DAN
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
ATAS DAKWAAN PENUNTUT UMUM
PDS-10/Jkt.Sel/04/2021
SHERLYN LOWRENCHA
Kepada Yth.
Dengan hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini, Zayyan Syafiqah, S.H., LL.M., FCBArb., Calvino
Vigopang, S.H., M.H., Nadya Frisca, S.H., M.H., Ocarina Fae, S.H.,. Para Advokat dari kantor
hukum Calvino Partners, beralamat di The Energy Building, Lantai 17, Sudirman Central
Business District, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 52-53, Jakarta 12940, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal 27 Ferbuari 2021 alam hal ini bertindak untuk dan atas nama Terdakwa:
SHERLYN LOWRENCHA lahir di Jakarta, berusia 35 tahun, lahir pada tanggal 04 Januari 1985,
jenis kelamin Perempuan, berkewarganegaraan Indonesia, beralamat di City Park Lt.10,
RT.07/RW.14, Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, 11730,
beragama Kristen, dan bekerja sebagai Karyawan Swasta, serta berpendidikan terakhir Strata
Satu Akuntansi, untuk selanjutnya disebut “Terdakwa”.
Melalui kesempatan ini, setelah mendengar, membaca dan meneliti Surat Dakwaan Penuntut
Umum pada Kejaksaan Negeri Kota Jakarta Selatan, No. Reg. Perk.: PDS-10/Jkt.Sel/04/2021
(“Surat Dakwaan”) yang dibacakan oleh Penuntut Umum pada tanggal 20 April 2021, kami
mengajukan nota keberatan atau eksepsi (“Nota Keberatan”) terhadap Surat Dakwaan tersebut.
Nota Keberatan ini kami ajukan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 156
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(“KUHAP”).
th
The Energy Building, 17 Floor 1 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
1. Bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) KUHAP, Terdakwa memiliki hak untuk
mengajukan keberatan sebagaimana kami kutip berikut ini:
2. Merujuk pada Pasal 156 ayat (1) KUHAP di atas, pada dasarnya kami mengajukan
eksepsi dalam Nota Keberatan ini terhadap 3 (tiga) hal, yaitu mengenai kompetensi
yuridis Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Surat Dakwaan tidak dapat diterima dan
Surat Dakwaan batal.
a. Kompetensi Absolut
Kewenangan badan peradilan dalam memeriksa jenis perkara tertentu dan secara
mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan peradilan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
th
The Energy Building, 17 Floor 2 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
Namun demikian, pada Nota Keberatan ini kami tidak mengajukan keberatan
terhadap kompetensi absolut dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam
memeriksa dan mengadili perkara a quo.
b. Kompetensi Relatif.
Terkait hal tersebut, Pasal 84 KUHAP merupakan landasan bagi suatu pengadilan
negeri untuk dapat memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara pidana.
4. Dakwaan dari penuntut umum tidak dapat diterima apabila dakwaan yang diajukan
mengandung cacat formal atau mengandung kekeliruan beracara (error in procedure).
5. Sehubungan dengan dalil dakwaan tidak dapat diterima, kami mengajukan keberatan
mengenai kekeliruan dalam mendakwa orang (error in persona) dalam perkara a quo
sebagaimana kami uraikan dalam Poin B dan C Nota Keberatan ini.
6. Eksepsi dakwaan “batal” atau “batal demi hukum”, atas alasan dakwaan yang diajukan
penuntut umum, tidak memenuhi Pasal 143 ayat (2) KUHAP. Dakwaan yang tidak
memenuhi ketentuan Pasal 143 ayat (2) dianggap kabur (obscuur libel) atau
membingungkan atau menyesatkan yang berakibat sulit bagi terdakwa untuk melakukan
pembelaan diri.
th
The Energy Building, 17 Floor 3 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
Pasal 51 ayat (2) jo. Pasal 36 jo. Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Eletronik jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
KESATU (2) “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang
tidak berhak.”
DAN
9. Terdakwa Sherlyn Lowrencha dengan ini mengajukan eksepsi dan keberatan atas Surat
Dakwaan Penuntut Umum untuk dapat dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Yang Mulia,
sebagai berikut:
th
The Energy Building, 17 Floor 4 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
10. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Surat Dakwaan tidak
dapat diterima karena Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang secara relatif
untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo.
11. Bahwa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan mengadililkan bahwa pemeriksaan
perkara ini merupakan kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, didasari oleh
Pasal 84 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (“KUHAP”) yang menyebutkan sebagai berikut:
12. Hal tersesebut di uraikan pada halaman 2 s/d 8 dalam Surat Dakwaan yang pada
pokoknya menjelaskan bahwa pemeriksaan perkara merupakan kewenangan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai berikut:
“…..Pada tanggal 10 Mei 2018 sampai dengan 6 Maret 2021 atau pada waktu
yang tidak dapat ditentukan lagi secara pasti atau setidak-tidaknya pada waktu
antara bulan Mei 2018 sampai dengan Maret 2021 bertempat di Panik Bank yang
beralamat di Jl. Casablanca, Menteng Dalam, Kec. Tebet, Jakarta Selatan dan
di Manduduk Bank yang beralamat di Jl. H. R. Rasuna Said, Karet Kuningan,
Setia Budi, Jakarta Selatan, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, telah melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum dengan cara apapun memindahkan atau mentransfer
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik orang
lain yang tidak berhak.”
“….Pada tanggal 10 Mei 2018 sampai dengan 6 Maret 2021 atau pada waktu
yang tidak dapat ditentukan lagi secara pasti atau setidak-tidaknya pada waktu
antara bulan Mei 2018 sampai dengan Maret 2021 bertempat di Panik Bank yang
beralamat di Jl. Casablanca, Menteng Dalam, Kec. Tebet, Jakarta Selatan dan
di Manduduk Bank yang beralamat di Jl. H. R. Rasuna Said, Karet Kuningan,
th
The Energy Building, 17 Floor 5 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
Setia Budi, Jakarta Selatan, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, telah melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja
menempatkan, mentranfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
mengibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau seurat berharga atau perbuatan lain atas
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya.”
13. Bahwa berdasarkan fakta-fakta Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan bahwa sudah
seharusnya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang dalam memeriksa,
mengadili dan memutus perkara ini berdasarkan Pasal 84 ayat 1 KUHAP.
14. Bahwa pada prinsipnya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hanya berhak mengadili
perkara a quo jika kediaman sebagian besar saksi berada pada domisili kota Jakarta
Selatan, sebagaimana diatur dalam Pasal 84 ayat (2) KUHAP di bawah ini:
15. Bahwa arti dari Pasal 84 ayat (2) KUHAP tersebut di atas menurut M.Yahya Harahap
dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut: Apabila terdakwa bertempat tinggal di
daerah hukum Pengadilan Negeri dimana sebagian besar saksi yang hendak
dipanggil bertempat tinggal di daerah hukum Pengadilan Negeri tersebut.
16. Namun demikian, dalam hal ini sebagian besar saksi bertempat tinggal pada domisili kota
Jakarta Barat, sebagaimana daftar identitas saksi di bawah ini
th
The Energy Building, 17 Floor 6 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
17. Bahwa oleh sebab itu Pengadilan Negeri yang berwenang dalam memeriksa perkara ini
adalah Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
18. Berdasarkan dalil-dalil yang kami sampaikan di atas, kami mohon kepada Majelis Hakim
Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan Surat
Dakwaan Tidak Dapat Diterima karena Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak
berwenang dalam memeriksa, megadili dan memutus perkara a quo.
19. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Surat Dakwaan yang
disusun oleh Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kota Selatan tidak dapat diterima
karena salah dalam menetapkan Terdakwa. Seharusnya Doxin Sinar Jaya dan PT
Nasional Siber yang menjadi terdakwa dalam perkara a quo.
20. Bahwa Penuntut Umum pada Surat Dakwaan in casu (baik pada dakwaan kesatu
maupun kedua) mendasarkan seluruh rangkaian tindak pidana pada perbuatan yang
dilakukan oleh Doxin Sinar Jaya dan PT Nasional Siber.
21. Bahwa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan No. PDS-10/Jkt.Sel/04/2021 menetapkan
Terdakwa atas nama Sherlyn Lowrencha, namun demikian di dalam kepala Surat
Dakwaan kalimat sebagi berikut:
22. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah maksud Penuntut Umum Terdakwa Sherlyn
Lowrencha sebagai pribadi atau sebagai direktur Perseroan bertindak untuk dan atas
nama PT Nasional Siber.
