Anda di halaman 1dari 11

PERANAN HUKUM DI INDONESIA DALAM MELINDUNGI KONSUMEN YANG MELAKUKAN TRANSAKSI

SECARA ONLINE

PROPOSAL PENELITIAN

MATA KULIAH METODE PENELITIAN DAN PENULISAN HUKUM

OLEH :

Grace Ester N. S.
110110170263

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. U. Sudjana, S.H., M.H.
Enni Soerjati P., S.H., M.H.
Agus Pratiwi, S.H., LL.M.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Beberapa tahun terakhir perdagangan melalui media internet semakin marak


terjadi di Indonesia. Dengan menjadikan sosial media seperti facebook, line sebagai
wadah untuk melakukan perdagangan itu sendiri. Dengan perdagangan melalui Internet
ini, berkembang pula system bisnis virtual, seperti virtual store dan virtual company
dimana pelaku bisnis menjalankan bisnis dan perdagangannya melalui media internet dan
tidak lagi mengandalkan bisnis perusahaan konvensional yang nyata.

Dengan adanya fenomena seperti ini, didukung dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang merupakan terobosan besar bagi para produsen untuk
meningkatkan produktifias dan efisiensi atas barang atau jasa yang dihasilkannya untuk
mencapai tujuan dari usaha tersebut, maka perlindungan hukum terhadap konsumen
dipandang sangat penting keberadaannya. Sebab dalam rangka mengejar produktifitas
dan efisiensi terebut, pada akhirnya baik secara langsung atau tidak langsung,
konsumenlah yang menanggung dampaknya1.

Perdagangan yang berbasis teknologi canggih, telah mereformsi perdagangan


konvensional di mana interaksi antara produsen (perusahaan) dan konsumen yang
sebelumnya terjadi secara langsung menjadi suatu interaksi yang tidak langsung.
Pengertian perdagangan online (e-commerce) sendiri adalah segala bentuk transaksi
perdagangan atau perniagaan barang atau jasa dengan menggunakan media elektronik.
Dengan adanya transaksi berbasis online ini sifat daripada konsumen sendiri juga lambat
laun berubah, dimana konsumen menjadi semakin kritis dan selektif dalam menentukan
produk yang akan dibelinya.

Karena transaksi dalam transaksi online ini tidak berlansung melalui tatap muka
secara langsung antara penjual dan konsumen itu sendiri, maka kemungikinan terjadinya
kecurangan dalam transaksi jual beli itu sendiri juga tinggi. Dampak negatif dari transaksi
online itu sendiri cenderung merugikan konsumen. Diantaranya dalam hal yang berkaitan

1
Sri Rejeki Hartono, 2000, Aspek-Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Pada Era Perdagangan Bebas , Dalam
Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, hlm 33

1
dengan produk yang dipesan tidka sesuai dengan produk yang ditawarkan, dan hal-hal
lain yang tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Maka dari hal ini pula, dalam
tulisan ini akan dipaparkan bagaimana peranan daripada hukum di Indonesia dalam
melindungi konsumen yang melakukan transaksi secara online.

B. IDENTIFIKASI MASALAH :
1. Bagaimana perananan hukum di indonesia dalam hal perlindungan konsumen dalam
transaksi jual beli online ?
2. Bagaimana penyelesaian sengketa dalam transaksi online ?
C. TUJUAN PENELITIAN :
a. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan ini adalah peneliti mengkaji peranan hukum dalam
mengatasi fenomena kecurangan dalam transaksi online di Indonesia.

b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan sejauh mana peranan hukum di Indonesia dalam menlindungi
konsumen yang melakukan transaksi online.
2. Menguraikan bentuk penyelesaian sengketa dalam transaksi online.
D. MANFAAT PENELITIAN :
a. Teoritis
1. Menambah wawasan masyarakat akan perlindungan hukum dalam
bertransaksi online
2. Menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya
b. Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi para praktisi
atau instansi dalam mengkaji tentang permasalahan dalam membahas
perlindungan hukum dalam bertransaksi online.
E. KERANGKA PEMIKIRAN:
a. Pengertian Konsumen

