/1982, tanggal
10 Agustus 1983 dalam perkara YOJIRO KITAMA, yang antara lain menerangkan
bahwa unsur “barang siapa” hanya merupakan kata ganti orang, dimana unsur ini baru
mempunyai makna jika dikaitkan dengan unsur-unsur pidana lainnya, oleh karenanya
haruslah dibuktikan secara bersamaan dengan unsur-unsur lain dalam perbuatan
yang didakwakan dalam kaitan dengan “Barang Siapa”.

23. Berdasarkan fakta bahwa benar Terdakwa Sherlyn Lowrencha identitasnya sama
dengan apa yang didakwakan oleh Penuntut Umum namun Terdakwa bukalah
seseorang yang melakukan dengan cara apapun memindahkan atau mentransfer
informasi elektronik atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik orang lain yang

th
The Energy Building, 17 Floor 8 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

tidak berhak.

24. Berdasarkan keterangan Saksi Doxin Sinar Jaya dalam Persidangan bahwa Saksi
Doxin Sinar Jaya memasang spyware (aplikasi berbasi mata-mata) yang telah di
siapkan oleh Saksi untuk mengakses data nasabah Bank Panik. Saksi Doxin Sinar
Jaya melakukan duplikat Credit Card Nasabah yang sama dengan nomor kartu yang
valid dan menjualnya di Dark Web dengan harga $100 USD-$150 USD. Dan Saksi
Doxin Sinar Jaya juga merencanakan untuk memasang spywere di sistem perbankan
panik bank.

25. Berdasarkan keterangan Saksi Anatazia Natalia Membenarkan bahwa Saksi


melakukan penggelapan uang nasabah yang disetor dengan memalsukan atau
memanipulasi data yang di input dalam sistem perbankan.

26. Berdasarkan keterangan Saksi yang telah di uaraikan diatas maka untuk menentukan
unsur “Setiap Orang” harus menerangkan terlebih dahulu mengenai makna dari unsur
Setiap Orang dan mengaitkannya dengan unsur pidana yang lain. Penuntut Umum
mendakwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha dimana pada pembuktian elemen delik
intinya, Terdakwa Sherlyn Lowrencha tidak melakukan dan tidak ikut andil mengenai
pemindahan atau mentransfer informasi elektronik atau dokumen elektronik kepada
sistem elektronik orang lain yang tidak berhak.

27. Dalam hal ini, penuntut umum harus lebih berhati-hati mengenai elemen delik inti
karena hal tersebut juga berpengaruh terhadap unsur lain, dimana salah satunya
unsur “Setiap Orang”.

28. Berdasarkan uraian di atas, maka kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah cukup
menguraikan bahwa unsur “Setiap Orang” dalam Dakwaan Kesatu TIDAK TERBUKTI
karena Terdakwa tidak melakukan dan tidak ikut andil mengenai pemindahan atau
mentransfer informasi elektronik atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik
orang lain yang tidak berhak selain itu untuk membuktikan unsur “Setiap Orang”
haruslah dibuktikan terlebih dahulu seluruh unsur-unsur lainnya dari tindak pidana
yang didakwakan dan apabila salah satu unsur tidak terbukti maka Dakwaan dan
Tuntutan harus dinyatakan Batal Demi Hukum.

Ad. 2 - UNSUR “Dengan Sengaja Dan Tanpa Hak Atau Melawan Hukum”

29. Dalam perkara a quo Penuntut Umum mendalilkan Terdakwa melakukan dengan

th
The Energy Building, 17 Floor 9 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum untuk memindahkan dan mentransfer
informasi elektronik atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik orang lain yang
tidak berhak

30. Menurut Prof. Sathochid Kartanegara, yang dimaksud dengan opzet willens en weten
(dikehendaki dan diketahui) adalah “Seseorang yang melakukan suatu perbuatan
dengan sengaja harus menghendaki (willen) perbuatan itu serta harus menginsafi
atau mengerti (weten) akan akibat dari perbuatan itu”.

31. Tanpa hak menurut Drs. P.A.F. L amintang, S.H dalam bukunya “Dasar-Dasar Hukum
Pidana Indonesia” yaitu bertentangan dengan hukum objektif, bertentangan dengan
hak orang lain, tanpa hak yang ada pada diri seseorang atau tanpa kewenangan.

32. Melawan hukum menurut Sofjan Sastrawidjaja dalam bukunya yang berjudul “Hukum
Pidana: Asas Hukum Pidana Sampai dengan Alasan Peniadaan Pidana” melawan
hukum suatu perbuatan mencakup melawan hukum secara fomil dan melawan hukum
secara materiil.

Terhadap sifat melawan hukum dapat dibagi menajdi dua kategori yaitu:

a. Sifat melawan hukum formil (formale wederrechtelijkheid)

Suatu perbuatan dikatakan sebagai perbuatan bersifat melawan hukum apabila


perbuatan tersebut bertentangan dengan undang-undang, sebab hukum adalah
undang-undang.

b. Sifat melawan hukum materiil (materiele wederrechtelijkheid)

Suatu perbuatan dikatakan sebagai perbuatan yang bersifat melawan hukum


apabila perbuatan tersebut bertentangan dengan asas-asas umum yang
terdapat di dalam masyarakat, walaupun kaidah-kaidah tersebut tidak dengan
tegas dilarang dan diancam dengan hukum oleh undang-undang.

33. Mencermati rangkaian penjalasan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur “Dengan
Sengaja dan Tanpa Hak atau Melawan Hukum” tidak hanya mengakomodir perbuatan
yang bertentangan dengan peraturan menurut undang-undang namun terdapat
peraturan yang tidak tertulis yang hidup dan tumbuh bersama dengan rasa keadilan
atau norma-norma sosial dalam masyarakat. sehingga untuk menentukan unsur
dengan sengaja tanpa hak atau melawan hukum harus dipastikan apakah unsur unsur
tersebut terpenuhi berdasarkan pembuktian.

th
The Energy Building, 17 Floor 10 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

34. Diketahui Terdakwa Sherlyn Lowrencha merupakan Direktur Utama PT Nasional


Siber dan termasuk jajaran direksi bahwa berdasarkan Pasal 12 Anggaran Dasar
bahwa direktur utama memiliki kewenangan sebagai penanggungjawab terhadap
operasional PT Nasional Siber. Sehingga tidak ada keterkaitan dengan unsur
“Dengan Sengaja dan Tanpa Hak atau Melawan Hukum” karena Terdakwa hanya
menjalakan tugas dan kewenangannya berdasarkan ketentuan Pasal 12 Anggaran
Dasar PT Nasional Siber.

35. Bahwa berdasarkan dari kesaksian Saksi Cindy Buntoro adanya jadwal Rapat Umum
Pemegang Saham yang diminta oleh Sherlyn Lowrencha pada tanggal 9 Januari 2018
pukul 09.00 sampai dengan pukul 16:00 WIB dengan para pemegang saham dengan
agenda membahas Penambahan Modal Anggaran Dasar PT Nasional Siber. Bahwa
benar Saksi Cindy Buntoro, sebagai Sekretaris Sherlyn Lowrencha hadir pada rapat
tersebut hingga selesai dan mencatat semua pembicaraan pada rapat tersebut.
Bahwa benar Saksi Cindy Buntoro pada tanggal 24 Desember 2019 di PT Nasional
Siber mengadakan Rapat Tahunan dengan para pemengang saham dan para direksi
termasuk Saksi Clarissa Vinella. Bahwa benar Saksi Cindy Buntoro dalam rapat
tersebut hanya membahas mengenai poin-poin yang akan dievalusi seperti laporan
kuangan tahunan, sistem produksi error signal, sistem marketing terutama dalam
advertising.

36. Berdasarkan keterangan Saksi Doxin Sinar Jaya dalam persidangan bahwa Saksi
yang merencanakan untuk memasang spywere (aplikasi berbasis mata-mata) dalam
sistem perbankan Panik Bank untuk mengambil data nasabah bank.

37. Berdasarkan dengan fakta di persidangan bahwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha tidak
melakukan dan tidak ikut andil dalam memindahkan atau mentransfer informasi
elektronik atau dokumen elektronik kepada sistem yang tidak berhak hal ini di perkuat
dengan kesaksian Jacksen Santoso bahwa tidak ada keterkaitan Sherlyn Lowrencha
pada rapat tanggal 10 Mei 2019 pertemuan di Restoran SOMA CO-WORKING
bersama Saksi Clarissa Vinella, Saksi Doxin Sinar Jaya, Saksi Anatazia Natalia, Saksi
Nesia Tiana dan Saksi Vinarcel Malam untuk membicarakan data nasabah bank dan
hasil penggelapan uang nasabah.

38. Berdasarkan fakta yang telah diuraikan diatas maka dapat dilihat bahwa Terdakwa
Sherlyn Lowrencha selama menjabat sebagai Direktur Utama PT Nasional Siber
hanya menjalakan tugas dan kewenangannya dan tidak melakukan seperti yang di
dakwakan oleh Penuntut Umum serta tidak ada keterkaitannya terhadap hal tersebut.

th
The Energy Building, 17 Floor 11 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

39. Jika dilihat dari fakta-fakta yang terlah diuraikan unsur “Dengan Sengaja dan Tanpa
Hak atau Melawan Hukum” tentu tidak dapat dibuktikan karena tidak ada keterkaitan
akan unsur yang didakwakan oleh Penuntut Umum. Bahwa dari fakta Terdakwa tidak
memindahkan atau mentrasfer informasi elektronik atau memindahkan dokumen
elektronik kepada sistem yang tidak berhak terhadap data nasabah bank bahkan
Terdakwa tidak mengetahui mengenai yang didakwakan oleh Penuntut Umum kepada
Terdakwa serta tidak ada keterkaitan antara Terdakwa dengan data nasabah bank
karena hal tersebut bukanlah tugas Terdakwa .

40. Dalam hal ini Penuntut Umum terlalu tergesah-gesah dalam menentukan kualifikasi
perbuatan dengan sengaja dan tanpa hak melawan hukum karena jika di lihat kembali
kepada fakta-fakta yang telah diuraikan tidak ada kerterkaitan Terdakwa terhadap
terhadap unsur yang dakwakan oleh Penuntut Umum pada Pasal 32 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Untuk
menentukan Usur “Dengan Sengaja dan Tanpa Hak atau Melawan Hukum” maka
harus terlebih dahulu tentukan unsur setiap orang. Namun Penuntut Umum belum
mampu untuk menentukan unsur setiap orang.

41. Berdasarkan uraian di atas, maka kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah cukup
menguraikan bahwa unsur “Dengan Sengaja dan Tanpa Hak atau Melawan Hukum”
dalam Dakwaan Kesatu TIDAK TERBUKTI karena Terdakwa tidak melakukan
dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengenai pemindahan atau
mentransfer informasi atau dokumen informasi kepada sistem orang lain yang tidak
berhak. Oleh sebab itu, Tuntutan harus dinyatakan Batal Demi Hukum.

Ad. 3 - UNSUR “Dengan Cara Apapun Memindahkan Atau Mentransfer Informasi


Elektronik”

42. Menurut Budi Suhariyanto dalam bukunya Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cyber
crime): Urgensi Pengaturan dan Celah Hukumnya. skimming merupakan salah satu
tindak kejahatan dalam cyber crime. Kejahatan ini dilakukan melalui jaringan sistem
komputer, baik lokal maupun global, dengan memanfaatkan teknologi, dengan cara
menyalin informasi yang terdapat pada magnetic stripe kartu ATM secara illegal untuk
memiliki kendali atas rekening korban. Pelaku cyber crime ini memiliki latar belakang
kemampuan yang tinggi di bidangnya sehingga sulit untuk melacak dan
memberantasnya secara tuntas.

th
The Energy Building, 17 Floor 12 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

43. Berdasarkan fakta di persidangan bahwa Saksi Doxin Sinar Jaya telah
mempersiapkan spyware (aplikasi berbasis mata-mata) yang kemudian dipasang di
beberapa sistem perbankan di bank panik untuk mengakses data nasabah bank dan
untuk melakukan duplikat kartu kredit dan menjual duplikat Credit Card nasabah yang
sama dengan nomor kartu yang valid dan menjualnya pada situs Dark Web.

44. Diketahui bahwa menurut keterangan Saksi Jacksen Santoso bahwa benar Saksi
Clarissa Vinella menerima flashdisk yang berisi data atau dokumen elektronik
nasabah yang diberikan oleh Saksi Doxin Sinar Jaya.

45. Jika di lihat dari fakta yang telah diuraikan Penuntut Umum tidak dapat membuktikan
unsur “Dengan Cara Apapun Memindahkan atau Mentransfer Informasi Elektronik”
karena Terdakwa Sherlyn Lowrencha tidak mampu mmbuktikan unsur-unsur
sebelumnya. Dan berdasarkan fakta di persedangan seharusnya Penuntut Umum
mengetahui siapa yang melakukan pidana tersebut.

