Anda di halaman 1dari 33

Makalah Agama

RUKUN IMAN DAN RUKUN ISLAM

OLEH:
NAMA : RISDA YANTI

NIM : K202101016
KELAS : D1_KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021
1
KATA PENGANTAR.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segenap rasa syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, semesta bertasbih
mengagungkan kebesaran-Nya, sehingga kitapun harus sadar bahwa segala nikmat dan ujian
hanyalah milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajak pada kebaikan dan kebenaran .

Dengan menyebut nama allah Swt yang maha pemurah lagi maha penyayang , puji
syukur kita panjatkan kehadirat allah Swt yang telah melimpahkan Hidayah , Inayah dan
Rahmat-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan penyusunan makalah Pendidikan agama
dengan judul “ Hakikat Rukun Iman Dan Rukun Islam “ tepat pada waktunya .

Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam dengan tema “ Rukun Iman Dan Rukun Islam” Di dalam makalah ini menjelaskan
tentang Apa itu rukun iman dan rukun islam serta bagaimana kedudukan dan maknanya. Penulis
sudah berusaha sebaik mungkin dalam menyusun makalah ini,

namun penulis sangat menyadari kemungkinan masih adanya kekurangan, untuk itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan.Terakhir, semoga semua
bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan,sebagai amal sholeh dan mendapat ridho Allah
SWT. Sehingga pada akhirnya makalah ini dapat bermanfaat serta sebagai sumbangan informasi
dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

wassalamualaikum warahmatullahi.wabarakatuh.

Kendari, 27 Desember 2021

2
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR............................................................................................................II
DAFTAR ISI...........................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang.............................................................................................................4

2. Rumusan masalah......................................................................................................5
3. Tujuan.........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Iman...........................................................................................................7

2. Rukun Iman Sebagai Pilar Keyakinan........................................................................8

3. Pengaruh Iman Terhadap Kehidupan Seorang Muslim.............................................11

4. Sifat-sifat Orang Beriman..........................................................................................12

5. Hal-hal Yang Meningkatkan Keimanan.....................................................................13

6. Pengertian Rukun Islam..............................................................................................13

7. Syahadat.....................................................................................................................14

8. Shalat..........................................................................................................................15

9. Puasa............................................................................................................................16

10. Zakat...........................................................................................................................17

11. Haji.............................................................................................................................18

BAB III PENUTUP

Kesimpulan & Saran...........................................................................................................19-20

DAFTAR PUSAKA..............................................................................................................22

3
BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan
rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Islam adalah
ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul
khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum / aturan
Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan
dunia dan akhirat. Ajaran islam tidak akan lengkap jika tidak memiliki rukun-rukun pada
ajarannya, ajaran islam memiliki rukun-rukun yaitu Rukun Islam dan Rukun Iman. Rukun yang
berarti Pilar- pilar dan Iman adalah "keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan
anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat “

Di zaman yang modern ini, budaya barat semakin berkembang di Indonesia. Kita sebagai
seorang muslim seharusnya dapat mengimplementasikan rukun iman dan islam dalam kehidupan
sehari hari agar tidak mudah terpengaruh kedalam pergaulan yang sudah tidak terkendali baik di
daerah perkotaan maupun didaerah desa. Pergaulan itu seperti mengikis keimanan atau akidah
setiap insan sedikit demi sedikit bahkan dapat menghilangkan keimanan atau akidah dari setiap
diri manusia.Maka rukun iman dan islam sangat dibutuhkan karena mempunyai peranan yang
baik dan penting dalam pembentukan kepribadian. Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar
keimanan yang dikenal dengan rukun Iman, terdiri dari enam pilar. Keenam pilar tersebut adalah
keyakinan Islam terhadap hal-hal yang “ghoib” yang hanya dapat diyakini secara transedental,
sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun Iman ( pilar
keyakinan ) ini adalah terdiri dari: 1) iman kepada Allah ( Patuh dan taat kepada Ajaran Allah
dan Hukum-hukumnya ), 2) iman kepada Malaikat-malaikat Allah ( mengetahui dan percaya
akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta ), 3) iman kepada Kitab-kitab
Allah (melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitab nya secara hanif. Salah satu kitab Allah
adalah Al-Qur'an), 4) iman kepada Rasul-rasul Allah (mencontoh perjuangan para Nabi dan
Rasul dalam menyebaran dan menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran ), 5) iman kepada
hari Kiamat ( paham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan ) dan 6) iman kepada Qada
dan Qadar ( paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta ).
4
Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap
muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah keimanannya, sehingga mengimani
ke enam rukun iman tersebut merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Dalam ajaran Islam terdapat beberapa pokok ibadah yang menjadi landasan fundamental agama.
Beberapa pokok ibadah mendasar itu disebut dengan rukun Islam yang meliputi 5 pokok perkara,
yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa dan naik haji. Kelima hal tersebut merupakaan ciri ibadah
seorang muslim yang membedakan dengan umat beragama lainnya. Pelaksanaan pokok-pokok
ibadah yang terkandung dalam Rukun Islam tersebut merupakan kewajiban yang harus di
laksanakan seorang muslim. Syahadat merupakan ucapan sumpah janji yang memperkuat aqidah
untuk senantiasa mengakui dan mengesakan Allah SWT serta mengakui bahwa Nabi
Muhammad sebagai utusanNya.Sholat adalah ibadah ritual yang dijalankan sebagai sarana
penghubung antara manusia dengan Allah SWT. Zakat adalah ibadah yang memiliki dimensi
social kemasyarakatan sebagai perwujudan ketaatan seorang muslim kepada Allah. Puasa adalah
ibadah yang memperkuat kepribadian, dan haji sebagai rukun Islam terakhir yang
memperlihatkan ketaatan dan keinginan seorang muslim memenuhi panggilan Allah SWT
berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mengkaji rukun rukun iman didalam islam dan
kaidah-kaidah pokok ibadah dalam ajaran Islam yang dikenal dengan nama Rukun Islam yang
mencakup syahadat, sholat, zakat, puasa dan naik haji. Melalui kajian tersebut diharapkan
pemahaman penulis terhadap isi dan makna rukun iman dan Islam akan meningkat dan mampu
pula meningkatkan kualitas ibadah penulis.

2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan rukun Iman?

2. Apakah kedudukan dan makna rukun Iman dalam agama Islam?

3. Apakah yang dimaksud dengan rukun islam?

4. Apakah kedudukan dan makna rukun islam dalam agama islam?

3 Tujuan Penulisan

1. Memahami apa itu rukun Iman.


5
2. Mengetahui kedudukan dan makna rukun Iman dalam agama Islam.

4 Memahami apa itu rukun islam.

5 Mengetahui kedudukan dan makna rukun Iman dalam agama Islam.

6
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IMAN

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilahsyar’i, iman
adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah
dengan melakukan ketaatan dan berkurang denganmaksiat". Para ulama salaf menjadikan amal
termasuk unsur keimanan. Oleh sebabitu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal
juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam
Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.

Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan,dan
amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.“Agar bertambah keimanan mereka di atas
keimanan mereka yang sudah ada.” QS.Al Fath [48] : 4 Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi
perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab
ketaatan dan berkurangdengan sebab kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah
dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab
meninggalkan amal.”

Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama
dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman
adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.”

Murid Al Imam Syafi’i yang bernama Ar -Rabi’ berkata: “Aku mendengar Al-ImamAsy-Syafi’i
berkata: “Iman adalah ucapan dan amalan, bertambah dan berkurang” Pada riwayat yang lain
terdapat tambahan: “Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.” Kemudian
beliau membaca ayat: Al-Muddatstsir: 31

ُ ْ ‫ُا‬
‫وﺗﻮا اﻟ ِﻜ‬ � ‫ﱠ‬
‫ﺟﻌَ ﱠﺪﺗَ ْﻢ ْﺘَﻨﺔ ِ ﺬ ُﺮ ﻟ ﺴﺘ اﻟﱠ ِﺬ‬ ً‫ﻜﺔ‬ ‫ﺟﻌَ ﺻﺤﺐ اﻟﻨﺎ ِر‬ ‫وﻣﺎ‬
‫ٰﺘﺐ ﻦ‬ ‫ْﯾﻦ ْو ۙا َﯿ ْﯿ ِﻘ ْﯾ ﻦ‬ ‫ْﻠَﻨﺎ ﻋ ِا ﱠﻻ‬ ‫ﱠوﻣﺎ‬ ‫ﱠﻻ ﯩ ﻣ‬ ‫ ا‬Uٓ‫ْﻠَﻨﺎ‬
‫ّﻟﻠﱠ‬ ۤ
َ
‫ﻛﻔ‬ ‫ﮭ‬ ‫ٰﻠ‬
‫ﻣ‬ ‫ﮭ‬ ُ‫ﻘُ ْﻮ و ِ ﱠاﻟ ِﺬ ْﯾ ل ﻦ ِﻓ ِﺑ ﻲ ﻗُﻠ‬ ‫َن ﻤﺆ‬ ‫ْﻟ‬ ‫ا ْﻟ ِﻜ ٰﺘﺐ ﻦ ا ْو‬
ْ
‫َﺮض‬ ‫ْﻮ‬ ‫َﻟﯿ‬ ‫ِﻣُﻨ ْﻮ‬ ‫وا‬ ‫ُﺗﻮا‬
‫ﻢ‬
7
‫َﯾ َﻻ ب اﻟﱠ ِﺬ ْﯾ‬ ‫و ْﺮﺗَﺎ‬ ‫ﯾﻤﺎﻧًﺎ ْ‬ ‫اﻣﻨُ ٓ‬
‫ْﻮا‬ ‫ﱠاﻟ ِﺬ ْﯾﻦ وﯾَ َدا َد ْﺰ‬
‫ِ ﻚ اِ‬ ‫َوﻣ ْﻌ ُﺟ‬ ‫ﻚ ﻣﻦ ﯾ ۤ و ِ ﻣﻦ َ‬ ‫ٰﮭﺬ ﻣﺜ ٰ‬ ‫َ‬
‫ﻣﺎذٓا اَ َرا َد‬ ‫ْﻟ ٰﻜ ِﻔ‬
‫ّﺑ ﱠﻻ‬ ‫َ‬ ‫ﯾ ﺸ‬ ‫� ﺎء َﯾ ﺪ‬ ‫ا ً ۗﻼ ﺬ ُﯾﻀﻞ‬
‫ﺎ ﯾ ﻠ ُﻢ ﻨُ ْﻮ‬ ‫ُ‬ ‫ُﺮ ْون وا‬
‫ر َ‬ ‫ۤﺎ‬ ‫ي‬ ‫ﺸ‬ ‫�‬
‫ُ‬
‫ﻣﺎ ﻲ ا‬ ‫ِﻟ‬
‫ْ ﺸ‬ ‫ِ َد ذ ْﻛ‬ ‫ُء‬ ‫ﮭ‬
‫ِھ ﱠﻻ‬ ‫ﻛ‬
‫ِﺮ ࣖ‬ ‫ٰﺮى‬
‫َﻠﺒ‬ ‫ھ‬
‫ِﻟ‬ ‫َﻮ و‬

‫‪8‬‬
Kandungannya : Bahwa neraka ciptaan Allah SWT dijaga oleh Malaikat. Jumlah malaikat yang
menjaga neraka (pada sumber lain) disebutkan sebanyak 19 malaikat. Jumlah ini (disebut dalam
Al-Mudassir sebagai BILANGAN) menjadi angka cobaan (menakutkan) bagi mereka yang kafir,
dan menjadi penguat keyakinan bagi ahli kitab dan menjadi penguat keimanan bagi yang
beriman sehingga jauh dari keraguan. Allah SWT memberikan petunjuk hanya kepada orang-
orang yang Ia kehendaki. Bahwa neraka adalah sebenar-benarnya peringatan bagi manusia.

Makna bertambah dan berkurangnya iman seperti yang ditanyakan oleh putra Imam Ahmad yaitu
Shalih rahimahullahu . Shalih rahimahullahu berkata: “Aku bertanya kepada ayahku, apa itu
makna bertambah dan berkurangnya iman?”. Beliau menjawab: “Bertambah nya iman adalah
dengan adanya amalan, berkurangnya adalah dengan meninggalkan amalan, seperti
meninggalkan shalat, zakat, dan haji ”

B. RUKUN IMAN SEBAGAI PILAR KEYAKINAN UMAT ISLAM

 Iman Kepada Allah Ta’ala

Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala
sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang
Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan
segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat
kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.
mempercayai bahwa Allah itu adalah Zat (essensi) dan ada (eksistensi) pada Allah Maha Esa itu
merupakan satuan, Ada pada Allah itu bersifat mutlak, berbeda dengan eksistensi manusia
bersifat nisbi. Aliran Sunni menambahkan beberapa Sifat-Allah yang merupakan suatu
kemestian, yaitu Azali (al-Qidam), kekal tanpa batas (al-Baqa), berbeda dengan setiap
kebaharuan (Mukhâlafat lil Hawâdits), keberadaann yaitu pada zat-Nya sendiri (Qiyâmuhu bi
Nafsihi), maha esa (al-Wahdâniyat), berkemampuan tanpa batas (al-Qudrat), berkemauan tanpa
hambatan (al-Irâdat), tahuatas setiap sesuatu (al-u), hidup (al-Hayt), mendengar (al-Samak),
menyaksikan (al-Bashar), berbicara menurut zat-Nya (al-Kalam).

 Iman Kepada Para Malaikat-Nya

9
Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat,
yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah
hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka
laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas
masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam
riwayat-riwayat mutawatir dari nash-nash Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Jadi, setiap gerakan di
langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi disana, sebagai pelaksanaan perintah
Allah Azza wa Jalla. Maka, wajib mengimani secara tafshil (terperinci), para malaikat yang
namanya disebutkan oleh Allah, adapun yang belum disebutkan namanya, wajib mengimani
mereka secara ijmal (global).

 Iman Kepada Kitab-Kitab

Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang
diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam (firman,
ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada
yang mengetahui jumlahnya selain Allah.Wajib beriman secara ijmal, kecuali yang telah
disebutkan namanya oleh Allah, makawajib baginya mengimaninya secara tafshil ,yaitu Taurat,
Injil, Zabur, dan Al-Qur’an.Selain wajib mengimani bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi Allah,
wajib pula mengimani bahwa Allah telah mengucapkannya sebagaimana Dia telah mengucapkan
seluruh kitab lain yang diturunkan. Wajib pula melaksanakan berbagai perintah dan kewajiban
serta menjauhi berbagai larangan yang terdapat di dalamnya. Al-Qur’an merupakan tolok ukur
kebenaran kitab-kitab terdahulu. Hanya Al-Qur’an lah yang dijaga oleh Allah dari pergantian
dan perubahan. Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan bukan makhluk, yang
berasal dari-Nya dan akan kembali kepada- Nya.

 Iman Kepada Rasul-rasul

Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah telah mengutus para rasul
untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya.Kebijaksanaan-Nya telah
menetapkan bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada manusia untuk memberi kabar gembira
dan ancaman kepada mereka. Maka, wajib beriman kepada semua rasul secara ijmal

10
sebagaimana wajib pula beriman secara tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut
namanya oleh Allah, yaitu 25 diantara mereka yang disebutkan oleh Allah dalam Al- Qur’an.
Wajib pula beriman bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi selain mereka, yang
jumlahnya tidak diketahui oleh selain Allah, dan tidak ada yang mengetahui nama-nama mereka
selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Wajib pula beriman bahwa Muhammad
shalalallahu alaihi wa salam adalah yang paling mulia dan penutup para nabi dan rasul,
risalahnya meliputi bangsa jin dan manusia, serta tidak ada nabi setelahnya. Kecuali mesti
beriman terhadap Nabi Muhammad, yang merupakan bagian kedua pada Syahadatain, maka
setiap Muslim diwajibkan pula mempercayai Rasul-Rasul Allah pada masa-masa sebelumnya
dan memuliakannya. Di dalam kitab suci Al-Qur'an terdapat nama dua puluh lima Rasul Allah,
yang satu persatunya disebutkan dengan nyata, yaitu: Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim,
Luth, Ismail, Ishak, Yaakub, Yusuf, Ayub, Zulkifli, Syu'aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas,
Ilyasa,Yunus, Zakharia, Yahya, Isa, Beberapa dalil mengenai adanya rasul Allah adalah sebagai
berikut:

1. "Kami utus pada setiap ummat itu seorang Rasul", (Q.S an-Nahal,16:36).
ُ ْ
‫ا� وﻣ ﻨ ﻬ ْﻢ َ ﻣﻦ‬ ۚ ْ ُ ‫ﱠ‬ َ ْ ْ � ً ْ ُ ْ َ �
‫وا ﺟ ﺘ ِن ُﺒﻮا اﻟ ﻄﺎ ﻏ ﻮ ت ﻓ‬ ‫و ﻟ ﻘ ﺪ ُ ٍ ﺔ ر ﺳ ْﻮ� ا ِن ا�ﻋ ُب‬
‫ﻫ ﺪى‬ ُ ْ ‫ﱠ‬ َ
‫ِﻤ ﻨ ﻬ ْﻢ ﻣﻦ‬ ‫ﺪوا ا� ب َﻌ ﺜ ﻨﺎ ْ� كﻞ ا ﻣ‬
ْ ‫ْ ْ � ُ ﺮ ْوا ﻛ‬ ‫ي‬
‫�ﱢ‬ ‫�ﻒ‬
� ْ ْ ُ ۗ ‫ﻀﻠﻠ ُﺔ‬
�‫ﺖ ْ ﻋﻠ�ﻪ �اﻟ‬
�‫ﺣﻘ‬ ‫ﱠ‬
ِ ْ ‫كﺎن ﻓﺎ ﻧ ﻈ ُﻤ � ُﺬﺑ‬ ‫ْ � رض‬
َ ‫وا ﻓﺴ‬
‫فن ﻋﺎﻗ َب ﺔ اﻟ‬ ‫�ا‬
‫ي‬

2. "Kami tidak akan memikulkan siksa (atas sesuatu ummat) kecuali lebih dahulu Kami utus
seorang Rasul," (Q.S al-Isra', 17:15).
َ ْ � ٌ َ ‫ﱠ‬ َ ‫َ ﻨ ْﻔ‬ َ ‫ﱠ‬ َ ْ
‫وﱠ ﻣﺎ ﻛ‬ ٰ ْ ‫وازَرة ا‬
‫ﺧﺮ‬ َ
ُ
‫ﺗﺰر‬ ‫ﻓ ِﺎ ﻧ ﻤﺎ �ﻀ ْۗ ﻴ‬ ‫ﻣ‬ ۚ ‫ﻣﻦ ا ﻫ ﺘﺪ ى ِ ﺎ ﻧ ﺘ‬
َ ‫ﻞ‬
‫ﻨﺎ ى‬ َ
‫و� و زر‬ ‫ﻬﺎ‬ ‫ﺿﻞ‬ ‫ِﺴ ٖﻪ ي ﻦ‬ ‫َﻤﺎ ﻓ ِﺪ ْ ﻳ‬
‫ﻋ‬ ‫ﻟ و‬ ‫ﻬ‬
� ِ
‫ﻠ‬
�‫ﱢ‬
ُ ‫ْ َف‬
‫ﺳ‬ ‫ﱣ‬
‫ﺬﺑ ن ﺣ تى ﻧ‬ ‫ﻣ َﻌ‬
ً ْ
�‫ﻮ‬ ‫ْب َﻌ‬
‫ﺚر‬
11
ِ

‫ي‬
Iman Kepada Kebangkitan Setelah Mati

Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang adanya negeri
akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang yang berbuat baik dan
kejahatan orang-orang yang berbuat jahat. Allah mengampuni dosa apapun selain syirik, jika Dia
menghendaki. Pengertian alba’ts (kebangkitan) menurut syar’i adalah dipulihkannya badan dan
dimasukkannya kembali nyawa ke dalamnya, sehingga manusia keluar dari kubur seperti
belalang-belalang yang bertebaran dalam keadaan hidup dan bersegera mendatangi penyeru. Kita

12
memohon ampunan dan Iman Kepada Takdir Yang Baik Maupun Yang Buruk Dari Allah Ta’ala.
Iman kepada takdir adalah meyakini secara sungguh-sungguh bahwa segala kebaikan dan keburu
kan itu terjadi karena takdir Allah. Allah ta’ala telah mengetahui kadar dan waktu terjadinya
segala sesuatu sejak zaman azali, sebelum menciptakan dan mengadakannya dengan kekuasaan
dan kehendak-Nya, sesuai dengan apa yang telah diketahui-Nya itu.

