Anda di halaman 1dari 12

KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM

Makalah Untuk Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam


Dosen Pengampu: Nomin, S.Ag. M.Pd

DISUSUN OLEH:
NAMA : Favian Zhafif Arkan
NOTAR : 2306008

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF


POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD
BEKASI 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpakan Rahmat
serta Hidayah-Nya sehingga kita bisa menjalankan aktifitas sebagai mana biasanya. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurakan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita
dari kegelapan menuju cahaya. Sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
“KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM” yang merupakan salah satu pilar penting dalam agama
ini. Makalah ini dibuat sebagai tugas pribadi yang akan dikumpulkan kepada dosen.

Yang kedua, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan
Agama yang memberikan arahan dan ajaran tentang mata pejalaran agama Islam. Beliau telah
memberikan kami ilmu yang bermanfaat dan motivasi yang berharga. Beliau juga telah
memberikan kami kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan pemahaman kami
tentang konsep aqidah dalam Islam melalui tugas ini.

Adapun yang terakhir, saya menyadari makalah ini banyak kekurangan, karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi perbaikan dan sekaligus
memperbesar manfaat makalah ini sebagai pembelajaran. Saya berharap makalah ini dapat
memberikan informasi yang berguna dan menambah wawasan bagi pembaca tentang konsep
aqidah dalam Islam. Saya juga berharap makalah ini dapat menjadi bahan diskusi yang menarik
dan produktif bagi pembaca.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Pengertian Aqidah Dan Ruanglingkup Pembahasan Aqidah........................................5
B. Sumber dan Fungsi Aqidah...............................................................................................7
C. Prinsip-prinsip Aqidah Islam............................................................................................8
BAB III.........................................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................10
A. Kesimpulan........................................................................................................................10
B. SARAN...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna dan diridhoi oleh Allah SWT. Hanya saja
kesempurnaan Islam ini hanya bisa kita rasakan dalam kehidupan jika kita pun
melaksanakannya secara sempurna. Jika kita hanya melaksanakan Islam secara setengah-
setengah, atau sebagiannya saja, maka kita tidak akan bisa merasakan kesempurnaan
Islam itu sendiri. Kita hanya akan bisa merasakan sebagian saja dari kesempurnaan itu.
Dan yang lebih penting, kita hanya akan bisa menjadi muslim yang seutuhnya jika kita
masuk kedalam Islam secara keseluruhan. Jika kita masuk kedalam Islam secara
setengah-setengah, kita pun akan menjadi muslim yang setengah-setengah.

Nabi Muhammad SAW telah bersabda ‘Telah aku tinggalkan dua perkara, selama
kalian (umat islam) berpegang teguh, kalian tidak akan sesat, yaitu Kitabulloh (Al-
Qur’an) dan Sunah Nabi (Al-Hadist)’. Dari sabda ini, kita dapat memahami bahwa
sumber ajaran Islam yang utama adalah Al-Qur’an dan Al-Hadist. Kedua sumber ini
mengandung petunjuk, hukum, dan tuntunan bagi umat Islam dalam segala aspek
kehidupan. Oleh karena itu, kita harus membaca, mempelajari, dan mengamalkan isi dari
Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan sebaik-baiknya.

Namun, membaca, mempelajari, dan mengamalkan Al-Qur’an dan Al-Hadist saja


tidak cukup untuk melaksanakan Islam secara sempurna dan menyeluruh. Kita juga harus
mengikuti teladan dari Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suri tauladan bagi umat
Islam. Nabi Muhammad SAW telah menunjukkan kepada kita bagaimana cara beribadah,
berakhlak, bermuamalah, berdakwah, dan berjihad di jalan Allah SWT. Kita harus
meneladani sikap, ucapan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW dalam setiap situasi dan
kondisi.

Selain itu, kita juga harus bersatu dan bersaudara dengan sesama umat Islam. Kita
harus saling tolong-menolong, saling nasihat-menasihati, saling cinta-mencintai, dan
saling bantu-membantu dalam kebaikan dan ketakwaan. Kita harus menjaga ukhuwah
islamiyah, yang merupakan salah satu rukun iman. Kita harus menghindari perselisihan,
permusuhan, dan perpecahan di antara kita. Kita harus bersama-sama menghadapi
tantangan dan ancaman yang mengancam Islam dan umat Islam.

Dengan demikian, kita dapat melaksanakan Islam secara sempurna dan


menyeluruh. Kita dapat merasakan kesempurnaan Islam dalam kehidupan kita. Kita dapat
menjadi muslim yang seutuhnya, yang taat, tunduk, dan patuh kepada Allah SWT. Kita
dapat menjadi muslim yang beriman, bertaqwa, dan beramal shaleh. Kita dapat menjadi
muslim yang berkah, bahagia, dan sejahtera di dunia dan akhirat.