23. Bahwa berdasarkan Pasal 92 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas yang berhak mewakili Perseroan Terbatas adalah direktur,
yang diuraikan sebagai berikut:
th
The Energy Building, 17 Floor 7 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
24. Bahwa ketika Penuntut Umum menuliskan kata-kata “Ataupun selaku direktur PT
Nasional Siber” menjadikan dakwaan tersebut error in persona.
Mengenai Error In Persona dalam Dakwaan Kesatu (Tindak Pidana Informasi dan
Transaksi Elektronik)
25. Hal tersebut di atas dapat dibuktikan pada halaman 5 s/d 6 Surat Dakwaan yang pada
pokoknya menguraikan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Doxin Sinar Jaya dan
Anatazia Natalia sebagai berikut:
“Bahwa Saksi Doxin Sinar Jaya telah melakukan tindakan memasangkan Spyware
pada sistem program Panik Bank, agar Saksi Doxin Sinar Jaya dapat dengan mudah
mengakses seluruh data nasabah yang kemudian data tersebut dihubungkan
dengan sistem PT Nasional Siber.”
“Bahwa pada bulan September 2018 Saksi Doxin Sinar Jaya berhasil menduplikat
243.405 kartu kredit dan telah ia jual melalui dark web dengan harga $100 USD -
$150 USD.”
“Bahwa pada bulan November Saksi Doxin Sinar Jaya kembali berhasil menduplikat
130.450 kartu kredit dan kemudian ia jual pada dark web”
th
The Energy Building, 17 Floor 8 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
27. Bahwa lebih lanjut, Penuntut Umum hanya sekedar mengkaitkan jabatan Terdakwa
dengan tindakan yang dilakukan oleh Doxin Sinar Jaya dan Anatazia Natalia, hal ini
hanya membuktikan bahwa Surat Dakwaan yang dibuat telah keliru dalam menetapkan
terdakwa.
Mengenai Error In Persona dalam Dakwaan Kedua (Tindak Pidana Pencucian Uang)
28. Bahwa selanjutnya, Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya (dakwaan kedua) sama
sekali tidak menguraikan tindakan dari Terdakwa dan lagi-lagi hanya sekedar
mengkaitkan tindakan yang dilakukan oleh orang lain (termasuk namun tidak terbatas
pada tindakan Doxin Sinar Jaya, Clarissa Vinella dan PT Nasional Siber), sebagaimana
kami kutip di bawah ini:
“Bahwa dalam waktu 3 (tiga) bulan, tepat pada bulan September 2018 saksi DOXIN
SINAR JAYA dan tim telah menduplikat sebanyak 243.405 (dua ratus empat puluh
tiga ribu empat ratus lima) nasabah dan saksi VINARCEL MALAM telah membobol
sebanyak 130.450 (seratus tiga puluh ribu empat ratus lima puluh) nasabah, serta
memperoleh sebanyak Rp.860.765.000.000 (delapan ratus enam puluh miliar tujuh
ratus enam puluh lima juta rupiah).”
“Bahwa dana dari kejahatan penjualan Credit Card duplikat yang dilakukan oleh
Doxin Sinar Jaya adalah sebesar Rp.858.047.595.000 dan dana dari kejahatan
pembobolan internet banking yang dilakukan oleh Vinarcel Malam adalah sebesar
Rp.117.405.000. arus uang yang diperoleh dari penjualan Credit Card duplikat dan
pembobolan Internet Banking penjelasannya sebagai berikut:
a. Rp858.165.000.000 adalah total dana kejahatan dari Doxin Sinar Jaya dan
Vinarcel Malam.
b. Disetorkan dari nomor rekening atas nama Doxin Sinar Jaya ke nomor
rekening 51248967776 atas nama Clarissa Vinella sebesar
Rp836.596.406.000.
th
The Energy Building, 17 Floor 9 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
29. Bahwa berdasarkan kutipan Surat Dakwaan di atas, jelas dan tegas bahwa yang
melakukan setiap dan seluruh rangkaian perbuatan yang didakwakan pada dakwaan
kedua adalah Doxin Sinar Jaya, Clarissa Vinella dan PT Nasional Siber.
30. Bahwa dalam perkara a quo seharusnya Penuntut Umum mendakwa Doxin Sinar Jaya,
Clarissa Vinella dan PT Nasional Siber karena Terdakwa sama sekali tidak pernah
melakukan perbuatan yang didakwakan tersebut.
31. Bahwa argumen kami di atas, sejalan dengan amanat Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang (“UU TPPU”) yang menyatakan:
32. Lebih lanjut, Pasal 4 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata
Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana Oleh Korporasi (“Perma 13/2016”) secara
tegas telah mengkualifisir bahwa korporasi dapat dimintai pertanggungjawaban, sebagai
berikut:
th
The Energy Building, 17 Floor 10 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
33. Bahwa selain itu, terkait perbuatan Doxin Sinar Jaya dan Clarissa Vinella yang
merupakan staff senior mempertegas dalil di atas, dimana menurut ahli Prof. Eddy
Hiariej dalam bukunya “Asas Legalitas Dan Penemuan Hukum Dalam Hukum Pidana”
halaman 46 menyatakan bahwa
34. Bahwa dalam hal ini, Doxin Sinar Jaya dan Clarissa Vinella merupakan pegawai PT
Nasional Siber dengan tingkat jabatan/pangkat yaitu Doxin Sinar Jaya sebagai karyawan
dan Clarissa Vinella sebagai direktur keuangan dari PT Nasional Siber yang dapat
dikategorikan sebagai senior officer berdasarkan Peraturan Perusahaan PT Nasional
Siber. Oleh sebab itu, tindakan pidana yang dilakukan secara prima facie dapat
dikategorikan sebagai tindakan dan/atau kesalahan korporasi.
35. Bahwa Penuntut Umum secara tegas telah mengakui bahwa PT Nasional Siber
menerima keuntungan berupa saldo laba ditahan (retained earning) selama periode tutup
buku tahunan tanggal-tanggal 31 April 2019 s/d 31 April 2021 senilai kurang lebih
Rp500.000.000.000 yang berasal dari tindak pidana yang dituduhkan dan akan kami
kutip sekali lagi untuk menegaskan pengakuan Penuntut Umum tersebut.
th
The Energy Building, 17 Floor 11 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
36. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, sudah seharusnya PT Nasional Siber lah
dijadikan terdakwa dalam perkara a quo.
37. Namun demikian, alih-alih menjadikan PT Nasional Siber sebagai terdakwa, Penuntut
Umum justru mendakwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha yang semata-mata merupakan
korban dari sangkaan (prejudice) dan tuduhan yang dilakukan oleh pekerja/personil PT
Nasional Siber. Hal ini menyebabkan dakwaan telah salah dalam menempatkan posisi
Terdakwa dan sebagai konsekuensinya, maka Surat Dakwaan harus dinyatakan tidak
dapat diterima.
38. Bahwa lebih lanjut, seluruh dalil kami mengenai Error In Persona yang telah kami uraikan
tersebut, sejalan dengan putusan dan yurisprudensi berikut ini:
39. Berdasarkan dalil-dalil yang kami sampaikan di atas, kami mohon kepada Majelis Hakim
Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan Surat
Dakwaan Tidak Dapat Diterima karena dakwaan keliru dalam menentukan Terdakwa
yang bukan merupakan orang yang melakukan tindak pidana pada perkara a quo, dan
hanya merupakan korban serta terseret dalam rangkaian perbuatan yang dilakukan oleh
orang lain.
th
The Energy Building, 17 Floor 12 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
40. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Surat Dakwaan batal
demi hukum karena Surat Dakwaan tidak menguraikan secara jelas bentuk pernyertaan
Terdakwaan Sherlyn Lowrencha.
41. Hal tersebut diatas dapat dibuktikan pada halaman 2 dan 13 Surat Dakwaan yang pada
pokoknya mendakwa Sherlyn Lowrencha dengan Pasal Penyertaan.
42. Namun, setelah dibaca dan teliti lebih jauh, Penuntut Umum tidak pernah menjelaskan
secara, cermat, jelas dan lengkap posisi sesunggguhnya dari bentuk “penyertaan”
Terdakwa Sherlyn Lowrencha dalam Surat Dakwaannya.
43. Bahwa berdasarkan uraian Penuntut Umum pada Surat Dakwaan tidak pernah
menguraikan diantara tiga bentuk pernyertaan yang didakwakan kepada Sherlyn
Lowrencha
th
The Energy Building, 17 Floor 13 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
44. Bahwa bentuk kata-kata “secara bersama-sama” sebagaimana kutipan diatas, jelas tidak
sesuai dengan Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHAP yang menyatakan 3 (tiga) bentuk
penyertaan:
45. Bahwa kutipan Surat Dakwaan tersebut di atas menunjukkan bahwa Penuntut Umum
secara tidak jelas telah mengaburkan bentuk dugaan penyertaan Terdakwa. Apakah
yang dimaksud Penuntut Umum Terdakwa merupakan pelaku? Atau Terdakwa telah
menyuruh melakukan? Atau Terdakwa telah turut serta melakukan?
46. Bahwa dalam prinsip hukum pidana, Penuntut Umum sepatutnya mengetahui bahwa
pembentukan undang undang membedakan secara tegas bentuk dari:
a. Melakukan (pleger);
b. Menyuruh melakukan (doenpleger);
c. Turut serta melakukan (medepleger).
47. Ketiga bentuk penyertaan pada pasal 55 ayat (1) ke 1 tersebut merupakan bentuk
tersendiri sebagaimana dikemukakan oleh Moeljatno yang sependapat dengan Pompe
dalam pidato “Perbuatan Pidana Dan Pertanggungan Jawab Dalam Hukum Pidana” pada
Dies Natalis ke VI Universitas Gadjah Mada di Sitinghil Yogyakarta tahun 1955.
th
The Energy Building, 17 Floor 14 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
48. Bahwa sebagai penegak hukum kita tidak dapat menafsirkan bahwa sekalipun Moeljatno
merupakan mantan Jaksa Penuntut Umum, namun pernyataan di atas secara tegas
merupakan bentuk ideal dari implementasi deelneming sebagaimana diatur dalam Pasal
55 ayat (1) ke 1 KUHP.
49. Bahwa pendapat tersebut di atas diperkuat oleh Prof. Barda Nawawi Arief dalam
bukunya “Kapita Selekta Hukum Pidana” halaman 94 yang menyatakan bahwa
pemisahan bentuk penyertaan tersebut dilakukan untuk menghindari ajaran penyertaan
yang bersifat ekstrim.
50. Lebih lanjut, uraian Surat Dakwaan mengenai penyertaan tersebut telah keliru dengan
amanat pasal 143 ayat (2) KUHAP yang menyatakan Surat Dakwaan dijelaskan secara
cermat, jelas, dan lengkap, sebagai berikut:
a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan
tempat tindak pidana itu dilakukan.”
51. Bahwa selain itu, sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 47.K/Kr/1956
tanggal 25 Maret dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 492 K/Kr 1981 yang
menjelaskan surat dakwaan harus disusun dengan cermat, jelas dan lengkap.
"Surat Dakwaan memegang peranan penting dan dijadikan dasar bagi hakim
dalam pemeriksaan perkara pidana di pengadilan. Fungsi Surat Dakwaan dalam
sidang pengadilan merupakan landasan dan titik tolak pemeriksaan Terdakwa.
Berdasarkan rumusan Surat Dakwaan tersebutlah kesalahan terdakwa dapat
dibuktikan. Pemeriksaan sidang tidak boleh menyimpang dari apa yang
dirumuskan dalam Surat Dakwaan. Itulah sebabnya undang-undang
mewajibkan Penuntut Umum dalam menyusun Surat Dakwaan harus
cermat, jelas dan tidak boleh kabur."
th
The Energy Building, 17 Floor 15 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
52. Bahwa lebih lanjut, seluruh dalil yang sudah kami uraikan meminta Penuntut Umum wajib
untuk menentukan peran masing-masing pembuat tindak pidana dalam peristiwa hukum
tertentu dan kegagalan untuk menentukan peran tersebut mengakibatkan Surat
Dakwaan a quo batal demi hukum.
