Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KARAKTERISTIK DAN

POKOK-POKOK AJARAN ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata kuliah : Studi Keislaman

Dosen Pengampuh : Dr, Indah Wigawati, M.Pdi

Oleh :

1. Putri Khairunnisa ( 2120207028)


2. Ika Afidah (2120207027)

KELAS 21072
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul karakteristik dan pokok-pokok ajaran islam ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen ibu pada mata kuliah studi keislaman. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang karakteristik dan pokok-
pokok ajaran islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

kami mengucapkan terima kasih kepada ibu indah wigawati, selaku dosen


mata kuliah studi keislaman yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR IS

JUDUL …………………………………………………………...... i
KATA PENGANTAR ……………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………… iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A…Latar Belakang Masalah ……………………………… 1
B…Rumusan Masalah ……………………………………. 2
C…Tujuan Masalah ………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN

A…Pengertian karakteristik ………………………………. 4

B…Macam-macam karakteristik ajaran islam ……………. 5

C…Macam-macam pokok ajaran islam …………………… 6

D…Makna universal islam ………………………………… 7

E…Sifat dasar ajaran islam ………………………………… 8

F…Islam normative dan historis …………………………… 9

G…Karakteristik islam dalam bidang aqidah, ibadah, social,

Pendidikan dan ilmu pengetahuan …………………….. 10

BAB III PENUTUP

A…Kesimpulan …………………………………………….. 11

B…Saran ………………………………………………….... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 13


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Karakeristik dan pokok-pokok tiap ajaran agama memiliki perbedaan


masing-masing sesuai dengan pemikiran dan pemahaman terhadap al-kitab
yang dipelajari sebagai dasarnya beragama. Islam pun memilki karakteristik
sendiri yang berbeda dari agama lain di dunia. Studi karakteristik dan pokok
pokok ajaran islam sendiri tidak mudah karena ruang lingkup dan
permasalahan yang sangatlah luas.

Islam adalah agama kepunyaan Allah yang dibawa oleh para Nabi dan
Rasul sejak nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW sebagai panduan
hidup manusia di dunia hingga di akherat.Pernyataan Allah sendiri yang
menyebutkan bahwa agama kepunyan-Nya adalah islam sebagaimana dalam
Al Qur’an surat Ali Imron (3) ayat 19, yang berbunyi :

‫ان الدين عند هللا االسالم‬

artinya, ” Sesungguhnya agama di sisi Alloh (adalah) al-islam…”.


(Q.S. Ali Imron ayat 19)

Sebagai muslim kita tentu ingin menjadi muslim yg sejati. Untuk itu
seorang muslim harus menjalankan ajaran Islam secara kaffah bukan hanya
mementingkan satu aspek dari ajaran Islam lalu mengabaikan aspek yg
lainnya. Oleh karena itu pemahaman kita terhadap ajaran Islam secara
syamil dan kamil menjadi satu keharusan. Disinilah letak pentingnya kita
memahami karakteristik atau ciri-ciri khas ajaran Islam dengan baik.

Mengenai pokok pokok dan karakteristik ajaran islam misalnya dalam


bidang kebudayaan,pendidikan, social, ekonomi, politik dan sebagainya.
Karakteristik dan pokok pokok ajaran agama islam bisa kita liat dalam
sumber ilmu al-qur’an dan hadist. Kedua sumber ini memiliki karateristik
sendiri dalam bidang bidang tersebut yang berguna bagi kehidupan umat
manusia sepanjang masa.
Dalam tulisan ini kami akan mencoba untu menjelaskan secara
singkat apa saja karakteristik dan pokok pokok ajaran islam. Pemahaman
yang tepat akan dapat mendukung kelangsungan hidup umat islam sehingga
dapat dijadikan pandangan hidup.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian karakteristik agama islam dalam berbagai bidang ?
2. Apa macam-macam pokok ajaran agama islam?
3. Apa makna universal islam?

C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan pengertian karakterstik agama islam.
2. Mendeskripsikan macam-macam pokok ajaran islam.
3. Mendeskrpsikan makna universal islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARAKTERISTIK
Istilah karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti sifat sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pengerti yang membedakan seseorag dari yang lain.

Istilah karakteristik ajaran islam sendiri adalah suatu watak/karakter yangdimilik


setiap umat muslim dengan berpedoman pada al-qur’an dan hadist dalam berbagai
ilmupengetahuan dan kehidupanmanusia dalam bidang agama.

B. MACAM-MACA KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM


A. Dalam Bidang Agama
Menurut karyanya yang berjudul Islam Doktrin dan perdaban, Nurcholis Madjid
banyak berbicara tentang karakteristik ajaran islam dalam bidang agama. Menurutnya
dalam bidang agama islam adanya pluralisme. Pluralisme adalah sebuah aturan Tuhan
(sunnab Allah) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin di lawan atau
di ingkari. Dan islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tugas mengakui agama
lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan sirik.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang agama mengakui adanya pluralisme
sebagai suatu kenyataan, dan mengakui juga adanya universalisme, yakni
kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir. Inilah yang menjadi landasan untuk
membangun konsep toleransi.

B. Dalam Bidang Ibadah


Karakteristik ajaran islam dapat dikenal konsep dalam bidang ibadah. Secara
harfiah ibadah dalam arti bukti manusia kepada Allah SWT. Didorong oleh akidah
tauhid, ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dan menaati segala
perintah Allah.
Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu bidang ajaran islam dimana
akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan
sepenuhnya kedudukan manusia mematuhi, mentaati, melaksanakan dan menjalankan
dengan penuh ketundukan kepada Tuhan.