4
B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini :


1. Bagaimana pengertian aqidah dalam agama Islam, baik secara bahasa maupun
istilah, dan apa saja ruang lingkup dan macam-macamnya?
2. Dari mana sumber aqidah dalam agama Islam, dan apa saja fungsi dan tujuannya
bagi kehidupan umat Islam di dunia dan akhirat?
3. Apa saja prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan ajaran agama Islam, dan
bagaimana cara mengamalkannya dalam berbagai aspek kehidupan?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan saya meyelesaikan makalah ini adalah untuk:


1. Dapat mengetahui pengertian aqidah dalam agama Islam, baik secara bahasa
maupun istilah, dan juga mengetahui ruang lingkup dan macam-macam
pembahasan aqidah yang relevan dengan tema makalah ini.
2. Dapat mengerti sumber-sumber aqidah dalam agama Islam, baik dari Al-Quran,
sunnah, maupun ijma dan qiyas, dan juga mengerti fungsi dan tujuan aqidah bagi
kehidupan umat Islam di dunia dan akhirat.
3. Dapat memahami prinsip-prinsip dasar aqidah Islam, seperti keesaan Allah,
risalah para nabi dan rasul, kehidupan akhirat, dan takdir Allah, dan juga
memahami cara mengamalkan prinsip-prinsip tersebut dalam berbagai aspek
kehidupan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah Dan Ruanglingkup Pembahasan Aqidah

Aqidah adalah salah satu konsep penting dalam agama Islam. Secara bahasa,
aqidah berasal dari kata “aqdan” yang berarti ikatan, adalah keyakinan yang tersimpul
dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Secara
istilah, aqidah adalah keyakinan hati atas sesuatu yang bersifat pokok dan mendasar
dalam agama. Aqidah merupakan dasar dari seluruh ajaran Islam, baik yang berkaitan
dengan ibadah, akhlak, maupun hukum.

Aqidah tidak hanya terbatas pada agama Islam, tetapi juga dapat digunakan untuk
ajaran lain di luar Islam. Setiap agama memiliki aqidah atau sistem keyakinan yang
menjadi ciri khasnya. Sehingga ada istilah aqidah Islam, aqidah nasrani, aqidah yahudi,
aqidah hindu, dan sebagainya. Aqidah juga dapat dibedakan menjadi aqidah yang benar
atau lurus dan aqidah yang sesat atau menyimpang. Aqidah yang benar adalah aqidah
yang sesuai dengan wahyu Allah dan akal sehat, sedangkan aqidah yang sesat adalah
aqidah yang bertentangan dengan wahyu Allah dan akal sehat.

Dalam ajaran agama Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan


keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman. Rukun
iman adalah enam hal yang wajib diyakini oleh setiap muslim, yaitu keyakinan kepada
Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta taqdir baik dan
buruk. Keyakinan kepada Allah berarti mengesakan Allah sebagai Tuhan yang satu-
satunya, yang tidak ada sekutu, serupa, atau anak bagi-Nya. Keyakinan kepada malaikat-
Nya berarti meyakini bahwa Allah menciptakan makhluk halus yang berbentuk cahaya,
yang bertugas sebagai utusan, penjaga, pencatat, dan pelaksana perintah Allah.
Keyakinan kepada kitab-kitab-Nya berarti meyakini bahwa Allah menurunkan wahyu
kepada para rasul-Nya dalam bentuk kitab-kitab suci, seperti Taurat, Zabur, Injil, dan Al-
Quran. Keyakinan kepada rasul-rasul-Nya berarti meyakini bahwa Allah mengutus para
rasul-Nya sebagai pembawa risalah dan petunjuk bagi umat manusia, mulai dari Nabi
Adam hingga Nabi Muhammad. Keyakinan kepada hari akhir berarti meyakini bahwa
Allah akan membangkitkan kembali semua makhluk yang telah mati, dan mengadili
mereka sesuai dengan amal perbuatannya di dunia. Keyakinan kepada taqdir baik dan
buruk berarti meyakini bahwa Allah telah mengetahui dan menetapkan segala sesuatu
yang terjadi di alam semesta, baik yang berkaitan dengan kebaikan maupun keburukan,
dan bahwa manusia memiliki pilihan dan tanggung jawab atas perbuatannya.

Aqidah Islam memiliki fungsi dan tujuan yang sangat penting bagi kehidupan
umat Islam. Fungsi aqidah Islam adalah memberikan landasan dan pedoman bagi seluruh
6
ajaran Islam, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, membentuk akhlak
yang sholeh, dan menentramkan jiwa. Tujuan aqidah Islam adalah mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat, dengan cara mengenal, mengabdi, dan mencintai Allah, serta
mengikuti sunnah Nabi Muhammad. Aqidah Islam juga merupakan sarana untuk
menyatukan umat Islam dalam satu komunitas yang bersaudara, yang saling tolong-
menolong, dan yang berjuang di jalan Allah. Ulama telah membagi ruang lingkup
pembahasan aqidah ke dalam 4 (empat) pembahasan, yaitu:

1. Ilahiyyat, yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang berhubungan dengan


Allah, seperti wujud Allah, sifat Allah, nama dan sifat Allah dan sebagainya.
2. Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah yang dibawa para Rasul
,mu’jizat rasul dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat, yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam ghoib
seperti jin, iblis, syaitan , roh ,malaikat dan lain sebagainya.
4. Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sam'i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam
barzkah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dsb.

B. Sumber dan Fungsi Aqidah

Sumber aqidah Islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, yaitu wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Quran
adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Al-Quran adalah mukjizat
terbesar Nabi Muhammad, karena Al-Quran memiliki keindahan bahasa, kesejajaran isi,
kebenaran ilmiah, dan tantangan yang tidak dapat ditiru oleh manusia. Al-Quran adalah
sumber pertama dari aqidah Islam, karena Al-Quran adalah kalam Allah yang ditulis dan
dibaca. As-Sunah adalah segala ucapan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad yang
menjadi teladan bagi umat Islam. As-Sunah adalah sumber kedua dari aqidah Islam,
karena As-Sunah adalah tafsir dan penjelasan Nabi Muhammad terhadap Al-Quran. As-
Sunah juga merupakan sumber hukum dan syariat Islam, karena As-Sunah menunjukkan
cara beribadah, berakhlak, dan bermuamalah yang sesuai dengan kehendak Allah.

Akal pikiran adalah kemampuan manusia untuk berpikir, menalar, dan mengerti.
Akal pikiran adalah anugerah Allah yang membedakan manusia dengan makhluk lain.
Akal pikiran adalah alat untuk memahami aqidah Islam, karena akal pikiran dapat
mengetahui kebenaran dan keadilan wahyu Allah. Akal pikiran juga dapat membuktikan
kejujuran dan kesempurnaan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah. Namun, akal
pikiran bukanlah sumber aqidah, karena akal pikiran tidak dapat menetapkan atau

7
menentukan aqidah. Aqidah adalah tauqifiyah, yaitu tidak bisa ditetapkan kecuali dengan
dalil syar’i, tidak ada ruang untuk ijtihad atau berpendapat di dalamnya.

Akal pikiran juga tidak mampu menjangkau hal-hal yang ghaib, yaitu hal-hal
yang tidak dapat diketahui oleh manusia dengan akal pikiran atau indra, kecuali dengan
bantuan Allah. Hal-hal yang ghaib termasuk di antaranya adalah Allah, malaikat, jin,
syaitan, roh, barzakh, akhirat, surga, neraka, qadar, dan lain-lain. Hal-hal yang ghaib
adalah bagian dari aqidah Islam, karena hal-hal yang ghaib adalah perkara-perkara yang
wajib diyakini oleh umat Islam berdasarkan wahyu Allah. Allah berfirman: “…dan kami
turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) sebagai penjelas atas segala sesuatu petunjuk
serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An-Nahl,16:89).
Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Quran menjelaskan segala sesuatu yang perlu diketahui
oleh umat Islam, termasuk hal-hal yang ghaib.

Aqidah memiliki beberapa fungsi,antara lain:

1. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.


2. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidah yang
kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia,
dan bermu’amalat dengan baik.
5. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah
kita tersebut tidak akan diterima.

C. Prinsip-prinsip Aqidah Islam

1. Iman Kepada Allah


Beriman kepada Allah keyakinan dengan kesadaran penuh meyakini bahwa
Allah-lah satu-satunya dzat yang benar-benar berhak disembah. Kepercayaan ini
muncul karena kita menyadari bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, yang
tidak hanya menciptakan tetapi juga membangun, mendidik, dan menyediakan segala
kebutuhan manusia. Dengan merenungkan kebesaran-Nya, manusia menjadi yakin
bahwa hanya dengan mengabdikan diri kepada Allah, mereka akan menemukan
tujuan hidup yang sesungguhnya. Kesadaran akan keberadaan-Nya juga membawa
dampak positif dalam menjalani kehidupan sehari-hari, karena mereka tahu bahwa
segala yang terjadi dalam hidup ini adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar.