53. Berdasarkan dalil-dalil yang kami sampaikan diatas, kami mohon kepada Majelis Hakim
Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakn Surat
Dakwaan Batal Demi Hukum kerena dakwaan tidak menjelaskan secara jelas bentuk
penyertaan yang didakwakan kepada Sherlyn Lowrencha
54. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Surat Dakwaan yang
disusun oleh Penuntut Umum pada Kejaksaan Kota Jakarta Selatan harus dinyatakan
batal karena Surat Dakwan yang dibuat tidak cermat dan tidak lengkap karena terlalu
tergesa-gesa dalam menerbitkan Surat Dakwaan terkait tidak diuraikannya tahapan
dugaan Tidak Pidana Pencucian Uang yang didakwakan dan ketidakakuratan dalam
penentuan nominal dugaan hasil tindak pidana pada Surat dakwaan.
55. Bahwa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya, tidak dapat membuktikan telah terjadi
tindak pidana asal sebagai bentuk permulaan dari adanya tindak pidana pencucian uang
sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Kedua.
56. Bahwa dalam tindak pidana pencucian uang, dikenal suatu prinsip bahwa tidak ada
pencucian uang jika tidak ada kejahatan asalnya.
57. Bahwa menurut Dr. Yenti Gernasih, S.H., M.H., dalam bukunya “Penegakkan Hukum Anti
Pencucian Uang” halaman 10, harus terdapat dan harus dibuktikan suatu tindak pidana
asal (sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UU TPPU) untuk membuktikan adanya
Tindak Pidana Pencucian Uang, sebagaimana kami kutip dibawah ini;
“… baru ada tindak pidana pencucian uang kalau telah terjadi kejahatan asal,
karena yang namanya perbuatan pencucian uang adalah menikmati atau
th
The Energy Building, 17 Floor 16 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
menggunakan hasil kejahatan. Sehingga kejahatan asal harus ada dan harus
dibuktikan terlebih dahulu.”
58. Bahwa hal tersebut diatas dipertegas dengan adanya Putusan Pengadilan Negeri
Baubau Nomor 363/Pid.b/2014/PN.Bau yang dalam putusannya membebaskan Muh.
Ishaq Latief dan I Nyoman Gede Artha Bin Djindjin atas Tindak Pidana Perbankan.
Namun muncul satu nama R.J Soehandoyo yang dituntut hanya atas Tindap Pidana
Pencucian Uang yang tindak pidana asalnya telah diputus bebas yaitu Tindak Pidana
Perbankan.
59. Bahwa ketergesa-gesaan dalam memproses perkara seperti ini akan menimbulkan
ketidakpastian hukum. Sehingga jelas bahwa Predicate Crime dari tuduhan Tindak
Pidana Pencucian Uang yang dituduhkan kepada seseorang jelas tidak terbukti,
sehingga demikian juga konsekuensi hukumnya bahwa Tindak Pidana Pencucian Uang
yang dituduhkan kepada seseorang jelas bukan merupakan tindak pidana.
60. Bahwa selain itu, Penuntut Umum juga tidak dapat menjelaskan secara jelas tahapan
placement, layering, integration yang harus dipenuhi dalam Tindak Pidana Pencucian
Uang. Oleh karenanya, kami dapat berpendapat bahwa Penuntut Umum terlalu tergesa-
gesa dalam menentukan kualifikasi perbuatan terdakwa.
61. Bahwa Penuntut Umum telah mendakwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha dengan Pasal 3
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (“UU
TPPU”) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHAP
62. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, secara prinsip UU TPPU telah
menjelaskan secara idiil, bahwa konstruksi terjadinya tindak pidana pencucian uang
didasarkan pada 3 (tiga) tahapan utama menurut Dr. Yenti Gernasih, S.H., M.H., yaitu:
th
The Energy Building, 17 Floor 17 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
63. Bahwa menurut Dr. Yenti Gernasih, S.H., M.H., dalam bukunya “Penegakkan Hukum Anti
Pencucian Uang” halaman 36, ketiga tahapan tersebut di atas pada dasarnya dilakukan
untuk menciptakan diasosiasi antara uang atau harta hasil tindak pidana asal dan
kekayaan di pelaku.
64. Bahwa lebih lanjut, Penuntut Umum tidak dapat menguraikan tahapan-tahapan mana
yang dilakukan dalam rangkaian perbuatan Terdakwa yang dituduhkan terkait usahanya
mengdisasosiasi hasil tindak pidana asal dengan kekayaan Terdakwa sendiri. Hal ini
semata-mata disebabkan karena Penuntut Umum memang tidak dapat secara tepat
mengindentifikasi dugaan tahapan Tindak Pidana Pencucian Uang yang dilakukan oleh
Terdakwa.
65. Padahal, dalam penanganan suatu tindak pidana, Surat Dakwaan diibaratkan sebagai
“mahkota” daripada seorang Penuntut Umum sehingga pembuatan dan penyusunannya
harus ekstra hati-hati, hal ini ditegaskan oleh Ramelan (mantan Jaksa Agung Muda
Tindak Pidana Khusus) dalam bukunya “Hukum Acara Pidana (Teori Dan Implementasi)”
halaman 162 yang menyebutkan bahwa:
th
The Energy Building, 17 Floor 18 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
66. Bahwa secara tegas Pasal 143 ayat (3) KUHAP mengatur konsekuensi suatu Surat
Dakwaan yang tidak dibuat secara jelas dan lengkap sebagaimana di bawah ini:
a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.
67. Bahwa hal tersebut di atas dipertegas dalam Pendoman Pembuatan Surat Dakwaan
terbitan Kejaksaan Agung Republik Indonesia Tahun 1985 halaman 16, yang
menyatakan sebagai berikut:
68. Bahwa lebih lanjut, Yahya Harahap dalam bukunya “Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan” halaman 449, menyatakan bahwa
Pasal 143 ayat (3) KUHAP secara tegas mengancam surat dakwaan yang tidak lengkap
memuat syarat materil dakwaan, mengakibatkan surat dakwaan menjadi batal demi
hukum.
69. Bahwa dengan tidak diuraikannya tahapan tindak pidana pencucian uang yang
didakwakan, mengakibatkan tidak jelas, lengkap dan cermatnya tuduhan dari rangkaian
perbuatan Terdakwa. sehingga sebagai konsekuensinya menjadikan Surat Dakwaan
batal demi hukum.
th
The Energy Building, 17 Floor 19 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
70. Bahwa Penuntut Umum baik pada Dakwaan kesatu maupun kedua tidak cermat serta
tidak lengkap dalam menguraikan nominal dugaan hasil dugaan tindak pidana pencucian
uang pada Surat Dakwaan.
71. Hal tersebut di atas dapat ditinjau pada halaman 7 s/d 11 Surat Dakwaan yang pada
pokoknya kurang cermat dan lengkap dalam menguraikan nominal hasil tindak pidana
sebagai mana kami kutip berikut ini:
Bahwa dalam kutipan Surat Dakwaan yang diuraikan di atas, maka timbul pertanyaan
bagaimana bisa Penuntut Umum mampu menerangkan secara jelas perihal nominal atau
jumlah kerugian yang dialami oleh Panik Bank terkait dugaan tindak pidana yang
dilakukan oleh Terdakwa? sementara Penuntut Umum tidak menjelaskan siapa yang
berwenang atau dasar pemeriksaan dalam menentukan nominal dugaan hasil kekayaan
tidak sah dari tindak pidana yang didakwakan baik dalam Dakwaan Kesatu maupun
Kedua.
th
The Energy Building, 17 Floor 20 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
72. Bahwa dengan merujuk pada Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Audit Kepatuhan,
Audit Khusus dan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit, PPATK hanya dapat
melakukan audit pada 2 (dua) jenis audit saja, yaitu:
73. Kedua bentuk uji tuntas (audit) di atas, hanya merupakan bentuk penilaian PPATK
terhadap tingkat, indikator atau parameter tertentu untuk menguji kepatuhan, profil risiko,
dll sebagaimana diterapkan dan dilaksanakan oleh suatu perusahaan.
74. Tidak ada suatu kewenangan pun yang diberikan baik secara atributif, delegasi
maupun mandat yang diembankan kepada PPATK untuk menentukan nominal
yang dapat diakui kebenarannya dalam menentukan dugaan hasil tindak pidana
asal dalam perkara a quo.
75. Bahwa lebih lanjut, bagaimana bisa Penuntut Umum mampu membedakan uang dari
hasil tindak kejahatan dan uang sah hasil dari kegiatan usaha PT Nasional Siber sendiri
yang sama sekali tidak dijelaskan dalam Surat Dakwaan.
