Anda di halaman 1dari 26

KEBERATAN TIM PENASIHAT HUKUM

DALAM PERKARA TINDAK PIDANA INFORMASI DAN TRANSAKSI


ELEKTRONIK

DAN
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
ATAS DAKWAAN PENUNTUT UMUM

NOMOR REGISTER PERKARA:

PDS-10/Jkt.Sel/04/2021

PADA PENGADILAN NEGERTI JAKARTA SELATAN

Atas Nama TERDAKWA

SHERLYN LOWRENCHA

Disusun oleh TIM PENASEHAT HUKUM TERDAKWA:

ZAYYAN SYAFIQAH, S.H., LL.M., FCBArb.


CALVINO VIGOPANG S.H., M.H.
NADYA FRISCA, S.H., M.H.
OCARINA FAE, S.H.
precise | personalised

No. Ref: 063/L/04.14/CP/2021 Jakarta, 16 April 2021

Kepada Yth.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan


Jl. Ampera Raya No. 133, RT/RW. 005/010,
Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
DKI Jakarta 12940

Perkara Pidana Nomor : PDS-10/Jkt.Sel/04/2021


Nama Terdakwa : Sherlyn Lowrencha

Perihal: Nota Keberatan (Eksepsi)

Dengan hormat,

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, Zayyan Syafiqah, S.H., LL.M., FCBArb., Calvino
Vigopang, S.H., M.H., Nadya Frisca, S.H., M.H., Ocarina Fae, S.H.,. Para Advokat dari kantor
hukum Calvino Partners, beralamat di The Energy Building, Lantai 17, Sudirman Central
Business District, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 52-53, Jakarta 12940, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal 27 Ferbuari 2021 alam hal ini bertindak untuk dan atas nama Terdakwa:

SHERLYN LOWRENCHA lahir di Jakarta, berusia 35 tahun, lahir pada tanggal 04 Januari 1985,
jenis kelamin Perempuan, berkewarganegaraan Indonesia, beralamat di City Park Lt.10,
RT.07/RW.14, Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, 11730,
beragama Kristen, dan bekerja sebagai Karyawan Swasta, serta berpendidikan terakhir Strata
Satu Akuntansi, untuk selanjutnya disebut “Terdakwa”.

Melalui kesempatan ini, setelah mendengar, membaca dan meneliti Surat Dakwaan Penuntut
Umum pada Kejaksaan Negeri Kota Jakarta Selatan, No. Reg. Perk.: PDS-10/Jkt.Sel/04/2021
(“Surat Dakwaan”) yang dibacakan oleh Penuntut Umum pada tanggal 20 April 2021, kami
mengajukan nota keberatan atau eksepsi (“Nota Keberatan”) terhadap Surat Dakwaan tersebut.

Nota Keberatan ini kami ajukan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 156
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(“KUHAP”).

th
The Energy Building, 17 Floor 1 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

I. DASAR YURIDIS PENGAJUAN NOTA KEBERATAN

1. Bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) KUHAP, Terdakwa memiliki hak untuk
mengajukan keberatan sebagaimana kami kutip berikut ini:

“Dalam hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa


pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat
diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan
oleh penuntut umum untuk menyatakan pendapatnya hakim mempertimbangkan
keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan.”

2. Merujuk pada Pasal 156 ayat (1) KUHAP di atas, pada dasarnya kami mengajukan
eksepsi dalam Nota Keberatan ini terhadap 3 (tiga) hal, yaitu mengenai kompetensi
yuridis Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Surat Dakwaan tidak dapat diterima dan
Surat Dakwaan batal.

Mengenai Keberatan Kompetensi Yuridis Pengadilan (Exception Van Onbevoegheid)

3. Pada prinsipnya, kewenangan mengadili suatu perkara pada pengadilan dapat


dikategorikan menjadi 2 (dua) kompetensi, yaitu:

a. Kompetensi Absolut

Kewenangan badan peradilan dalam memeriksa jenis perkara tertentu dan secara
mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan peradilan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009


tentang Kekuasaan Kehakiman, membagi kewenangan mengadili lingkungan
peradilan di bawah Mahkamah Agung menjadi 4 (empat), yaitu:

1) Kompetensi Absolut dari Peradilan Umum;


2) Kompetensi Absolut dari Peradilan Militer;
3) Kompetensi Absolut dari Peradilan Agama; dan
4) Kompetensi Absolut dari Peradilan Tata Usaha Negara.

th
The Energy Building, 17 Floor 2 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

Namun demikian, pada Nota Keberatan ini kami tidak mengajukan keberatan
terhadap kompetensi absolut dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam
memeriksa dan mengadili perkara a quo.

b. Kompetensi Relatif.

Kompetensi Relatif merupakan kewenangan dari pengadilan sejenis mana yang


berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara.

Terkait hal tersebut, Pasal 84 KUHAP merupakan landasan bagi suatu pengadilan
negeri untuk dapat memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara pidana.

Kami mengajukan keberatan terhadap kompetensi relatif Pengadilan Negeri Jakarta


Selatan dalam mengadili perkara a quo sebagaimana kami uraikan pada Poin A
Nota Keberatan ini.

Mengenai Dakwaan Tidak Dapat Diterima

4. Dakwaan dari penuntut umum tidak dapat diterima apabila dakwaan yang diajukan
mengandung cacat formal atau mengandung kekeliruan beracara (error in procedure).

5. Sehubungan dengan dalil dakwaan tidak dapat diterima, kami mengajukan keberatan
mengenai kekeliruan dalam mendakwa orang (error in persona) dalam perkara a quo
sebagaimana kami uraikan dalam Poin B dan C Nota Keberatan ini.

Mengenai Dakwaan Batal

6. Eksepsi dakwaan “batal” atau “batal demi hukum”, atas alasan dakwaan yang diajukan
penuntut umum, tidak memenuhi Pasal 143 ayat (2) KUHAP. Dakwaan yang tidak
memenuhi ketentuan Pasal 143 ayat (2) dianggap kabur (obscuur libel) atau
membingungkan atau menyesatkan yang berakibat sulit bagi terdakwa untuk melakukan
pembelaan diri.

7. Sehubungan dengan dalil dakwaan batal, kami mengajukan keberatan mengenai


dakwaan tidak lengkap (premature) sebagaimana kami uraikan dalam Poin D Nota
Keberatan ini.

