Anda di halaman 1dari 27

Contoh KESIMPULAN dalam Perkara Perdata Perbuatan Melawan Hukum

Juni 03, 2017

KESIMPULAN
Dalam Perkara Perdata No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL
Pengadilan Negeri Majalengka

Antara

1. M U H I D I N------------------------- TERGUGAT
2. C A R D A-------------------- TURUT TERGUGAT

Melawan

S A J I dhi. AHLI WARIS----------------PENGGUGAT

Jakarta, 29 Mei 2017

Kepada Yang Terhormat :


Majelis Hakim Pemeriksa dan Pemutus Perkara Perdata
No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL, Pada Pengadilan Negeri Majalengka
Di
Majalengka

Dengan hormat,

Perkenankan yang bertanda tangan di bawah ini, FUAD ABDULLAH, SH.,


M.Si advokat pada Law Office “FUAD ABDULLAH AND ASSOCIATES”
beralamat di Jl. Kelapa Tinggi No.03 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta
Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 08 Pebruari 2017 dan
tanggal 09 Pebruari 2017 yang telah didaftarkan pada Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Majalengka dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
serta mewakili kepentingan hukum MUHIDIN sebagai PIHAK TERGUGAT dan
CARDA sebagai PIHAK TURUT TERGUGAT, dengan ini berkehendak
menyampaikan KESIMPULAN dalam perkara perdata Nomor.
20/PDT.G/2016/PN.MJL. Selanjutnya guna mempermudah penyajian serta
sesuai dengan fungsi Kesimpulan dalam penyelesaian perkara, maka
sistematikannya kami susun sebagai berikut:
I. TENTANG JAWABAN ATAS GUGATAN

DALAM EKSEPSI :

Gugatan Error In Persona dan Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium)

Bahwa apabila kita cermati sebagaimana dalam Gugatan Penggugat pada


halaman 1 ditulis “Dengan ini Penggugat bermaksud mengajukan
“GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM”, melawan OMO (alm); dalam
hal ini diwakili oleh ahli warisnya yaitu MUHIDIN;.........sebagai
Tergugat” dan CARDA sebagai Turut Tergugat’. Apabila berpedoman pada
frasa materi gugatan sebagaimana dimaksud diatas, maka Gugatan ini hanya
ditujukan kepada OMO alias Omo Mansur Bin KAJIM yang telah meninggal.
Untuk selanjutnya oleh PENGGUGAT secara sepihak ditunjuk untuk
diwakilkan hanya kepada Ahli Warisnya yang bernama MUHIDIN dan hal itu
jelas sekali secara tersurat disebut dalam gugatannya.

Digugatnya seseorang yang bernama nama OMO alias Omo Mansur yang
jelas-jelas telah meninggal dunia sebagaimana bukti T. dijadikan Pihak
TERGUGAT dalam perkara a quo kendatipun dicantumkan nama seorang Ahli
Warisnya yakni MUHIDIN, tentunya gugatan ini menjadi rancu dan tidak
berdasar serta beralasan hukum, mengingat seseorang yang telah meninggal
sudah tidak bisa menjadi subyek hukum. Dengan demikian semestinya
apabila PENGGUGAT berkehendak menjadikan Tergugat sebagai PIHAK sudah
seharusnya berdasarkan hukum langsung menyebutkan MUHIDIN beserta
SEGENAP AHLI WARIS dari bapak OMO sebagai PIHAK tanpa menjadikan
OMO sebagai PIHAK yang utama;

Mengenai segenap ahli waris OMO alias Omo Mansur perlu ditegaskan oleh
TERGUGAT bahwa OMO alias Omo Mansur secara lengkap mempunyai anak
berjumlah 5 (lima) orang yaitu MUHIDIN bin OMO, Siti Mardinah binti
OMO, Muhammad Soleh bin OMO, Agus Gunawan bin OMO dan Anwar
Sanusi bin OMO. Dengan demikian ahli waris OMO bukan hanya seorang
yang bernama MUHIDIN, namun OMO alias Omo Mansur. Dengan demikian
bahwa Isteri OMO dan kelima anak dari OMO termasuk MUHIDIN tentunya
mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan MUHIDIN yakni sama-
sama sebagai subyek hukum dalam perkara a quo yang harus dijadikan
PIHAK;

Hal tersebut sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung:


1) Putusan MA-RI No.2438.K/Sip/1980 yang menyatakan: “Gugatan harus
dinyatakan tidak dapat diterima, karena tidak semua ahli waris turut
sebagai pihak (Tergugat) dalam perkara;”;
2) Putusan MA-RI No.437.K/Sip/1973, tanggal 9 Desember 1975 yang
menyatakan : “Karena tanah-tanah sengketa sesungguhnya tidak hanya
dikuasai oleh Tergugat I Pembanding sendiri tetapi bersama-sama dengan
saudara kandungnya, seharusnya gugatan ditujukan terhadap Tergugat I
Pembanding bersaudara, bukan hanya terhadap Tergugat I Pembanding sendiri,
sehingga oleh karena itu gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima”;

Penarikan MUHIDIN yang hanya dijadikan satu-satunya PIHAK TERGUGAT


dari Ahli Waris OMO alias Omo Mansur secara hukum adalah Kurang Pihak
dan Error in Persona. Dengan demikian maka Gugatan Penggugat a quo tidak
memenuhi syarat, sehingga seharusnyalah gugatan Penggugat dinyatakan
TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet Onvankelijk verklaand);

GUGATAN PENGGUGAT TELAH MELAMPAUI WAKTU ALIAS DALUARSA.

Bahwa terhadap Obyek tanah yang disengketakan oleh Penggugat merupakan


obyek berdasarkan riwayat atau asal usulnya telah dikuasai secara turun
temurun oleh Pewaris Tergugat sejak tahun 1947-an dimana KAJIM yang juga
kakek TERGUGAT telah mendapatkan tanah a quo yang diberikan hak
menguasai dan menikmati tanah pada persil 21 dan 22 seluas lebih kurang
6712 M2 atau seluas 479.42867 Bata sampai dengan dikelola langsung oleh
OMO diteruskan oleh seluruh Ahli Warisnya tanpa putus dengan garis pewaris
pertama yakni KAJIM bin Sumantadama dengan jalan CACAH atau sebagai
subyek KAJIM adalah PENCACAH dengan status tanah a quo pada saat tahun
tersebut adalah TANAH KACACAHAN. Tanah a quo kemudian dinikmati oleh
KAJIM dengan membayar IPEDA (Iuran Pembangunan Daerah) hingga KAJIM
meninggal dunia tahun 1966 yang kemudian diteruskan penguasaan hak atas
tanah tersebut oleh OMO bin KAJIM yang pada mas penguasaan hak oleh
OMO ini telah berlaku ketentuan hukum reunifikasi tentang tanah secara
nasional yakni Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok Agraria dalam penguasaan tanah a quo;

Bahwa terang benderang penguasaan obyek tanah a quo oleh Pewaris Pertama
hingga oleh TERGUGAT adalah tak terputus selama lebih dari 50 tahun tidak
dapat diganggu gugat. Hal tersebut didasarkan Pasal 1967 KUHPerdata
menyatakan : “Semua tuntutan hukum, baik yang bersifat kebendaan maupun
yang bersifat perorangan, hapus karena lewat waktu dengan lewatnya
waktu tiga puluh tahun, sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat
waktu itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat
diajukan suatu tangkisan yang didasarkan pada itikad buruk.”;

GUGATAN PENGGUGAT SALAH ALAMAT

Dalam gugatannya sebagaimana dalam Perkara Perdata nomor.


