Anda di halaman 1dari 8

ANOTASI PUTUSAN PERKARA PERDATA

PUTUSAN MA No.90K/TUN/1998
a.n Penggugat Soesanto Kartoatmodjo melawan Ka. Kantor Pertanahan
Kotamadya Semarang

1. LATAR BELAKANG
BERISI: MENJELASKAN SECARA SINGKAT MENGAPA KAIDAH
YURISPRUDENSI PERLU UNTUK DIANALIS
2. PEMBAHASAN
a. DUDUK PERKARA
bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1958 tanah
partikulir bekas hak eigendom verponding No.1192 sisa atas nama almarhum
Oei Tiong Bing, ditegaskan menjadi tanah negara dengan Sura Keputusan
Menteri Agraria tanggal 6 Oktober 1958 No. SK-292/ka.
Kemudian pada tanggal 15 Juli 1963 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Agraria No. SK/376/KA/63 oleh Pemerintah diberikan kepada
Penggugat dengan status hak milik;
Bahwa ketika Penggugat bermaksud ingin menggunakan tanah miliknya
tersebut, ternyata Penggugat mengalami kesulitan baik dalam menyuruh
memberi tanda batas, maupun memsbangun diatas tanah miliknya tersebut
Kemudian Penggugat mencoba mendaftarkan dan atau mencatatkan
kepemilikan tanahnya guna mendapatkan tanda bukti (sertifikat) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961 tidak berhasil
Tetapi sementara surat tersebut dalam kepengurusan, Penggugat
mendengar kabar adanya pihak ke-III yaitu sdra. Agung Bunakur
Partowidjojo yang juga menginginkan hak tanah sengketa tersebut.
Sehingga kemudian dengan berdasarkan Surat Keputusan Gurbernur
Kepala Daerah tingkat I Jawa Tengah dengan Surat Keputusan tanggal 18
Agustus 1987 No. SK.DA.II/HGB/I/1929/87 telah memberikan hak kepada
saudara Agung Bunakur Partowidjojo atas permohonannya untuk memiliki
tanah sengketa yang juga merupakan milik Penggugat.

1|ANOTASI PUTUSAN
Kemudian pada tanggal 4 September 1987 tanah sengeketa a quo telah
diperjual belikan kepada pihak ke III serta telah beralih hal dari HGB (Hak
Guna Bangunan) 280 menadi hak milik No. 208 tertanggal 8 Agustus 1990
dan kemudian di pecah menjadi dua sertifikat pada tanggal 19 Juni 1992
masing-masing Hak Milik No.224 Seluas 171m Dan Hak Milik No.225 Luas
668m.
b. PERTIMBANGAN HAKUM MAJELIS HAKIM

Menimbang bahwa berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahhun 1958


tanah particular bekas hak eigendom verponding No.1192 sisa atas nama
almarhum Oei Tiong Bing, ditegaskan menjadi tanah negara dengan Surat
Keputusan Menteri Agraria tanggal 6 Oktober 1959 No.SK-292/Ka, dimana
sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian/Agraria pada tanggal 15 Juli
1963 No.SK376/KA/63 oleh Pemerintah diberikan kepada Penggugat
dengan status Hak Milik.

Dan sebagaimana Penggugat telah berusaha mencari penyelesaian


pada Panitia Penyelesaian Persengketaan Pembagian dan Penunjukan Tanah
Kotamadya Semarang yang di dalam sidangnya pada tanggal 30 Desember
1961 memutuskan bahwa; 1). Penggugat telah sah sebagaimana pemilik
tanah kaveling yang terletak di sebelah Selatan rumah Jalan Sultan Agung
No.95 Semarang (tanah sengketa) untuk seluas 1000m; 2). Pemilik tanah
sengketa (in casu Pennggugat) berhak untuk mendirikan bangunan ditas
tanah tersebut.

Akan tetapi usaha Penggugat untuk mendaftarkan dan/atau


mencatatkan kepemilikan tanahnya sebagaimana berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 pada kantor Pendaftaran dan
Penngawasan Tanah di Kota Semarang ternyata tidak berhasil.

Bahwa sementara dalam kepengurusan penguasaan tanah tersebut,


Penggugat mengetahui bahwa ada pihak ke-III yaitu saudara Agung Bunakur
Partowidjojo yang menginginkan juga mendapatkan ha katas tanah
senngketa tersebut.

2|ANOTASI PUTUSAN
Bahwa kemudian atas permohonan saudara Agung Bunaker
Partowidjojo tersebut, maka Gurbernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa
Tengah dengan Surat Keputusan tanggal 18 Agustus 1987
No.SK/DA/II/HGB/I/1929/87 telah memberikan hak kepada saudara Agung
Bunaker Partowidjojo atas permohonannya untuk memiliki tanah sengketa
yang terletak di sebelah selatan rumah jalan Sultan Agung No.95 Semarang
yang merupakan milik penggugat;

Bahwa kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gurbernur Kepala


Daerah Tingkat I Jawa Tengah a quo Tergugat telah menerbitkan sertifikat
tanda bukti Hak Guna Bangunan No. B.280 atas nama Agung Bunaker
Partowidjojo pada tanggal 4 September 1987, yang kemudian tanah sengketa
a quo telah diperjual-belikan kepada pihak III serta telah beralih dari HGB
280 menjadi Hak Milik No.208 tanggal 8 Agustus 1990 dan kemudian di
pecah menadi dua sertifikat pada tanggal 19 Juni 1992 masing-masing Hak
Milik No.224 seluas 171m dan Hak Milik No.225 seluas 668m.

Bahwa penerbitan Sertifikat Hak Milik No.224 dan Hak Milik


No.225 tanggal 19 Juni 1992 oleh Tergugat selain bertentangan dengan
Keputusan Menteri Pertanian/Agraria tertanggal 15 Juli 1963
No.SK.I.376/Ka/63 juga menyimpangi tata urutan perundang-undangan serta
menimbulkan kerugian bagi Penggugat, karena itu keputusan a quo haruslah
dinyatakan batal dan tidak sah.

Dari hal-hal tersebut diatas menunjukan secara amat gambling bahwa


Judex Factie telah memutus secara kurang cukup dipertimbangkan
(onvoldoende gemotiveerd) dan menyimpangi ketentuan Pasal 108 ayat (1)
huruf d Jo. Huruf e, maka menurut yurisprudensi Mahkamah Agung RI
putusan Judex Factie a quo layak untuk dibatalkan dalam pemeriksaan
kasasi

Bahwa pendapat Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi Tata Usaha


Negara Surabaya telah salah dalam menerapkan dalam menerapkan hukum
sebagaimana pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas. Terlebih lagi
sebagaimana Surat Keputusan Menteri Pertahanan/Agraria oleh Pemerintah

3|ANOTASI PUTUSAN
Penggugat telah dinyatakan sebagai pemilik sah dan berhak untuk
mendirikan bangunan diatasnya

Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Nampak bahwa


Gurbernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah dalam menerbitkan Surat
Keputusan tanggal 18 Agustus 1997 No.SK.DA.II./HGB/662/I/1929/87
tidak menerapkan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (the Principle
of Good Government), maka terbitnya sertifikat Hak Milik No.224 dan Hak
Milik No.225 bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun
1961 sehingga harus dinyatakan batal demi hukum;

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebu diatas,


menurut Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabukan
permmohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon kasasi: SOESANTO
KARTONO ATMODJO S.H dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara Surabaya tanggal 13 Januari 1998
No.91/TUN/1997/PT.TUN.SBY yang menguatkan Putusan Pengadilan Tata
Usaha Negara Semarang tanggal 2 Oktober 1997 No.
II/G/TUN/TN/1997/PTUN.SMG

c. AMAR PUTUSAN
Mengabulkan gugatan Penggugat;
Menyatakan batal keputusan Tergugat tertanggal 19 Juli 1992 tentang
Sertifikat Hak Milik No.224 dan Hak Milik No.225 keduanya terletak di
Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajahmungkur, Kotamadya
Semarang (dahulu) Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Semarang Selatan
Menghukum Tergugat untuk menerbitkan sertifikat tanda bukti hak milik
atas nama Penggugat (in casu Susanto Kartono Admodjo S.H) terhadap
objek gugatan, yakni sebidang tanah terletak Kelurahan Gaajahmungkur,
Kecamatan Gajahmungkur, Kota Madya Semarang luas lebih kurang 40m x
25m atau sama dengan 1000m (seribu meter persegi) seperti yang tercantum
dalam Gambar Ikhtisar tertanggal 18 Januari 1963 dari Kantor Pengukuran
dan Pemetaan Daerah III Jawa Tengah dengan batas-batas
-Sebelah Utara : rumah Jalan Sultan Agung No.95

4|ANOTASI PUTUSAN
-Sebelah Timur : Jl. Sultan Agung
-Sebelah Selatan : rumah B. Tedjorahardjo, S.H
-Sebelah Barat : Tanah Milik H. Soedarto, SH

Menghukum Termohon kasasi untuk membayar semua biaya perkara


baik yang jatuh dalam peradilan tangka pertama, banding, maupun dalam
tingkat kasasi, yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp.100.000,-
(seratus ribu rupiah)

Demikianlah diputus dalam rapat permusyawaratan Mahkamah


Agung pada hari Selasa, tanggal 8 Februari 2000 dengan H. SOEHARTO
S.H. Ketua Muda Mahkamah Agung yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah
Agung sebagai Ketua Sidang, H. ACHMAD KOWI AS, S.H. dan
ISKANDAR KAMIL S.H. sebagai hakim-hakim anggota, dan diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga, oleh Ketua Sidang
tersebut dengan dihadiri oleh , H. ACHMAD KOWI AS, S.H. dan
ISKANDAR KAMIL S.H. sebagai hakim-hakim anggota tersebut serta
ZAINAL AGUS S.H. Panitera Muda, dengan tidak dihadiri oleh para pihak;

d. DISENTING OPINION
e. TEMUAN HUKUM OLEH HAKIM (YURISPRUDENSI)

Ada dua sertifikat yang terbit dan keduanya sah secara hukum yakni:

- berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria tanggal 15 Juni


1963 No.SK/376/KA/63 bahwa Soesanto Kartono Admodjo S.H
berdasarkan sertifikat tersebut adalah pemilik sebidang tanah seperti
tersebut dalam surat gugatan dengan status hak milik; (dan ini dinilai sah
secara hukum)
- Bahwa berdasarkan Surat keputusan Gurbernur KDT I Jawa Tengah
pada tanggal 18 Agustus 1987 dengan
No.SK.DA.II/HGB/1962/I/1929/87, yang mana berdasarkan sertifikat
tersebut Tergugat menerbitkan sertifikat HGB No.B.280 atas nama
Agung Bunakur Partowidjojo pada tanggal 4 September 1987, yang
kemudian berubah atau dipecah menjadi dua bagian yakni Sertifikat Hak

5|ANOTASI PUTUSAN
Milik (SHM) No.224 dan Serifikat Hak Milik (SHM) No.225 pada
tanggal 19 Juni 1992.
f. PUTUSAN YANG MENGIKUTI
Dalam Putusan No. 397 K/TUN/2015
A.n sarwadi dkk melawan Kepala Kantor Pertanahan Kota Tangerang Selata
dan Yayasan Pembina Universitas Muslim Asia-Afrika
Dalam persoalan Sengketa Tanah

Bahwa kudung bin killan mempunyai 5 (lima) orang anak masing-


masing yaitu; 1). Saip bin Kudung (almarhum); 2). Sail bin Kudung
(almarhum); 3). Suwardih bin Kudung (masih hidup); 4).Suwarmin bin
Kudung (almarhum); Suwarmih binti Kudung (almarhum)

Bahwa pada tahun 1966, Suwardih bin Kudung salah seorang anak
Kudung bin Kilang ayng sekarang masih hidup berniat akan menjual
sebagian bidang tanah tersebut dengan persil 16 S. IV seluas 7.450 M dan
1.580 M melalui seorang Juru Tulis Kelularahan Kedaung yang Bernama
tauhid.

Akan tetapi pada kenyataannya Tauhid menjual tanah tersebut


kepada Ali Bey tanpa sepengetahuan dan melibatkan Suwardih dan ke-4
(empat) Ahli Waris Kudung lainnya yang masih hidup ketika itu sebagai
pemilik sah atas bidang tanah tersebut. Oleh karrena itu Suwardi dan ke-4
(empat) Ahli Waris lainnya tidak pernah menanda-tangani surat apapun yang
berkaitan dengan jual-beli atau pengalihan hak kepada Ali Bey atau kepada
pihak manapun terhadap tanah tersebut;

Bahwa kemudian ternyata atas tanah tersebut telah dikeluarkan


Keputusan ole Tergugat berupa Sertifikat HGB (Hak Guna Bangunan)
No.02162/Kedaung pada tanggal 12 Juni 2002, Surat Ukur
No.310/Kedaung/2002, tanggal 24 Mei 2002 luas 11.750m terletak di Desa
Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang atas nama Yayasan
Pembina Universitas Muslim Asia-Afrika yan berpijak pada dasar Surat
Keputusan Kepala Daerah Kantor Wilayah badan Pertanahan Nasional

6|ANOTASI PUTUSAN
Propinsi Banten No.33-550-2.28-2002, tertanggal 26 April 2002 tentang
Pemberian Hak Guna Bangunan atas Bidang Tanah.

Bahwa, putusan Judex Factie, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta


(selanjutnya disebut Judex Factie PT.TUN Jakarta)
No.35/B/2015/PT.TUN/JKT. Yang menguatkan Putusan Judex Factie
Pengadilan Tata Usaha Negara Serang (selanjutnya disebut Judex Factie
PtUN Serang) No.32/G/2014/PTUN-SGR; yang pada intinya menyatakan
bahwa:

Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya karena tidak


terdapat fakta hukum yang membuktikan adanya hubungan hukum antara
Para Penggugat dengan tanah yang dimaksud dalam sertipikat Hak Guna
Bangunan objek sengketa in litis sebagai syarat kepentingan Para Penggugat
dalam mengajukan Gugatan in litis sebagaimana ditentukan dalam Pasal 51
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas undang-Undang No.5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (untuk selanjutnya disebut
Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara UU-PTUN)

Menimbang bahwa selanjutnya setelah pemeriksaan dan penelitian


bukti-bukti surat para pihak a quo, ternyata Para Penggugat tidak dapat
membuktikan adanya kepemilikan maupun Penguasaan Para Penggugat atas
tanah yang dimaksud dalam sertipikat objek sengketa.

Menimbang bahwa terlepas dari kebenaran-kebenaran tersebut diatas,


menurut pendapat Mahkamah Agung berdasarkan alasan sendiri, Putusan
Pengadilan Tinggi Jakarta yang menguatkan Putusan Jakarta Pusat, baik
dalam kompensasi maupun rekompensasi harus dibatalkan, karena Judex
Factie mendasarkan keputusannya melulu atas surat-surat bukti yang terdiri
dari fotokopi-fotokopi yang diajukan oleh kedua belah pihak tanpa
keterangan atau dengan jalan apapun secara sah darimana ternyata bahwa
fotokopi tersebut sesuai dengan aslinya.

Sedang terdapat diantaranya yang penting-peenting yang secara


substansial masih dipertengkarkan oleh Penggugat-asal dan Tergugat-asal

7|ANOTASI PUTUSAN
yang karena itu sebenarnya Judex Factie terlah memutuskan perkara ini
berdasarkan bukti-bukti yang tidak sah. Karena jika dipahami secara utuh
Putusan Mahkamah Agungg tersebut, bermakna “alat bukti berupa fotokopi
yang tidak dapat ditunjukan aslinya, tidak dapat dijadikan alat bukti, kecuali
terdapat keterangan atau dengan jalan apapun yang secara sah yang dapat
menunjukkan secara sah bahwa fotokopi tersebut sesuai dengan aslinya dan
keterangan atau dengan jalan apapun yang secara sah tersebut tidak
dipertentangkan atau dipermasalahkan atau dipertengkarkan oleh kedua
belah pihak.

8|ANOTASI PUTUSAN

Anda mungkin juga menyukai