II. RINGKASAN DAN RUANG LINGKUP DAKWAAN

th
The Energy Building, 17 Floor 3 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

8. Dalam membuat Surat Dakwaan, Penuntut Umum menggunakan dakwaan dengan


bentuk Kumulatif dan menyatakan bahwa Terdakwa melanggar pasal-pasal sebagai
berikut:

Pasal 51 ayat (2) jo. Pasal 36 jo. Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Eletronik jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

KESATU (2) “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang
tidak berhak.”

DAN

Pasal 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan


dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 55 ayat
(1) ke-1 KUHP

“Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan,


membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke
luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
KEDUA
berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana karena tindak pidana
Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”

III. KEBERATAN ATAS SURAT DAKWAAN

9. Terdakwa Sherlyn Lowrencha dengan ini mengajukan eksepsi dan keberatan atas Surat
Dakwaan Penuntut Umum untuk dapat dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Yang Mulia,
sebagai berikut:

th
The Energy Building, 17 Floor 4 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

A. EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF: DAKWAAN SEPATUTNYA TIDAK DAPAT DITERIMA


KARENA PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN TIDAK BERWENANG SECARA
RELATIF UNTUK MEMERIKSA, MENGADILI DAN MEMUTUS PERKARA A QUO
(EXCEPTION ONBEVOEGHEID VAN DE RECHTER)

10. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Surat Dakwaan tidak
dapat diterima karena Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang secara relatif
untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo.

11. Bahwa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan mengadililkan bahwa pemeriksaan
perkara ini merupakan kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, didasari oleh
Pasal 84 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (“KUHAP”) yang menyebutkan sebagai berikut:

“Pengadilan Negeri berwenang mengadili segala perkara mengenai tindak


pidana yang dilakukan dalam daerah hukumnya.”

12. Hal tersesebut di uraikan pada halaman 2 s/d 8 dalam Surat Dakwaan yang pada
pokoknya menjelaskan bahwa pemeriksaan perkara merupakan kewenangan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai berikut:

“…..Pada tanggal 10 Mei 2018 sampai dengan 6 Maret 2021 atau pada waktu
yang tidak dapat ditentukan lagi secara pasti atau setidak-tidaknya pada waktu
antara bulan Mei 2018 sampai dengan Maret 2021 bertempat di Panik Bank yang
beralamat di Jl. Casablanca, Menteng Dalam, Kec. Tebet, Jakarta Selatan dan
di Manduduk Bank yang beralamat di Jl. H. R. Rasuna Said, Karet Kuningan,
Setia Budi, Jakarta Selatan, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, telah melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum dengan cara apapun memindahkan atau mentransfer
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik orang
lain yang tidak berhak.”
“….Pada tanggal 10 Mei 2018 sampai dengan 6 Maret 2021 atau pada waktu
yang tidak dapat ditentukan lagi secara pasti atau setidak-tidaknya pada waktu
antara bulan Mei 2018 sampai dengan Maret 2021 bertempat di Panik Bank yang
beralamat di Jl. Casablanca, Menteng Dalam, Kec. Tebet, Jakarta Selatan dan
di Manduduk Bank yang beralamat di Jl. H. R. Rasuna Said, Karet Kuningan,

th
The Energy Building, 17 Floor 5 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

Setia Budi, Jakarta Selatan, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, telah melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja
menempatkan, mentranfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
mengibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau seurat berharga atau perbuatan lain atas
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya.”

13. Bahwa berdasarkan fakta-fakta Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan bahwa sudah
seharusnya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang dalam memeriksa,
mengadili dan memutus perkara ini berdasarkan Pasal 84 ayat 1 KUHAP.

14. Bahwa pada prinsipnya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hanya berhak mengadili
perkara a quo jika kediaman sebagian besar saksi berada pada domisili kota Jakarta
Selatan, sebagaimana diatur dalam Pasal 84 ayat (2) KUHAP di bawah ini:

“Pengadilan Negeri yang di dalam daerah hukumnya terdakwa bertempat tinggal,


berdiam terakhir, di tempat ia diketemukan atau ditahan, hanya berwenang
mengadili perkara terdakwa tersebut, apabila tempat kediaman sebagian besar
saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat pengadilan negeri itu daripada
tempat kedudukan pengadilan negeri yang di dalam daerahnya tindak pidana itu
dilakukan”

15. Bahwa arti dari Pasal 84 ayat (2) KUHAP tersebut di atas menurut M.Yahya Harahap
dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut: Apabila terdakwa bertempat tinggal di
daerah hukum Pengadilan Negeri dimana sebagian besar saksi yang hendak
dipanggil bertempat tinggal di daerah hukum Pengadilan Negeri tersebut.

16. Namun demikian, dalam hal ini sebagian besar saksi bertempat tinggal pada domisili kota
Jakarta Barat, sebagaimana daftar identitas saksi di bawah ini

No. Nama Saksi Domisili


1. Clarissa Vinela Kota Jakarta Barat
2. Nesia Tiana Kota Jakarta Barat
3. Vinarcel Malam Kota Jakarta Barat
4. Abdul Jayanto Kota Jakarta Barat
5. Lestari Novianti Kota Jakarta Barat

th
The Energy Building, 17 Floor 6 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

17. Bahwa oleh sebab itu Pengadilan Negeri yang berwenang dalam memeriksa perkara ini
adalah Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

18. Berdasarkan dalil-dalil yang kami sampaikan di atas, kami mohon kepada Majelis Hakim
Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan Surat
Dakwaan Tidak Dapat Diterima karena Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak
berwenang dalam memeriksa, megadili dan memutus perkara a quo.

B. EKSEPSI SALAH PIHAK (ERROR IN PERSONA): SURAT DAKWAAN TIDAK CERMAT


DAN OLEH SEBAB ITU TIDAK DAPAT DITERIMA KARENA KELIRU DALAM
MENDAKWA ORANG

19. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Surat Dakwaan yang
disusun oleh Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kota Selatan tidak dapat diterima
karena salah dalam menetapkan Terdakwa. Seharusnya Doxin Sinar Jaya dan PT
Nasional Siber yang menjadi terdakwa dalam perkara a quo.

20. Bahwa Penuntut Umum pada Surat Dakwaan in casu (baik pada dakwaan kesatu
maupun kedua) mendasarkan seluruh rangkaian tindak pidana pada perbuatan yang
dilakukan oleh Doxin Sinar Jaya dan PT Nasional Siber.

21. Bahwa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan No. PDS-10/Jkt.Sel/04/2021 menetapkan
Terdakwa atas nama Sherlyn Lowrencha, namun demikian di dalam kepala Surat
Dakwaan kalimat sebagi berikut:

“Bahwa Terdakwa SHERLYN LOWRENCHA baik pribadi ataupun selaku


Direktur PT Nasional Siber masa jabatan 2016-2021”

22. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah maksud Penuntut Umum Terdakwa Sherlyn
Lowrencha sebagai pribadi atau sebagai direktur Perseroan bertindak untuk dan atas
nama PT Nasional Siber.

23. Bahwa berdasarkan Pasal 92 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas yang berhak mewakili Perseroan Terbatas adalah direktur,
yang diuraikan sebagai berikut:

th
The Energy Building, 17 Floor 7 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

“(1) Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan


dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
(2) Direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang
ditentukan dalam undang-undang ini dan/ atau anggaran dasar.”

24. Bahwa ketika Penuntut Umum menuliskan kata-kata “Ataupun selaku direktur PT
Nasional Siber” menjadikan dakwaan tersebut error in persona.

Mengenai Error In Persona dalam Dakwaan Kesatu (Tindak Pidana Informasi dan
Transaksi Elektronik)

25. Hal tersebut di atas dapat dibuktikan pada halaman 5 s/d 6 Surat Dakwaan yang pada
pokoknya menguraikan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Doxin Sinar Jaya dan
Anatazia Natalia sebagai berikut:

Halaman 5 Surat Dakwaan (Dakwaan Kesatu):

“Bahwa Saksi Doxin Sinar Jaya telah melakukan tindakan memasangkan Spyware
pada sistem program Panik Bank, agar Saksi Doxin Sinar Jaya dapat dengan mudah
mengakses seluruh data nasabah yang kemudian data tersebut dihubungkan
dengan sistem PT Nasional Siber.”

Halaman 6 Surat Dakwaan (Dakwaan Kesatu):

“Bahwa pada bulan September 2018 Saksi Doxin Sinar Jaya berhasil menduplikat
243.405 kartu kredit dan telah ia jual melalui dark web dengan harga $100 USD -
$150 USD.”

Halaman 6 Surat Dakwaan (Dakwaan Kesatu):

“Bahwa pada bulan November Saksi Doxin Sinar Jaya kembali berhasil menduplikat
130.450 kartu kredit dan kemudian ia jual pada dark web”

Halaman 7 Surat Dakwaan (Dakwaan Kesatu):


“Bahwa dalam waktu 3 (tiga) bulan, tepat pada bulan September 2018 saksi DOXIN
SINAR JAYA dan tim telah menduplikat sebanyak 243.405 (dua ratus empat puluh
tiga ribu empat ratus lima) nasabah dan saksi VINARCEL MALAM telah membobol
sebanyak 130.450 (seratus tiga puluh ribu empat ratus lima puluh) nasabah, serta

th
The Energy Building, 17 Floor 8 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

memperoleh sebanyak Rp.860.765.000.000 (delapan ratus enam puluh miliar tujuh


ratus enam puluh lima juta rupiah).”

26. Bahwa berdasarkan uraian Penuntut Umum di atas, maka jelas bahwa yang seharusnya
menjadi terdakwa dan dimintai pertanggungjawaban dalam perkara a quo adalah Doxin
Sinar Jaya dan Anatazia Natalia

27. Bahwa lebih lanjut, Penuntut Umum hanya sekedar mengkaitkan jabatan Terdakwa
dengan tindakan yang dilakukan oleh Doxin Sinar Jaya dan Anatazia Natalia, hal ini
hanya membuktikan bahwa Surat Dakwaan yang dibuat telah keliru dalam menetapkan
terdakwa.

Mengenai Error In Persona dalam Dakwaan Kedua (Tindak Pidana Pencucian Uang)

28. Bahwa selanjutnya, Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya (dakwaan kedua) sama
sekali tidak menguraikan tindakan dari Terdakwa dan lagi-lagi hanya sekedar
mengkaitkan tindakan yang dilakukan oleh orang lain (termasuk namun tidak terbatas
pada tindakan Doxin Sinar Jaya, Clarissa Vinella dan PT Nasional Siber), sebagaimana
kami kutip di bawah ini:

Halaman 11 Surat Dakwaan (Dakwaan Kedua):

“Bahwa dalam waktu 3 (tiga) bulan, tepat pada bulan September 2018 saksi DOXIN
SINAR JAYA dan tim telah menduplikat sebanyak 243.405 (dua ratus empat puluh
tiga ribu empat ratus lima) nasabah dan saksi VINARCEL MALAM telah membobol
sebanyak 130.450 (seratus tiga puluh ribu empat ratus lima puluh) nasabah, serta
memperoleh sebanyak Rp.860.765.000.000 (delapan ratus enam puluh miliar tujuh
ratus enam puluh lima juta rupiah).”
“Bahwa dana dari kejahatan penjualan Credit Card duplikat yang dilakukan oleh
Doxin Sinar Jaya adalah sebesar Rp.858.047.595.000 dan dana dari kejahatan
pembobolan internet banking yang dilakukan oleh Vinarcel Malam adalah sebesar
Rp.117.405.000. arus uang yang diperoleh dari penjualan Credit Card duplikat dan
pembobolan Internet Banking penjelasannya sebagai berikut:
a. Rp858.165.000.000 adalah total dana kejahatan dari Doxin Sinar Jaya dan
Vinarcel Malam.
b. Disetorkan dari nomor rekening atas nama Doxin Sinar Jaya ke nomor
rekening 51248967776 atas nama Clarissa Vinella sebesar
Rp836.596.406.000.

th
The Energy Building, 17 Floor 9 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

c. Disetorkan dari nomor rekening 17913540791 atas nama Vinarcel Malam


ke nomor rekening 51248967776 atas nama Clarissa Vinella sebesar
Rp105.664.500.
d. Komisi Saksi Doxin Sinar Jaya sebesar Rp21.451.189.875, yang
diberikan/ditransferkan melalui nomor rekening 7015466120 atas nama
Terdakwa ke nomor rekening 3121462911 atas nama Doxin Sinar Jaya”

29. Bahwa berdasarkan kutipan Surat Dakwaan di atas, jelas dan tegas bahwa yang
melakukan setiap dan seluruh rangkaian perbuatan yang didakwakan pada dakwaan
kedua adalah Doxin Sinar Jaya, Clarissa Vinella dan PT Nasional Siber.

30. Bahwa dalam perkara a quo seharusnya Penuntut Umum mendakwa Doxin Sinar Jaya,
Clarissa Vinella dan PT Nasional Siber karena Terdakwa sama sekali tidak pernah
melakukan perbuatan yang didakwakan tersebut.

31. Bahwa argumen kami di atas, sejalan dengan amanat Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang (“UU TPPU”) yang menyatakan:

Pasal 6 ayat (2) UU TPPU:

“2. Pidana dijatuhkan terhadap Korporasi apabila tindak pidana


Pencucian Uang:

a. dilakukan atau diperintahkan oleh Personil Pengendali Korporasi;


b. dilakukan dalam rangka pemenuhan maksud dan tujuan Korporasi;
c. dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaku atau pemberi
perintah; dan
d. dilakukan dengan maksud memberikan manfaat bagi
Korporasi.”

32. Lebih lanjut, Pasal 4 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata
Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana Oleh Korporasi (“Perma 13/2016”) secara
tegas telah mengkualifisir bahwa korporasi dapat dimintai pertanggungjawaban, sebagai
berikut:

Pasal 4 Perma 13/2016:

th
The Energy Building, 17 Floor 10 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

1. Korporasi dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana sesuai dengan


ketentuan pidana Korporasi dalam undang-undang yang mengatur tentang
Korporasi.

2. Dalam menjatuhkan pidana terhadap Korporasi, Hakim dapat menilai


kesalahan Korporasi sebagaimana ayat (1) antara lain:

a. Korporasi dapat memperoleh keuntungan atau manfaat dari tindak


pidana tersebut atau tindak pidana tersebut dilakukan untuk
kepentingan Korporasi;
b. Korporasi membiarkan terjadinya tindak pidana; atau
c. Korporasi tidak melakukan langkah-langkah yang diperlukan
untuk melakukan pencegahan, mencegah dampak yang lebih besar
dan memastikan kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku
guna menghindari terjadinya tindak pidana.”

33. Bahwa selain itu, terkait perbuatan Doxin Sinar Jaya dan Clarissa Vinella yang
merupakan staff senior mempertegas dalil di atas, dimana menurut ahli Prof. Eddy
Hiariej dalam bukunya “Asas Legalitas Dan Penemuan Hukum Dalam Hukum Pidana”
halaman 46 menyatakan bahwa

“… perusahaan dapat melakukan sejumlah tindak pidana secara langsung


melalui orang orang yang berhubungan erat dengan perusahaan dan dipandang
sebagai perusahaan itu sendiri. Tegasnya, perbuatan atau kesalahan senior
officer diidentifikasi sebagai perbuatan atau kesalahan korporasi.”

34. Bahwa dalam hal ini, Doxin Sinar Jaya dan Clarissa Vinella merupakan pegawai PT
Nasional Siber dengan tingkat jabatan/pangkat yaitu Doxin Sinar Jaya sebagai karyawan
dan Clarissa Vinella sebagai direktur keuangan dari PT Nasional Siber yang dapat
dikategorikan sebagai senior officer berdasarkan Peraturan Perusahaan PT Nasional
Siber. Oleh sebab itu, tindakan pidana yang dilakukan secara prima facie dapat
dikategorikan sebagai tindakan dan/atau kesalahan korporasi.

35. Bahwa Penuntut Umum secara tegas telah mengakui bahwa PT Nasional Siber
menerima keuntungan berupa saldo laba ditahan (retained earning) selama periode tutup
buku tahunan tanggal-tanggal 31 April 2019 s/d 31 April 2021 senilai kurang lebih
Rp500.000.000.000 yang berasal dari tindak pidana yang dituduhkan dan akan kami
kutip sekali lagi untuk menegaskan pengakuan Penuntut Umum tersebut.

th
The Energy Building, 17 Floor 11 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

Halaman 12 Surat Dakwaan (Dakwaan Kedua):

“Pendapatan perusahaan sebesar Rp500.000.000.000., yang digunakan untuk


membeli aset perusahaan sebesar Rp5.000.000.000,- pembelian tanah
sebanyak 15m2, 10 unit Apartemen City Park di Jakarta Barat.”

36. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, sudah seharusnya PT Nasional Siber lah
dijadikan terdakwa dalam perkara a quo.

37. Namun demikian, alih-alih menjadikan PT Nasional Siber sebagai terdakwa, Penuntut
Umum justru mendakwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha yang semata-mata merupakan
korban dari sangkaan (prejudice) dan tuduhan yang dilakukan oleh pekerja/personil PT
Nasional Siber. Hal ini menyebabkan dakwaan telah salah dalam menempatkan posisi
Terdakwa dan sebagai konsekuensinya, maka Surat Dakwaan harus dinyatakan tidak
dapat diterima.

38. Bahwa lebih lanjut, seluruh dalil kami mengenai Error In Persona yang telah kami uraikan
tersebut, sejalan dengan putusan dan yurisprudensi berikut ini:

Putusan Nomor 755/Pid.B/LH/2019/PN Blb halaman 39:

“Menimbang, bahwa oleh karena dalam perkara a quo, penasihat hukum


terdakwa telah mengajukan eksepsi atau keberatan atas dakwaan Penuntut
Umum yang berkaitan dengan syarat formil surat dakwaan yang pada pokoknya
menyatakan bahwa oleh karena syarat formil sebagaiamana diatur dalam Pasal
143 ayat 2 huruf a KUHAP tidak terpenuhi, maka demi keadilan dakwaan tersebut
harus dinyatakan telah terjadi error in persona sehingga mengakibatkan
konsekwensi hukum surat dakwaan harus batal demi hukum”

39. Berdasarkan dalil-dalil yang kami sampaikan di atas, kami mohon kepada Majelis Hakim
Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan Surat
Dakwaan Tidak Dapat Diterima karena dakwaan keliru dalam menentukan Terdakwa
yang bukan merupakan orang yang melakukan tindak pidana pada perkara a quo, dan
hanya merupakan korban serta terseret dalam rangkaian perbuatan yang dilakukan oleh
orang lain.

th
The Energy Building, 17 Floor 12 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

C. EKSEPSI OBSCUUR LIBEL: SURAT DAKWAAN HARUS DINYATAKAN BATAL


KARENA TIDAK JELAS (OBSCUUR) DALAM MENGURAIKAN BENTUK
PENYERTAAN TERDAKWA SHERYN LOWRENCHA

40. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Surat Dakwaan batal
demi hukum karena Surat Dakwaan tidak menguraikan secara jelas bentuk pernyertaan
Terdakwaan Sherlyn Lowrencha.

