Anda di halaman 1dari 5

1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA


PAKET INTERNET ISI ULANG KARTU TRI (3)

A. Latar Belakang Permasalahan

Di Era Globalisasi sekarang ini teknologi sangatlah penting bagi setiap

manusia. Kemajuan teknologi yang berkembang dengan sangat pesat dan semakin

canggih mendorong manusia untuk memanfaatkan teknologi sebagai sarana untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan yang lainnya.

Sejalan dengan perkembangan informasi dan komunikasi, saat ini

pemenuhan kebutuhan tersebut dapat diperoleh melalui media yang lebih modern

yaitu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi internet. Menurut Ahmadi

dan Hermawan internet adalah komunikasi jaringan komunikasi global yang

menghubungkan seluruh komputer di dunia meskipun berbeda sistem operasi dan

mesin.1

Internet kini sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat, dengan

adanya layanan akses internet di telepon seluler memudahkan bagi

siapapunmengakses informasi terkait apa saja dengan mudah dan cepat.

Berkomunikasi dengan orang lain melalui media sosial seperti facebook, twitter,

blackberry messenger (bbm) dan media sosial lainnya, transaksi jual beli pun

dapat dilakukan secara online, sehingga membuat hidup menjadi lebih praktis,

semua itu dapat dilakukan melalui telepon seluler dengan adanya layanan akses

1
Ahmadi dan Hermawan, E-Business & E-Commerse. Andi, Denpasar , 2013, hlm 68
2

internet. Internet merupakan salah satu kebutuhan utama bagi sebagian besar

orang yang tinggal di perkotaan, baik untuk kebutuhan pekerjaan ataupun untuk

kebutuhan bersosialisasi dengan komunitasnya. Pertumbuhan penggunaan dan

kebutuhan akan internet di Indonesia semakin bertambah dari tahun ketahun

sehingga bisnis dalam industri ini menjadi bisnis yang menjanjikan.

Melihat kebutuhan manusia akan penggunaan internet mealui

telekomunikasi terus berkembang, maka penggunaan jaringan dan jasa

telekomunikasi tidak lepas dari adanya penyelenggara telekomunikasi, yaitu

penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi yang disebut sebagai operator

seluler (Service Provider) atau penyedia jasa telekomunikasi.

Di Indonesia interaksi melalui telepon seluler membuat jaringan

telekomunikasi diselenggarakan oleh Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia

(ATSI). Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) adalah sebuah

organisasi para penyelenggara telekomunikasi yang saling bekerja sama terhadap

pelaksanaan penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia.2

ATSI beranggotakan 11 Penyelenggara Telekomunikasi di Indonesia yaitu

seperti PT. Bakrie Telecom, Tbk, PT. Hutchison 3 Indonesia, PT. Indosat, Tbk,

PT. Pasifik Satelit Nusantara, PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, PT.

Smart Telecom, PT. Smartfren Telecom, Tbk, PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk, PT. Telekomunikasi Seluler, PT. XL Axiata, Tbk.

Meningkatnya jumlah pengguna layanan akses Internet sebagai bentuk dari

jasa telekomunikasi tentunya harus memperhatikan aspek perlindungannya.


2
Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia,
(https://id.wikipedia.org/wiki/Asosiasi_Telekomunikasi_Seluler_Indonesia, ) diakses Tanggal 10
Februari 2018.
3

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan

Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015

Tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM.

21 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi.

Kondisi persaingan usaha di bidang telekomunikasi yang semakin ketat

membuat konsumen menjadi objek bagi perusahaan telekomunikasi untuk

mencari keuntungan dengan melakukan perbuatan yang berpotensi merugikan

konsumen, sehingga kepuasaan konsumen terabaikan diantaranya seperti

gangguan koneksi internet, kuota data paket internet yang tidak sesuai dengan

jumlah yang tertera pada kemasan kartu perdana, aktivasi paket internet yang

ternyata tidak berhasil, tidak adanya pesan pemberitahuan sisa kuota dan batas

waktu penggunaan paket internet.3

Permasalahan lain yang timbul adalah pada layanan jasa telekomunikasi

berupa isi ulang paket internet pada kartu seluler Tri. Permasalah yang terjadi

yaitu tidak adanya kuota internet pada kartu isi ulang Tri yang digunakan.

Sehingga isi ulang internet pada kartu Tri yang sudah dibeli tidak bisa digunakan

dan harus diganti atau dibeli dengan kartu isi ulang internet yang lain tanpa

adanya ganti rugi oleh pihak pelaku usaha.4

Menelaah permasalahan di atas, tentu saja ini merupakan bentuk kelalaian

pelaku usaha dan jika terus dibiarkan maka akan semakin merugikan konsumen

3
Irma Sari Ramadhani, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Atas Penggunaan Paket
Internet Pada Telepon Seluler. Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar.
2016, hlm 4.
4
Observasi Penulis, Kejadian yang penulis alami.
4

jika tidak ada ganti kerugian. Tentu saja hal ini melanggar hak-hak konsumen

pengguna jasa layanan telekomunikasi di Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen, dalam Pasal 4 huruf (a), (b) dan huruf (h) (Undang-Undang

Perlindungan Konsumen) menjelaskan bahwa, konsumen mempunyai hak atas

kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau

jasa. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau

jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.

Serta hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau

tidak sebagaimana mestinya.5

Sedangkan kewajiban pelaku usaha terhadap konsumen dijelaskan dalam

Pasal 7 huruf (e) dan (f) Undang-Undang perlindungan konsumen yaitu, setiap

pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk memberi kompensasi, ganti rugi

dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanf

aatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan. Serta memberi kmpensasi, ganti

rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau

dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

mengenai jasa layanan telekomunikasi saat ini dengan judul yaitu

5
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42.
5

“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA

PAKET INTERNET ISI ULANG KARTU TRI (3).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis mengambil

beberapa permasalahan yang nantinya akan di teliti yaitu:

1. Apa bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna paket

internet isi ulang kartu Tri?

2. Bagaimana tanggung jawab pelaku usaha atas kerugian yang di alami oleh

konsumen pengguna paket internet isi ulang kartu Tri yang tidak bisa

digunakan?

3. Upaya apa saja yang dilakukan ole pelaku usaha terhadap konsumen

pengguna paket internet isi ulang kartu Tri yang tidak bisa digunakan?

Anda mungkin juga menyukai