Anda di halaman 1dari 5

1

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP SENGKETA RAHASIA DAGANG

(Analisis Putusan Pengadilan Nomor. 14/Pdt.G/2013/PN- Lsm)

A. Latar Belakang

Sebagai negara berkembang, Indonesia perlu mengupayakan adanya

persaingan yang tangguh di kalangan dunia usaha. Hal itu sejalan dengan kondisi

global di bidang perdagangan dan investasi. Daya saing semacam itu telah lama

dikenal dalam sistem Hak Kekayaan Intelektual (HKI), misalnya Paten. Dalam

Paten, sebagai imbalan atas hak eksklusif yang diberikan oleh negara, penemu

harus mengungkapkan temuan atau invensinya. Namun, tidak semua penemu atau

kalangan pengusaha bersedia mengungkapkan temuan atau invensinya itu. Mereka

ingin tetap menjaga kerahasiaan karya intelektual mereka. Di Indonesia, masalah

kerahasiaan itu terdapat di dalam beberapa aturan yang terpisah, yang belum

merupakan satu sistem aturan terpadu.1

Rahasia Dagang (Trade Secret) memegang peranan penting dalam ranah

Hak Kekayaan Intelektual. Terdapat keterkaitan yang sangat erat antara

perlindungan atas Rahasia Dagang atau yang dikenal juga dengan informasi yang

dirahasiakan (undisclosed information) yang merupakan bagian dari Hak Atas

Kekayaan Intelktual dengan globalisasi perdagangan.2 Rahasia dagang sebagai

salah satu bagian dari HAKI, merupakan hak yang cukup tinggi dalam

perkembangan aktivitas bisnis di Indonesia. Hal ini ditandai dengan keseriusan

1
Penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 Tentang
Rahasia Dagang.
2
Ahmad M Ramli, Hak atas Kepemilikan Intelektual (Teori Dasar Perlindungan
Rahasia Dagang), Bandung, Mandar Maju, 2000, hal. 1
2

pemerintah dalam menangani permasalahan tersebut sehingga diundangkannya

Undang-Undang Nomor. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.

Menurut Undang-Undang Nomor. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

Pasal 1 angka (1) menyatakan bahwa Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak

diketahui oleh umum di bidang teknologi dan atau bisnis, mempunyai nilai

ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh

pemilik Rahasia Dagang. Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui

oleh umum dibidang teknologi dan atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena

berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiannya oleh pemilik rahasia

dagang.3

Bagi pelaku usaha suatu perusahaan rahasia dagang sangat penting karena

informasi ini memiliki nilai ekonomis dan menyangkut kualitas dari barang dan

jasa yang dihasilkan. Apabila terjadi pembocoran maka akan merugikan

perusahaan tersebut, jadi dipandang dari sudut hukum dan ekonomi, rahasia

dagang menjadi faktor yang esensial bagi perkembangan perusahaan tersebut.

Dewasa ini, kasus pelanggaran rahasia dagang sering terjadi didalam

kehidupan masyarakat baik itu dalam ekonomi makro maupun ekonomi mikro.

Pelanggaran rahasia dagang tersebut terjadi dikarenakan pembocoran rahasia

dagang maupun untuk kepentingan yang bersifat komersil. Menurut Undang-

Undang Nomor. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang Pasal 13 Apabila

seseorang dengan sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari

kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga

3
Ermansyah Djaja, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta, Sinar Grafika, 2009, hal.
362
3

Rahasia Dagang yang bersangkutan. Sedangkan dalam Pasal 14 Seseorang

dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh atau

menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Terhadap pelanggaran yang disebutkan di atas, maka pelakunya dapat

dimintakan pertanggungjawaban baik secara perdata maupun pidana. Di Negara-

negara yang menganut sistem hukum Anglo Saxon, pelanggaran terhadap rahasia

dagang diklasifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum yang bersifat khusus

yang disebut sebagai the action for breach of confidence. Sedangkan di Negara-

negara yang menganut sistem hukum Civil Law, pelanggaran semacam itu hanya

dianggap sebagai perbuatan onrechtsmatigedaad, perbuatan melawan hukum

biasa.4

Mengenai permasalahan rahasia dagang tersebut diatas, salah satu kasus

yang terjadi di Kota Lhokseumawe dalam Putusan Pengadilan Nomor.

14/Pdt.G/2013/PN- Lsm antara Endang Catur Susanty selaku penggugat dengan

Agus Susanto selaku tergugat I dan Resti Handayani selaku tergugat II. Pokok

permasalahan dalam gugatan tersebut adalah mengenai penggunaan resep

masakan soto Pondok Soto Endang oleh Tergugat-Tergugat tanpa seizin

Penggugat untuk kepentingan komersil.

Bahwa tindakan para Tergugat yang telah memakai dan menggunakan

secara sengaja dan tanpa hak dengan tujuan komersial Rahasia Dagang berupa

resep masakan soto Pondok Soto Endang tanpa seizin pemiliknya adalah

H. OK, Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights),
4

Ed Revisi 6, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hal 452.


4

merupakan suatu perbuatan melawan hukum dan pelanggaran serius terhadap

aturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana di maksud dan di atur

dalam ketentuan pasal 13 dan pasal 14 Undang-undang No. 30 tahun 2000 tentang

Rahasia Dagang yang telah disebutkan di atas. Sehingga merugikan pihak

penggugat selaku penemu resep masakan soto Pondok Soto Endang tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan

mengkaji putusan Pengadilan Lhokseumawe tersebut dengan judul Tinjauan

Yuridis Terhadap Sengketa Rahasia Dagang dengan perkara Nomor.

14/Pdt.G/2013/PN- Lsm.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis mengambil

beberapa permasalahan yang nantinya akan di teliti yaitu:

1. Bagaimana pertimbangan hukum dari hakim dalam menyelesaikan

sengketa rahasia dagang dalam perkara Nomor 14/Pdt.G/2013/PN- Lsm?

2. Apa bentuk ganti rugi dalam perkara Nomor 14/Pdt.G/2013/PN- Lsm

tersebut?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, tujuan daripada penelitian ini

adalah untuk :

1. Mengetahui pertimbangan hukum dari hakim dalam menyelesaikan

sengketa rahasia dagang dalam perkara Nomor 14/Pdt.G/2013/PN-

Lsm
5

2. Mengetahui bentuk ganti rugi dalam perkara Nomor

14/Pdt.G/2013/PN- Lsm tersebut.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan dan melengkapi bahan bacaan dalam

ilmu hukum perdata khususnya Hukum Hak Kekayaan Atas

Intelektual (HAKI) dan Hukum Dagang.

2. Untuk memberikan masukan kepada para pihak terkait putusan

pengadilan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai