A. PENDAHULUAN
Tradisi Intelektual yang dibangun pada masa klasik di masa Rasulullah
telah begitu menentukan bentuk pemikiran Islam sehingga apa yang berkembang
pada abad pertengahan lebih bersifat konservatif. Jika pada abad-abad sebelumnya
bisa dirasakan pesatnya perkembangan pendidikan Islam yang ditandai dengan
semangat mengkritik, polemik dalam bentuk karya tulis, munazarah dan
pengajaran di madrasah, halqah di masjid-masjid dan perpustakaan, maka pada
abad pertengahan ini mengalami kebekuan dan konservatisme dalam sistim
pendidikan. Sehingga masa ini dikenal dengan masa taqlid, karena kegairahan
berijtihad telah punah.1 Meskipun demikian, sebenarnya banyak sarjana-sarjana
dan Ulama yang sesungguhnya melahirkan karya baru yang penting, sekalipun
mereka kadang-kadang kurang menonjol. Sarjana-sarjana tersebut seringkali
mengembangkan kreatifitasnya mereka di lingkungan istana-istana raja dan amir
sehingga didukung sepenuhnya oleh penguasa. Maka disinilah lahir kegiatan
budaya baru yang bisa dikatakan sebagai penyelamat dunia Islam dari
kemandekan total dalam bidang budaya dan intelektual. Aktifitas ini baru
berkembang pesat pada abad pertengahan dimana telah dikenal adanya lembaga
pengajaran berupa Madrasah, yang mana tempat melakukan kegiatan belajar
dengan bimbingan instruktur atau mudarris yakni seorang yang bergelar professor
(guru besar).
Tujuan utama dari seluruh bentuk pendidikan Islam ini adalah untuk
mewariskan khazanah budaya dari satu generasi ke generasi beriktunya dengan
harapan generasi tersebut akan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari
generasi sebelumnya baik secara moral maupun secara intelektual. Peran Ulama di
Bidang Sosial Keagamaan Ulama sering diartikan sebagai hakim, pengacara, saksi
ahli dan pengabdi yang terkait dengan profesi hokum, dan juga pejabat di
birokrasi negara. pemeriksa pasar, pengawas waqaf, dan bendahara negara.
1
Syafiq A. Mughni, Dinamika Intelektual Islam Pada Abad Kegelapan, Surabaya : Lembaga
Pengkajian Agama dan Masyarakat (LPAM), 2002, h.53.
Mereka adalah elit profesional dan terpelajar dari kota besar tersebut, mereka
terlibat dalam segala bidang urusan kemasyarakatan dimana memiliki kemampuan
yang tidak secara terspesialisasi dan tidak dibeda-bedakan.2
Di abad pertengahan, kelompok ulama memegang peranan penting sebagai
pemersatu masyarakat, antara satu wilyah dengan wilayah lainnya. Peran ulama
mengalami pengembangan dari peran keulamaan yang murni dan sebagai elit
keagamaan dengan fungsi yudisial menuju sebuah peran sosial yang luas dan elit
politik. Mereka mengurusi tugas-tugas yang berkenaan dengan pajak lokal, irigasi,
urusan yudisial dan kepolisian, dan bahkan sebagian menjadi juru tulis dan
pejabat. Bahkan dalam beberapa hal, ulama menjadi perwakilan yang efektif,
bahkan dipercayai untuk menjalankan fungsi gubernur di dalam teritorial mereka
masing-masing. Disamping itu ulama tidak sekedar berperan dalam bidang
keagamaan, namun dalam pemerintahan dan elit sosial, dimana perannya dalam
menjembatani lini horisontal dalam masyarakat Islam.
Peran ulama ini, meliputi berbagai aspek kehidupan, diantaranya hukum
agama, bisnis, administrasi hukum dan institusi pendidikan. Termasuk di
dalamnya keluarga ulama terkemuka, dimana sering menjalankan perintah yang
independen sebagaimana yang dilakukan pemimpin suku, tun-tuan tanah atau para
Sultan bahkan gubernur militer saklipun. Dalam hal ini ulama tidak dianggap
sebagai kelas sosial yang terpisah, melainkan kelompok yang tersebar ke seluruh
bagian masyarakat dari golongan bawah sampai tingkat atas.
Kedudukan ulama ini, tidak didasarkan atas pengangkatan mereka dari
sejumlah pejabat, namun lebih bersifat personal yakni dalam bentuk ikatan yang
sangat kuat antara guru agama dengan murid pengikutnya. Misalnya seorang
imam yang dianggap mempunyai otoritas kesucian yang tinggi, maka secara
aklamasi mendapat pengakuan dari masyarakat awam atau sejumlah ulama
lainnya, selanjutnya dikukuhkan oleh pemerintah. Hal ini mengikatkan
masyarakat untuk tunduh dan patuh kepada para ulama tersebut, dimana ikatan
tersebut bukanlah sebuah struktur jabatan dalam institusi melainkan network yang
2
Ira M. Lapidus, Muslim Cities in the Later Middle Eastern Affairs, Cambridge: Havard
University Press,h.108
berupa ikatan emosional dibawah komitmen umum, untuk menjunjug tinggi
keluarga, komunitas keagamaan, dan umat sebagai ekspresi yang esensial dari
sebuah tata sosial Islam.
Ulama juga diakui kapasitas keagamaannya dalam bentuk pengakuan
resmi oleh penguasa sebagai pengurus masjid, Guru / Mudarris, Mufti dan Hakim,
disamping memiliki hak-hak khusus dari penguasa untuk mengajar di masjid-
masjid, sekolah-sekolah dasar (maktab) madrasah-madrasah sekaligus
bertanggung jawab terhadap kualitas dan mutu pendidikan yang mereka jalani di
masyarakat. Muallim biasanya untuk julukan guru-guru sekolah dasar, Muaddib
arti harfiahnya orang yang beradab atau guru adab yakni guru-guru sekolah dasar
menegah, Mudarris adalah julukan professional untuk seorang Mu’id atau asisten
dan sama dengan asisten professor yang bertugas membantu mahasiswa
menjelaskan hal-hal yang sulit mengenai kuliah yang diberikan profesornya. Pada
abad pertengahan inilah, yakni pada masa Amawiyah, Abbasiyah dan ‘Uttomani,
vitalitas intelektual tidak bertahan lama atau mengalami kehancuran dan stagnasi
karena para ulama menjadi birokratis, terlembaga dan cenderung mementingkan
diri sendiri, mereka semakin menjadi konservatif dan bersikukuh, cenderung
mencegah perubahan dalam proses pendidikan melalui kendali mereka.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Profesionalisasi, Ulama, Pendidikan Islam
3
Joseph S. Szyliowics, Education and Modernization In Middle East, Ed. Ahmad Jainuri,
Surabaya, Al-Ikhlas,2001,h.104
dianggap mempunyai otoritas kesucian yang tinggi, maka secara aklamasi mendapat
pengakuan dari masyarakat awam atau sejumlah ulama lainnya, selanjutnya dikukuhkan
oleh pemerintah. Hal ini mengikatkan masyarakat untuk tunduh dan patuh kepada para
ulama tersebut, dimana ikatan tersebut bukanlah sebuah struktur jabatan dalam institusi
melainkan network yang berupa ikatan emosional dibawah komitmen umum, untuk
menjunjug tinggi keluarga, komunitas keagamaan, dan umat sebagai ekspresi yang
esensial dari sebuah tata sosial Islam. Ulama juga diakui kapasitas keagamaannya dalam
bentuk pengakuan resmi oleh penguasa sebagai pengurus masjid, Guru / Mudarris, Mufti
dan Hakim, disamping memiliki hak-hak khusus dari penguasa untuk mengajar di masjid-
masjid, sekolah-sekolah dasar (maktab) madrasah-madrasah sekaligus bertanggung jawab
terhadap kualitas dan mutu pendidikan yang mereka jalani di masyarakat.
Ada beberapa julukan guru dalam dunia pendidikan islam menurut Nakotsen
yang diantaranya adalah Muallim, Muaddib, Mudarris, Syaikh dan Imam.
Muallim
Dimana istilah muallim ini biasa digunakan sebagai julukan bagi para guru yang
mengajar di sekolah-sekolah dasar.
Muaddib
Sedangkan istilah muaddib ini biasa digunakan untuk menjuluki orang-orang yang
mengajar di sekolah tingkat dasar dan menengah.
Mudarris
Dan istilah mudarris ini biasa digunakan bagi orang-orang yang professional dan
mengajar di pengajaran yang tinggi (perguruan tinggi) dan biasanya istilah ini ditujukan
bagi seorang professor hukum dan juga digunakan untuk seorang mu’id (asisten) dan
sama dengan asisten professor yang bertugas untuk membantu mahasiswa dalam
menjelaskan hal-hal yang sulit mengenai kuliah yang diberikan oleh profesornya.
Syaikh
Istilah syaikh ini merupakan julukan khusus bagi profesor yang mengembangkan
keunggulan akademis teologis seperti ilmu Al-Qur’an, Hadits, Tata bahasa dan juga
sastra dan semua bidang ilmu asing. Seseorang memperoleh gelar syaik ini biasanya
diangkat disuatu masjid dan untuk jabatan seumur hidup.
Imam
Sedangkan imam digunakan sebagai julukan bagi seorang guru agama tertinggi. Sehingga
bisa difahami bahwa peran ulama sangat berperan dalam penyebaran pendidikan agama
islam yang pertama kali berlangsung dirumah Arqom, namun setelah masyarakat islam
sudah mulai terbentuk maka pendidikan islam kemudian dilaksanakan di masjid dengan
memakai system halaqah yang menawarkan pelajaran-pelajaran dalam berbagai disiplin
ilmu yang mencakup Hadits, Tafsir, Fiqih, Ushul Fiqh, Nahwu, Sarrof Dan Sastra Arab.
Syarat dan Kreteria Ulama diantaranya adalah:
Keilmuan dan keterampilan Memahami Al-qur’an dan Al-hadits Memiliki
kemampuan memahami situasi dan kondisi serta dapat mengantisipasi perkembangan
masyarakat dan dakwah Mampu memimpin dan membimbing umat dalam melaksanakan
kewajiban Pengabdian Mengabdikan seluruh hidupnya hanya kepada Allah Menjadi
pelindung, pembela dan pelayan umat. Menunaikan segenap tugas dan kewajiban atas
landasan iman dan taqwa kepada Allah dengan penuh rasa tanggung jawab Akhlak dan
kepribadian Beraklak mulia, ikhlas dan sabar, tawakkal dan istiqomah Tidak takut selai
kepada Allah Berjiwa “ittisar” Berfikir kritis, berjiwa dinamis, bijaksana, lapang dada,
penuh dedikasi dan kuat pisik dan mental. Fungsi dan kewajiban Ulama Dakwah dan
penegak islam serta pembentuk kader penerus Pengkajian islam dan pengembangannya
Perlindungan dan pengembangannya perlindungan dan pembelaannya terhadap islam dan
umat islam.
Adapun sumber pendapatan atau penghasilan para ulama baik itu muadrris
atau syaikh itu didapat dari hasil akademik karena pada umumnya mereka
menggantungkan diri secara financial atau ekonomi kepada lembaga waqof untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan ini memang merupakan polemik
sepanjang semasa pereode klasik yang disebabkan boleh atau tidaknya seseorang
ulama menerima bayaran dari para muridnya. Terkait dengan penghasilan seorang
ulama’ baik itu syaikh maupun mudarris dalam catatan sejarahnya yang
diungkapkan oleh Charles Michael Stanton mengungkapkan bahwa hampir semua
para ulama’ pada saat itu, tergolong kedalam masyarakat yang tingkat
penghasilannya pada level menengah keatas.
Seorang pemimpin pada sebuah masjid/akademik atau madrasah mereka
menerima bayaran berkisar antara 15 sampai 60 dirham perbulan dan jabatan
yang lebih rendah dalam lembaga ini juga menerima gaji yang lebih kecil akan
tetapi seorang ilmuwan bisa mendapat dibeberapa profesi diberbagai lembaga
untuk melipat gandakan penghasilannya sehingga secara umum para ulama’
dikenal sebagai penerima imbalan yang lebih besar dari pada usahanya sendiri
walaupun toh dalam kasus ini masih sedikit bukti dari mereka yang memutuskan
untuk menjadi ulama’ baik itu syaikh maupun mudarris dengan tujuan ekonomi.
Dana yang diterima oleh madrasah ataupun masjid yang diasuh oleh para ulama’
berbeda-beda sesuai dengan sumber-sumber yang tersedia seperti sumbangan dari
bantuan yang berupa harta waqaf sehingga hasil harta waqaf ini diperuntukkan
untuk membiayai keperluan penghasilan dan untuk memberikan tunjangan kepada
para pengajar.
