Anda di halaman 1dari 9

MEMORI KASASI

Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Samarinda

Nomor: 95/Pdt.Sus-PHI/2020/PN Smr, Tanggal 1 Maret 2021

ANTARA

A WARMAN ---------------------- Sebagai TERMOHON KASASI/ dahulu PENGGUGAT;

MELAWAN

CV. PUTRA JAYA PERKASA ------------ Sebagai PEMOHON KASASI/ dahulu TERGUGAT;

Samarinda, 15 Maret 2021

Kepada YTH,

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

Melalui:

Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial


pada Pengadilan Negeri Samarinda
Jalan M. YAMIN No. 01
Kota SAMARINDA

Dengan Hormat,

MUHAMMAD HUSNI FAHRUDDIN, S.H.,M.H.,C.L.A, FAJRIANNUR, S.H.,C.L.A, AHMAD


HARIADI, S.H dan ROBI ANDRIAWAN, S.H. Adalah Advokat dan Konsultan Hukum pada
Kantor Hukum MHF & PARTNERS, yang berkantor dijalan D.I. Panjaitan No. 02 RT. 37
Kelurahan Temindung Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Provinsi Kalimantan
Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 09 Desember 2020, selanjutnya
disebut sebagai PEMOHON KASASI (dahulu Tergugat).

1
Bahwa Pemohom Kasasi dengan ini hendak menyampaikan Memori Kasasi atas
Permohonan Kasasi terhadap Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Samarinda Nomor Register Perkara: 95/Pdt.Sus-PHI/2020/PN Smr tanggal 1
Maret 2021 dalam perkara antara A WARMAN sebagai Termohon dahulu Penggugat
melawan CV. Putra Jaya Perkasa sebagai Pemohon dahulu Tergugat yang telah
dinyatakan permohonannya sebagaimana diterangkan dalam Akta Pernyataan
Permohonan Kasasi Nomor: 6/KAS/2021/PHI.Smr jo Nomor: 95/Pdt.Sus-PHI/2020/PN
Smr tanggal 1 Maret 2021, yang oleh karenanya Permohonan Kasasi Tersebut Telah
Memenuhi tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-Undang,
karenanya permohonan kasasi ini mempunyai alasan dan dasar hukum untuk dapat
diterima.

Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial Samarinda telah memutus perkara Nomor :


95/Pdt.Sus/2020/PN Smr., dengan amar putusannya sebagai berikut:

MENGADILI:

DALAM EKSEPSI

- Menolak Eksepsi Tergugat Untuk Seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA

- Mengabulkan Gugatan para Penggugat Untuk Sebagian;

- Menyatakan Hubungan Kerja Penggugat dengan Tergugat Putus sejak Putusan


Ini dibacakan;

- Menghukum Tergugat untuk membayar secara tunai dan sekaligus hak – hak
Penggugat akibat Pemutusan Hubungan Kerja, masing – masing sebesar :

o Uang Pesangon (Masa Kerja 4 Tahun 9 Bulan)

Rp. 3.179.673,-x 5 x 2 = Rp. 31.796.730,-

o Uang Penghargaan Masa Kerja

Rp. 3.179.673,- x 2 = Rp. 6.359.346,-

o Uang Penggantian Hak

2
15 % Rp. 38.156.076,- x 15 % = Rp. 5.723.411,-

o Uang Cuti Tahun 2019 12/25 x Rp. 3.179.673,- = Rp. 1.526.243,04,-

Total Pesangon = Rp. 45.405.730,04 (empat puluh lima juta empat ratus
lima ribu tujuh ratus tiga puluh rupiah koma nol empat sen)

o Uang THR Tahun 2020 = Rp. 3.179.673,-

o Upah Selama Proses bulan Februari s/d Juli 2020 Rp. 3.179.673,- x 6

= Rp. 19.078.038,- (Sembilan belas juta tujuh puluh delapan ribu tiga
puluh delapan rupiah);

- Membebankan Biaya Perkara Ini sejumlah Rp. 260.000,- (dua ratus enam puluh
ribu rupiah) kepada Negara;

- Menolak Gugatan Para Penggugat untuk selain dan selebihnya;