46. Berdasarkan uraian di atas, maka kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah cukup
menguraikan bahwa unsur “Dengan Cara Apapun Meindahkan atau Mentransfer
Dokumen Elektronik” dalam Dakwaan Kesatu TIDAK TERBUKTI karena Terdakwa
tidak melakukan dan tidak andil dalam memindahkan dan mentransfer dokumen
elektronik selain itu untuk membuktikan unsur “Dengan Cara Apapun Memindahkan
atau Mentransfer Dokumen Elektronik” haruslah dibuktikan terlebih dahulu seluruh
unsur-unsur lainnya dari tindak pidana yang didakwakan dan apabila salah satu unsur
tidak terbukti maka Dakwaan dan Tuntutan harus dinyatakan Batal Demi Hukum.

Ad. 4 - UNSUR “Dokumen Elektronik Kepada Sistem Elektronik Orang Lain Yang Tidak
Berhak”

47. Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Perubahan atas Undang-Undang


Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Ektronik, Dokumen elektronik
adalah setiap informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau
disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal atau sejenisnya, yang
dapat dilihat, ditampilkan, dan atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang memiliki
makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

th
The Energy Building, 17 Floor 13 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

48. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik, “Informasi” adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang
mengandung nilai, makna, dan pesan, baik kata, fakta, maupun penjelasan yang
dapatt dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan
forrmat sesuai denggan perkembangan teknologi dan komunikasi secara elektronik
maupun non-elektronik.

49. Undang-Undang No. 11 Pasal 32 ayat (2) tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik mengartikan transaksi elektronik sebagai perbuatan hukum yang dilakukan
dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik
lainnya. Definisi yang sama juga ditentukan dalam Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

50. Alat bukti adalah bahan-bahan yang diajukan oleh para pihak untuk membuktikan
dakwaan atau gugatan yang diajukan di pengadilan dan dapat pula berupa bahan-
bahan yang digunakan untuk membantah dakwaan atau gugatan. Hukum Acara
Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan dengan diaturnya alat
bukti elektronik berupa dokumen elektronik dan informasi elektronik sebagai alat bukti.
Hal tersebut sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektornik berbunyi:

(1) “Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya


merupakan alat bukti hukum yang sah.”

(2) “Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil


cetakannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari
alat bukti yang sah sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia”.

51. Dalam Pasal 5 ayat (1) ) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektornik dijelaskan bahwa Alat Bukti Elektornik adalah Informasi
Elektornik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti
yang sah yang memenuhi persyaratan formil dan persyaratan materil yang diatur
dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektornik.

52. Berdasarkan uraian diatas maka Penuntut Umum terlalu tergesah-gesah dalam
membuktikan unsur “Dokumen Elektronik Kepada Sistem Elektronik Orang Lain Yang

th
The Energy Building, 17 Floor 14 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

Tidak Berhak” karena tidak terdapat alat bukti di persidangan yang menyatakan
bahwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha memindahkan dan mentransfer dokumen
tersebut kepada orang lain yang tidak berhak.

53. Bahwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha sebagai Direktur Utama PT Nasional Siber.
Hanya menjalankan tugas dan kewenangannya sebagai direktur utama dan tidak ada
keterkaitannya dengan pengembilan atau mentransfer data nasabah Panik Bank
karena hal tersebut bukan kewenangan dari Terdakwa Sherlyn Lowrencha.

54. Berdasarkan uraian diatas maka, kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa cukup
menguraikan bahwa unsur “Dokumen Elektronik Kepada Sistem Elektronik Orang
Lain Yang Tidak Berhak” dalam Dakwaan kesatu TIDAK TERBUKTI karena tidak
terdapat alat bukti yang menyatakn Terdakwa Sherlyn Lowrencha memindahkan dan
mentransfer dokumen elektorik kepada sistem elektronik orang lain yang tidak berhak.
Oleh sebab itu, tuntutan harus dinyatakan Batal Demi Hukum.

Ad.5. Unsur “Melakukan, Menyuruh Melakukan, Turut Serta Melakukan”

55. Menurut Prof. Dr. H. Loeqman, S.H., dalam bukunya percobaan, penyertaan dan
gabungan tindak pidana bahwa penyertaan (deelneming) terjadi apabila dalam suatu
tindak pidana terlibat lebih dari satu orang sehingga harus dicari pertanggungjawaban
pidana orang yang tersangkut dalam tindak pidana tersebut. Keterlibatan seseorang
dalam tindak pidana dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Yang melakukan
2. Yang menyuruh melakukan
3. Yang turut melakukan
4. Yang menggerakkan / menganjurkan untuk melakukan
5. Yang membantu melakukan

56. Didalam Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, klasifikasi perlaku adalah:
1. Mereka yang melakukan yaitu pelaku tindak pidana yang pada
hakekatnya memenuhi semua unsur dari tindak pidana. Dalam arti
sempit, pelaku adalah mereka yang melakukan tindak pidana.
2. Mereka yang menyuruh melakukan yaitu seseorang ingin melakukan
suatu tindak pidana, akan tetapi ia tidak melaksanakannya sendiri.
Dia menyuruh orang lain untuk melaksanakannya. Dalam penyertaan
ini orang yang disuruh tidak akan dipidana, sedang orang yang
menyuruhnya dianggap sebagai pelakunya.

th
The Energy Building, 17 Floor 15 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

3. Mereka yang turut serta melakukan yaitu mereka yang ikut serta
dalam suatu tindak pidana.
4. Mereka yang menggerakkan / menganjurkan / membujuk yaitu
seseorang yang mempunyai kehendak untuk melakukan tindak
pidana, tetapi tidak melakukannya sendiri, melainkan menggerakkan
orang lainuntuk melaksanakan niatnya itu.

57. Dalam buku Hukum Pidana, Kumpulan Bahan Penataran Hukum Pidana Dalam
Rangka Kerjasama Hukum Indonesia-Belanda yang disusun oleh Prof. Dr. D.
Schaffmeister, Prof. Dr. N. Keijzer, dan Mr. E. PH. Sutorieus dengan editor Prof. Dr.
J. E Sahetapy, S.H., M.H. peneribit Liberty Yogyakarta 1995 pada halaman 248, 249,
250, dan 259 pada pokoknya menjelaskan bahwa:

“Berdasarkan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, baik mereka yang turut serta
melakukan perbuatan pidana, maupun mereka yang melakukan tuut serta
melakukan perbuatan pidana. Bahwa melakukan artinya secara lengkap
memenuhi semua unsur sedangkan turut serta melakukan, artinya sepakat
dengan orang lain membuat rencana untuk melakukan suatu perbuatan
pidana bersama-sama melakukan suatu perbuatan pidana dan bersama-
sama melakukan suatu perbuatan pidana (kerjasama). Bahwa dalam hal turut
serta melakukan itu terdapat inisiatif bersama untuk melakukan dan
melakukan pelaksanaannya bersama-sama.”

58. Mengacu pada teori hukum pidana di atas, maka dalam perkara a quo Terdakwa
sama sekali tidak terlibat dan tidak memiliki dalam perkara yang dibawakan oleh
penuntut umum karena Terdakwa tidak memindahkan dan mentrasfer informasi
elektronik atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik orang lain yang tidak
berhak serta tidak terdapat kesepatakan antara Terdakwa, Saksi Doxin Sinar Jaya,
Saksi Anatazia Natalia, Saksi Vinarcel Malam, Saksi Nesia Tiana, untuk melakukan
suatu perbuatan dan bersama-sama melakukan suatu perbuatan seperti yang di
dakwakan oleh Penuntut Umum.

59. Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah
cukup menguraikan bahwa Unsur “Melakukan, Menyuruh Melakukan, Turut Serta
Melakukan” dalam Dakwaan Kesatu haruslah dinyatakan TIDAK TERBUKTI atas diri
Terdakwa dan apabila salah satu unsur TIDAK TERBUKTI maka Dakwaan dan
tuntutan HARUS dinyatakan BATAL DEMI HUKUM.

th
The Energy Building, 17 Floor 16 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

Mengenai Dakwaan Kedua

60. Penuntut Umum menuntut Terdakwa dengan pasal dan rumusan delik sebagai
berikut:

Pasal 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan Dan


Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

“Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan,


membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke
luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan
asal usul Harta Kekayaan dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang
dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”

61. Adapun unsur-unsur dalam uraian pasal di atas adalah:


a. Setiap Orang;
b. Yang Menempatkan, Mentransfer, Mengalihkan, Membelanjakan, Membayarkan,
Menghibahkan, Menitipkan, Membawa Ke Luar Negeri, Mengubah Bentuk,
Menukarkan Dengan Mata Uang Atau Surat Berharga Atau Perbuatan Lain Atas
Harta Kekayaan;
c. Yang Diketahuinya Atau Patut Diduganya Merupakan Hasil Tindak Pidana;
d. Dengan Tujuan Menyembunyikan Atau Menyamarkan Asal Usul Harta Kekayaan.

Ad. 1 - Unsur “Setiap Orang”

62. Kata “Setiap Orang” menunjukan kepada siapa orangnya harus bertanggungjawab
atas perbuatan yang didakwakan atau siapa orang yang harus dijadikan Terdakwa .
Kata setiap orang identik dengan kata “ Barang Siapa” atau dengan pengertian
sebagai siapa saja yang harus dijadikan Terdakwa tau setiap orang harus menjadi
subjek hukum. Setiap subjek hukum melekat erat pada kemampuan
bertanggungjawab sebagaimana ditegaskan dalam Memorie van Toeliching (MvT)
buku Pedoman Pelaksana Tugas Dan Administrasi Buku II edisi revisi tahun 200,hal
209 dan putusan MA No. 1398/K/pid/1994 tanggal 30 juni 1995.

th
The Energy Building, 17 Floor 17 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

63. Dalam Pasal 1 butir 3 UU No. 31 Tahun 1999 unsur “Setiap Orang” adalah dijelaskan
bahwa orang perseorangan atau termasuk korporasi. Dalam hal ini adalah subjek atau
pelaku tindak pidana yang dapat mempertanggung jawabkan perbuatanya yang terdiri
dari perseorangan atau korporasi.

64. Bahwa dalam hal ini Penuntut Umum tidak dapat membuktikan unsur “setiap orang”
dalam pasal pada Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang didakwakan kepada
Terdakwa Shelyn Lowrencha karena belum dapat membuktikan dakwaan pada pasal
tersebut Sherlyn Lowrencha bertindak pribadi atau bertindak sebagai Direktur Utama
PT Nasional Siber

65. Unsur setiap orang tercantum pada Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang,
sesungguhnya bukanlah merupakan delik inti (Bestanddelen Delict) yang harus
terpenuhi oleh Penuntut Umum dalam pembuktitan tindak pidana yang didakwakan
melainkan merupakan elemen delik (element delict). Sehingga pembuktian terhadap
unsur ini hanya dapat dibuktikan apabila unsur unsur yang merupakan delik ini
terbukti, yaitu Dengan Sengaja Dan Tanpa Hak Atau Melawan Hukum Dengan Cara
Apapun Memindahkan Atau Mentransfer Informasi Elektronik atau Dokumen
Elektronik Kepada Sistem Elektronik Orang Lain Yang Tidak Berhak

66. Berdasarkan hal yang telah dijabarkan diatas, unsur setiap orang tidak dapat
ditunjukkan kepada Terdakwa karena dalam menentukan unsur ini terbukti atau tidak
cukup hanya dengan menghubungkan Terdakwa sebagai perseorangan
sebagaimana manusia pribadi, akan tetapi orang yang telah secara sah dan
meyakinkan terbukti memenuhi semua unsur tindak pidana dalam bestandel delict
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

67. Bahwa Penuntut Umum sangat premature dalam menambil kesimpulan diatas karena
Pembuktian unsur “Setiap Orang”, yaitu subyek hukum yang diduga atau didakwa
melakukan tindak pidana adalah bergantung pada pembuktian delik intinya, sebab
unsur “Setiap Orang” merupakan suatu elemen delik yang tidak dapat berdiri sendiri
dan tidak dapat ditempatkan sebagai unsur pertama atas perbuatan sebagaimana
yang dimaksudkan oleh Penuntut Umum dalam Surat Tuntutan.

68. Sehingga untuk membuktikan bahwa terbukti melakukan perbuatan dan dapat dituntut

th
The Energy Building, 17 Floor 18 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

secara pidana atas perbuatannya tersebut, harus dipertimbangkan terlebih dahulu


unsur-unsur materil dan Dakwaan. Oleh karena itu, terbuktinya unsur setiap orang
akan ditentukan kemudian setelah seluruh unsur materil dan Dakwaan
dipertimbangkan nantinya.

69. Pembuktian unsur “Setiap Orang”, yaitu subyek hukum yang diduga atau didakwa
melakukan tindak pidana adalah bergantung pada pembuktian delik intinya, sebab
unsur “Setiap Orang” merupakan suatu elemen delik yang tidak dapat berdiri sendiri
dan tidak dapat ditempatkan sebagai unsur pertama atas perbuatan sebagaimana
yang dimaksudkan oleh Saudara Penuntut Umum dalam Surat Tuntutan.

70. Namun Penuntut Umum belum mampu untuk membuktikan delik intinya yaitu
memindahkan dan mentransfer dokumen elektronik orang lain tanpa berhak sehingga
unsur “Setiap Orang” yang di dakwakan oleh Penuntut Umum pada pasal tersebut
tidak dapat di buktikan.

71. Berdasarkan uraian diatas, maka kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah cukup
menguraikan bahwa Unsur, “Setiap Orang” dalam Dakwaan Kedua TIDAK
TERBUKTI karena Penuntut Umum tidak mampu untuk membukti kan unsur delik inti.
selain itu untuk membuktikan unsur “Setiap Orang” haruslah dibuktikan terlebih dahulu
seluruh unsur-unsur lainnya dari tindak pidana yang didakwakan dan apabila salah
satu unsur TIDAK TERBUKTI maka Dakwaan dan Tuntutan HARUS dinyatakan
BATAL DEMI HUKUM.

Ad. 2 - UNSUR “Menempatkan, Mentransfer, Mengalihkan, Membelanjakan, Membayarkan,


Menghibahkan, Menitipkan, Membawa Ke Luar Negeri, Mengubah Bentuk,
Menukarkan Dengan Mata Uang Atau Surat Berharga Atau Perbuatan Lain Atas
Harta Kekayaan”

72. Menempatkan, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perbuatan


memasukkan atau menempatkan uang ke dalam penyedia jasa keuangan.

Mentransfer, artinya perbuatan pemindahan uang dari penyedia jasa keuangan satu ke
penyedia jasa keuangan lain (pelaku/predicate crime memindahkan harta kekayaan
yang diperolehnya dari tindak pidana itu kepada pihak lain yang menggunakan sarana
perbankan).

th
The Energy Building, 17 Floor 19 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

Membelanjakan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti mengeluarkan


uang untuk belanja.

Membayarkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti memberikan uang
atau sebagainya untuk membayar.

Menukarkan dengan mata uang, artinya menukarkan uang ke mata uang asing.

Perbuatan lain atas harta kekayaan, tidak terdapat penjelasan yang jelas berkaitan
dengan hal ini.

73. Bahwa menurut buku “Hukum Pembuktian Pencucian Uang” yang ditulis oleh Drs. Tb.
Irman S., S.H., M.H. pada tahap layering pelaku pencucian uang berusaha
mengurangi dampak jejak di atas kertas asal mula uang tersebut sesuai namanya,
lapisan transaksi berupa unit-unit usaha permukaan atau mekanisme penutupan lain
dijalankan antara uang dan sumbernya lapisan-lapisan itu mungkin melibatkan
tempat-tempat atau bank di negara lain, tempat-tempat dimana kerahasiaan bank
menyulitkan pelacakan jejak uang.

74. Berkaitan dengan unsur “Menempatkan”, pihak penuntut hukum keliru terhadap
hukum itu sendiri. Penuntut Umum mengatakan bahwa unsur menempatkan adalah
terbukti. Ada hal yang harus dilihat atau patut dilihat bahwa berasal dari mana uang
tersebut. Apabila uang tersebut berasal dari tindak pidana barulah dapat dikatakan
memenuhi unsur menempatkan tersebut.

75. Penuntut Umum belum dapat membuktikan tindak pidana asal dari tindak pidana
pencucian uang ini. Selain itu dari fakta-fakta yang ada Terdakwa Sherlyn
Lowrencha tidak melakukan penempatan uang ke rekeningnya sendiri dan juga untuk
kepentingan nya sendiri.

76. Kemudian dalam hal ini Saudara Penuntut Umum mengaitkan unsur mentransfer yang
dinilai sebagai pencucian uang dilimpahkan kepada Terdakwa. apabila memang ingin
menilai hal tersebut maka harus terbukti dulu tindak pidana asalnya karena Tindak
Pidana Pencucian Uang merupakan delik lanjutan dan bukan delik awal sebagaimana
dikemukakan oleh Prof. Jur. Andi Hamzah yang apabila dilihat bahwa tidak ada uang
yang berasal dari negara yang dipindahkan ke rekening lain semata mata bukan dana
tindak pidana yang ditransfer ke rekening lain.

77. Kedua, meskipun Penuntut Umum tetap dengan dakwaanya terhadap Terdakwa yaitu

th
The Energy Building, 17 Floor 20 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

melakukan pencucian uang maka lihatkan kepada siapa yang melakukan perbuatan
mentransfer sebagaimana yang dimaksud.

78. Sesuai fakta yang ada Terdakwa Sherlyn Lowrencha tidak mentransfer sebagaimana
yang didakwakan kepada Terdakwa, justru Saksi Doxin Sinar Jaya yang
menempatkan dan mentransfer dana hasil penjualan duplikat kartu kredit dengan
keuntungan sebesar Rp. 857.947.595.000 (delapan ratus lima puluh tujuh miliar
sembilan ratus empat puluh tujuh juta lima ratus Sembilan puluh lima ribu) rupiah.
yang kemudian disetokan ke rekening Clarissa Vinella sebesar Rp. 837.000.000.000
(delapan ratus tiga puluh tujuh miliar) rupiah, dimana sejalan dengan tindak pidana
yang dimaksudkan.

79. Perihal unsur “Membelanjakan”, dalam hal ini Penuntut Umum sangat tergesah-gesah
dalam menentukan kualifikasi perbuatan “membelanjakan” oleh Terdakwa .

80. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, terlihat jelas bahwa
Terdakwa Sherlyn Lowrencha sama sekali tidak pernah melakukan perbuatan
“Membelanjakan” sebagaimana yang dimaksud oleh Penuntut Umum dalam Surat
Dakwaan dan Surat Tuntutan. Dalam Hal ini Saksi Clarissa Vinella selaku direktur
keuangan yang melakukan pembelian sejumlah apartment sejumlah Rp.
6.000.000.000 (enam miliar) rupiah, atas nama Terdakwa Sherlyn Lowrencha tanpa
sepengetahuan Terdakwa sesuai dengan unsur membelanjakan yang dimaksud oleh
Penuntut Umum.

81. Terlebih membelanjakan yang dimaksud disini merupakan membelanjakan dengan


menggunakan uang hasil tindak pidana asal, apabila tindak pidana asal belum
terbukti, bagaimana bisa Penuntut umum dapat menyimpulkan seolah-olah
membelanjakan ini berasal dari tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa .

82. Lalu unsur “Membayarkan”, dalam hal ini Penuntut Umum terlalu cepat menyimpulkan
berkaitan dengan kualifikasi perbuatan ini. Bahwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha tidak
pernah membayarkan apapun dalam bentuk apapun sehingga jangan terlalu jauh
berbicara mengenai pembuktian unsur dalam tindak pidana pencucian uang,
sedangkan tindak pidana asal belum dapat dibuktikan oleh Penuntut Umum.

83. Unsur selanjutnya, “Menukarkan Dengan Mata Uang”, dalam hal ini Penuntut Umum
telah keliru dalam menentukan perbuatan “Menukarkan Dengan Mata Uang” oleh
Terdakwa . Menukarkan dengan mata uang ini berarti penukaran uang ke mata uang
asing namun tidak ada faktu atau pembuktian yang menyatakan bahwa Terdakwa

th
The Energy Building, 17 Floor 21 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

Sherlyn Lowrencha menukarkan uang ke mata uang asing.

84. Dalam fakta-fakta yang terungkap di persidangan, Terdakwa sama sekali tidak
melakukan perbuatan tersebut. Terdakwa Sherlyn Lowrencha tidak pernah sekalipun
terlihat menukarkan uang yang dimilikinya kedalam mata uang asing.

85. Berkaitan dengan unsur “Perbuatan Lain atas Harta Kekayaan”, Kami rasa Penuntut
Umum terlalu menyimpulkan kualifikasi perbuatan lain atas harta kekayaan.
Penjelasan berkaitan dengan hal ini, tidak terdapat pengertian yang jelas apa yang
menjadi maksud perbuatan ini, sehingga dapat di tafsirkan luas/multitafsir. Sehingga
kami rasa Penuntut Umum keliru dan hanya mengada-ada dalam menentukan
kualifiaski perbuatan unsur “Perbuatan Lain Aaas Harta Kekayaan”. Seandainya
apabila memang terdapat penjelasan yang jelas mengenai pengertian unsur ini, unsur
ini pun tidak terbukti karena tindak pidana asal (predicate crime) belum dapat
dibuktikan oleh Saudara Penuntut Umum.

86. Berdasarkan uraian di atas, maka kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah cukup
menguraikan bahwa unsur “Menempatkan, mentransfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau
perbuatan lain atas Harta kekayaan” dalam Dakwaan Kedua TIDAK TERBUKTI
karena Penuntut Umum tidak menjelaskan secara jelas mengenai tindak pidana asal
yang merupakan tahap awal dalam menuntut mengenai Tindak Pidana Pencucian
Uang, Penuntut Umum juga tergesa-gesa dalam menjabarkan setiap unsur yang ada.
Oleh sebab itu, Tuntutan harus dinyatakan Batal Demi Hukum.

Ad. 3 - UNSUR “Diketahui Atau Patut Diduganya Merupakan Hasil Tindak Pidana ”

87. Unsur “Yang Diketahui atau Patut Diduganya Merupakan Hasil tindak pidana” bahwa
secara formil, dalam pembuktian terhadap unsur tersebut tidak perlu dibuktikan
terlebih dahulu tindak pidana asalnya. Namun, secara implementatif sangat sulit untuk
di lakukan karena dalam pembuktian persidangan maka harus dibuktikan harta
tersebut benar merupakan hasil tindak pidana karena unsur “Yang Diketahui atau
Patut Diduga Merupakan Hasil Tindak Pidana” merupakan salah satu unsur dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tantang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang.

th
The Energy Building, 17 Floor 22 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

88. Diketahui dalam tindak pidana pencucian uang merupakan kejahatan ganda bukan
tunggal artinya ada tindak pidana asalnya sehingga di pasal apapun memuat
ketentuan pidana terdapat kata “Harta Kekayaan Hasil Tindak Pidana” untuk
membuktikan apakah benar harta kekayaan tersebut merupakan hasil tindak pidana
maka harus terbukti bahwa ada dan terjadi tindak pidana yang menghasilkan harta
kerkayaan, pembuktian disini bukan untuk membuktikan tidak pidana yang
menghasilkan harta kekayaan. Dengan demikian, maka pola besar pencucian uang
adalah telah terjadi suatu tindak pidana asal kemudian menghasilkan harta kekayaan
dan harta kekayaan tersebut ditransaksi kan ke dalam PT Nasional Siber

89. Hal ini juga didukung oleh Dr. Yenti Garnasi, S.H.,M.H. yang mengatakan bahwa baru
ada tindak pidana pencucian uang apabila terjadi kejahatan asal, karena namanya
perbuatan pencucian uang adalah menikmati dan menggunakan hasil kejahatan
sehingga kejahatan asal harus ada dan harus di buktikan terlebih dahulu.

90. Dalam persidangan seharusnya Penuntut Umum dapat membuktikan bahwa


Terdakwa mengetahui atau patut menduga bahwa harta kekayaan merupakan hasil
tindak pidana merupakan hasil tidak pidana yang berasal dari ketentuan dalam Pasal
2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan
Pemberatasan Tindak Pidana Pencucian Uang dilakukan oleh Terdakwa Sherlyn
Lowrencha dengan tujuan untuk menyembunyikan dan menyamarkan harta kekayaan
yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana.

91. Namun pada kenyataannya Penuntut Umum tidak dapat membuktikan perihal
kejahatan Informasi dan Transaksi Elektronik yang diduga menjadi tindak pidana asal,
sehingga seluruh harta kekayaan yang diimiliki oleh Terdakwa tidak dapat dikatakan
uang hasil tindak pidana.

92. Apabila kembali kepada Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2018 tentang
Pencegahan dan Pemberatasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang didakwakan
kepada Terdakwa dijelaskan bahwa tidak pidana pencucian uang ada apabila harta
kekayaan yang disanka merupakan hasil tidak pidana (predicate crime) dengan tindak
pidana pencucian uang, berkaitan dan tidak bisa dihilangkan. Sehingga pada faktanya
bahwa sejumlah uang yang ditempatkan, ditransfer, dialihkan, dibelanjakan,
dibayarkan, dihibahkan, dititipkan dibawa keluar negeri, diubah bentuk dengan mata
uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan BELUM
TERBUKTI bahwa uang tersebut merupakan hasil dari tindak pidana.