20/PDT.G/2016/PN.MJL pada tanggal 02 Desember 2016, perihal Perbuatan
Melawan Hukum (PMH) PENGGUGAT telah menarik dalam perkara a quo
seseorang yang bernama CARDA sebagai pihak selaku TURUT TERGUGAT;
Bahwa dalam hal ini gugatan PENGGUGAT nyata-nyata telah keliru dengan
menjadikan Turut Tergugat sebagai pihak dalam perkara a quo. Hal ini secara
verbal disebut dalam gugatan PENGGUGAT sebagaimana angka Romawi II
point 5) yang pada pokoknya PENGGUGAT mendalilkan:
“Bahwa kedudukan Tergugat dalam perkara a quo adalah pihak yang
telah menguasai obyek sengketa tanpa hak dan telah menyewakanya
kepada Turut Tergugat tanpa seizin Penggugat sedangkan kedudukan
Turut Tergugat yang ditarik sebagai pihak berperkara adalah sebagai
pihak yang telah mendapatkan hak sewa atas obyek sengketa dari
Tergugat tanpa alas hak yang jelas sehingga Turut Tergugat harus taat
dan tunduk sepanjang mengenai materi yang akan diputuskan
terhadap obyek sengketa dalam perkara a quo...” ;

Bahwa dalil PENGGUGAT ini adalah mengada-ada, karena hubungan hukum


antara TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT hanyalah pihak TURUT
TERGUGAT sekedar menggarap tanah sawah milik TERGUGAT yakni OMO
dan Turut Tergugat juga selama ini menggarap tanah a quo berdasarkan
perintah menggarap agar bisa bermanfaat dan tidak ada hubungan hukum
sewa menyewa sebagaimana yang telah didalilkan oleh PENGGUGAT karena
selama ini hingga tahun 2016 OMO telah membayar SPPT atas kedua bidang
tanah yang disengketakan oleh PENGGUGAT;

Dengan demikian karena tidak adanya hubungan hukum sewa menyewa


sebagaimana didalilkan PENGGUGAT maka posisi TURUT TERGUGAT
tidaklah tepat dijadikan Pihak dalam perkara a quo. Oleh karenanya Gugatan
Penggugat seharusnyalah dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet
Onvankelijk verklaand);

GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS DAN KABUR

PENGGUGAT sebagaimana gugatanya khususnya dalam Bab tentang


kedudukan dan kepentingan hukum Penggugat pada halaman 2 s/d 3
khusunya pada poin 3) dengan seluruh sub poinya sampai halaman 3 sama
sekali tidak menyebut tahun kapan terjadinya masing-masing suatu peristiwa
hukum secara detail yang didalilkan oleh PENGGUGAT. Peristiwa hokum
sebagaimana dimaksud adalah tentang tahun kapan adanya wasiat maupun
tempat kejadian perbuatan hukumnya serta obyek tanah mana saja yang
dijadikan sengketa mengenaoi letak dan persis berdasarkan data dan
faktannya yang saling mendukung. Oleh karena itu gugatan PENGGUGAT
sangat kabur dan serta tidak jelas untuk dipahami. dikarenakan kabur dan
tidak jelas gugatan tersebut maka gugatan a quo menjadi cacat dan tidak
berdasar. Dengan demikian gugatan PENGGUGAT seharuslah dinyatakan
TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet Onvankelijk verklaand);

DALAM POKOK PERKARA


Bahwa semua yang TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT kemukakan pada
bagian eksepsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pokok
perkara ini:

1) Bahwa TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT menolak dengan tegas seluruh


dalil-dalil gugatan PENGGUGAT, kecuali yang kebenarannya diakui secara
tegas oleh TERGUGAT dan/atau TURUT TERGUGAT;

2) Bahwa TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT tidak akan menanggapi dalil-dalil


PENGGUGAT yang tidak berkaitan dengan diri TERGUGAT dan/atau TURUT
TERGUGAT;

3) Bahwa terhadap materi gugatan PENGGUGAT khususnya pada angka Romawi


I tentang kedudukan dan kepentingan hukum PENGGUGAT khususnya poin
2, maka dengan ini TERGUGAT memberikan jawaban sekaligus tanggapan
bahwa TERGUGAT telah memiliki hak dan menguasai serta mengelola
sebidang tanah dengan luas lebih kurang 479.42867 Bata atau seluas 2.084
M2 dan 4.628 M2 dengan total luas lebih kurang 6712 M2 kesemuanya adalah
kelas 088 yang terletak di Blok Cilumpang, Desa Sindangwasa, Kecamatan
Palasah, Kabupaten Majalengka dengan batasan-batasan sebagaimana yang
disebutkan oleh PENGGUGAT pada gugatanya halaman 2 Romawi I poin 2);

4) Bahwa riwayat tanah a quo diperoleh TERGUGAT beserta 4 (empat) saudara-


saudara kandungnya yang lain masing-masing bernama Siti Mardinah binti
OMO, Muhammad Soleh bin OMO, Agus Gunawan bin OMO dan Anwar
Sanusi bin OMO. Sebidang tanah a quo diperoleh sebagai warisan dari
pewarisnya yang bernama OMO (Alm) bin KAJIM yang diperolehnya warisan
dari Pewarisnya yang bernama KAJIM bin SUMANTADAMA;

5) Bahwa riwayat perolehan tanah a quo berasal dari Desa kepada KAJIM bin
SUMANTADAMA yang menjadi “Kemit Desa” atau abdi desa dengan tupoksi
sebagai tenaga keamanan (istilah sekarang hansip atau istilah lainya). KAJIM
bin SUMANTADAMA telah menjadi “Kemit Desa” semasa masih Bujangan atau
jejaka alias belum menikah hingga peran tersebut tetap dijalani hingga
menikah dengan MUSNI serta lahir anak pertama pada tanggal 07 Juli 1947
yang bernama OMO MANSUR bin KAJIM. Karier sebagai “Kemit Desa tersebut
tetap dijalani oleh KAJIM bin SUMANTADAMA hingga akhir hayat sekitar
tahun 1966. Pada saat tahun tersebut telah berlaku No. Tahun 6 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Kemudian pasca meninggalnya KAJIM
bin SUMANTADAMA sekitar tahun 1966 tersebut tanah a quo dikelola oleh
Isterinya yang bernama MUSNI dan anaknya Omo alias Omo Mansur hingga
saat ini dikelola oleh para ahli warisnya dan terus menerus membayar pajak
atas obyek tanah a quo kepada Negara. Istilah tanah tersebut di Majalengka
disebut “TANAH KACACAHAN” atau di Cirebon dan Kuningan disebut “TANAH
SIKEP”. Status hukum Tanah Kacacahan pada saat belum terbitnya Undang-
undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria
merupakan tanah komunal yang diberikan kepada abdi desa yakni seseorang
yang diangkat oleh Desa untuk segala urusan keamanan serta tugas lain yang
sifatnya umum, atau dengan kata lain dalam konteks sekarang adalah
“Petugas Serba Guna”. Bahwa aturan komunal tentang pengelolaan tanah
Kacacahan tersebut haruslah pihak yang resmi sebagai abdi desa
sebagaimana tersebut diatas, orang atau pihak sebagai subyek hukum yang
mengelola tanah Kacacahan disebut Pencacah. Aturan lain tentang tanah
Kacacahan yaitu tidak boleh untuk diwariskan karena mengandung filosofi
bahwa tanah Cacahan adalah sejenis imbalan bagi abdi desa dan akan
menjadi bergulir bagi abdi desa selanjutnya. Pasca berlakunya Undang-
undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria
status hukum Tanah Cacahan yang tadinya merupakan status tanah komunal
yang tunduk pada hukum adat berubah menjadi milik Pemegang Cacah atau
pencacah terakhir;

6) Bahwa asal usul atau sejarah KAJIM bin SUMANTADAMA memperoleh hak
Cacah atau sebagai Pencacah terhadap tanah a quo adalah setelah
meninggalnya SAWEN SARJIM maka KAJIM selaku petugas desa non
struktural diberikan tanah Cacahan a quo oleh Desa sebagai imbalan jasa atas
tugas-tugas yang melekat atas peran sebagai “Kemit Desa”. Dengan istilah lain
bahwa KAJIM yang merupakan jalur pewaris utama dan pertama dari
TERGUGAT atas tanah a quo yang disengketakan oleh PENGGUGAT
mempunyai kapasitas atau legal standing terhadap kepemilikan hak atas
tanah a quo sampai dengan terbit dan berlakunya Undang-undang No. Tahun
6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria;

7) Bahwa terhadap poin 3 sub poin 3.3 pada materi Gugatan PENGGUGAT
halaman 3, PENGGUGAT telah mendalilkan “setelah masa penggarapan 4
(empat) tahun atas tanah sawah yang telah beralih kepada nama KAJUN
tersebut, Ibu SARKEM kedatangan seseorang yang bernama Bapak KAJIM
dengan maksud meminta upah karena telah menjadi “kemit desa” (penjaga
kantor desa setempat) dan akhirnya Ibu SARKEM menyewakan sebagian tanah
sawah tersebut sebesar 100 bata (1.400 M2) untuk digarap oleh Bapak KAJIM
yang hasilnya diperuntukkan sebagai upah kemit desa.....”. atas dalil
PENGGUGAT a quo maka Tergugat memberikan jawaban sekaligus bantahan
bahwa sepengetahuan PENGGUGAT baik cerita maupun bukti yang didapat
dari ayah TERGUGAT maupun kakek TERGUGAT dimana keduanya
merupakan pewaris TERGUGAT, tidak pernah ada peristiwa hukum dimana
kakek TERGUGAT yang bernama KAJIM meminta upah sebagai kemit desa
kepada Ibu SARKEM. hal tersebut terjadi karena yang mempunyai kapasitas
untuk memberikan imbalan berupa garapan sawah adalah pihak desa.
Dengan jawaban dan bantahan pada poin ini maka secara otomatis
PENGGUGAT tidak perlu menanggapi sub poin 3.4 dan 3.5 pada materi
Gugatan PENGGUGAT halaman 3. Bahwa mengenai adanya nama KAJUN
dalam daftar buku C Desa No.634 menurut TERGUGAT terdapat kesalahan
penulisan oleh pihak Desa yang seharusnya tertulis KAJIM sebagai Pewaris
dari TERGUGAT. Kesalahan penulisan subyek sebagaimana persoalan a quo
merupakan praktek yang sering terjadi dan banyak kasusnya mengingat pada
masa sebelum berlakunya Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok Agraria penulisan daftar tanah tersebut tidak
memperhatikan kehati-hatian serta kecermatan;

