Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PRINSIP

AJARAN ISLAM

Disusun Untuk Melengkapin dan Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Metode Studi Islam II

Dosen Pengampu:

Muhammad Hasan Basri,MA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

TRISNA RAHMAWATI (21.02.0003)

ANANDA TRIANA (21.02.0006)

AFIFAH RAHMAH (21.02.0008)

PAI III/1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “UISU”

PEMATANGSIANTAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

T/A 2022/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarokatuh, Puji syukur atas rahmat Allah


Subhanahu wa ta'ala, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul
‘KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PRINSIP AJARAN ISLAM’ dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Bapak Muhammad Hasan
Basri,MA. Sebagai dosen Metode Studi Islam. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dosen. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami
juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Pematang Siantar, 22 Februari 2023

Penyusun

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
A. Karakteristik Ajaran Islam ................................................................................... 2
1. Pengertian Karakteristik ................................................................................. 2
2. Macam Macam Karakteristik Ajaran Islam .................................................... 2
B. Prinsip Prinsip Ajaran Islam ................................................................................ 7
1. Pengertian Prinsip .......................................................................................... 7
2. Prinsip Prinsip yang Terdapat Dalam Ajaran Islam ........................................ 7
C. Persamaan dan Perbedaan Ajaran Islam Dengan Agama Lain .............................. 10
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap agama mempunyai karakteristik dan prinsip yang membedakannya dari
agama-agama yang lain. Istilah karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah
bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak. Jadi karakter ajaran Islam adalah sifat-sifat khas Islam itu sendiri
yang menjadi pembedanya dengan agama lain dalam meyakinkan pemeluk-pemeluknya.

Berbicara karakter, maka kita harus tahu bagaimana sifat pribadinya, dengan
mengenal sedekat mungkin, jangan lihat dari luarnya saja. Begitu juga dengan
Islam. Islam tidak bisa dinilai hanya dari luarnya saja, Islam mempunyai
kekhasan tersendiri dengan ajaran-ajaran nya, apabila dibandingkan dengan kepercayaan
lain maka disanalah akan tampak keunggulan dan keunikkan ajaran Ilahi Rabbi ini. Maka
dari itu, mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami dengan baik untuk mengenal
karakteristik dan prinsip ajaran Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Karaktristik dan Prinsip Ajaran Agama?
2. Apa saja macam-macam karakteristik ajaran islam?
3. Apa saja macam-macam prinsip ajaran islam?
4. Bagaimana Persamaan dan Perbedaan Islam dengan agama yang lain?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik dan prinsip ajaran islam
2. Untuk mengetahui macam-macam karakteristik ajaran islam
3. Untuk mengetahui prinsip ajaran islam
4. Untuk mengetahui Persamaan dan Perbedaan Islam dengan agama yang lain

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Ajaran Islam


Dalam memahami Islam secara utuh memang tidak dapat hanya dengan
mengandalkan satu pendekatan. Dalam memahami Islam bukan hanya dari sudut tafsir Al-
Qur’an, tanpa mempertimbangkan hal-hal yang lain, maka keIslamannya dianggap parsial.
Demikian pula dalam mengamalkan Islam bila hanya dari hukum fiqih semata, juga tidak
akan utuh.1
1. Pengertian Karakteristik
Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily dalam bukunya yang berjudul
Kamus Inggris Indonesia, pengertian karakteristik itu berasal dari bahasa Inggris
“character”, yang berarti watak, karakter, dan sifat. Kemudian kata ini menjadi
characteristic yang memiliki arti sebagai sifat khas, yang membedakan antara satu dan
lainnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengertian dari karakteristik ajaran Islam
adalah sifat, watak dan keadaan yang melekat pada ajaran Islam tersebut yang sekaligus
dapat dikenali dan dirasakan manfaat dan dampaknya oleh mereka yang mengamalkan
ajaran Islam tersebut.