Sedangkan pemberian pensiun bagi para ulama’ merupakan bagian dari
bentuk penghormatan kepada orang yang telah berjasa dalam bidang tertentu, dan
dalam hal ini bagi kalangan ulama’ yang telah berjasa dalam dunia pendidikan
sebagai salah satu contohnya Al-Zajjaj sebagai ulama’ yang dihormati, oleh
khalifah Al-Mu’tadid (892-902) diberikan tiga macam pensiun kepadanya
sekaligus yang pertama pensiun sebagai sahabat baik, kedua pensiun sebagai
Mufti atau Profesor dan ketiga pensiun sebagai ulama’ sehingga jumlah total dari
ketiga pension tersebut mencapai hingga 3000 dinar.
Disamping itu juga bagi para ulama’ baik itu mudarris maupun syaikh
yang mengajar di madrasah Nizamiyyah pada abad V sampai dengan abad ke XI
mereka mendapatkan gaji tambahan sebesar 10 dinar perbulan dan tidak termasuk
pada anggaran pengeluaran harta waqaf karena pengeluaran 10 dinar untuk gaji itu
merupakan hasil keuntungan dari pengelolaan lembaga madrasah Nizamiyyah
tersebut.
C. KESIMPULAN
Masalah pendidikan, khususnya yang menyangkut agama Islam selalu
menghadapi tantangan dan problematika yang tidak kunjung henti. Ia senantiasa
aktual dengan berbagai perkembangan dan perubahan kehidupan manusia, karena
ia memang merupakan kebutuhan interen bagi kehidupan manusia sebagai sarana
mempertahankan "karamah" yang diberikan oleh Allah. Meskipun karamah
manusia diberikan menyatu dengan eksistensinya, secara fungsional ia tidak bisa
berkembang secara alami, melainkan harus melalui proses. Satu-satunya jalan
untuk itu adalah melalui pendidikan. Manusia menurut Rasulullah bayi yang
dilahirkan di atas fitrah, suci dan bersih. Ketika masih di alam arwah, ia telah
berikrar mengakui ketuhanan Allah. Tetapi Rasulullah sendiri kemudian
mengisyaratkan kemungkinan adanya perubahan, tergantung bagaimana orang
tuanya mendidik dan mengarahkan. Pendidikan agama Islam paling tidak
mempunyai fungsi esensial, yaitu mempertahankan eksistensi fitrah manusia itu
dan mengembangkannya sedemikian rupa.
Pendidikan Islam pada dasarnya adalah proses pembentukan watak, sikap
dan perilaku Islami yang meliputi iman (aqidah), Islam (syari'at) dan ihsan
(akhlaq, etika dan tasawuf). Tujuan pokoknya adalah mempersiapkan peserta
didik agar mampu menjadi khalifah Allah yang akram (mulia) yang berarti lebih
bertakwa kepada Allah dan yang shalih dalam arti mampu mengelola,
mengembangkan dan melestarikan alam. Fungsi mereka sebagai khalifah adalah
pertama, ibadatullah baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, di
mana di dalam komunitas berbangsa, mereka juga dituntut oleh ajaran Islam untuk
memberikan manfaat kepada orang lain dalam kerangka ibadah sosial.
Fungsi kedua ‘imaratul ardli, yakni membangun bumi ini dengan berbagai
upaya untuk menunjang kebutuhan hidup sebagai sarana melakukan ibadah dalam
rangka mencapai tujuan hidupnya, yakni sa'adatud darain. Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya aku diutus sebagai pengajar”. Dalam hadits lain Rasulullah
menegaskan, "Barang siapa mendidik seorang anak kecil hingga ia mampu
mengucapkan kalimat laa ilaaha illa Allah, maka Allah tidak akan menghisabnya
kelak". Sementara Allah dalam surat al-Jumu'ah ayat 2 berfirman: "Dialah yang
mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka yang
membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
kepada mereka kitab dan hikmah.
Untuk terwujudnya pendidikan tidak terlepas peran ulama didalamnya
profesionalisme ulama sangat mendukung dalam keberhasilan system pendidikan
Islam di Indonesia, karena dengan adanya peran ulama dalam masyarakat, dimana
ulama menjadi birokrat professional, dan akhirnya terfokus pada keinginan
memperkaya diri sendiri sehingga hubungan mereka dengan elit penguasa menjadi
kian tergantung dan akhirnya lemah. Dengan kata lain masa keemasan Islam pada
abad pertengahan tidak bisa bertahan karena posisi intelektual (cendikiawan)
dalam masyarakat yang bergantung pada penguasa.
PENDAHULUAN
A. Lembaga Wakaf dan Perkembangan Pendidikan Islam
Dalam sistem pendidikan Islam di masa klasik,tampaknya antara
pendidikanIslamdanwakafmempunyaihubunganyang
erat.Lembagawakafmenjadisumber keuanganbagikegiatan pendidikan
Islamsehingga pendidikan Islamdapatberlangsung dengan
baikdanlancar.RasacintaumatIslamakanpengetahuan, menimbulkan kebutuhan
untuk mengembangkan pendidikan dengan mendirikan institusi-institusi
untukmengajarkan dan mengembangkan ilmu.Dengan dipeloporiolehpenguasa-
penguasa Islamyangcinta ilmu,seperti Harunal-Rasyiddanal-Ma’mun, berdirilah
lembaga-lembaga pendidikan untuk kegiatan keilmuwan,
sepertikegiatanpenerjemahan yangdidirikanoleh Harun al-Rasyid. Di zaman
al-Ma’mun kegiatannya lebih sempurna sehingga menyebabkan didirikannya
bait al-Hikmah. Padaperkembangan selanjutnya,kebutuhanuntukmendirikan
lembaga-lembagapendidikanmelahirkanide tentangperlunya lembagawakaf
yangakan menjadisumber keuangan lembaga- lembaga pendidikan.
4
BandingkandenganBN.Marbun,KamusPolitik(Jakarta:PustakaSinarHarapan,2002),367-368
padakesultanan padamasalalu,telah memainkan peranyang penting dalam
meningkatkankesejahteraanmasyarakat.
Jika dikelola dengan baik, maka wakaf mempunyai potensi yang besar
secaraekonomi.DiIndonesia,sampaipadatahun2003terdapat590Triliunasetnasionalekonomw
akaf.5Apabiladikeloladenganbaikdanbenar,asetsebesaritubukanhalyangmustahil bisa
mensejahterakan sejumlah anggota masyarakat Indonesia dan dapat mengangkat
derajatmasyarakatkejenjang yanglebih sejahtera,sehinggadapat mengurangijumlah
angkakemiskinandanpengangguran.
Sebelum tahun 2000 wakaf telah lama dikelola oleh lembaga swastadan
perorangan.Namun demikian masih terdapat beberapa hambatan,di antaranya adalah
masihkurangnyapemahamandankepedulianumat Islamterhadapwakaf,SDMwakaf yang
belumprofesional,danpengaruhekonomiglobal. 6
5
TutiA.NajibdanRidwanal-Makassary (ed),Wakaf,Tuhan,danAgendaKemanusiaan:Studi
tentangWakafdalamPerspektif Keadilan Sosial diIndonesia (Jakarta:
CenterfortheStudyofReligionand Culture,2006), 167-168.
6
DiretoratPemberdayaanWakaf,PerkembanganPengelolaanWakafdiIndonesia(Jakarta:Direktora
tPemberdayaanWakaf,Dirjend.BimasIslam, 2006),37-56.
7
Musawiyan,SistemPerbankanIslamBerkacapadaIran (Jakarta:SadraPress,2011),483.
8
Menurut UUNo.2tahun2008pengertianmudarabahadalahAkadkerjasamaantarapihak
pertamasebagaipemilikdanadanpihakkeduasebagaipengeloladanadenganmembagikeuntungan
usahasesuaidengankesepakatanyangdituangkandalamakad,bandingkandenganSayyidAbbasMu
sawiyan,Sistem PerbankanIslamBerkacapada Iran,483.
9
DiretoratPemberdayaanWakaf,PerkembanganPengelolaanWakafdiIndonesia,83-144.
telahmenyusunkumpulankhutbahwakaf, 10 yangmenjadibagiansosialisasiwakafbagi
masyarakatmuslimsecara umum.Halinidilakukan agar pengetahuanwakaf bisa
menjangkaumuslimdipelosokIndonesia.
Olehkarenaitu,pertanyaanutamatulisaniniadalahbagaimanapengelolaanwakafdi negara-
negara muslim pada era modern? untuk itu, penulis akan
mendeskripsikansejarah,teoridanpraktikwakafdiduniamuslimmodern.Agartulisaninilebihterf
okus padamasalah utama,makadisusunlah sistematikabahasannyasebagaiberikut:Sub judul
pertama adalah pendahuluanyang berisilatarbelakang penulisanmakalahini. Subjudal
keduaadalahwakafdalamHukumIslam, padasubjudul ini akan membahas sejarahwakaf,
pengertian dan dasar hukum wakaf, dan rukun wakaf. Sub judul ketiga adalah
perkembangan wakafdiberbagainegara, padasubjudul iniakan dibahasmengenai
deregulasiwakaf diIndonesia,pengelolaan wakaf ArabSaudi, wakaf keluargadiMesir,
aturanwakafdiPakistan,dankeberhasilanwakafTurki.Sedangkansubjudulterakhir
adalahpenutupyang berisikesimpulan.
PEMBAHASAN
A. Wakafdalam HukumIslam
Untukmengetahuiwakaf dalamsejarahumatIslam,maka ulasansingkatberikutini
dapatmengilustasikanperkembangannya diberbagaitempatsejakmasa NabiMuhammad
saw. Sampai zaman kesultananataudinasti-dinastiyang berkuasa.Selanjutnyadijelaskan
pulapengertiandanhukumwakafsertaposisinyadalamhukumIslam.
1. Sejarahwakaf
SebelumIslam lahir, praktik sepertisistemwakafIslambisadijumpai dibeberapa
wilayah, di kota Mekkah misalnya terdapat ka‟bah yang dibangun sejak zaman nabi
Ibrahimsebagaitempat berkumpul dantempat ibadah bagimanusia, namun padazaman
jahiliyah,suku-suku di sekitar jazirahinimenambahkannyadenganbeberapapatungyang
dijadikan sesembahan, keberadaan patung yang sediakan oleh para kabilah itu juga
berfungsisebagaiprestise,yangmembedakannyadenganwakafdalamIslam.11
10
LihatDirektoratPemberdayaanWakaf,KumpulanKhutbahWakaf
(Jakarta:Dirjend.BimasIslamDepagRI, 2008).
11
Muhammad Abid Abdullah al-Kabisi, Hukum Wakaf: Kajian Kontemporer Pertama dan
TerlengkaptentangFungsdanPengelolaanWakafsertaPenyelesaian
atasSengketaWakaf(Jakarta:IIMaN PressdanDompetDhuafaRepublika,2004),14.
Pada masa pra-Islam, di Irak juga sudah dikenal sistem pengelolaan tanah yg
menyerupai wakaf,dimana tuantanahmemberikanhakkepada penggarapuntukmengolah
tanahnyadanpengelolatanahinibisadiwariskansecaraturuntemurun.Demikianjuga
padazaman MesirKuno, para rajabiasamewakafkan barang atautanahuntuk
kepentingan para dewa,sepertiuntuktempatibadah,kuil-kuildan kuburan,
termasukdigunakanuntuk sedekahyang diberikan kepadaparapendeta.Dinegaraini
jugadikenaladanyawakaf
keluarga,dimanaanaktertuamemilikiwewenangmengaturpengelolaanhartawakafdantida
kbolehperjualbelikan. 12
PتPيPفP وPةPمP أPنP أPمPلPسP وPهPيPلP عP هللاPىPلP صP هللاPلPوPسPرP لPلPاP قPالPجP رPنP أP: PالPاP قPاPهPنP عP هللاPيPضP رPسPاPبP عPنPبP اPنPع
PيPرPاPخPبPلP اPهPاPوP (رPاPهPنP عPتPقPدPصP تPيPنP أPكPدPهPشP أPاPنPأP فPاPفPرPخP مPيP لPنPأP فP،PمPعP نPلPاP قP ؟PاPهPنP عPتPقPدPصP تPنP إPاPهPعPفPنP يPنPأ
)PمPلPسPمPو
sewajarnya.
عن ابن عمر أن عمر أصاب أرضا بخيبر فأتى النبي صلى هللا عليه وسلم فقال أصبتت أرضا لم أصب ماال قط أنفس منه
فكيف تأمرني به ؟ قال إن شئت حبست أصلها وتصدق بها فتصدق عمر أنه ال يباع أصلها وال يوهب وال يورث في الفقراء
والقربى والرقاب وفي سبيل هللا والضيف وابن سبيل ال جناح على من وليها إن يأكل منها بالمعروف أن يطعم صديقا غير
)متمول فيه (رواه البخاري ومسلم
DalamsejarahumatIslamjuga terjadipenyalahgunaanwakaf,wakafmengalami
perkembanganyang signifikandiberbagaidaerah danmasanya.Namun demikian,
pengelolaan wakaf juga pernah mengalami kemunduran atau diselewenangkan,
12
LihatMuhammadAbidAbdullahal-Kabisi,HukumWakaf,17-19.
seperti untuk menghalangi ahliwarismendapatkanwarisan.Tentusaja pendapatulama
13
mengenaiwakaf sepertiiniadalahbatal, artinyawakaftersebuttidaksah.13
Sudahmafhumbahwabangunanyangselaludihubungkandengancontohpraktikwakafpe
rtamasekaliadalahmasjid Qubadi Madinahyang didirikan olehRasulullahsaw., wakafyang
kedua adalahmasjidDa>r al-HijrahdiMadinahjuga,yang dibangun oleh Rasulullah saw.
setelah mengambilalihlahan perkebunanmilik seorang Yahudiyang terbunuhdalamperang
Uhudyang berpihakkepadakaummuslim. 14
18
P.M.Holt,AnnK.S.LambtonandBernardLewis,TheCambridgeHistoryofIslam,Vol.IA,307-308.
madrasah, benteng-benteng, jalan, jembatan, air mancur, tempat mandi
(rendaman),jembatan,rumahsakit.Adajugatempatibadah,sepertimasjid.Sertabangunanko
mersiallainnya seperti pasar, pertokoan, tempat penginapan untuk pelancong, pabrik-
pabrik. Bahkansaatinisudahmerambahperbankanbankdanlain-lain.