8) Bahwa terhadap dalil PENGGUGAT pada angka Romawi II sebagaimana poin 5)


halaman 4 dari Gugatan PENGGUGAT mengenai kedudukan dan kepentingan
hukum tergugat dan turut tergugat yang pada pokoknya mendalilkan pihak
tergugat tanpa hak telah menguasai obyek sengketa dan menyewakan kepada
turut tergugat, maka dengan ini tergugat menyatakan bahwa dalil tersebut
adalah mengada-ada dan tanpa dasar. Karena selain tanah a quo sebagai
warisan turun temurun yang setelah Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria adalah milik tergugat, selain itu juga
tidak pernah ada peristiwa hukum yang menjadi ikatan hukum antara
tergugat dan turut tergugat dalam hubungan sewa menyewa. Dengan kata lain
penggugat tidak mempunyai kapasitas hukum untuk menyampaikan dalil a
quo;

9) Bahwa tergugat beserta segenap ahli waris dari OMO bin KAJIM adalah sah
dan beralasan hukum memiliki hak atas tanah sebagaimana yang terletak dan
tertulis pada Jawaban ini sesuai dengan NOP: 32.12.210.008.006-0030.0
seluas lebih kurang 2.084 M2 dan dan NOP: 32.12.210.008.006-0031.0 seluas
lebih kurang 4.628 M2 dengan total luas lebih kurang 6712 M2 atau seluas
479.42867 Bata kesemuanya adalah kelas 088. Hal tersebut juga sesuai
dengan dasar hukum sebagai berikut:

a) Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok


Agraria khususnya tentang Konversi hak atas tanah oleh Pemerintah

b) Pasal 1955 KUHPerdata: “Untuk memperoleh hak milik atas sesuatu dengan
upaya lewat waktu, seseorang harus bertindak sebagai pemilik sesuai itu
dengan menguasainya secara terus-menerus dan tidak terputus-putus, secara
terbuka di hadapan umum dan secara tegas.”

c) Pasal 1963 KUHPerdata: “Seseorang yang dengan itikad baik memperoleh


suatu barang tak bergerak, suatu bunga, atau suatu piutang lain yang tidak
harus dibayar atas tunjuk dengan suatu besit selama dua puluh tahun,
memperoleh hak milik atasnya dengan jalan lewat waktu. Seseorang yang
dengan itikad baik menguasai sesuatu selama tiga puluh tahun memperoleh
hak milik tanpa dapat dipaksa untuk menunjukkan alas haknya.”

d) Pasal 1965 KUHPerdata: “Itikad baik harus selalu dianggap ada, dan
barangsiapa mengajukan tuntutan atas dasar itikad buruk, wajib
membuktikannya.”
10) Bahwa selama ini lebih dari 20 (dua puluh) tahun para Pewaris Tergugat
sampai TERGUGAT telah beriktikad baik dalam mengelola hak tanah a quo
dalam hal membayar iuran atau retribusi atau Pajak kepada Pemerintah
secara aktif dan terus menerus;

Tanggapan Atas Dalil Penggugat Dalam Bab IV. Tentang PMH Tergugat

11) Bahwa memang benar pada sekitar akhir tahun 2015 tergugat telah dua kali
yakni pertemuan pertama di rumah TURUT TERGUGAT dan pertemuan yang
terakhir dengan bertempat di Kantor Desa Sindangwasa dengan melibatkan
pihak ketiga sebagai mediator adalah Aparat Desa Sindangwasa. Dalam
pertemuan tersebut yang sejak awal dimaksudkan untuk kebaikan yakni
pihak tergugat bermaksud memberikan sedekah atau sejenis dari istilah itu
untuk tergugat dengan harapan pahala dan kebaikanya semoga untuk
almarhum Pewarisnya yakni Bapak Omo. Maksud baik penggugat untuk
memberikan sedekah berupa tanah seluas 50 bata, BUKAN 25 bATA
sebagaimana yang didalilkan PENGGUGAT, namun ternyata ditolak oleh
PENGGUGAT dan PENGGUGAT justeru meminta 100 Bata. Tentu hal ini
ditolak dan tidak dikabulkan oleh TERGUGAT;

12) Bahwa mengenai dalil penggugat dalam materi gugatanya pada poin 10) maka
tergugat memberikan tanggapan dan jawaban bahwa TERGUGAT hanya
bermaksud mendiskusikan taah a quo dikaitkan dengan pelaksanaan UU
Pokok Agraria beserta aturan hukum terkait lainya. nama dalam surat C Desa
a quo dari nama KAJUN yang seharusnya tertulis atas nama KAJIM;

13) Bahwa terhadap dalil gugatan PENGGUGAT dalam poin 11) tergugat sangat
menyayangkan mengenai dalil gugatan PENGGUGAT dalam poin a quo dimana
PENGGUGAT menyebutkan dengan adanya niat baik tergugat untuk
mensedekahkan tanah 25 bata, padahal niat sedekahnya sebagaimana
TERGUGAT sampaikan dalam pertemuan itu adalah 50 Bata bukan 25 Bata,
hal itu dimaksudkan sebagai sedekah yang kebaikanya dimohonkan untuk
Bapak OMO karena sebelumnya PENGGUGAT meminta kebijaksanaan
TERGUGAT. yang oleh PENGGUGAT dijadikan kesimpulan yang tidak berdasar
yakni dianggap untuk membungkam upaya PENGGUGAT meminta sesuatu
yang merupakan hak TERGUGAT. Demikian halnya dengan upaya TERGUGAT
untuk meluruskan riwayat tanah a quo yang dipandang sebagai langkah
memanipulasi yang menurut tergugat dalil dalam poin 11) a quo adalah
mengada-ada;

14) Bahwa karena gugatan Penggugat tidak beralasan hukum, maka dalil-dalil
Penggugat sudah seharusnya dikesampingkan, dan menolak gugatan
Penggatan seluruhnya karena mengada-ada;
15) Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT
kemukakan dalam eksepsi dan dalam pokok perkara di atas, maka sudah
seharusnya gugatan Penggugat dinyatakan ditolak karena tidak berdasar
sama sekali.

II. DUPLIK
Bahwa dalam menanggapi REPLIK PENGGUGAT, pertama-tama TERGUGAT
dan TURUT TERGUGAT memberikan tanggapan yang merupakan jawaban
atas pernyataan Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat dan Turut
Tergugat tidak beriktikad baik dengan tidak memberikan atau menanggapi
resume perkara yang diajukan oleh Penggugat. Dalam hal ini perlu dijelaskan
bahwa baik TERGUGAT maupun TURUT TERGUGAT telah menyerahkan
tanggapan atas resume yang diajukan oleh pihak Tergugat dan Turut Tergugat
kepada Hakim Mediator Perkara Perdata No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL melalui
Panitera Penganti yang bertugas dalam perkara a quo setelah tidak
tercapainya perdamaian. Selanjutnya atas REPLIK PENGUGAT, maka
TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT menyampaikan Duplik sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI :

1) Secara prinsipil Tergugat dan Turut Tergugat tetap pada dalil-dalil dalam
Eksepsi/Jawaban terdahulu kecuali terdapat hal-hal yang perlu ditambahkan,
selanjutnya tetap membantah semua dalil-dalil Penggugat baik dalam gugatan
maupun dalam Repliknya;

2) Bahwa Tergugat dalam hal ini menolak replik Penggugat pada angka 2 dimana
Penggugat mendalilkan bahwa penggugatlah yang berwenang untuk
menentukan tentang siapa yang harus digugat. Dalam eksepsinya Tergugat
menyatakan bahwa gugatan Penggugat adalah kurang pihak (plurium litis
consortium) dimana Penggugat tidak menarik ahli waris lainya dari bapak OMO
sebagai Pihak yang harus digugat. Terhadap Yurisprudensi yang dijadikan
dasar oleh Penggugat untuk menyatakan keberatan terhadap materi eksepsi
Tergugat tersebut yakni Putusan MA-RI No.305.K/Sip/1971, tanggal 16 Juni
1971 yang menyatakan bahwa, “Pengadilan Tinggi tidak berwenang untuk
karena jabatan menempatkan seseorang yang tidak digugat (pihak ketiga)
sebagai Tergugat, karena hal tersebut adalah bertentangan dengan azas Acara
Perdata bahwa hanya Penggugatlah yang berwenang untuk menentukan :
siapa-siapa yang akan digugatnya” maka dengan tegas Tergugat menolaknya.
Alasan penolakan tersebut adalah tentang penempatan Yurisprudensi tersebut
yang tidak tepat untuk menolak eksepsi Tergugat. Karena apabila kita cermati
mengenai substansi putusan hukum dari Yurisprudensi tersebut adalah
Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam putusanya lebih kepada
membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Medan tanggal 18 Juli 1966 No.
235/1965 yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai tangal
22 Oktober 1964 No. 73/1964. Dalam putusan banding tersebut Pengadilan
Tinggi Medan dalam putusanya dengan mengadili sendiri: “menempatkan adik
dari Pembanding dan Terbanding bernama Maridjo sebagai Tergugat II” yang
sebelumnya bukan sebagai pihak dalam perkara tersebut. Dengan demikian
inti dari Yurisprudensi tersebut adalah Hakim dalam perkara Perdata adalah
harus bersifat pasif sebagaimana dalam asas acara perdata. Dengan demikian
maka Yurisprudensi tersebut tidak relevan dijadikan dasar penolakan eksepsi
terkait kurang pihak tersebut. Dengan demikian maka Tergugat tetap pada
eksepsi terdahulu ;

3) Bahwa terhadap Replik penggugat dalam eksepsi pada butir 3 halaman 2


Tergugat tidak akan menanggapi lebih dalam dikarenakan Tergugat meyakini
bahwa Tergugat selama ini menguasai tanah yang disengketakan tersebut
secara sah dan turun temurun tanpa putus dan beriktikad baik dari pewaris
KAJIM bin Sumantadama sejak sebelum tahun 1947 dimana KAJIM mulai
menjadi kemit desa dan mendapat hak tanah tersebut sebagai imbalannya.
Hal tersebut sebagaimana diuraikan dalam jawaban Tergugat pada butir 5)
halaman 5. Berdasar pada pertimbangan a quo maka Penggugat tidak
mempunyai dasar untuk menyatakan bahwa itu adalah warisan yang menjadi
hak Penggugat. Karena tidak berdasar hukum maka Yurisprudensi yang
disampaikan dalam butir ini tidak relevan. Dengan demikian maka Replik
Penggugat yang menolak eksepsi a quo sudah sepantasnya untuk ditolak;

4) Terhadap Replik Penggugat yang menolak dalil eksepsi Turut Tergugat salah
alamat dengan berkesimpulan bahwa dengan pengakuan Turut Tergugat yang
hanya menggarap dengan sistem bagi hasil telah membuktikan adanya
hukuman hukum. Namun demikian hubungan hukum antara Tergugat dan
Turut Tergugat tersebut sangat berbeda apabila dikaitkan terhadap dalil yang
dinyatakan oleh Penggugat dalam materi gugatanya bahwa Turut Tergugat
mempunyai hubungan hukum sewa menyewa obyek tanah yang
disengketakan tersebut dengan pihak Tergugat. Hal inilah yang perlu dicermati
agar dalil dan kesimpulan Penggugat tidak menyesatkan dikarenakan
hubungan hukum sewa menyewa secara limitatif telah diatur dalam Pasal
1548 KUHPerdata, yang menyatakan “Sewa Menyewa ialah suatu perjanjian,
dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan
kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama
suatu waktu tertentu dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak
tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya”.;

5) Tanpa mengesampingkan asas “ ACTORI INCUMBIT PROBATIO” sebagaimana


ini diatur didalam pasal 163 HIR yang menjadi pokok pemeriksaan Perdata,
Penggugat meminjam istilah tempus delicty adalah hanya untuk membantu
sekali lagi hanya untuk membantu menjelaskan pemahaman bahwa peristiwa
hukum sebagaimana dalam materi gugatan Penggugat khususnya pada angka
Romawi I mengenai Kedudukan dan Kepentingan hukum Penggugat
khususnya pada butir 3) beserta turunanya yang tidak menerangkan kapan
terjadinya peristiwa hukum sebagaimana yang didalilkan tersebut. Dengan
demikian sebuah dalil yang berbasis pada suatu kronologi peristiwa hukum
bisa dipahami tanpa ada unsur waktu kapan terjadinya peristiwa tersebut?
Jawabanya tentu tidak !. Karena dalil yang disampaikan oleh Penggugat tanpa
adanya keterangan waktu dan tempat terjadinya peristiwa hukum tersebut
serta letak asli sebagaimana berdasarkan data disertai bukti dan dukungan
yang valid lagi kuat maka dalil penggugat a quo menjadi kabur alias tidak
jelas. Lagi pula Penggugat juga tidak pernah merinci mengenai terdapat
dalam persil berapa sajakah tanah yang diklaim oleh Penggugat secara
keseluruhan yang terdapat dalam daftar letter C No. 634 atas nama KAJUN
dengan luas total 455 bata (6,370 M2 ). Perincian tersebut adalah sebagai
pedoman guna menjelaskan secara akurat dan tepat mengenai tanah yang
dikuasai oleh Tergugat dalam letter C.No.634 adalah terdapat dalam Persil 21
dan 22, yang menurut Tergugat adalah sebenarnya atas nama KAJIM.
Sedangkan dalam letter C.No.634 terdapat tiga buah persil yakni persil 18a, 21
dan 22;

DALAM PROVISI
6) Bahwa Tergugat dan Turut Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil
Replik Penggugat dalam Provisi. Oleh sebab itu, mohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan “menolak
tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya.

DALAM POKOK PERKARA


7) Bahwa sebagaimana yang telah Tergugat dan Turut Tergugat kemukakan
dalam eksepsi dan jawaban, mohon dianggap sebagai satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari dalil-dalil duplik dalam pokok perkara ini ;

8) Bahwa terhadap Replik Penggugat sebagaimana dalam butir 8 dalam bab


Pokok perkara maka dengan ini Tergugat melalui Duplik ini memberikan
tanggapan atas Replik Penggugat yakni salah satu indikasi kesalahan tulis
nama KAJUN yang sebenarnya adalah KAJIM berkaitn belum baik dan
tertibnya pengarsipan dan administrasi pencatatan tanah oleh Desa adalah
dalam data KOHIR yang merupakan daftar isi dari buku C Desa atau letter C
Desa Pasir yang memuat informasi alamat pemilik obyek/Wajib Pajak tanah.
Dalam Kohir tersebut tercantum nama KAJUM yang seharusnya tertulis
KAJIM dengan alamat Blok Salasa Desa Pasir dengan alamat blok yang sama
dengan KAJIM.Dengan demikiajn Tergugat tetap pada jawaban Tergugat
sebagaimana pada butir 2 sampai dengan butir 7 sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari kesatuan dokumen persidangan ini;

9) Bahwa dikarenakan dalam duplik ini Tergugat dan Turut Tergugat tetap
sebagaimana butir diatas, maka dengan demikian butir 9 Replik Penggugat
tidak perlu ditanggapi;
10) Bahwa terhadap Replik Penggugat seabagaimana sebagaimana dalam butir 11
halaman dalam Dupliknya Tergugat sesuai dengan keseluruhan Jawaban
Tergugat sebagaimana yang telah disampaikan dalam Eksepsi dan Jawaban
Tergugat dan Turut Tergugat khususnya pada butir 9) halaman 7 bahwa
tergugat beserta segenap ahli waris dari OMO bin KAJIM adalah sah dan
beralasan hukum memiliki hak atas tanah sebagaimana yang terletak dan
tertulis pada Jawaban ini sesuai dengan NOP: 32.12.210.008.006-0030.0
seluas lebih kurang 2.084 M2 dan dan NOP: 32.12.210.008.006-0031.0 seluas
lebih kurang 4.628 M2 dengan total luas lebih kurang 6712 M2 atau seluas
479.42867 Bata kesemuanya adalah kelas 088;

11) Bahwa terhadap Replik Penggugat sebagaimana dalam butir 12 maka dengan
ini dalam dupliknya Tergugat tidak perlu menanggapi karena selebihnya
Tergugat tetap sebagaimana dalam Eksepsi dan Jawaban;

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka sepatutnyalah apabila


Mejelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan membuat
putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI.
Menerima Eksepsi TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk seluruhnya ;
DALAM PROVISI:
 Menolak tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya ;

DALAM POKOK PERKARA.

1. Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya terhadap TERGUGAT dan


TURUT TERGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT
terhadap TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijk Verklaard);
2. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara ;

Atau apabila yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini berpendapat lain mohon kiranya memberikan putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

III. PEMBUKTIAN
A. Tentang Alat Bukti Dari Penggugat
1) Alat Bukti Surat/Dokumen
Bahwa dalam menyajikan alat bukti dokumen Penggugat menghadirkan 10
(sepuluh) bukti surat dan ada penambahan sebanyak 5 (lima) bukti surat yang
total berjumlah 15 (lima belas) bukti Surat.
Bahwa dari 15 (lima belas) bukti tersebut pada intinya hanya bermodal pada
bukti P-1 untuk menjembatani dari bukti-bukti yang lain agar seolah-olah
terhubung hak hukum Antara penggugat dengan bukti P-2. Dimana bukti P-1
Penggugat tidak didukung oleh bukti yang lain dan bahkan berseberangan
atau setidaknya tidak sinkron dengan keterangan saksi-saksi yang tersumpah
dalam persidangan pada perkara a quo.

2) Alat Bukti Keterangan Saksi


2.1. JARMAN
 Mengaku kelahiran tahun 1930 beralamat di Luwiliyang Majalengka.
Memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
 Bahwa saksi mengetahui ada sengketa tanah sekarang yang luasnya sekitar
500 bata;
 Saksi tidak tahu persis kapan SARKEM menggarap tanah, sebelumnya saksi
mengaku tahunya SARKEM punya tanah digarap oleh SASTIYAN sekitar 2
sampai 3 tahun dilanjutkan digarap oleh TARSIH dan karena SARKEM punya
suami maka sekitar tahun 1970-an lupa tepatnya, tanah tersebut
dikembalikan kepada SARKEM. Kemudian setelah itu masih dalam tahun
1970-an lupa tepatnya disewakan ke KAJIM sekitar 400 bata ;
 Saksi JARMAN mengaku pernah melihat letter C atas nama SAWEN SARJIM
namun tak pernah melihat Letter C atas nama KAJUN;
 Saksi mengetahui tanah bahwa obyek tanah yang disengketakan oleh
Penggugat adalah tanah Eks-CACAH atau pada zaman sebelum berlakunya
Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok
Agraria. Menurut saksi JARMAN bahwa tanah cacah diberikan atas dasar hasil
Rapat Desa dan tidak bisa diwariskan. Apabila pihak pemegang Cacah atau
pencacah sudah tidak sanggup lagi mengurus maka tanah dikembalikan lagi
kepada Desa untuk diadakan rapat penentuan Pemegang Cacah selanjutnya;
 Saksi JARMAN tidak tahu orang yang bernama KAJUN tapi tahu orang yang
bernama KAJIM. Selain itu saksi JARMAN tidak tahu SARKEM punya saudara
laki-laki yang bernama KAJUN;
 Saksi memberikan keterangan bahwa selama ini yang menggarap sawah yang
sekarang disengketakan oleh Penggugat adalah pak KAJIM;
 Menurut keterangan SAKSI JARMAN bahwa KAJIM meninggal sekitar tahun
1980-an;

2.2. KANTA
Saksi memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
 Menurut Saksi KANTA bahwa dari KAJIM punya tanah yang dahulunya milik
ayahnya SARKEM;
 Menurut saksi KANTA bahwa tanah yang sekarang disengketakan adalah pada
tahun 1970-an baru dikuasai oleh SARKEM. Kemudian dikelola oleh pak
TASIH. Setelah itu masih tahun 1970-an KAJIM datang ditemani SAKSI
KANTA minta sewa tanah tersebut;
 Saksi Kanta Tidak tahu orang yang bernama KAJUN, saksi menyatakan
sebagai kawan dekat KAJIM sejak kecil;
2.3. MADA bin SARMAWI
Saksi memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
 Saksi Mada menyampaikan bahwa saksi tahu ada sengketa tanah dan saksi
tahu tanah itu dulu digarap oleh MUSNI yaitu ibunya pak OMO;
 Saksi menerangkan bahwa saksi MADA pernah ngobrol dengan Turut Tergugat
dalam perkara ini yakni CARDA. Dalam percakapan yang tidak diterangkan
waktu dan tempatnya tersebut saksi menyampaikan bahwa Carda sebagai
Turut Tergugat pernah bilang bahwa tanah yang digarapnya tersebut berasal
dari SARKEM;
 Saksi Mada Tidak tahu orang yang bernama KAJUN;
 Saksi Mada menerangkan bahwa SARKEM punya 3 (tiga) saudara yaitu SAJI
dan lainya lupa;

B. Tentang Alat Bukti Dari Tergugat


1) Alat Bukti Surat/Dokumen

KODE NAMA/JENIS SURAT KEGUNAAN BUKTI


T.1 Putusan Kasasi Mahkamah Sebagai bantahan terhadap
Agung tanggal 16 Juni 1971 Penggugat yang mendalilkan
No. 305K/Sip/1971 bahwa penggugatlah yang
berwenang untuk menentukan
tentang siapa yang harus digugat.
Dalam eksepsinya Tergugat
menyatakan bahwa gugatan
Penggugat adalah kurang pihak
(plurium litis consortium) dimana
Penggugat tidak menarik ahli
waris lainya dari bapak OMO
sebagai Pihak yang harus digugat.
Yurisprudensi tersebut adalah
Mahkamah Agung Republik
Indonesia dalam putusanya lebih
kepada membatalkan putusan
Pengadilan Tinggi Medan tanggal 18
Juli 1966 No. 235/1965 yang
membatalkan putusan Pengadilan
Negeri Tanjung Balai tangal 22
Oktober 1964 No. 73/1964. Dalam
putusan banding tersebut
Pengadilan Tinggi Medan dalam
putusanya dengan mengadili
sendiri: “menempatkan adik dari
Pembanding dan Terbanding
bernama Maridjo sebagai Tergugat
II” yang sebelumnya bukan sebagai
pihak dalam perkara tersebut.
Dengan demikian Yurisprudensi
tersebut yang dijadikan dasar oleh
Penggugat untuk membantah
gugatan a quo kurang pihak justeru
semakin menguatkan dalil eksepsi
Tergugat mengenai keadaan kurang
pihak. Dengan demikian maka
Yurisprudensi tersebut tidak
relevan dijadikan dasar penolakan
eksepsi tersebut.
T.2 Surat Keterangan Kematian Menerangkan bahwa OMO alias
atas nama OMO MANSUR OMO MANSUR telah meninggal
yang dikeluarkan oleh dunia pada hari Sabtu, tanggal 2
Kelurahan Serua, Kecamatan Januari 2016 di Rumah Sakit
Bojongsari Kota Depok Nomor Fatmawati. Hal ini menjadi bukti
474.3/02-Pem tertanggal 01 bahwa Penggugat telah menarik
Pebruari 2016 seseorang yang telah meninggal
sebagai PIHAK dan tentunya tidak
bisa lagi disebut subyek hukum.
T.3 Surat Keterangan Ahli Waris Surat ini membuktikan bahwa ahli
OMO MANSUR yang waris dari OMO alias OMO
merupakan anak dari KADJIM MANSUR adalah tidak hanya
alias KAJIM yang berjumlah 5 Tergugat seorang, namun ada 5
orang serta diregister di orang. Selain itu surat ini juga
Kelurahan Serua Nomor membuktikan bahwa Tergugat
474.3/11-Pem tanggal 3 April beserta segenap ahli waris dari
2017 dan tercatat dalam OMO alias OMO MANSUR adalah
register Camat Bojongsari cucu dari KAJIM yang memiliki hak
Nomor. 474.3/56-Pem tanggal atas obyek tanah yang
4 April 2017. disengketakan.
T.4 Surat KOHIR yang Surat nomor KOHIR 634 adalah
diterbitkan oleh atas nama KAJUM dan alamatnya
Dept.Keuangan Dirjen Pajak adalah di Blok SALASA yang
Direktorat Iuran merupakan alamat dan domisili
Pembangunan Daerah KAJIM. Hal ini membuktikan bahwa
(IPEDA) yang merupakan telah terjadi kekeliruan dalam
daftar isi dari buku Letter C penulisan baik itu dalam KOHIR
Desa Daftar Ketetapan Pokok maupun Letter C Desa seharusnya
dan Pembayaran IPEDA tahun kedua surat tersebut pemilik hak
1984 Desa Pasir Kecamatan atau nama wajib IPEDA tertulis atas
Jatiwangi Kabupaten nama KAJIM.
Majalengka nomor KOHIR Hal tersebut juga telah diakui oleh
634 Penggugat dalam gugatanya bahwa
tergugat dahulu bersama kakeknya
yakni KAJIM memang tinggal di
blok SALASA sebagaimana dalam
KOHIR 634. Dalam konteks ini
Penggugat sudah benar.
T.5 Letter C Nomor 336 Nama Dalam kolom Sawah terdapat
Wajib Ipeda Sawen Sarjim catatan persil 18a, 21, dan 22
tanggal 20 bulan 1 tahun 1947
dengan kolom perubahan yang
diteruskan kepada lembaran Letter
634 yang merupakan catatan yang
seharusnya nama wajib IPEDANYA
adalah KAJIM bukan KAJUN sesuai
dengan KOHIR dalam bukti T.4.
keterangan pada persil 336 ini jelas
mana yang diwariskan dan mana
yang tidak sebagaimana dalam
kolom petak TANAH kering, jelas
sekali ada catatan klausul
perubahan atas dasar waris
sebagaimana tertulis dalsm kolom
ini diwariskan ke Persil Nomor 338
dan 876
T.6 Letter C Nomor 634 sesuai Pada letter C terdapat kesesuaian
dengan KOHIR 634 dan nomor 634 dengan KOHIR nomor
sesuai dengan alamat tempat 634 yang beralamat di blok
tinggal dalam KOHIR 634 di SALASAH yang merupakan tempat
blok SALASAH adalah alamat tinggal KAJIM. Hal tersebut sesuai
dan Domisili KAJIM dengan nomor persil 22 dan 21
dalam letter C yang seharusnya
tertulis atas nama KAJIM, namun
Tergugat tidak pernah tahu menahu
letak PERSIL 18a sebagaimana
tertulis dalam Letter C yang
hingga kini masih digarap dan
dikuasi atau istilah yang sesuai
dengan itu oleh ahli waris dari OMO
MANSUR bin KAJIM sejak sekitar
tahun 1947. Dan bukti T.5 ini
bersesuaian dengan bukti T.4

