Anda di halaman 1dari 22

KESIMPULAN Tergugat I, II, II

Dalam Perkara Perdata  No. 22/PDT.G/2022/PN.GTLO


Pengadilan Negeri Gorontalo

Antara

1. SISKA ANANI. Amd. Kep (Tergugat I)


2. SISKE ANANI (Tergugat (II)
3. RADAYANTI ANANI (Tergugat III)

Melawan

1. Maryam Nento ( Penggugat I)


2. Usman Rahim (Penggugat II)

Gorontalo, 4 Agustus  2022

Kepada Yang Terhormat :


Majelis Hakim Pemeriksa dan Pemutus Perkara Perdata 
No. 22/PDT.G/2016/PN.GTLO, Pada Pengadilan Negeri Gorontalo 
Di
Gorontalo

Dengan hormat,

Perkenankan Yang bertanda tangan di bawah ini :


ISKANDAR DAULIMA, S.H
Warga Negara Indonesia (WNI) Profesi Advokat / Pengacara dan Konsultan Hukum, pada
Kantor Hukum berkantor di Jl. Gn Tilongkabila No 64 Biawu, Kecamatan Kota Selatan, Kota
Gorontalo
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 30 Maret 2022 yang telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Gorontalo pada hari Rabu 30 Maret 2022 di bawah No.
Register : W20-U1/AT.03.05/III/2022
Bertindak untuk dan atas nama atau sebagai Kuasa Hukum dari para Tergugat I, II, III dengan
ini berkehendak menyampaikan KESIMPULAN dalam perkara perdata
Nomor. 22/PDT.G/2022/PN.GTLO. Selanjutnya guna  mempermudah penyajian serta sesuai
dengan fungsi Kesimpulan dalam penyelesaian perkara, maka sistematika nya kami susun
sebagai berikut:
I. TENTANG JAWABAN ATAS GUGATAN

DALAM EKSEPSI :

Gugatan Error In Persona dan  Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium)

Bahwa apabila kita cermati sebagaimana dalam Gugatan Penggugat pada halaman 5 dalam


posita nomor 8 ditulis “bahwa pada tahun 1997 terjadi jula beli dimana tanah bagian dari
Tergugat IV telah dijual kepada ALM SARTON ANANI, yang merupakan orang tua dari
Tergugat I, II, II….dst’. Apabila berpedoman pada frasa materi gugatan sebagaimana
dimaksud diatas, maka Gugatan ditujukan kepada anak-anak dari Alm Sartono Anani, yang
dalam hal ini Tergugat I II, dan III, padahal telah diketahui bahwa anak dari Sartono Anani
Bukan hanya Tergugat 1 tergugat 2 dan tergugat 3 melainkan ada anak lain dari almarhum
Sartono anani yaitu Munir Anani dan Laila Anani, dengan tidak digugatnya kedua anak dari
almarhum Sartono Anani tersebut menyebabkan gugatan dari para penggugat dapat
dikategorikan gugatan error in Persona atau yang lebih dikenal dengan kurang pihak plurium
litis consortium.
Bahwa dengan adanya gugatan penggugat yang dikategorikan gugatan kurang pihak maka
menyebabkan gugatan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima.

Hal tersebut sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung:


1. Putusan MA-RI No.2438.K/Sip/1980 yang menyatakan: “Gugatan harus
dinyatakan tidak dapat diterima, karena tidak semua ahli waris turut sebagai pihak
(Tergugat) dalam perkara;”;
2.  Putusan MA-RI No.437.K/Sip/1973, tanggal 9 Desember 1975 yang
menyatakan : “Karena tanah-tanah sengketa sesungguhnya tidak hanya dikuasai
oleh Tergugat I Pembanding sendiri tetapi bersama-sama dengan saudara
kandungnya, seharusnya gugatan ditujukan terhadap Tergugat I Pembanding
bersaudara, bukan hanya terhadap Tergugat I Pembanding sendiri, sehingga oleh
karena itu gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima”;

Dengan demikian maka Gugatan Penggugat a quo tidak memenuhi syarat, sehingga


seharusnyalah gugatan Penggugat dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet
Onvankelijk verklraad);

GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS DAN KABUR

Bawa penggugat dalam surat gugatannya di halaman 4 posita nomor 5 dan nomor 6 yang
mendalilkan bahwa objek sengketa dari tergugat adalah seluas 3044 M2 dan 2602 m2 adalah
sangat berbeda dengan penguasaan tanah dari para tergugat I, II dan III. karena luas tanah
yang dikuasai Para tergugat 123 yaitu seluas 6809 M2. Selain itu itu di dalam surat gugatan
penggugat baik objek 1 dan objek 2 tidak menyebutkan luasan atau ukuran masing-masing
Sisi dari tanah yang digugat melainkan hanya volume saja yang disebutkan, hal ini bisa
membuat bingung majelis pada saat pemeriksaan setempat. terbukti pada saat pemeriksaan
setempat penggugat hanya menunjukkan luas tanah tanpa menyebutkan batas-batas dan
ukuran per Sisi yang dikuasai oleh tergugat.
bahwa jika melihat ukuran batas-batas yang diberikan oleh penggugat sangat jauh berbeda
dengan batas-batas tanah yang dimiliki oleh Tergugat I, II dan III dapat kita lihat di dalam
halaman 4 posita 5 dan 6, sedangkan milik dari tergugat dapat kita lihat dalam Jawaban
Tergugat I, II, III Halaman 4-5 (posita no 5) sebagai berikut :
Bahwa Adapun batas tanah yang dikuasai ahli waris SARTONO ANANI berdasarkan SHM
769 seluas 6890 M2 dengan batas-batas sebagai berikut :

● Utara : Berbatasan dengan Saluran air & Jln Taman Hiburan, Ramdan Panto
Aida Arsjad

PENGGUGAT sebagaimana gugatanya khususnya dalam Bab tentang  kedudukan dan


kepentingan hukum Penggugat pada halaman 2 s/d 3 khusunya pada poin 3) dengan seluruh
sub poinya sampai halaman 3 sama sekali tidak menyebut tahun kapan terjadinya masing-
masing suatu peristiwa hukum secara detail yang didalilkan oleh PENGGUGAT. Peristiwa
hokum sebagaimana dimaksud adalah tentang tahun kapan adanya wasiat maupun tempat
kejadian perbuatan hukumnya serta obyek tanah mana saja yang dijadikan sengketa
mengenaoi letak dan persis berdasarkan data dan faktannya yang saling mendukung. Oleh
karena itu gugatan PENGGUGAT sangat kabur dan serta tidak jelas untuk
dipahami. dikarenakan kabur dan tidak jelas gugatan tersebut maka gugatan a quo menjadi
cacat dan tidak berdasar. Dengan demikian  gugatan PENGGUGAT  seharuslah dinyatakan
TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet Onvankelijk verklaand);

DALAM POKOK PERKARA

Bahwa semua yang TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT kemukakan pada bagian eksepsi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pokok perkara ini:

1)        Bahwa TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil
gugatan PENGGUGAT, kecuali yang kebenarannya diakui secara tegas oleh TERGUGAT
dan/atau TURUT TERGUGAT;

2)        Bahwa TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT tidak akan menanggapi dalil-dalil


PENGGUGAT yang tidak berkaitan dengan diri TERGUGAT dan/atau TURUT
TERGUGAT;

3)        Bahwa terhadap materi gugatan PENGGUGAT khususnya pada angka Romawi I tentang
kedudukan dan kepentingan hukum PENGGUGAT khususnya poin 2, maka dengan ini
TERGUGAT memberikan jawaban sekaligus tanggapan bahwa TERGUGAT telah memiliki
hak dan menguasai serta  mengelola sebidang tanah dengan luas lebih kurang 479.42867 Bata
atau seluas 2.084 M2 dan 4.628 M2dengan total luas lebih kurang 6712 M2    kesemuanya
adalah kelas 088 yang terletak di Blok Cilumpang, Desa Sindangwasa, Kecamatan Palasah,
Kabupaten Gorontalo dengan batasan-batasan sebagaimana yang disebutkan oleh
PENGGUGAT pada gugatanya halaman 2 Romawi I poin 2);

4)        Bahwa riwayat tanah a quo diperoleh TERGUGAT beserta 4 (empat) saudara-saudara


kandungnya yang lain masing-masing bernama Siti Mardinah binti OMO, Muhammad Soleh
bin OMO, Agus Gunawan bin OMO dan Anwar Sanusi bin OMO. Sebidang tanah a
quo diperoleh sebagai warisan dari pewarisnya yang bernama OMO (Alm) bin KAJIM yang
diperolehnya warisan dari Pewarisnya yang bernama KAJIM bin SUMANTADAMA;