C. Bidang Akidah
Karakteristik islam yan dapat diketahui melalui bidang Akidah adalah akidah
islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Keyakinan sedikit pun
tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik yang
berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasar atas panggilan Allah.
Akidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai
tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat,
yaitu mengatakan tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai
utusan-nya. Akidah menandung arti bahwa dari orang yang beriman. Akidah dalam
islam selanjutnya harus berpengaruh kedalam segala aktivitas yang dilakukan
manusia, sehingga berbagai aktivitas bernilai ibadah. Akidah islam harus menjadi
acuan dan dasar dalam bertingkah laku, serta yang menimbulkan amal shaleh

D. Bidang Ilmu Dan Kebudayaan


Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka,
akomodatif, juga selektif. Dari satu segi islam terbuka dan akomodatif untuk
menerima berbagai masukan dari luar tetapi bersamaan dengan sikap yang selektif.
Dengan tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan
ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan islam. dalam bidang ilmu teknologi, islam
menajarkan kepada pemiliknya untuk bersikap terbuka atau tidak tertutup.
Bagaimanapun, islam adalah sebuah paradikme terbuka, merupakan mata rantai
peradaban dunia. Dalam sejarah kita melihat islam mewarisi peradaban Yunani-
Romawi di Barat, dan peradaban-peradaban Persia,India dan Cina di Timur. Selama
abad VII sampai abad ke XV, ketika peradaban besar di Barat dan Timur itu
tenggelam dan mengalami kemerosotan, islam bertindak sebagai pewaris utamanya
untuk kemudian diambil alih oleh peradaban Barat sekarang melalui Renaissans.
Banyak contoh yang dapat dijadikan barang bukti tentang peranan islam sebagai mata
rantai peradaban dunia. Islam misalnya mengembangkan matematika India, ilmu
kedokteran dari Cina, sistem pemerintahan dari persia logika Yunani, dan sebagainya.
Islam demikian kuat mendorong manusia agar memiliki ilmu pengetahuan dengan
cara menggunakan akalnya untuk berpikir, merenung, dan sebagainya. Demikian
pentingnya ilmu ini hingga islam memandang bahwa orang menuntut ilmu sama
nilainya dengan jihad di jalan Allah. Islam menempuh cara demikian, karena dengan
ilmu pengetahuan tersebut seseorang dapat meningkatkan kualitas dirinya untuk
meraih berbagai kesempatan dan peluang.

E. BIDANG PENDIDIKAN
Sejalan dengan bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut diatas, Islam
juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam memangdang bahwa
pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan,
dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Dalam bidang pendidikan
Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan , kurikulum, guru, metode,
sarana, dan lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat
dipahami dari kandungan surat Al-Alaq sebagaimana disebutkan di atas. Di dalam
Alquran dapat di jumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, demonstrasi, penguasaan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita,
hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagi metode tersebut dapat digunakan sesuai
dengan materi yangg di ajarkan, dan dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak
membosankan anak didik.

F. BIDANG SOSIAL
Ajaran islam di bidang sosial yang paling menonjol pada kesejahteraan manusia,
islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling menasehati tentang hak dan
kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat, tenggang rasa dan
kebersamaan). Dalam ajaran islam derajat manusia bukan ditentukan oleh nenek
moyangnya melainkan, derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya yang di
tunjukan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Maka dalam islam
semua orang memiliki kesempatan yang sama.
Menurut penelitan yang dilakukan Jallaluddin Rahmat, islam ternyata agama yang
menekankan urusan muamalah lebih besar dari pada urusan ibadah. Yakni lebih
memperhatikan aspek kehidupan sosial dari pada aspek kehidupan ritual. Muamalah
jauh lebih luas dari pada ibadah (dalam arti khusus). Hal demikian dapat kita lihat
misalnya bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan sosial yang penting,
maka ibadah boleh di perpendek atau di tangguhkan dan bukan untuk di tinggalkan.

G. DALAM BIDANG KEHIDUPAN EKONOMI


Pada karakteristik kali ini islam memandang bahwa kehidupan yang harus
dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan
dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat
dan kehidupan akhir dicapai dengan dunia. Pandangan islam mengenai kehidupan
secara tidak langsung menolak kehidupan yang bercorak sekulahristik, yaitu
kehidupan yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Bukanlah
termasuk orang yang baik di antara kamu adalah orang yang meninggalkan dunia
karena mengejar kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan akhirat karena
mengejar kehidupan dunia. (Hadist Nabi: Ibn Mubarak).
Orang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang, karena dunia
adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan untuk
urusan dunia. Dari uraian demikian, maka kita akan memanfaatkan kehidupan dunia
untuk beribadah kepada Allah SWT.

H. DALAM BIDANG KESEHATAN


Ajaran islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip penceahan lebih di
utamakan dari pada penyembuhan untuk menuju pada upaya pencegahan islam
menekankan segi kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dapat mengambil
bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan,
minuman, dan lain sebagainya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertaubat
dan senang kepada orang-orang yang membersihkan diri. (QS Al-Baqarah, 2:222).
Bertaubat sebagaimana dikemukakan pada ayat tersebut akan menghasilkan
kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriah menghasilkan kesehatan fisik.

I. DALAM BIDANG POLITIK


Ciri ajaran islam dalam bidang politik dapat diketahui melalui konsepsinya. Dalam
hal ini islam tidak mengajarkan ketaatan kita pada pemimpin. Islam menghendaki
suatu ketaatan kritis, dimana ketaatan itu diukur dari kebenaran Tuhan. Jika
pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan Allah dan Rasul nya maka wajib di
taati sebaliknya, jika pemimpin bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasul nya
boleh di kritik atau di beri saran agar kejalan yang benar. Masalah politik ini
berhubungan dalam bentuk pemerintahan seperti republik yang di pimpin oleh
presiden, kerajaan yang di pimpin raja, dan sebagainya. Islam tidak menetapkan
bentuk pemerintahan tertentu. Oleh karenanya setiap bangsa boleh saja menentukan
bentuk negaranya masing-masing sesuai selera nya. Namun yang terpenting bentuk
pemerintahan harus digunakan sebagai alat untuk menegakan keadilan, kemakmuran,
kesejahteraan, keamanan, kedamaian, dan ketentraman masyarakat. (Munawir
Sadzali, MA. Islam dan ketatanegaraan, 1992).

J. DALAM BIDANG PEKERJAAN


Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Maka kerja
yang di kehendaki islam adalah kerja yang bermutu, terarah, pada pengabdian
terhadap Allah SWT. Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, islam
memandang kerja yang dilakukan adalah kerja yang profesional.

K. ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU


Karakteristik ajaran islam pada bidang ini secara dominan ditandai oleh
pendekatan normatif, historis, dan filosofis. Islam agama yang mengajarkan
perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, kerja keras yang bermutu, adil,
seimbang antara dunia dan akhirat. Hal ini memerlukan pemecahan antara lain
dengan merumuskan kembali metode dan pendekatan dalam memahami islam. Selain
sebagai ajaran yang berkenaan dengan berbagai bidang kehidupan dengan ciri-cirinya
yang khas. Menurut peraturan menteri agama republik indonesia tahun 1985, bahwa
yang termasuk disiplin ilmu keislaman adalah Alquran/tafsir, hadist/ilmuhadist, ilmu
kalam, filsafat, tasawuf, rukun islam (fiqih), sejarah dan kebudayaan islam, serta
pendidikan islam.

C. MACAM-MACAM POKOK AJARAN ISLAM


Agama Islam sebagai agama terakhir sekaligus yang paling mutakhir
mempunyai kerangka tersendiri yang bagian-bagiannya saling berhubungan dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan. Kerangka tersebut adalah merupakan
Aqidah, Akhlak dan Syariah yang menjadi pokok-pokok ajaran dalam Islam.
Ketiganya tidak dapat dipisahkan, namun dapat dibedakan. Tidak dapat dibedakan
mengandung makna, untuk mencapai tujuan Islam ketiganya harus dilakukan
secara menyeluruh karena merupakan pokok-pokok agama. Dapat dibedakan
mengandung makna bahwa ketiga kerangka tersebut memiliki pengertian, ciri dan
kekhasan masing-masing yang tidak dapat dibedakan. Ketiganya merupakan
pokok-pokok ajaran agama Islam.

1. Aqidah
Aqidah menurut etimologi adalah ikatan, sangkutan. Sedangkan menurut
terminologi, ibadah bermakna iman atau keyakinan. Karena itulah akidah selalu
bertautan dengan Rukun Iman yang merupakan asas dari seluruh ajaran Islam.
Kedudukannya amat sentral dan fundamental. Akidah Islam berawal dari
keyakinan kepada Allah Yang Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan
wujudnya. Kemaha- Esaan Allah dalam zat, sifat, perbuatan, dan wujudnya itu
disebut tauhid. Tauhid menjadi inti rukun Iman dan prima causa ( asal pertama,
asal dari segala-galanya) dari seluruh keyakinan Islam. Maka dapat disimpulkan
bahwa tauhid adalah inti dari ajaran Islam yang berkembang melalui akidah,
syariah dan akhlak.
Rukun iman itu tersiri dari 5 sendi yaitu :
a. Keyakinan Kepada Allah
Percaya bahwa satu-satunya Tuhan yang harus disembah hanyalah Allah
Swt, didalam Islam konsepsi tentang Kemaha-Esaan Allah disebut Tauhid.
Perihal Kemaha-Esaan Allah terdapat di dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 163 dan
didalam surat Al-Ikhlas(112) ayat 1

b. Keyakinan kepada Malaikat


Malaikat adalah makhluk yang tercipta dari cahaya, ia bersifat gaib
sehingga tidak ditangkap oleh pancaindera manusia. Akan tetapi dengan izin
Allah Swt, malaikat dapat menjelmakan dirinya sebagai manusia. Setiap muslim
wajib percaya akan keberadaan malaikat sebagaimana perintah Allah dalam surat
Al-Baqarah (2) ayat 177
c. Keyakinan kepada Kitab-Kitab Suci
Setiap muslim wajib percaya pada kitab-kitab suci, karena di dalam kitab-
kitab tersebut terkandung firman-firman Allah yang disampaikan melalui
perantaraan Rasul-Nya. Kitab-kitab suci yang wajib diimani oleh setiap muslim
antara lain: Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Namun perlu dipahami
bahwasanya sumber dan pedoman utama umat Islam tetaplah Al- Qur’an karena
Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab yang tetap terjaga kemurniannya hingga
saat ini. Sedangkan kitab-kitab yang lain (Zabur, Taurat dan Injil), yang wajib
diimani adalah versi yang dahulu, bukan versi saat ini, karena kitab-kitab tersebut
kini telah banyak mengalami perubahan akibat ulah manusia untuk memenuhi
kepentingannya.
d. Keyakinan kepada para Nabi dan Rasul
Setiap muslim wajib percaya pada Nabi dan Rasul yang memiliki tugas untuk
menyampaikan wahyu Allah Swt kepada umat manusia. Jumlah nabi dan Rasul
yang wajib diimani dan tertulis di Al-Qur’an adalah 25, akan tetapi jumlah nabi
dan Rasul lebih banyak daripada itu.
e. Keyakinan kepada Kada dan Kadar
Kada adalah ketentuan mengenai sesuatu sedangkan kadar adalah ukuran menurut
hukum tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan kada dan kadar adalah
ketentuan atau ketetapan Allah menurut ukutran atau norma tertentu. Umat Islam
harus percaya dan memahami kada dan kadar. Ketika manusia telah dapat
memahami Kada dan Kadar maka manusia akan dapat hidup dengan ikhtiar dan
tawakkal kepada Allah

2. Syariah
Secara etimologis berasal dari kata syari yang bermakna jalan (ke sumber mata
air) yang harus ditempuh oleh umat Islam.Sedangkan menurut peristilahan
(terminologis) syariah adalah sistem norma (kaidah) Ilahi yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, hubungan
manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya.
Pengertian syariah menurut Imam Syafi’i adalah peraturan-peraturan lahir yang
bersumber dari wahyu dan kesimpulan-kesimpulan yang berasal dari wahyu itu
mengenai tingkah laku manusia. Bagian pertama ” peraturan-peraturan lahir yang
bersumber dari wahyu” menunjuk pada syari’at sedangkan pada bagian yang
kedua ”kesimpulan-kesimpulan (manusia) yang berasal dari wahyu itu” menunjuk
pada fiqih.
Dilihat dari segi ilmu hukum, syari’at adalah hukum dasar yang diwahyukan oleh
Allah dalam Al-Qur’an yang wajib diikuti oleh setiap muslim. Karena norma-
norma dasar yang terdapat dalam Al-Quran tersebut masih bersifat umum maka
norma-norma ini dirinci dan dijelaskan dalam hadist Nabi Muhammad dan
kemudian dirumuskan dlam kaidah-kaidah yang lebih konkret melalui ilmu fiqih,
sehingga muncullah hukum fiqih.
Syari’ah dan fiqih memiliki hubungan yang amat erat, karena syari’at merupakan
landasan dari fiqih dan fiqih adalah pemahaman dari syari’at . Namun demikian
keduanya tidaklah sama, pokok-pokok perbedaan antar keduanya adalah:
a. Syari’at merupakan firman Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan kitab-
kitab hadist, sedangkan fiqih merupakan pemahaman manusia yang memenuhi
syarat tentang syari’at.
b. Syari’at bersifat fundamental, mempunyai ruang lingkup yang lebih luas
daripada fiqih.Fiqih bersifat instrumental, ruang lingkupnya terbatas pada apa
yang biasanya disebut perbuatan hukum.
c. Syari’at adalah ketetapan Allah dan Rasul-Nya, karena itu berlaku abadi.
Fiqih adalah karya manusia yang dapat berubah atau berubah dari masa ke masa.
d. Syari’at hanya satu, sedangkan fiqih mungkin lebih dari satu seperti yang
terlihat pada aliran-aliran hukum yang disebut mazahib atau mazhab-mazhab itu.
e. Syari’at merupakan kesatuan dalam dalam Islam sedangkan fiqih
menunjukkan keragaman

3. Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak ”khuluqun” yang menurut bahasa berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Adapun definisi akhlak menurut
istilah adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan
mudah dengan kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih
dahulu. Apabila kata akhlak dikaitkan dengan kalimat Islam maka akan muncul
suatu Akhlak Al-Karimah yakni perbuatan dan tingkah laku yang baik dan terpuji,
sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan As-Sunnah.
Nilai-nilai akhlak sesungguhnya banyak terkandung dalam Al-Qur’an, namun
pada pembahasan kali ini hanya akan dibahas nilai akhlak yang terkandung
didalam surat Al-Hujurat ayat 11-13. Surat Al-Hujurat ini menekankan pada lima
nilai pendidikan akhlak sebagai seorang muslim, yakni :
a. Menjunjung tinggi kehormatan kaum muslimin
Seorang mukmin memiliki hak atas saudaranya sesama muslim. Oleh karena itu
sesama muslim harus menjaga saudaranya dan saling tolong menolong dalam
kebaikan
b. Taubat
Seorang mukmin yang telah berbuat dosa mempunyai kewajiban untuk
kembali kembali (taubat) ke jalan Allah sehingga ia tidak terus-menerus
terjerumus dalam kemaksiatan yang membuatnya jauh dari rahmat Allah. Dengan
kembali pada Allah diharapkan ia menjadi orang yang semakin dekat dengan sang
Khaliq.

c. Positif Thinking
Berburuk sangka merupakan hal yang tercela dan hukumnya haram. Islam
mengajarkan pada umatnya untuk berpikir positif khususnya bagi orang yang
berkepribadian mulia.
d. Ta’aruf
Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa oleh karena itu
untuk dapat membangun masyarakat yang harmonis maka satu-sama lain harus
ta’aruf (saling mengenal) dan terus menjaga jalinan itu dengan silaturahmi.
e. Egaliter (Persamaan derajat)
Islam dalam ajaran syariatnya mengukuhkan adanya penghormatan terhadap
manusia, menjamin kebebasan dan hak asasi dan kedudukan yang sama di depan
hukum. Tidak ada ajaran untuk melebihkan satu dari yang lain kecuali dengan
mengamalkan kebaikan dan meninggalkan dosa. Kedudukan manusia didalam
Islam semuanya sama kecuali ketakwaannya