T.7 Buku hasil penelitian tentang Mulai dari halaman 13 s/d 15 buku
KETIMPANGAN ini memberikan informasi bahwa
PENGUASAAN TANAH DI tanah Kacacahan adalah tanah
JAWA BARAT, merupakan yang diberikan kepada penjaga desa
hasil penelitian yang ditulis atau kemit desa sampai meninggal.
oleh Endang Suhendar dan Pemegang Cacah dari tanah
diterbitkan oleh AKATIGA Kacacahan atau tanah sikep
tersebut adalah jalur laki-laki
bukan Perempuan/Wanita apabila
bermaksud meneruskan hak
mencacah dari tanah Kacacahan
tersebut dengan persetujuan pihak
Desa. Tanah Kacacahan tersebut
tidak dapat diperjual belikan, dan
merupakan hak pakai serta tanah
Kacacahan tidak dapat diwariskan
karena pada saat itu merupakan
tanah komunal hingga kemudian
sampai pada keberlakuan UU No.5
Tahun 1960 tentang UU Pokok
Agraria yang bisa untuk
mendapatkan hak atas tanah.
Berkaitan dengan keprmiliksn hak
tersebut diberikan kepada
penggarap terakhir.
T.8 SPPT Nomor. Memberikan bukti bahwa selama ini
32.12.210.008.000- Tergugat sejak lama telah dengan
0209.7/97-01 atas nama iktikad baik menguasai dan
KAJIM alamat SINDANGWASA mengelola obyek dengan Nomor
nomor Persil/Blok 21 Persil/Blok 21 yang disengketakan
untuk kurun waktu yang lama
T.9 SPPT Nomor. Memberikan bukti bahwa selama ini
32.12.210.008.000- Tergugat sejak lama telah dengan
0208.7/97-01 atas nama iktikad baik menguasai dan
KAJIM alamat SINDANGWASA mengelola obyek dengan Nomor
nomor Persil/Blok 22 Persil/Blok 21 yang disengketakan
untuk kurun waktu yang lama
T.10 SPPT dari Pemkab Majalengka Memberikan bukti bahwa selama ini
NOP. 32.12.210.008.006- Tergugat sejak lama telah dengan
0030.0 atas nama OMO tahun iktikad baik menguasai dan
2016 mengelola obyek untuk kurun
waktu yang lama
T.11 SPPT dari Pemkab Majalengka Memberikan bukti bahwa selama ini
NOP. 32.12.210.008.006- Tergugat sejak lama telah dengan
0031.0 atas nama OMO tahun iktikad baik menguasai dan
2016 mengelola obyek untuk kurun
waktu yang lama
T.12 Setoran Suksara Desa EX Membuktikan bahwa tanah a quo
CACAH dari Pemerintah Desa merupakan ex cacah yang hak
Sindangwasa berupa Gabah sesuai dengan aturan Kacacahan
yang sampai saat ini masih sampai keberlakuan UU No. 5
dibayar tahun 1960 tentang pokok agraria

KODE NAMA/JENIS SURAT KEGUNAAN BUKTI


T.7.1 Kutipan Buku hasil penelitian tentang Mulai dari halaman
KETIMPANGAN PENGUASAAN TANAH DI 13 s/d 15 buku ini
JAWA BARAT, merupakan hasil penelitian memberikan
yang ditulis oleh Endang Suhendar dan informasi bahwa
diterbitkan oleh AKATIGA tanah Kacacahan
adalah tanah yang
diberikan kepada
penjaga desa atau
kemit desa sampai
meninggal.
Pemegang Cacah
dari tanah
Kacacahan atau
tanah sikep
tersebut adalah
jalur laki-laki
bukan
Perempuan/Wanita
apabila bermaksud
meneruskan hak
mencacah dari
tanah Kacacahan
tersebut dengan
persetujuan pihak
Desa. Tanah
Kacacahan tersebut
tidak dapat
diperjual belikan,
dan merupakan
hak pakai serta
tanah Kacacahan
tidak dapat
diwariskan karena
pada saat itu
merupakan tanah
komunal hingga
kemudian sampai
pada keberlakuan
UU No.5 Tahun
1960 tentang UU
Pokok Agraria yang
bisa untuk
mendapatkan hak
atas tanah.
Berkaitan dengan
keprmiliksn hak
tersebut diberikan
kepada penggarap
terakhir.
T.7.2 Buku hasil penelitian tentang Buku ditulis oleh
KETIMPANGAN PENGUASAAN TANAH DI Endang Suhendar
JAWA BARAT, merupakan hasil penelitian diterbitkan oleh
yang ditulis oleh Endang Suhendar dan AKATIGA Bandung
diterbitkan oleh AKATIGA tahun 1995 90
halaman,
Menerangkan
tentang
ketimpangan
tentang
penguasaan tanah
serta asal usul
tanah yang
menimbulkan
konflik pertanahan
di Jawa Barat.
T.7.3 SURAT KETERANGAN BUKU TERBITAN MENERANGKAN
AKATIGA BAHWA buku
tersebut adalah asli
terbitan AKATIGA
Bandung, karena c
T.14 Surat Keterangan Kepala Desa Menerangkan
Sindangwasa Nomor: 470/139/Des tanggal bahwa Pemerintah
27 April 2017 Desa Sindangwasa
belum pernah
membuat
Persyaratan-
persyaratan untuk
mutasi nama dari
Atas Nama OMO ke
Atas nama Saji
pada SPPT No.
0030 persil 006
dan No. 0031 persil
006 Blok
Cilumpang Desa
Sindangwasa
T.15 Surat keterangan Kepala Desa Pasir Noor. Hal ini
140/248/Des yang menerangkan bahwa membuktikan
KAJIM pernah tinggal di Desa Pasir bahwa KAJIM
Kecamatan Palasah Kab. Majalengka memang sesuai
bukti T.4
merupakan
pencacah atau
penggarap yang sah
dari Obyek tanah a
quo

2) Alat Bukti Keterangan Saksi


2.1. SUDAYA
Laki-laki, Tempat/Tanggal lahir, Majalengka 05 Agustus 1945, alamat Dusun
Margahayu RT. 002 RW 004, Desa Pasir, Kec. Palasah, Kab. Majalengka.
Memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:

 Saksi mengaku sebagai pejabat Desa Pasir sebelum dimekarkan menjadi dua
Desa yaitu Pasir dan Sindangwasa. Saksi menjadi pejabat Desa Pasir dari
tahun 1978 s/d 1984 adalah sebagi Kepala Dusun (KADUS) pada Blok
Salasah, Desa Pasir, pada saat itu Desa Sindangwasa masih menjadi bagian
dari Desa Pasir yaitu terkenal dengan Dusun POS;
 Pada tahun 1984 s/d 2007 menjabat sebagai Raksa Bumi/ Kepala Urusan
Pemerintahan yang membidangi Pertanahan dan Kependudukan serta PEMILU
di Desa Pasir pasca pemekaran ;
 Saksi Sudaya menerangkan bahwa sejak dari mulai menjabat tahun 1978
saksi menarik pajak sawah sesuai IPEDA (Iuran Pendapatan Daerah)
berdasarkan KOHIR No. 634 dengan Pokok Ketetapan IPEDA Nomor 3.962
dengan alamat Wajib Pajak pada Blok Salasah adalah bernama KAJIM tidak
ada nama KAJUN maupun KAJUM;
 Saksi SUDAYA menerangkan bahwa dari saksi amsih muda hingga menjabat
tidak pernah mendengar ada nama KAJUN;
 Saksi SUDAYA menerangkan bahwa tanah Kacacahan atau Eks CACAH
merupakan tanah garapan yang diberikan oleh Desa kepada seseorang yang
sekiranya mampu untuk mengelola yang sebelum berlakunya Undang-undang
No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria;
 Saksi SUDAYA menerangkan bahwa tanah Cacah pada saat berlakunya aturan
KACACAHAN sebelum tahun 1960 adalah tidak bisa diteruskan/diwariskan
kepada pihak saudara perempuan;
 Setahu saksi SUDAYA bahwa buku Induk Letter C Desa sampai dengan
pemekaran tahun 1984 di Desa Pasir hingga mekar Desa Sindangwasa
memang semrawut dan banyak kasuistik kesalahan tulis dalam letter C Desa;
2.2. ARJA
Laki-laki, Tempat/Tanggal lahir, Majalengka 05 Pebruari 1939, alamat Dusun
Margahayu RT. 001 RW 001, Desa Pasir, Kec. Palasah, Kab. Majalengka.
Memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
 Saksi menerangkan kenal dengan KAJIM sejak tahun 1950 sebelum saksi
menjadi Hansip;
 Bahwa Saksi ARJA menerangkan menjadi Hansip pada Desa Pasir pada tahun
1965 jauh sebelum pemekaran adanya Desa Sindangwasa;
 Saksi menerangkan bahwa pada tahun 1968 s/d 1978 saksi ARJA menjadi
Polisi Desa/Kepala yang membidangi urusan Pertanahan, kependudukan, dan
Keamanan:
 Saksi ARJA mengenal KAJIM sebagai bapak dari OMO yang tinggal di blok
Salasa tahun 1950 saksi mengetahui KAJIM sudah menggarap sawah eks-
CACAH yang berada di Blok Cilumpang yang sekarang masuk wilayah Desa
Sindangwasa;
 Saksi ARJA menerangkan bahwa selama hidup dan sejak pertama menjabat
tidak pernah mendengar orang yang bernama KAJUN;
 Saksi Arja menerangkan bahwa KAJIM meninggal tahun 1966;

IV. POKOK KESIMPULAN


Berdasarkan uraian dari mulai materi gugatan, jawaban dengan eksepsinya,
Replik Penggugat serta Duplik dari tergugat maupun pembuktian yang sama-
sama telah disaksikan di persidangan baik itu bukti data/dokumen maupun
keterangan para saksi dari masing-masing pihak maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Bahwa gugatan Penggugat dalam Perkara Perdata No.
20/PDT.G/2016/PN.MJL pada Pengadilan Negeri Majalengka adalah
Error In Persona dan Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium) karena
menarik pihak yang telah meninggal yakni OMO (vide T. 2) sebagai pihak
karena orang yang telah meninggal dunia adalah bukan subyek hukum. Selain
itu PENGGUGAT tidak menjadikan segenap ahli waris sebagai PIHAK tergugat
menjadikan gugatan a quo cacat formil sebagaimana Putusan MA-RI
No.2438.K/Sip/1980 yang menyatakan: “Gugatan harus dinyatakan tidak
dapat diterima, karena tidak semua ahli waris turut sebagai pihak (Tergugat)
dalam perkara;”;, Putusan MA-RI No.437.K/Sip/1973, tanggal 9 Desember
1975 yang menyatakan : “Karena tanah-tanah sengketa sesungguhnya tidak
hanya dikuasai oleh Tergugat I Pembanding sendiri tetapi bersama-sama
dengan saudara kandungnya, seharusnya gugatan ditujukan terhadap
Tergugat I Pembanding bersaudara, bukan hanya terhadap Tergugat I
Pembanding sendiri, sehingga oleh karena itu gugatan harus dinyatakan
tidak dapat diterima”; sehingga seharusnyalah gugatan Penggugat
dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet Onvankelijk verklaand);

2) Bahwa gugatan Penggugat dalam Perkara Perdata No.


20/PDT.G/2016/PN.MJL pada Pengadilan Negeri Majalengka adalah
memasuki masa DALUWARSA HUKUM karena terang benderang penguasaan
obyek tanah a quo oleh Pewaris Pertama hingga oleh TERGUGAT adalah tak
terputus selama lebih dari 50 tahun tidak dapat diganggu gugat. Hal tersebut
didasarkan Pasal 1967 KUHPerdata menyatakan : “Semua tuntutan hukum,
baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat perorangan, hapus
karena lewat waktu dengan lewatnya waktu tiga puluh tahun,
sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat waktu itu, tidak usah
menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat diajukan suatu
tangkisan yang didasarkan pada itikad buruk.”;

3) Bahwa gugatan Penggugat dalam Perkara Perdata No.


20/PDT.G/2016/PN.MJL pada Pengadilan Negeri Majalengka adalah
salah alamat karena Turut Tergugat tidak pernah melakukan hubungan sewa
menyewa dengan TERGUGAT, namun Turut Tergugat hanya menjalankan
perintah OMO selaku tergugat sekaligus pemilik ha katas tanah dan untuk
selanjutnya dibiarkan menggarap tanah a quo oleh segenap ahli waris bapak
OMO yang merupakan TIDAK HANYA MUHIDIN;

4) Bahwa Penggugat menggunakan bukti utama adalah Letter C Nomor: 634 atas
nama KAJUN yang didalilkan oleh penggugat dengan luas tanah 455 bata
(6,370 m2) sebagaimana dalam bukti P-2. Padahal Dalam letter C desa No.
336 a.n. SAWEN SARJIM (vide Bukti P-3) secara jelas tertulis 3 (tiga) bidang
tanah dengan 3 (tiga) nomor Persil sebagai berikut:
 Persil 18a, kelas Desa III dengan luas tanah 0,407
 Persil 21, kelas Desa III dengan luas tanah 0,154
 Persil 22, kelas Desa II dengan luas tanah 0,222
Setelah dialihkan ke letter C Desa No. 634 ada perubahan kelas dan luas
tanah menjadi:
 Persil 18a, kelas Desa III dengan luas tanah 0,154 (sebelumnya dalam letter
C No.336 luas tanah adalah 0,407)
 Persil 21, kelas Desa III dengan luas tanah 0,263 (sebelumnya dalam letter C
No.336 luas tanah adalah 0,154)
 Persil 22, kelas Desa III dengan luas tanah 0,222 (sebelumnya dalam letter C
No.336 adalah kelas II)

Dalam letter C Desa perubahan-perubahan kelas dan luas tanah yang tidak
terdokumentasikan secara sah dan jelas tertera dalam dokumen Letter C
tersebut cukup memberikan informasi dan menjadi petunjuk banyaknya
kekeliruan dalam penulisan letter C desa pada saat itu.
Dengan demikian Penggugat tidak jelas dan sangat kabur pada persil yang
mana yang dijadikan obyek sengketa berdasarkan pembagian Persil tersebut
sebagaimana bukti yang diajukan sendiri oleh Penggugat khususnya bukti P-2
dan bukti P-3;

5) Bahwa dalam upaya menyambungkan Letter C Nomor: 634 atas nama KAJUN
dengan kepentingan Penggugat maka seolah olah cukup hanya dijembatani
dengan Surat Pernyataan Ahli Waris yang dikeluarkan oleh Desa Sindangwasa
No. 470/381/Des dan register Kecamatan Palasah No.: 470-3/83/Kes
sebagaimana bukti P-1 yang menerangkan Ibu SARKEM yang meninggal
tahun 1978 adalah sebagai Ahli Waris Pengganti dari KAJUN. Hal ini tentunya
tidak bisa berdiri sendiri sebagai akta dibawah tangan. Ternyata dalam fakta
persidangan khususnya dukungan keterangan semua saksi-saksi tidak ada
yang mendukung adanya hubungan darah atau kewarisan antyara SARKEM
denga KAJUN;

6) Bahwa pada Letter C atas nama Sawen Sarjim no 336 sebagaimana Bukti P-3
telah tercatat adanya pengalihan hak tanah sawah di persil 18.a, 21, 22
th,1947 di tulis Go To no.634 ( tidak ditulis waris kepada pihak tertentu dan
manapun, 8b ditulis Waris ke 338, kemudian Persil 12 Waris ke 876.
Dengan demikian maka proses pengalihan kepemilikan tanah sawah persil
18a, 21, dan 22 dari SAWEN SARJIM ke KAJUN (yang menurut Tergugat
sebenarnya KAJIM) bukan berdasarkan waris, hal ini tentunya menjadi bukti
bahwa tanah kacacahan pada saat itu memang tidak diwariskan,
sesuai aturan pada saat itu. Hal ini didukung oleh Tidak adanya satupun
saksi yang melihat dan mengalami aturan detail sebelum tahun 1960. Hanya
saksi ARJA (saksi Tergugat) yang tahu bahwa Kajim tahun 1950 sudah
menggarap Tanah Kacacahan tersebut (yang sekarang dijadikan objek
sengketa). Dengan demikian Aturan Penggarapan Tanah Kacacahan pada
saat itu ( sebelum tahun 1960 ) salah satunya hasil penelitian Bapak Endang
Suhendar dalam bukunya yang berjudul KETIMPANGAN PENGUASAAN
TANAH DI JAWA BARAT penerbit AKATIGA.

7) Setelah terbit dan diundangkanya Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960


tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria khususnya tentang Konversi hak atas
tanah oleh Pemerintah maka hak kepemilikan tanah kacacahan jatuh pada
penggarap terakhir;

8) Bahwa sebagaimana disebutkan pada bab alat bukti Penggugat, dari 15 (lima
belas) bukti tersebut pada intinya hanya bermodal pada bukti P-1 untuk
menjembatani dari bukti-bukti yang lain agar seolah-olah terhubung hak
hukum Antara penggugat dengan bukti P-2. Dimana bukti P-1 Penggugat tidak
didukung oleh bukti yang lain dan bahkan berseberangan atau setidaknya
tidak sinkron dengan keterangan saksi-saksi yang tersumpah dalam
persidangan pada perkara a quo. Hal ini kemudian menjadi pertanyaan
tentang kebenaran dari bukti P-1 Penggugat mengenai dokumen yang
dijadikan alas atau dasar pembuatan bukti P-1 Penggugat apakah benar ada
dokumen yang mendukung adanya garis hubungan kewarisan antara
SARKEM kepada KAJUN?;

9) Bahwa semua saksi yang dihadirkan baik oleh Penggugat maupun Tergugat
tidak ada satu orangpun dari saksi-saksi tersebut yang mengetahui seseorang
yang bernama KAJUN;
10) Bahwa keempat dari total 5 (lima) saksi yang dihadirkan semua pihak
mengetahui dan ada 3 (TIGA) yang mengaku kenal orang yang bernama
KAJIM yaitu ARJA dari pihak Tergugat serta JARMAN dan KANTA dari pihak
Penggugat;

11) Bahwa saksi Penggugat yang bernama KANTA dalam keteranganya sebagai
saksi dibawah sumpah diduga telah melakukan serangkaian kebohongan
dimana saksi menyatakan pernah mengantar KAJIM untuk membuat
perjanjian sewa menyewa tanah dengan SARKEM pada sekitar tahun 1970-an.
Padahal KAJIM telah meninggal tepat pada tahun 1966. Hal ini sudah jelas
tidak ada kesesuaian Antara fakta dengan keterangan. Karena secara logika
tidak mungkin ada perbuatan hukum yang dilakukan oleh orang yang telah
meninggal, karena sebab orang yang telah meninggal bukanlah subyek
hukum;

12) Bahwa selain hal tersebut terdapat keterangan saksi Penggugat yang bernama
MADA bin SARMAWI yang memberikan keterangan dibawah sumpah telah
menyatakan bahwa Turut Tergugat yakni CARDA pernah mengatakan pada
dirinya bahwa Tanah yang digarapnya yang dikuasai oleh OMO diteruskan
segenap Ahli Warisnya adalah berasal dari SARKEM adalah bentuk
kebohongan yang nyata;

13) Bahwa Obyek yang disengketakan oleh Penggugat dalam letter C No. 634 atas
nama KAJUN dengan persil 18a, 21, dan 22 adalah nyata-nyata salah Objek
atau setidaknya KABUR. Hal tersebut dikarenakan :
Objek persil Nomor 18a letak lokasinya berbeda dengan persil Nomor 21 dan
persil nomor 22, selain itu Objek persil nomor 18a bukan dimilki / dikuasai
atas nama Omo. Padahal nyata-nyata Penggugat telah menjadikan dokumen
letter C No. 634 atas nama KAJUN dengan persil 18a, 21, dan 22 sebagai alat
bukti utama;

14) Bahwa memang benar Obyek tanah yang saat ini dikuasai oleh bapak OMO
sesuai SPPT luasnya 6712 m2 riwayat asalnya adalah persil 21 & 22, namun
tidak ada persil 18a yang dalam blok persil tersebut tidak seluruhnya tanah
Kacacahan atau sekarang eks-cacah, namun asalnya adalah sebagian milik
pribadi keluarga bapak Sumantadama yang merupakan ayah dari bapak
KAJIM. Objek dengan batas :
 sebelah utara : sawah milik Rastawi
 sebelah Timur : Kali Cilumpang
 sebelah Selatan : sawah milik Mada + Eneng
 sebelah Barat : jalan

15) Bahwa sesaat sebelum sidang ditutup pada agenda Pemeriksaan Setempat (PS)
pada hari Jumat tanggal 19 Mei 2017 Tergugat dan Turut Tergugat melalui
kuasanya menanyakan Antara kesesuaian obyek riil dengan segenap rincian
sebagaimana dalam Letter C Nomor: 634 atas nama KAJUN yang didalilkan
oleh penggugat dengan luas tanah 455 bata (6,370 m2) sebagaimana dalam
bukti P-2. Apakah mencakup keseluruhan persil yakni persil nomor 18a,21,
dan 22 maka disitu kuasa hukum PENGGUGAT tidak bisa merinci dan hal ini
menandakan bahwa PENGGUGAT asal dalam mensinkronisasi Antara obyek
riil tanah yang disengketakan dengan bukti dan fakta yang disajikan. Hal ini
tentunya sangat berbahaya bagi kepastian hukum;
16) Bahwa khusus terhadap bukti P-13 dan P-14 Penggugat nyata-nyata
penggugat telah melakukan perbuatan hokum secara illegal dimana secara
diam-diam telah mengajukan mutasi nama Wajib Pajak terhadap SPPT Nomor
NOP: 32.12.210.008.006-0030.0 dan NOP: 32.12.210.008.006-0031.0 yang
sebelumnya yakni pada tahun 2016 atas nama OMO telah diganti/dimutasi
menjadi nama SAJI. Terhadap perbuatan curang dan illegal tersebut Tergugat
dan Turut Tergugat memberikan konfirmasi kepada Kepala Desa Sindangwasa
mengenai asal usul dokumen pendukung terhadap mutasi nama Wajib Pajak
tersebut. Terhadap hal sebagaimana dimaksud Kepala Desa Sindangwasa
nomor surat 470/139 Des bertanggal 27 April 2017 yang menerangkan bahwa
Desa Sindangwasa tidak pernah memberikan dokumen pendukung maupun
persyaratan apapun guna keperluan mutasi Wajib Pajak tersebut. Bahwa
surat tersebut oleh Tergugat dijadikan bukti dalam kode bukti T.14. terhadap
tindakan curang dan tidak menghormati proses hu4kum tersebut Tergugat
dan Turut Tergugat menghadap pejabat Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Aset Daerah (DPKAD) Kab. Majalengka dan minta nama Wajib Pajak pada dua
SPPT yang telah bermutasi nama SAJI dikembalikan lagi kepada nama OMO
sampai dengan proses hukum Berkekuatan Hukum Tetap (BHT) sesuai
dengan asas kepastian hukum. Dan akhirnya pihak DPKAD Kabupaten
Majalengka bersedia mengembalikan kembali nama OMO dalam dua SPPT
tahun 2017 tersebut yang dikeluarkan pada tanggal 29 Mei 2017 dan foto copy
kedua SPPT yang sudah kembali menjadi nama OMO tersebut akan
dilampirtkan sebagai hal agar diketahui oleh yang mulia Majelis Hakim ;

17) Bahwa menurut perhitungan Tergugat dan Turut Tergugat setelah bersama-
sama melaksanakan Sidang Pemeriksaan Setempat yang dilaksanakan pada
hari Jumat tanggal 19 Mei 2017 luas total tanah yang disengketakan a quo
adalah 4,952 M2 bukan 6,370 m2, dengan demikian maka semakin
menunjukkan kekaburan dari materu gugatan Penggugat;

V. PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian dan paparan serta kesimpulan yang mendalam
tersebut diatas, maka saya mohon dan sudah sepatutnya apabila Mejelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan membuat putusan
sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI.
1. Menerima Eksepsi TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk seluruhnya ;
DALAM PROVISI:
2. Menolak tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya ;

DALAM POKOK PERKARA.

3. Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya terhadap TERGUGAT dan


TURUT TERGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT
terhadap TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijk Verklaard);
4. Menyatakan bahwa tanah a quo khusus persil 21 dan 22 sebagaimana adalah
ditetapkan hak bapak OMO almarhum alias yang diteruskan kepada segenap
ahli warisnya;
5. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara ;

Atau apabila yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini berpendapat lain mohon kiranya memberikan putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Saya,
Selaku Kuasa Hukum TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT

FUAD ABDULLAH, SH., M.Si

Anda mungkin juga menyukai