2. Iman Kepada Malaikat


Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah
menciptakan malaikat dari cahaya. Sifat-sifat malaikat di antaranya :
8
a. Selalu patuh dan taat
b. Sebagai penyampai wahyu
c. Diciptakan dari cahaya
d. Mempunyai kemampuan yang luar biasa

3. Iman Kepada Kitab Suci


Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada empat :
a. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As
b. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As
c. Injil diturunkan kepada Nabi Isa As
d. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

4. Iman Kepada Nabi dan Rasul


Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira kepada umat
manusia, memberi teladan akhlak mulia dan berpegang teguh terhadap ajaran Allah.
Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi dan Rasul Allah adalah :
a. Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena Nabi
tidak berkata-kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.
b. Amanah artinya dapat dipercaya. Segala urusan akan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya
c. Fathanah artinya bijaksana dan cerdas. Nabi mampu memahami perintah-
perintah Allah dan menghadapi penentangnya dengan bijaksana.
d. Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan kepada umatnya apa
yang diwahyukan Allah kepadanya

5. Iman Kepada Hari Akhir


Beriman kepada hari akhir adalah meyakinibahwa manusia akan mengalami kesudahan
dan meminta pertanggung jawaban di kemudian hari.Al-Qu’ran selalu menggugah hati dan
pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa hari kiamat, dengan nama-nama
yang unik, misalnya al-zalzalah, al-qari’ah, an-naba’ dan al-qiyamah. Istilah-istilah tersebut
mencerminkan peristiwa dan keadaan yang bakal dihadapi manusia pada saat itu.

6. Iman Kepada Qada’ dan Qadar


Menurut bahasa, qada memiliki beberapa pengertian yaitu : hukum, ketetapan,
pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah adalah ketetapan Allah
sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tantang segala sesuatu yang berkenan dengan
makhluk. Sedangkan qadar adalah kejadian suatu ciptaanyang sesuai dengan penetapan.
Iman kepada qada dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah
telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Para ulama membagi takdir
menjadi dua macam, yakni :
1. takdir muallaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar (usaha) manusia.
misalnya: orang miskin berubah menjadi kaya atas kerja kerasnya.

9
2. takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada pada diri manusia dan tidak dapat
diubah-ubah. misalnya: kematian, kelahiran dan jenis kelamin.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam Islam, keseimbangan antara
aqidah dan praktek keagamaan sangatlah penting. Aqidah yang kokoh menjadi pondasi
utama bagi kehidupan seorang Muslim, memastikan bahwa keyakinan mereka terhadap
Esaan Allah SWT mengakar kuat. Dengan memiliki aqidah yang benar, seorang Muslim
dapat membangun tiang dan pondasi agama yang kokoh, memandu mereka dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Aqidah yang tulus terhadap Allah melibatkan
pengakuan terhadap keberadaan-Nya, sifat-sifat-Nya, hukum-hukum-Nya, dan
kekuasaan-Nya. Pokok aqidah ini secara alami mencakup keyakinan terhadap elemen-
elemen lain dalam Islam, seperti malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-
Nya, serta hari kebangkitan dan takdir-Nya. Keseluruhan, harmoni antara aqidah yang
kokoh dan praktik keagamaan memberikan landasan yang kuat bagi kehidupan spiritual
seorang Muslim.

B. SARAN

Berikut adalah beberapa saran berdasarkan kesimpulan di atas:

1. Lebih mengeksplorasi integrasi yang lebih dalam antara aqidah dan praktik
keagamaan. Fokus pada bagaimana kekokohan aqidah dapat lebih efektif
menciptakan dampak positif dalam pelaksanaan ibadah sehari-hari.
2. Mempertimbangkan pengembangan metode pengukuran untuk menilai sejauh mana
keseimbangan antara aqidah dan amal dalam kehidupan seorang Muslim.
3. Identifikasi faktor-faktor yang dapat menghambat keseimbangan antara aqidah dan
praktek keagamaan. Dengan mengetahui hambatan-hambatan ini, penelitian
selanjutnya dapat memberikan wawasan yang lebih baik untuk merancang intervensi
atau pendekatan yang lebih efektif dalam meningkatkan keseimbangan tersebut.
4. Memfokuskan peran pendidikan dan dakwah dalam memperkuat aqidah dan
memastikan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Memahami lebih dalam
bagaimana pendidikan agama dan dakwah dapat mendukung keseimbangan ini
menjadi aspek penting.
5. Penting untuk menginvestigasi lebih lanjut pengaruh lingkungan sosial terhadap
keseimbangan antara aqidah dan praktek keagamaan. Mengidentifikasi peran
keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar dalam membentuk dan
mempertahankan kekokohan aqidah.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://blogocatatan.blogspot.co.id/2014/10/pengertianruang-lingkup-dan-sumber.html

https://www.scribd.com/doc/240673947/MAKALAH-AQIDAH-DALAM-ISLAM

http://copyduty.blogspot.co.id/2011/04/makalah-aqidah.html

http://aqidahakhlak12.blogspot.co.id/2012/12/b.html

12

Anda mungkin juga menyukai