76. Bahwa argumen kami di atas, telah sejalan, dipertegas dan diperkuat dengan ketentuan
Bagian IV Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: Se-004/J.A/11/1993
tentang Pembuatan Surat Dakwaan yang menyatakan bahwa:
“Sesuai ketentuan Pasal 143 (2) huruf b KUHAP, syarat materiil meliputi:
a. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai Tindak Pidana yang
didakwakan;
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai waktu dan tempat
Tindak Pidana itu dilakukan.
th
The Energy Building, 17 Floor 21 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
Uraian secara jelas, berarti uraian kejadian atau fakta kejadian yang
jelas dalam Surat Dakwaan, sehingga terdakwa dengan mudah
memahami apa yang didakwakan terhadap dirinya dan dapat
mempersiapkan pembelaan dengan sebaik-baiknya.
Uraian secara lengkap, berarti Surat Dakwaan itu memuat semua unsur
(elemen) Tindak Pidana yang didakwakan. Unsur-unsur tersebut harus
terlukis didalam uraian fakta kejadian yang dituangkan dalam Surat
Dakwaan.”
77. Bahwa lebih lanjut, apabila Surat Dakwaan sudah tidak sesuai dengan Pasal 143 ayat
(2) huruf b KUHAP, maka konsekuensinya adalah Surat Dakwaan tersebut batal demi
hukum sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 143 ayat (3) KUHAP:
78. Bahwa selanjutnya, dalam hukum acara pidana, dipegang teguh suatu asas yang bersifat
universal yaitu:
79. Asas di atas memiliki makna bahwa dalam perkara pidana, bukti-bukti harus lebih
terang daripada cahaya.
80. Namun demikian, secara berlawanan dengan asas yang berlaku dan dipegang teguh
oleh penegak hukum di Indonesia, Penuntut Umum justru mendalilkan nominal
dugaan hasil tindak pidana terhadap Terdakwa dengan mendasarkannya pada
bukti-bukti yang tidak jelas asal muasalnya dan hanya sekedar berprasangka.
81. Berdasarkan dalil-dalil yang kami sampaikan di atas, kami mohon kepada Majelis Hakim
Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan Surat
Dakwaan Batal Demi Hukum karena dakwaan tidak cermat, lengkap dan Penuntut
Umum terkesan tergesa-gesa dalam mengeluarkan Surat Dakwaan, atau dengan kata
lain Surat Dakwaan dikatakan Prematur.
th
The Energy Building, 17 Floor 22 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
82. Perlu kami sampaikan pada bagian penutup ini, bahwa setiap dan seluruh keberatan
kami hanyalah tentang formalitas Surat Dakwaan dengan tunduk pada ketentuan hukum
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
83. Segala uraian kami di atas semata-mata diajukan dalam rangka menguji kecermatan,
kejelasan, dan kelengkapan Surat Dakwaan dan sama sekali tidak membahas pokok
perkara.
84. Namun demikian, berdasarkan pengamatan kami, bila Penuntut Umum kesulitan
menanggapi eksepsi yang kami ajukan maka dengan mudah dan dengan bahasa yang
standar Penuntut Umum berdalih dengan mengatakan bahwa eksepsi kami telah
memasuki pokok perkara. Sehingga, mohon dengan hormat kepada Penuntut Umum
untuk tidak menghindar dari kewajiban untuk menanggapi dengan jawaban klasik
seperti “Keberatan Tim Penasihat Hukum telah memasuki pokok perkara”.
85. Lebih lanjut, berikut adalah kesimpulan poin-poin eksepsi kami di atas:
86. Dengan demikian, kami selaku tim penasihat hukum Terdakwa, dengan tunduk pada dan
berdasarkan Pasal 143 ayat (2) KUHAP, memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim
untuk memutuskan:
th
The Energy Building, 17 Floor 23 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
Atau
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, kami memohon diberikan putusan yang seadil-
adilnya demi tegaknya hukum dan keadilan (ex aequo et bono) dan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Demikian keberatan ini kami sampaikan dengan sebenar-benarnya dan dengan penuh
iktikad baik untuk kepentingan Terdakwa.
_____________________________
ZAYYAN SYAFIQAH, S.H., LL.M., FCBArb.
_____________________________
CALVINO VIGOPANG, S.H., M.H.
th
The Energy Building, 17 Floor 24 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised
_____________________________
NADYA FRISCA, S.H. M.H.
_____________________________
OCARINA FAE, S.H.
th
The Energy Building, 17 Floor 25 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com