93. Berdasarkan uraian di atas, maka kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah cukup

th
The Energy Building, 17 Floor 23 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

menguraikan bahwa unsur “Yang Diketahui atau Patut Diduganya Merupakan Hasil
Tindak Pidana” dalam Dakwaan Kedua TIDAK TERBUKTI karena tidak terbuktinya
mengenai tindak pidana asalnya yang telah di dakwakan oleh Penuntut Umum kepada
Terdakwa selain itu untuk membuktikan unsur “Yang Diketahui atau Patut Diduganya
Merupakan Hasil Tindak Pidana” haruslah dibuktikan terlebih dahulu seluruh unsur-
unsur lainnya dari tindak pidana yang didakwakan dan apabila salah satu unsur tidak
terbukti maka Dakwaan dan Tuntutan harus dinyatakan Batal Demi Hukum.

Ad. 4 - UNSUR “Dengan Tujuan Menyembunyikan Atau Menyamarkan Asal Usul Harta
Kekayaan”

94. Menyamarkan adalah mengubah bentuk baik seluruhnya atau sebgian atas harta
kekayaan sehingga orang lain sulit mengetahui asal-usul dan darimana berasalnya
harta kekayaan.

95. Maksud atau alasan seseorang dalam melakukan suatu perbuatan menjadi sangat
penting melihat sikap batin seseorang dalam melakukan perbuatan mengingat unsur
melihat sikap batin merupakan salah satu unsur dari pemidanaan. Maksud atau tujuan
pada dasarnya sangat erat hubungannya dengan kesengajaan. Secara teoritis,
menurut VOS dan pendapat para ahli hukum pidana, unsur kesengajaan terdiri dari
tiga corak:
1. Kesengajaan dengan Maksud
2. Kesengajaan dengan Sadar Kemungkinan
3. Kesengajaan dengan Sadar Kepastian

96. Fakta persidangan tidak dapat membuktikan sikap batin Terdakwa untuk
menyembunyikan dan menyamarkan asal usul harta kekayaan. Terdakwa sama
sekali tidak terlibat dalam penggelapan uang nasabah bank dan penjualan duplikat
kartu kredit. Dan Terdakwa hanya berkerja sebagai Direktur Utama PT Nasional Siber
serta diketahui bahwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha memiliki usaha yang didirkannya
hasil jerit payahnya sehingga bagaimana Terdakwa ingin menyamarkan asal-usul
harta kekayaan sedangkan harta kekayaan yang dimksud dalam usur Pasal 3
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang tidak pernah diperoleh atau diterima oleh Terdakwa .

97. Berdasarkan Saksi Jacksen Santoso bahwa pernah diminta oleh Saksi Clarissa
Vinella untuk menambah data pembelian dalam laporan keuangan untuk menambah

th
The Energy Building, 17 Floor 24 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

pendapatan (income) sebesar Rp. 500.000.000.000 (lima ratus miliar rupiah) yang
didapatkan dari hasil uang penggelapan yang dipeloleh dari uang penggelapan bank
dalam laporan keuangan dan Saksi mengetahui bahwa Saksi Clarissa Vinella
membeli 4 unit server dengan merek LENOVO ThinkSystem SR859 serta perbaikan
Server sebersar Rp. 6.000.000.000 (enam miliar rupiah) merupakan alibi Saksi
Clarissa Vinella untuk mencairkan uang Rp Rp. 500.000.000.000 (lima ratus miliar
rupiah) yang didapatkan dari hasil uang penggelapan yang dipeloleh dari uang
penggelapan bank dalam laporan keuangan dan menjebak Terdakwa Sherlyn
Lowrencha membeli 3 unit apartemen atas nama Terdakwa Shelyn Lowrwncha
sehingga nama Terdakwa masuk dalam pengelapan uang nasabah bank namun pada
kenyataan fakta tersebut tidak terbukti.

98. Terbukti bahwa Terdakwa sama sekali tidak ada hubunganya dengan harta kekayaan
tersebut dan dapat dipastikan tidak ada niat untuk menyamarkan harta kekayaan
tersebut, sehingga dapat dilihat niat atau mens rea dari diri Terdakwa, tidak ada
tujuan sama sekali untuk menyamarkan asal usul harta kekayaan tersebut.

99. Oleh karena itu, tidak ada asal usul harta kekayaan apapun yang disembunyikan
maupuan disamarkan oleh Terdakwa karena harta kekayaan yang ditempatkan,
ditransfer, dibelanjakan, ditukarkan dengan mata uang dan perbuatan lain atas harta
kekayaan tersebut tidak pernah diperoleh atau diterima Terdakwa

100. Berdasarkan uraian di atas, maka kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah cukup
menguraikan bahwa unsur “Dengan Tujuan Menyembunyikan Atau Menyamarkan
Asal Usul Harta Kekayaan dalam Dakwaan Kedua TIDAK TERBUKTI Terdakwa
menyamarkan asal usul harta kekayaan. Oleh sebab itu, Tuntutan harus dinyatakan
Batal Demi Hukum.

Ad.5. Unsur “Melakukan, Menyuruh Melakukan, Turut Serta Melakukan”

101. Menurut Prof. Dr. H. Loeqman, S.H., dalam bukunya percobaan, penyertaan dan
gabungan tindak pidana bahwa penyertaan (deelneming) terjadi apabila dalam
suatu tindak pidana terlibat lebih dari satu orang sehingga harus dicari
pertanggungjawaban pidana orang yang tersangkut dalam tindak pidana tersebut.
Keterlibatan seseorang dalam tindak pidana dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Yang melakukan
2. Yang menyuruh melakukan

th
The Energy Building, 17 Floor 25 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

3. Yang turut melakukan


4. Yang menggerakkan / menganjurkan untuk melakukan
5. Yang membantu melakukan

102. Didalam Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, klasifikasi perlaku adalah:
1. Mereka yang melakukan yaitu pelaku tindak pidana yang pada
hakekatnya memenuhi semua unsur dari tindak pidana. Dalam arti
sempit, pelaku adalah mereka yang melakukan tindak pidana.
2. Mereka yang menyuruh melakukan yaitu seseorang ingin melakukan
suatu tindak pidana, akan tetapi ia tidak melaksanakannya sendiri.
Dia menyuruh orang lain untuk melaksanakannya. Dalam penyertaan
ini orang yang disuruh tidak akan dipidana, sedang orang yang
menyuruhnya dianggap sebagai pelakunya.
3. Mereka yang turut serta melakukan yaitu mereka yang ikut serta
dalam suatu tindak pidana.
4. Mereka yang menggerakkan / menganjurkan / membujuk yaitu
seseorang yang mempunyai kehendak untuk melakukan tindak
pidana, tetapi tidak melakukannya sendiri, melainkan menggerakkan
orang lainuntuk melaksanakan niatnya itu.

103. Dalam buku Hukum Pidana, Kumpulan Bahan Penataran Hukum Pidana Dalam
Rangka Kerjasama Hukum Indonesia-Belanda yang disusun oleh Prof. Dr. D.
Schaffmeister, Prof. Dr. N. Keijzer, dan Mr. E. PH. Sutorieus dengan editor Prof. Dr.
J. E Sahetapy, S.H., M.H. peneribit Liberty Yogyakarta 1995 pada halaman 248,
249, 250, dan 259 pada pokoknya menjelaskan bahwa:

“Berdasarkan Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP, baik mereka yang turut serta
melakukan perbuatan pidana, maupun mereka yang melakukan tuut serta
melakukan perbuatan pidana. Bahwa melakukan artinya secara lengkap
memenuhi semua unsur sedangkan turut serta melakukan, artinya sepakat
dengan orang lain membuat rencana untuk melakukan suatu perbuatan
pidana bersama-sama melakukan suatu perbuatan pidana dan bersama-
sama melakukan suatu perbuatan pidana (kerjasama). Bahwa dalam hal turut
serta melakukan itu terdapat inisiatif bersama untuk melakukan dan
melakukan pelaksanaannya bersama-sama.”

104. POMPE berpendapat bahwa dalam turut serta melakukan terdapat dua kesengajaan
pertama kesengajaan untuk mengadakan Kerjasama dalam rangka mewujudkan

th
The Energy Building, 17 Floor 26 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

suatu delik diantara pelaku. Artinya ada suatu kesepakatan atau meeting of mind
diantara mereka. Kedua adalah kerjasama yang nyata dalam mewujudkan delik
harus ada dalam turut serta melakukan dan keduanya harus dibuktikan oleh
Penuntut Umum di pengadilan.

105. Berangkat dari uraian di atas maka dalam Surat Dakwaan dan Surat Tuntutan dari
Penuntut Umum, terlihat sekali bahwa Penuntut Umum tidak dapat menguraikan
perbuatan Terdakwa yang secara langsung telah ikut dalam bagian pelaksanaan
tindak pidana tersebut.

106. Menurut Prof. Barda Nawawi Arief S.H., dalam bukunya “Hukum Pidana Lanjut”
halaman 56 menyatakan syarat adanya medeplegen, yaitu:
1. Adanya Kerjasama secara sadar (bewuste samenweking)
2. Adanya pelaksanaan bersama secara fisik (gezamenlijkeuivoering)

107. Bahwa tidak ada tujuan bersama daripada Terdakwa dan pihak lainnya untuk
melakukan perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa karena Terdakwa sama
sekali tidak pernah memperoleh dan menerima harta kekayaan yang disangka
berasal dari Tindak Pidana Pencucian Uang

108. Bahwa berdasarkan teori yang telah diuraikan tidak dapat diterapkan atau
diaplikasikan kepada Terdakwa karena senyatanya tidak ada dan tidak dapat
dibuktikan oleh Penuntut Umum tentang adanya kerja sama yang secara bersama-
sama (turut melakukan) dan diinsyafi antara Terdakwa dalam menempatkan,
mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata
uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan dengan tujuan
menyamarkan asal usul harta kekayaan yang di ketahui atau patutu diduga berasal
dari tindak pidana asal yaitu tindak pidana Informasi dan Transaksi Elektronik.

109. Berdasarkan uraian di atas, maka kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah cukup
menguraikan bahwa unsur “Melakukan, Menyuruh Melakukan, Turut Serta
Melakukan” dalam Dakwaan Kedua TIDAK TERBUKTI Oleh sebab itu, Tuntutan
harus dinyatakan Batal Demi Hukum.

th
The Energy Building, 17 Floor 27 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

IV. KESIMPULAN

1. Berdasarkan pembahasan yuridis tersebut di atas, kami Tim Penasihat Hukum


Terdakwa berkesimpulan sebagai berikut:

2. Bahwa dari fakta-fakta dan pembuktian yang telah dilakukan dalam persidangan yang
secara nyata TIDAK DAPAT MEMBUKTIKAN Terdakwa secara sah dan menyakinkan
bersalah melanggar pasal seperti apa yang telah didakwakan oleh Jaksa Penuntut
Umum.

3. Bahwa dari semua unsur yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum, unsur-unsur
tersebut tidaklah terbukti maka Terdakwa Sherlyn Lowrencha harus dibebaskan dari
segala dakwaan atau setidak-tidaknya dilepaskan dari segala tuntutan hukum

V. PERMOHONAN

1. Dengan demikian, kami selaku Tim Penasihat Hukum Terdakwa , dengan tunduk pada
dan berdasarkan Pasal 143 ayat (2) KUHAP, memohon kepada Yang Mulia Majelis
Hakim untuk memutuskan:

a. Menerima seluruh Jawaban atas Penasihat Hukum Terdakwa terhadap Tanggapan


Jawaban Penuntut Umum ;
b. Menyatakan surat dakwaan No. Reg. Perk.: PDS-10/Jkt.Sel/04/2021, atas nama
Terdakwa Sheryn Lowrencha, batal demi hukum atau tidak dapat diterima.
c. Memerintahkan kepada Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Selatan untuk
menghentikan pemeriksaan perkara nomor: PDS-10/Jkt.Sel/04/2021, atas nama
Terdakwa Sheryn Lowrencha;
d. Memerintahkan kepada Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Selatan untuk
membebaskan Terdakwa dari tahanan;
e. Memulihkan nama baik Terdakwa dalam hal kedudukan serta martabatnya;
f. Membebankan biaya perkara kepada negara.

Demikian Jawaban atas Jawaban Penuntut Umum ini kami sampaikan dengan sebenar-
benarnya dan dengan penuh iktikad baik untuk kepentingan Terdakwa.

th
The Energy Building, 17 Floor 28 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

Jakarta, 11 Juni 2021


Hormat Kami,

PENASIHAT HUKUM TERDAKWA

_____________________________
ZAYYAN SYAFIQAH, S.H., LL.M., FCBArb.

_____________________________
CALVINO VIGOPANG, S.H., M.H.

_____________________________
NADYA FRISCA, S.H. M.H.

_____________________________
OCARINA FAE, S.H.

th
The Energy Building, 17 Floor 29 / 29
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai