Anda di halaman 1dari 16

SISTEM AJARAN ISLAM

“Makna substantif Islam, Sumber-sumber Ajaran Islam, Aspek-Aspek


dalam Ajaran Islam, Islam Agama Rahmatan Lil’alamin”

MAKALAH

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengantar Pendidikan

Kelompok 5

Nadia Ulandari (221025377013)


Jaral Hasanah (221025377001)
Meri Ardiani (221025374003)

Dosen Pengampu:
KHAIRI, S.PdI., M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU


KEPENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH SUNGAI
PENUH LLDIKTI WILAYAH X
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Sistem Ajaran Islam”
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, terutama Bapak MEGI VORNIKA, S.Pd., M.Pd selaku dosen matakulaiah
Teori Belajar Bahasa yang telah memberi pemahaman sehingga makalah ini dapat
disusun, karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya yang
telah memberikan dukungan, dan kepercayaan yang begitu besar.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat lebih bermanfaat bagi
semua pembaca.

Sungai Penuh,Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................
B. Identifikasi Masalah.........................................................
C. Batasan Masalah..............................................................
D. Rumusan Masalah............................................................
E. Tujuan Penulisan Makalah..............................................
F. Manfaat Penulisan Makalah............................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Makna substantif Islam....................................................
B. Sumber-sumber Ajaran Islam..........................................
C. Aspek-aspek dalam ajaran Islam.....................................
D. Islam agama rahmatan lil ‘alamin....................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................
B. Saran ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ajaran Islam merupakan ajaran yang sempurna, lengkap dan uni;ersal yang

terangkum dalam hal pokok yaitu Aqidah, Syariah dan Akhlak. Artinya seluruh

Islam bermuara pada tiga hal ini. Aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya

merupakan satukesatuan dalam ajaran islam. &etiga unsur tersebut dapat

dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan, karena ketiga unsur tersebut merupakan

pondasi atau kerangka dasar dari Agama Islam. Ajaran Agama Islam yang

bersumber pada Al-qur’an sangat penting diketahu oleh pemeluk Islam namun

oleh oknum tertentu di salah dalam memahaminya. hal itu dapat dilihat dengan

banyak bermunculan aliran-aliran sesat. Selain itu, kasus kriminalitas yang

semakin merajalela pada sekarang ini merupakan suatu cerminan keruntuhan

akhlak pada umat manusia saat ini.

Untuk itulah sebagai umat Rasulullah SAW, kita perlu mengetahui serta

mempelajari tentang islam secara kaffah (menyeluruh). Untuk itulah makalah ini

di susun dengan judul “ Sistem Ajaran Islam ‘Makna substantif Islam, Sumber-

sumber Ajaran Islam, Aspek-Aspek dalam Ajaran Islam, Islam Agama Rahmatan

Lil’alamin”.

1.2. Identifikasi Masalah

Masih ada oknum yang tidak memahami sistem ajaran Islam dengan baik

sehingga salah dalam memahaminya dan sesat dalam penerapannya.

1
1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi maka peneliti membatasi kajian dalam makalah ini

pada Sumber-sumber Ajaran Islam, Aspek-Aspek dalam Ajaran Islam, Islam

Agama Rahmatan Lil’alamin.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Makna substantif Islam?

2. Apakah Sumber-sumber Ajaran Islam?

3. Apakah Aspek-Aspek dalam Ajaran Islam?

4. Bagaimana Islam menjadi Agama Rahmatan Lil’alamin?

1.5. Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

ini untuk mendeskripsikan :

1. Makna substantif Islam.

2. Sumber-sumber Ajaran Islam.

3. Aspek-Aspek dalam Ajaran Islam.

4. Islam Agama Rahmatan Lil’alamin.

1.6. Manfaat Penulisan Makalah

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan

tentang Sistem Ajaran Islam ‘Makna substantif Islam, Sumber-sumber Ajaran

Islam, Aspek-Aspek dalam Ajaran Islam, Islam Agama Rahmatan Lil’alamin.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Sistem ajaran islam haruslah dipahami dan diketahui oleh umat Islam, agar

tidak salah dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan, sistem ajaran tersebut

dimulai dari pengetahuan tentang Makna substantif Islam, Sumber-sumber Ajaran

Islam, Aspek-Aspek dalam Ajaran Islam, Islam Agama Rahmatan Lil’alamin.

