Anda di halaman 1dari 4

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN GAMPONG DALAM PENYUSUNAN REUSAM

GAMPONG
(Studi Penelitian Di Kota Banda Aceh)

A. Latar Belakang
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan, Indonesia sebagai negara berdasar atas hukum. Hukum menjadi sistem untuk 
mengatur penyelenggaraan negara oleh lembaga-lembaga negara, membatasi kekuasaan
penyelengara negara, dan melindungi hak-hak warga negara. Dengan diembannya tugas negara
dalam menyelenggarakan kesejahteraan umum tersebut, maka menjadi penting arti
pemebentukan peraturan-peraturan negara kita, karena campur tangan negara dalam mengurusi
kesejahteraan rakyat dalam bidang hukum, sosial, politik, ekonomi, budaya, lingkungan hidup,
serta pertahanan dan keamanan yang diselenggarakan dengan pembentukan perundang-
undangan, secara lambat namun pasti mendorong pada usaha pengembangan ilmu di bidang
perundang-undangan.
Proses legislasi dengan produk perundang-undangan bukanlah proses yang steril dari
kepentingan politik karena ia merupakan proses politik. Bahkan implementasi perundang-
undangan tersebut dikenal dengan sebutan “penegakan hukum” atau “law enforcement”, juga
tidaklah selalu steril dari pengaruh politik. Pengaruh politik dalam pembentukan hukum tampak
jelas dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Tiap tahapan pembentukan peraturan
perundang-undangan tidak dapat terelakkan dari pengaruh politik, yang akhirnya berdampak
pada substansi peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh pemerintah.
Mahfud MD mengatakan bahwa politik seringkali mengintervensi pembuatan dan
pelaksanaan hukum, sehingga tidak selalu menjamin kepastian hukum, penegakan hak-hak
masyarakat atau penjamin keadilan. Konfigurasi politik demokratis akan menciptakan hukum
responsif, sedangkan konfigurasi politik otoriter akan menciptakan produk hukum konservatif.
Aceh yang merupakan salah satu provinsi yang memiliki otonomi daerah dalam mengatur
pemerintahannya sendiri. Peraturan daerah di Aceh dikenal dengan sebutan qanun. Qanun adalah
peraturan daerah yang dibuat oleh pemerintah bersama anggota dewan perwakilan rakyat aceh.
Disamping itu, bagi tiap-tiap gampong (desa) yang berada di Aceh, untuk peraturan masing-
masing gampong dinamakan reusam gampong.
Reusam Gampong adalah aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, adat istiadat yang ditetapkan
oleh Keuchik setelah mendapat persetujuan Tuha Peuet Gampong. Pembentukan Reusam
Gampong merupakan wadah demokrasi bagi warga masyarakat melalui mekanisme yang
representatif bagi masyarakat Gampong dengan memperhatikan karakteristik dari Gampong
masing-masing. Reusam telah dilaksanakan turun temurun untuk mengatur segala persoalan
masyarakat. Persoalan bagaimana mulai menanam padi, naik ke hutan, pergi melaut, kenduri,
pelanggaran sosial dan sebagainya, umumnya telah diatur dalam reusam dan wajib dilaksanakan.
Para tokoh masyarakat gampong menjadi pelaksana dari aturan adat tersebut. Sayangnya, akibat
konflik puluhan tahun yang terjadi di Aceh, tekanan politik dalam masyarakat, banyak sekali
reusam yang perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Hal ini diperparah dengan minimnya reusam
yang didokumentasikan dan menjadi lembaran peraturan gampong.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti kebijakan
pemerintahan gampong dalam penyusunan reusam gampong di Kota Banda Aceh. Dalam hal ini
peneliti ingin meneliti apakah kebijakan-kebijakan dalam penyusunan reusam gampong di Kota
Banda Aceh sudah sungguh-sungguh memperhatikan aspirasi masyarakat?dan kebijakan-
kebijakan dalam membangun gampong?

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat di ambil dari latar belakang di atas adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah kebijakan pemerintahan gampong dalam penyusunan reusam gampong di
Kota Banda Aceh?
2. Apakah hambatan yang di alami oleh para aparatur gampong dalam mengambil kebijakan
dalam penyusunan reusam gampong di Kota Banda Aceh??
3. Apa upaya yang dilakukan agar hambatan kebijakan pemerintahan gampong dalam
penyusunan reusam gampong di Kota Banda Aceh?dapat berjalan dengan baik?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui dan Menganalisis kebijakan pemerintahan gampong dalam penyusunan
reusam gampong di Kota Banda Aceh.
2. Mengetahui dan Menganalisis hambatan kebijakan pemerintahan gampong dalam
penyusunan reusam gampong di Kota Banda Aceh.
3. Mengetahui dan menganalisis upaya kebijakan pemerintahan gampong dalam
penyusunan reusam gampong di Kota Banda Aceh.

D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gampong
B. Reusam Gampong
C. Kedudukan Reusam Gampong

Anda mungkin juga menyukai