Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH STUDI ISLAM

“ KARAKTERISTIK DAN PRINSIP - PRINSIP AJARAN ISLAM ”

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam

Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Royani, S.Ag., M.Hum.

Disusun Oleh :

Kelompok : 4 ( Empat )

Kelas : 2 B Pendidikan Fisika

Nama Anggota :

1. Siti Nurul Maulidah (11200163000038)


2. Nabilah Nur’Octavia (11200163000056)
3. Rahmadita Auliaismi (11200163000061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan begitu banyak limpahan
rahmat dan nikmat - Nya, Shalawat dan salam semoga senantiasa tersampaikan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah begitu banyak mengajarkan kebijakan dan
menyebarkan ilmunya pada semua umatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
secara maksimal dan optimal guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam, dengan judul
“KARAKTERISTIK DAN PRINSIP - PRINSIP AJARAN ISLAM”.

Kami ucapkan terimakasih sebesar - besarnya kepada Bapak Dr. Ahmad Royani, S.Ag.,
M.Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Islam yang telah membimbing serta
memberikan ilmu kepada kami. Tugas ini diberikan semoga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terhadap materi yang dipelajari.

Kami menyadari akan segala kekurangan dari penulisan ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran kami harapkan dari Dosen maupun para pembaca, dan pihak - pihak lainnya, demi
perbaikan kesempurnaan makalah yang akan datang. Akhir kata, terhadap tugas ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, kami ucapkan terima kasih.

Tanggerang Selatan, 01 Oktober 2021

Penyusun

DAFRTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Karakteristik setiap ajaran agama memiliki perbedaan masing - masing yang sesuai
dengan pemikiran dan pemahaman terhadap al - Kitab yang dipelajari sebagai dasar dalam
beragama. Islam pun mempunyai karakteristik sendiri, berbeda dengan agama lain di dunia.
Studi tentang karakteristik ajaran Islam tidaklah mudah, karena ruang lingkup
permasalahan yang sangat luas. Mengenai karakteristik ajaran Islam yang berhubungan
dengan bidang- bidang yang ada dalam kehidupan sehari - hari. Misalnya dalam bidang
kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya. Karena perbedaan
karakteristik setiap ajaran agama inilah, yang menimbulkan berbagai perbedaan ajaran
setiap agama.
Pedoman atau dasar ajaran Islam untuk kehidupan umat muslim adalah al - Qur’an
dan hadis yang mana di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana
seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam
arti yang seluas - luasnya. Umat Muslim dituntut memiliki kecakapan dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai - nilai dalam ajaran agama Islam secara kaffah
( sempurna ) dalam bentuk perilaku sebagai reprentasi dari nilai - nilai keislaman seseorang
dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Karakteristik tersebut dapat kita lihat dalam
sumber ajaran al - Qur’an dan Hadist. Kedua sumber ini memberi karakteristik tersendiri
dalam berbagai bidang tersebut yang berguna bagi kehidupan umat manusia sepanjang
masa.
Ajaran Islam memiliki konsepsi yang khas dan dapat dikenali dengan berbagai bidang
keilmuannya. Perbedaan karakteristik dalam Islam menunjukkan keragaman yang luas,
akan tetapi umat Islam mempunyai konsepsi jiwa persatuan umat “ rahmatan lil ‘alamin ”.
Islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, sampai pada kehidupan rumah tangga dan lain - lain. Untuk
memahami berbagai dimensi ajaran Islam tersebut jelas memerlukan berbagai pendekatan
yang digali dari berbagai referensi atau ilmu.
Nilai - nilai ajaran Islam hanya bisa dicapai apabila konsep dan karakteristik ajaran
Islam dikembangkan melalui pemahaman humanistik. Itulah sebabnya, karakteristik ajaran
Islam memuat berbagai bidang, yang di dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan, sosial, kesehatan, pekerjaan,
serta Islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Umat Islam harus mampu mengakomodir hal
penting yang bernilai kemanusiaan dalam beberapa bidang pengetahuannya yang
berlandaskan ajaran Islam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan karakteristik dalam ajaran agama Islam ?
2. Apa saja makna yang terkandung dalam karakteristik ajaran Islam
3. Bagaimana prinsip - prinsip yang digunakan dalam agama Islam ?
4. Apa saja yang menjadi perbedaan dan persamaan ajaran agama islam dengan agama -
agama yang lain ?

C. TUJUAN
1. Memahami pengertian dari karakteristik agama Islam.
2. Mengidentifikasi makna dari karakteristik ajaran agama Islam.
3. Memahami prinsip - prinsip ajaran agama Islam.
4. Mengetahui persamaan dan perbedaan ajaran agama Islam dengan agama lain.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN MAKNA KARAKTERISTIK DALAM AJARAN ISLAM