C. PENGARUH IMAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG MUSLIM

Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh dan dampak keimanan seseorang muslim
terhadap perilakunya sehari-hari.

1) Pengaruh Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang
muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya.
Jika seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka
dalam perilakunya akan senantiasa berhati-hatidan waspada, ia tidak akan merasa sendirian,
kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya, sebab ia yakin bahwa Allah itu ada. Karena
itu selama iman itu ada dalam dirinya, tidak mungkin ia dapat berbuat yang tidak sesuai dengan
perintah Allah.

2) Pengaruh Iman Kepada Malaikat

Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas mengetahui nama dan tugas-
tugasnya, akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang
mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati
dalam setiap perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan
dicatat oleh malaikat. Begitu juga dengan keyakinan adanya malaikat, maka seorang muslim
akan senantiasa optimis dan yakin perbuatan yang baiknya tidak akan sia-sia dilakukan. Oleh
karena itu iman kepada malaikatakan melahirkan sikap berhati-hati, optimis, dan dimanis, tidak
mudah putus asa ataukecewa.

3) Pengaruh Iman Kepada Kitab

13
Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran
jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah
dalam kitab suci. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan yang akan
ditempuhnya setelah kehidupan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah hidup
berakhir, maka dengan pemberitahuan kitab suci manusia dapat mengatur hidupnya
menyesuaikan dengan rencana Allah, sehingga manusia mempunyai masa depan yang jelas.

4) Pengaruh Iman Kepada Rasul

Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka manusia
dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang
diharapkan Allah. Dengan perilaku yang di contohkan Rasulullah, maka manusia akan
mempunyai pegangan yang jelas dan lengkap mengenai berbagai tuntutan kehidupan baik yang
berhubungan dengan Allah,hubungan antar manusia maupun lainnya.

5) Pengaruh Iman Kepada Hari Akhir

Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir sebagai
ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa
tidak akan ada yang sia-sia dala m kehidupan manusia, karena semuanya akan di pertanggung
jawabkan amal ibadah dan balasannya. Manusia tidak akan kecewa apabila di dunia ia tidak
memperolah balasan dari amal perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia akan memperoleh
balasan apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang muslim yakin akan hari akhir, maka ia
akan terhindar dari sikap malas dan suka melamun, melainkan ia akan terus berproses dan
mencari makna kehidupan.

6) Pengaruh Iman Kepada Takdir

Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus asa, sebab
yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah
akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan
bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, sebaliknya baik menurut
kita belum tentu baik menurut Allah. Karena itu dalam kaitan dengan takdir ini sehingganya lahir
14
sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan
kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah.

D. SIFAT- SIFAT ORANG YANG BERIMAN

□ Teguh pendirian / tidak mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan tidak lemah karena
cobaan.

Tegas dalam mengambil sikap dan mudah menerima nasehat.

Senang mencari dan menambah ilmu

Selalu merasa khawatir dan takut jangan-jangan amal soleh yang di kerjakannya belum cukup
untuk bekal menghadap kehadirot Allah sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk lebih
banyak beramal.

Sederhana dan selalu menjaga kebersihan.

Dan lain-lain

E. HAL-HAL YANG DAPAT MENINGKATKAN KEIMANAN

□ Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT seperti makna dari
nama-namaNya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Semakin tinggi ilmu pengetahuan
seseorang terhadap Allah dan kekuasaan- Nya, maka semakin bertambah tinggi iman dan
pengagungan serta takutnya kepada Allah SWT.

□ Merenungkan ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dan kesempurnaan-Nya.


Maka kita akan sampai pada kesimpulan : Siapa yang merancang, menciptakan dan mengatur
semua ini ? Jawabannya hanya Allah

Senantiasa meningkatkan ketaqwaan dan meninggalkan maksiat kepada- Nya

F. PENGERTIAN RUKUN ISLAM

Dalam agama Islam terdapat beberapa aspek yang menjadi fondasi ibadah, yang dinamakan
Rukun Islam. Fondasi - fondasi ibadah tersebut merupakan perwujudan hamba allah dalam

15
mengimplementasikan penghambaannya kepada Allah. Rukun Islam itu sendiri terdiri dari pada
lima perkara, yaitu:

1. Mengucap dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah itu tunggal dan Nabi Muhammad
s.a.w itu rasul Allah

2. Menunaikan sholat lima kali sehari.

3.Mengeluarkan zakat.

4.Berpuasa pada bulan Ramadhan.

5.Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.

F. SYAHADAT

Syahadat (persaksian) ini memiliki makna yang harus diketahui seorang muslim berikut
di amalkannya. Adapun orang yang mengucapkannya secara lisan namun tidak mengetahui
maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali dengan syahadatnya.
Adapun isi syahadat sebagai rukun pertama dalam rukun Islam adalah: Bersaksi tidak ada ilah
yang berhak disembah secara hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.makna
"La ilaha Illallah" Makna kalimat syahadat yang pertama “Lailahaillalloh” yaitu; tidak ada yang
berhak di ibadahi secara hak di bumi maupun di langit melainkan Allah semata. Dialah ilah yang
hak sedang ilah (sesembahan) selain-Nya adalah batil. Sedang Ilah maknanya ma’bud (yang
diibadahi). Artinya secara harfiah adalah: "Tiada Tuhan Selain ALLAH".Orang yang beribadah
kepada selain Allah adalah kafir dan musyrik terhadap Allah sekalipun yang dia sembah itu
seorang nabi atau wali. Sekalipun ia beralasan supaya bisa mendekatkan diri kepada Allah ta’ala
dan bertawasul kepadanya. Sebab orang-orang musyrik yang dulu menyelisihi Rasul, mereka
tidak menyembah para nabi dan wali dan orang soleh melainkan dengan memakai alasan ini.
Akan tetapi itu merupakan alasan batil lagi tertolak. Sebab mendekatkan diri kepada Allah ta’ala
dan bertawasul kepada-Nya tidak boleh dengan cara menyelewengkan ibadah kepada selain
Allah. Melainkan hanya dengan menggunakan nama-nama dan sifat-Nya,dengan perantaraan
amal sholeh yang diperintahkan-Nya seperti sholat, shodaqah, zikir, puasa, jihad, haji, bakti

16
kepada orang tua serta lainnya, demikian pula dengan perantara doanya seorang mukmin yang
masih hidup dan hadir dihadapannya ketika mendoakan.

Makna Syahadat “Muhammad Rasulullah” Makna syahadat Muhammad Rasulullah adalah


mengetahui dan meyakini bahwa Muhammad utusan Allah kepada seluruh manusia, dia seorang
hamba biasa yang tidak boleh disembah, sekaligus rasul yang tidak boleh didustakan. Akan
tetapi harus ditaati dan diikuti. Siapa yang menaatinya masuk surga dan siapa yang
mendurhakainya masuk neraka. Selain itu anda juga mengetahui dan meyakini bahwa sumber
pengambilan syariat sama saja apakah mengenai syiar-syiar Ibadah ritual yang diperintahkan
Allah maupun aturan hukum dan syariat dalam segala sector maupun mengenai keputusan halal
dan haram. Semua itu tidak boleh kecuali lewat utusan Allah yang bisa menyampaikan syariat-
Nya. Oleh karena itu seorang muslim tidak boleh menerima satu syariat pun yang datang bukan
lewat Rasul SAW. Allah ta’ala berfirman :

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah (Al Hasyr:7)”
ُ � ْ ْ � ‫َﻓ �ﺎ َء‬
‫� ﱠﺮ ُﺳ ْﻮ ِ ﺬى اﻟ ﻘ ْﺮ ٰ ﺘ َ ﺴ ِﻜ واﺑﻦ ْ ﺴب‬ � ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ﻫﻞ‬ ‫ﻮﻟ‬
‫اﻟ �ﻞ‬ ْ � ُ � �
‫ٰى وﻟ ٰ� ﻤ ين‬ ‫ِ ِل وﻟﻠ‬ ‫ا‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻘﺮى‬ ‫ا� ﻣ ﺎ ﻋ ٖﻪ ُ ر‬
‫واﻟ َﻴ واﻟ‬ ‫ﺳ‬ �
ِ ‫ا‬
ۚ ُ ِ ٰ � � ِ
ۗ ُ ْ ْ ٰ ْ ‫ﱠ‬ ُ ْ ْ ْ ً َ ْ�
ِ‫ﱠ‬ � ‫ﺎ ا ﺗﯩك ﻢ اﻟ ﺮ ﺬ و ب™و ﻬﯩك ﻨ �ﻮ‬ ‫ﻣﻨ‬ ‫� � ﻮن ﺔۢ ا ﺑ‬
ُ ْ َ ُ
َ ‫ُ ْ ُ َ ە ﻓﺨ‬ ْۗ� َ
‫ان‬ ‫ا‬ ‫واﺗﻘﻮا‬ ‫ا‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻧ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺳﻮ لوﻣ‬ ‫ﻢ‬ � ‫� � د فن‬
َ ُ َ ْ ْ
‫ﻋ ﻓﺎﻧﺘ ﻬ‬ ‫ﺎ‬ �َ ‫� ﻏﻨ‬ ‫و‬
� �
� ‫ﺎء‬ ‫ﻟ‬
َ
‫ا� ﺷ ِﺪ�ﺪ اﻟ ِﻌﻘﺎب‬
1. Pada ayat pertama Allah memerintahkan kaum muslimin supaya menaati Rasul- Nya pada
seluruh yang diperintahkannya dan berhenti dari seluruh Muhammad yang dilarangnya. Karena
beliau memerintah hanyalah berdasarkan dengan perintah Allah dan melarang berdasar larangan-
Nya.

2. Pada ayat kedua Allah bersumpah dengan diri-Nya yang suci bahwa sah iman seseorang
kepada Allah dan Rasul-Nya hingga ia mau berhukum kepada Rasuldalam perkara yang
17
diperselisihkan antara dia dengan orang lain, kemudian ia puas keputusannya dan menerima
dengan sepenuh hati. “Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuh hati (An Nisa’:65)”

18
G. SHALAT

Shalat lima waktu sehari semalam yang Allah syariat kan untuk menjadi sarana interaksi
antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan berdoa kepada-Nya. Juga untuk
menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim dari perbuatan keji dan mungkar sehingga ia
memperoleh kedamaian jiwa dan badan yang dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat.
Allah mensyariatkan dalam shalat, suci badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk sholat.
Maka seorang muslim membersihkan diri dengan air suci dari semua barang najis seperti air
kecil dan besar dalam rangka mensucikan badannya dari najis lahir dan hatinya dari najis batin.
Shalat merupakan tiang agama. Ia sebagai rukun terpenting Islam setelah dua kalimat syahadat.
Seorang muslim wajib memeliharanya semenjak usia baligh (dewasa) hingga mati. Ia wajib
memerintahkannya kepada keluarga dan anak-anaknya semenjak usia tujuh tahun dalam rangka
membiasakannya. Allah ta’ala berfirman :

"Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman (An Nisa: 103) Sholat wajib bagi seorang muslim dalam kondisi apapun hingga pada
kondisi ketakutan dan sakit. Ia menjalankan sholat sesuai kemampuannya baik dalam keadaan
berdiri, duduk maupun berbaring hingga sekalipun tidak mampu kecuali sekedar dengan isyarat
mata atau hatinya maka ia mengkhabarkan bahwa orang yang boleh sholat dengan isyarat. Rasul
meninggalkan sholat itu bukanlah seorang muslim entahlak atau perempuan. Ia bersabda :

“Perjanjian antara kami dengan mereka adalah sholat. Siapa yang meninggalkannya berarti telah
kafir” Hadits shohih. Sholat lima waktu itu adalah sholat Shubuh, sholat Dhuhur, sholat Ashar,
sholat Maghrib dan sholat Isya Waktu sholat Shubuh dimulai dari munculnya mentari pagi di
Timur dan berakhir saat terbit matahari. Tidak boleh menunda sampai akhir waktunya. Waktu
sholat Dhuhur dimulai dari condongnya matahari hingga sesuatu sepanjang bayang-bayangnya.
Waktu sholat Ashar dimulai setelah habisnya waktu Dhuhur hingga matahari menguning dan
tidak boleh menundanya hingga akhir waktu. Akan tetapi ditunaikan selama matahari masih
putih cerah.Waktu Maghrib dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir dengan
lenyapnya senja merah dan tidak boleh ditunda hingga akhir waktunya. Sedang waktu sholat
Isya’dimulai setelah habisnya waktu maghrib hingga akhir malam dan tidak boleh ditunda
setelah itu.Seandainya seorang muslim menunda-nunda sekali sholat saja dari ketentuan
19
waktunya hingga keluar waktunya tanpa alasan yang dibenarkan syariat diluar keinginannya
maka ia telah melakukan dosa besar. Ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak mengulangi lagi.

H. PUASA

Puasa pada bulan ramadhan yaitu bulan kesembilam dari bulan hijriyah. Sifat puasa : Seorang
muslim berniat puasa sebelum waktu shubuh (fajar) terang. Kemudian menahan dari makan,
minum dan jima’ (hubungan lain jenis) hingga terbenamnya matahari kemudian berbuka. Ia
kerjakan hal itu selama hari bulan Romadhon. Dengan itu ia menghendaki ridho Allah ta’ala dan
beribadah kepada-Nya. Dalam puasa terdapat beberapa manfaat tak terhingga. Diantara yang
terpenting :

1. Merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Seorang hamba


meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah. Hal itu diantara sarana terbesar
mencapai taqwa kepada Allah ta’ala.

2. Adapun manfaat puasa dari sudut kesehatan, ekonomi, sosial maka amat banyak.Tidak ada
yang dapat mengetahuinya selain mereka yang berpuasa atas dorongan akidah dan iman.

I. ZAKAT

Allah telah memerintahkan setiap muslim yang memilki harta mencapai nisab untuk
mengeluarkan zakat hartanya setiap tahun. Ia berikan kepada yang berhak menerima dari
kalangan fakir serta selain mereka yang zakat boleh diserahkan kepada mereka sebagaimana
telah diterangkan dalam Al Qur’an. Nishab emas sebanyak 20 mitsqal. Nishab perak sebanyak
200 dirham atau mata uang kertas yang senilai itu. Barang-barang dagangan dengan segala
macam jika nilainya telah mencapai nishab wajib pemiliknya mengeluarkan zakatnya manakala
telah berlalu setahun. Nishab biji-bijian dan buah- buahan 300 sha’. Rumah siap jual dikeluarkan
zakat nilainya. Sedang rumah siap sewa saja dikeluarkan zakat upahnya. Kadar zakat pada emas,
perak dan barang-barang dagangan 2,5 % setiap tahunnya.Pada biji-bijian dan buah-buahan 10 %
dari yang diairi tanpa kesulitan seperti yang diairi dengan air sungai, mata air yang mengalir atau
hujan. Sedang 5 % pada biji- bijian yang diairi dengan susah seperti yang diairi dengan alat
penimba air.Diantara manfaat mengeluarkan zakat menghibur jiwa orang-orang fakir dan
menutupi kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta antara mereka dan orang kaya.
20
J. HAJI

Rukun Islam kelima adalah haji ke baitullah Mekkah sekali seumur hidup.Adapun lebihnya
maka merupakan sunnah. Dalam ibadah haji terdapat manfaat tak terhingga :

1. Pertama, haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh, badan dan harta.

2. Kedua, ketika haji kaum muslimin dari segala penjuru dapat berkumpul dan bertemu di satu
tempat. Mereka mengenakan satu pakaian dan menyembah satu Robb dalam satu waktu. Tidak
ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, kayamaupun miskin, kulit putih maupun
kulit hitam. Semua merupakan makhluk dan hamba Allah. Sehingga kaum muslimin dapat
bertaaruf (saling kenal) dan taawun (saling tolong menolong). Mereka sama-sama mengingat
pada hari Allah membangkitkan mereka semuanya dan mengumpulkan mereka dalam satu
tempat untuk diadakan hisab (penghitungan amal) sehingga mereka mengadakan persiapan untuk
kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta’ala

21
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

o Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan seorang
muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam,
yaitu:man kepada Allah, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman kepada Kitab-kitab
Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada hari Kiamat, Iman kepada Qada dan
Qadar,

o Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang
muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak
perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha
Mendengar, maka dalam perilakunya akan senantiasa ber hati-hati dan waspada, ia tidak
akan merasa sendirian, kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya.

o Keyakinan terhadap adanya malaikat akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika
kita yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang
muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap perbuatannya karena ia akan menyadari
bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh malaikat

o Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat akan
kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus di tempuh manusia telah di
beritahukan Allah dalam kitab suci.

o Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka
manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan
apa yang diharapkan Allah.

o Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir
sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan sikap

22
optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena
semuanya akan di pertanggung jawabkan amal ibadah dan balasannya.

o Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewadan putus asa,
sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan
kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai
dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Pengertian Rukun Islam
dalam agama Islam terdapat beberapa aspek yangmenjadi fondasi ibadah, yang
dinamakan Rukun Islam. Fondasi-fondasiibadah tersebut merupakan perwujudan hamba
allah dalammengimplementasikan penghambaannya kepada Allah.

o Syahadat (persaksian) ini memiliki makna yang harus diketahui seorang muslim berikut
diamalkannya. Adapun orang yang mengucapkannya secara lisan namun tidak
mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali
dengan syahadatnya. Adapun isi syahadat sebagai rukun pertama dalam rukun Islam
adalah: Bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah secara hak melainkan Allah dan
Muhammad adalah utusanAllah.

o Shalat lima waktu sehari semalam yang Allah syariatkan untuk menjadisarana interaksi
antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan berdoa kepada-Nya. Juga
untuk menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim dari perbuatan keji dan mungkar
sehingga ia memperoleh kedamaian jiwa dan badan yang dapat membahagiakannya di
dunia dan akhirat.

o Zakat Merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya.Seorang hamba


meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah.Hal itu diantara sarana
terbesar mencapai taqwa kepada Allahta’ala.Adapun manfaat puasa dari sudut kesehatan,
ekonomi, sosial maka amat banyak.Tidak ada yang dapat mengetahuinya selain mereka
yang berpuasa atas dorongan akidah dan iman.

o Puasa merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya.Seorang hamba


meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah.Hal itu diantara sarana
terbesar mencapai taqwa kepada Allah ta’ala. Adapun manfaat puasa dari sudut kesehatan,

23
ekonomi, sosial maka amat banyak.Tidak ada yang dapat mengetahuinya selain mereka
yang berpuasa atas dorongan akidah dan iman.

o Rukun Islam kelima adalah haji ke baitullah Mekkah sekali seumur hidup.Adapun
lebihnya maka merupakan sunnah.

B. Saran

Keimanan dan tingkat ke islaman seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari,
oleh karena itu penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita
kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga
keyakinan kita terhadap malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan takdir senantiasa harus ditingkat
demi meningkatkan amal ibadah kita.