Berikut penjelasan nya.

1. Makna substantif Islam

Orang sering salah paham terhadap Islam. Kadangkala suatu keyakinan dan

perbuatan dianggap sebagai Islam ternyata bukan Islam dan kadangkala suatu

keyakinan dan perbuatan dianggap bukan Islam ternyata itu adalah Islam. Kenapa

ini bisa terjadi? Itu karena banyak orang tidak paham tentang Islam. Ini tidak

hanya menimpa orang awam saja tetapi juga para intelektualnya. Maka dirasa

sangat perlu untuk dimengerti oleh setiap orang akan pengertian Islam agar orang

tidak salah paham dan itu mesti diambil dari sumber aslinya yakni Al-Qur’an,

bukan dari pendapat-pendapat orang atau yg lainnya. Dan tidak mungkin Alloh

tidak menjelaskan secara tersurat maupun tersirat di dalam Al-Qur’an dalam

perkara ini. Dan saya telah menemukan penjelasannya.

Kata Islam itu berasal dari bahasa Arab al-islam. Kata al-islam ada di dalam

Al-Qur’an dan di dalamnya terkandung pula pengertiannya, diantaranya dalam

surat Ali Imron (3) ayat 19 dan surat Al-Maidah (5) ayat 3. Apa yang dapat kita

pahami dari kedua ayat itu?.

Al-Qur’an surat Ali Imron (3) ayat 19, lafalnya, “ innad-dina ‘indallohil-

islam…”, artinya, ” sesungguhnya ad-din (jalan hidup) di sisi Alloh (adalah) al-

3
islam…”. Ayat ini dengan jelas sekali menyatakan bahwa al-islam adalah nama

suatu ad-din (jalan hidup) yang ada di sisi Alloh (‘indalloh). Ad-din (jalan hidup)

itu berupa bentuk-bentuk keyakinan (al-’aqidatu) dan perbuatan (al-’amalu) yang

ada pada seseorang, maka pastilah setiap orang memiliki suatu ad-din tertentu. Al-

Islam sebagai suatu ad-din yang ada di sisi Alloh tentu berupa bentuk-bentuk

keyakinan dan perbuatan yang ditetapkan Alloh dan berasal dari Alloh, bukan

hasil pemikiran manusia, makanya dinamakan dinulloh (QS 110 ayat 2).

Muhammad saw dan para sahabat adalah sekelompok orang yang paling

paham al-islam dan karenanya mereka dipuji oleh Alloh dengan sebutan ” khoiru

ummah ” (umat yang terbaik) (QS 3 ayat 110). Sebutan itu diberikan bukan karena

kemajuan teknologi atau apa, tapi lebih disebabkan oleh karena mereka meyakini

dan mengamalkan al-islam dengan sebaik-baiknya.

Kita yang hidup di zaman sekarang mengetahui al-islam hanya dari Al-

Qur’an dan As-Sunnah yang tercatat di dalam hadits-hadits yang shohih. Sehingga

dengan mudah kita dapat mengetahui apakah keyakinan atau perbuatan itu

termasuk al-islam atau bukan kalau kita tahu banyak tentang Al-Qur’an dan

hadits-hadits yang shohih. Kalau ada dasarnya di dalam Al-Qur’an dan as-sunnah

yang ditunjukan dengan hadits yang shohih sudah pasti itulah al-islam. Kalau

tidak ada dasarnya bagaimana bisa dinamakan al-islam?

2. Sumber-sumber Ajaran Islam.

a. Al- Qur’an

1) Pengertian Al-qur’an

Al-qur’an adalah kitab suci yang isinya mengandung firman Allah,

turunnya secara bertahap melalui malaikat Jibril, pembawanya Nabi

4
Muhammad Saw, susunannya dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri

dengan surat An-Nas, bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya

antara lain menjadi hujjah atau bukti yang kuat atas kerasulan Nabi

Muhammad Saw, keberadaannya hingga kini masih tetap terpelihara

dengan baik, dan pemsyarakatannya dilakukan secara berantai dari satu

generasi ke generasi lain dengan tuilsan maupun lisan.

2) Kandungan Al-Qur’an

Mengandung masalah tauhid, Mengandung masalah ibadah,

Mengandung masalah janji dan ancaman, Mengandung petunjuk jalan

hidup keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat,

Mengandung cerita atau riwayat kehidupan untuk manusia masa lampau.

3) Mukjizat Al-qur’an

Kemukjizatan Al-qur’an secara umum meliputi aspek-aspek

sebagai berikut: Aspek bahasa Al-qur’an, Aspek sejarah, Isyarat tentang

ilmu pengetahuan, Konsistensi ajaran selama proses penurunan yang

panjang, Keberadaan Nabi Muhammad yang Ummi.

b. Hadits

1) Pengertian Hadits

Kumpulan-kumpulan tindakan dan ucapan-ucapan Nabi, yaitu yang

biasanya dinamakan “Hadits” arti kata itu adalah “kata-kata” tetapi yang

dimaksudkan ialah ucapan-ucapan dan tindakan.

2) Unsur-unsur hadits

a) Sanad adalah jalur atau jalan periwayatan hadits dari beberapa

rangkaian orang yang terlihat dalam periwayatan hadits tersebut.

5
b) Matan adalah isi dari hadits atau reaksi dari hadits, di dalamnya

inti hadits atau kontennya.

c) Rawi adalah mempelajari banyak hadits, mengetahui banyak

hadits, menuliskannya, mengklasifikasikan dan melakukan

penelitian serta menyebarkannya.

3) Istilah-istilah dalam hadits

d) Sanad: Jalan menuju lafadh hadits.

Misalnya, A meriwayatkan hadits dari B, ia meriwayatkan

hadits dari C, ia meriwayatkan hadits dari Nabi shallallahu

‘alaihi wasallam.

e) Jalan lain: Sanad lain.

f) Hadits: Perbuatan, perkataan, keputusan, dan pengakuan Nabi

shallallahu ‘alaihi wasallam.

g) Sunnah: Hadits.

h) Atsar: Ada ulama berkata, “Atsar identik dengan hadits,

sebagaimana hadits marfu’ dan mauquf dikatakan atsar.

i) Hadits Qudsi: Apa-apa yang disandarkan oleh Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Allah selain Al-Qur’an.

j) Hadits Shahih: Hadits yang memiliki sifat-sifat yang membuat

hadits itu diterima.

c. Ijtihad

4) Pengertian ijtihad

Ijtihad menurut bahasa adalah berasal dari kata jahada yang

artinya: mencurahkan segala kemampuan, atau menanggung beban

6
kesulitan. Jadi arti ijtihad menurut bahasa adalah mencurahkan semua

kemampuan dalam segala perbuatan.

5) Syarat-syarat ijtihad

a) Hendaknya seseorang mempunyai pengetahuan bahasa Arab,

dari segi sintaksis dan filologinya

b) Hendaknya seseorang mempunyai pengetahuan tentang Al-

qur’an.

c) Hendaknya seseorang mempunyai pengetahuan Al-Sunnah

d) Hendaknya ia mengerti segi-segi qiyas

6) Jenis-jenis ijtihad

a) Al-Mujtahidun fis syar’i, yaitu mujtahid mutlak.

b) Mujtahid Muntasib

c) Mujtahid dalam Madzhab.

d) Mujtahidun dan Murjihun

e) Tingkatan muhafidhin

3. Aspek-aspek dalam ajaran Islam

Di dalam ajaran Islam ada tiga aspek atau tiga bagian terpenting, yang

terkait antara satu sama lain. Baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Secara tersurat maupun yang tersirat. Secara sadar mahupun tidak sadar. Yaitu

ajaran akidah, syariat dan tasawuf atau akhlak. Siapa yang ingin beragama Islam

atau siapa saja yang ingin melaksanakan ajaran Islam di dalam kehidupan, wajib

mempelajari ketiga-tiga aspek atau bahagian yang ada di dalam ajaran Islam ini.