2. Macam-Macam Karakteristik Ajaran Islam


a. Dengan menggunakan berbagai pendekatan, baik secara normatif, psikologis,
historis, filosofis, sosiologis, politik, ekonomis dan berbagai bidang disiplin ilmu
lainnya, karakteristik ajaran Islam adalah sebagai berikut:
1) Komprehensif (Luas dan Menyeluruh)
Karakteristik ajaran Islam yang bersifat komprehensif (al-syumuliah)
adalah ajaran yang mencakup secara keseluruhan dalam berbagai aspek
kehidupan manusia, dan menyempurnakan serta melengkapi ajaran-ajaran agama
samawi lainnya.
2) Kritis
Karakteristik ajaran Islam bersifat kritis, artinya Islam adalah ajaran yang
memiliki ciri khas yang lebih sempurna dibanding dengan agama-agama samawi
yang terdahulu. Dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits, menuntun kita

1 Didin Saefuddin Buchori, Metodologi Studi Islam, (Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005), cet. 1, hlm. 13.

2
3

untuk mengetahui penyimpangan atau kesalahan yang telah dilakukan oleh para
penganut agama terdahulu.
3) Humanis
Karakteristik ajaran Islam secara humanisme dapat dijelaskan berdasarkan
dengan tujuan yang sesuai dengan visi dan misi Islam, yaitu ajaran yang bukan
hanya mementingkan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat. Namun
juga mementingkan kesejahteraan jasmani dan rohani, individual dan sosial, lahir
dan batin.
4) Militansi Moderat
Karakteristik ajaran Islam ini dapat dilihat dari segi sumbernya, bahwa
ajaran Islam bukan hanya berpedoman pada al-Qur’an dan al-Sunnah (normatif),
namun juga berpedoman pada pendapat para ulama (ulul al-amri), peninggalan
sejarah, adat istiadat dan tradisi yang relevan, intuisi, serta berbagai temuan dan
teori dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
5) Dinamis
Islam adalah agama samawi yang diturunkan terakhir. Ia menjadi pedoman
hidup umat manusia hingga akhir zaman. Maka dari itu ajaran Islam memiliki
kompetensi tersendiri dalam mengatasi masalah-masalah dalam perkembangan
zaman ini.
6) Toleran
Ajaran Islam membangun toleransi terhadap agama-agama serumpun, yakni
agama samawi yang pernah diturunkan Tuhan kepada para nabi sebelumnya.2
Islam dapat hidup bedampingan dan bersahabat dengan agama yang dibawa oleh
para nabi sebelumnya. Bahkan Islam pun bertoleransi terhadap orang-orang atheis
(tidak beragama).
7) Kosmopolit
Islam tidak memandang perbedaan bahasa, suku bangsa dan tanah air. Islam
mencakup seluruhnya, mempersatukan dan persaudaraan untuk menganut agama
Islam.
8) Responsif
Karakteristik ajaran Islam bersifat responsif artinya Islam dapat
memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan masyarakat.

2 Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011), cet 1, hlm. 113-119.
4

9) Progresif dan Inovatif


Ini berarti Islam memiliki program yang inovatif dalam perkembangan
zaman, dari yang klasik hingga di zaman modern saat ini. Misalnya dalam bidang
ilmu pengetahuan, budaya, kedokteran dan kemiliteran.
10) Rasional
Karakteristik ajaran Islam bersifat rasional berarti bahwa Islam seluruhunya
menggunakan akal pikiran dalam segala perbuatan manusia untuk melaksanakan
perintah-Nya dan mengamalkan ajaran Islam.

b. Karakteristik ajaran Islam berdasarkan konsepsinya dalam berbagai bidang, seperti


bidang agama, ibadah, muamalah (kemanusiaan) yang didalamnya termasuk
masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, pekerjaan, serta Islam sebagai
sebuah disiplin ilmu.
1) Dalam Bidang Agama
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama bersifat pluralisme dan
universalisme. Pluralisme adalah suatu aturan, hukum Tuhan yang tidak ada yang
dapat menentang dan merubahnya. Sedangkan yang bersifat universalisme berarti
suatu ajaran dalam agama yang berupa perbuatan-perbuatan yang musti
dikerjakan, guna meraih keselamatan.
2) Dalam Bidang Ibadah
Karakteristik dalam bidang ibadah, ini berarti bahwa manusia secara
harfiah berupaya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan amar
ma’ruf nahi munkar. Dan segala ketentuan aturan dalam Islam telah ditetapkan
dalam Al-Qur’an dan Hadits. Diantara ibadah Islam, shalatlah yang membawa
manusia terdekat kepada Tuhan. Didalamnya terdapat dialog antara manusia
dengan Tuhan, dan dialog berlaku antara dua pihak yang saling berhadapan.3
Islam tidak mengenal konsep diktomis tentang ibadah. Ibadah dalam Islam
meliputi semua segi kehidupan manusia, yang dibagi menjadi dua, yakni ibadah
mahdah dan ibadah ghair mahdah. Islam memandang ibadah merupakan konsepsi
Tauhid, sehigga ibadah harus merupakan realisasi dari keTauhidan seseorang.
Selain itu didalam Islam bersifat humanisme teosentris, artinya semua bentuk