19
AchmadDjunaididanThobiebal-Asyhar,MenujuEraWakafProduktif:SebuahUpayaProgresif
untuk KesejahteraanUmat(Jakarta:MitraAbadiPress, 2006),32.
20
Lihat Mannan, SertifikatWakaf Tunai:Sebuah InovasiInstrumenKeuanganIslam, 32.
21
Lihat Mannan, SertifikatWakafTunai:SebuahInovasiInstrumenKeuanganIslam, 33
diantaranya diMataram,dikenaladanya“tanah Perdikan,” diLombokdikenal„tanah
Pareman,” diBanten(padamasyarakatBaduidiCebo)dikenal adanya istilah“Huma Serang,”
diMinangkabaudikenal adanya “tanahpusaka (tinggi),” diAcehada “tanah weukeuh,”
yaitu tanah pemberian sultan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umum),seperti
umum membangunan dan mengembangkan meunasah, membangun
masjid,operasionalisasiperayaanatauperingatanhari-
haribesarIslammaupunbersifatlokal. 22
2. Pengertiandan dasarhukumwakaf
Secara etimologi, kata “wakaf” berasal dari bahasa Arab waqf(jama‟: awqa>f)
artinya“pembatas”atau“larangan,”sedangkanal-wa>qif adalahpembatas untuk menjelaskan
bahwa sesuatu itu miliknya (manusia) atau milik Allah. 23 Dalam bahasa
Melayu(Malaysia)danIndonesiakata“wakaf”diartikansebagaibendayangdiberikan untuk
kepentingan umumsebagaiderma,ataubendayang diberikan untuk hal-halyang
berkaitandenganagamaIslam,sepertisumurdantanah.
DiwilayahAfrikawakafdisebutdengan Habasunartinyapembatas.Sedangkan
pengertianwakaf menurut Undang-undang tentang wakaf,wakafadalahperbuatan
hukumwakif(orangyang berwakaf)untukmemisahkan
22
LihatTutiA.NajibdanRidwanal-Makassary(ed),Wakaf,Tuhan,danAgendaKemanusiaan:72-73
23
MuhammadImarah,Qamusal-Mustalahatal-Iqtisadiyatfial-Ah}>>dariyatal-Islamiyat(Beirut:Dar al-
Shuruq,1993),616,bandingkandenganSa‟idAbuHabib,al-Qamusal-
FiqhiyahLughatanwaIstilahan(Dimasq,Suriah:Daaral-
Fikr,1998),375danJumhuriyatMisral-‘Arabiyat,Mu’jamal-Wasit(Maktabal-Suru>qal-
Duwaliyat,2004), 1051-1052.
dan/ataumenyerahkansebagianhartabendamiliknyauntukdimanfaatkanselamanyaatauuntuk
jangkawaktutertentusesuaidengankepentingannyagunakeperluanibadahdan/ataukesejahter
aan umum menurut syariah.24Pengertian inilah yang menjadi pegangan bagi
pengelolawakafdiIndonesiakesejahteraan umum menurut syariah.Pengertian inilah yang
menjadi pegangan bagi pengelolawakafdiIndonesia.
Keberadaan wakaf dalam hukum Islam, para ulama sepakat berpijak kepada
jawabanRasulataspertanyaanUmarkepada Rasuldiatas,yang berbunyi:
Artinya:jikaengkaumautahanlahasalnyadansedekahkanhasilnya.
Salahsatukatasabi>lterdapatpadasuratal-Taubah(9)ayat60
berikutini:
3.Rukunwakaf
Menurutjumhurulamaada4rukunwakaf,yaitu:1)orangyangberwakaf(waqif), 2) orang
yang menerima wakaf (mawquf ‘alayh), 3) harta yang diwakafkan
(mawquf‘alayh),dan4)sighat(ikrarwakaf),kecualiAbuHanifahyangtidakmensyaratkanadan
ya sighat.25Adapunsyaratwaqifadalahbaligh(cukupumur);merdeka(benar-benarpemilik
hartayang diwakafkan);berakalsehat;cerdas(kematangandalambertindak).26
Dari pasal 16 ayat 3 butir a sampai dengan butir g undang-undang ini dapat
dijelaskan bahwaperspektifwakafdiIndonesiamengalamikemajuanyang signifikan.
Karenasebelum UUini dikeluarkan,secaraumumkaum muslimdiIndonesiamasih
berpegang bahwahartawakafhanyadalambentuk bendayang tidak bergerak, seperti
tanah dan bangunan. Kecuali wakaf uang yang telah lebih dahulu mendapat restu dari
25
Wahbahal-Zuhaili, Al-Fiqhal-IslamywaAdillatuh,Juz 8(Dimasq:Daral-Fikr,1985),159.
26
UswatunHasanah,“WakafTunaiDitinjaudariHukumIslam,”dalamMustafaEdwinNasutiondan
Uswatun Hasanah (Ed.), Wakaf Tunai Inovasi Finansial Islam, Peluang dan Tantangan
dalamMewujudkanKesejahteraanUmat(Jakarta:ProgramStudiTimurTengahdanIslam/PSTTI-
UI,2006),59.
27
LihatUndang-undangNomor 41tahun 2004,pasal16, ayat1sampai3.
MUI melaluifatwanyatanggal11Mei2002.Salahsatudasarpenetapanituadalahpendapat
ImamBukhari,bahwapadaawalabadke-2H.ImamAl-Zuhri(w.124 H) berfatwa:boleh wakaf
dengan dinar dandirhamuntukpembagunan sarana dakwah,sosialdanpendidikan,
dengancarauangtersebutdijadikanmodal,lalu keuntungannyadisalurkansebagaiwakaf.
C. PerkembanganWakafdiBerbagaiNegara
1. PerkembanganWakafdiIndonesia
Padazamansekaranginiterutama diIndonesiawakaftetapmenjadisalahsatupenopang
pendanaandaripendidikan KarelA. Stanbrinkmenjelaskanbahwa ketikaabad 19wakaf
menjadisalah satusumber dana dalampendidikan, parasantritidakmembayar uang
atauyangsemacamnyadalamproses belajarmengajar yang
merekaterima,karenagurumemilikikenyakinanbahwa memberi
pengajaranpadasiswamerupakan kewajibanbaginya, dan hal
tersebutmemberikepuasanrohanibagiguru. Olehkarenaitu
menurutStanbrinkuntukmeresponhal tersebutmaka lembaga pendidikan
menyiasatiwakaf.
28
TutiA.NajibdanRidwanal-Makassary(ed),Wakaf,Tuhan,danAgendaKemanusiaan:Studi
tentangWakafdalamPerspektif Keadilan Sosial diIndonesia (Jakarta: CenterfortheStudy ofReligionand
Culture,2006), 72-73.
29
TaufikAbdullah(ed),AgamadanPerubahanSosial(Jakarta:RajawalidanYayasanIlmu-ilmuSosial,
1983), 15-17.
Pada masakemerdekaan,aturan tentang wakafmendapatpayung hukumdariUU
No.5tahun 1960tentangAgraria,padapasal 49ayat3berbunyi:perwakafantanahmilik
dilindungidandiatur menurutperaturanpemerintah. Peraturanini ditegaskanlagioleh
Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah,
dijelaskan tentangpenerbitansertifikattanah wakaf. Lalu keluar PP No.28 tahun
1977 tentang
perwakafantanahmilik,disebutkanbahwahartawakafbolehditukarsetelahmendapatizi
nmenteriagama.
Padatahun1991keluarInstruksiPresidenNo.1tahun1991tentang Kompilasi
HukumIslam(KHI), disebutkanbahwa objek wakaftermasukhartabergerak,jumlah nazir
tidak hanya tiga, tetapi diseusaikan dengan kebutuhan.
Dalam perkembangannya,
masyarakatseringdirugikanakibatdaripengelolaanhartawakafyangdilakukansecara
tidak profesionaldantarik menarikolehberbagai kepentingan dari
beberapakalangan. SebagaimanayangdiuraikanolehSaidAgilHusinal-
Munawar,beberapapermasalahan yangmerugikan masyarakat di antaranyaadalah:
keberadaan bendawakafseringtidak diketahuilagi,ahli wariswaqifsering menjual
kembali hartawakafnya,ahli waris sering bersengketa terhadapharta wakaf,harta
wakaf bukanmiliksiwaqifsecara sempurna,dan banyak harta wakaf yang belum
diberdayakan atau dikelola secara maksimal, bahkah ditelantarkan. 30
30
LihatSaidAgilHusinal-Munawar,HukumIslamdanPluralitasSosial(Jakarta:Penamadani, 137
npidanadansanksiadministrasi.31Sedangkan mengenaisengketayangterjadipada
permasalahanwakafditanganioleh
PengadilanAgama,sebagaimanayangtercantumpada UUNo.3Tahun2006 Tentang
PerubahanatasUUNo.7Tahun1989TentangPeradilanAgama. Demikianlahregulasi
wakaf diIndonesiayang telah berlangsung cukuplama,yang barutahun 2004memiliki
payung hukumnya.
2. PengelolaanWakafArabSaudi
NegaraArabSaudiberdiripadatahun1924dengannamaal-mamlakahal-Arabiya al-
Su’udiyah atau Kerajaan Arab Saudi, yang telahmenguasai daerah Hijazdi Barat.
ProklamasipendiriannyadilakukanolehAbdulAziz ibnSaud,yangsecara umumdisiarkan
melaluisuratkabarpemerintahUmmal-Qurraterbitpertamapadatanggal17Desember
1924.Namundemikian,22tahunsebelumnyaataubertepatantahun1902,AbdulAzizbarume
nguasaidaerahNejeddiUtaradenganibukotadiRiyadh,32sedangkandaerahBarat masih
dikuasaiDinasti Utsmani.AbdulAzizberkuasadari tahun 1902 sampai tahun 1953,
danmenjadipengikutaliran Wahabi.33
LembagainidiketuaiolehMenteriHajidanWakaf,anggotanyaterdiridariWakilKement
rianHajidan Wakaf,ahlihukumIslamdariKementrianKehakiman,wakildari
31
LihatUndang-undangNomor 41tahun 2004
32
LihatM.ShalehPutuhena,HistoriografiHajiIndonesia(Yogyakarta:LKiS, 2007),246-248
33
AdamJ.Silverstein,IslamicHistoryaVeryShortIntroduction(NewYork:OxfordUniversityPressInc.,2010)
,112-113
34
AkbarAhmed,DiscoveringIslam, MakinSenseofMuslimHistoryandSociety,revised edition
(LondondanNewYork: Routledge,2001),149.
35
AchmadDjunaididan Thobiebal-Asyhar,MenujuEraWakafProduktif,35
KementrianKeuangandanEkonomi,Direktur Kepurbakalaansertatigaanggota dari
kalangancendikiawandanwartawan.Jika dilihatdarisisipolitik, tentu mereka berasaldari
ideologiyang samadenganpenguasa.
danmembuat laporanpengelolaanwakaf. 36
masjidNabawidikotaMadinah,sepertibangunanuntukpenginapanbagijemaahhaji.
Padaabad17-19diMekkahbanyakberdirirumahwakafyang dibangunoleh
kesultanandiNusantara maupunolehsyaikhuntukkepentinganibadahhaji. Diantaranya
adalah 14tanah wakafmilik masyarakatAcehzaman dahulu,yang padatahun
2007melalui Mahkamah Tingginyakeberadaannyadiakuioleh Kerajaan ArabSaudi
danmenjadiaset Pemerintahan DaerahProvinsi Aceh,sebanyak 14 petaktanah
wakafduadiantaranyatelah
dibangunpenginapanyanglebihkurangjaraknya500meterdariMasjidilHaramdansatulok
asi telahdibangungedung 30lantaisertagedung 25lantai. 37
3.Mesir danWakafKeluarga
36
AchmadDjunaididan Thobiebal-Asyhar,MenujuEraWakafProduktif,36.
37
Waspada, “Arab Saudi Akui Tanah Wakaf Orang Aceh ,” http://www.waspada.
online.com,Tuesday,11 September200710:00,diaksestanggal4Juni201
Secarageografis,Mesir terletak di wilayah benuaAfrikayang berbatasan dengan
Jazirah Arab, namun mayoritaspenduduknyamerupakanetnisArab,yang sudahadajauh
sebelumnegara inimerdeka dariPrancis.Pemerintahannyamenganutsistem
republikyang dipimpinolehseorang presidenyang dipilihlangsung olehrakyaknya.
Sudahdiketahuisejaklama,bahwaMesirmerupakansalahcontohnegara yang
sangatbaik dalam mengelolawakaf, khususnyapengelolaanwakafyang dilakukan oleh
lembaga pendidikan al-Azhar, sampai abad ke-19 hampir separuh dari tanah di
Mesir dikelolaolehlembagawakafal-Azhar.
Salahsatujeniswakafyangmenarikuntukdikajidinegarainiadalahpolemik
seputarwakafkeluarga.Sebagaimanatelahdijelaskanbahwakeberadaanwakafkeluarga
inisudahada jauhsebelumagamaIslamlahir,lalukebiasaaniniditeruskansampaiera
modern.
38
MuhammadAbidAbdullahal-Kabisi,HukumWakaf,35.
para sahabatyang menyalurkan hartawakaf kepadakerabatdekatnya.Selainitu banyak
hadits yang menyatakan bahwabersedekah kepadakeluargadekat lebih diutamakan,
baru kepada kalanganlainnya, 39 hal ini jugadiperkuatoleh
pendapatdariparaulamafikih.
Dikarenakansikapprodankontraterhadapwakafkeluarga
semakinmemuncak,akhirnyapemerintahmengeluarkanPeraturan
nomor180tahun1952,yangmenyatakan bahwa legalitaswakaf keluarga dihapus,status
wakaf keluarga menjadiwakafbebasdan
tidakterikat.Padaakhirnya,wakafdinegarainihanyaterbataspadawakafumumsaja, yang
diperkuatdenganPeraturannomor347tahun1953tentang WakafUmum.Padatahun
tersebut, pemerintah jugamengeluarkan Peraturan nomor 547 tahun1953 yang
menyatakan bahwa Kementrian wakaf berwenang mengurus wakaf. Lalu berturut-
turut,pada beberapa tahunberikutnyapemerintahterusmengeluarkanperaturan
tentang wakaf. Pada tahun 1954 keluar Peraturan nomor 525 tentang pembangian
pembagianhasilwakaf, kemudianpadatahun1957keluarlagiPeraturanNo.18tentang
pembagianhartawakafkepadamustahik.
Kemudian pada tahun 1971 keluar Peraturan Nomor 80 tentang Badan Wakaf.
Badan ini memilikibeberapa wewenang di
antaranyamelakukanperencanaanpengelolaan wakaf, mendistribusikan harta
wakaf, mengembangkan harta wakaf yang telah dikumpulkan, dan menyusun
laporanpertanggungjawaban pengelolaan wakaf.Berdasarkan
Qanun40Mesir,bendayangdiwakafkantidakterbataspadabendayangtidakbergeraksaja,t
apijugabenda-bendayang bergerak. 41
40
Secaraetimologi,kataQanunberasaldaribahasaArabal-qanu>n,yangartinyaasal,pokok,atau
pangkal,lihatAhmadWarsonMunawwir,Al-Munawwir,1165.Sedangkanmenurutkamusal-
Mu‘jamal-
Wasitkataqanundiartikansebagaipatokanterhadapsesuatubesertametodenya,lihatJumhuriyatM
isral-‘Arabiyat,al-Mu‘jamal-Wasit(Mesir:Maktabatal-Shuru>qal-Duwaliyah,2004), 763.
41
UswatunHasanah,“WakafTunai Ditinjaudari HukumIslam,”60.
ng berbasispada perkembangansosialbudaya
masyarakat.Dengandemikiandapatdikatakan
bahwahukumIslamdiMesirsangatdinamisbiladibandingkandibeberapanegaramuslim
yang lain. sebagaimana dikatakan oleh Muhammad Sai‟dal-Ashmawi, bahwa
dimanaterdapat kemaslahatan umum di situlah terdapat hukum Allah,sesuai
dengan prinsipfilsafathukumIslam.42
4.AturanWakafdiPakistan
NegaraPakistanterletakdianakbenuaIndia,yang berbatasandenganIran,
Afghanistan,India danChina, mayoritas penduduknya beragamaIslam,denganberbagai
aliran,awalnya merupakanbagiandariwilayahNegaraIndia,namunpada tahun1947
melepaskan
diridariIndia,tentudenganberbagaigejolakdanpengorbanandarikeduabelah pihak.43
42
MuhammadSa‟idal-„Ashmawi,“Syari‟ah:KodifikasiHukumIslam,”dalam CharlesKurzman (ed),
WacanaIslamLiberal:PemikiranIslamKontemporer tentangIsu-isuGlobal(Jakarta:
Paramadina,2003),53 [39-54]
43
MuhammadSa‟idal-„Ashmawi,“Syari‟ah:KodifikasiHukumIslam,”dalam CharlesKurzman (ed),
WacanaIslamLiberal:PemikiranIslamKontemporer tentangIsu-isuGlobal(Jakarta:
Paramadina,2003),53 [39-54]
44
MaliseRuthvendanAzimNanji,HistoricalAtlasof the
IslamicWorld(Harvard:HarvardUniversityPress,2004),23-100
Dalamperjalananya peraturaninitidakberlakuefektifdantidakrelevan,maka pada
tahun1976aturan tersebutdigantidenganAwqaf(FederalControl) Act,pengelolaanwakaf
dilakukan di tingkat federal. Pada tahun 1979 pengelolaan wakaf dikembalikan lagi
ketingkatprovinsiSetiaptahunpengelolaanhartawakafmeningkat. Demikianlahaturan
perundang-undangyang berlaku di negaraPakistan.
5.KeberhasilanWakafdi Turki
Turkisering dianggapsebagainegarayangberhasildalammenjalankanpraktik
wakaf,terutamapadamasaDinastiTurkiUtsmani,yangsampaitahun1925terdapat¾
luas lahan suburdi negara ini dikelola oleh wakaf.46Namun ketikaKamal al-Tartuk
berkuasa,perkembanganwakaf mengalamistagnanbahkan
penurunan.PadamasaTurki
modern,wakafmulaidiaturtahun1925dengankeluarnyaUndang-undangnomor667,
dengankeluarnyaperaturanini,semuaasetwakafdikuasaiolehnegara,hanyamasjid
47
yang tidakdianeksasi. Dikarenakanperubahan
sosialdanpolitik,makapadatahun1926, pengelolaan wakaf didasarkan pada Acta
Charity Foundation nomor 2767, dan pelaksanaanwakafmulaiberjalanlagi.
Perkembanganselanjutnyasangatsignifikan,pada tahun1983dibentukkementrian
wakaf.Perkembangantersebutdapatdilihatpada data
wakafyangdikeluarkanolehDirjen WakafTurkipadatahun1987,Dirjen initelah
45
MaliseRuthvendanAzimNanji,HistoricalAtlasoftheIslamic World,117.
46
AchmadDjunaididan Thobiebal-Asyhar,MenujuEraWakafProduktif,41.
47
Turkimenjadinegarasebuahnegararepublikdiproklamirkanpada29October1923olehMustafa
Kemal,dandiajugayangmenjadi presiden
pertamanya,lihatMetinHeperandNurBilgeCriss,Historical DictionaryofTurkey,ThirdEdition,
(Maryland:TheRowmandan LittlefieldPublishingGroup,Inc.,2009),24.
mengelola37.917 wakaf, yangterdiri dari 4.400masjid, 500 asramamahasiswa,
453 pusatbisnis,150hotel,5.348toko,2.254apartemen,dan24.809propertilainnya.48
Selain itu, dilihat dari jenis usaha komersialisasi wakaf di Turki sangat
majudibandingdi negara Islam lainnya, karenabadan wakafdi negarainitelah
melakukanekspansiusahabidangpertambahan,perumahan,danlain-lain.Mustah}iq-
nyapunsangat
beragam,yangsecaragarisbesarterbagikepadaduamacam,pertamaberbentuksosial,
sepertidisalurkan kepada fakirmiskin,rumah sakitatau pengobatangeratis,
besiswabagi parapelajar, pembuatan rumahyatimpiatu, dan lain-lain.
Keduaberbentukibadah, seperti untukpembangunanmasjid,dan saranaprasarana
ibadahlainnya.
PENUTUPAN
ngkat.
48
TutiA.Najibdan Ridwanal-Makassary(ed),Wakaf,Tuhan, danAgendaKemanusiaan, 50-51
49
Jhon Ecol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 2001), Cet. IV, h.
176
peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang
berkembang dalam masyarakat.
Gender merupakan salah satu topik kajian yang masih menyisakan “perdebatan dalam
Islam”, menjadi perdebatan karena tidak semua kalangan mau menerimanya. Sebagian
menolak hal tersebut dengan berbagai alasan, misalnya dalam nash disebutkan bahwa laki-
laki memiliki derajat lebih tinggi dibanding kaum perempuan. 50 Yang selama ini dipahami
oleh masyarakat adalah kaum laki- laki lebih tinggi derajatnya daripada kaum perempuan, hal
itu juga sesuai dengan penjelasan dalam surat An Nisa: 34, menyebutkan bahwa laki-laki
adalah pemimpin bagi perempuan, bila ayat ini dimaknai secara tekstual maka posisi
perempuan memang berada di bawah laki-laki.
Konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan ataupun konsep feminisme yang
ditawarkan oleh Barat, belum dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat Islam.
Hubungan dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam lingkup budaya, sumber ajaran,
dan tradisi masyarakat dapat menimbulkan perbedaan posisi keduanya dalam memperoleh
akses, partisipasi, kontrol,dan manfaat dalam aktivitas kehidupan, baik dalam keluarga,
masyarakat maupun berbangsa dan bernegara.. Bukan saja tingkat pengetahuan, tetapi juga
penolakan terhadap kesetaraan gender khususnya dalam pendidikan Islam, karena bermacam-
macamnya tafsiran gender, bahkan kesalahan tafsirnya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perselisihan pemahaman terhadap kesetaraan
gender diantara lain munculnya penolakan karena dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, latar
belakang pendidikan, budaya serta kondisi sosial masyarakat.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Gender
Secara umum gender dimaknai sebagai perbedaan yang bersifat social budaya yang
merupakan nilai yang mengacu pada sistem hubungan sosial yang membedakan fungsi serta
peran perempuan dan laki-laki dikarenakan perbedaan biologis atau kodrat yang oleh
masyarakat kemudian dibakukan menjadi ‘budaya’ dan seakan tidak lagi bisa ditawar.
Apalagi kemudian dikuatkan oleh nilai ideologi, hukum, politik, ekonomi dsb. Atau dengan
kata lain gender adalah nilai yang dikonstruksi oleh masyarakat setempat yang telah
mengakar dalam bawah sadar kita seakan mutlak dan tidak bisa diganti lagi.51
50
M. Faisol, Hermeneutika Gender, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), h. 5
Gender adalah perbedaan yang tampak pada laki-laki dan perempuan apabila dilihat
dari nilai dan tingkah laku. Gender merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial. Gender adalah
kelompok atribut dan perilaku secara kultural yang ada pada laki-laki dan perempuan.52
Gender merupakan konsep hubungan sosial yang membedakan (memilahkan atau
memisahkan) fungsi dan peran antara perempuan dan lak-laki. Perbedaan fungsi dan peran
antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena keduanya terdapat perbedaan
biologis atau kodrat, melainkan dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peranan masing-
masing dalam berbagai kehidupan dan pembangunan. 53 Dalam buku gender, se and society,
Gender adalah behavior differences antara laki-laki dan perempuan yang socially differences
yakni perbedaan yang bukan kodrat atau ciptaan Tuhan melainkan diciptakan oleh laki-laki
dan perempuan melalui proses sosial dan budaya yang panjang. 54 Dalam buku Women‟s
studies Encyclopedia, “Gender adalah suatu konsep kultural yang berkembang dimasyarakat
yang berupaya membuat perbedaan peran, perilaku, mentalitas dan karakter emosional antara
laki - laki dan perempuan”.55
Gender pada mulanya adalah suatu klasifikasi gramatikal untuk benda-benda menurut
jenis kelaminnya. Kesetaraan gender sering dituntut secara tidak proposional. Semua kondisi
tersebut tambah meramai masalah problem gender. Tentu saja keadialan dan kesetaraan
gender tidak harus berarti keramaian dalam semua hal. Perlu kearifan yang lebih objektif dan
realistis untuk mengembangkan konsep atau mengaktualisasikan konsep peran-peran gender
yang lebih proporsional dan adil.
51
Panditaa on Senin, Pengertian Gender Menurut Islam, 13 April 2015 | 19.12
http://downloadmakalahdanartikel.blogspot.com/2015/04/pengertian-gender-menurut-islam.html. Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2019.