D. MAKNA UNIVERSAL ISLAM


1.universalisme Islam Istilah universalisme berasal dari bahasa latin, universum
yang berarti“alam semesta” atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai the
universe. Kataini dibentuk dari kata sifatt universalis yang berarti
“umum, mencakupsemua, dan menyeluruh”. Dalam bahasa Inggris, kata
latin universalismenjadi universal. Kata universal ini dapat berarti konsep umum
yang dapatditerapkan pada kenyataan, misalnya konsep kemanusiaan yang
dapatditerapkan pada setiap manusia apapun status sosial, warna kulit, ras,
danagamanya.
Istilah universalis atau universal inilah yang menjadi asal
katauniversalisme yang mengusung paham universal, melihat bahwa
semuamanusia itu sama dan sederajat. Sebagai manusia, semua orang
mempunyaitugas dan kewajiban yang karena itu pula, tiap manusia dituntut
hidup,berperilaku, dan bertindak sebagaimana layaknya manusia, yaitu
manusiayang mampu memanfaatkan akal dan budinya, serta hidup
denganmempertimbangkan akal sehat; mampu mendengarkan bisikan suara
hati;melibatkan kehendak baik dalam mengambi keputusan; mengikutkan
hatidan perasaan dalam menikmati karya seni yang estetik.
Maksud universalisme dalam Islam adalah umat Islam itu utuh dan
merupakan satu kesatuan walaupun berbeda-beda suku, bangsa dan
bahasa.Ataupun bisa dikatakan umat Islam mempunyai prinsip universal
dimanatidak ada batas-batas antara negara, suku dan bahasa.4 Islam
tidakmembedakan warna kulit, bahasa, bangsa, pangkat, derajat. Inti ajaran
Islambukanlah terletak pada kesukuan atau leluhur, melainkan keesaan Allah
SWT(tauhid) suatu implikasi yang sangat penting dari ajaran tauhid
tersebutadalah kesatuan umat manusia. Di segi hukum, ke universalan Islam itu
jugaterlihat pada prinsip-prinsip hukum yang dimiliknya. Berdasarkan
prinsipkesatuan umat manusia tersebut, hukum Islam memberikan jaminan
danperlindungan terhadap setiap orang, tanpa diskriminansi.Keuniversalan Islam
dapat dilihat dari ciri-cirinya, antara lain:
1) Agama Allah. Agama Islam bersumber dari Allah, berupa wahyu
langsung(al-Quran).
2) Mencakup aspek seluruh kehidupan, baik individu,
masyarakat,bernegara, dll.
3) Berlaku untuk semua umat sampai akhir zaman.
4) Sesuai dengan fitrah manusia.
5) Menempatkan akal pada tempat yang sebaik-baiknya.
6) Menjaga rahmat bagi alam semesta.
7) Berorientasi kedepan tanpa melupakan masa kini.
8) Menjanjikan al-Jaza’ (hari pembalasan).

Universalisme Islam adalah “Argumen-argumen dan dasar-dasar


tentangide universalisme baik secara historis, sosiologis maupun secara teologis
dansubstansi ajarannya antara lain dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu:
Pertama: Pengertian perkataan Islam itu sendiri yaitu sikap
pasrahkepada tuhan yang merupakan tuntutan alami manusia.
Kedua: Merupakan kenyataan bahwa Islam adalah agama yang paling
banyak mempengaruhi hati dan pikiran berbagai ras, bangsa dan suku dengan
kawasan yang cukup luas hampir meliputi semua ciri klimatologis dan geografis
dan didalamnyaterdapat kemajemukan rasial dan budaya.
Ketiga: Islam berurusan denganalam kemanusiaan, karena ia bersama
manusia tanpa pembatasan ruang danwaktu.
Keempat: Karakteristik dan kualitas dasar-dasar ajaran Islam
itusendiri. Karakteristik dan kualitas dasar-dasar Islam yang mengandung nilai-
nilai universalisme antara lain berkaitan dengan tauhid, etika dan
moral,bentuk dan system pemerintahan, sosial, politik dan ekonomi,
partisipasidemokrasi (musyawarah), keadilan sosial, perdamaian,
pendidikan dan intelektualisme, etika kerja, lingkungan hidup dan sebagainya.

E. SIFAT DASAR AJARAN ISLAM


Konsep dasar ajaran islam adalah seluruh alam semesta diciptakan oleh
AllahSWT yang merupakan Tuhan dan Penguasa Alam Semesta, dan dia pula yang
mengcukupinya. Diciptakannya manusia, dan masing-masing manusia diberi umur
tertentu, Allah SWT telah menentukan kode kehidupan tertentu yang paling bagi
manusia, tetapipada saat yang sama manusia diberi kebebasan untuk memilih.Apakah
akan menerima atau menginkari dasar kehidupannya sendiri.

Ajaran Islam memiliki sifat khas yang berbeda dengan ajaran agama lainnya
yang menjadikannya menarik bagi manusia sepanjang umur dan zaman.Sifat Dasar
Ajaran Islam antara lain

:1.Kesederhanaan, Rasionalitas, dan PraktisIslam tidak memiliki mitologis,


ajarannya cukup sedrhana dan dapatdipahami. Ajaran Islam bersifat rasional yang
dapat dijelaskan oleh logikadan penalaran, islam merangsang pemeluknya
mempergunakan akal sertamendororng pemakaian intelek, sehingga jelaslah bahwa
islam merupakanagama yang praktis dan tidak memprbolehkan manusia berpuas diri
dalamkesia-siaan.

2.Kesatuan antara Materi dan RohaniIslam mendorong manusia untuk mencapai


kepuasan dalamkehidupan, tidak memisahkan yang material dengan yang moral,
yangdunia dengan yang ukhrowi, dan mengajak manusia agar selalumencurahkan
tenaga untuk mengkontruksikan kehidupan atas dasar moral;yang sehat. Dengan
demikian islam menyuruh untuk memadukan antarakehidupan moral dan materi.
Sehingga keduanya saling selaras danmemberi kemamfa’atan, bukan dengan
kehidupan Asketisme(Kepertapaan) maupun dengan idiologi materialistik yang
dpatmengabaikan sisi moral dan spiritual kehidupan.

3.Sebuah Cara Hidup yang LengkapIslam memberikan tuntunan bagi seluruh


aspek kehidupan baikpribadi dan sosial, moral dan material, ekonomi dan politik,
legal dankultural, serta nasional dan internasional.

4.Keseimbangan antara Pribadi dan MasyarakatIslam menciptakan keserasian dan


keseimbangan anataraindividualisme dan kolektivisme, keduanya mempunyai
hakdankewajiban sehingga harus ditunaikan secara selaras dan sebaik-baiknya.

5.Universalitas dan HumanismeIslam bersifat menyeluruh dan sangat menjunjung


tinggikemanusiaan, menghendaki perdamaiaan dan persatuan umat.

6.Keajegan dan PerubahanYang dimaksud Keajegan dalam islam bukan berarti


kaku, datardalam setiap hal. Islam bisa menerima perubahan, keduanya
harusdijalankan secara seimbang, sehingga prinsip islam tetap ada tanpaterganggu
oleh perubahan yang ada.
F. ISLAM NORMATIF DAN HISTORIS
a. Islam normative
Islam normative adalah sesuatu yang sacral dan suci. suatu pendekatan
yang lebih menekankan kepada aspek normatif dalam ajaran Islam yang
terdapat pada Alquran dan Sunnah (Hadits). Islam normatif merupakan bentuk
tekstual Islam yaitu pada Alquran dan Sunnah (Hadits). Islam memiliki
beberapa kajian, diantaranya yaitu: Teologi (Ilmu yang mengkaji tentang
ketuhanan), Tafsir (penjelas atau pemaknaan), Tasawuf (pendekatan diri
kepada Tuhan), Filsafat (pemikiran), Fiqh (tatana hukum). Pendeketan pada
Islam normatif yaitu suatu pendekatan yang melihat agama dari segi
ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat
penalaran atu pemikiran manusia.

b. Islam historis
Islam historis adalah Islam yang sesungguhnya ada di kalangan
masyarakat. Islam historis muncul karena suatu pemahaman dari setiap
individu atau diri sendiri dalam masyarakat tentang kajian Islam secara
menyeluruh, inilah yang disebut sebagai pemikiran Islam. Islam historis
merupakan budaya yang dihasilkan setiap berpikir manusia dalam interpretasi
atau pemahamannya terhadap teks, maka Islam saat ini bahkan menjadi
sebuah budaya. 

Melalui pendekatan historis seseorang diajak untuk memasuki keadaan


yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Dari sini, maka
orang tidak akan memahami agama keluar dari konteks sejarah atau
historisnya, karena pemahaman itu akan menyesatkan orang yang
memahaminya. Islam historis inilah yang dianut oleh Rasulullah SAW. Kajian
Islam historis melahirkan beberapa tradisi atau disiplin studi empiris, yaitu:
Antropologi agama, Sosiologi agama, dan Psikologi agama.

G. KARAKTERISTIK ISLAM DALAM BIDANG AQIDAH, IBADAH,


SOSIAL, PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui konsepsinya
dalam berbagai bidang, seperti bidang agama, ibadah, muamalah (kemanusiaan)
yang di dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan; kebudayaan,
sosial, ekonomi, politik, kehidupan, lingkungan hidup, kesehatan, serta Islam
sebagai sebuah disiplin ilmu. Konsepsi Islam dalam berbagai bidang yang
menjadi karakteristiknya itu diantaranya adalah :

1. Bidang Aqidah
Ajaran Islam sebagaimana dikemukakan Maulana Muhammad Ali, dapat dibagi
kepada dua bagian, yaitu bagian teori atau yang lazim disebut rukun iman dan
bagian praktik yang mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang Islam,
yakni amalan-amalan yang harus dijadikan pedoman hidup. selanjutnya disebut
ushul (pokok) dan bagian kedua disebut furu. Kata ushul adalah jamak dari ashl
artinya pokok atau asas adapun kata furu artinya cabang. Bagian pertama disebut
pula aqa'id artinya kepercayaan yang kokoh, adapun bagian kedua disebut ahkam.
Menurut Imam Syahrastani baian pertama disebut ma'rifat dan bagian kedua
disebut tha'ah, kepatuhan.
Selanjutnya dalam Kitab Mu’jam al-Falsafi, Jamil Shaliba mengartikan aqidah
menurut bahasa adalah menghubungkan dua sudut sehingga bertema dan
bersambung secara kokoh. Ikatan tersebut berbeda dengan terjemahan kata ribath
yang artinya juga ikatan tetapi ikatan yang mudah dibuka, karena akan
mengandung unsur yang membahayakan.'' Dalam bidang perundang-undangan,
aqidah berarti menyepakati antara dua perkara atau lebih yang harus dipatuhi
bersama. Dalam kaitan ini aqidah berkaitan dengan kata aqad yang digunakan
untuk arti akad nikah, akad jual beli, akad kredit dan sebagainya. Dalam akad
tersebut terdapat dua orang yang saling menyepakati sesuatu yang apabila tidak
dipatuhi akan menimbulkan sesuatu yang membahayakan, Akad nikah misalnya,
apabila dirusak akan berakibat merugikan kepada dua belah pihak secara lahir dan
batin, apalagi bila kedua pasangan tersebut telah dikarunia putera-putera yang
membutuhkan kasih sayang.
Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang aqidah ini adalah
bahwa aqidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang
diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah. Keyakinan
tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat
musyrik yang berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan
atas panggilan Allah. Dalam prosesnya, keyakinan tersebut harus langsung, tidak
boleh melalui perantara. Aqidah demikian itulah yang akan melahirkan bentuk
pengabdian hanya pada Allah, yang selanjutnya berjiwa bebas, merdeka dan tidak
tunduk pada manusia dan lainnya yang menggantikan posisi Tuhan.

2. Dalam Bidang Ibadah


Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat dikenal melalui konsepsinya
dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah berarti bukti manusia kepada Allah
SWT, karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah Tauhid Majelis Tarjih
Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya
mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi
segala larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya. Ibadah ada
yang umum dan ada yang khusus. Yang umum ialah segala amalan yang
diizinkan Allah, sedangkan yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah
akan perincian-perinciannya, tingkat, dan cara-caranya yang tertentu.
Ibadah yang dibahas dalam bagian ini adalah ibadah dalam arti yang nomor dua,
yaitu ibadah khusus. Dalam yurisprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam
urusan ibadah tidak boleh ada "kreativitas", sebab yang mengcreate atau yang
membentuk suatu ibadah dalam Islam dinilai sebagai bid'ah yang dikutuk Nabi
sebagai kesesatan." Bilangan salat lima waktu serta tata cara mengerjakannya,
ketentuan ibadah haji dan tata cara mengerjakannya misalnya adalah termasuk
masalah ibadah yang tata cara mengerjakannya telah ditetapkan oleh Allah dan
rasul-Nya.

3. Bidang Pendidikan
Sejalan dengan bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut di atas,
Islam juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam
memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki laki atau
perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan Islam
memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode,
sarana, dan lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini
dapat dipahami dari kandungan surat Al-Alaq sebagaimana disebutkan di atas. Di
dalam Alquran dapat dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan,
karya wisata, cerita, hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut
dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan dimaksudkan
demikian, agar pendidikan tidak membosankan anak didik.

4. Bidang Ilmu Dan Kebudayaan


Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap
terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Dari satu segi Islam terbuka dan
akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan
itu Islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan
kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan Islam. Dalam
bidang ilmu dan teknologi, Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk
bersikap terbuka atau tidak tertutup. Sekalipun kita yakin bahwa Islam itu bukan
Timur dan bukan Barat," ini tidak berarti kita harus menutup diri dari keduanya.
Bagaimanapun, Islam adalah sebuah paradigma terbuka dan merupakan mata
rantai peradaban dunia. Dalam sejarah kita melihat Islam mewarisi peradaban
Yunani-Romawi di Barat, dan peradaban-peradaban Persia, India, dan Cinta di
Timur. Selama abad VII sampai abad XV, ketika peradaban besar di Barat dan
Timur itu tenggelam dan mengalami kemerosotan, Islam bertindak sebagai
pewaris utamanya untuk kemudian diambil alih oleh peradaban Barat sekarang
melalui Renaissans. Jadi dalam bidang ilmu dan kebudayaan Islam menjadi mata
rantai yang penting dalam sejarah peradaban dunia. Dalam kurun waktu selama
delapan abad itu, Islam bahkan mengembangkan warisan-warisan ilmu
pengetahuan dan teknologi dari peradaban-peradaban tersebut.
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan torsebut
dapat pula dilihat dari 5 ayat pertama surat Al-Alaq yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. Pada ayat tersebut terdapat kata iqra' yang diulang sebanyak
dua kali. Kata tersebut menurut A. Baiquni, selain luinarti membaca dalam arti
biasa, juga berarti menelaah, mengobservasi, mengukur, mendeskripsikan,
menganalisis secara induktif. Semua cara tersebut dapat digunakan dalam proses
mempelajari sesuatu. Hal itu merupakan salah satu cara yang dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan. Islam demikian kuat mendorong manusia
agar memiliki ilmu pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk
berrpikir, merenung, dan sebagainya.

5. Bidang Sosial
Selanjutnya karakteristik ajaran Islam dapat dilihat dari ajarannya di
bidang sosial. Ajaran Islam di bidang sosial ini termasuk yang paling menonjol
karena seluruh bidang ajaran Islam sebagaimana telah disebutkan di atas pada
akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Namun, khusus dalam bidang
sosial ini Islam menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasihati tentang
hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa,
dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan Islam
bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa,
jenis kelamin, dan lain sebagainya yang berbau rasialis. Kualitas dan ketinggian
derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi
kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Atas dasar ukuran ini, maka dalam Islam
semua orang memiliki kesempatan yang sama. . Mobilitas vertikal dalam arti
yang sesungguhnya ada dalam Islam, sementara aiatem kelas yang menghambat
mobilitas sosial tersebut tidak diakui keberadaannya. Seseorang yang berprestasi
sungguhpun berasal dari kalangan bawah, tetap dihargai dan dapat meningkat
kedudukannya serta mendapat hak-hak sesuai dengan prestasi yang dicapainya.
Menumt penelitian yang dilakukan Jalaluddin Rahmat, Islam ternyata agama yang
menekankan urusan muamalah lebih besar daripada urusan muamalah. Islam
ternyata banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial dari aspek kehidupan
ritual. Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini masjid, tempat
mengabdi kepada Allah. Muamalah jauh lebih luas dari ibadah (dalam arti
khusus). Hal demikian dapat kita lihat misalnya urusan ibadah bersamaan
waktunya dengan urusan sosial yang penting, maka ibadah boleh diperpendek
atau ditangguhkan

6. Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi


Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat dipahami dari konsepsinya
dalam bidang kehidupan. Islam memandang bahwa kehidupan yang harus
dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara
urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan
akhirat dan kehidupan akhir dicapai dengan dunia. Kita membaca hadis nabi yang
diriwayatkan oleh Ibn Mubarak yang artinya: Bukanlah termasuk orang yang baik
di antara kamu adalah orang yang meninggalkan dunia karena mengejar
kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan akhirat karena mengejar
kehidupan dunia. Orang, yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara
seimbang, karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni
akhirat dikorbankan untuk urusan dunia.
Pandangan Islam mengenai kehidupan demikian itu, secara tidak langsung
menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan yang me-
misahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Agama harus terlibat dalam
mengatur kehidupan dunia.