Bahwa adanya Putusan Hukum Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Samarinda jelas
tidak melaksanakan hukum dan/atau salah dalam menerapkan hukum dalam kondisi
forcemajeur karena ada kejadian luar biasa berupa pandemic Covid-19 ataupun telah
melanggar hukum yang berlaku atau tidak melaksanakan peradilan yang harus diturut
menurut Undang-Undang, di karenakan alat bukti dan saksi yang di hadirkan sangat
tidak bersesuaian, kami dari pihak pemohon kasasi sangat tidak terima dengan putusan
pertama pada pengadilan Hubungan industrial (PHI) Samarinda, lagi pula penggugat
hanyalah Karyawan kontrak pada CV.PUTERA JAYA PERKASA Terhitung mulai dari 30
Desember 2015 kontrak pertama yang di tandatangani oleh penggugat Per 6 bulan
putus kontrak sampai dengan kontrak terakhir 30 Juni 2018. Isi Surat Kesepakatan
Kerja Waktu Tertentu (KKWT) yang disepakati antara Pemohon Kasasi dan Termohon
Kasasi adalah sebagai berikuti ini:

Pasal 1

3
MASA KERJA , PENEMPATAN DAN JAM KERJA

1. Terhitung mulai tanggal 30 Desember 2015 Pihak Pertama (dalam hal ini
Pemohon Kasasi) memperkerjakan Pihak Kedua (dalam hal ini Termohon Kasasi)
sebagai Karyawan Konterak untuk jangka waktu 6 (Enam) bulan sejak tanggal
30 Desember 2015 sampe dengan 29 juni 2016 dengan jabatan sebagai Driver
Truck Loading, dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang disebutkan
dalam KKWT ini.

2. Pihak kedua bersedia untuk ditempatkan bekerja pada lokasi sebagaimana


ditugaskan oleh pihak pertama.

3. Jam kerja dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan 17.00 Wita, jam istirahat
pada pukul 12.00 sampai dengan 13.00 Wita (selama 1 jam) dan wajib hadir di
lokasi kerja pada pukul 08.00 Wita.

4. Hari kerja senin sampai dengan minggu, tanggal merah dan hari minggu tidak
diperhitungkan lembur atau overtime

Pasal 2

HUBUNGAN KERJA

1. Pihak Pertama sewaktu-waktu dapat memutuskan Perjanjian Kerja ini


sebelum tanggal tersebut dalam pasal 1.1 diatas apabila Pihak Kedua telah
melakukan pelanggaran-pelanggaran atas ketentuan kerja yang telah
disepakati bersama atau Pihak Pertama mengalami musibah yang disebabkan
oleh apapun juga, kesulitan keuangan maupun kesulitan lainya, tanpa adanya
kewajiban Pihak Pertama untuk membayar pesangon, maupun uang jasa
lainnya.

2. Pihak Pertama dapat memperpanjang KKWT ini jika Pihak Pertama merasa
memandang perlu atas dasar prestasi kerja Pihak Kedua yang memuaskan.
Dan apabila tidak diperpanjang, maka KKWT ini akan berakhir dengan
sendirinya pada tanggal 29 Juni 2016 tanpa adanya kewajiban Pihak Pertama
untuk membayar pesangon atau uang jasa dalam bentuk apapun juga.

Berdasarkan dari perjanjian kontrak yang sudah di tandatangani oleh Termohon Kasasi
jelas tertuang diisi perjanjian pasal 1 dan pasal 2 bahwasannya Termohon Kasasi
4
hanyalah Karyawan Kontrak di perjelas lagi dalam pasal 2 ayat 1 dan 2 yang di
tandatangani Pihak Termohon Kasasi. (bukti terlampir kontrak kerja Termohon Kasasi,
Bukti TK 1)

1. Bahwa Pemohon Kasasi tidak pernah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
terhadap Termohon Kasasi dan Pemohon Kasasi murni mengalami kerugian karena
menurunnya produksi disebabkan karena adanya Virus CORONA/COVID 19 yang
melanda Dunia dan sangat berdampak pada produksi Batubara di pelabuhan yang
berimplikasi berkurangnya pendapatan Pemohon Kasasi secara signifikan.

2. Bahwa Termohon Kasasi dalam Gugatannya pada point 5 sangatlah tidak benar dan
Pemohon bantah, karena tidak pernah ada dari Pihak Pemohon Kasasi yang
mengatakan mengambil gaji terakhir karena Pemohon Kasasi tidak pernah
memutuskan hubungan kerja dengan Termohon Kasasi, kepastian hukum haruslah
melalui bukti, dan tidak ada satupun bukti surat yang menyatakan bahwa Pemohon
Kasasi memutuskan hubungan kerja dengan Termohon Kasasi.

3. Bahwa kemudian Termohon Kasasi dirumahkan oleh Pemohon Kasasi karena


keadaan yang melanda Pemohon Kasasi akibat pandemic Covid-19, bilaman ada
pekerjaan loading batubara di pelabuhan Termohon Kasasi maka Termohon Kasasi
baru masuk bekerja. Adanya pergantian manajemen baru Pemohon Kasasi maka
kebijakan agar seluruh karyawan tetap bekerja seperti biasa dan hadir di kantor
menjadi kewajiban, namun Termohon kasasi tidak masuk bekerja terkecuali ada
loading (muatan) batu bara, mengakibatkan persiapan pekerjaan dan maintenance
peralatan tidak siap pakai yang seharusnya selalu dipersiapkan Termohon Kasasi
sebagai prosedur baku sebelum melakukan pekerjaan disebabkan Termohon Kasasi
hanya hadir saat ada muatan (loading) batubara.

4. Bahwa Termohon Kasasi sudah diminta untuk hadir seperti biasanya namun tidak
bersedia, dan Termohon Kasasi masuk hanya pada saat ada kegiatan pekerjaan,
dan pihak HRD dari Pemohon Kasasi pada awal di rumahkan telah memanggil pihak
Termohon Kasasi untuk mengambil Gaji Bulanan Termohon Kasasi, namun pihak
Termohon Kasasi tidak bersedia mengambilnya bahkan sampai sekarang Gaji
Termohon Kasasi masih ada, namun mengingat keadaan Pemohon Kasasi sedang
mengalami kesulitan akibat adanya Covid 19 yang sangat berdampak pada
Pemohon Kasasi menyebakan sekarang ini perusahaan pihak Pemohon Kasasi
sudah tidak beroperasi lagi.
5
5. Bahwa pihak Pemohon Kasasi telah meminta Termohon Kasasi untuk menghadap
HRD (Human Resources Development) bidang yang mengurusi ketenagakerjaan,
namun Termohon Kasasi tidak pernah mau datang ke kantor dan Pemohon Kasasi
menjadi heran ketika Termohon Kasasi melaporkan masalah tidak pernah di Gaji
dan meminta di Putuskan Hubungan Kerja;

6. Bahwa Judec Facti pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


Samarinda telah salah dalam menulis fakta-fakta persidangan sebagaimana
tertuang dalam salinan putusan yang telah kami terima yaitu pada halaman 14
dimana Pemohon Kasasi (Tergugat) dikatakan tidak membantah terhadap pokok
perkara adalah tidak benar, Pemohon Kasasi (Tergugat) telah membantah segala isi
Gugatan yang telah diajukan oleh Termohon Kasasi (Penggugat) dalam Jawaban
Gugatan di Pengadilan Negeri Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Samarinda;

7. Bahwa Judec Facti putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Samarinda sangat berbeda dengan fakta persidangan dimana pada halaman 15
salinan putusan pengadilan yang telah Pemohon Kasasi (Tergugat) terima dikatakan
bahwa Pemohon Kasasi (Tergugat) hanya mengajukan 1 (satu) saksi dan Termohon
Kasasi (Penggugat) mengajukan 2 (dua) saksi, padahal berdasarkan fakta
persidangan Pemohon Kasasi (Tergugat) telah mengajukan 2 (dua) orang saksi dan
sebaliknya justru Termohon Kasasi (Penggugat) lah yang hanya mengajukan 1
(satu) orang saksi;

8. Bahwa jika dicermati lagi salinan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Samarinda pada halaman 17 telah berbeda dengan fakta
persidangan yaitu pada paragraf pertama dimana dalam isi putusan itu dikatakan
bahwa Pemohon (tergugat) telah mengajukan Bukti T-7 berupa surat Pemutusan
Hubungan Kerja Penggugat (Termohon Kasasi), berdasarkan fakta persidangan
Pemohon Kasasi (Tergugat) tidak pernah mengajukan bukti surat Pemutusan
Hubungan Kerja pada persidangan ditingkat pertama tersebut;

9. Bahwa kami dari Pemohon Kasasi (Tergugat) sangat keberatan dengan isi putusan
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Samarinda yang kami
anggap sangat tidak objektif, terkesan tidak memahami fakta persidangan bahkan
asal-asalan membuat dan memuat isi putusan, karena tidak berkesesuaian dengan
fakta persidangan;
6
10. Bahwa berdasarkan fakta persidangan di Pengadilan Negeri Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Samarinda adalah dalam perkara ini Termohon Kasasi
(Penggugat) mengajukan alat bukti dipersidangan berupa bukti surat dan 1 (satu)
saksi;

11. Bahwa dari 6 (enam) bukti surat yang diajukan oleh Termohon (Penggugat) dalam
perkara ini, tidak ada satupun bukti surat yang menunjukan bahwa Pemohon Kasasi
(Tergugat) memberhentikan Termohon Kasasi (Penggugat) selaku karyawan di
perusahaan Pemohon Kasasi (Tergugat);

12. Bahwa di dalam hukum acara perdata tidak dikenal bukti berupa foto seperti yang
dilampirkan Termohon (penggugat) pada bukti surat nomor 3 (tiga) dan 5 (lima),
yang Pemohon Kasasi (Tergugat) nilai juga tidak dapat menjadi petunjuk bagi
majelis hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pegadilan Negeri Samarinda,
untuk menilai perkara ini karena di dalam hukum acara perdata hanya dikenal 5
(lima) alat bukti yaitu 1. bukti tulisan 2. bukti dengan saksi 3. persangkaan 4.
Pengakuan 5. sumpah. Oleh karena itu patut dikesampingkan;

13. Bahwa menanggapi mengenai bukti Saksi yang dihadirkan oleh Termohon
(penggugat) pada perkara ini berdasarkan fakta di persidangan, kami menilai
Majelis Hakim harus mengenyampingkan bukti saksi tersebut karena tidak dapat
diambil petunjuk ataupun tidak ada kaitannya dengan perkara ini. Saksi yang
dihadirkan oleh Termohon Kasasi (penggugat) hanya 1 (satu) orang dan tidak
mengerti tentang perkara Termohon (penggugat) bahkan menguatkan dalil
Pemohon Kasasi (Terrgugat) yang menyatakan sistem kerja Termohon Kasasi
(Penggugat) adalah borongan, tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja hanya berupa
Surat Keterangan Habis Kontrak Kerja yang pernah diterima saksi Termohon Kasasi
(Penggugat);

14. Bahwa berdasarkan fakta persidangan Saksi dari Pemohon Kasasi (Tergugat) ada 2
(dua) orang yang pertama Saksi ANDRIANTO sebagai admin kantor menjelaskan
bahwa saksilah yang membuat pengumuman dirumahkannya supir DT dan operator
atas perintah pimpinan dan sampai detik ini aktivitas di CV Putra Jaya Perkasa (PJP)
tidak ada aktivitas, saksi SUYANTO adalah pengawas lapangan di CV Putra Jaya
Perkasa (PJP) menjelaskan bahwa Termohon Kasasi (Penggugat) A.WARMAN
jarang ada terlihat di kantor, dengan dirumahkannya Termohon Kasasi (Penggugat)
seharusnya harus tetap ke kantor untuk absensi walaupun tidak ada aktivitas lain
7
namun saudara penggugat A.WARMAN tidak pernah mau kekantor lagi sampai
Saksi bersaksi di persidangan ini;

15. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas telah nyata dan jelas, bahwa Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo telah salah menerapkan
hukum, sehingga putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Samarinda telah cacat yuridis dalam memberikan pertimbangannya dan asal-asalan
dalam memuat fakta persidangan di dalam putusannya.

Maka berdasarkan segala apa yang terurai di atas, Pemohon Kasasi mohon agar sudilah
kiranya Mahkamah Agung Republik Indonesia berkenan membatalkan Putusan Register
Perkara Nomor: 95/Pdt.Sus-PHI/2020/PN Smr dan mengadili sendiri dengan amar
putusannya sebagai berikut :

1. Menerima Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi CV PUTRA JAYA PERKASA;

2. Membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Samarinda tertanggal 1


Maret 2021, dengan Register Perkara Nomor: 95/Pdt.Sus-PHI/2020/PN Smr;

3. Mengadili Sendiri;

- Menolak Gugatan Penggugat (Termohon Kasasi) untuk seluruhnya;

Demikian Memori Kasasi ini disampaikan oleh Pemohon Kasasi dengan harapan dapat di
pertimbangkan oleh Majelis Hakim Agung dalam putusannya. Terima Kasih.

Hormat kami,
Kuasa Hukum Pemohon Kasasi

MUHAMMAD HUSNI FAHRUDDIN, A.Md., S. Hut., S.H.,M.H.,C.L.A., C.T.L.

8
FAJRIANNUR, S.H.,C.L.A.

AHMAD HARIADI, S.H.

ROBI ANDRIAWAN, S.H.

Anda mungkin juga menyukai