52
Dwi Narwoko dan Bagong Yuryanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2004), h. 334
53
Ibid , h. 335
54
Dzuhayatin,Siti Ruhaini, Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender dalam Islam,
(Yogyakarta: PSW IAIN SUNAN KALIJAGA, 2019), CET 1, h. 18
55
Leonard Grob, Riffat Hasan dan Hain Gordon,”Jihad fi Sabilillah,, Wornan‟s Faith Journey From
Struggle to Struggle”, dalam buku Woman’s and Men’s Liberation, (USA: Greenwood Press, 1993), h. 11-13
memberikan hak-hak kepada kaum perempuan sebagaimana hak-hak yang diberikan kepada
kaum laki-laki.
Artinya: Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong (pemimpin) bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, menecegah dari yang mungkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS At-Taubah: 71). (Depag RI, 2003: 82).
Dalam ayat tersebut Allah SWT mempergunakan kata “auliya” (pemimpin) itu bukan
hanya ditujukan kepada pihak laki-laki saja, tetapi keduanya (laki-laki dan perempuan) secara
bersamaan, yang penting dia mampu dan memenuhi kriteria sebagi seorang pemimpin karena
menurut kitab tafsir Al-Maraghi dan tafsir Al-Manar kata “auliya” mencakup “wali” dalam
arti penolong, solidaritas, dan kasih sayang (Huzaemah Tahido Yanggo, 2010: 49).
56
Nasaruddin Umar, Kodrat Perempuan dalam Islam (Jakarta: LKAJ,1999), h. 23
Ketika Islam datang, kesetaraan gender sudah mulai dirasakan. Nabi Muhammad Saw
lebih mengutamakan pertimbangan rasional dan profesional daripada pertimbangan
emosional dan tradisional dalam menjalankan misi Islam. Islam menempatkan laki-laki dan
perempuan dalam posisi sejajar. Islam datang mengubah budaya dan tradisi patriarki bangsa
Arab dengan cara yang revolusioner. Bahkan Nabi Muhammad dikenal sebagai seorang
“feminis” yang sangat menghargai dan mencintai perempuan. Nabi berusaha merombak
budaya yang menyudutkan posisi perempuan dengan memerintahkan laki-laki untuk berlaku
baik, adil, dan bijaksana kepada kaum perempuan. Kehadiran Rasulullah sebagai seorang
revolusioner membawa perubahan besar bagi kehidupan perempuan khususnya, dan bagi
semua kehidupan pada umumnya. Perempuan tidak lagi dipandang sebagai mahluk nomor
dua (the second class), tetapi sama derajat dan eksistensinya dengan laki-laki. Hal ini terbukti
dengan dekonstruksi yang dilakukan oleh Rasulullah terhadap cara pandang bangsa Arab
yang menganggap rendah kaum perempuan.
Kepedulian dan pembelaan terhadap kaum perempuan terus dilakukan oleh Rasulullah.
Ini terbukti dari teladan beliau: “Sebaik-baik kamu adalah yang berbuat baik terhadap istrinya
dan aku adalah yang terbaik terhadap istriku”, dan beberapa hadis lain yang senada dengan
itu. Kaum perempuan di masa Rasulullah digambarkan sebagai perempuan yang aktif, sopan,
dan terpelihara akhlaknya. Bahkan dalam Alquran, figur ideal seorang muslimah disimbolkan
sebagai pribadi yang memiliki kemandirian dalam berbagai bidang kehidupan. Tidaklah
mengherankan jika pada masa Nabi Saw ditemukan sederetan nama perempuan yang
memiliki reputasi dan prestasi cemerlang sebagaimana diraih kaum laki-laki. Dalam jaminan
Alquran, perempuan dengan leluasa memasuki semua sektor kehidupan di masyarakat,
termasuk politik, ekonomi, dan berbagai sektor publik lainnya.
Pada prinsipnya, Islam tidak membedakan antara hak dan kewajiban yang ada pada
anatomi manusia. Hak dan kewajiban itu selalu sama di mata Islam bagi kedua anatomi yang
berbeda tersebut. Islam mengedepankan konsep keadilan bagi siapa pun dan untuk siapa pun
tanpa melihat jenis kelamin mereka. Islam adalah agama yang telah membebaskan belenggu
tirani perbudakan, persamaan hak, dan tidak pernah mengedepankan dan menonjolkan salah
satu komunitas anatomi saja. Islam hadir sebagai agama yang menyebarkan kasih sayang
bagi siapa saja. Kiprah perempuan dalam sejarah menorehkan hasil yang gemilang.
Perempuan dipahami telah memberikan andil yang besar dalam bidang intelektual klasik.
Banyak ditemukan guru-guru agama, perawi hadis, bahkan sufi wanita. Siti Aisyah dikenal
sebagai pembawa hadis yang sangat berarti, bahkan para sabahat nabi belajar padanya.57
Kalau kita membaca dari beberapa riwayat dan kitab-kitab shirah terutama tentang para
sahabat perempuan, kemudian tentang interaksi Nabi atau sikap Nabi terhadap para sahabat
perempuan itu menjelaskan bahwa pada masa Nabi Muhammad Saw, aktivitas perempuan
tidak hanya terbatas pada ruang-ruang domestik atau ruang yang ada dalam rumah tangga,
tetapi banyak para sahabat perempuan yang juga berperan dalam ranah publik. Mereka
mempunyai hak dan kebebasan untuk turut andil dalam ruang-ruang terbuka.
Pada masa jahiliyah, sebagian besar masyarakat Arab masih belum mengenal Islam. Di
zaman tersebut, masyarakatnya pun masih banyak yang mengalami kebodohan. Meskipun
demikian, pada zaman tersebut terdapat seorang ilmuan perempuan yang memiliki
kedudukan istimewa di sisi Rasulullah SAW dan para sahabat. Ia pun begitu terkenal dengan
kepandaiannya, ketika pada zaman tersebut hanya segelintir wanita saja yang bisa membaca
dan menulis. Perempuan cerdas tersebut adalah Asy-Syifa binti Abdillah al-Adawiyah yang
berasal dari suku Quraisy al-Adawiyah. Asy-Syifa terkenal sebagai guru perempuan pertama
dalam sejarah Islam. Dengan profesinya yang sangat mulia, Asy-Syifa gencar memberikan
pendidikan kepada perempuan-perempuan Islam di lingkungannya. Asy-Syifa yang terkenal
dengan julukan Ummu Sulaiman juga mahir dalam ilmu kedokteran, dan kejiwaan. Dengan
kelebihan ilmunya dalam bidang medis, Asy-Syifa pun menjadi salah satu perempuan yang
sangat terkenal di antara kaumnya. Tak hanya menguasai berbagai rahasia ilmu kedokteran,
Asy-Syifa juga mampu melakukan ruqyah dan menjadi ahli ruqyah yang sangat terkenal di
zamannya.58
Dalam bidang tata pemerintahan, sejarah peradaban Islam mencatatkan nama Dhaifa
Khatun. Ia lahir di Aleppo, Suriah, pada 1186 M. Dhaifa merupakan anak dari Raja al-Adel
yang berkerabat dengan Salah al-Din Al-Ayyubi dan Raja al-Kamel. Lahir dari golongan
bangsawan, Dhaifa pun menikah dengan Raja al-Zahir bin Salah al-Din, lalu menjadi ratu. Ia
sempat memimpin Aleppo selama enam tahun. Selama menjadi ratu, Dhaifa banyak
57
Rahmatul Izad, Islam dan Kesetaraan Gender, https://www.qureta.com/post/islam-dan-kesetaraan-
gender, Diakses pada tanggal 31 Oktober 2019
58
Ayu Wulandari,Asy-Syifa al-Adawiyah, Guru Perempuan Pertama di Masa Rasulullah SAW,
https://islami.co/asy-syifa-al-adawiyah-guru-perempuan-pertama-di-masa-rasulullah-saw/. Diakses pada tanggal
31 Oktober 2019
meluncurkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat. Ia menghapus ketidakadilan, termasuk
pajak-pajak yang sangat membebani masyarakat kecil di Aleppo. Tak hanya itu, ia pun
mendirikan banyak lembaga amal untuk membantu perekonomian masyarakat miskin atau
dhuafa. Tak heran bila Dhaifa sangat dicintai rakyatnya, terutama mereka yang berasal dari
golongan miskin. Selain kiprah politik dan sosialnya, Dhaifa pun disanjung karena
perhatiannya yang besar dalam bidang pendidikan. Ia membangun dua sekolah, yakni al-
Firdaus yang terletak di dekat Bab al-Makam di Aleppo dan Khankah yang berlokasi di
Mahalat al-Frafera. Al-Firdaus dikhususkan untuk pelajar yang ingin mendalami studi Islam
dan hukum-hukum Islam, terutama yang bersumber dari Imam Syafii. Sedangkan Khankah,
khusus untuk ilmu syariat dan bidang-bidang lainnya.
Dalam bidang keperawatan, peradaban Islam juga memiliki sederet nama tokoh
perempuan. Satu yang cukup terkenal adalah Rufaida binti Saad al-Islamiah. Dialah perawat
pertama dalam sejarah Islam. Hidup pada masa Nabi Muhammad SAW, Rufaida kerap
merawat korban terluka dan sekarat akibat perang. Pada Perang Badar, ia selalu meminta para
prajurit yang ikut bertempur bersama Nabi Muhammad SAW untuk mengangkut korban luka
ke tenda yang telah didirikan. Di dalam tenda, Rufaida pun merawat dan mengobati mereka
dengan keahlian medisnya. Sebagian besar pengetahuan Rufaida tentang dunia medis
didapatkan dari ayahnya, Saad al-Islami, yang juga seorang dokter. Pengalamannya merawat
para korban di tengah medan perang membuat ilmunya makin bertambah dan makin matang.
Ketika peperangan berakhir, Rufaida mengabdikan diri dengan merawat orang sakit,
termasuk anak-anak yatim, cacat, dan miskin. Ia pun tak segan membagi ilmu dan
wawasannya kepada perempuan-perempuan lain di masanya yang ingin belajar dan
mendalami dunia medis atau keperawatan. Selain Rufaida, sejarah Islam juga mencatat dua
tokoh Muslimah lain yang menggeluti bidang medis. Mereka adalah al-Ahifa binti Abdullah
dan Nusaiba binti Harits al-Ansari. Sejarah mencatat, mereka pernah merawat Rasulullah
SAW ketika menderita luka-luka akibat peperangan.59
Meski terlahir sebagai wanita, tak menghalangi mereka untuk berkiprah di dunia yang
biasanya digeluti kaum pria, yakni infrastruktur. Adalah Zubaida binti Jafar al-Mansur salah
satu wanita Muslim yang berkontribusi signifikan dalam bidang ini. Ia adalah istri dari
Khalifah Abbasiyah Harun al-Rasyid. Sebagai istri khalifah pada masa puncak kejayaan
59
Anonim, Sumbangsih Muslimah Dalam Peradaban Islam,
https://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/16/05/02/o6jfg24-sumbangsih-muslimah-dalam-
peradaban-islam. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2019
Abbasiyah, Zubaida dikenal sebagai perempuan yang bergelimang kemewahan. Bahkan,
beberapa sejarawan Islam mengungkapkan, Zubaida kerap kesulitan berjalan akibat beban
perhiasan yang melekat di tubuhnya, utamanya pada beragam acara. Meski bergelimang
kemewahan, Zubaida adalah wanita yang sangat dermawan dan berbudi luhur. Ia tak segan
menyumbangkan hartanya untuk membangun infrastuktur demi kemaslahatan rakyatnya.
Salah satu jasa terbesarnya adalah ketika merintis dan merampungkan proyek pembangunan
saluran air dari Baghdad hingga Tanah Suci Makkah. Saluran air yang membentang ribuan
kilometer tersebut merupakan upaya Zubaida untuk membantu rakyat yang hendak
melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Kala itu, ia prihatin menyaksikan rakyatnya kehausan
ketika melakukan perjalanan ke Makkah untuk beribadah haji karena langkanya sumber air.
Dengan dana jutaan dinar, proyek saluran air pun berhasil dirampungkan. Sejak saat itu, tak
ada lagi rakyatnya yang khawatir kekurangan air bersih ketika melakukan perjalanan dari
Baghdad ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Zubaida juga membangun jalan
sepanjang 1.500 kilometer yang terbentang dari Kufah di selatan Baghdad menuju Makkah.
Di sepanjang jalan tersebut, ia membangun sumur-sumur air dan menara api untuk memberi
penerangan ketika malam tiba.60
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
60
Ibid
61
Ibid
Gender merupakan konsep hubungan sosial yang membedakan (memilahkan atau
memisahkan) fungsi dan peran antara perempuan dan lak-laki. Perbedaan fungsi dan peran
antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena keduanya terdapat perbedaan
biologis atau kodrat, melainkan dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peranan masing-
masing dalam berbagai kehidupan dan pembangunan.
Dalam kitab-kitab shirah terutama tentang para sahabat perempuan, kemudian tentang
interaksi Nabi atau sikap Nabi terhadap para sahabat perempuan itu menjelaskan bahwa pada
masa Nabi Muhammad Saw, aktivitas perempuan tidak hanya terbatas pada ruang-ruang
domestik atau ruang yang ada dalam rumah tangga, tetapi banyak para sahabat perempuan
yang juga berperan dalam ranah publik. Mereka mempunyai hak dan kebebasan untuk turut
andil dalam ruang-ruang terbuka. Mereka diantaranya adalah Asy-Syifa binti Abdillah al-
Adawiyah yang berasal dari suku Quraisy al-Adawiyah, Dhaifa Khatun, Rufaida binti Saad
al-Islamiah, Zubaida dan Rufaida.
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini
adalah:
1. Bagaiamana Mesir: Menuju Sistem Pendidikan Modern Dalam Sebuah Masyarakat
Revolusioner?
C. Tujuan Penulisan
Dari Rumusan Masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana Mesir: Menuju Sistem Pendidikan Modern Dalam
Sebuah Masyarakat Revolusioner.
62
www.wartasejarah.com, Sistem Pendidikan Di Negara Mesir, Akses Tanggal 27-Oktober-2019.
PEMBAHASAN
Hadi Saputra, Mesir: Menuju Sistem Pendidikan Modern Dalam Sebuah Masyarakat Revolusioner,
63
Sistem pendidikan Mesir, baik sekolah negeri maupun Al-Azhar, dan pendidikan
swasta lainnya, memang mewajibkan pelajar Muslim untuk mengahafal AL-Quran. Selain
itu, pengajian di mesjid-mesjid bagi jamaah, khususnya anak-anak sekolah juga berperan
penting untuk mendorong warga menghafal Al-Quran, kata Mnteri Zakzouk, yang juga
mantan dekan fakultas teologi Universitas Al-Azhar tersebut.
Sistem pendidikan di Mesir, sejak taman kanak-kanak sudah diwajibkan menghafal Al-
Quran. Di universitas Al-Azhar, misalnya, bagi mahasiswa Mesir program S-1 diwajibkan
menghafal 15 juz (setengajh) Al-Quran, Program S-2 diwajibkan menghafal seluruh Al-
Quran. Adapun program S-3, tinggal diuji hafalan sebelumnya.
Kewajiban menghafal Al-Quran ini tidak belaku bagi mahasiswa asing non-Arab,
dimana program S-1 diringankan, yaitu hanya diwajibkan hafal delapan juz Al-Quran, dan
program S-2 sebanyak 15 juz Al-Quran, sementara program S-3 baru diwajibkan hafal
seluruh Al-Quran, sementara itu, pemerintah Mesir dilaporkan setiap tahun mengalokasikan
dana khusus sebesar 25 juta dolas AS (1,2 miliar Pound Mesir) untuk penghargaan bagi
penghafal Al-Quran. Penghargaan ini diberikan setiap peringatan hari-hari Besar Islam bagi
pemenang hifzul (penghafal) Al-Quran, berupa uang tunai maupun dalam bentuk beasiswa
dan tunjangan hidup. Sudah menjadi tradisi di negeri seribu menara itu, perlombaan hafal Al-
Quran di setiap hari-hari besar Islam secara serentak dari tingkat pusat hingga ke daerah-
daerah.
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan,
supervisor, para ahli, profesor pendidikan dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada
sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia
ini diundang rapat sehingga segala keputusan dapat dikoordinasikan. Kurikulum yang sudah
dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Para Universitas yang secara
resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan kurikulum dapat
diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Ketika kita membicarakan sistem pendidikan di Mesir, baik itu kurikuum tenaga
pengajarnya, peserta didiknya dan lain-lain. Maka jika kita bandingkan dengan Indonesia
yang katanya merupakan umat muslim terbesar di dunia, masih jauh terdapat perbedaan, baik
dari segi kualitas pengelolaan pendidikan, tenaga pengajar, dan kurikulum yang diterapkan
masih banyak terjadi ketidakefektifan.
Untuk itu mungkin terdapat banyak hal atau sistem pengelolaan dalam pendidikan di
Indonesia yang bisa di rekontruksi dan adobsi dari sistem pengelolaan pendidikan Mesir dan
implementasinya di lapangan. Diantaranya yaitu:
1. Sistem Evaluasi pendidikan di Mesir cukup baik, soal Ujian Nasional mereka
berbentuk Essay sedangkan.
2. Di Mesir adanya sistem penyesuaian mata pelajaran yang diberikan dengan usia
siswa.
3. Melakukan pendidikan untuk calon Guru dengan cara yang lebih selektif. Misalnya
UNESCO Mesir mengembangkan suatu sistem pelatihan guru untuk mendukung
tercapainya sumber daya manusia Mesir yang handal.
4. Semangat pembaharuan yang begitu kuat tertanam pada generasi-generasi
mudahnya, baik pembaharuan dalam pendidikan, namun juga peradaban dan
kebudayaan, maka tidak heran jika Mesir salah satu Negara Islam yang menjadi
kiblat peradaban dunia.
5. Memprioritaskan kemampuan para peserta didiknya untuk terus mengembangkan
dirinya sesuai dengan minat dan bakatnya.
6. Tenaga pengajar memang ahli dalam bidang yang ia ajarkan kepada para peserta
didik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk itu mungkin terdapat banyak hal atau sistem pengelolaan dalam pendidikan di
Indonesia yang bisa di rekontruksi dan adobsi dari sistem pengelolaan pendidikan Mesir dan
implementasinya di lapangan. Diantaranya yaitu:
7. Sistem Evaluasi pendidikan di Mesir cukup baik, soal Ujian Nasional mereka
berbentuk Essay sedangkan.
8. Di Mesir adanya sistem penyesuaian mata pelajaran yang diberikan dengan usia
siswa.
9. Melakukan pendidikan untuk calon Guru dengan cara yang lebih selektif. Misalnya
UNESCO Mesir mengembangkan suatu sistem pelatihan guru untuk mendukung
tercapainya sumber daya manusia Mesir yang handal.
10. Semangat pembaharuan yang begitu kuat tertanam pada generasi-generasi
mudahnya, baik pembaharuan dalam pendidikan, namun juga peradaban dan
kebudayaan, maka tidak heran jika Mesir salah satu Negara Islam yang menjadi
kiblat peradaban dunia.
11. Memprioritaskan kemampuan para peserta didiknya untuk terus mengembangkan
dirinya sesuai dengan minat dan bakatnya.
12. Tenaga pengajar memang ahli dalam bidang yang ia ajarkan kepada para peserta
didik.
TURKI MENUJU SISTEM PENDIDKAN MODERN DALAM SEBUAH
MASYARAKAT DEMOKRASI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat islam mengalami puncak keemasan pada masa pemerintahan
Abbasiyah. Pada masa itu bermunculan para pemikir islam kenamaan yang
sampai sekarang pemikirannya masih diperbincangkan dan dijadikan dasar
pijakan bagi pemikiran di masa mendatang baik dalam bidang keagamaan maupun
umum. Kemajuan Islam ini tercipta berkat usaha dari berbagai komponen
masyarakat, baik ilmuwan, birokrat, agamawan, militer, dan ekonom maupun
masyarakatumum.
Namun dalam halini, penulis lebih menitik beratkan pada pembahasan
keadaan pendidikan di Turki pada masa itu. Mengingat pendidikan sebagai
dimensi dinamis dalam perkembangan suatu bangsa. Pada masa Usmani, dibalik
kejayaan ekspansinya telah terjadi kelesuan intelektual yang accut. Lebih menarik
lagi, karena pada periode akhir Usmani, Eropa saat itu justru mengalami
Aufklarung danrenaissance dengan segala dimensinya yang berpengaruh.67
Tujuan dari pembahasan Makalah ini ialah untuk mengetahui Perkembangan sejarah
Pendidikan Islam pada Masa Turki Usmani, yang didirikan oleh Bani Utsman, yang berdiri
lebih dari satu abad kekuasaannya dipimpin oleh 36 orang sultan, pada masa proses
perjalannya, pola pendidikan islam ini tidak terlepas dari setting budaya dan kondisi pada
waktu itu. Pada awal pembentukannya, pendidikan islam pada masa kerajaan Usmani sempat
mengalami stagnasi dalam bidang pendidikan, sehingga rakyatnya mengalami kejenuhan dan
kefrustasian, dengan kefrustasiannya banyak diantara rakyat Turki Usmani yang mempelajari
terekat yang berkembang pada waktu itu. Adapun tarekat yang berkembang ialah Al-bektasy
dan Al-Mulawy. Pada awal kepemimpinan Sultan Mahmud II, mulai adanya pembaharuan
dalam berbagai bidang, termasuk di dalamnya pendidikan, karena pendidikan akan
mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kerajaan. Pembaharuan yang dilakukan, tidak
hanya terjadi pada lembaganya saja melainkan dalam kurikulum dan metode. Sehingga
dengan perubahan tersebut banyak siswa yang dikirim ke Francis untuk memperluas
wawasan, sehingga timbulnya ide-ide baru bagi perkembangan pendidikan di Usmani.
Jurnal.um.surabaya.ac.id, Turki Menuju Sistem Pendidikan Modern Dalam Sebuah Masyarakat
67
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini
adalah:
1. Bagaimana sistem pendidikan di Turki?
2. Bagaimana Turki menuju sistem pendidikan modern dalam sebuah masyarakat
demokrasi?
C. Tuujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan di Turki
2. Untuk mengetahui bagaimana Turki menuju sistem pendidikan modern dalam sebuah
masyarakat demokrasi.
PEMBAHASAN
Proses pembelajaran yang dilakukan penuh dengan kedisplinan yang tinggi, semua guru yang
mengajar harus mengacu kepada silabus yang telah ditentukan dan membuat persiapan
mengajar sebelum PBM dimulai. Selain itu semua guru juga dihimbau untuk berprestasi
dalam bidang yang diampu, baik prestasi akademik maupun non akademik.
Maka sangatlah wajar bilamana dari sekolah ini muncul output (alumni) yang
berkualitas. Sehingga dapat kita lihat juara-juara olimpiade dunia dalam bidang sains banyak
datang dari sekolah ini.
Di Turki juga terlihat hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan
masyarakat. Turki merupakan contoh sangat baik tentang kedekatan hubungan antara sekolah
dengan orang tua siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Bahkan sekolah menyediakan
kamera monitor yang bisa diakses langsung oleh orang tua siswa dari rumahnya. Orang tua
bisa mengetahui kegiatan anaknya di sekolah,aktifitasnya didalam kelas dan lain-lain. Jadi
orang tua ikut mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Dengan demikian guru juga tidak
bisa berbuat macam-macam. Dan guru-guru disana memperlakukan siswa-siswanya dengan
sangat baik.
Menurut Fajrun Najah, Pendidikan di Turki dapat lebih maju dibandingkan di negeri
kita. Peran masyarakat dan perusahaan (stakeholder) sangat tinggi, sehingga pendidikan di
Turki lebih maju dibandingkan di Indonesia. Padahal prestasi anak-anak kita lebih gemilang
prestasinya. Anak-anak kita banyak yang sukses dalam berbagai ajang olympiade sains.
Bahkan putra Indonesia semacam Prof Dr BJ Habibie diakui kemampuannya di dunia
internasional. Bahkan semestinya bangsa kita patut berbangga karena memiliki saintis belia
yang mengukir prestasi tingkat dunia. Berbagai penelitian dari lembaga-lembaga
internasional memang menempatkan Indonesia pada urutan-urutan terakhir dalam strata
kualitas pendidikan. Mereka menilai, kita kurang bermutu, tapi sebenarya bukan disitu letak
soalnya.
Secara umum instrument inputnya yang kurang memadai, hingga menyebabkan proses
pembelajaran tidak dapat berjalan secara optimal. Karena guru sebagai salah satu unsur
instrument input, dengan penghasilan yang pas-pasan, ditambah dengan fasilitas belajar yang
kurang tersedia dengan baik, bagaimana mungkin mengharapkan mereka dapat berbuat
secara optimal. Di sisi lain, ada kesenjangan kualitas yang sangat tinggi.Di Indonesia ada
sekolah-sekolah yang mampu menyediakan semua unsur instrument inputnya secara sangat
memadai, seperti fasilitas belajarnya, guru-guru yang hidupnya sejahtera, metode mengajar
yang variatif dan berpusat pada murid, tetapi dibelahan lain ada lebih banyak lagi sekolah
yang tidak memiliki apa-apa kecuali semangat untuk tetap eksis.
Kesenjangan inilah yang kemudian menunjukkan pada kita semua bahwa hanya
sekolah-sekolah tertentu saja yang muridnya punya peluang untuk menunjukkan kemampuan
intelektual mereka, sementara butir-butir mutiara yang tersebar luas di segala penjuru tanah
air tidak dapat terlalu banyak berharap. Karena itu kesenjangan inilah yang perlu diatasi, dan
sesuai amanat konstitusi, peran masyarakat, para pengusaha dan para donatur untuk berperan
aktif dalam melakukan pembinaan, pemerataan kualitas pendidikan dengan memberikan
nilai-nilai positif baik materiil maupun imateriil.