5)        Bahwa riwayat perolehan tanah a quo berasal dari Desa kepada KAJIM bin
SUMANTADAMA yang menjadi “Kemit Desa” atau abdi desa dengan tupoksi sebagai
tenaga keamanan (istilah sekarang hansip atau istilah lainya). KAJIM bin SUMANTADAMA
telah menjadi “Kemit Desa” semasa masih Bujangan atau jejaka alias belum menikah hingga
peran tersebut tetap dijalani hingga menikah dengan MUSNI serta lahir  anak pertama pada
tanggal 07 Juli 1947 yang bernama OMO MANSUR bin KAJIM. Karier sebagai “Kemit
Desa tersebut tetap dijalani oleh KAJIM bin SUMANTADAMA hingga akhir hayat sekitar
tahun 1966. Pada saat tahun tersebut telah berlaku No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok Agraria. Kemudian pasca meninggalnya KAJIM bin SUMANTADAMA sekitar
tahun 1966 tersebut tanah a quo dikelola oleh Isterinya yang bernama MUSNI dan anaknya
Omo alias Omo Mansur hingga saat ini dikelola oleh para ahli warisnya dan terus menerus
membayar pajak atas obyek tanah a quo kepada Negara. Istilah tanah tersebut di Gorontalo
disebut “TANAH KACACAHAN” atau di Cirebon dan Kuningan disebut “TANAH SIKEP”.
Status hukum Tanah Kacacahan pada saat belum terbitnya Undang-undang No. Tahun 6
tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria merupakan tanah komunal yang diberikan
kepada abdi desa  yakni seseorang yang diangkat oleh Desa untuk segala urusan keamanan
serta tugas lain yang sifatnya  umum, atau dengan kata lain dalam konteks sekarang adalah
“Petugas Serba Guna”. Bahwa aturan komunal tentang pengelolaan tanah Kacacahan
tersebut haruslah pihak yang resmi sebagai abdi desa sebagaimana tersebut diatas, orang atau
pihak sebagai subyek hukum yang mengelola tanah Kacacahan disebut Pencacah. Aturan lain
tentang tanah Kacacahan yaitu tidak boleh untuk diwariskan karena mengandung filosofi
bahwa tanah Cacahan adalah sejenis imbalan bagi abdi desa dan akan menjadi bergulir bagi
abdi desa selanjutnya. Pasca berlakunya Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok Agraria status hukum Tanah Cacahan yang tadinya merupakan status
tanah komunal yang tunduk pada hukum adat berubah menjadi milik Pemegang Cacah atau
pencacah terakhir;

6)        Bahwa asal usul atau sejarah KAJIM bin SUMANTADAMA memperoleh hak Cacah atau
sebagai Pencacah terhadap tanah a quo adalah setelah meninggalnya SAWEN SARJIM maka
KAJIM selaku petugas desa non struktural diberikan tanah Cacahan a quo oleh Desa sebagai
imbalan jasa atas tugas-tugas yang melekat atas peran sebagai “Kemit Desa”. Dengan istilah
lain bahwa KAJIM yang merupakan jalur pewaris utama dan pertama dari  TERGUGAT atas
tanah a quo yang disengketakan oleh PENGGUGAT mempunyai kapasitas ataulegal
standing terhadap kepemilikan hak atas tanah a quo sampai dengan terbit dan
berlakunya  Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok
Agraria;

7)        Bahwa terhadap poin 3 sub poin 3.3 pada materi Gugatan PENGGUGAT halaman 3,
PENGGUGAT  telah mendalilkan “setelah masa penggarapan 4 (empat) tahun atas tanah
sawah yang telah beralih kepada nama KAJUN tersebut, Ibu SARKEM kedatangan
seseorang yang bernama Bapak KAJIM dengan maksud meminta upah karena telah menjadi
“kemit desa” (penjaga kantor desa setempat) dan akhirnya Ibu SARKEM menyewakan
sebagian tanah sawah tersebut sebesar 100 bata (1.400 M2) untuk digarap oleh Bapak
KAJIM yang hasilnya diperuntukkan sebagai upah kemit desa.....”. atas dalil
PENGGUGAT a quo maka Tergugat memberikan jawaban sekaligus bantahan bahwa
sepengetahuan PENGGUGAT baik cerita maupun bukti yang didapat dari ayah TERGUGAT
maupun kakek TERGUGAT dimana keduanya merupakan pewaris TERGUGAT, tidak
pernah ada peristiwa hukum dimana kakek TERGUGAT yang bernama KAJIM meminta
upah sebagai kemit desa kepada Ibu SARKEM. hal tersebut terjadi karena yang mempunyai
kapasitas untuk memberikan imbalan berupa garapan sawah adalah pihak desa. Dengan
jawaban dan bantahan pada poin ini maka secara otomatis PENGGUGAT tidak perlu
menanggapi sub poin 3.4 dan 3.5  pada   materi Gugatan PENGGUGAT halaman 3. Bahwa
mengenai adanya nama KAJUN dalam daftar buku C Desa No.634 menurut TERGUGAT
terdapat kesalahan penulisan oleh pihak Desa yang seharusnya tertulis KAJIM sebagai
Pewaris dari TERGUGAT. Kesalahan penulisan subyek sebagaimana persoalan a
quo merupakan praktek yang sering terjadi dan banyak kasusnya mengingat pada masa
sebelum berlakunya Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok
Agraria penulisan daftar tanah tersebut tidak memperhatikan kehati-hatian serta kecermatan;

8)        Bahwa terhadap dalil PENGGUGAT pada angka Romawi II sebagaimana poin 5) halaman 4


dari Gugatan PENGGUGAT mengenai kedudukan dan kepentingan hukum tergugat dan turut
tergugat yang pada pokoknya mendalilkan pihak tergugat tanpa hak telah menguasai obyek
sengketa dan menyewakan kepada turut tergugat, maka dengan ini tergugat menyatakan
bahwa dalil tersebut adalah mengada-ada dan tanpa dasar. Karena selain tanah a quo sebagai
warisan turun temurun yang setelah Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok Agraria adalah milik tergugat, selain itu juga tidak pernah ada
peristiwa hukum yang menjadi ikatan hukum antara tergugat dan turut tergugat dalam
hubungan sewa menyewa. Dengan kata lain penggugat tidak mempunyai kapasitas hukum
untuk menyampaikan dalil a quo;

9)        Bahwa tergugat beserta segenap ahli waris dari OMO bin KAJIM adalah sah dan beralasan
hukum memiliki hak atas tanah sebagaimana yang terletak dan tertulis pada Jawaban ini
sesuai dengan NOP: 32.12.210.008.006-0030.0 seluas lebih kurang 2.084 M2 dan dan NOP:
32.12.210.008.006-0031.0 seluas lebih kurang 4.628 M2 dengan total luas lebih kurang
6712 M2   atau seluas 479.42867 Bata kesemuanya adalah kelas 088. Hal tersebut juga sesuai
dengan dasar hukum sebagai berikut:

a)     Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria khususnya
tentang Konversi hak atas tanah oleh Pemerintah

b)     Pasal 1955 KUHPerdata: “Untuk memperoleh hak milik atas sesuatu dengan upaya lewat
waktu, seseorang harus bertindak sebagai pemilik sesuai itu dengan menguasainya secara
terus-menerus dan tidak terputus-putus, secara terbuka di hadapan umum dan secara tegas.”

c)     Pasal 1963 KUHPerdata: “Seseorang yang dengan itikad baik memperoleh suatu barang
tak bergerak, suatu bunga, atau suatu piutang lain yang tidak harus dibayar atas tunjuk
dengan suatu besit selama dua puluh tahun, memperoleh hak milik atasnya dengan jalan
lewat waktu. Seseorang yang dengan itikad baik menguasai sesuatu selama tiga puluh
tahun memperoleh hak milik tanpa dapat dipaksa untuk menunjukkan alas haknya.”

d)     Pasal 1965 KUHPerdata: “Itikad baik harus selalu dianggap ada, dan barangsiapa
mengajukan tuntutan atas dasar itikad buruk, wajib membuktikannya.”

10)     Bahwa selama ini lebih dari 20 (dua puluh) tahun para Pewaris Tergugat sampai
TERGUGAT telah beriktikad baik dalam mengelola hak tanah a quo dalam hal membayar
iuran atau retribusi atau Pajak kepada Pemerintah secara aktif dan terus menerus;
Tanggapan Atas Dalil Penggugat Dalam Bab IV. Tentang PMH Tergugat

11)     Bahwa memang benar pada sekitar akhir tahun 2015 tergugat telah dua kali yakni pertemuan
pertama di rumah TURUT TERGUGAT dan pertemuan yang terakhir dengan bertempat di
Kantor Desa Sindangwasa dengan melibatkan pihak ketiga sebagai mediator adalah Aparat
Desa Sindangwasa. Dalam pertemuan tersebut yang sejak awal dimaksudkan untuk kebaikan
yakni pihak tergugat bermaksud memberikan sedekah atau sejenis dari istilah itu untuk
tergugat dengan harapan pahala dan kebaikanya semoga untuk almarhum Pewarisnya yakni
Bapak Omo. Maksud baik penggugat untuk memberikan sedekah berupa tanah
seluas 50 bata, BUKAN 25 bATA sebagaimana yang didalilkan PENGGUGAT,
namun ternyata ditolak oleh PENGGUGAT dan PENGGUGAT justeru meminta 100 Bata.
Tentu hal ini ditolak dan tidak dikabulkan oleh TERGUGAT;

12)     Bahwa mengenai dalil penggugat dalam materi gugatanya pada poin 10) maka tergugat
memberikan tanggapan dan jawaban bahwa TERGUGAT hanya bermaksud mendiskusikan
taah a quo dikaitkan dengan pelaksanaan UU Pokok Agraria beserta aturan hukum terkait
lainya. nama dalam surat C Desa a quodari nama KAJUN yang seharusnya tertulis atas nama
KAJIM;

13)     Bahwa terhadap dalil gugatan PENGGUGAT dalam poin 11) tergugat sangat menyayangkan


mengenai dalil gugatan PENGGUGAT dalam poin a quo dimana PENGGUGAT
menyebutkan dengan adanya niat baik tergugat untuk mensedekahkan tanah 25 bata, padahal
niat sedekahnya sebagaimana TERGUGAT sampaikan dalam pertemuan itu adalah 50 Bata
bukan 25 Bata, hal itu dimaksudkan sebagai sedekah yang kebaikanya dimohonkan untuk
Bapak OMO karena sebelumnya PENGGUGAT meminta kebijaksanaan TERGUGAT. yang
oleh PENGGUGAT dijadikan kesimpulan yang tidak berdasar yakni dianggap untuk
membungkam upaya PENGGUGAT meminta sesuatu yang merupakan hak TERGUGAT.
Demikian halnya dengan upaya TERGUGAT untuk meluruskan riwayat tanah a quo yang
dipandang sebagai langkah memanipulasi yang menurut tergugat dalil dalam poin 11) a
quo adalah mengada-ada;

14)     Bahwa karena gugatan Penggugat tidak beralasan hukum, maka dalil-dalil Penggugat sudah
seharusnya dikesampingkan, dan menolak gugatan Penggatan seluruhnya karena mengada-
ada;
 
15)     Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT kemukakan
dalam eksepsi dan dalam pokok perkara di atas, maka sudah seharusnya gugatan Penggugat
dinyatakan ditolak karena tidak berdasar sama sekali.

II. DUPLIK
Bahwa dalam menanggapi REPLIK PENGGUGAT, pertama-tama TERGUGAT dan
TURUT TERGUGAT memberikan tanggapan yang merupakan jawaban atas pernyataan
Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat dan Turut Tergugat tidak beriktikad baik
dengan tidak memberikan atau menanggapi resume perkara yang diajukan oleh Penggugat.
Dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa baik TERGUGAT maupun TURUT TERGUGAT telah
menyerahkan tanggapan atas resume yang diajukan oleh pihak Tergugat dan Turut Tergugat
kepada Hakim Mediator PerkaraPerdata No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL  melalui Panitera
Penganti yang bertugas dalam perkara a quo setelah tidak tercapainya
perdamaian. Selanjutnya atas REPLIK PENGUGAT, maka TERGUGAT dan TURUT
TERGUGAT menyampaikan Duplik sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI :

1)        Secara prinsipil Tergugat dan  Turut Tergugat tetap pada dalil-dalil dalam Eksepsi/Jawaban


terdahulu kecuali terdapat hal-hal yang perlu ditambahkan,selanjutnya tetap membantah
semua dalil-dalil Penggugat baik dalam gugatan maupun dalam Repliknya;

2)        Bahwa Tergugat dalam hal ini menolak replik Penggugat  pada angka 2 dimana Penggugat
mendalilkan bahwa penggugatlah yang berwenang untuk menentukan tentang siapa yang
harus digugat. Dalam eksepsinya Tergugat menyatakan bahwa gugatan Penggugat
adalah kurang pihak (plurium litis consortium) dimana Penggugat tidak menarik ahli waris
lainya dari bapak OMO sebagai Pihak yang harus digugat.  Terhadap Yurisprudensi   yang
dijadikan dasar oleh Penggugat untuk menyatakan keberatan terhadap materi eksepsi
Tergugat tersebut yakni Putusan MA-RI No.305.K/Sip/1971, tanggal 16 Juni 1971 yang
menyatakan bahwa, “Pengadilan Tinggi tidak berwenang untuk karena jabatan
menempatkan seseorang yang tidak digugat (pihak ketiga) sebagai Tergugat, karena hal
tersebut adalah bertentangan dengan azas Acara Perdata bahwa hanya Penggugatlah yang
berwenang untuk menentukan : siapa-siapa yang akan digugatnya”  maka dengan tegas
Tergugat menolaknya. Alasan penolakan tersebut adalah tentang penempatan Yurisprudensi
tersebut yang tidak tepat  untuk menolak eksepsi Tergugat. Karena apabila kita cermati
mengenai substansi putusan hukum dari Yurisprudensi tersebut adalah Mahkamah Agung
Republik Indonesia dalam putusanya lebih kepada membatalkan putusan Pengadilan Tinggi
Medan tanggal 18 Juli 1966 No. 235/1965 yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri
Tanjung Balai tangal 22 Oktober 1964 No. 73/1964. Dalam putusan banding tersebut
Pengadilan Tinggi Medan dalam putusanya dengan mengadili sendiri: “menempatkan adik
dari Pembanding dan Terbanding bernama Maridjo sebagai Tergugat II” yang sebelumnya
bukan sebagai pihak dalam perkara tersebut. Dengan demikian inti dari Yurisprudensi
tersebut adalah Hakim dalam perkara Perdata adalah harus bersifat pasif sebagaimana dalam
asas acara perdata. Dengan demikian maka Yurisprudensi tersebut tidak relevan dijadikan
dasar penolakan eksepsi terkait kurang pihak tersebut. Dengan demikian maka Tergugat tetap
pada eksepsi terdahulu ;

3)        Bahwa terhadap Replik penggugat dalam eksepsi pada butir 3 halaman 2 Tergugat tidak
akan menanggapi lebih dalam dikarenakan Tergugat meyakini bahwa Tergugat selama ini
menguasai tanah yang disengketakan tersebut secara sah dan turun temurun tanpa putus dan
beriktikad baik dari pewaris KAJIM bin Sumantadama sejak sebelum tahun 1947 dimana
KAJIM mulai menjadi kemit desa dan mendapat hak tanah tersebut sebagai imbalannya.
Hal tersebut sebagaimana diuraikan dalam jawaban Tergugat pada butir 5) halaman 5.
Berdasar pada pertimbangan a quo maka Penggugat tidak mempunyai dasar untuk
menyatakan bahwa itu adalah warisan yang menjadi hak Penggugat. Karena tidak berdasar
hukum maka Yurisprudensi yang disampaikan dalam butir ini tidak relevan.  Dengan
demikian maka Replik Penggugat yang menolak eksepsi a quo sudah sepantasnya untuk
ditolak;

4)        Terhadap Replik Penggugat yang menolak dalil eksepsi Turut Tergugat salah alamat dengan
berkesimpulan bahwa dengan pengakuan Turut Tergugat yang hanya menggarap dengan
sistem bagi hasil telah membuktikan adanya hukuman hukum. Namun demikian hubungan
hukum antara Tergugat dan Turut Tergugat tersebut sangat berbeda apabila dikaitkan
terhadap dalil yang dinyatakan oleh Penggugat dalam materi gugatanya bahwa Turut
Tergugat mempunyai hubungan hukum sewa menyewa obyek tanah yang disengketakan
tersebut dengan pihak Tergugat. Hal inilah yang perlu dicermati agar dalil dan kesimpulan
Penggugat tidak menyesatkan dikarenakan hubungan hukum sewa menyewa secara limitatif
telah diatur dalam Pasal 1548 KUHPerdata, yang menyatakan “Sewa Menyewa ialah
suatu  perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan
kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu
tertentu dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu
disanggupi pembayarannya”.;

5)        Tanpa mengesampingkan asas “ ACTORI INCUMBIT PROBATIO” sebagaimana ini diatur


didalam pasal 163 HIR yang menjadi pokok pemeriksaan Perdata, Penggugat meminjam
istilah tempus delicty adalah hanya untuk membantu sekali lagi hanya untuk membantu
menjelaskan pemahaman bahwa peristiwa hukum sebagaimana dalam materi gugatan
Penggugat khususnya pada angka Romawi I mengenai Kedudukan dan Kepentingan hukum
Penggugat khususnya pada butir 3) beserta turunanya yang tidak menerangkan kapan
terjadinya peristiwa hukum sebagaimana yang didalilkan tersebut. Dengan demikian sebuah
dalil yang berbasis pada suatu kronologi peristiwa hukum bisa dipahami tanpa ada unsur
waktu kapan terjadinya peristiwa tersebut? Jawabanya tentu tidak !. Karena dalil yang
disampaikan oleh Penggugat tanpa adanya keterangan waktu dan tempat terjadinya peristiwa
hukum tersebut serta letak asli sebagaimana berdasarkan data disertai bukti dan dukungan
yang valid lagi kuatmaka dalil penggugat a quo menjadi kabur alias tidak jelas. Lagi
pulaPenggugat juga tidak pernah merinci mengenai terdapat dalam persil
berapa sajakah tanah yang diklaim oleh Penggugat secara keseluruhan yang terdapat
dalam daftar letter C No. 634 atas nama KAJUN dengan luas  total 455 bata
(6,370 M2  ). Perincian tersebut adalah sebagai pedoman guna menjelaskan secara akurat dan
tepat mengenai tanah yang dikuasai oleh Tergugat dalam letter C.No.634 adalah terdapat
dalam Persil 21 dan 22, yang menurut Tergugat adalah sebenarnya atas nama KAJIM.
Sedangkan dalam letter C.No.634 terdapat tiga buah persil yakni persil 18a, 21 dan 22;

DALAM PROVISI
6)        Bahwa Tergugat dan  Turut Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil Replik
Penggugat dalam Provisi. Oleh sebab itu, mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini berkenan memutuskan “menolak tuntutan Provisi dari Penggugat
untuk seluruhnya.

DALAM POKOK PERKARA


7)        Bahwa sebagaimana yang telah Tergugat dan Turut Tergugat kemukakan dalam eksepsi dan
jawaban, mohon dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari dalil-dalil duplik
dalam pokok perkara ini ;

8)        Bahwa terhadap Replik Penggugat sebagaimana dalam butir 8 dalam bab Pokok perkara
maka dengan ini Tergugat melalui Duplik ini memberikan tanggapan atas Replik Penggugat
yakni salah satu indikasi kesalahan tulis nama KAJUN yang sebenarnya adalah KAJIM
berkaitn belum baik dan tertibnya pengarsipan dan administrasi pencatatan tanah oleh Desa
adalah dalam data KOHIR yang merupakan daftar isi dari buku C Desa atau letter C Desa
Pasir yang memuat informasi alamat pemilik obyek/Wajib Pajak tanah. Dalam Kohir tersebut
tercantum nama KAJUM yang seharusnya tertulis KAJIM dengan alamat Blok Salasa Desa
Pasir dengan alamat blok yang sama dengan KAJIM.Dengan demikiajn Tergugat  tetap pada
jawaban Tergugat sebagaimana pada butir 2 sampai dengan butir 7 sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari kesatuan dokumen persidangan ini;

9)        Bahwa dikarenakan dalam duplik ini Tergugat dan Turut Tergugat tetap sebagaimana butir
diatas, maka dengan demikian butir 9 Replik Penggugat tidak perlu ditanggapi;

10)     Bahwa terhadap Replik Penggugat seabagaimana sebagaimana dalam butir 11 halaman


dalam Dupliknya Tergugat sesuai dengan keseluruhan Jawaban Tergugat sebagaimana yang
telah disampaikan dalam Eksepsi dan Jawaban Tergugat dan Turut Tergugat khususnya pada
butir 9) halaman 7 bahwatergugat beserta segenap ahli waris dari OMO bin KAJIM adalah
sah dan beralasan hukum memiliki hak atas tanah sebagaimana yang terletak dan tertulis pada
Jawaban ini sesuai dengan NOP: 32.12.210.008.006-0030.0 seluas lebih kurang
2.084 M2 dan dan NOP: 32.12.210.008.006-0031.0 seluas lebih kurang 4.628 M2 dengan total
luas lebih kurang 6712 M2   atau seluas 479.42867 Bata kesemuanya adalah kelas 088;

11)     Bahwa terhadap Replik Penggugat sebagaimana dalam butir 12 maka dengan ini dalam
dupliknya  Tergugat tidak perlu menanggapi karena selebihnya Tergugat tetap sebagaimana
dalam Eksepsi dan Jawaban;

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka sepatutnyalah apabila Mejelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan membuat putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI.
Menerima Eksepsi TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk seluruhnya ;
DALAM PROVISI:
·         Menolak tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya ;

DALAM POKOK PERKARA.

1.       Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya terhadap TERGUGAT dan TURUT


TERGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT terhadap
TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk Verklaard);
2.       Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara ;

Atau apabila yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berpendapat lain mohon kiranya memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

III. PEMBUKTIAN
A.    Tentang Alat Bukti Dari Penggugat
1)    Alat Bukti Surat/Dokumen
Bahwa dalam menyajikan alat bukti dokumen Penggugat menghadirkan 10 (sepuluh) bukti
surat dan ada penambahan sebanyak 5 (lima) bukti surat yang total berjumlah 15 (lima belas)
bukti  Surat.
Bahwa dari 15 (lima belas) bukti tersebut pada intinya hanya bermodal pada bukti P-1 untuk
menjembatani dari bukti-bukti yang lain agar seolah-olah terhubung hak hukum Antara
penggugat dengan bukti P-2. Dimana bukti P-1 Penggugat tidak didukung oleh bukti yang
lain dan bahkan berseberangan atau setidaknya tidak sinkron dengan keterangan saksi-saksi
yang tersumpah dalam persidangan pada perkara a quo.

2)    Alat Bukti Keterangan Saksi


2.1.      JARMAN
v  Mengaku kelahiran tahun 1930 beralamat di Luwiliyang  Gorontalo. Memberikan keterangan
dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
v  Bahwa saksi mengetahui  ada sengketa tanah sekarang yang luasnya sekitar 500 bata;
v  Saksi tidak tahu persis kapan SARKEM menggarap tanah, sebelumnya saksi mengaku tahunya
SARKEM punya tanah digarap oleh SASTIYAN sekitar 2 sampai 3 tahun dilanjutkan
digarap oleh TARSIH  dan karena SARKEM punya suami maka sekitar tahun 1970-an lupa
tepatnya, tanah tersebut dikembalikan kepada SARKEM. Kemudian setelah itu masih dalam
tahun 1970-an lupa tepatnya  disewakan ke KAJIM sekitar 400 bata ;
v  Saksi JARMAN mengaku pernah melihat letter C atas nama SAWEN SARJIM namun tak
pernah melihat Letter C atas nama KAJUN;
v  Saksi mengetahui tanah bahwa obyek tanah yang disengketakan oleh Penggugat adalah tanah
Eks-CACAH atau pada zaman sebelum berlakunya Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Menurut saksi JARMAN bahwa tanah cacah
diberikan atas dasar hasil Rapat Desa dan tidak bisa diwariskan. Apabila pihak pemegang
Cacah atau pencacah sudah tidak sanggup lagi mengurus maka tanah dikembalikan lagi
kepada Desa untuk diadakan rapat penentuan Pemegang Cacah selanjutnya;
v  Saksi JARMAN tidak tahu orang yang bernama KAJUN tapi tahu orang yang bernama KAJIM.
Selain itu saksi JARMAN tidak tahu SARKEM punya saudara laki-laki yang bernama
KAJUN;
v  Saksi memberikan keterangan bahwa selama ini yang menggarap sawah yang sekarang
disengketakan oleh Penggugat adalah pak KAJIM;
v  Menurut keterangan SAKSI JARMAN bahwa KAJIM meninggal sekitar tahun 1980-an;

2.2.      KANTA
Saksi memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
v  Menurut Saksi KANTA bahwa dari KAJIM punya tanah yang dahulunya milik ayahnya
SARKEM;
v  Menurut saksi KANTA bahwa tanah yang sekarang disengketakan adalah pada tahun 1970-an
baru dikuasai oleh SARKEM. Kemudian dikelola oleh pak TASIH. Setelah itu masih tahun
1970-an KAJIM datang ditemani SAKSI KANTA minta sewa tanah tersebut;
v  Saksi Kanta Tidak tahu orang yang bernama KAJUN, saksi menyatakan sebagai kawan dekat
KAJIM sejak kecil;

2.3.      MADA bin SARMAWI


Saksi memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
v  Saksi Mada menyampaikan bahwa saksi tahu ada sengketa tanah dan saksi tahu tanah itu dulu
digarap oleh MUSNI yaitu ibunya pak OMO;
v  Saksi menerangkan bahwa saksi MADA pernah ngobrol dengan Turut Tergugat dalam perkara
ini yakni CARDA. Dalam percakapan yang tidak diterangkan waktu dan tempatnya tersebut
saksi menyampaikan bahwa Carda sebagai Turut Tergugat pernah bilang bahwa tanah yang
digarapnya tersebut berasal dari SARKEM;
v  Saksi Mada Tidak tahu orang yang bernama KAJUN;
v  Saksi Mada menerangkan bahwa SARKEM punya 3 (tiga) saudara yaitu SAJI dan lainya lupa;
B.    Tentang Alat Bukti  Dari Tergugat
1)    Alat Bukti Surat/Dokumen

KODE NAMA/JENIS SURAT KEGUNAAN BUKTI


T.1 Putusan Kasasi Mahkamah Agung Sebagai bantahan  terhadap Penggugat
tanggal 16 Juni 1971 No. yang   mendalilkanbahwa
305K/Sip/1971 penggugatlah yang berwenang untuk
menentukan tentang siapa yang
harus digugat. Dalam eksepsinya
Tergugat menyatakan bahwa gugatan
Penggugat adalah kurang
pihak (plurium litis
consortium)dimana Penggugat tidak
menarik ahli waris lainya dari bapak
OMO sebagai Pihak yang harus
digugat. Yurisprudensi tersebut adalah
Mahkamah Agung Republik Indonesia
dalam putusanya lebih kepada
membatalkan putusan Pengadilan
Tinggi Medan tanggal 18 Juli 1966 No.
235/1965 yang membatalkan putusan
Pengadilan Negeri Tanjung Balai tangal
22 Oktober 1964 No. 73/1964. Dalam
putusan banding tersebut Pengadilan
Tinggi Medan dalam putusanya dengan
mengadili sendiri: “menempatkan adik
dari Pembanding dan Terbanding
bernama Maridjo sebagai Tergugat
II” yang sebelumnya bukan sebagai
pihak dalam perkara tersebut. Dengan
demikian Yurisprudensi tersebut yang
dijadikan dasar oleh Penggugat untuk
membantah gugatan a quo kurang pihak
justeru semakin menguatkan dalil
eksepsi Tergugat mengenai keadaan
kurang pihak. Dengan demikian maka
Yurisprudensi tersebut tidak relevan
dijadikan dasar penolakan eksepsi
tersebut.
T.2 Surat Keterangan Kematian atas Menerangkan bahwa OMO alias OMO
nama OMO MANSUR yang MANSUR telah meninggal dunia pada
dikeluarkan oleh Kelurahan Serua, hari Sabtu, tanggal 2 Januari 2016 di
Kecamatan Bojongsari Kota Depok Rumah Sakit Fatmawati. Hal ini
Nomor 474.3/02-Pem tertanggal 01 menjadi bukti bahwa Penggugat telah
Pebruari 2016 menarik seseorang yang telah
meninggal sebagai PIHAK dan tentunya
tidak bisa lagi disebut subyek hukum.
T.3 Surat Keterangan Ahli Waris OMO Surat ini membuktikan bahwa ahli waris
MANSURyang merupakan anak daridari OMO alias OMO MANSUR adalah
KADJIM alias KAJIM yang
tidak hanya Tergugat seorang, namun
berjumlah 5 orang serta diregister di
ada 5 orang. Selain itu surat ini juga
Kelurahan Serua Nomor 474.3/11-
membuktikan bahwa Tergugat beserta
Pem tanggal 3 April 2017 dan tercatat
segenap ahli waris dari OMO alias
dalam register Camat Bojongsari
OMO MANSUR adalah cucu dari
Nomor. 474.3/56-Pem tanggal 4 April
KAJIM yang memiliki hak atas obyek
2017. tanah yang disengketakan.
T.4 Surat KOHIR yang diterbitkan oleh
Surat nomor  KOHIR 634 adalah atas
Dept.Keuangan Dirjen Pajak
nama KAJUM dan alamatnya adalah di
Direktorat Iuran Pembangunan Blok SALASA yang merupakan alamat
Daerah (IPEDA) yang merupakan dan domisili KAJIM. Hal ini
daftar isi dari buku Letter C Desa
membuktikan bahwa telah terjadi
Daftar Ketetapan Pokok dan
kekeliruan dalam penulisan baik itu
Pembayaran IPEDA tahun 1984 Desa
dalam KOHIR maupun Letter C Desa
Pasir Kecamatan Jatiwangi Kabupaten
seharusnya kedua surat tersebut pemilik
Gorontalo nomor KOHIR 634 hak atau nama wajib IPEDA tertulis
atas nama KAJIM.
Hal tersebut juga telah diakui oleh
Penggugat dalam gugatanya bahwa
tergugat dahulu bersama kakeknya
yakni KAJIM memang tinggal di blok
SALASA sebagaimana dalam KOHIR
634. Dalam konteks ini Penggugat
sudah benar.
T.5 Letter C Nomor 336 Nama Wajib Dalam kolom Sawah terdapat catatan
Ipeda Sawen Sarjim persil 18a, 21, dan 22 tanggal 20 bulan
1 tahun 1947 dengan kolom perubahan
yang diteruskan kepada lembaran Letter
634 yang merupakan catatan yang
seharusnya nama wajib IPEDANYA
adalah KAJIM bukan KAJUN sesuai
dengan KOHIR dalam bukti T.4.
keterangan pada persil 336 ini jelas
mana yang diwariskan dan mana yang
tidak sebagaimana dalam kolom petak
TANAH kering, jelas sekali ada catatan
klausul perubahan atas dasar waris
sebagaimana tertulis dalsm kolom ini
diwariskan ke Persil Nomor 338 dan
876
T.6 Letter C Nomor 634 sesuai dengan Pada letter C terdapat kesesuaian nomor
KOHIR 634 dan sesuai dengan 634 dengan KOHIR nomor 634 yang
alamat tempat tinggal dalam KOHIR beralamat di blok SALASAH yang
634 di blok SALASAH adalah alamat merupakan tempat tinggal KAJIM. Hal
dan Domisili KAJIM tersebut sesuai dengan nomor persil 22
dan 21 dalam letter C yang seharusnya
tertulis atas nama KAJIM, namun
Tergugat tidak pernah tahu
menahu letak PERSIL 18a
sebagaimana tertulis dalam Letter
C  yang hingga kini masih digarap dan
dikuasi atau istilah yang sesuai dengan
itu oleh ahli waris dari OMO MANSUR
bin KAJIM sejak sekitar tahun 1947.
Dan bukti T.5 ini bersesuaian dengan
bukti T.4

T.7 Buku hasil penelitian Mulai dari halaman 13 s/d 15 buku ini
tentang KETIMPANGAN memberikan informasi bahwa tanah
PENGUASAAN TANAH DI JAWA Kacacahan adalah tanah yang diberikan
BARAT, merupakan hasil penelitian kepada penjaga desa atau kemit desa
yang ditulis oleh Endang Suhendar sampai meninggal. Pemegang Cacah
dan diterbitkan oleh AKATIGA dari tanah Kacacahan atau tanah
sikep  tersebut adalah jalur laki-
laki bukan Perempuan/Wanita apabila
bermaksud meneruskan hak mencacah
dari tanah Kacacahan tersebut dengan
persetujuan pihak Desa. Tanah
Kacacahan tersebut tidak dapat
diperjual belikan, dan merupakan hak
pakaiserta tanah Kacacahan tidak dapat
diwariskan karena pada saat itu
merupakan tanah komunal hingga
kemudian sampai pada keberlakuan UU
No.5 Tahun 1960 tentang UU Pokok
Agraria yang bisa untuk mendapatkan
hak atas tanah.Berkaitan dengan
keprmiliksn hak tersebut diberikan
kepada penggarap terakhir.
T.8 SPPT Nomor. 32.12.210.008.000- Memberikan bukti bahwa selama ini
0209.7/97-01 atas nama KAJIM Tergugat sejak lama telah dengan
alamat iktikad baik menguasai dan mengelola
SINDANGWASA  nomor Persil/Blo obyek  dengan Nomor Persil/Blok 21
k 21 yang disengketakan untuk kurun waktu
yang lama
T.9 SPPT Nomor. 32.12.210.008.000- Memberikan bukti bahwa selama ini
0208.7/97-01 atas nama KAJIM Tergugat sejak lama telah dengan
alamat iktikad baik menguasai dan mengelola
SINDANGWASA  nomor Persil/Blo obyek  dengan Nomor Persil/Blok 21
k 22 yang disengketakan untuk kurun waktu
yang lama
T.10 SPPT dari Pemkab Gorontalo NOP. Memberikan bukti bahwa selama ini
32.12.210.008.006-0030.0 atas nama Tergugat sejak lama telah dengan
OMO tahun 2016 iktikad baik menguasai dan mengelola
obyek  untuk kurun waktu yang lama
T.11 SPPT dari Pemkab Gorontalo NOP. Memberikan bukti bahwa selama ini
32.12.210.008.006-0031.0 atas nama Tergugat sejak lama telah dengan
OMO tahun 2016 iktikad baik menguasai dan mengelola
obyek  untuk kurun waktu yang lama
T.12 Setoran Suksara Desa EX CACAH Membuktikan bahwa tanah a
dari Pemerintah Desa Sindangwasa quo merupakan ex cacah yang hak
berupa Gabah yang sampai saat ini sesuai dengan aturan Kacacahan sampai
masih dibayar keberlakuan UU No. 5 tahun 1960
tentang pokok agraria

KODE NAMA/JENIS SURAT KEGUNAAN


BUKTI
T.7.1 Kutipan Buku hasil penelitian Mulai dari halaman
tentang KETIMPANGAN 13 s/d 15 buku ini
PENGUASAAN TANAH DI JAWA memberikan
BARAT, merupakan hasil penelitian informasi bahwa
yang ditulis oleh Endang Suhendar dan tanah Kacacahan
diterbitkan oleh AKATIGA adalah tanah yang
diberikan kepada
penjaga desa atau
kemit desa sampai
meninggal.
Pemegang Cacah dari
tanah Kacacahan atau
tanah sikep tersebut
adalah jalur laki-
lakibukan
Perempuan/Wanita
apabila bermaksud
meneruskan hak
mencacah dari tanah
Kacacahan tersebut
dengan persetujuan
pihak Desa. Tanah
Kacacahan tersebut
tidak dapat diperjual
belikan, dan
merupakan hak
pakai serta tanah
Kacacahan tidak
dapat diwariskan
karena pada saat itu
merupakan tanah
komunal hingga
kemudian sampai
pada keberlakuan UU
No.5 Tahun 1960
tentang UU Pokok
Agraria
yangbisa untuk
mendapatkan hak
atas tanah.Berkaitan
dengan keprmiliksn
hak tersebut
diberikan kepada
penggarap terakhir.
T.7.2 Buku hasil penelitian Buku ditulis oleh
tentangKETIMPANGAN Endang Suhendar
PENGUASAAN TANAH DI JAWA diterbitkan oleh
BARAT, merupakan hasil penelitian AKATIGA Bandung
yang ditulis oleh Endang Suhendar dan tahun 1995 90
diterbitkan oleh AKATIGA halaman,
Menerangkan tentang
ketimpangan tentang
penguasaan tanah
serta asal usul tanah
yang menimbulkan
konflik pertanahan di
Jawa Barat.
T.7.3 SURAT KETERANGAN BUKU MENERANGKAN
TERBITAN AKATIGA BAHWA buku
tersebut adalah asli
terbitan AKATIGA
Bandung, karena c
T.14 Surat Keterangan Kepala Desa Menerangkan bahwa
Sindangwasa Nomor: 470/139/Des Pemerintah Desa
tanggal 27 April 2017 Sindangwasa belum
pernah membuat
Persyaratan-
persyaratan untuk
mutasi nama dari
Atas Nama OMO ke
Atas nama Saji pada
SPPT No. 0030 persil
006 dan No. 0031
persil 006 Blok
Cilumpang Desa
Sindangwasa
T.15 Surat keterangan Kepala Desa Pasir Hal ini membuktikan
Noor. 140/248/Des yang menerangkan bahwa KAJIM
bahwa KAJIM pernah tinggal di Desa memang sesuai bukti
Pasir Kecamatan Palasah Kab. T.4 merupakan
Gorontalo pencacah atau
penggarap yang sah
dari Obyek tanah a
quo

2)    Alat Bukti Keterangan Saksi


2.1.      SUDAYA
Laki-laki, Tempat/Tanggal lahir, Gorontalo 05 Agustus 1945, alamat Dusun Margahayu RT.
002 RW 004, Desa Pasir, Kec. Palasah, Kab. Gorontalo.
Memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

v  Saksi mengaku sebagai pejabat Desa Pasir  sebelum dimekarkan menjadi dua Desa yaitu Pasir
dan Sindangwasa. Saksi menjadi pejabat Desa Pasir dari tahun 1978 s/d 1984 adalah sebagi
Kepala Dusun (KADUS) pada Blok Salasah, Desa Pasir, pada saat itu Desa Sindangwasa
masih menjadi bagian dari Desa Pasir yaitu terkenal dengan Dusun POS;
v  Pada tahun 1984 s/d 2007 menjabat sebagai Raksa Bumi/ Kepala Urusan Pemerintahan yang
membidangi Pertanahan dan Kependudukan serta PEMILU di Desa Pasir pasca pemekaran ;
v  Saksi Sudaya menerangkan bahwa sejak dari mulai menjabat tahun 1978 saksi menarik pajak
sawah sesuai IPEDA (Iuran Pendapatan Daerah) berdasarkan KOHIR No. 634 dengan Pokok
Ketetapan IPEDA Nomor 3.962 dengan alamat Wajib Pajak pada Blok Salasah adalah
bernama KAJIM tidak ada nama KAJUN maupun KAJUM;
v  Saksi SUDAYA menerangkan bahwa dari saksi amsih muda hingga menjabat tidak pernah
mendengar ada nama KAJUN;
v  Saksi SUDAYA menerangkan bahwa tanah Kacacahan atau Eks CACAH merupakan tanah
garapan yang diberikan oleh Desa kepada seseorang yang sekiranya mampu untuk mengelola
yang sebelum berlakunya Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok Agraria;
v  Saksi SUDAYA menerangkan bahwa tanah Cacah pada saat berlakunya aturan
KACACAHAN sebelum tahun 1960 adalah tidak bisa diteruskan/diwariskan kepada pihak
saudara perempuan;
v  Setahu saksi SUDAYA bahwa buku Induk Letter C Desa sampai dengan pemekaran tahun
1984 di Desa Pasir hingga mekar Desa Sindangwasa memang semrawut dan banyak kasuistik
kesalahan tulis dalam letter C Desa;
2.2.      ARJA 
Laki-laki, Tempat/Tanggal lahir, Gorontalo 05 Pebruari 1939, alamat Dusun Margahayu RT.
001 RW 001, Desa Pasir, Kec. Palasah, Kab. Gorontalo.
Memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
v  Saksi menerangkan kenal dengan KAJIM sejak tahun 1950 sebelum saksi menjadi Hansip;
v  Bahwa Saksi ARJA menerangkan menjadi Hansip pada Desa Pasir pada tahun 1965 jauh
sebelum pemekaran adanya Desa Sindangwasa;
v  Saksi menerangkan bahwa pada tahun 1968 s/d 1978 saksi ARJA menjadi Polisi Desa/Kepala
yang membidangi urusan Pertanahan, kependudukan, dan Keamanan:
v  Saksi ARJA mengenal KAJIM sebagai bapak dari OMO yang tinggal di blok Salasa tahun
1950 saksi mengetahui KAJIM sudah menggarap sawah eks-CACAH yang berada di Blok
Cilumpang yang sekarang masuk wilayah Desa Sindangwasa;
v  Saksi ARJA menerangkan bahwa selama hidup dan sejak pertama menjabat tidak pernah
mendengar orang yang bernama KAJUN;
v  Saksi Arja menerangkan bahwa KAJIM meninggal tahun 1966;

IV. POKOK KESIMPULAN


Berdasarkan uraian dari mulai materi gugatan, jawaban dengan eksepsinya, Replik Penggugat
serta Duplik dari tergugat maupun pembuktian yang sama-sama telah disaksikan di
persidangan baik itu bukti data/dokumen maupun keterangan para saksi dari masing-masing
pihak maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)        Bahwa gugatan Penggugat dalam Perkara Perdata  No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL pada
Pengadilan Negeri Gorontalo adalah Error In Persona dan  Kurang Pihak (Plurium Litis
Consortium) karena menarik pihak yang telah meninggal yakni OMO (vide T. 2) sebagai
pihak karena orang yang telah meninggal dunia adalah bukan subyek hukum. Selain itu
PENGGUGAT tidak menjadikan segenap ahli waris sebagai PIHAK tergugat menjadikan
gugatan a quo cacat formil  sebagaimana Putusan MA-RI No.2438.K/Sip/1980 yang
menyatakan: “Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena tidak semua ahli
waris turut sebagai pihak (Tergugat) dalam perkara;”;, Putusan MA-RI No.437.K/Sip/1973,
tanggal 9 Desember 1975 yang menyatakan : “Karena tanah-tanah sengketa sesungguhnya
tidak hanya dikuasai oleh Tergugat I Pembanding sendiri tetapi bersama-sama dengan
saudara kandungnya, seharusnya gugatan ditujukan terhadap Tergugat I Pembanding
bersaudara, bukan hanya terhadap Tergugat I Pembanding sendiri, sehingga oleh karena itu
gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima”;sehingga seharusnyalah gugatan Penggugat
dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet Onvankelijk verklaand);

2)        Bahwa gugatan Penggugat dalam Perkara Perdata  No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL pada


Pengadilan Negeri Gorontalo adalahmemasuki masa DALUWARSA HUKUM karena
terang benderang penguasaan obyek tanah a quo oleh Pewaris Pertama hingga oleh
TERGUGAT adalah tak terputus selama lebih dari 50 tahun tidak dapat diganggu gugat. Hal
tersebut didasarkan Pasal 1967 KUHPerdata menyatakan : “Semua tuntutan hukum, baik
yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat perorangan, hapus karena lewat waktu
dengan lewatnya waktu tiga puluh tahun, sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat
waktu itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat diajukan suatu
tangkisan yang didasarkan pada itikad buruk.”;

3)        Bahwa gugatan Penggugat dalam Perkara Perdata  No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL pada


Pengadilan Negeri Gorontalo adalah salah alamat karena Turut Tergugat tidak pernah
melakukan hubungan sewa menyewa dengan TERGUGAT, namun Turut Tergugat hanya
menjalankan perintah OMO selaku tergugat sekaligus pemilik ha katas tanah dan untuk
selanjutnya dibiarkan menggarap tanah a quo oleh segenap ahli waris bapak OMO yang
merupakan TIDAK HANYA MUHIDIN;
4)        Bahwa Penggugat menggunakan bukti utama adalah Letter C Nomor: 634 atas nama
KAJUN yang didalilkan oleh penggugat dengan luas  tanah 455 bata (6,370
m2) sebagaimana dalam bukti P-2. Padahal Dalam letter C desa No. 336 a.n. SAWEN
SARJIM (vide Bukti P-3)  secara jelas tertulis 3 (tiga) bidang  tanah dengan 3 (tiga) nomor
Persil sebagai berikut:
·      Persil 18a, kelas Desa III dengan luas tanah 0,407
·      Persil 21, kelas Desa III dengan luas tanah 0,154
·      Persil 22, kelas Desa II dengan luas tanah 0,222
Setelah dialihkan ke letter C Desa No. 634 ada perubahan kelas dan luas tanah menjadi:
·      Persil 18a, kelas Desa III dengan luas tanah 0,154  (sebelumnya dalam letter C No.336 luas
tanah adalah 0,407)
·      Persil 21, kelas Desa III dengan luas tanah 0,263 (sebelumnya dalam letter C No.336 luas
tanah adalah 0,154)
·      Persil 22, kelas Desa III dengan luas tanah 0,222 (sebelumnya dalam letter C No.336 adalah
kelas II)

Dalam letter C Desa perubahan-perubahan kelas dan luas tanah yang tidak
terdokumentasikan secara sah dan jelas tertera dalam dokumen Letter C tersebut cukup
memberikan informasi dan menjadi petunjuk banyaknya kekeliruan dalam penulisan letter C
desa pada saat itu.
Dengan demikian Penggugat tidak jelas dan sangat kabur pada persil yang mana yang
dijadikan obyek sengketa berdasarkan pembagian Persil tersebut sebagaimana bukti yang
diajukan sendiri oleh Penggugat khususnya bukti P-2 dan bukti P-3;

5)        Bahwa dalam upaya  menyambungkan Letter C Nomor: 634 atas nama KAJUN dengan
kepentingan Penggugat maka seolah olah cukup hanya dijembatani dengan Surat Pernyataan
Ahli Waris yang dikeluarkan oleh Desa Sindangwasa No. 470/381/Des dan register
Kecamatan Palasah No.: 470-3/83/Kes sebagaimana bukti P-1 yang menerangkan Ibu
SARKEM yang meninggal tahun 1978 adalah sebagai Ahli Waris Pengganti dari KAJUN.
Hal ini tentunya tidak bisa berdiri sendiri sebagai akta dibawah tangan. Ternyata dalam fakta
persidangan khususnya dukungan keterangan semua saksi-saksi tidak ada yang mendukung
adanya hubungan darah atau kewarisan antyara SARKEM denga KAJUN;

6)        Bahwa pada  Letter C atas nama Sawen Sarjim no 336 sebagaimana Bukti P-3 telah tercatat
adanya  pengalihan hak tanah sawah di persil 18.a, 21, 22 th,1947 di tulis Go To
no.634  ( tidak ditulis waris kepada pihak tertentu dan manapun, 8b ditulis Waris ke
338,  kemudian Persil 12 Waris ke 876. Dengan demikian maka proses pengalihan
kepemilikan tanah sawah persil 18a, 21, dan 22 dari SAWEN SARJIM ke KAJUN (yang
menurut Tergugat sebenarnya KAJIM) bukan berdasarkan waris, hal ini tentunya
menjadi bukti bahwa tanah kacacahanpada saat itu memang  tidak diwariskan, sesuai
aturan pada saat itu. Hal ini didukung oleh Tidak adanya satupun saksi yang melihat dan
mengalami aturan detail sebelum tahun 1960. Hanya saksi  ARJA (saksi Tergugat) yang
tahu bahwa Kajim tahun 1950 sudah menggarap Tanah Kacacahan tersebut (yang
sekarang dijadikan objek sengketa). Dengan demikian  Aturan Penggarapan Tanah
Kacacahan pada saat itu ( sebelum tahun 1960 ) salah satunya  hasil penelitian Bapak Endang
Suhendar dalam bukunya yang berjudul KETIMPANGAN PENGUASAAN TANAH DI
JAWA BARAT penerbit AKATIGA.
7)        Setelah terbit dan diundangkanya  Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok Agraria khususnya tentang Konversi hak atas tanah oleh
Pemerintah maka hak kepemilikan tanah kacacahan jatuh pada penggarap terakhir;

8)        Bahwa sebagaimana disebutkan pada bab alat bukti Penggugat, dari 15 (lima belas) bukti
tersebut pada intinya hanya bermodal pada bukti P-1 untuk menjembatani dari bukti-bukti
yang lain agar seolah-olah terhubung hak hukum Antara penggugat dengan bukti P-2.
Dimana bukti P-1 Penggugat tidak didukung oleh bukti yang lain dan bahkan berseberangan
atau setidaknya tidak sinkron dengan keterangan saksi-saksi yang tersumpah dalam
persidangan pada perkaraa quo.  Hal ini kemudian menjadi pertanyaan tentang kebenaran dari
bukti P-1 Penggugat mengenai dokumen yang dijadikan alas atau dasar pembuatan bukti P-1
Penggugat apakah benar ada dokumen yang mendukung adanya garis hubungan kewarisan
antara SARKEM kepada KAJUN?;

9)        Bahwa semua saksi yang dihadirkan baik oleh Penggugat maupun Tergugat tidak ada satu
orangpun dari saksi-saksi tersebut yang mengetahui seseorang yang bernama KAJUN;

10)     Bahwa keempat dari total 5 (lima) saksi yang dihadirkan semua pihak mengetahui dan ada 3
(TIGA)  yang mengaku kenal orang yang bernama KAJIM yaitu ARJA dari pihak
Tergugat serta  JARMAN dan  KANTA dari pihak Penggugat;

11)     Bahwa saksi Penggugat yang bernama KANTA dalam keteranganya sebagai saksi dibawah
sumpah diduga telah melakukan serangkaian kebohongan dimana saksi menyatakan pernah
mengantar KAJIM untuk membuat perjanjian sewa menyewa tanah dengan SARKEM pada
sekitar tahun 1970-an. Padahal KAJIM telah meninggal tepat pada tahun 1966. Hal ini sudah
jelas tidak ada kesesuaian Antara fakta dengan keterangan. Karena secara logika tidak
mungkin ada perbuatan hukum yang dilakukan oleh orang yang telah meninggal, karena
sebab orang yang telah meninggal bukanlah subyek hukum;  

12)     Bahwa selain hal tersebut terdapat keterangan saksi Penggugat yang bernamaMADA bin
SARMAWI yang memberikan keterangan dibawah sumpah telah menyatakan bahwa Turut
Tergugat yakni CARDA pernah mengatakan pada dirinya bahwa Tanah yang digarapnya
yang dikuasai oleh OMO diteruskan segenap Ahli Warisnya adalah berasal dari
SARKEM adalah bentuk kebohongan yang nyata;

13)     Bahwa Obyek yang disengketakan oleh Penggugat dalam letter C No. 634 atas nama


KAJUN dengan persil 18a, 21, dan 22 adalah nyata-nyata salah Objek atau setidaknya
KABUR. Hal tersebut dikarenakan  :
Objek persil Nomor 18a letak lokasinya berbeda dengan persil Nomor 21 danpersil nomor 22,
selain itu Objek persil nomor 18a bukan dimilki / dikuasai atas nama Omo. Padahal nyata-
nyata Penggugat telah menjadikan dokumen letter C No. 634 atas nama KAJUN dengan
persil 18a, 21, dan 22  sebagai alat bukti utama;

14)     Bahwa memang benar Obyek tanah yang saat ini dikuasai oleh  bapak OMO sesuai SPPT
luasnya 6712 m2 riwayat asalnya  adalah persil 21 & 22, namun tidak ada persil 18a yang
dalam blok persil tersebut tidak seluruhnya tanah Kacacahan atau sekarang eks-cacah, namun
asalnya adalah sebagian    milik pribadi keluarga bapak Sumantadama yang merupakan ayah
dari bapak KAJIM.Objek dengan batas :
§  sebelah utara         :   sawah milik Rastawi
§  sebelah Timur       :   Kali Cilumpang
§  sebelah Selatan     :   sawah milik Mada + Eneng
§  sebelah Barat        :   jalan

15)     Bahwa sesaat sebelum sidang ditutup pada agenda Pemeriksaan Setempat (PS) pada hari
Jumat tanggal 19 Mei 2017 Tergugat dan Turut Tergugat melalui kuasanya menanyakan
Antara kesesuaian  obyek riil dengan segenap rincian sebagaimana dalam Letter C Nomor:
634 atas nama KAJUN yang didalilkan oleh penggugat dengan luas  tanah 455 bata (6,370
m2) sebagaimana dalam bukti P-2. Apakah mencakup keseluruhan persil yakni persil nomor
18a,21, dan 22 maka disitu kuasa hukum PENGGUGAT tidak bisa merinci dan hal ini
menandakan bahwa PENGGUGAT asal dalam mensinkronisasi Antara obyek riil tanah yang
disengketakan dengan bukti dan fakta yang disajikan. Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi
kepastian hukum;
16)     Bahwa khusus terhadap bukti P-13 dan P-14 Penggugat nyata-nyata penggugat telah
melakukan perbuatan hokum secara illegal dimana secara diam-diam telah mengajukan
mutasi nama Wajib Pajak terhadap SPPT Nomor NOP: 32.12.210.008.006-0030.0 dan NOP:
32.12.210.008.006-0031.0 yang sebelumnya yakni pada tahun 2016 atas nama OMO telah
diganti/dimutasi menjadi nama SAJI. Terhadap perbuatan curang dan illegal  tersebut
Tergugat dan Turut Tergugat memberikan konfirmasi kepada Kepala Desa Sindangwasa
mengenai asal usul dokumen pendukung terhadap mutasi nama Wajib Pajak tersebut.
Terhadap hal sebagaimana dimaksud Kepala Desa Sindangwasa nomor surat 470/139 Des
bertanggal 27 April 2017 yang menerangkan bahwa Desa Sindangwasa tidak pernah
memberikan dokumen pendukung maupun persyaratan apapun guna keperluan mutasi Wajib
Pajak tersebut. Bahwa surat tersebut oleh Tergugat dijadikan bukti dalam kode bukti T.14.
terhadap tindakan curang dan tidak menghormati proses hu4kum tersebut Tergugat dan Turut
Tergugat menghadap pejabat Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPKAD)
Kab. Gorontalo dan minta nama Wajib Pajak pada dua SPPT yang telah bermutasi nama
SAJI dikembalikan lagi kepada nama OMO sampai dengan proses hukum Berkekuatan
Hukum Tetap (BHT) sesuai dengan asas kepastian hukum. Dan akhirnya pihak DPKAD
Kabupaten Gorontalo bersedia mengembalikan kembali nama OMO dalam dua SPPT tahun
2017 tersebut yang dikeluarkan pada tanggal 29 Mei 2017 dan foto copy kedua SPPT yang
sudah kembali  menjadi nama OMO tersebut akan dilampirtkan sebagai hal agar diketahui
oleh yang mulia Majelis Hakim ;

17)     Bahwa menurut perhitungan Tergugat dan Turut Tergugat setelah bersama-sama


melaksanakan Sidang Pemeriksaan Setempat yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 19
Mei 2017 luas total tanah yang disengketakan a quo adalah 4,952 M2 bukan 6,370 m2,
dengan demikian maka semakin menunjukkan kekaburan dari materu gugatan Penggugat;

V. PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian dan paparan serta kesimpulan yang mendalam tersebut diatas,
maka saya mohon dan sudah sepatutnya apabila Mejelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini berkenan membuat putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI.
1.   Menerima Eksepsi TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk seluruhnya ;
DALAM PROVISI:
2.   Menolak tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya ;

DALAM POKOK PERKARA.

3.   Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya terhadap TERGUGAT dan TURUT


TERGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT terhadap
TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk Verklaard);
4.   Menyatakan bahwa tanah a quo khusus  persil 21 dan 22 sebagaimana adalah ditetapkan hak
bapak OMO almarhum alias yang diteruskan kepada segenap ahli warisnya;
5.   Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara ;

Atau apabila yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berpendapat lain mohon kiranya memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Saya,
Selaku Kuasa Hukum TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT

FUAD ABDULLAH, SH., M.Si

BERBAGI
BERBAGI
Komentar
Postingan populer dari blog ini

YURISPRUDENSI TENTANG SUBYEK HUKUM (PARA PIHAK) DALAM


GUGATAN PERKARA PERDATA
Juni 02, 2017
BERBAGI
 POSTING KOMENTAR
BACA SELENGKAPNYA
MENGKRITISI KONSISTENSI KPK DAN PENEGAK HUKUM LAINYA DALAM
MEMBURU HASIL KORUPSI BERDASARKAN DERAJAT PENERIMA
Juni 03, 2017
Beberapa hari ini kita dipaksa melihat tayangan drama penegakan hukum yang dilakukan
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) khususnya terhadap materi dakwaan maupun
tuntutan terhadap mantan Menteri Kesehatan era SBY Fadilah Supari. Adalah hal biasa
dimana KPK menggunakan kewenanganya dalam hal penyidikan maupun penuntutan dalam
menangani perkara tindak pidana korupsi berdasarkan UU KPK. Namun ada hal yang tidak
lazim pasca pembacaan tuntutan terhadap Terdakwa Siti Fadilah Supari yaitu beredarnya
kabar yang bersumber dari fakta persidangan dimana uang hasil korupsi mantan menteri
Fadilah Supari tersebut mengalir kepada rekening mantan ketua MPR sekaligus Tokoh
Reformasi Indonesia dan mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof. DR. HM. Amien Rais, MA.
sontak mengenai kabar tersebut  menjadi viral bahkan agak memanas di tengah-tengah
masyarakat.  berita yang viral di jagat medsos tersebut tentunya menjadi makanan yang
"RENYAH" bagi musuh, lawan politik, maupun haters akademisi UGM ter…

BERBAGI
 POSTING KOMENTAR
BACA SELENGKAPNYA
ADVOKAT dan KONSULTAN HUKUM

Fuad Abdullah, SH., M.Si


KUNJUNGI PROFIL
Arsip
Laporkan Penyalahgunaan
 Diberdayakan oleh Blogger
SOLUSI HUKUM
TELUSURI

Anda mungkin juga menyukai