3 Prof. Dr. Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI-Press, 2013), cet. 5, hlm.
31.
5

ibadah hanya ditunjukkan kepada Allah, tetapi manfaat atau hikmahnya untuk
manusia sendiri.4
3) Dalam Bidang Akidah
Karakeristik dalam bidang akidah memiliki arti bahwa akidah Islam
bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan diakui
sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah SWT.5
Krakteristik khusus Islam dalam bidang aqidah memiliki 3 pengertian, yaitu
:
a) Aqidah Islam adalah Aqidah Tauqifiyyah, artinya aqidah Islam dijelaskan
secara terperinci.
b) Aqidah Islam adalah Aqidah Ghaibiyyah, artinya ajarannya berpangkal dari
keyakinan dan kepercayaan terhadap adanya yang ghaib, Allah, malaikat, dan
hari akhir.
c) Aqidah Islam adalah Aqidah Syumuliyyah, artinya didalam ajarannya terdapat
integritas antara dimensi substansi dan aplikasi, teori dan praktik, ilmu, iman,
dan amal.
4) Dalam Bidang Ilmu dan kebudayaan
Dalam bidang ilmu dan teknologi, Islam mengajarkan kepada pemeluknya
untuk bersikap terbuka atau tertutup. Islam merupakan sebuah paradigma terbuka,
menjadi mata rantai yang penting dalam peradaban dunia. Contoh peranan Islam
sebagai mata rantai peradaban dunia, misalnya mengembangkan matematika
India, ilmu kedokteran dari China, sistem pemerintahan dari Persia, logika yunani
dan sebagainya.6
5) Dalam Bidang Pendidikan
Islam memiliki pedoman dan metode dalam pengajaran, yang tujuannya
jelas untuk manusia dalam mengembangkan kecerdasan ilmu pengetahuan.
6) Dalam Bidang Sosial

4 Dr. H. Didiek Ahmad Supadie, M.M. dkk, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: : PT RajaGrafindo Persada, 2011),
ed. Revisi. 1,hlm 98-99
5 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), ed. revisi.
10, hlm 84.
6 Dr. H. Didiek Ahmad Supadie, M.M. dkk, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: : PT RajaGrafindo Persada, 2011),
ed. Revisi. 1,hlm 98-99
6

Sesuai dengan sifat manusia yang tidak bisa hidup sendiri, maka Islam
datang dengan karakternya yang bersifat sosial, berarti saling membutuhkan satu
sama lain, saling tolong-menolong.
7) Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ekonomi memiliki arti bahwa
kehidupan yang dijalankan harus seimbang, antara urusan dunia dan akhirat. Kita
menjalankan kehidupan di dunia ini untuk menggapai kehidupan akhirat yang
kekal abadi.
8) Dalam Bidang Kesehatan
Ajaran Islam dalam bidang kesehatan, lebih mengutamakan pencegahan
dalam mengatasi penyakit. Contohnya seperti berpuasa, dengan berpuasa maka
pencernaan manusia memiliki waktu untuk beristirahat sejenak dalam proses
mencerna makanan.
9) Dalam Bidang Politik
Islam sebagai Negara tentu mempunyai lembaga-lembaga kemasyarakatan
lain, seperti lembaga kekeluargaan, lembaga kemiliteran, lembaga kepolisian,
lembaga kehakiman dan lembaga pendidikan. Semua ini menggambarkan aspek
lembaga kemasyarakatan dalam Islam.7
Berdasarkan tulisan karya Prof. John Allen William, beliau berpendapat
bahwa bercadar di Mesir itu sebagai gejala politik dan sosial. Dan dalam kasus di
Iran, wanita memakai cadar kadang-kadang warna hitam “warna duka cita”.
Sebagai bagian dari suatu gerakan yang mempunyai basis amat luas untuk
menentang suatu rejim yang dianggap sewenang-wenang dan penuh korupsi.8
10) Bidang Pekerjaan
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang pekerjaan sebenarnya
mengungkapkan tentang pandangan Islam terhadap kerja adalah sebagai ibadah
kepada Allah SWT. Maka dari itu, cara kerja yang dikehendaki Islam adalah
kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah swt. dan kerja itu
dapat bermanfaat untuk orang lain.
11) Islam Sebagai Disiplin Ilmu

7 Harun Nasution, loc.cit., hlm. 26.


8 John L. Esposito, Identitas Islam Pada Perubahan Sosial-Politik,(Jakarta:PT Bulan Bintang, 1986), cet. 1, hlm.
129.
7

Yang dimaksud disiplin ilmu adalah ilmu keIslaman. Menurut peraturan


Menteri Agama RI tahun 1985, bahwa yang termasuk disiplin ilmu keIslaman
adalah al-Qur’an/Tafsir, Hadits/Ilmu Hadist, ilmu kalam, Filsafat, Tasawuf,
Hukum Islam (Fiqih), Sejarah dan kebudayaan Islam, serta Pendidikan Islam.

B. Prinsip-prinsip Ajaran Islam


1. Pengertian Prinsip
Kata prinsip dapat berarti dasar, asas, ataupun kebenaran yang menjadi dasar
orang untuk berpikir, bertindak, dan sebagainya. Prinsip ajaran Islam juga digunakan
sebagai sandaran dalam membangun sesuatu atau sebagai landasan yang digunakan
untuk mengembangkan konsep atau teori. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam ajaran
Islam tentunya bersumber kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Ajaran Islam sebagai
ajaran yang kuat, kokoh, dan lengkap memiliki prinsip terhadap ayat-ayat Al-qur’an,
Al-hadits, Al-Ra’yu, dan fakta sejarah.
2. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam ajaran islam
a. Sesuai dengan fitrah manusia
Kata fitrah secara harfiyah berarti keadaan suci. Adapun yag mengartikan
bahwa fitrah adalah kecenderungan atau perasaan mengakui adanya kekuasaan yang
menguasai dirinya dan alam jagat raya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para
ahli, ternyata bukan hanya fitrah beragama saja melainkan juga fitrah keingintahuan
terhadap sesuatu, fitrah menyukai dan mencintai seni. Dengan fitrah beragama
manusia menjadi orang yang berTuhan dan berakhlak mulia, dengan fitrah
keingintahuan manusia menjadi orang yang berilmu pengetahuan, dan dengan fitrah
seni manusia menjadi halus dan menyukai yang indah.
b. Keseimbangan
Manusia terdiri dari unsur jasmani dan unsur rohani. Jasmani berasal dari
tanah atau bumi yang melambangkan kerendahan, adapun rohani berasal dari Tuhan
dan bahkan ia merupakan unsur keTuhanan yang terdapat dalama diri manusia yang
melambangkan ketinggian. Hidup yang seimbang adalah hidup yang memperhatikan
kepentingan jasmani dan rohani, namun kekuatan rohani harus mengarahkan
kekuatan jasmani. Selain itu kehidupan yang seimbang juga berkaitan dengan usaha
manusia dalam mempersiapkan bekal untuk hidup di dunia dan di akhirat. Dunia
yang ada ditangan seseorang harus digunakan dengan visi transedental, yakni dunia
8

tersebut sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan dan harus digunakan