Sekolah dilaksanakn Senin s.d Jumat dari jam 09.00 s.d 16.30. Ilhan Yerli, general
manajer yang mengelolah 7 sekolah Atlantik di daerah Cankaya, mengatakan bahwa tidak
hanya orang kaya saja yang peduli akan pendidikan anak-anak di Turki akan tetapi semua
masyarakat juga sangat peduli akan hal yang satu ini. Semua orang baik kaya maupun orang
yang hidup pas-pasan sudah terbiasa menyumbangkan uang mereka untuk memajukan
pendidikan. Yang lebih berkesan lagi bahwa setiap penyumbang, besar atau kecil, tidak
pernah ikut campur tentang penggunaan uang yang mereka sumbangkan.
Beberapa kegiatan yang rutin mereka lakukan untuk melibatkan orangtua dalam
pendidikan adalah, memberikan bimbingan dan konseling bagi orang tua, mengadakan
seminar dengan berbagai macam tema bagi orangtua, membuat persatuan orang tua siswa,
mengadakan kegiatan pengumpulan dana amal yang dikoordinir oleh orangtua. Sepintas lalu
semua kegiatan yang mereka lakukan ini tidaklah jauh berbeda dengan apa yang telah
dilakukan sekolah-sekolah di Indonesia akan tetapi semua itu tidak hanya berupa program di
atas kertas sekolah atau dengan kata lain benar-benar kegiatan nyata.
Mr Hakan mengatakan bahwa pada awalnya melibatkan orangtua secara aktif dalam
kegiatan sekolah dan peduli pada pendidikan merupakan pekerjaan yang berat. Beliau
mengatakan sebagai seorang Konselor di sekolah kita tidak boleh menyerah
mengajak orangtua untuk peduli dalam pendidikan. Sekolah selalu memberikan pengertian
kepada para orang tua bahwa anak-anak adalah calon generasi penerus yang nantinya akan
memimpin bangsa dan negara ini, karena itu orang tua harus ikut terlibat dalam kemajuan
pendidikan anak-anak mereka.
Kemajuan yang sudah dicapai Turki selama 9 tahun terakhir antara lain: pengembangan
kurikulum, kemampuan fisik siswa, perbaikan dan pembangunan gedung sekolah baru,
peningkatan mutu guru, bimbingan dan konseling serta penggunaan ICT di sekolah. Khusus
mengenai program peningkatan mutu guru, Mr, Fatih menjelaskan bahwa di Turki, sekolah
mendaftarkan guru-guru yang dianggap memerlukan program pengembangan ke lembaga
pelatihan yang ada di Turki setahun sebelum mengikuti pelatihan. Pihak sekolah lebih tahu
apa yang dibutuhkan oleh guru mereka atau sekolah lebih mengetahui guru mana saja yang
perlu ditingkatkan kompetensinya.
Mengenai alasan mereka sangat peduli dengan pendidikan adalah bahwa Negara
mereka di masa depan akan dipimpin oleh anak-anak mereka sekarang. Oleh karena itu jika
mereka diberi pendidikan yang baik maka Negara ini akan mereka kelola dengan baik pula
pada waktunya nanti. Alasan lain yang mereka sampaikan bahwa dalam memberikan
sumbangan kepada sekolah mereka niatkan untuk beramal sesuai dengan ajaran agama.
“Kalau beramal kita tidak perlu tahu untuk apa uang kita itu digunakan,” kata mereka.
Di samping itu mereka juga mempunyai orang yang menjadi panutan bagi mereka yang
bernama Fatih Gulleyin. Fatih Gulleyin adalah seorang teknokrat, konglemarat dan punya
jiwa social yang tinggi. Beliau saat ini bermukim di Amerika Serikat akan tetapi
kontribusinya untuk memajukan pendidikan di Turki tidak pernah berhenti. Pernah suatu hari,
Fatih Gulleyin akan diberi gelar kehormatan oleh salah satu universitas di Inggeris akan
tetapi ditolak dengan berkata: “ berikan saja gelar kehormatan itu pada warga Turki yang
membantu dunia pendidikan”. Sampai sekarang Fatih Gulleyin menjadi inspirasi bagi
sebagian besar warga Turki untuk berbuat sesuatu dalam rangka mengembangkan dunia
pendidikan di sana.
Menurut pemikiran Gulleyin, umat Islam harus mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga bisa bersaing dengan masyarakat Barat. Untuk itu maka beliau membuat
suatu gerakan yang terkenal dengan nama gerakan Nurcu.
Inti gerakan Nurcu adalah hidup berjamaah akan lebih baik daripada hidup secara
individual. Ia mengumpamakannya dengan kewajiban mengeluarkan zakat. Dalam Islam,
seseorang yang harta bendanya sudah memenuhi kuota tertentu, wajib mengeluarkan zakat.
Bila zakat ini secara individual dibayarkan kepada yang berhak, tentunya akan kurang
berdaya guna. Namun, bila zakat ini dikelola dengan baik secara jamaah, hasilnya akan
sangat berdaya guna, tidak hanya dapat meningkatkan taraf perekonomian, tetapi juga taraf
pendidikan masyarakat.
Jadi di Turki baik orang kaya maupun yang hidup pas-pasan semua sudah terbiasa
menyumbangkan uang mereka untuk kemajuan pendidikan anak-anak mereka sehingga
pendidikan di Turki dapat lebih maju dan merata bagi semua anak, sedangkan di Indonesia
hanya sebagian kecil saja dari orang kaya dan pengusaha yang membangun sekolah bertaraf
Internasional, itupun hanya mereka yang mempunyai biaya saja yang mendapatkan
kesempatan untuk belajar di sana karena untuk masuk ke sekolah swasta bertaraf
Internasional perlu biaya yang sangat besar.
Kekaguman terhadap kiprah Gulleyin dalam bidang pendidikan juga pernah dilontarkan
mantan presiden Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa
dengan panggilan Gus Dur. Menurut Gus Dur, dalam mengembangkan sistem pendidikan,
bangsa Indonesia harus belajar banyak dari Fethullah Gulen yang lebih menekankan pada
pembentukan akhlak yang mulia.71
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alasan mengapa mereka sangat peduli dengan pendidikan adalah bahwa negara mereka
di masa depan akan dipimpin oleh anak-anak mereka sekarang. Oleh karena itu jika mereka
diberi pendidikan yang baik maka negara ini akan mereka kelola dengan baik pula pada
waktunya nanti. Alasan lain yang mereka sampaikan bahwa dalam memberikan sumbangan
kepada sekolah mereka niatkan untuk beramal sesuai dengan ajaran agama.
71
http://nurwahyudi..com, Perbandingan Pendidikan Di Turki, Akses Tanggal,20-Desember-2019.
Kemajuan yang sudah dicapai Turki selama 9 tahun terakhir antara lain: pengembangan
kurikulum, kemampuan fisik siswa, perbaikan dan pembangunan gedung sekolah baru,
peningkatan mutu guru, bimbingan dan konseling serta penggunaan ICT di sekolah. Khusus
mengenai program peningkatan mutu guru, Mr, Fatih menjelaskan bahwa di Turki, sekolah
mendaftarkan guru-guru yang dianggap memerlukan program pengembangan ke lembaga
pelatihan yang ada di Turki setahun sebelum mengikuti pelatihan. Pihak sekolah lebih tahu
apa yang dibutuhkan oleh guru mereka atau sekolah lebih mengetahui guru mana saja yang
perlu ditingkatkan kompetensinya.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kebijakan pendidikan tinggi yang selalu berganti dengan tujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan, serta menghasilkan lulusan pendidikan tinggi yang dapat bersaing dan
dapat menerima perubahan dan mampu beradaptasi dengan segala perubahan globalisasi.
Pembaharuan sistem kebijakan Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
72
Esmi Warassih, (2011), Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, Cetakan Kedua, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang, hlm. 179.
Untuk mewujudkan nya, maka dalam pendidikan, baikperguruantinggi negeri
maupunswastamengembangkan kurikulum berdasarkan Kerangka Kualifikasi
NasionalIndonesia (KKNI). Kurikulumpendidikan tinggidi Indonesia
berbasiskompetensi(mengacu pada pencapaian kompetensi),yakni akumulasike-
mampuanseseorang dalam m-
laksanakansuatudeskripsikerjasecaraterukurmelaluiasesmenyang terstruktur73.Dengankata
lain,kurikulumpendidikan tinggi saat ini berbasis kompetensiyang mengacu
padakualifikasiakademik.
Berdasarkan hasil studi Willis Towers Watson yang meneliti tentang praktik
terbaik manajemen bakat dan program penghargaan karyawan pada tahun2014bahwa
8dari10perusahaandi Indonesia kesulitan mendapatkan lulusan perguruan tinggi yang
siappakai. Untuk menanggapikendala ini,tokohpendidikan Indonesia,Prof.Dr.Arief Rachman
mengatakan bahwa kita perlu memilikikonsep pendidikan tinggi yang modern
untukmenciptakan lulusan yang kompeten dan memiliki skill yangmumpuni.74
Pendidikan tidak hanya membekali generasi muda untuk menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi dan kemampuan bekerja serta memecahkan masalah, melainkan kemampuan
untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, pe- ngertian,
dan tanpa prasangka. Tugas pendidikan untuk pada saat yang bersamaan, setiap peserta
didik memperoleh pengetahuan dan memiliki kesadaran bahwa hakikat manusia adalah
beragam, tetapi dalam keragaman tersebut terdapat persamaan. Pendidikan untuk mencapai
tingkat kesadaran akan persamaan antar sesama manusia dan terdapat saling keter-
gantungan satu sama lain, tidak dapat ditempuh dengan pendidikan dengan pendekatan
tradisional, melainkan perlu menciptakan situasi kebersamaan dalam waktu yang relatif
lama.Dalam tigapilar,yaitulearning to know, learning to do, dan learning to live
73
Fitri, (2017),Kurikulum Nasional Berbasis KompetensiMengacuPadaKKNI.
74
USAID, (2017),Reformasi Pendidikan Tinggi di Indonesia.
togetherditujukan bagilahirnyagenerasi mudayang mampumencariinformasi dan/atau
menemukan ilmupengetahuan, yang mampumelaksana-kantugasdalam
memecahkanmasalahsecara cerdas,dan mampubekerja-sama,bertenggang rasa, dan toleran
terhadapperbedaan.Bila ketiganya berhasil dengan memuaskan akan menimbulkan adanya
rasa percaya diri pada masing-masing peserta didik, hasil akhirnya adalah manusia yang
mampu mengenal dirinya.
PENUTUP
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia seiring perjalanan waktu terus mengalami perubahan dan
pembaharuan. Hal ini bertujuan untuk memajukan pendidikan ke arah yang lebih baik.
Kaitanya dengan hal ini perlu diketahui bagaimana sistem pendidikan di negara-negara
lain. Dalam makalah ini akan Mesir menjadi negara yang akan kita bahasdan kita lihat
pendidikan dan sistem pendidikannya. Mesir memang telah menjadi kiblat keilmuan
keislaman dunia, banyak pelajar dari penjuru dunia yang menimba ilmu disana.
Dewasa ini Mesir telah mengalami transformasi cepat dalam hal perkembangan
potensi pendidikannya. Berdasarkan data Dirjen Dikti 1997, disebutkan bahwa dalam
satu juta penduduk di Mesir terdapat 400 doktor suatu angka yang signifikan bila
dibandingkan dengan potensi human resourcesdi negara-negara Islam anggota OKI
lainnya. Sekedar perbandingan, dalam skala yang sama,Indonesia hanya mencapai angka
65 Doktor dalam satu juta penduduk. Para ulama dan cendekiawan Mesir tergolong
produktif dalam hal karya ilmiah.
Universitas Al-Azhar yang terletak di Kairo, Mesir dikenal sebagai salah satu
lembaga pendidikan tinggi tertua di dunia dan sebagai universitas agama paling penting
di dunia Islam, termasuk di Indonesia hingga adanya sejarah berdirinya HMI di
Indonesia. Kehadiran Al-Azhar berperan sebagai bukti bahwa peradaban Islam
sebenarnya terbilang lebih maju dibandingkan dengan peradaban Barat karena lembaga
pendidikan tinggi bangsa barat baru didirikan sekitar 2 abad setelah Sejarah Berdirinya
Al-Azhar. Mengetahui seberapa berpengaruh universitas ini di dunia pendidikan, ada
baiknya jika kita mengetahui sedikit tentang sejarah berdirinya Universitas Al-Azhar.75
Universitas Al-Azhar menyibukkan diri dengan silabus agama, yang memberikan
perhatian khusus pada ilmu-ilmu Alquran dan tradisi nabi, di satu sisi, sementara di sisi
lain, universitas mengajarkan semua bidang sains ilmiah modern. Dengan demikian,
universitas tidak hanya memenuhi kewajibannya dalam dua bidang studi ini tetapi juga
memenuhi kewajibannya terhadap bahasa Arab yang merupakan bahasa Alquran.