1. Pengertian Karakteristik Dalam Ajaran Islam
Karakteristik berasal dari bahasa inggris yaitu “ character ” yang berarti watak,
karakter, dan sifat. Selanjutnya kata ini menjadi characteristic yang berarti sifat yang
khas yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Dalam kamus bahasa
Indonesia character berarti sifat, rupa atau keadaan. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat diketahui bahwa yang dinamakan dengan karakteristik adalah sifat, watak, dan
keadaan yang melekat pada ajaran islam tersebut yang sekaligus dapat dikenali dan
dirasakan manfaat dan dampaknya oleh mereka yang mengamalkan ajaran islam
tersebut. 1
Ditinjau dari akar katanya, Islam berasal dari kata sa-la-ma yang berarti selamat
atau damai. Sedangkan menurut istilah adalah menerima segala perintah dan larangan
Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan kepada Nabi. Islam memiliki
karakteristik yang khas dengan agama - agama sebelumnya. Dalam memahami Islam
dan ajarannya, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam perlu dikaji secara
seksama, sehingga dapat dihasilkan pemahaman yang komprehensi. Hal ini penting
dilakukan karena kualitas pemahaman ke-Islaman seseorang dapat mempengaruhi pola
pikir, sikap dan perilaku dalam menghadapi berbagai permasalahan yang berkaitan
dengan Islam.
Bedasarkan pengertian tersebut, karakteristik ajaran islam adalah watak / karakter
yang dimiliki oleh setiap umat Muslim dengan berpedoman pada Al - Qur’an dan Al -
Hadits dalam berbagai ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia di berbagai bidang,
baik agama, muamalah ( kemanusian ), ekonomi, sosial, politik, pendidikkan, kesehatan,
dan lain - lain. Dengan banyaknya bidang keilmuan tersebut diperlukan kepada umat
Islam untuk memahami secara mendalam ajaran Islam yang senantiasa membawa umat
manusia dalam kehidupan yang cinta, damai, dan sejahtera.
2. Konsep Karakteristik Ajaran Islam

1
Nata Budiman, Study Islam Komprehensif. Kencana, Jakarta, 2012, hal - 116
Dari berbagai sumber tentang Islam yang ditulis para tokoh, dapat diketahui bahwa
Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam
berbagai bidang, seperti bidang agama, mu’amalah ( kemanusiaan ) yang di dalamnya
termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan,sosial, ekonomi, politik,
kehidupan, lingkungan hidup, kesehatan pekerjaan, serta Islam sebagai sebuah disiplin
ilmu. Konsep ajaran Islam dalam berbagai bidang yang menjadi karakteristik ajaran
Islam itu dapat dikemukakan, sebagai berikut :2
a) Bidang Agama
Karakteristik di bidang ini adalah mengakui adanya pluralisme sebagai sesuatu
kenyataan, mengakui adanya universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada
Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik, dan mengajak pada keselamatan yang
berlandaskan Al - Qur’an dan Hadits. Islam adalah agama yang dengan tegas
mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganisme, dan menjalankan
ajaran masing - masing dengan penuh kesungguhan.
b) Bidang Aqidah
Karakteristik di bidang ini meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah SWT.,
sebagai Tuhan yang wajib di sembah dalam bentuk 2 kalimat syahadat yang
selanjutnya harus di terapkan dalam aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga
aktivitas bernilai ibadah dan dasar dalam tingkah laku, serta berbuat yang pada
akhirnya menimbulkan amal shaleh
c) Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ini yaitu bersikap terbuka, akomodatif, dan
selektif. Islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar,
tetapi bersamaan dengan itu Islam juga selektif, yakni tidak bergitu saja menerima
seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan
dengan ajaran Islam sendiri dalam konteks historis Islam yang penting dalam
peradaban dunia. Persoalan ilmu dan kebudayaan adalah persoalan bagaimana
manusia mewujudkan eksistensi dirinya dengan kekuatan akal, hati, dan jiwa dalam
lapangan hidup dan cara - cara yang ditempuhnya dalam menghadapi tantangan

2
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam , 79 - 94
kesejahteraan dalam hidup, bahkan islam memandang bahwa orang menuntut ilmu
sama nilainya dengan berjihad di jalan Allah SWT..
d) Bidang Pendidikkan
Karakteristik di bidang ini, sejak pada masa klasik umat islam di akulturasi
operasional pendidikkan islam yang berpedoman pada Al - Qur’an dan Hadits dalam
merumuskan berbagai persepsi mengenai manusia melalui pendidikkan sarana yang
mendasari lahirnya peradaban dunia. Islam memandang pendidikkan adalah hak bagi
setiap orang ( education for all ), laki - laki atau perempuan, dan berlangsung
sepanjang hayat ( long life education ). Dalam bidang pendidikkan, islam memiliki
rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, metode, guru, dan sarana.
e) Bidang Sosial
Karakteristik ajaran Islam di bidang sosial, bahwa islam mengajarkan setiap manusia
untuk hidup damai, tolong menolong, saling menghargai tentang hak dan kewajiban,
tenggang rasa, serta kebersamaan. Atas dasar ini, maka dalam islam semua orang
memiliki kesempatan yang sama. Bryan S. Turner dalam memahami fungsi sosial
bagi masyarakat manusia, para sosiolog agama menempatkan agama sebagai perekat
sosial yang merekat potensi - potensi antagonistik ( menentang ) antar individu atau
sebagai candu sosial yang menekan konflik kepentingan antara kelompok -
kelompok yang cenderung antagonistik ( menentang ). 3Islam mempunyai cara
tersendiri dalam kehidupan sosial, salah satunya apabila urusan ibadah dilakukan
tidak sempurna ( batal ) karena melanggar pantangan tertentu, maka kifarat
( tembusannya ) adalah dengan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan urusan
social seperti memberi makan kepada orang yang tidak mampu.
f) Bidang Ekonomi
Islam memandang bahwa kehidupan harus dilakukan secara seimbang, dan
memisahkan antara urusan dunia dan akherat. Padangan Islam mengenai kehidupan
demikian, secara tidak langsung menolak kehidupan yang bercorak sekuleristik,
yaitu kehidupan yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama.
Agama harus terlihat dalam mengatur kehidupan dunia. Sistem ekonomi dalam Islam
mempunyai beberapa kelebihan yang tercermin dari beberapa karakteristik yaitu

3
Bryan S. Turner . Religion and Social Theory, terj. Inyiak Ridwan Munir, ( Yogyakarta: IRCiSoD, 2012 ), 212
bersumber dari Tuhan dan Agama ( Al - Qur’an dan Hadits ), ekonomi secara
pertengahan dan berimbang, ekonomi berkecukupan dan berkeadilan, serta ekonomi
pertumbuhan dan barakah.
g) Bidang Kesehatan
Karakteristik Islam di bidang ini menekankan segi kebersihan lahir dan batin.
Sementara itu Islam memandang kebersihan lahir-batin ( jiwa ) dalam istilah nafs,
akhlak, dan irfan4. Artinya, kebersihan jiwa manusia dapat mengambil bentuk
kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, pakain, makanan, minuman,
dan lain-lain. Sedangkan pada kebersihan batin dapat diwujudkan melalui bentuk
keikhlasan dan kekhusukan, perintah tersebut berbarengan dengan perintah
menyampaikan ajaran Islam dan membesarkan nama Allah SWT
Firman Allah SWT :
“ Sesungguhnya Allah menyukai orang - orang yang bertaubat dan senang kepada
orang-orang yang membersihkan diri “. ( QS. Al - Baqarah [ 2 ] : 222 )
h) Bidang Politik
Islam tidak menetapkan bentuk politik pemerintahan tertentu, oleh karena setiap
bangsa boleh menentukan politik di negaranya masing - masing. Namun, yang
terpenting bentuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk
menegakkan keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, kedamaian, dan
ketentraman masyarakat. Di era kontemporer ini masalah politik, berhubungan
dengan bentuk pemerintahan. Hal ini sebagaimana kita mengenal berbagai bentuk
pemerintah seperti republik yang dipimpin presiden, kerajaan yang dipimpin raja,
dan sebagainya.
i) Bidang Pekerjaan
Karakteristik ajaran Islam di bidang ini dapat dilihat dari ajarannya mengenai kerja.
Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Atas dasar ini,
maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada
pengabdian terhadap Allah SWT., dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain.

Allah SWT berfirman :


4
Abdullah Abdul Husain at - Tariqi, Ekonomi Islam : Prinsip, Dasar, dan Tujuan, terj. M. Irfan Syofwani, (Yogyakarta:
Magistra Insania Press, 2004 ), 15 - 19
“ Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” ( Qs. Al - Mulk [ 67 ] : 2 )

3. Makna Karakteristik Ajaran Islam

4. Karakteristik Islam dalam Bidang Ilmu dan Kebudayan


Para ilmuwan muslim juga mempergunakan berbagai pendekatan untuk
mengetahui dan memahami karakteristik ajaran islam. Dan tidak untuk memperdebatkan
antara satu stu dengan yang lainnya. Melainkan lebih mencari sisi persamaan utntuk
kemaslahatan umat. Karakteristik tersebut mencerminkan islam sebagai risalah yang
dibawa Muhammad merupakan pelengkap risalah-risalah yang telah dibawa terlebih
dahulu.
Islam bisa dibilang bisa menjiwai dalam setiap bidang selain agama. Hal itu
membuat islam memiliki karakteristik tersendiri jika dipraktekkan dalam segala aspek
kehidupan seperti ekonomi, hukum, etika, sosial, pendidikan dan lain sebagainya.
Diantara karakteristik yang menonjol itu antara lain dalam bidang ilmu dan budaya.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka,
akomodatif, tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi islam terbuka dan akomodatif untuk
menerima berbagai masukan dari lua, tetapi bersamaan dengan itu islam juga selektif,
yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu
dan kebudayaan yang sejalan dengan islam.
Karakteritik dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut dapat pula
dilihat dari 5 ( lima ) ayat pertama surat al-Alaq yang diturukan Tuhan kepada Nabi
Muhmmad SAW. Pada ayat tersebut terdapat kata iqra’ yang diulang sebanyak dua kali.
Kata tersebut menurut A. Baiquni, selain berarti , membaca dalam arti biasa, juga berarti
menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisa
dan penyimpulan secara induktif.
Demikian pentingnya ilmu ini hingga islam memandang bahwa orang menuntut
ilmu sama nilainya dengan jihad dijalan Allah. Islam menempuh jalan demikian, karena
denga ilmu pengetahuan tersebut seseorang dapaat meningkatkan kualitas dirinya untuk
meraih berbagai kesempatan dan peluang. Hal demikian dilakukan islam, karena
informasi sejarah mengatakan bahwa pada saat kedatangan islam ditanah Arab, masala
ilmu pengetahuan dalah milik kaum elit tertentu yang tidak boleh dibocorkan kepada
masyarakat umum. Hal demikian juga dilakukn agar masyarakat tersebut bodoh yang
selanjutnya mudah dijajah, diperbudak dan disampingkan keyakinannya serta domba.

B. PRINSIP - PRINSIP AJARAN ISLAM


Pengertian Prinsip
Prinsip dapat diartikan sebagai dasar, landasan atau sumber dalam bertindak, segala
sesuatu pasti memiliki prinsip begitu pula agama, dan prinsip suatu agama tentu berbeda
dengan prinsip agama yang lain, seperti hal nya agama islam yang memiliki beberapa
prinsip di dalamnya, jika dalam pengertian Bahasa prinsip dapat diartikan sebagai sumber
atau dasar, namun dalam islam dua kata itu memiliki pemahaman yang berbeda, kata
sumber dapat diartikan sebagai tempat rujukan dimana di dalam islam rujukan kita ada 4
yakni Al-Qur’an, al-Hadis, al-Ro’yu dan al-Ijma’. Dan arti dari dasar disini adalah tempat
yang dijadikan pijakan atau dasar dalam bertindak.
Macam-macam prinsip5
a. Sesuai dengan fitrah manusia
Manusia terlahir dengan fitrah nya masing-masing, yang dimaksud dengan fitrah disini
adalah suatu potensi yang dibawa oleh seseorang sejak lahir. Di antara fitrah manusia adalah
fitrah beragama atau potensi beragama, seseorang yang baru dilahirkan akan mengambil
bentuk kepercayaan yang mempengaruhi dirinya. Misal, anak yang dilahirkan dengan latar
belakang keluarga islam maka ia akan menjadi penganut islam. Fitrah dalam arti sebagai
potensi dasar tidak hanya bergelut dalam masalah agama saja namun keingintahuan terhadap
sesuatu dan menyukai atau mencintai lawan jenis juga bisa disebut fitrah, dalam islam fitrah
manusia dijaga dan dilindungi agar berkembang secara terarah, sebagaimana konsep dalam
maqashid syari’ah (tujuan agama) yaitu melindungi jiwa, melindungi agama, melindungi
akal, melindungi harta benda, dan melindungi keturunan. Dengan prinsip sesuai dengan
fitrah, agama islam selain harus melindungi fitrah manusia juga memiliki aturan yang

5
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, hal. 82
menyesuaikan dengan kebutuhan fitrah manusia diantaranya perintah untuk menikah,
mencari nafkah dan sebagainya.
b. Keseimbangan
Seimbang disini adalah seimbang antara urusan dunia dan akhirat, artinya tidak berat
sebelah atau terlalu mengutamakan kenikmatan dunia dari pada menyiapkan bekal untuk
kehidupan akhirat. Hakikatnya manusia terdiri dari dua unsur yakni jasmani dan rohani,
unsur jasmani terbentuk dari tanah atau asal diciptakannya manusia oleh karena itu unsur
jasmani lebih condong terhadap kehidupan dunia sedangkan unsur rohani adalah roh yang
berasal dari tuhan, memiliki kecenderungan untuk beribadah, kehidupan yang seimbang
bukanlah kehidupan yang jalan ditempat, beribadah terus menerus, tidak menikah, tidak
bekerja dan hanya menghabiskan waktunya untuk beribadah semata, namun kehidupan
seimbang adalah kehidupan dinamis dimana seseorang tetap berusaha untuk mendapatkan
kehidupan yang layak di dunia dengan tetap menjalankan perintah Allah sebagai beka
kehidupan akhirat, demikianlah kehidupan seimbang yang dimaksud oleh islam.
c. Sesuai dengan keadaan zaman dan tempat
Islam adalah agama penyempurna bagi agama-agama sebelumnya dan sekaligus agama
bagi seluruh umat hingga akhir zaman, namun dewasa ini banyak paham paham yang
menyatakan bahwa agama islam dinilai kurang relevan dengan keadaan yang sudah modern
ini. Perlu diingat bahwa al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah sebagai kitab suci agama
islam adalah suatu mu’jizat terbesar dimana al-Qur’an mengandung petunjuk bagi umat
terdahulu hingga akhir zaman. Bagaimana bisa al-Qur’an memberi petunjuk untuk masa
depan dan yang jelas-jelas belum pernah terjadi? Maka inilah letak mu’jizat al-Qr’an. Ayat
dalam al-Qur’an terbagi menjadi dua sifat yakni, ayat yang bersifat pasti (qath’i) yaitu ayat
yang tegas, yang sudah dijelaskan secara detail terperinci dan tidak dapat dirubah, seperti
perintah ibadah atau hukum halal haramnya sesuatu dan ayat yang bersifat (dzanni) atau
dapat diinterpretasikan sesuai dengan perkembangan zaman seperti ayat tentang jual beli,
perdagangan yang dalam al-Qur’an sengaja tidak dijelaskan secara terperinci agar bisa
diinterpretasikan sesuai perkembangan zaman yang ada dengan syarat tidak bertentangan
dengan ayat yang bersifat qath’i
d. Tidak menyusahkan manusia
Hakikat agama islam adalah agama yang damai, membawa manusia dari zaman
kedzaliman menuju zaman yang penuh keadilan, dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang
tahu tentang teknologi dan sebagainya. Maka dari itu salah satu prinsip ajaran islam adalah
agama yang tidak menyusahkan pemeluknya dan bahkan agama yang sangat menghormati
dan memposisikan pemeluknya pada derajat tertinggi bagi orang yang taat beragama. Bukti
dari agama islam bukanlah agama yang mempersulit umat nya adalah adanya keringanan
atau dispensasi bagi siapapun yang tidak mampu menjalankan ibadah secara sempurna
seperti pada umumya. Orang yang tidak bisa sholat sambil berdiri maka diperbolehkan
sholat sambil duduk, bagi para musafir diperbolehkan men-jama’ sholat dan masih banyak
berbagai macam keringanan yang diberikan agama islam bagi umat nya yang tidak mampu.
Namun terlepas dari hal itu, bagi orang islam yang tidak memiliki alasan atau mampu
mengerjakan ibadah secara sempurna maka secara otomatis keringanan itu tidak berlaku.
e. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Islam bukanlah agama kolot atau ketinggalan zaman dan tidak relevan jika diterapkan di
ranah kehidupan sekarang ini. Salah satu prinsip dalam islam yakni sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat dibuktikan bahwa sampai detik ini islam masih menjadi
agama dengan penganut mayoritas dimuka bumi ini. prinsip-prinsip atau landasan berfikir
dalam islam bukan datang dari pemikiran manusia belaka namun sudah jelas tertulis di
dalam al-Qur’an maupun sabda nabi Muhammad SAW adapun prinsip ini memiliki dalil-
dalil dan diantara dalil tersebut adalah: pertama, firman Allah yang pertama turun yakni Q.S
Al-alaq ayat 1-5 yang intinya menyeru manusia untuk membaca sebagai media untuk
mengetahui hal baru, dengan membaca orang tidak akan tertinggal ilmu pengetahuan dan
dari membaca pula lahirlah ilmuan dan penemu berbagai macam teknologi. Kedua, semua
ibadah tidak akan dianggap sah apabila yang mengerjakan tidak mempunyai ilmu,
maksudnya orang yang beribadah tanpa adanya pemahaman terhadap perbuatan yang ia
kerjakan maka dianggap tidak sah, contohnya sholatnya orang gila atau hilang akal maka
dianggap tidak sah meskipun sholat yang dikerjakan sempurna. Ketiga, adanya sabda nabi
Muhammad SAW yang mewajibkan kaumnya untuk menuntut ilmu. Keempat, umat islam
dianjurkan untuk berdo’a memohon kepada Allah agar diberi ilmu. Berdasarkan sumbernya
ilmu dibagi menjadi dua, ilmu laduni yaitu ilmu yang diperoleh langsung dari Allah yang
biasanya diberikan kepada para nabi dan wali dan ilmu kasbi adalah ilmu yang diperoleh
dengan cara berusaha sebagaimana manusia biasa harus berusaha dan berdoa kepada Allah
agar diberi ilmu. Kelima, kita harus menyadari bahwa hakikat ilmu adalah milik Alah SWT
maka tidak sepatutnya manusia bersombong diri dengan kepintarannya atau kemampuannya
dalam menemukan sesuatu, semua itu adalah milik Allah dan manusia harus bersyukur atas
segala yang telah Dia berikan. Contoh umum bahwa islam selaras dengan teknologi adalah
banyak dari hasil penemuan saat ini yang menganjurkan untuk mengkonsumsi air zam-zam,
habbatus sauda’, madu dan berbagai obat obatan zaman dahulu yang digunakan Rosulullah