24
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka

Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:

Rosdakarya.Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara yak

25
TUGAS AGAMA.

NAMA :RISDA YANTI

NIM: K202101016

KELAS : D1_KESEHATAN MASYARAKAT

1. Apa perbedaan najis dan hadas ?

Jawaban:

Islam mewajibkan umatnya bebas dari hadas maupun najis sebelum beribadah. Hal ini karena
Islam adalah agama yang cinta kebersihan. Seperti ini hadisnya :
‫اﻟﻄﮭﻮر ﺷﻄ ُﺮ ﻤﺎ‬
‫ا ْ ِﻹ ﯾ ن‬

Artinya "Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman." (HR Ahmad, Muslim, dan
Tirmidzi). Najis adalah sesuatu yang kotor atau menjijikkan dengan tiga tingkatan
(mugholadoh (berat), mutawassithah (sedang) dan mukhaffafah (ringan)). Sementara, hadas
adalah sesuatu yang bisa dihilangkan dengan mandi atau bersuci.
Perbedaan antara hadas dan najis :
1.) Perbedaan wujudnya
Najis adalah benda yang bisa dilihat berdasarkan warna, bau, dan rasanya di lidah.
Sebaliknya, hadas tidak berbentuk benda.
Hadas adalah status hukum karena suatu perbuatan atau kejadian. Contohnya, seseorang
buang air kecil dan air besar. Maka statusnya menanggung hadas kecil.
Sementara, wanita haid statusnya menanggung hadas besar. Selama belum mandi besar, maka
statusnya masih dalam kondisi berhadas besar.
2.) Perbedaan penyucian
Seseorang yang menanggung hadas besar maupun kecil, tetap akan berstatus hadas meskipun
telah menghilangkan kotoran di tubuhnya. Karena, sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
hadas dapat dihilangkan dengan berwudhu, mandi besar, atau tayamum.
Sebaliknya, untuk menyucikan najis dapat dilakukan dengan membersihkan hingga fisiknya
hilang, contohnya najis air kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun kecuali air susu
ibu. Najis Dapat disucikan dengan hanya diperciki air, meskipun fisik najisnya masih ada.
Walau demikian, najis besar berupa bekas jilatan anjing dan babi memerlukan cara-cara
penyucian yang khusus dan tepat.
2. Jelaskan tiga aspek/tiga demensi hubungan ajaran islam dengan disiplin ilmu kesehatan
masyarakat beserta sebutkan ayatnya ?

Jawab :

 (Q.S. Ar-rum) 41:

‫ِ ﻤﻠُ َﻟَﻌﻠ ﮭ‬ ‫ﺾ اﻟﱠ‬ َ‫اﻟﻨﺎس ِﺬ ْ ﺑ‬ ‫َا ْﯾ ﱠ‬ ‫ﻤﺎ‬ َ ‫ظ ﮭ َﺮ ْ ﺴ ﻰ‬


ِ ‫اﻟﺒ واﻟ‬
ْ ‫ْﻮا ْﻮ‬ ‫ِﺬي‬ ‫َْﯾﻘ ﻟﯿُ ﻢ ﻌ‬ ‫ِﺪى‬ ‫ﻛﺴﺒ‬ ‫َﺒ ﺮ‬ ‫ّﺮ‬ ‫ﻟﻔَ ﺎد‬
‫ﺟﻌ ﻢ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﺖ‬ ‫ا‬
ُ ِ
‫ﮭ‬ ‫ﺤ‬
َ ‫َﯾ ْﺮ‬
‫ن‬
”Telah terjadi (tampak) kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah akan merasakan kepada mereka sebagian (akibat tindakan
mereka) agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Masih banyak lagi ayat-ayat
Alqur’an (misalnya: surat 2 ayat 60 dan 205; surat 5 ayat 64; surat 7 ayat 85; dan
beberapa surat lainnya) yang juga menegaskan tentang peranan manusia dalam
kerusakan lingkungan, melarang manusia untuk merusak lingkungan, dan sekaligus
mengajak manusia memelihara lingkungan.

(Q.S. Ar-rum) 41: mengajak manusia memelihara lingkungan, kaitannya dengan


kesmas ialah di ilmu sanitasi lingkungan

 Al-Imron 104:

‫ ُﻣ ُﺮ ْون ﺎﻟﻤﻌ ُﺮ ْوف وﯾَ ْﻨﮭ ْﻮن ﻋﻦ اﻟﻤ‬Uْ‫ ﱠﻣﺔٌ ﱠﯾ ْﺪﻋ ْﻮن ﻟَﻰ اﻟﺨ ْﯿ ِﺮ و َﯾﺄ‬Uُ‫ ُﻜﻦ ّﻣ ْﻨﻜ ْﻢ ا‬Uَ‫و ْﻟﺘ‬
ۤ
‫و ٰﻟ �ﯩﻚ ھ ُﻢ‬U‫ْﻨﻜ ِﺮ ۗ و ُا‬
‫اﻟﻤ ْﻔ ِﻠﺤ ْﻮن‬
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan ajaran Islam maka
memerlukan pendidikan kesehatan atau salah satu upaya bidang kesehatan berupa
promosi kesehatan. Promosi kesehatan tidak hanya sekedar memberikan informasi
kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat namun mengubah perilaku
yang kurang sehat menjadi sehat. Ada kelompok organisasi profesi yang resmi diakui
oleh negara yang bernama organisasi perkumpulan pendidik dan promosi kesehatan
masyarakat Indonesia (PPPKMI) bagian dari OP Ikatan Ahli kesehatan Masyarakat
Indonesia (IAKMI), namun tugas dan tanggung tersebut tidak akan dapat berjalan
tanpa dukungan dari para tokoh masyarakat apalagi tokoh agama Islam yang notaben
jelas ajarannya sangat menjunjung tingga bidang pendidikan dan kesehatan. Para
kelompok OP merupakan ikhtiyar dari Q.S. Al-Imron 104: “Dan hendaklah ada di
antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Al-Imron 104: meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan ajaran islam
maka memerlukan pendidikan kesehatan di bidang promosi kesehatan

 Q.S. Al-Qasas 7:

‫ﻣﻦ اﻟ ﱡﺪ و ﺣﺴ ﻛﻤﺎٓ اَ ﺣﺴ � اﻟ و َﻻ‬ ‫ اﻟﱠﺪا َ َﻻ ﺲ َْﯿﺒ‬U�


ُ ‫ﱣ‬ ‫واﺑﺘﻎ ْﯿ ا‬
َ
ِ Uُ ‫ﱣ‬
‫ْﯿﻚ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻧﯿﺎ اَ ﻦ‬َ ْ َ ‫َ ر ا ْﻻ‬
‫ﺮة َﺗ ْﻨ ﻧ ﻚ‬ ‫ﻤﺎٓ ٰﺗﯩﻚ‬
‫ﺼ‬ ‫و‬ ‫ﺧ‬
‫اﻻ ر ض ﻻ ُﯾﺤ ﺐ ْ ﺴ ِﺪ ْﯾﻦ‬
ْ َ ‫َﺗ ْﺒ ا ﺴ‬
‫� اﻟ ﻔ‬
َ ‫ﻰ ۗاِن‬ ‫ْﻟﻔَ ﺎ‬
‫ﻎ َد‬
‫ﻤ‬
“ Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat
kerusakan