41. Hal tersebut diatas dapat dibuktikan pada halaman 2 dan 13 Surat Dakwaan yang pada
pokoknya mendakwa Sherlyn Lowrencha dengan Pasal Penyertaan.

Halaman 2 dan 13 Surat Dakwaan:

"Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 51


ayat (2) jo. Pasal 36 jo. Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP."

“Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3


Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.”

42. Namun, setelah dibaca dan teliti lebih jauh, Penuntut Umum tidak pernah menjelaskan
secara, cermat, jelas dan lengkap posisi sesunggguhnya dari bentuk “penyertaan”
Terdakwa Sherlyn Lowrencha dalam Surat Dakwaannya.

43. Bahwa berdasarkan uraian Penuntut Umum pada Surat Dakwaan tidak pernah
menguraikan diantara tiga bentuk pernyertaan yang didakwakan kepada Sherlyn
Lowrencha

Halaman 2 dan 8 Surat Dakwaan:

“Bahwa Terdakwa SHERLYN LOWRENCHA baik bertindak secara sendiri-


sendiri atau bersama-sama dengan DOXIN SINAR JAYA selaku Database
Administrator Panik Bank, ANATAZIA NATALIA selaku Wakil Kepala Staff
Administrator Panik Bank, VINARCEL MALAM selaku Network Administrator
Manduduk Bank, dan NESIA TIANA selaku Account Officer Manduduk Bank.
telah melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan perbuatan
dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apapun

th
The Energy Building, 17 Floor 13 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

memindahkan atau mentransfer informasi elektronik dan/atau dokumen


elektronik kepada sistem elektronik orang lain yang tidak berhak dan melakukan
perbuatan dengan sengaja menempatkan, mentranfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, mengibahkan, menitipkan, membawa keluar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau seurat berharga
atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana ”

44. Bahwa bentuk kata-kata “secara bersama-sama” sebagaimana kutipan diatas, jelas tidak
sesuai dengan Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHAP yang menyatakan 3 (tiga) bentuk
penyertaan:

Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHAP:

(1) “Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:

1. “mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut


serta melakukan perbuatan;”

45. Bahwa kutipan Surat Dakwaan tersebut di atas menunjukkan bahwa Penuntut Umum
secara tidak jelas telah mengaburkan bentuk dugaan penyertaan Terdakwa. Apakah
yang dimaksud Penuntut Umum Terdakwa merupakan pelaku? Atau Terdakwa telah
menyuruh melakukan? Atau Terdakwa telah turut serta melakukan?

46. Bahwa dalam prinsip hukum pidana, Penuntut Umum sepatutnya mengetahui bahwa
pembentukan undang undang membedakan secara tegas bentuk dari:

a. Melakukan (pleger);
b. Menyuruh melakukan (doenpleger);
c. Turut serta melakukan (medepleger).

47. Ketiga bentuk penyertaan pada pasal 55 ayat (1) ke 1 tersebut merupakan bentuk
tersendiri sebagaimana dikemukakan oleh Moeljatno yang sependapat dengan Pompe
dalam pidato “Perbuatan Pidana Dan Pertanggungan Jawab Dalam Hukum Pidana” pada
Dies Natalis ke VI Universitas Gadjah Mada di Sitinghil Yogyakarta tahun 1955.

th
The Energy Building, 17 Floor 14 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

48. Bahwa sebagai penegak hukum kita tidak dapat menafsirkan bahwa sekalipun Moeljatno
merupakan mantan Jaksa Penuntut Umum, namun pernyataan di atas secara tegas
merupakan bentuk ideal dari implementasi deelneming sebagaimana diatur dalam Pasal
55 ayat (1) ke 1 KUHP.

49. Bahwa pendapat tersebut di atas diperkuat oleh Prof. Barda Nawawi Arief dalam
bukunya “Kapita Selekta Hukum Pidana” halaman 94 yang menyatakan bahwa
pemisahan bentuk penyertaan tersebut dilakukan untuk menghindari ajaran penyertaan
yang bersifat ekstrim.

50. Lebih lanjut, uraian Surat Dakwaan mengenai penyertaan tersebut telah keliru dengan
amanat pasal 143 ayat (2) KUHAP yang menyatakan Surat Dakwaan dijelaskan secara
cermat, jelas, dan lengkap, sebagai berikut:

Pasal 143 ayat (2) KUHAP:

2. “Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan


ditandatangani serta berisi:

a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan
tempat tindak pidana itu dilakukan.”

51. Bahwa selain itu, sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 47.K/Kr/1956
tanggal 25 Maret dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 492 K/Kr 1981 yang
menjelaskan surat dakwaan harus disusun dengan cermat, jelas dan lengkap.

"Surat Dakwaan memegang peranan penting dan dijadikan dasar bagi hakim
dalam pemeriksaan perkara pidana di pengadilan. Fungsi Surat Dakwaan dalam
sidang pengadilan merupakan landasan dan titik tolak pemeriksaan Terdakwa.
Berdasarkan rumusan Surat Dakwaan tersebutlah kesalahan terdakwa dapat
dibuktikan. Pemeriksaan sidang tidak boleh menyimpang dari apa yang
dirumuskan dalam Surat Dakwaan. Itulah sebabnya undang-undang
mewajibkan Penuntut Umum dalam menyusun Surat Dakwaan harus
cermat, jelas dan tidak boleh kabur."

th
The Energy Building, 17 Floor 15 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

52. Bahwa lebih lanjut, seluruh dalil yang sudah kami uraikan meminta Penuntut Umum wajib
untuk menentukan peran masing-masing pembuat tindak pidana dalam peristiwa hukum
tertentu dan kegagalan untuk menentukan peran tersebut mengakibatkan Surat
Dakwaan a quo batal demi hukum.

53. Berdasarkan dalil-dalil yang kami sampaikan diatas, kami mohon kepada Majelis Hakim
Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakn Surat
Dakwaan Batal Demi Hukum kerena dakwaan tidak menjelaskan secara jelas bentuk
penyertaan yang didakwakan kepada Sherlyn Lowrencha

D. EKSEPSI PREMATUR: SURAT DAKWAAN HARUS DINYATAKAN BATAL KARENA


TIDAK LENGKAP DALAM MENGURAIKAN TAHAPAN PENCUCIAN UANG DAN TIDAK
CERMAT DALAM MENETUKAN NOMINAL HASIL TINDAK PIDANA (PREMATURE)

54. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Surat Dakwaan yang
disusun oleh Penuntut Umum pada Kejaksaan Kota Jakarta Selatan harus dinyatakan
batal karena Surat Dakwan yang dibuat tidak cermat dan tidak lengkap karena terlalu
tergesa-gesa dalam menerbitkan Surat Dakwaan terkait tidak diuraikannya tahapan
dugaan Tidak Pidana Pencucian Uang yang didakwakan dan ketidakakuratan dalam
penentuan nominal dugaan hasil tindak pidana pada Surat dakwaan.

Mengenai Belum Terbuktinya Tindak Pidana Asal

55. Bahwa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya, tidak dapat membuktikan telah terjadi
tindak pidana asal sebagai bentuk permulaan dari adanya tindak pidana pencucian uang
sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Kedua.

56. Bahwa dalam tindak pidana pencucian uang, dikenal suatu prinsip bahwa tidak ada
pencucian uang jika tidak ada kejahatan asalnya.

57. Bahwa menurut Dr. Yenti Gernasih, S.H., M.H., dalam bukunya “Penegakkan Hukum Anti
Pencucian Uang” halaman 10, harus terdapat dan harus dibuktikan suatu tindak pidana
asal (sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UU TPPU) untuk membuktikan adanya
Tindak Pidana Pencucian Uang, sebagaimana kami kutip dibawah ini;

“… baru ada tindak pidana pencucian uang kalau telah terjadi kejahatan asal,
karena yang namanya perbuatan pencucian uang adalah menikmati atau

th
The Energy Building, 17 Floor 16 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

menggunakan hasil kejahatan. Sehingga kejahatan asal harus ada dan harus
dibuktikan terlebih dahulu.”

58. Bahwa hal tersebut diatas dipertegas dengan adanya Putusan Pengadilan Negeri
Baubau Nomor 363/Pid.b/2014/PN.Bau yang dalam putusannya membebaskan Muh.
Ishaq Latief dan I Nyoman Gede Artha Bin Djindjin atas Tindak Pidana Perbankan.
Namun muncul satu nama R.J Soehandoyo yang dituntut hanya atas Tindap Pidana
Pencucian Uang yang tindak pidana asalnya telah diputus bebas yaitu Tindak Pidana
Perbankan.

59. Bahwa ketergesa-gesaan dalam memproses perkara seperti ini akan menimbulkan
ketidakpastian hukum. Sehingga jelas bahwa Predicate Crime dari tuduhan Tindak
Pidana Pencucian Uang yang dituduhkan kepada seseorang jelas tidak terbukti,
sehingga demikian juga konsekuensi hukumnya bahwa Tindak Pidana Pencucian Uang
yang dituduhkan kepada seseorang jelas bukan merupakan tindak pidana.

60. Bahwa selain itu, Penuntut Umum juga tidak dapat menjelaskan secara jelas tahapan
placement, layering, integration yang harus dipenuhi dalam Tindak Pidana Pencucian
Uang. Oleh karenanya, kami dapat berpendapat bahwa Penuntut Umum terlalu tergesa-
gesa dalam menentukan kualifikasi perbuatan terdakwa.

Mengenai Tidak Diuraikannya Tahapan Pencucian Uang pada Dakwaan Kedua

61. Bahwa Penuntut Umum telah mendakwa Terdakwa Sherlyn Lowrencha dengan Pasal 3
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (“UU
TPPU”) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHAP

62. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, secara prinsip UU TPPU telah
menjelaskan secara idiil, bahwa konstruksi terjadinya tindak pidana pencucian uang
didasarkan pada 3 (tiga) tahapan utama menurut Dr. Yenti Gernasih, S.H., M.H., yaitu:

Upaya menempatkan dana yang dihasilkan dari suatu aktivitas


Placement kejahatan melalui sistem keuangan. Dalam hal ini terdapat
(penempatan) pergerakan fisik uang tunai dari luar system keuangan masuk ke
dalam sistem keuangan.

th
The Energy Building, 17 Floor 17 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

Upaya untuk memisahkan atau lebih menjauhkan hasil kejahatan


Layering dari sumbernya atau menciptakan serangkaian transaksi yang
(pelapisan) kompleks untuk menyamarkan/mengelabui sumber dana “haram”
tersebut.

Upaya untuk menetapkan suatu landasan sebagai suatu “legitimate


explanation” bagi hasil kejahatan. Di sini uang yang telah dicuri
melalui placement maupun layering dialihkan dalam kegiatan-
Integration
kegiatan resmi sehingga tampak tidak berhubungan sama sekali
(integrasi)
dengan aktifitas kejahatan sebelumnya yang sumber dari uang yang
dicuci. Pada tahap ini uang yang telah dicuci dimasukkan kembali ke
dalam sirkulasi dengan bentuk tertentu sesuai aturan hukum.

63. Bahwa menurut Dr. Yenti Gernasih, S.H., M.H., dalam bukunya “Penegakkan Hukum Anti
Pencucian Uang” halaman 36, ketiga tahapan tersebut di atas pada dasarnya dilakukan
untuk menciptakan diasosiasi antara uang atau harta hasil tindak pidana asal dan
kekayaan di pelaku.

64. Bahwa lebih lanjut, Penuntut Umum tidak dapat menguraikan tahapan-tahapan mana
yang dilakukan dalam rangkaian perbuatan Terdakwa yang dituduhkan terkait usahanya
mengdisasosiasi hasil tindak pidana asal dengan kekayaan Terdakwa sendiri. Hal ini
semata-mata disebabkan karena Penuntut Umum memang tidak dapat secara tepat
mengindentifikasi dugaan tahapan Tindak Pidana Pencucian Uang yang dilakukan oleh
Terdakwa.

65. Padahal, dalam penanganan suatu tindak pidana, Surat Dakwaan diibaratkan sebagai
“mahkota” daripada seorang Penuntut Umum sehingga pembuatan dan penyusunannya
harus ekstra hati-hati, hal ini ditegaskan oleh Ramelan (mantan Jaksa Agung Muda
Tindak Pidana Khusus) dalam bukunya “Hukum Acara Pidana (Teori Dan Implementasi)”
halaman 162 yang menyebutkan bahwa:

“Dengan memperhatikan ketentuan undang-undang mengenai syarat-syarat


surat dakwaan maupun pengalaman praktek, dapat dikatakan bahwa surat
dakwaan adalah suatu surat atau akte (dalam bahasa Belanda disebut
“acte van verwizing”) yang memuat uraian perbuatan atau fakta-fakta
yang terjadi, uraian mana akan menggambarkan atau, menjelaskan unsur-
unsur yuridis dari pasal-pasal tindak pidana (delik) yang dilanggar.”

th
The Energy Building, 17 Floor 18 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

66. Bahwa secara tegas Pasal 143 ayat (3) KUHAP mengatur konsekuensi suatu Surat
Dakwaan yang tidak dibuat secara jelas dan lengkap sebagaimana di bawah ini:

1. Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan


ditandatangani serta berisi:

a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.

2. Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum;”

67. Bahwa hal tersebut di atas dipertegas dalam Pendoman Pembuatan Surat Dakwaan
terbitan Kejaksaan Agung Republik Indonesia Tahun 1985 halaman 16, yang
menyatakan sebagai berikut:

“Lengkap adalah bahwa Surat Dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur


yang ditentukan undang-undang secara lengkap, jangan sampai terjadi ada
unsur delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan
perbuatan materilnya secara tegas dalam Dakwaan, sehingga berakibat
perbuatan itu bukan tindak pidana menurut undang-undang”

68. Bahwa lebih lanjut, Yahya Harahap dalam bukunya “Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan” halaman 449, menyatakan bahwa
Pasal 143 ayat (3) KUHAP secara tegas mengancam surat dakwaan yang tidak lengkap
memuat syarat materil dakwaan, mengakibatkan surat dakwaan menjadi batal demi
hukum.

69. Bahwa dengan tidak diuraikannya tahapan tindak pidana pencucian uang yang
didakwakan, mengakibatkan tidak jelas, lengkap dan cermatnya tuduhan dari rangkaian
perbuatan Terdakwa. sehingga sebagai konsekuensinya menjadikan Surat Dakwaan
batal demi hukum.

Mengenai Nominal Dugaan Hasil Tindak Pidana Pada Surat Dakwaan

th
The Energy Building, 17 Floor 19 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

70. Bahwa Penuntut Umum baik pada Dakwaan kesatu maupun kedua tidak cermat serta
tidak lengkap dalam menguraikan nominal dugaan hasil dugaan tindak pidana pencucian
uang pada Surat Dakwaan.

71. Hal tersebut di atas dapat ditinjau pada halaman 7 s/d 11 Surat Dakwaan yang pada
pokoknya kurang cermat dan lengkap dalam menguraikan nominal hasil tindak pidana
sebagai mana kami kutip berikut ini:

Halaman 7 Surat Dakwaan (Dakwaan Kesatu):

“Bahwa saksi ANATAZIA NATALIA berhasil menggelapkan dana nasabah sebesar


Rp1.200.000.000 (satu miliar dua ratus juta rupiah) dan Saksi NESIA TIANA berhasil
menggelapkan dana nasabah sebesar Rp1.500.000.000.”
“Bahwa dalam waktu 3 (tiga) bulan, tepat pada bulan September 2018 saksi DOXIN
SINAR JAYA dan tim telah menduplikat sebanyak 243.405 (dua ratus empat puluh
tiga ribu empat ratus lima) nasabah dan saksi VINARCEL MALAM telah membobol
sebanyak 130.450 (seratus tiga puluh ribu empat ratus lima puluh) nasabah, serta
memperoleh sebanyak Rp.860.765.000.000 (delapan ratus enam puluh miliar tujuh
ratus enam puluh lima juta rupiah).”

Halaman 10 dan 11 Surat Dakwaan (Dakwaan Kedua):

“Bahwa saksi ANATAZIA NATALIA berhasil menggelapkan dana nasabah sebesar


Rp1.500.000.000 (satu milliar lima ratus juta) dan Saksi NESIA TIANA berhasil
menggelapkan dana nasabah sebesar Rp1.200.000.000 (satu milliar dua ratus juta
rupiah)….”
“Bahwa dana dari kejahatan penjualan Credit Card duplikat yang dilakukan oleh
Doxin Sinar Jaya adalah sebesar Rp.857.947.595.000 dan dana dari kejahatan
pembobolan internet banking yang dilakukan oleh Vinarcel Malam adalah sebesar
Rp.117.405.000. arus uang yang diperoleh dari penjualan Credit Card duplikat dan
pembobolan Internet Banking….”

Bahwa dalam kutipan Surat Dakwaan yang diuraikan di atas, maka timbul pertanyaan
bagaimana bisa Penuntut Umum mampu menerangkan secara jelas perihal nominal atau
jumlah kerugian yang dialami oleh Panik Bank terkait dugaan tindak pidana yang
dilakukan oleh Terdakwa? sementara Penuntut Umum tidak menjelaskan siapa yang
berwenang atau dasar pemeriksaan dalam menentukan nominal dugaan hasil kekayaan
tidak sah dari tindak pidana yang didakwakan baik dalam Dakwaan Kesatu maupun
Kedua.

th
The Energy Building, 17 Floor 20 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

72. Bahwa dengan merujuk pada Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Audit Kepatuhan,
Audit Khusus dan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit, PPATK hanya dapat
melakukan audit pada 2 (dua) jenis audit saja, yaitu:

a. Audit Kepatuhan (Compliance); dan


b. Audit Khusus.

73. Kedua bentuk uji tuntas (audit) di atas, hanya merupakan bentuk penilaian PPATK
terhadap tingkat, indikator atau parameter tertentu untuk menguji kepatuhan, profil risiko,
dll sebagaimana diterapkan dan dilaksanakan oleh suatu perusahaan.

74. Tidak ada suatu kewenangan pun yang diberikan baik secara atributif, delegasi
maupun mandat yang diembankan kepada PPATK untuk menentukan nominal
yang dapat diakui kebenarannya dalam menentukan dugaan hasil tindak pidana
asal dalam perkara a quo.

75. Bahwa lebih lanjut, bagaimana bisa Penuntut Umum mampu membedakan uang dari
hasil tindak kejahatan dan uang sah hasil dari kegiatan usaha PT Nasional Siber sendiri
yang sama sekali tidak dijelaskan dalam Surat Dakwaan.

76. Bahwa argumen kami di atas, telah sejalan, dipertegas dan diperkuat dengan ketentuan
Bagian IV Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: Se-004/J.A/11/1993
tentang Pembuatan Surat Dakwaan yang menyatakan bahwa:

“Sesuai ketentuan Pasal 143 (2) huruf b KUHAP, syarat materiil meliputi:

a. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai Tindak Pidana yang
didakwakan;

b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai waktu dan tempat
Tindak Pidana itu dilakukan.