dan ditemukan pula banyak seperti teori-teori kimia, fisika, maupun tentang organ-organ
manusia yang sudah terdapat di dalam Al-Qur’an. Selain islam sejajar dengan ilmu
pengetahuan islam juga memberikan arah pada ilmu pengetahuan. Banyak dari para ilmuan
masuk islam setelah melakukan penelitian karena terkagum-kagum dengan kuasa Allah
yang maha besar, dengan ini maka ilmu pengetahuan telah mengarahkan pada kepercayaan
terhadap kebesaran Allah.
f. Berbasis pada penelitian
Penelitian adalah sebuah proses pengkajian terhadap suatu objek secara lebih mendalam,
selain berguna untuk mendapat informasi penelitian juga bertujuan untuk mengetahui
banyaknya manfaat dari ciptaan Allah. Segala sesuatu yang Allah ciptakan di muka bumi ini
semuanya memiliki manfaat yang luar biasa. Salah satunya memberikan inspirasi bagi para
illmuan zaman dahulu dalam menemukan teknologi baru dengan metode penelitian, contoh:
dari burung manusia terinspirasi membuat pesawat, dari onta manusia terinspirasi membuat
kendaraan yang bisa berjalan dalam jarak jauh dengan simpanan bahan bakar, dari angsa
manusia terinspirasi membuat kapal laut. Semua penelitian akan berdampak besar terhadap
kehidupan baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun untuk kecukupan materi.
g. Berorientasi pada masa depan
Agama islam sangat mengajarkan agar umatnya dapat menyusun diri untuk masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dan sekarang. Dengan adanya orang tua yang memasukkan
anaknya ke jenjang sekolah maupun perkuliahan, ini bisa sangat mungkin bagi orang
melihat anaknya meraih kesuksesan dengan orang tua membekali anaknya dengan ilmu-
ilmu agama serta ilmu umum yang di berikan di sekolah maupun lingkungan sekitarnya.
Adapun prinsip-prinsip berorientasi ke masa depan ialah sangat penting dilakukan,
dengan berorientasi ke masa depan, seseorang akan lebih kreatif, optimis, dan dinamis.
Selain itu dengan berorientasi seseorang akan meningkatkan hasil kerja/belajarnya, sehingga
akan tetap berguna bagi dirinya dan orang lain.
h. Kesederajatan
Kesederajatan juga dapat diartikan sebuah pandangan, pada hakikatnya manusia
diciptakan tuhan dengan bahan dan proses yang sama hanya saja yang membedakan adanya
berbagai latar belakang kebangsaan, agama, budaya, bahasa dan adat istiadatnya.
Dengan prinsip “Semua di mata Tuhan sama, hanya amal baik/buruknya yang
membedakannya” manusia akan saling menghargai satu sama lain atas dasar iman, takwa,
dan baiknya. Atas dasar ini, manusia akan berlomba-lomba dalam kebaikan dan
menghormati orang lain atas dasar kesadaran dirinya yang sudah mulai mengedepankan
kesederajatan satu sama lain. Dengan prinsip kesederajatan ini, seseorang yang memiliki
kekayaan akan berkata, bahwa kekayaan adalah amanah yang akan dipertanggung jawabkan
dan digunakan untuk pelaksanaan iman dan takwa serta amal soleh.
i. Keadilan
Keadilan ini tidak sama jauh dengan kesederajatan hanya saja keadilan didasarkan atas
perasaan yang memberikan kesempatan yang sama, seimbang, proporsional dan tanggung
jawab.
Prinsip keadilan dalam islam ini merupakan perekat, pemersatu, dan penyeimbang antara
berbagai tindakan dan perbuatan yang dilakukan manusia, yang memungkinkan setiap orang
akan merasa kepuasan tersendiri. Seperti halnya ketiadaan prinsip keadilan ini pangkal
utama timbulnya ketidakpuasan yang memicu tindakan unjuk rasa, demo, dan anarkis.
j. Musyawarah
Musyawarah sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi di
dunia, bukan saja di Indonesia, karena setiap ada masalah sebaiknya dipermusyawarahkan
terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan dengan mudah, karena musyawarah mengandung
saran, masukan, pertimbangan, dan pendapat berbagai pihak secara demokratis. Dengan
adanya musyawarah ini lebih mempermudah suatu kelompok/masyarakat memecahkan
segala apa-apa yang ingin di selesaikan dengan cara ini.
k. Persaudaraan
Prinsip dalam hal fitrah dan insting semua manusia adalah sama. Mereka butuh tempat
tinggal, bergaul, dan berinteraksi, oleh karenanya semua hal ini merupakan dasar atau
sebagai landasan terbangunnya suatu konsep persaudaraan antar manusia. Didalam agama
pun diajarkan tentang menjaga tali persaudaraan yaitu menjaga ukhuwah yang bersifat
manusiawiyah yang harus tetap dijaga sesama umat muslim agar tetap terbangunnya tali
persaudaraan/silaturahmi antar sesama, dalam Al-Quran di jelaskan “Dan tolong-
menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolonglah
kamu dalam masalah kebajikan, dan bertakwalah kepala Allah, sesungguhnya azab Allah
sangatlah berat”. (Al Maidah:2) Oleh karena itu sangatlah penting kita menjaga
persaudaraan sampai akhir hayat.
l. Keterbukaan
Keterbukaan adalah suatu sikap yang meyakini kebenaran suatu agama atau ideologi dan
berusaha mempertahankan dan mengamalkannya. Dengan kata lain, keterbukaan bukanlah
bersikap menerima semua yang dari luar tanpa penelitian atau penyaringan, melainkan mau
menerima informasi atau kebenaran dari manapun datangnya dengan tetap cermat mentelaah
apa yang sampai kepada kita.
Prinsip keterbukaan itu sangat penting karena dalam keterbukaan ini kita dapat membuka
wawasan kita terhadap ilmu-ilmu yang kita dapat dan membuat kepribadian kita semakin
matang dapat bersikap, dengan keterbukaan yang seperti ini kita jangan hanya menebak apa
yang orang sampaikan sehingga kita mempunyai pemikiran yang salah terhadap orang itu,
oleh karena itu sangat pentingnya kita menyaring informasi atau ilmu-ilmu yang kita dapat
untuk tetap di pelajari dan menelaahnya jangan hanya “sami’na wa athto’na” lalu kita sebar
luaskan begitu saja tanpa tau asal-usulnya dan tidak ada yang bertanggung jawab.

C. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN AJARAN ISLAM DENGAN AGAMA LAIN


Adapun persamaan islam dengan agama-agama lain adalah sama–sama diturunkan oleh Allah
kepada manusia melalui perantara nabi dengan tujuan agar manusia mengesakan Allah atau
memujanya, sebagai wujud dari rasa syukur kita sebagai makhluk yang diciptakan Nya[6]. Dan
perbedaaan antara islam dan agama lainnya menurut Nasruddin Razak dalam kitab Dienul Islam ada
dua point penting6 , diantaranya:
1. Dari segi nama Islam
Pada umumnya agama diberi nama setelah berlalunya zaman penyebaran agama tersebut dengan
nama agama dinisbatkan dari pencetus agama atau asal berkembangnya agama itu. Misal: Agama

6
Nasruddin Razak, Dienul Islam (Bandung: Alma’arif,1989) cet. 10, h. 55
Budha disandarkan kepada nama “Sidharta Gautama Buddha” budha merupakan gelar bagi sidharta
yang dianggap memperoleh penerangan agama, Agama Yahudi suatu agama yang dianut oleh orang-
orang yahudi, asal nama dari negara yahuda. Oleh sebab itu orang barat menyebut kita dengan
Mohammedanism atau Mohammedan, pada hakikatnya seruan ini kurang tepat karena seakan-akan
kita penganut nabi Muhammad dan kita menyembah beliau.
Nama islam berbeda dengan agama lainnya, kata islam sama sekali tidak terikat dengan nama
tempat atau seseorang melainkan langsung dari Allah karena islam merupakan agama wahyu. Islam
berasal dari kata salima yang berarti selamat kemudian menjadi aslama yang artinya menyerahkan
diri kepada keselamatan.
2. Dari segi nama agama
“Agama” secara bahasa berasal dari Bahasa inggris religion yang dalam kamus “The Hold
Intermidate Dictionary of American English” berarti: belief in and worship of God or the
supranatural (kepercayaan dan pentembahan kepada tuhan atau kepada Yang Maha Mengetahui) dan
di dalam kamus “The Advanced Learner’s Dictionary of Currant English” berarti: beliefe in the
existence of supernatural rulling power, the creator and controller of tha univers, who has given to
men a spiritual nature which continues to exist after the death body 7 (agama adalah mempercayai
adanya kekuatan kodrat yang maha mengatasi, menguasai, menciptakan dan mengawasi, alam
semesta dan yang telah menganugerahkan kepada manusia suatu watak rohani, supaya manusia
dapat hidup terus menerus setelah mati tubuhnya) dengan ini dapat diambil kesimpulan definisi dari
agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada tuhan dan suatu sistem penyembahan kepada tuhan,
secara garis besar agama hanya membahas tentang hubungan virtual semata. Sedangkan konteks
agama dalam Al-Qur’an memiliki banyak versi seperti ad-din, al-millah, yang apabila digabung
dengan lafadz Allah menjadi dinullah artinya agama Allah, artinya agama yang turun langsung dari
Allah. Dan agama yang turun langsung drai Allah adalah islam, makna islam sudah disinggung di
pembahasan sebelumnya yakni agama yang diturunkan melalui perantara Nabi Muhammad SAW
yang berisi perintah-perintah, larangan-larangan, petunjuk-petunjuk untuk kesejahteraan hidup
manusia di dunia dan di akhirat. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa islam tidak
hanya mengatur tentang masalah ibadah saja namun juga mengatur hubungan horizontal atau
interaksi antar manusia itu sendiri agar mencapai kebahagiaan hidup dunia akhirat.

Dalam agama lain di dunia terdapat pemisahan antara ibadah dan muamalah, makaibadah dalam
Islam ibadah dan agama dipadukan. Ibadah dalam agama lain misalnya hanyaditujukkan untuk
mengabdi kepada Tuhan, maka dalam Islam ibadah memiliki makna yangluas. Ibadah shalat

7
Ibid, h. 60
misalnya dihubungkan dengan keharusan menjauhi larangan-Nya yaitu perbuatan keji dan munkar.
Puasa dihubungkan dengan keharusan bertaqwa kepadaAllah 8
Perbedaan ajaran Islam dapat dilihat dari segi kepercayaan yaitu:
1. Orang Islam adalah orang yang beriman kepada para Nabi dan kitab suci dari semua bangsa.
2. Sedangkan orang Yahudi hanya percaya kepada para Nabi bangsa Israel
3. Orang Kristen hanya percaya kepada Yesus Kristus, dan dalam kadar kecil, percaya kepada para
Nabi bangsa Israel.
4. Orang Yahudi hanya percaya kepada para Nabi yang timbul dari India.
5. Orang Budha hanya percaya kepada sang Budha.
6. Orang Majusi hanya percaya kepada Zaraustra.
7. Orang Kong Hu Chu hanya percaya kepada Kong Hu Chu.
Agama Islam mempunyai masa dakwah yang relatif singkat. Kenyataan ini akan berbeda
jikadibandingkan dengan agama lain yang mempunyai masa dakwah jauh lebih lama 9.
Bagi Islam, dalam menghadapi transformasi masyarakat modernnya, tidak perlumemodifikasikan
Islam baru yang disekulerkan. Seperti yang terdapat pada agama Kristen diBarat, dalam usaha
menyesuaikan diri dengan kekuatan-kekuatan arus pemikiran modernis dan neomodernis. Islam juga
tidak perlu memastikan diri, seperti yang ada pada agama Hindu, dalam rangka menyelamatkan
kesakralan simbol-simbolnya. Yang menjadi persoalansekarang adalah sejauh mana tingkat
kemampuan Islam dalam memahami ajaran agamanya,dan sejauh mana keluasan mereka dalam
memberikan ajaran teesebut?10
Dalam agama Kristen dijumpai pula ajaran tentang berbuat baik yang bertolak pada pengendalian
diri. Dalam kitab perjanjian lama, kata-kata yang sering diulang-ulang oleh
Yesus yaitu: “Cintailah sesama manusia seperti anda menci
ntai diri anda sendiri. Lakukanlahterhadap orang lain apa yang ingin anda lakukanterhhadap diri
anda sendiri. Datanglahkepada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat dan aku akan
menyegarkan kamu.” 11
Hubungan Islam dengan agama lain dapat dilihat pada ajaran moral atau akhlak yangmulia
didalamnya . Dalam agama Hindu misalnya terdapat ajaran pengendalian tentangkesenangan, ini
merupakan suatu hal yang bersifat alamiah, fitrahnya manusia. Sama halnyadengan ajaran Budha,
yang terdapat sejumlah ajaran etis tentang larangan membunuh,mencuri, berdusta, memperturutkan

8
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2006), ed. revisi. 10,
hlm. 128.
9
M. Thohah Hasan,Islam dalam presfektif sosio kultural.(Jakarta: Lantabora Press.1426 H/2005), cet. 3, hlm. 4.
10
M. Thohah Hasan, Islam dalam presfektif sosio kultural. (Jakarta: Lantabora Press.1426 H/2005), cet. 3, hal 5-6
11
M. Thohah Hasan, Islam dalam presfektif sosio kultural. (Jakarta: Lantabora Press.1426 H/2005), cet. 3, hal. 130
hawa nafsu dan meminum minuman yang memabukkan.Posisi Islam terhadap agama-agama yang
lain dapat dilihat dari berbagai sisi:
1. Iman, artinya percaya kepada agama-agama besar di dunia sebelum agama Islam.
2. Ciri khas yang mempunyai keudukan yang istimewa dintara agama-agama lain.
3. Peran yang dimainkannya
4. Adanya unsur pembaharuan
.5. Adanya sifat yang dimiliki ajaran Islam, yaitu okomodatif dan persuatif.
6. Ajaran moral atau akhlak yang mulia.
7. Konsep gender yang terdapat pada masing-masing agama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam adalah agama yang indah Karena islam memang turun sebagai agama rahmatan lil’alamin,
agama yang telah diatur perintah-perintah dan petunjuknya semua bertujuan agar pemeluknya bisa
sejahtera dunia akhirat, tinggal kita sebagai orang muslim bagaimana cara kita mengetahui dan
memahami betul ajaran agama-agama kita. Ketika kita memahami maka kita akan tahu apa
kebenaran dan keistimewaan dari agama islam, tetapi apabila pemahaman kita hanya setengah-
setengah atau tidak menyeluruh maka bisa terjadi salah faham atau kita salah mengartikan perintah
Allah yang sebenarnya itu untuk kebaikan dan mengandung hikmah. sebagai wujud rasa syukur kita
sudah selayaknya kita terus menggali ilmu tentang islam sendiri dimulai dari pengetahuan dasar
tentang apa itu karakteristik islam dan apa saja macam-macamnya atau prinsip-prinsip agama islam,
dimana apabila kita telah mengetahui dan memahaminya maka akan muncul rasa bangga dan syukur
sekaligus menambah keimanan kita kepada Allah.

B. Saran
Adapun saran pada makalah ini adalah sebagai berikut;
Sebaiknya kita memahami arti karakteristik islam dan memahami apa saja corak atau sifat dalam
agama islam itu agar menambah keyakinan kita terhadap kebesaran dan kuasa Allah
Dan kita juga harus mengetahui apa prinsip-prinsip agama islam atau landasan berpijak bagi seorang
muslim yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hawi, Akmal. Dasar-Dasar Studi Islam. Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2014. 
Nata, Abuddin. Studi Islam Komprehensif. 
Razak, Nasruddin. Dienul Islam. Bandung: Alma’arif, 1989 
Echols, John dan Hassan Shadily. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1980. 
Porwadaminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1991
Madjid, Nur Cholis. Islam: Doktrin dan Peradapan. Jakarta: Paramida,2008. 
Thalhah, Hasan Muhammad.Islam dalam presfektif sosio kultural.Jakarta: Lantabora Press.
1426H/2005
Didin, Saefuddin Buchori. Metodologi Studi Islam. Bogor: Granada Sarana Pustaka. 2005
Nasution, Harun. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jilid I, Jakarta: UI Press, 2013.

Anda mungkin juga menyukai