Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL


KANTOR PERTANAHAN KAB. OGAN KOMERING ULU
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Jalan Mayor Iskandar Nomor 1163 Baturaja email : kab-ogankomeringulu@atrbpn.go.id

Duplik Turut Tergugat Atas Replik Penggugat


Perkara Nomor : 1/Pdt.G/2023/PN Bta

Antara :

1. Siswanto ..........…………….……............... Sebagai Penggugat I


2. Robert Jeri Turnando …………….……............... Sebagai Penggugat II
3. Arianto …………….……..... Sebagai Penggugat III

Melawan
1. Ganda Wijaya .........…………….…….... Para Tergugat
2. Mulanta
3. Ronald. S
4. Roina. S
5. Mangasi
6. Wito Haryoto
7. Sainawa
8. Zubaidah

Kantor Pertanahan Kabupaten .........…………….…….... Turut Tergugat


Ogan Komering Ulu

1
Baturaja, 03 Mei 2023

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Baturaja
Up. Majelis Hakim Perkara No. 1/PDT.G/2023/PN.BTA
Di-
Baturaja

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan gugatan yang diajukan oleh Siswanto, dkk melalui kuasa hukum
Arif Awlan, SH, Joni Antoni, SH, MH, Yudhistira, SH, M.Kn Advokat/Pengacara
beralamat kantor di Perum baturaja Permai (hellindo) Blok T. No. 07 Baturaja OKU
Sumatera Selatan berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 13 Desember 2023 dalam
perkara perdata dengan register nomor: 1/PDT.G/2023/PN BTA, tanggal 04 Januari
2023 di Pengadilan Negeri Baturaja, dengan ini Kami selaku Kuasa Turut Tergugat
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 43/SK K-300.5.16.01/I/2023 tanggal 16 Januari
2023 menyampaikan Jawaban sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

1. Bahwa gugatan penggugat kabur (obscuur libel) karena hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa dalam gugatan tidak dijelaskan perbuatan melawan hukum seperti
apa yang dilakukan oleh Para Tergugat dan Turut Tergugat, Para Penggugat
hanya menjelaskan kronologi permohonan sertipikat atas tanah yang diklaim
sebagai miliknya seluas 12 Ha.
b. Bahwa Para Penggugat selain tidak menjelaskan perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh Para Tergugat dan Turut Tergugat, dalam gugatannya
dalil dalil Para Penggugat lebih banyak ditujukan kepada Turut Tergugat
sedangkan sangat jelas terdapat perbedaan kedudukan antara Tergugat
dengan Turut Tergugat.
Dalam perkara ini Turut Tergugat sebagai pihak yang dikaitkan atau
dikutkan dalam permasalahan antara Para Penggugat dengan Para Tergugat
karena Turut Tergugat telah menerbitkan 8 (delapan) Sertipikat Hak Milik di
atas tanah obyek sengketa dan mnegembalikan berkas permohonan sertipikat
atas nama Para Penggugat;
Oleh karena hal-hal tersebut di atas mohon kiranya kepada Majelis Hakim yang
memeriksa perkara untuk menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat
diterima (Niet Onvankelijke Verklaard);

Bahwa Para Penggugat tidak mempunyai hubungan hukum dengan obyek


sengketa atau bukanlah subyek hak atas tanah obyek sengketa. Bahwa 8
(delapan) sertipikat hak milik di atas tanah obyek sengketa diterbitkan melalui
kegiatan Konsolidasi Tanah.

2
DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Para Penggugat tidak menguasai secara fisik tanahnya yaitu dengan
mengolah, mengelola dan mengusahakan tanah. Berdasarkan surat sanggahan dari
BHP Law Firm (selaku kuasa dari KUD Minanga Ogan) tanggal 17 Maret 2021,
Nomor: 21/BHP.as/III/2021, Perihal: Sanggahan/Keberatan Atas Rencana
Proses Penerbitan Sertipikat Pada Tanah Yang Telah Bersertipikat Oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten Ogan Komering Ulu, dalam surat tersebut menjelaskan
bahwa dalam bidang tanah tersebut terdapat tanam tumbuh berupa kebun kelapa
sawit produktif yang sudah bertahun-tahun diusahakan oleh KUD Minanga Ogan.
Bahwa terkait penguasaan fisik bidang tanah merujuk pada pasal 24 ayat 2
Peraturan Pemerintah 24 tahun 1997 yaitu terhadap penguasaan fisik tersebut
tidak pernah mendapatkan komplain atau gangguan atau gugatan dari pihak
manapun dan agar pemegang hak mengelola, mengurus dan memanfaatkan
tanahnya dengan tujuan agar tanah-tanah menjadi produktif dan memiliki nilai
ekonomi bagi pemegang hak dan bermanfaat bagi masyarakat umum. Hal ini juga
sejalan dengan pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960

2. Bahwa dalam gugatannya Para Penggugat menjelaskan kronologi permohonan


penerbitan sertipikat atas tanah yang diklaim sebagai milik mereka sampai dengan
pengembalian berkas dari Turut Tergugat kepada Para Penggugat.

3. Bahwa terdapat 2 (dua) sebab pengembalian berkas permohonan sertipikat Para


Penggugat sebagai berikut:
a. Bahwa di atas tanah yang diklaim oleh Para Penggugat telah terdapat
sertipikat hak milik yang terdaftar atas nama terdaftar Para Tergugat, yaitu
sebagai berikut:
1) Sertipikat Hak Milik Nomor 165/ Gunung Meraksa a.n Ganda Wijaya;
2) Sertipikat Hak Milik Nomor 164/ Gunung Meraksa a.n Mulanta;
3) Sertipikat Hak Milik Nomor 179/ Gunung Meraksa a.n Ronald S;
4) Sertipikat Hak Milik Nomor 166/ Gunung Meraksa a.n Roina S;
5) Sertipikat Hak Milik Nomor 167/ Gunung Meraksa a.n Mangasi;
6) Sertipikat Hak Milik Nomor 529/ Gunung Meraksa a.n Wito Haryoto;
7) Sertipikat Hak Milik Nomor 530/ Gunung Meraksa a.n Sainawa;
8) Sertipikat Hak Milik Nomor 528/Gunung Meraksa a.n Zubaidah;

b. Bahwa terhadap permohonan sertipikat Para Pengggugat terdapat


sanggahan/ keberatan dari KUD Minanga Ogan melalui kuasa hukumnya
BHP Law Firm, surat tanggal 17 Maret 2021, Nomor: 21/BHP.as/III/2021,
Perihal: Sanggahan/Keberatan Atas Rencana Proses Penerbitan Sertipikat
Pada Tanah Yang Telah Bersertipikat Oleh Kantor Pertanahan Kabupaten
Ogan Komering Ulu;

3
Mengenai penyelesaian terhadap adanya sanggahan/keberatan dapat merujuk
pada pasal 26 dan 27 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997
Tentang Pendaftaran;

4. Bahwa 8 Sertipikat Hak Milik yang menjadi obyek gugatan dalam perolehannya
diproses melalui kegiatan Konsolidasi Tanah dengan berpedoman pada Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 4 Tahun 1991 Tentang Konsolidasi
Tanah Bab VI Penyelesaian Hak Atas Tanah Pasal 8 ayat 1 sampai dengan ayat 4

5. Bahwa terkait posita angka 4, Turut Tergugat belum pernah melaksanakan


kegiatan pemeriksaan tanah oleh panitia pemeriksaan Tanah A dalam rangka
pemberian hak atas. Bahwa sebagaimana dijelaskan pada angka 3 pada Jawaban
ini kegiatan ke lapangan dalam rangka pengukuran bidang tanah. Para Penggugat
juga telah membuat kesimpulan sendiri bahwa dalam bidang tanah obyek
sengketa tidak terdapat sertipikat hak milik atau suatu tanda bukti hak yang telah
dikeluarkan oleh Turut Tergugat tanpa disertai dengan bukti yang mendukung;

6. Bahwa terkait posita angka 8 dapat Turut Tergugat sampaikan bahwa peta bidang
tanah dibuat untuk keperluan pengumuman data fisik dan data yuridis. Peta
bidang tanah merupakan pemetaan dari hasil pengukuran batas-batas bidang
tanah dan bukanlah bukti kepemilikan seseorang atas suatu bidang tanah. Pada
bidang tanah yang telah dipetakan akan diberi nomor identifikasi tanah (NIB)
yang merupakan nomor urutan penyelesaian penetapan batas dan nomor
identifikasi bidang tanah (NIB) bukanlah nomor tanda pendaftaran hak. Bahwa
terkait hal tersebut merujuk pada Pasal 23 ayat 1 dan 4 dan pasal 31 ayat 1 dan 2
PMNA 3 Tahun 1997 Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

7. Bahwa benar Para Penggugat mengajukan gugatan permohonan pembatalan


sertipikat kepada Turut Tergugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara Palembang
dengan Nomor Perkara 46/G/2021/PTUN.PLG dan sudah ada putusan sampai
dengan tingkat kasasi. Pada saat ini Turut Tergugat telah melakukan upaya
hukum Peninjauan Kembali terhadap putusan perkara tersebut;

4
Berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas dengan ini mohon kepada Yang Terhormat
Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memberikan putusan dengan
amarnya sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI
1. Menolak Replik Para Penggugat
2. Menyatakan Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima;

DALAM POKOK PERKARA


1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan Penggugat tidak diterima (Niet Onvankelijke Verklaard);
2. Menyatakan Turut Tergugat tidak melakukan perbuatan melawan hukum;
3. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum 8 Sertipikat Hak Milik sebagai berikut:
a. Sertipikat Hak Milik Nomor 165/ Gunung Meraksa a.n Ganda Wijaya;
b. Sertipikat Hak Milik Nomor 164/ Gunung Meraksa a.n Mulanta;
c. Sertipikat Hak Milik Nomor 179/ Gunung Meraksa a.n Ronald S;
d. Sertipikat Hak Milik Nomor 166/ Gunung Meraksa a.n Roina S;
e. Sertipikat Hak Milik Nomor 167/ Gunung Meraksa a.n Mangasi;
f. Sertipikat Hak Milik Nomor 529/ Gunung Meraksa a.n Wito Haryoto;
g. Sertipikat Hak Milik Nomor 530/ Gunung Meraksa a.n Sainawa;
h. Sertipikat Hak Milik Nomor 528/Gunung Meraksa a.n Zubaidah;
4. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara ini sesuai dengan
ketentuan.

Apabila Majelis Hakim Yang Terhormat kiranya berpendapat lain, maka


Tergugat mohon untuk memutus perkara ini dengan seadil-adilnya (Ex Aequo et Bono).

Demikian Jawaban dari Turut Tergugat, atas perhatian dan pertimbangan


Majelis Hakim Yang Terhormat diucapkan terima kasih.

Hormat kami,
Kuasa Turut Tergugat

1. Sri Wahyuni, S.ST …………..………………..

2. Nieko Riezko Yunitrioyansyah, SH .……………………………

3. Rosy Indah Yulia .……………………………

5
6
Istilah Turut Tergugat, dapat ditemukan dalam kebiasaan praktik hukum acara
perdata, sebagaimana dimuat dalam Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung No: 201
K/SIP/1974 tertanggal 28 Januari 1986 yang mempunyai kaidah hukum: “Dalam
hukum acara perdata tidak dikenal pengertian turut penggugat, yang dikenal adalah
sebutan turut tergugat, yaitu orang-orang, bukan penggugat dan bukan pula
tergugat, akan tetapi demi lengkapnya pihak-pihak harus disertakan sekedar untuk
tunduk dan taat terhadap putusan pengadilan.”
Kemudian apakah mungkin jika Turut Tergugat dalam suatu perkara menggugat
ganti rugi terhadap Tergugat atas kerugian yang dideritanya (akibat dikalahkannya
Tergugat dalam suatu perkara), maka perlu dilihat terlebih dahulu substansi
kerugiannya.Sebab pada umumnya Turut Tergugat biasanya tidak turut
menanggung putusan yang bersifat penghukuman (condemnatoir), melainkan hanya
tunduk dan patuh atas putusan pengadilan tersebut, yang sesungguhnya hanya
berakibat langsung bagi pihak Tergugat.
Selain itu, Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung sudah menggariskan bahwa suatu
tuntutan ganti rugi haruslah diperinci untuk menghindari gugatan tidak dapat
diterima (niet on vankelijkverklaard).
Selanjutnya apakah Turut Tergugat dapat langsung mengajukan gugatan atau ia
harus menunggu proses perkara selesai? bahwa sebaiknya Turut Tergugat mengikuti
proses perkara utamanya terlebih dahulu sampai perkara tersebut berkekuatan
hukum tetap. Kemudian setelah itu, ia dapat mengajukan gugatan ganti
kerugiannya terhadap Tergugat. Hal ini penting agar Tergugat tidak menggunakan
tangkisan (eksepsi) litis pendentis, karena perkara utamanya belum selesai dan
untuk mencegah putusan yang saling bertentangan, sebagai alasan untuk
mengajukan peninjauan kembali (civil request).
Dalam hukum acara perdata yang tersebar dalam beberapa peraturan peninggalan
Belanda sudah cukup usang untuk digunakan. Meskipun Mahkamah Agung melalui
Peraturan Mahkamah Agung (Perma) dan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA)
mencoba untuk menutupi kekosongan hukum yang ada, nampaknya upaya tersebut
belum cukup mengakomodir kepentingan pencari keadilan dalam perkara perdata
untuk memperoleh apa yang menjadi haknya dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
Sebagai contoh kecil yang kiranya masih relevan dengan pembahasan topik ini,
yaitu “eksistensi“ Turut Tergugat, yang menurut hemat saya tidak perlu ada istilah
tersebut, cukup istilah Penggugat dan Tergugat saja. Karena Penggugatlah yang
berhak menentukan pihak-pihak mana yang ia inginkan untuk dihukum pengadilan
membayar ganti kerugian (Vide: Putusan Mahkamah Agung No: 305 K SIP/1971
Tertanggal 16 Juni 1971).
Selain itu, dalam praktik, istilah Turut Tergugat juga seringkali dikaitkan dengan
eksepsi dari Tergugat mengenai gugatan Penggugat kurang pihak (exception
plurium litis consortium), yang menurut hemat saya juga sudah kurang relevan
dengan asas peradilan cepat, sederhana biaya ringan. Karena eksepsi gugatan
kurang pihak tersebut akan diputus pada putusan akhir (bukan dalam putusan sela).
Padahal Pasal 70 RV, yang pada waktu itu hanya berlaku untuk Golongan Eropa,
sudah memberikan solusi akan hal ini dengan konsep penanggungan (pemanggilan)
pihak ketiga untuk meminimalisir berlarut-larutnya pemeriksaan perkara perdata,
dengan tujuan agar kepastian hukum dapat dicapai dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.

Anda mungkin juga menyukai