Konsumen umumnya diartikan sebagai pemakai terakhir dari produk yang


diserahkan kepada mereka oleh pengusaha, yaitu setiap orang yang mendapatkan barang
untuk dipakai dan tidak untuk diperdagangakan atau dijual belikan lagi. Menurut Pasal 1
angka 2 Undang-Undang omor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
disebutkan:

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri keluarga orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

Sebagaimana disebutkan dalam penjelasan Pasal 1 angka 2 undang-undang


tersebut bahwa konsumen yang dimaksud adalah konsumen akhir yang dikenal dalam
kepustakaan ekonomi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semua orang adalah
konsumen karena membutuhkan barang dan jasa untuk mempertahankan hidupnya
sendiri, keluarganya, ataupun untuk memelihara/merawat harta bendanya.

Persoalan hubungan produsen-pelaku usaha dengan konsumen biasanya dikaitkan


dengan produk (barang dan/atau jasa) yang dihaslkan oleh teknologi. Maka persoalan
perlindungan konsumen erat kaitannya dengan persoalan teknologi, khususnya teknologi
manufaktur dan teknologi informasi. Dengan makin berkembangnya industry dan
teknologi memungkinkan semua masyarakat terlibat dengan masalah perlindungan
kosumen ini2.

Konsumen sendiri memiliki hak-hak melekat pada dirinya sebagai konsumen


dalam melakukan transaksi jual beli. Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan juga sejumlah hak konsumen yang
mendapat jaminan dan perlindungan dari hukum, yaitu:

2
Janus Sidabalok, 2014, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 14
a) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamantan dalam mengonsumsi
barang dan/atau jasa;
b) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi seta jaminan yang dijanjikan;
c) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/jasa;
d) Hak untuk didengar pendapat dan kluhannya datas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
e) Hak untuk mendpatkan advokasi, perlindugan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindugnan kosumen secara patut;
f) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen;
g) Hak untuk diperlakukan atau dilayani scara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
h) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian
apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidk sebagaimana mestinya;
i) Hak-hak diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
b. Pengertian Perlindungan Konsumen

Perlindungan konsumen tiu sendiri menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang


Perlindungan Konsumen menyebutkan

“Perlindugnan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya


kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”

Az. Nasution menyebutkan pengertian pengertian hukum perlindungan


konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur dan
melindungi konsumen dalam hubugnan dan masalah penyediaan dan penggunaan
produk (barang/jasa) konsumen antara penyedia dan penggunanya, dalam kehidupan
bermasyarakat.
Menurut Johanes Gunawan, perlindungan hukum terhadap konsumen dapat
dilakukan pada saat sebelum terjadinya transaksi dan/atau pada saat setelah
terjadinya transaksi.

Perlindungan konsumen mempunyai cakupan yang luas meliputi


perlindungan konsumen dalam memperoleh barang dan jasa, yang berawal dari tahap
kegiatan untuk mendapatkan barang dan jasa hingga ke aibat-akibat dari pemakaian
barang dan jasa itu. Cakupan perlindungan konsumen dalam dua aspeknya itu, dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1) Perlindungan terhadap kemungkinan diserahkan kepada konsumen


barang dan atau jasa yang tidak sesuai dengan apa yag telah
disepakati atau melanggar ketentuan undang-undang.
2) Perlindungan terhadap diberlakukannya kepada konsumen syarat-
suarat yang tidak adil3.

c. Asas-Asas Perlindungan Konsumen

Ada sejumlah asas yang terkandung di dalam usaha memberikan perlindungan


hukum kepada konsumen. Perlindugan konsumen diselenggarakan sebagi usaha bersama
seluruh pihak yang terkait, masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah berdasarkan lima
asas, yang menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindugnan
Konsumen ini adalah :

a) Asas manfaat, mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan


perlindungan konsumen haru smemberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Asas ini
menhendaki bahwa pengaturan dan penegakan hukum perlindungan
konsumen tidak dimaksudkan untuk menempatkan salah satu pihak di atas
pihak lain atau sebaliknya, tetapi adalah untuk memberikan kepada masing-
masing pihak, produsen-pelaku usaha dan konsumen, apa yang menjadi hak
masing-masing pihak. Dengan demikian, diharapkan bahwa pengaturan dan

3
Ibid hlm 8
penegakan hukum perlindugangan konsumen bermanfaat bagi seluruh
lapisan masyarakat dan pada gilirannya bermanfaat bagi kehidupan
berbangsa.
b) Asas keadilan, dimaksudkan agar partisipasi seluruh raktyat dapat
diwujudkna secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen
dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dn melaksanakan kewajibannya
secara adil. Asas ini menhendaki bahwa melalui pengaturan dan penegakan
hukum perlindungan konsumen ini, konsumen dan produsen-pelaku usaha
dapat belaku adil melalui perolehan hak dan penunaian kewajiban secara
seimbang.
c) Asas keseimbangan, dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara
kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil dan
spiritual. Asas ini menghendaki agar konsumen, produsen-pelaku usaha dan
pemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturna dan
penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,
produsen-pelaku usaha, dan pemerintah diatur dan harus diwujudkan secara
seimbang sesuai dengan hak dankewajibannya masing-masing dalam
kehidupan berbagsa dan bernegara.
d) Asas keamanan dan keselamatan kosumen, dimaksudkan untuk
memeberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen
dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
dikonsumsi atau digunakan. Asas ini menhendaki adanya jaminan hukum
bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang
dikonsumsi/dipakainya, dab sebaliknya, bahwa produk itu tidak akan
mengancam ketenteraman dan keselamatan jiwa dan harta bendanya.
e) Asas kepastian hukum, dimaksudkan agar, baik pelaku usaha maupun
konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan
perlindungan kosumen, serta negara menjamin kepastian hukum. Artinya,
undang-undang in imengharapkan bhwa aturan-aturan tentang hak dan
kewajiban yang terkandung di dalam undang-undang ini harus diwujudan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga masing-masing pihak memperoleh
keadilan.

d. Pengertian Transaksi Online

Transaksi Online (E-Commerce) adalah kegiatan bisnis yang menyangkut


konsumen, manufaktur, service provider, dan perdagangan perantara dengna
menggunakan jaringan-jaringan computer, yaitu E-Commerce sudah meliputi seluruth
spectrum kegiatan komersial. Onno w. Purbo dan Aang Arif Wahyudi menggambarkan
E-Commerce sebagai suatu cakupan yang luas mengenai teknologi, proses dan praktik
yang dapt melakukan transaksi bisnis tanpa menggunakan kertas sebagai sarana
mekanisme transaksi. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara sperti melalui e-mail
atau bisa melalui World Wide Web.4

e. Pengertian Perjanjian

Definisi perjanjian telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


(KUH Perdata) Pasal 1313, yaitu bahwa perjanjian atau persetujuan adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih. Kata persetujuan tersebut merupakan terjemahan dari perkataan
overeekomst dalam bahasa Belanda. Kata overeekomst tersebut lazim diterjemahkan
juga dengan kata perjanjian. Jadi persetujuan dalam Pasal 1313 KUHPerdata tersebut
sama artinya dengan perjanjian.

Menurut Sudikno, “perjanjian merupakan hubugnan hukum antara dua pihak atau
lebih brdasar kata sepakat untuk menimbulkan suatu akibat hukum.”5 Menurut Subekti,
suatu perjanjian merupakan suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada orang lain,
atau di mana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. 6 R. Setiawan,
menyebutkan bahwa perjanjian ialah suatu perbuatan hukum di mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau

4
Onno w. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,2001, Mengenal e-Commerce, Elex Media, Bandung, hlm 1-2
5
Sudikno Mertokusumo, 1985, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1985, hlm. 97
6
Subekti, 2001, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, hlm. 36
lebih.7 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, berpendapat bahwa perjanjian merupakan
perbuatan hukum dimana seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap seorang lain
atau lebih.

F. METODE PENELITIAN
a. Bentuk penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini
yuridis normatif dimana dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian
berdasarkan studi kepustakaan.
b. Tipe penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah yurudis normative, dalam metode ini
peneliti mengkaji tentang taraf sinkronisasi hukum yang berlaku terhadap
kasus terkait8. Tipe penelitian yang penulis gunakan merupakan tipe
penelitian eksplanatoris dimana penlitian ini berbentuk penjelasan terhadap
fenomena yang terjadi dalam transaksi online.
c. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitain ini berupa data sekunder dimana
data ini diperoleh dari bahan-bahan pustaka9 berupa bahan hukum primer,
bahan hukum primer sendiri merupakan bahan hukum yang memberi
penjelasan mengenai bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-
undangan dan bahan bahan hukm sekunder yang merupakan bahan yang
memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer, dimana bahan hukum
sekunder ini sendiri berupa buku tentang hukum perlindungan konsumen10.
d. Alat pengumpul data
Alat pengumpul data yang penulis gunakan yaitu berupa data studi dokumen.

7
R. setiawan, 1987, Hukum Perikatan-Periktatan Pada Umumnya, Bina Cipta, Bandung, hlm 49
8
Prof. Dr. E. Saefullah Wiradipraja, SH.,LL.M.,2015, Metode Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah Hukum, CV Keni
Media, Bandung, Hlm. 27
9
Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D, 1983, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.
20
10
Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH., M.A, 1983, Penelitian Hukum Normatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.
13
e. Metode analisis data
Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa
metode kualitatif dimana data dalam metode ini berupa kata-kata lisan dan
asli11dan merupakan metode yang mengumpulkan dan menganalisis
perbuatan manusia serta di dalam metode ini penulis tidak berusaha
menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatatif yang diperoleh,
dengan demikian penulis tidak menganalisis angka-angka.12

G. Sistematika Penulisan
a. Judul
b. Latar belakang, dalam latar belakang berisikan gambaran secara garis
besar alasan penulis memilih judul penelitian.
c. Identifikasi masalah, dalam identifikasi masalah berisikan pokok-pokok
permasalan yang akan dibahas.
d. TujuanTujuan penelitian, dalam tujuan penelitian berisikan tujuan
umum dan tujuan khusus dari penelitian
e. Manfaat penelitian, berisikan tentang manfaat teoritis dan praktis dari
penelitian
f. Kerangka pemikiran berisikan, pokok-pokok pembahasan dari
penelitian secara garis besar.
g. Sistematika penulisan, berisikan urutan penulisan dari makalah
penelitian.

11
Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, hlm 22
12
Prof. Dr. Afrizal, M.A, 2014, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, Raja Grafindo, Jakarta, hlm. 13
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D, 1983. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Janus Sidabalok, 2014, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Bandung: Penerbit Citra
Aditya Bakti
Onno w. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,2001. Mengenal e-Commerce, Bandung: Elex Media
Prof. Dr. Afrizal, M.A, 2014. Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo

Prof. Dr. E. Saefullah Wiradipraja, SH.,LL.M.,2015. Metode Penelitian dan Penulisan Karya
Ilmiah Hukum, Bandung: CV Keni Media
Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH., M.A, 1983. Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
R. setiawan, 1987. Hukum Perikatan-Periktatan Pada Umumnya, Bina Cipta, Bandung,
Subekti, 2001. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa
Sudikno Mertokusumo, 1985. Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty
Suharsimi Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, , Jakarta: Rineka Cipta

Sri Rejeki Hartono. 2000. Aspek-Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Pada Era Perdagangan
Bebas , Dalam Hukum Perlindungan Konsumen Bandung: Mandar Maju

Anda mungkin juga menyukai