Pada tahun 1961, menurut undang-undang universitas Al-Azhar No. 103 perguruan
tinggi baru ilmu terapan, seperti fakultas Kedokteran dan teknik, diperkenalkan ke
universitas Al-Azhar. Fakultas-fakultas yang baru diperkenalkan ini bukan duplikat dari
mitra mereka di universitas lain karena mereka menggabungkan ilmu empiris maupun
ilmu agama. Selain mahasiswa Mesir yang belajar di universitas Al-Azhar, ada banyak
siswa lain dari berbagai negara Islam dan Eropa. Saudara-saudara Muslim asing ini
memiliki hak yang sama persis dengan para siswa Mesir.76
B. Rumusan Masalah
75
http://www.alazhr.com/
76
http://www.britannica.com/eb/topic-46851/al-Azhar-University
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditentukan beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Latar Belakang sejaran pendidikan di Al Azhar?
2. Bagaimana sistem pendidikan di Al Azhar?
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan Al Azhar
Ketika Jawhar Sisilia, komandan pasukan Fatimiyah yang dikirim oleh Khalifah
FatimiyahAlmuiz untuk menaklukkan Mesir, mendirikan Kairo pada tahun 358 H / 969
SD ia membangun masjid Al-Azhar. Masjid itu selesai dalam hampir dua tahun. Ini
pertama kali dibuka untuk shalat pada tanggal 7 Ramadhan 361 H / 22 Juni 972
AD. Sejak itu telah menjadi masjid paling terkenal di seluruh Dunia Muslim, dan
universitas tertua yang pernah untuk studi agama dan sekuler.
Sejarawan berbeda tentang bagaimana masjid mendapatkan namanya. Beberapa
orang berpendapat bahwa itu disebut demikian karena dikelilingi oleh rumah-rumah yang
berkembang pada saat Kairo didirikan. Yang lain percaya bahwa itu pada saat itu
dianggap sebagai pertanda baik dari status tinggi yang akan dicapai masjid sebagai hasil
dari studi yang sedang dilakukan di masjid. Kelompok ketiga percaya bahwa itu dinamai
setelah "Fatima al-Zahraa" putri Nabi Muhammad (damai dan berkah besertanya) untuk
memuliakan namanya. Penjelasan terakhir ini terdengar paling mungkin sebagai
Fatimiyah sendiri dipanggil setelahnya.77
Tiga setengah tahun setelah didirikan, Al-Azhar mulai memperoleh sifat akademis
dan skolastiknya. Ramadhan, 365 H (Oktober 975 M) selama masa pemerintahan Al-
Muiz ketika kepala pengadilan Abu El-Hassan Ali bin Al-Nu'man El-Kairawany duduk
di pengadilan Al-Azhar dan membaca "El-ikhtisar "sebuah buku yang ditulis oleh
ayahnya Abu Hanifa Al-Nu'man sebagai referensi tentang hukum syiah (fiqh). Ini terjadi
di hadapan khalayak luas yang namanya dicatat di momen acara tersebut. Abu El-Hassan
adalah orang pertama yang diberi gelar Hakim Agung. Ini adalah Seminar pertama yang
diadakan di Al-Azhar yang diikuti oleh banyak lainnya. Seminar-seminar itu bersifat
religius, namun memiliki nuansa politis. Pada awal pemerintahan Al-Aziz Billah, Al-
Azhar membuat langkah besar menuju studi akademis yang nyata. Yakub ibnKillis,
menteri Al-Mu'eiz dan kemudian Al-Aziz membaca bukunya 'Al-Risalah Al-Azizyah'
tentang hukum shieite. Dia kemudian mengembangkan studi di Al-Azhar ketika dia
77
http://www.alazhr.com/
menunjuk tigapuluh tujuh ahli hukum. Dia memberi mereka gaji bulanan dan
membangun rumah di dekat Al-Azhar. Selama periode Fatimiyah, Al-Azhar adalah
bagian penting dari kehidupan intelektual. Selain seminar biasa, sesi pendidikan moral
diadakan untuk wanita. Al-Azhar juga merupakan kursi resmi para hakim pada hari-hari
tertentu dan akuntan atau kepala pemungut pajak "Muhtasib" selama hampir dua
abad.Sejak awal, seminar yang diadakan di Al-Azhar murni bersifat akademis. Mereka
secara inheren ditandai oleh diskusi ilmiah dan beasiswa gratis. Ada juga sistem
instruktur dan profesor tamu. Kegiatan semacam itu kemudian berfungsi sebagai fondasi
sistem akademik Universitas, yang kemudian dikenal di Timur dan Barat. Karena itu, Al-
Azhar telah dikenal sebagai universitas agama tertua di seluruh dunia.78
Meskipun Al-Azhar berhenti berfungsi baik sebagai universitas atau sebagai masjid
selama hampir satu abad, selama pemerintahan Ayyubiyah penelitian dilakukan dengan
cara yang sama seperti mereka selama periode Fatimiyah. Namun, mereka terutama
religius dan linguistik. Selama periode Mamluk 648-922 AH / 1250-1517 M, Al-Azhar
mengambil tanggung jawab baru terhadap dunia Muslim.
Sebagai hasil dari serangan Mughul di Asia Tengah dan penyusutan pemerintahan
Muslim di Andalusia, Al-Azhar menjadi satu-satunya tempat berlindung bagi para ulama
yang dipaksa keluar dari tanah air mereka. Para cendekiawan itu membantu Al-Azhar
untuk mencapai puncak kejayaannya selama abad ke delapan dan ke sembilan belas
(abad ke 14 dan 15). Harus disebutkan di sini bahwa Al-Azhar memainkan peran penting
dalam pengembangan ilmu pengetahuan alam. Beberapa sarjana Al-Azhar belajar
kedokteran, matematika, Astronomi, geografi dan sejarah. Mereka berupaya keras untuk
memajukan ilmu-ilmu ini bahkan di saat kemunduran dan stagnasi politik dan
intelektual.
Di bawah Ottoman, Al-Azhar secara finansial independen karena Wakaf (wakaf),
para ulama bebas untuk memilih bidang studi mereka dan buku-buku teks. Dengan
demikian Al-Azhar memiliki identitas bebas sendiri dan menjadi pusat Islam dan Arab
terkemuka. Ini menarik banyak guru dan juga banyak siswa dari seluruh dunia
Islam. Perlu disebutkan bahwa Ottoman tidak pernah menunjuk salah satu dari mereka
sebagai Imam Besar Al-Azhar. Posisi tinggi ini sepenuhnya untuk Mesir. Ketika
Bonaparte menyerang Mesir pada (1213 H / Juli 1789 M) ia memandang Al-Azhar
sebagai universitas paling terkenal di seluruh dunia Islam. Selama pengasingannya di
st. Helena dia menulis dalam produk susunya bahwa Al-Azhar adalah mitra Sorbonne di
78
http://web.archive.org/web/20040701101509/http://www.frcu.eun.eg/www/universities/html/azhar.html
Paris. Dia sangat memandang Al-Azhar Ulama sebagai elit kelas terdidik dan sebagai
pemimpin rakyat.79
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Kairo ia membentuk dewan khusus
(diwan) untuk memerintah ibukota. Dewan itu terdiri dari sembilan Syekh terkemuka di
bawah kepemimpinan Shekh Abdullah Al-Sharkawi, Imam Besar Al-Azhar pada waktu
itu. Pembentukan dewan ini berdiri sebagai bukti pentingnya Al-Azhar dan status ulama
yang tinggi.Namun, Al-Azhar adalah tempat pertemuan para penentang pendudukan
Perancis dan pusat revolusi. Sebuah komite revolusioner khusus dibentuk di bawah
kepemimpinan Sheikh Mohamed El-Sadat. Ketika revolusi pecah melawan Perancis,
Imam Besar dan Ulama Memutuskan bahwa tidak mungkin untuk melanjutkan studi
mereka, jadi mereka menutup masjid. Ini adalah satu-satunya waktu bagi Al-Azhar
ditutup karena sejarahnya yang panjang. Ketika Prancis dievakuasi tiga tahun kemudian,
Al-Azhar melanjutkan kegiatan normalnya dan menerima para guru dan
muridnya. Ketika Mohammad Ali mengambil alih kekuasaan Mesir pada 1220 H 1805
M, ia berencana untuk mendirikan negara modern. Untuk mencapai tujuannya, dia sangat
bergantung pada Al-Azhar. Dia mengirim beasiswa dari kalangan mahasiswa Al-Azhar
ke Eropa. Siswa-siswa ini adalah perintis yang mengangkat panji-panji kebangkitan
modern di Mesir. Sebagian besar tokoh terkemuka termasuk pemimpin revolusi Orabi
adalah lulusan Al-Azhar. Ini juga berlaku untuk pemimpin revolusi 1919, Saad Zaghloul
serta banyak tokoh terkemuka lainnya, Mohamed Abdu dan El-Manfaloty misalnya
menyelesaikan studi mereka di Al-Azhar.80
Ketika revolusi 1952 terjadi, Al-Azhar adalah salah satu universitas yang telah
dimodernisasi dan dikembangkan sehingga dapat secara efektif menjalankan peran
penerangannya untuk kesejahteraan tidak hanya di Mesir, tetapi juga di dunia Arab dan
seluruh dunia Islam.
79
https://sejarahlengkap.com/teknologi/sejarah-berdirinya-al-azhar
80
Alatas, Syed Farid, 2006. Fromjami`ahtouniversity: multiculturalismand Christian–Muslim
dialogue, CurrentSociology 54(1):112-32
pengaruhnya di dunia Islam, di mana para tokoh-tokoh Islam yang penting merupakan
mahasiswa dari universitas tersebut.
Sistem pembelajaran Al-Azhar membahas unik dan berbeda dengan yang lain.
Semakin universitas sekarang telah memberlakukan sistem yang modern dan canggih
untuk mendukung pelajarnya, tetapi Al-Azhar tetap memilih menggunakan sistem klasik
mereka. Al-Azhar memberlakukan sistem pelajaran dengan jenjang 4 tahun, tidak ada
absensi di kelas-kelas, dan siswa bebas memilih pelajaran dan guru yang ingin dituju.
Ikhtisar, sistem seperti itu memang terlihat tidak kondusif dan rancu, tetapi ada beberapa
makna dan maksud dibalik sistem yang telah diterapkan itu.
Sistem tanpa absensi di setiap pertemuan tersebut memiliki filosofi sebagai
mahasiswa / saya harus lebih mengutamakan ilmu yang didapat, bukan hanya dapat
diterima saja untuk mendapatkan absensi tetapi tidak mendapatkan ilmu. Selain itu,
dalam menyelesaikan administrasinya, Al-Azhar masih menggunakan sistem manual,
sedangkan kesabaran para pelajar akan dibor
Al-Azhar juga menggunakan sistem sanad (kalender) di mana para siswa bertatap
muka dengan guru untuk meminta ilmunya dan para siswa juga akan setuju juga
membahas lebih lanjut tentang ilmu yang diberikan. Selain menimba ilmu di kelas, para
siswa juga dihimbau untuk menimba ilmu melalui halaqah-halaqah di masjid Al-Azhar.
Selain itu, Al-Azhar juga memiliki ruang kelas yang sederhana dengan meja dan bangku
panjang yang biasanya ditempati oleh 5 - 7 orang. Hal inilah yang mengajarkan murid-
muridnya untuk bertindak sederhana.
Untuk sistem ujian di Al-Azhar, universitas ini menggunakan paket sistem, di mana
nilai mata kuliah yang diujikan pada saat semester genap dan ganjil disatukan. Bagi
siswa yang gagal dalam 2 pelajaran, maka akan diulang kembali selama diskusi.
Sementara siswa yang hanya gagal dalam 1 atau 2 pelajaran, tetap dinyatakan lulus
dengan ujian ulang pelajaran tersebut saja. Meskipun, Al-Azhar terlihat memiliki sistem
ujian dan penilaian yang ketat, universitas ini tetap ingin menguji kesungguhan dan
keseriusan dalam menimba ilmu pada siswa81
.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun sistem persekolahan di Mesir ada 5, yaitu Al-Azhar dengan sekolah-
sekolah/ madrasah yang bernaung di bawahnya juga disebut “Kuttab”, Sistem sekolah/
81
http://www.alazhar.gov.eg/ENGLISH/default.aspx
pengajaran bahasa asing, Sistem sekolah berbahasa Arab, Sekolah-sekolah pemerintah,
dan Sekolah asing dengan kurikulumnya sendiri.
Al-Azhar masih menggunakan system pendidikan Talaqqi (seperti majlis keilmuan
di Masjid) tanpa menggunakan ruang kelas ataupun tingkatan seperti S1, Magister atau
Doktoral. Uniknya, Pembaharuan Sistem Al-Azhar dilakukanpada awal abad 19 oleh
Muhammad Abduh yang juga dikenal sebagai tokoh pembaharu Mesir. Sejak saat itulah
universitas ini mulai menggunakan ruangan kelas, pemberian Ijazah dan Gelar serta
memiliki sistem Administrasi seperti yang kita rasakan hari ini. Penggunaan ruang kelas
dan lokasi kampus yang baru dimaksudkan agar Al-Azhar bisa menampung lebih banyak
mahasiswa.Selain itu pembaharuan dilakukan agar Al-Azhar diterima dan diakui oleh
publik internasional sebagai lembaga pendidikan yang kredibel dan dipercaya