7. Dalam Bidang Kesehatan


Ciri khas ajaran Islam selanjutnya dapat dilihat dalam konsepnya me-
ngenai kesehatan. Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip
pencgahan lebih diutamakan daripada penyembuhan. Dalam bahasa Arab, prinsip
ini berbunyi, al-wiqayah khairminal-'ilaj. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini
ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi Saw. yang pada
dasarnya mengarah pada upaya pencegahan.
Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, Islam menekankan orang
kehersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan
tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman, dan lain
sebagainya. Dalam hubungan ini kita temukan ayat Al-qur’an yang berbunyi :
‫ان هللا ئحب التوابئن وئحب المتطهرئن‬
artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan senang
kepada orang-orang yang membersihkan diri. (QS AI-baqarah, 2:222).
Bertaubat sebagaimana dikemukakan pada ayat tersebut akan menghasilkan
kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriah menghasilkan kesehatan fisik.
Selanjutnya kita baca lagi ayat Quran yang berbunyi “dan bersihkanlah
pakaiannzu dan tinggalkanlah segala macam kekotoran”. (QS Al-Mudatsir, 74:4-
5). Perintah tersebut berbarengan dengan perintah menyampaikan ajaran agama
dan membesarkan nama Allah SWT.
8. Dalam Bidang Politik
Ciri ajaran Islam selanjutnya dapat diketahui melalui konsepsinya dalam
bidang politik. Dalam Alquran surat Al-Nisa ayat 156 terdapat perintah menaati
ulil amri yang terjemahannya termasuk penguasa di bidang politik, pemerintahan
dan negara. Dalam hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap
pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang
didasarkan pada tolok ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut
berpegang teguh pada tuntutan Allah dan rasul-Nya maka wajib ditaati.
Sebaliknya, jika pemimpin tersebut bertentangan dengan kehendak Allah dan
rasul-Nya, boleh dikritik atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar
dengan cara-cara yang persuasif. Dan jika cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh
pimpinan tersebut, boleh saja untuk tidak dipatuhi.

9. Islam Sebagai Disiplin Ilmu


Selain sebagai ajaran yang berkenaan dengan berbagai bidang kehidupan
dengan ciri-cirinya yang khas tersebut, Islam juga telah tampil sebagai sebuah
disiplin ilmu, yaitu ilmu keislaman. Menurut Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia Tahun 1985, bahwa yang termasuk disiplin ilmu keislaman adalah Al-
quran/Tafsir, Hadis/Ilmu Hadis, Ilmu Kalam, Filsafat, Tasawuf, Hukum Islam
(Fiqih), Sejarah dan Kebudayaan Islam, serta Pendidikan Islam.
Jauh sebelum itu, Harun Nasution mengatakan bahwa Islam berlainan dengan apa
yang umum diketahui, bukan hanya mempunyai satu dua aspek, tetapi
mempunyai berbagai aspek. Islam sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek
ibadah, aspek moral, aspek mistisisme, aspek filsafat, aspek sejarah, aspek
kebudayaan, dan sebagainya nilah yang selanjutnya membawa kepada timbulnya
berbagai jurusan dan fakultas di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang
tersebar di Indonesia, serta berbagai Perguruan Tinggi Islam swasta lainnya di
tanah air

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia. Agama dari seluruh Nabi dan Rasul
yang pernah diutus oleh Allah SWT. pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok
manusia. Islam itulah agama bagi Adam as, Nabi Ibrahim, Nabi Ya'kub, Nabi Musa, Nabi
Daud, Nabi Sulaiman, dan Nabi Isa as. Hal demikian dapat dipahami dari ayat-ayat yang
terdapat di dalam Alquran yang menegaskan bahwa para nabi tersebut termasuk orang
yang berserah diri kepada Allah.
Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenal melalui konsepsinya dalam
berbagai bidang, seperti bidang agama, ibadah, muamalah (kemanusiaan) yang di
dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan; kebudayaan, sosial, ekonomi,
politik, kehidupan, lingkungan hidup, kesehatan, serta Islam sebagai sebuah disiplin ilmu.
Pokok – pokok ajaran Islam terdiri dari Aqidah, Akhlak dan Syariah. Ketiganya tidak
dapat dipisahkan, namun dapat dibedakan. Tidak dapat dibedakan mengandung makna,
untuk mencapai tujuan Islam ketiganya harus dilakukan secara menyeluruh karena
merupakan pokok-pokok agama. Dapat dibedakan mengandung makna bahwa ketiga
kerangka tersebut memiliki pengertian, ciri dan kekhasan masing-masing yang tidak dapat
dibedakan.

B KRITIK DAN SARAN


Demikian makalah yang kami buat, jika terdapat salah tulis nama atau kalimat yang
Kurang Berkenan mohon dimaafkan. Kritik dan saran membangunsangat dinantikan.

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H Abuddin Nata, M.A.

www.Unistangerang.ac.id;pokokpokokajaranislam,siregarlita paramika,makalah

2009-2010, http://diglb.unsby.ac.id

https://e-journal,stisbima.ac.id

https://hurmuzayim.blogspot.com.

https://kbbi.web.id

Anda mungkin juga menyukai