Uraian secara cermat, berarti menuntut ketelitian Jaksa Penuntut


Umum dalam mempersiapkan Surat Dakwaan yang akan diterapkan
bagi terdakwa. Dengan menempatkan kata "cermat" paling depan dari
rumusan pasal 143 (2) huruf b KUHAP, pembuat Undang-Undang

th
The Energy Building, 17 Floor 21 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

menghendaki agar Jaksa Penuntut Umum dalam membuat Surat


Dakwaan selalu bersikap korek dan teliti.

Uraian secara jelas, berarti uraian kejadian atau fakta kejadian yang
jelas dalam Surat Dakwaan, sehingga terdakwa dengan mudah
memahami apa yang didakwakan terhadap dirinya dan dapat
mempersiapkan pembelaan dengan sebaik-baiknya.

Uraian secara lengkap, berarti Surat Dakwaan itu memuat semua unsur
(elemen) Tindak Pidana yang didakwakan. Unsur-unsur tersebut harus
terlukis didalam uraian fakta kejadian yang dituangkan dalam Surat
Dakwaan.”

77. Bahwa lebih lanjut, apabila Surat Dakwaan sudah tidak sesuai dengan Pasal 143 ayat
(2) huruf b KUHAP, maka konsekuensinya adalah Surat Dakwaan tersebut batal demi
hukum sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 143 ayat (3) KUHAP:

“Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam


ayat (2) huruf b batal demi hukum.”

78. Bahwa selanjutnya, dalam hukum acara pidana, dipegang teguh suatu asas yang bersifat
universal yaitu:

"In Criminalibus, Probantiones Bedent Esse Luce Clariores“

79. Asas di atas memiliki makna bahwa dalam perkara pidana, bukti-bukti harus lebih
terang daripada cahaya.

80. Namun demikian, secara berlawanan dengan asas yang berlaku dan dipegang teguh
oleh penegak hukum di Indonesia, Penuntut Umum justru mendalilkan nominal
dugaan hasil tindak pidana terhadap Terdakwa dengan mendasarkannya pada
bukti-bukti yang tidak jelas asal muasalnya dan hanya sekedar berprasangka.

81. Berdasarkan dalil-dalil yang kami sampaikan di atas, kami mohon kepada Majelis Hakim
Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan Surat
Dakwaan Batal Demi Hukum karena dakwaan tidak cermat, lengkap dan Penuntut
Umum terkesan tergesa-gesa dalam mengeluarkan Surat Dakwaan, atau dengan kata
lain Surat Dakwaan dikatakan Prematur.

th
The Energy Building, 17 Floor 22 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

IV. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN

82. Perlu kami sampaikan pada bagian penutup ini, bahwa setiap dan seluruh keberatan
kami hanyalah tentang formalitas Surat Dakwaan dengan tunduk pada ketentuan hukum
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

83. Segala uraian kami di atas semata-mata diajukan dalam rangka menguji kecermatan,
kejelasan, dan kelengkapan Surat Dakwaan dan sama sekali tidak membahas pokok
perkara.

84. Namun demikian, berdasarkan pengamatan kami, bila Penuntut Umum kesulitan
menanggapi eksepsi yang kami ajukan maka dengan mudah dan dengan bahasa yang
standar Penuntut Umum berdalih dengan mengatakan bahwa eksepsi kami telah
memasuki pokok perkara. Sehingga, mohon dengan hormat kepada Penuntut Umum
untuk tidak menghindar dari kewajiban untuk menanggapi dengan jawaban klasik
seperti “Keberatan Tim Penasihat Hukum telah memasuki pokok perkara”.

85. Lebih lanjut, berikut adalah kesimpulan poin-poin eksepsi kami di atas:

Eksepsi Kompetensi : Dakwaan sepatutnya tidak dapat diterima karena


Relatif Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang
secara relatif untuk memeriksa, mengadili dan memutus
perkara a quo (exception onbevoegheid van de rechter).
Eksepsi salah pihak : Surat Dakwaan tidak cermat karena keliru dalam
(error in persona) mendakwa orang dan oleh sebab itu tidak dapat
diterima.
Eksepsi Obscuur Libel : Surat Dakwaan harus dinyatakan batal karena tidak
jelas (obscuur) dalam menguraikan bentuk penyertaan
Terdakwa Sheryn Lowrencha.
Eksepsi Prematur : Surat Dakwaan harus dinyatakan batal karena tidak
lengkap dalam menguraikan tahapan pencucian uang
dan tidak cermat dalam menetukan nominal hasil tindak
pidana (premature).

86. Dengan demikian, kami selaku tim penasihat hukum Terdakwa, dengan tunduk pada dan
berdasarkan Pasal 143 ayat (2) KUHAP, memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim
untuk memutuskan:

th
The Energy Building, 17 Floor 23 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

a. Menerima seluruh keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa;


b. Menyatakan surat dakwaan No. Reg. Perk.: PDS-10/Jkt.Sel/04/2021, atas nama
terdakwa Sheryn Lowrencha, batal demi hukum atau tidak dapat diterima.
c. Memerintahkan kepada Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Selatan untuk
menghentikan pemeriksaan perkara nomor: PDS-10/Jkt.Sel/04/2021, atas nama
terdakwa Sheryn Lowrencha;
d. Memerintahkan kepada Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Selatan untuk
membebaskan Terdakwa dari tahanan;
e. Memulihkan nama baik Terdakwa dalam hal kedudukan serta martabatnya;
f. Membebankan biaya perkara kepada negara.

Atau

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, kami memohon diberikan putusan yang seadil-
adilnya demi tegaknya hukum dan keadilan (ex aequo et bono) dan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa.

Demikian keberatan ini kami sampaikan dengan sebenar-benarnya dan dengan penuh
iktikad baik untuk kepentingan Terdakwa.

Jakarta, 16 April 2021


Hormat Kami,

PENASIHAT HUKUM TERDAKWA

_____________________________
ZAYYAN SYAFIQAH, S.H., LL.M., FCBArb.

_____________________________
CALVINO VIGOPANG, S.H., M.H.

th
The Energy Building, 17 Floor 24 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com
precise | personalised

_____________________________
NADYA FRISCA, S.H. M.H.

_____________________________
OCARINA FAE, S.H.

th
The Energy Building, 17 Floor 25 / 25
SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12940
p. +62 21 5292 0099
e. Calvino.partners@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai