Anda di halaman 1dari 8

DALAM EKSEPSI

Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil gugatan Penggugat kecuali dalam hal-hal yang

diakui secara tegas kebenarannya ;

Gugatan Kadaluwarsa

Bahwa gugatan Penggugat kadaluwarsa ( lewat jangka waktu ) karena Sertipikat Hak

Guna Bangunan Nomor: 118/Bangunharjo berasal dari Sertipikat Hak Guna Bangunan

Nomor: 36/Bangunharjo tanggal 7 Januari 1971 a/n. Yayasan Rumah Abu Tang Tjiok Sam

berkedudukan di Semarang, sehingga dapat disimpulkan Sertipikat Hak Guna Bangunan

tersebut diatas sudah hampir 42 tahun diterbitkan dan baru sekarang diajukan gugatan. Tidak

masuk akal apabila Penggugat baru sekarang mengetahui apabila Sertipikat Hak Guna

Bangunan berdiri diatas tanah Penggugat. Alibi-alibi yang dipergunakan sebagai dasar

semata-mata hanya untuk menguasai tanah tersebut dengan jangka waktu yang lama,

cara yang efektif dengan melakukan gugatan baik secara Perdata di Pengadilan Negeri

Semarang maupun Pengadilan Tata Usaha Negara, hal ini tentunya menjadi preseden buruk

bagi penegakan hukum di Indonesia. Berdasarkan dalil-dalil tersebut, maka Penggugat tidak

dapat mengajukan gugatan dan harus ditolak ;

3. Gugatan Prematur

Bahwa Gugatan penggugat Prematur karena Kepala Kantor Pertanahan Kota

Semarang dalam menerbitkan keputusan terkait permohonan pendaftaran perubahan data

yuridis berupa peralihan hak atas tanah Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor :

118/Bangunharjo riwayat tanahnya sejak tahun 1971 sedangkan Penggugat dalam

menguasai tanah sejak tahun 1976 tanpa mendasarkan bukti-bukti pemilikan hak atas tanah

yang jelas, Penggugat menguasai tanah tersebut hanya mendasarkan jual beli bangunan yang

dilakukan tanggal 8 September 1976 tetapi bukan jual beli atas sebidang tanah. Oleh sebab

itu dapat dikatakan Penggugat menguasai tanah tanpa ijin pemiliknya;


Putusan Tata Usaha Negara berdasarkan Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1986

adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan Hukum atau Pejabat Tata Usaha

Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan

perundangan-undangan yang berlaku, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau

badan hukum perdata. Tergugat dalam mengambil suatu keputusan tidak merugikan

Penggugat karena Sertipikat diterbitkan tahun 1970 berdasarkan akta Verponding;

Berdasarkan dalil-dalil yang kami kemukakan di atas, nampak jelas bahwa gugatan

Penggugat cacat hukum, sehingga patut ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima. Oleh

karena itu maka kami mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk

dapat mengabulkan atau menerima Eksepsi/ Jawaban Tergugat dan menyatakan bahwa

gugatan Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima ;

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat, kecuali hal-hal yang secara

tegas diakui kebenarannya menurut hukum oleh Tergugat;

2. Bahwa Tergugat mohon agar dalil-dalil yang diterangkan dalam Eksepsi/ Jawaban

hendaknya termuat kembali dan terbaca menjadi satu kesatuan dengan Pokok Perkara

3. Bahwa gugatan Penggugat yang diuraikan dalam posita Nomor : 1 s/d 45 dimana Penggugat

mendalilkan tanah tersebut adalah tanah negara pada dasarnya tidak benar. Mengingat

tanah yang terletak di Jalan KH. Wahid Hasyim riwayat tanahnya berasal dari

Verponding dengan penjelasan sebagai berikut :

a) Bahwa tanah tersebut berasal dari Bekas hak Eigendom Verponding No. 4517 a/n.

Perseroan Terbatas “Bouw Maatschappij Gebroeders Akoewan” berkedudukan di

Semarang
b) Pada tanggal 28 Juli 1970 tanah tersebut diterbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan

Nomor : 29 a/n. Perseroan Terbatas “Bouw Maatschappij Gebroeders Akoewan”

berkedudukan di Semarang dengan luas : 2.783 M2. Dengan jangka waktu 20 tahun

yang berakhir pada tanggal 24 September 1980 ;

c) Pada tahun 1971 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor : 29 dimatikan karena

dipisah-pisah dan terbit Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor : 36 dan 37,

Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor : 36 diterbitkan a/n. Yayasan Rumah Abu

Tang Tjiok Sam berkedudukan di Semarang pada tanggal 7 Januari 1971 dengan

luas 2.353 M2 ;

d) Bahwa Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor : 36 dimatikan dan berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : SK. 139/HGB/DA/87 tanggal 12

Mei 1987, maka Tergugat menerbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor :

118 an. Yayasan Rumah Abu Tang Tjiok Sam berkedudukan di Semarang luas :

2.353 M2 ;

e) Pada tanggal 15 Desember 1988 Sertipikat Hak Guna Bangunan dialihkan kepada

Ratna Lestyani Wongsosuhendro dahulu Ong Sioe Giok berdasarkan jual-beli

sesuai Akta Jual-Beli yang dibuat dihadapan Liliana Tedjosaputra, SH. Tgl. 23

Agustus 1988 Nomor : 161-16/STG/VIII/1988;

4. Bahwa gugatan Penggugat dalam posita 6 tidak benar karena Tergugat dalam menerbitkan

Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor : 118 bukan berdasarkan Surat Ukur tanggal 23

Januari 1986 Nomor : 152/1986 namun berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor : SK. 139/ HGB/DA/87 tanggal 12 Mei 1987. Surat Ukur hanya sebagai pelengkap

syarat-syarat dalam mengajukan permohonan. Namun yang berhak untuk menerbitkan

sertipikat hak adalah Surat Keputusan Pejabat yang berwenang (Menteri Dalam Negeri) ;
Pada prinsipnya Tergugat dalam menerbitkan telah sesuai dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor : 5 tahun 1973 jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 6 Tahun

1972 serta Peraturan Pemerintah Nomor : 10 Tahun 1961. Disisi lain tidak terdapat petunjuk

kalau Penggugat mempunyai sebidang tanah dilokasi tersebut, mengingat tanah tersebut

statusnya adalah tanah bekas hak barat sesuai penjelasan di atas ;

5. Bahwa Tergugat jelaskan sudah menjadi kewajiban Penggugat membayar SPPT (PBB)

secara tertib sampai tahun 2013 karena Pengggugat yang menikmati terhadap tanah tersebut

namun SPPT tersebut bukan bukti pemilikan hak atas tanah melainkan bukti pajak tahunan

sehingga seseorang yang telah membayar pajak PBB bukan berarti pemilik tanah mungkin

seseorang tersebut penyewa, hanya sekedar numpang, atau menggarap;

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 32 tahun 1979 yang Saudara cantumkan

dalam posita gugatan tidak lengkap, saran Tergugat dibaca secara lengkap dan utuh jangan

sepenggal-sepenggal bila perlu dipelajari peraturan pelaksanaannya. Sehingga kita selaku

penegak hukum benar-benar yang profesional dan benar-benar menegakkan kebenaran

diatas kebenaran;

6. Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat pada posita 7 yang berkaitan dengan asas-asas

umum pemerintahan baik antara lain Asas Kepastian Hukum dan Asas Keterbukaan yang

dilanggar oleh Tergugat, keputusan yang diambil Tergugat sudah memenuhi unsur-unsur

tersebut dengan penjelasan sebagai berikut :

a) Asas Kepastian Hukum

Adalah asas dalam rangka negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan

perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara

Negara. Penggugat sendiri tidak menjelaskan secara detail kepastian hukum mana yang

dilanggar Tergugat ;
Penggugat sendiri dalam menguasai tanah tidak memiliki bukti kepemilikan hak atas

tanah sehingga merugikan pihak lain disisi lain Penggugat sudah menempati tanpa

menghiraukan kepada pemiliknya namun sekarang ingin memiliki dengan cara

melakukan gugatan apa ini bukan bukti pelanggaran hukum ;

Penggugat dalam menerbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor : 118

bukan berdasarkan Surat Ukur tanggal 23 Januari 1986 Nomor : 152/1986, berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : SK. 139/HGB/DA/87 tanggal 12 Mei

1987. Namun sebelumnya sudah Tergugat jelaskan dalam dalil-dalil diatas, sehingga

Tergugat sudah menjalankan norma hukum dalam penerbitan Sertipikat Hak Guna

Bangunan tersebut ;

b) Asas Keterbukaan

Adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh

informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara

dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia

negara ;

Bila dibaca dalam penjelasan tersebut, maka Tergugat sudah melindungi hak pribadi

dan rahasia negara. Bila dikaji secara mendalam tanah yang menjadi obyek sengketa

berasal dari hak Verponding No. 4517 a/n. Perseroan Terbatas “Bauw Maatschappij

Gebroeders Akoewan” berkedudukan di Semarang ;

Pada tanggal 28 Juli 1970 tanah tersebut diterbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan

Nomor : 29 a/n. Perseroan Terbatas “Bouw Maatschapfiij Gebroeders Akoewan”

berkedudukan di Semarang dengan luas : 2.783 M2. Dengan jangka waktu 20 tahun yang

berakhir pada tanggal 24 September 1980 ;


Pada tahun 1971 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor : 29 dimatikan karena

dipisah-pisah dan terbit Sertipikat Hak Buna Bangunan Nomor : 36 dan 37, Sertipikat

Hak Guna Bangunan Nomor : 36 diterbitkan an. Yayasan Rumah Abu Tang Tjiok Sam

berkedudukan di Semarang pada tanggal 7 Januari 1971 dengan luas 2.353 M2;

Bahwa Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor : 36 dimatikan dan berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : SK. 139/ HGB/DA/87 tanggal 12 Mei 1987

maka Tergugat menerbitkan sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor : 118 an. Yayasan

Rumah Abu Tang Tjiok Sam berkedudukan di Semarang luas : 2.353 M2;

Bahwa Pada tanggal 15 Desember 1988 Sertipikat Hak Guna Bangunan dialihkan

kepada Ratna Lestyani Wongsosuhendro dahulu Ong Sioe Giok berdasarkan jual beli

sesuai Akta Jual Beli yang dibuat dihadapan Liliana Tedjosaputra S.H. tanggal 23

Agustus 1988 Nomor : 161-16/ STG/VIII/1988;

Bahwa dalam dokumen negara tidak satupun Penggugat memiliki tanah tersebut dan

bila dibaca dalam gugatan Penggugat juga tidak memiliki tanah tersebut yang dimiliki

Penggugat hanya bangunannya saja.

Berdasarkan dalil-dalil yang kami kemukakan diatas maka Kami Kuasa Tergugat mohon

pada Majelis Hakim untuk memutuskan hal-hal sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

Mengabulkan Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul akibat perkara;

3. Bila Majelis Hakim yang menyidangkan/memeriksa perkara ini berpendapat lain mohon

putusan yang seadil-adilnya;


DALAM EKSEPSI

Bahwa Tergugat II Intervensi menolak seluruh dalil gugatan Penggugat kecuali dalam hal-

hal yang diakui secara tegas kebenarannya.

DALAM POKOK PERKARA

1. .Bahwa Tergugat II Intervensi, menolak seluruh dalil gugatan Penggugat, kecuali


yang secara tegas diakuinya ;
2. Bahwa Tergugat II Intervensi membeli tanah dan segala sesuatu yang ada diatasnya
dari pemilik lama yaitu Yayasan Rumah Abu Tang Tjiok Sam, melalui Notaris/PPAT
LILIANA TEDJOSAPUTRO, SH., Akta Jual Beli Nomor : 161-16.STG/VIII/1988,
tanggal 23-8-1988 ;
3. Bahwa ketika dibeli, tanah tersebut telah bersertipikat Hak Guna Bangunan sejak
tahun 1987, yang kemudian diperpanjang sampai dengan tahun 2027 ;
4. Bahwa Sertipikat Hak Guna Bangunan tersebut didasarkan dari Surat Ukur tanggal
23-1-1986, Nomor : 152/1986, dengan luas 2.353 m2;
5. Bahwa dengan demikian kepemilikan Tergugat II Intervensi atas tanah Sertipikat Hak
Guna Bangunan Nomor 118 yang menjadi obyek dalam perkara ini adalah sah ;
6. Bahwa sejak diberlakukannya Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960,
tidak dikenal adanya pemisahan horizontal antara tanah dan bangunan, yang ada
adalah pemisahan vertikal ;
7. Bahwa dengan demikian jual beli bangunan sebagaimana yang didalilkan Penggugat,
yang dilakukan pada tanggal 8 September 1976 adalah bertentangan dengan Undang-
Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, dengan demikian tidak sah atau
setidak-tidaknya tidak dapat dianalogikan sebagai pemilik atas tanah obyek sengketa ;

Berdasarkan dalil-dalil yang kami kemukakan diatas maka Kami Kuasa Tergugat II

Intervensi mohon pada Majelis Hakim untuk memutuskan hal-hal sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

Mengabulkan Eksepsi Tergugat II intervensi untuk seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA


Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
Atau
Menjatuhkan putusan lain yang seadil-adilnya dalam peradilan yang benar (Ex A quo et
Bono) ;

Anda mungkin juga menyukai