dalam rangka meraih kebahagiaan hidup di akhirat.
c. Sesuai dengan keadaan zaman dan tempat
Islam adalah agama akhir zaman, setelah itu tidak ada lagi agama yang
diturunkan oleh Allah SWT. Dengan sifatnya yang demikian itu maka, Islam
berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya
akan terus berlaku sepanjang zaman. Walaupun sumber ajaran Islam itu Al-Qur’an
dan al-Hadits, namun dalam pemahaman dan implementasinya mengalami
penyesuaian perbedaan yang disesuaikan dengan keadaan perkembangan
masyarakat. Namun demikian, perbedaan ini tidak sampai mengubah teks Al-Qur’an
dan Al-hadits serta menolak hal-hal yang bersifat qat’i yakni, dalam hal aqidah,
ibadah, dan akhlakul karimah.
d. Tidak menyusahkan manusia
Ajaran Islam turun dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat, memberi
rahmat, mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada terang benderang, dan dari
kebiadaban menjadi beradab. Ajaran Islam juga memberikan toleransi kepada
umatnya dalam hal ibadah, shalat, puasa, dan makanan. Adanya berbagai
kemudahan atau dispensasi tersebut menunjukan bahwa Islam tidak mempersulit
manusia, jikalau itu terjadi maka hal ini bertentangan dengan visi, misi, dan tujuan
ajaran islam itu sendiri yakni untuk memelihara jiwa, agama, akal, harta, dan
keturunan.
e. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Islam adalah agama satu-satunya yang sejak kelahirannya mewajibkan setiap
orang untuk membaca, karena dengan membaca kita akan mudah untuk
mendapatkan informasi yang sedang terjadi atau yang sedang membuming
dizamannya, selain itu dengan membaca kita akan mendapatkan ilmu, dengan ilmu
manusia akan memperoleh kemudahan dan kecepatan dalam mencapai tujuan agama
tersebut. Ibnu Ruslan dalam kitab zubad halaman 68 mengatakan “ setiap orang
yang beramal tanpa ilmu pengetahuan, maka amalnya ditolak, tidak diterima.
f. Berbasis pada penelitian
Penelitian merupakan pengembangan ilmu pengetahuan, mengumpulkan fakta
dan data untuk membuktikan keberadaan tentang sesuatu yang disusun secara
sistematis dalam buntuk teori. Ajaran Islam berbasis pada hal tersebut serta sikap
kehati-hatian dalam menentukan sebuah kebijakan, sehingga kebijakan ini tidak
9

hanya cukup didasarkan pada dugaan atau asumsi belaka, atau bahkan karena ikut-
ikutan pada orang lain tanpa mengetahui sebabnya.
g. Berorientasi pada masa depan
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada penganutnya agar masa depan
keadaannya lebih baik dari masa lalu dan sekarang. Dengan berorientasi ke masa
depan seseorang akan lebih kreatif, optimis, dan tidak mengagung-agungkan masa
lalu hanya untuk menghibur diri atau menutup kemalasan dimasa sekarang.
Kemudian seeorang akan berusaha meningkatkan mutu hasil kerjanya, sehingga
akan tetap berguna dan mampu bersaing secara sehat.
h. Kesederajatan
Prinsip ajaran Islam tentang kesederajatan ini penting dilakukan selain
mendatangkan manfaat juga akan menimbulkan sikap saling menghormati,
menghargai, akan menghilangkan praktek penjajahan dan beragai tindakan
kedzaliman manusia yang satu dengan yang lainnya, serta akan membangun citra
ajaran Islam sebagai agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam.
i. Keadilan
Dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan seseorang atas orang lain yang
didasarkan atas perasaan memberi kesempatan yang sama, seimbang, profesional,
sesuai dengan peran, tugas, tanggungjawab, dan prestasi yang dicapainya.
j. Musyawarah
Dengan adanya musyawarah ini, maka berbagai gagasan dan pikiran-pikiran
dari berbagai pihak akan dapat ditampung, sehingga berbagai kemungkinan
terjadinya ketidakpuasan yang dapat menimbulkan unjuk rasa, demontrasi, dan
sebagainya dapat dihindari.
k. Persaudaraan
Prinsip persaudaraan dalam Islam didasarkan pada pandangan, walaupun
manusia memiliki latar belakang yang berbeda-beda namun mereka memiliki unsur
persamaan dari segi asal usul, proses, kebutuhan hidup, tempat kembali, dan nenek
moyang. Hal tersebut merupakan dasar atau landasan bagi terbangunnya konsep
persaudaraan yang bersifat kemanusiaan.
l. Keterbukaan
Suatu sikap yang meyakini kebenaran suatu agama atau ideologi dan berusaha
mempertahankan dan mengamalkannya, namun dalam waktu yang bersamaan ia
mau menerima masukan dari luar, serta menghargainya. Dengan kata lain, bahwa
10

yang dimaksud keterbukaan bukanlah sikap menerima semua yang berasal dari luar
penelitian dan penyaringan, melainkan mau menerima informasi atau kebenaran dari
manapun datangnya, dengan tetap waspada, hati-hati, dan menyesuaikannya dengan
petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadits.9

