Anda di halaman 1dari 5

1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA


JASA ANGKUTAN UMUM DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG
NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
(Studi kasus pada Bus Simpati Star antar provinsi Kota Lhokseumawe)

A. Latar Belakang Permasalahan

Setiap muslim di dunia memiliki kewajiban untuk melakukan ibadah haji

dan umrah ke tanah suci Mekkah. Haji dan umrah merupakan salah satu ibadah

yang diwajibkan bagi setiap muslim yang mampu. 1 Transportasi merupakan

sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian,

memperkukuh persatuan dan kesatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua

aspek kehidupan bangsa dan negara. Pentingnya transportasi tersebut tercermin

pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang

dari dan ke seluruh pelosok tanah air bahkan dari dan ke luar negeri. Di samping

itu, transportasi juga berperan sebagai penunjang, pendorong dan penggerak bagi

pertumbuhan daerah yang berpotensi namun belum berkembang dalam

peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya.

Pentingnya jasa transportasi ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya

kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan ke

seluruh pelosok tanah air. Menyadari begitu besarnya peran transportasi, maka

transportasi perlu untuk ditata dalam suatu sistem transportasi nasional yang

terpadu untuk mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang aman, nyaman,

1
Abdurachman Rochimi,.Segala Hal Tentang Haji Dan Umroh. PT. Gelora Aksara
Pratama, Jakarta hlm 9
2

cepat, teratur,dan dengan biaya yang dapat dijangkau oleh semua lapisan

masyarakat.

Pengangkutan merupakan salah satu sarana pendukung pembangunan yang

sedang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Dengan adanya pengangkutan berarti

memberikan nilai lebih pada suatu barang dan atau jasa. Barang dan atau jasa dari

satu tempat akan lebih besar nilainya bila berada di tempat yang membutuhkan

barang dan atau jasa tersebut.2

Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal dari mana

kegiatan, angkutan dimulai ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan

diakhiri. Karena kegiatan pengangkutan sebagai kegiatan memindahkan barang

atau orang, maka pengangkutan menghasilkan jasa-jasa angkutan sebagai

produksinya, yang merupakan jasa dalam angkutan atau proses angkutan orang

atau barang.3 Secara teoritis, perjanjian pengangkutan merupakan suatu perikatan

yang satu pihak menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang

dari suatu tempat ke tempat lain sedangkan pihak lainnya, menyanggupi untuk

membayarongkosnya.4

Angkutan penumpang bus umum yang diselenggarakan Perusahaan

Angkutan (Bus) Umum, di atur dalam lingkup Undang-Undang Nomr 22 Tahun

2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan . Tujuan pengaturan lalu lintas dan

angkutan jalan dalam Undang-Undang tersebut dapat dilihat dalam Pasal 3 yang

pada pokoknya agar terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang

2
HMN. Purwosutjipto. Pengertian Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia 3:Hukum
Pengangkutan. Penerbit Djambatan, Jakarta, 2003, hlm 1.
3
Sutiono Usman Aji, et.al, Hukum Pengangkutan di Indonesia, Ctk Pertama. Rineka
Cipta. Jakarta. 1990, hlm 120.
4
R. Subekti.. Aneka Perjanjian. Citra Aditya. Bandung, 1995, hlm 69.
3

aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk

mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum,

memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi

martabat bangsa.

Penyelenggaraan angkutan penumpang bus umum yang aman, selamat, dan

tertib, juga merupakan bagian penting dan menjadi salah satu tujuan utama dalam

suatu penyelenggaraan angkutan. Untuk memenuhi tujuan utama tersebut, maka

setiap penyelenggaraan angkutan penumpang bus umum wajib memenuhi standar

pelayanan minimal yang meliputi: a. Keamanan; b. Keselamatan; c. Kenyamanan;

d. Keterjangkauan; e. Kesetaraan; dan f. Keteraturan, seperti yang ditentukan

dalam Pasal 141 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009.

Kenyataan dalam praktek, pemenuhan berbagai aspek standar pelayanan

minimal tersebut (seperti yang ditentukan dalam UULLAJ No. 22 Tahun 2009),

khususnya berkaitan dengan keselamatan penumpang (bus umum) belum dapat

terlaksana seperti yang diharapkan. Jumlah kecelakaan lalu lintas masih sangat

tinggi. Kecelakaan tersebut telah mengakibatkan timbulnya korban dan kerugian

materiil yang sangat besar, termasuk di antaranya penumpang bus umum. Kondisi

di lapangan tesebut menimbulkan pertanyaan terhadap perlindungan hukum

terhadap penumpang bus umum.

Berbagai peristiwa kecelakaan tersebut juga di atas, juga di alami oleh jasa

angkutan umum yaitu Bus Simpati Star. Selama setahun terakhir ini jasa angkutan

Bus Simpati Star sudah sering mengalami berbagai macam kecelakaan.

Kecelakaan yang terjadi mengakibatkan beberapa korban mengalami cidera


4

bahkan meninggal dunia. Maka untuk menuntut haknya, penumpang

mengharapkan perlindungan yang baik dari pihak jasa angkutan umum tersebut.

Pasal 19 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen. Ayat (2) pasal tersebut menyatakan bahwa ganti rugi dapat berupa

pengembalian uang atau penggantian barang, jasa yang setara jenis atau nilainya,

perawatan kesehatan, pemberian dan satunan yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

mengenai perlindungan hukum terhadap pengguna jasa angkutan umum Bus

Simpati Star dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

KONSUMEN PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM DITINJAU DARI

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis mengambil

beberapa permasalahan yang nantinya akan di teliti yaitu:

1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa

angkutan umum Bus Simpati Star?

2. Apa kendala yang dihadapi oleh biro perjalanan angkutan umum Simpati

Star dalam memberikan perlindungan hukum terhadap konsumen

pengguna jasa angkutan umum?


5

3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh biro perjalanan angkutan umum

Simpati Star dalam memberikan perlindungan hukum terhadap konsumen

pengguna jasa angkutan umum?

Anda mungkin juga menyukai