Wajib dipelajari ilmunya, diyakini, dihayati dan juga diamalkan.

7
Kalau satu-satu aspek saja kita terima dan pelajari tetapi meninggalkan

aspek-aspek yang lain, ia sangat cacat dan timpang. Katalah kita pelajari

akidahnya saja serta diyakini dengan meninggalkan aspek-aspek yang lain,

seolah-olah Islam itu agama ketuhanan dan Tuhan tidak ada mempunyai peraturan

dan peranan. Kalau syariatnya saja yang kita terima dan menolak pula aspek-

aspek yang lain, Islam itu sudah seolah-olah Islam seperti ajaran ideologi.

Manakala kalau akhlaknya saja diterima dengan meninggalkan aspek-aspek yang

dua lagi, seolah-olah Islam itu hanya ajaran etika di dalam pergaulan atau etika

kerja.

‫َٰٓيَأُّيَه ا ٱَّل ِذ يَن َء اَم ُن وْا ٱۡد ُخ ُل وْا ِفي ٱلِّس ۡل ِم َك ٓاَّف ٗة َو اَل َتَّتِبُع وْا ُخ ُط َٰو ِت‬
٢٠٨ ‫ن‬ٞ‫ّو ُّم ِبي‬ٞ ‫ٱلَّش ۡي َٰط ِۚن ِإَّن ۥُه َلُك ۡم َع ُد‬
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu.

Oleh itu agama Islam tidak dapat diterima atau dipelajari di satu-satu aspek

saja tetapi kenalah diterima kesemua aspeknya sekali. Barulah lengkap dan

sempurna. Barulah indah dan berguna. Barulah dapat dilihat keagungan dan

kebesaran Allah itu di dalam kehidupan manusia. Barulah berlaku di dalam

masyarakat manusia itu keharmonian, keamanan dan kedamaian yang memang

diidam-idamkan oleh manusia.

Selain tidak boleh dipisahkan dan ada hubungkait, setiap aspek atau

bahagian yang ada di dalam ajaran Islam itu juga mempunyai peranan yang

tersendiri. Setiap aspek sangat memberi kesan kepada fikiran, jiwa dan kehidupan

lahir manusia. Sama ada di dalam kehidupan individu, kehidupan bermasyarakat

8
dan lain-lainnya. Di sini kita akan menghuraikan peranan setiap aspek itu seperti

berikut:

a. Akidah

Akidah adalah iman kepada Allah dan nabi muhammad utusan

Allah, yang termasuk dalam rukun iman. Di antara peranan akidah adalah

seperti berikut:

1) Agar manusia percaya dan yakin bahawa dunia dan seluruh isinya

ada penciptanya iaitu Tuhan Rabbul Alamin.

2) Supaya manusia dapat membedakan di antara Khaliq dengan

makhluk-Nya yang sangat berbeda. Maha Suci Dia daripada

menyerupai sesuatu.

3) Bahawa Tuhan itu adalah Zat yang tidak dapat difikirkan. Tidak

dapat ditangkap oleh mata dan yang tidak dapat dikhayalkan. Tiada

siapa mengetahui hakikat Zat-Nya kecuali Tuhan sendiri.

4) Bahawa Tuhan itu Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Berkehendak,

Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Besar.

5) Tuhan itu tiada yang mencipta-Nya. Oleh itu Dia tidak ada

permulaan dan tiada berkesudahan.

b. Syariat

Syariat adalah perintah Alloh, termasuk dalam rukun Islam. Di

antara peranan syariat itu ialah:

1) Agar manusia tahu bahawa Allah Taala telah menyediakan

mempunyai peraturan dan perlembagaan hidup untuk manusia yang

9
disampaikan melalui rasul-rasul-Nya. Supaya manusia selamat di

dunia dan di Akhirat.

2) Agar manusia yang menerima syariat-Nya hidup berdisiplin dan

teratur, terurus dan tersusun.

3) Agar manusia hidup di dalam sebuah masyarakat tidak merempuh

dan melanggar hak asasi orang lain. Supaya terjamin ukhwah dan

keharmonian hidup.

c. Mu’amalah

Mu’amalah yaitu aspek ajaran yang berkenaan dengan tataara

hubungan antar sesama, seperti adab bertentangga, jual-beli, tolong

menolong, berbakti kepada orang tua, menyantuni anak yatim dan fakir

misin serta lain sebagainya.

d. Akhlak

Akhak adalah aspek yang berhubungan dengan moralitas, etika,

sopan satntun, sikap diri dan lain-lain seperti adap hubungan antar lawan

jenis, sabar, syukur, tawakal dan lain sebagainya.

Akhlak adalah disukai dan dipuji oleh Allah, oleh Rasul dan oleh

seluruh manusia sama ada yang Islam mahupun yang bukan Islam. Maka

ia bersifat sejagat. Dari akhlak yang mulia, boleh menjalinkan kasih

sayang di kalangan manusia sama ada manusia yang Islam mahupun

manusia yang bukan Islam. Dari akhlak yang mulia, bagaimana hebat

dan istimewa sekalipun manusia itu, dia tidak akan riyak dan sombong.

Dari akhlak yang mulia, manusia yang miskin tidak akan terbiar. Akan

10
ada orang yang membela dan membantunya. Tidak ada orang yang

rendah kedudukannya di dalam masyarakat yang akan terhina dan dihina.

4. Islam agama rahmatan lil ‘alamin

Benar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Namun

banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada pemahaman-pemahaman

yang salah kaprah. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek

beragama bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah

aqidah.

Pernyataan bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil ‘alamin

sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala,

‫َو ما َأْر َس ْلناَك ِإَّال َر ْح َم ًة ِلْلعاَلِم يَن‬


“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat
bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa

ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi

seluruh manusia.

Secara bahasa,
‫ الِّر َّقُة والَّتَع ُّطُف‬:‫الَّرْح مة‬
rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul

Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih

sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah

bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Pembahasan Dapat disimpulkan:

1. Jadi, manusia pada hakikatnya mengenal islam berdasarkan dari

pengalaman hidup dan kemauan seseorang untuk Ad-din (jalan hidup) itu

berupa bentuk-bentuk keyakinan (al-’aqidatu) dan perbuatan (al-’amalu)

yang ada pada seseorang, maka pastilah setiap orang memiliki suatu ad-

din tertentu.

2. Bahwasanya sumber –sumber islam itu terdiri atas ; al-qur’an, hadis,

ijtihad.

3. Aspek dalam ajaran islam menliputi, Akidah, Syariat, Mu’amalah dan

Akhlak

4. Islam merupakan rahmat seluruh alam sesuai fitrah manusia, kebutuhan,

dan menjawaban bagi persoalan setiap umat manusia, semua di dasarkan

pada satu tujuan dan ketetapan yang sama. Dengan demikian, pokok

islam sesungguhnya tersimpul dari konsep ketauhidan yang hanya

terdapat di dalam islam.

B. Saran

12
Saran kami berikan kepada pelaksana pembaca agar memahami dan

melaksanakan ajaran Islam secara kaffah dalam mengarungi kehidupan di dunia

sebagai jembatan menuju kehidupan yang abadi di akhirat nanti.

Daftar pustaka

AL-habsi Ash-Shiddieqy, sejarah dan pengantar ilmu hadis, Bulan


Bintang, jakarta, 1954,

Dr. Nrrudin ITR, Ulumul hadis, terjemah Drs. Mujiyo, Rosda karya,
Bandung, 1994.

Ahmad Zain An Najah, MA, Majlis Tarjih Muhammadiyah,


pengenalan,penyempurnaan,dan pegembangan, Yogyakarta,
1912, hlm. 25.
Majalah Suara Muhammadiyah no.6/1355( 1936 ) .

Prof.Dr.HM.Shuhudi Ismail, Cara Praktis Mencari hadis, Bulan


Bintang, jakarta, 1991, hlm. 63.

13

Anda mungkin juga menyukai