C. Persamaan dan Perbedaan Ajaran Islam dengan Agama yang Lain


Dalam agama lain di dunia terdapat pemisahan antara ibadah dan muamalah, maka
ibadah dalam Islam ibadah dan agama dipadukan. Ibadah dalam agama lain misalnya
hanya ditujukkan untuk mengabdi kepada Tuhan, maka dalam Islam ibadah memiliki
makna yang luas. Ibadah shalat misalnya dihubungkan dengan keharusan menjauhi
larangan-Nya yaitu perbuatan keji dan munkar. Puasa dihubungkan dengan keharusan
bertaqwa kepada Allah.10
1. Persamaan Ajaran Islam dengan yang lainnya

a. Islam dengan Yahudi

Persamaan
Islam Yahudi
Islam hanya mengimani kepada Pada dasarnya Yahudi mengimani Tuhan yang
satu Tuhan Yang Maha Esa. paling utama yaitu Yahuan.
Dalam Islam berkhitan adalah Dalam Yahudi ada berkhitan(bersunat),
syariat Islam, dan itu merupakan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada
kesehatan di dunia medis. Tuhan agar keinginan terkabul.
Islam memiliki kitab suci. Agama Yahudi memiliki kitab suci pula
Agama Islam adalah agama Agama Yahudi adalah agama samawi (agama
samawi (agama langit). langit).

b. Islam dengan Agama Masehi

Persamaan
Islam Agama Masehi
Agama Islam meyakini keesaan Sejatinya agama Masehi meyakini agama
Allah tauhid mutlak atau esa

9 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Studi Islam Komprehensif. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011),
cet.I, hlm. 53-80
10 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), ed.
revisi. 10, hlm. 128.
11

Agama Islam adalah agama langit Agama Masehi adalah agama langit atau
atau samawi Samawi
Agama Islam adalah agama bagi Agama Masehi bukan hanya untuk kaum
seluruh umat Yahudi tapi untuk seluruh umat
Islam mengajarkan umat nya untuk Dalam ajaran agama masehi (Isa A.S) sejatinya
tidak memakan daging babi dan melarang umatnya untuk memakan daging babi
disyariatkan untuk berkhitan dan disyariatkan untuk berkhitan

c. Islam dengan Hindu

Persamaan
Islam Hindu
Islam mengimani hanya kepada Hindu yang terpelajar percaya pada satu Tuhan
satu Tuhan
Konsep ketuhanan dalam Islam Konsep ketuhanan dalam Hindu Chandogya
dalam QS. Al-Ikhlas : 1 Upahishad Chapter 6 Sec.2 Vors 1 “Tuhan
“Katakanlah (wahai Muhammad) hanya satu tidak ada sekutunya”
bahwa Allah yang Maha Esa.”
Konsep ketuhanan dalam Islam Konsep ketuhanan dalam Hindu Bhagavad Gita
dalam QS. Al-Ikhlas : 2 “Allah Ch.10 V.3 “Dia adalah Tuhan semesta Alam”
merupakan tempat atau Tuhan
untuk bergantung dari segala
sesuatu yang ada di alam semesta”
Konsep ketuhanan dalam Islam Konsep ketuhanan dalam Hindu
dalam QS. Al-Ikhlas : 3 “Dia Shvetashvatara Upanishad Ch.6 V.9 “Allah itu
(Allah) tidak beranak dan juga tidak punya Ibu, tidak punya Bapak.”
tidak diperanakkan”
Konsep ketuhanan dalam Islam Konsep ketuhanan dalam Hindu
dalam QS. Al-Ikhlas : 4 “bahwa Shvetashvatara Upanishad Ch.4 V.19,
tidak ada seorang (atau makhluk) Yajurveda Ch.32 V.3 “ bagi Dia tak ada yang
pun yang setara (sebanding) seupa, taka da yang menyerupai Tuhan
dengan-Nya”
Dalam rukun iman yang kedua Dalam Hindu ada konsep manusia super yang
iman kepada malaikat, malaikat bekerja diluar kebiasaan manusia (sama dengan
diciptakan oleh Allah dan selalu pandangan Islam)
tunduk (taat) kepada Allah
Islam mempunyai kitab suci yang Dalam Hindu ada dua kitab yaitu Sruti (sesuatu
diwahyukan oleh Allah kepada yang diturunkan atau diwahyukan) dan Smiriti
Nabi Muhammad selain itu ada (sesuatu yang ditulis)
hadist (sabda) Rasulullah
Islam memiliki rukun iman Hindu memiliki rukun iman:
1. - Iman kepada Allah 1. - Mengimani adanya Sanghyang Widhi
2. - Iman kepada Malaikat (Yang Maha Kuasa)
3. - Iman kepada kitab-kitab 2. - Mengimani adanya Atma/n (yang
12

Allah menghidupkan manusia itu sendiri)


4. - Iman kepada para Rosul 3. - Mengimani adanya Karma Phala
5. - Iman kepada hari kiamat (perbuatan baik/buruk akan membuatkan hasil)
6. - Iman kepada Qodho dan 4. - Mengimani adanya Purna Bhawa
Qodhar (reingkarnasi)
5. - Mengimani adanya Moksa (kebebasan
dari ikatan keduniawian)
Konsep ketuhanan dalam Islam Hindu menganut monotheisme
ialah Monotheisme (satu Tuhan)
Allah juga disebut dengan istilah Begitu pula dengan agama Hindu, sebutan
lain seperti Yang Maha Esa, Yang Hyang Widhi antara lain Yang Maha Esa,
Maha Kuasa, Yang Maha Yang Maha Kuasa, Yang Maha pelindung,
pelindung, Yang Maha Pencipta, Yang Maha Pencipta, dll
dll

d. Islam dengan Buddha

Persamaan
Islam Buddha
Dalam Islam kita diajarkan untuk Dalam ajaran Buddha pun kita harus
memandang suatu hal dengan memandang suatu hal dengan benar, meyakini
benar, meyakini dengan benar, dengan benar, berbicara dengan benar,
berbicara dengan benar, bertindak bertindak dengan benar, harus berpikir lurus,
dengan benar, harus berpikir lurus, dll
dll
Islam mengajarkan bahwa kita Dalam ajaran Buddha kita tidak boleh
tidak boleh berbohong, tidak boleh berbohong, tidak boleh berbicara kasar, dan
berbicara kasar, dan tidak boleh tidak boleh bergosip
bergosip
Islam mengajarkan bahwa kita Dalam ajaran Buddha kita tidak boleh
tidak boleh menyakiti/membunuh, menyakiti/membunuh, tidak boleh mencuri,
tidak boleh mencuri, tidak boleh tidak boleh menipu, dll
menipu, dll

2. Perbedaan ajaran Islam dapat dilihat dari segi kepercayaan


a. Orang Islam adalah orang yang beriman kepada para Nabi dan kitab suci dari semua
bangsa.
b. Sedangkan orang Yahudi hanya percaya kepada para Nabi bangsa Israel.
c. Orang Kristen hanya percaya kepada Yesus Kristus, dan dalam kadar kecil, percaya
kepada para Nabi bangsa Israel.
d. Orang Yahudi hanya percaya kepada para Nabi yang timbul dari India.
13

e. Orang Budha hanya percaya kepada sang Budha.


f. Orang Majusi hanya percaya kepada Zaraustra.
g. Orang Kong Hu Chu hanya percaya kepada Kong Hu Chu.

Agama Islam mempunyai masa dakwah yang relatif singkat. Kenyataan ini akan
berbeda jika dibandingkan dengan agama lain yang mempunyai masa dakwah jauh
lebih lama.
Bagi Islam, dalam menghadapi transformasi masyarakat modernnya, tidak perlu
memodifikasikan Islam baru yang disekulerkan. Seperti yang terdapat pada agama
Kristen di Barat, dalam usaha menyesuaikan diri dengan kekuatan-kekuatan arus
pemikiran modernis dan neomodernis. Islam juga tidak perlu memistikan diri, seperti
yang ada pada agama Hindu, dalam rangka menyelamatkan kesakralan simbol-
simbolnya. Yang menjadi persoalan sekarang adalah sejauh mana tingkat kemampuan
Islam dalam memahami ajaran agamanya, dan sejauh mana keluasan mereka dalam
memberikan ajaran teesebut?
Dalam agama Kristen dijumpai pula ajaran tentang berbuat baik yang bertolak
pada pengendalian diri. Dalam kitab perjanjian lama, kata-kata yang sering diulang-
ulang oleh Yesus yaitu: “Cintailah sesama manusia seperti anda mencintai diri anda
sendiri. Lakukanlah terhadap orang lain apa yang ingin anda lakukanterhhadap diri
anda sendiri. Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat dan aku
akan menyegarkan kamu.”11
Hubungan Islam dengan agama lain dapat dilihat pada ajaran moral atau akhlak
yang mulia didalamnya . Dalam agama Hindu misalnya terdapat ajaran pengendalian
tentang kesenangan, ini merupakan suatu hal yang bersifat alamiah, fitrahnya manusia.
Sama halnya dengan ajaran Budha, yang terdapat sejumlah ajaran etis tentang larangan
membunuh, mencuri, berdusta, memperturutkan hawa nafsu dan meminum minuman
yang memabukkan.

11 M. Thohah Hasan, Islam dalam presfektif sosio kultural. (Jakarta: Lantabora Press. 1426 H/2005), cet. 3,
hlm. 4.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian dari karakteristik ajaran Islam adalah sifat, watak dan keadaan yang
melekat pada ajaran Islam tersebut yang sekaligus dapat dikenali dan dirasakan manfaat
dan dampaknya oleh mereka yang mengamalkan ajaran Islam tersebut.
Prinsip ajaran Islam juga digunakan sebagai sandaran dalam membangun sesuatu
atau sebagai landasan yang digunakan untuk mengembangkan konsep atau teori. Prinsip-
prinsip yang terdapat dalam ajaran Islam tentunya bersumber kepada Al-Qur’an dan Al-
Hadits. Ajaran Islam sebagai ajaran yang kuat, kokoh, dan lengkap memiliki prinsip
terhadap ayat-ayat Al-qur’an, Al-hadits, Al-Ra’yu, dan fakta sejarah.
Dalam agama lain di dunia terdapat pemisahan antara ibadah dan muamalah, maka
ibadah dalam Islam ibadah dan agama dipadukan. Ibadah dalam agama lain misalnya
hanya ditujukkan untuk mengabdi kepada Tuhan, maka dalam Islam ibadah memiliki
makna yang luas. Ibadah shalat misalnya dihubungkan dengan keharusan menjauhi
larangan-Nya yaitu perbuatan keji dan munkar. Puasa dihubungkan dengan keharusan
bertaqwa kepada Allah.
Hubungan Islam dengan agama lain dapat dilihat pada ajaran moral atau akhlak yang
mulia didalamnya . Dalam agama Hindu misalnya terdapat ajaran pengendalian tentang
kesenangan, ini merupakan suatu hal yang bersifat alamiah, fitrahnya manusia. Sama
halnya dengan ajaran Budha, yang terdapat sejumlah ajaran etis tentang larangan
membunuh, mencuri, berdusta, memperturutkan hawa nafsu dan meminum minuman yang
memabukkan.
Dari pembahasan materi ini dapat disimpulkan bahwa ajaran Islam memiliki ciri-ciri
yang secara keseluruhan ideal. Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian,
toleransi, terbuka, kebersamaan, egaliter, kerja sama yang bermutu, demokratis, adil, serta
seimbang antara urusan dunia dan akhirat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Didin Saefuddin Buchori, Metodologi Studi Islam, (Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005),
cet. 1
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011), cet 1,
Prof. Dr. Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI-Press,
2013), cet. 5,
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2006), ed. revisi. 10
Dr. H. Didiek Ahmad Supadie, M.M. dkk, Op.Cit.
John L. Esposito, Identitas Islam Pada Perubahan Sosial-Politik,(Jakarta:PT Bulan Bintang,
1986), cet. 1
M. Thohah Hasan, Islam dalam presfektif sosio kultural. (Jakarta: Lantabora Press. 1426
H/2005), cet. 3

15

Anda mungkin juga menyukai