Q.S. Al-Qasas 7: kaitannya dengan ilmu kesehatan yaitu Mengatur keselamatan dan
kesehatan kerja ” Ayat lain S. Al-Baqarah ayat 195

‫ﺴ ِﻨ ْﯿﻦ‬ َ ُ‫َﻻ ُﺗ ْﻠﻘُ ْﯾ ﻜ ْﻢ ِاﻟَﻰ ﮭﻠ‬


‫ﺐ‬ ‫ُﯾﺤ‬ ‫وا ﺴُﻨ ْﻮا‬ ‫ﺳ ِﺒ‬ ‫وا ْﻧ ِﻔﻘُ ْﻮا‬
َ
‫� اﻟﻤﺤ‬
َ ‫اِن‬ ‫اﻟﺘﱠ َﻜﺔ ﺣ‬ َ‫� و ِﺪ ْﯾ ﺎ‬
ِ ‫ْﻮا‬ ‫ْﯿﻞ ﻲ‬
juga memerintahkan kita melakukan sesuatu kerja dengan cara yang sebaik-baiknya
dengan mengutamakan menjaga keselamatan dan kesehatan, sebagaimana firman-Nya
yang berbunyi: “Dan infakkanlah (hartamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu
jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat
baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

Q.S. Al-Baqarah ayat 195 kaitannya dengan ilmu kesehatan Masyarakat yaitu
Mengatur keselamatan dan kesehatan kerja

Islam sangat memperhatikan bidang kesehatan baik fisik (jasmani), mental dan moral
(spiritual) secara keseluruhan. Kesehatan jasmani misalnya tentang Thoharoh,
tercermin pada ayat-ayat Al-Qur’an:
‫‪1. QS. Al-Baqarah 222 :‬‬

‫ﺣﺘﱣـﻰ‬ ‫ﻋﻦ ا ْ ﺾ ۗ َ اَذ ى ﻋﺘَ‪ U‬ﺰﻟُ‪U‬ﻮا ۤ‬


‫ْﻘ َﺮﺑُ‬ ‫ﻰ ا ﺤ ْﯿ َ‬ ‫ِ‬ ‫وﯾ ْﻮﻧ‬
‫ْﻮھﻦ ﺗَ‬ ‫ْﻟﻤ ۙﺾ ﻻ‬ ‫اﻟ ِﻨ ﺎء‬ ‫َﻓﺎ‬ ‫ُﻗﻞ ﻮ‬ ‫ْﻟﻤ ﯿ‬ ‫ﻚ‬
‫و‬ ‫ﺴ‬ ‫ﺤ‬ ‫ﺴـ�‬
‫ھ‬ ‫ﻠُ‬
‫اﻟﺘﱠ ﱠﻮا ِﺑ وﯾُ ا ﻤ ﻄ ّﮭ‬ ‫ُﯾﺤ‬ ‫ن ۚ ﻓ ﻄ ن ﻓَْﺄﺗُ ھﻦ ْ اَ َﻣ ُ ۗ‬ ‫َﯾﻄﮭ ْﺮ‬
‫ْﯿﻦ ﺐ ﺤ ْﻟ َﺘ ِﺮ ْﯾﻦ‬ ‫�‬ ‫ْﻮ ﻣﻦ ﯿ َﺮ ﺚ ﻢ اِن‬ ‫ِﺎذَا ﺗ ﮭ‬
‫َ‬
‫ﺐ‬ ‫�‬
‫ُ‬ ‫ْﺮ‬
‫ﺣ‬
‫ﻛ‬
yang artinya: “…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

2. QS. Al-Maidah 6:

‫ﺴﺤ ْﻮا‬
ْ ‫ﻤ‬ ‫ﻗُ ْﻤﺘُ ْﻢ ِاﻟَﻰ اﻟ ﺼ ٰﻠﻮة ﺴﻠُ ْ ھ ْﯾ ْﻢ ِا َﻟﻰ‬ ‫ْﻮا‬ٓ ‫ٓﯾَﺎﯾ ﮭﺎ ﱠاﻟ ِﺬ‬
‫ﻓَﺎﻏ ْﻮا ﻮ ﻜ ِﺪﯾَ َوا ا ْﻟ ﻜ َﺮاﻓﻖ ﻣ‬ ‫ذ َا‬ ُ‫ْﯾﻦ اﻣﻨ‬
‫وا‬ ‫وﺟ ْﻢ‬
‫ﺳَﻔ ٍﺮ‬ ‫و ِا ْﻨ ْ ٓ ْ ﻋ‬ ‫ُﺮء ْو ﺳ ْ ﺟ ْ َﻟﻰ َ ﻌﺒَ و ِا ْﻨ ﺟﻨ َﻓﺎط ْو‬
‫ن ُﺘ ْﻢ ﺮ ﺿ و ٰﻠﻰ‬ ‫ۗا‬ ‫ﻜ ْﯿ ن ُﺘ ْﻢ ًﺒﺎ‬ ‫ﻜ ر ﻠ ﻢ‬
‫ﻰ َا‬ ‫ﻛ‬ ‫ﮭ‬ ‫ﻛ‬ ‫اﻟ ِﻦ‬ َ‫ْﻢ وا‬
‫ﻣ‬ ‫ُﺮ‬ ‫ﻜ‬
‫ِّﯿًﺒﺎ ﺴﺤ ْﻮا‬ ‫ْﯿ‬ ْ ‫ ُﻢ ۤ ْﻢ َﺗ ِﺠ ُﺪ ۤ ء‬Uُ‫اَ ْو ۤ ا ٌ ْ ْ ۤ ﺎ ﻂ اَ ْو ﺴﺘ‬
‫َﻓﺎ ْﻣ‬ ‫ًﺪا‬ ‫ْوا ء َﻓَﻠ ﺎ ﻓََﺘَﯿﻤ ﻮ‬ ‫اﻟﻨ ﺎ‬ ‫ﻟﻤ‬ ‫ﺎ ء ﺪ ﻨ ﻢ �ﯩ‬
‫ط‬ ‫ﺻ‬ ‫ا‬ َ ‫ّﻣﻦ‬
‫اﻟﻐ‬ ّ ‫ﺟ‬
‫ﻣ‬ ‫ﺴ‬
‫ِﻌ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺣﻣ ﻜ‬
‫و ُِﻟﯿ ِﺘ ﱠﻢ‬ ‫ﻟ ﺠﻌ ﻋ ْ ّ ﺣ َﺮ ٰﻟ ْﯾ‬ ‫ُﻮﺟ ْﻮ ھ ْﯾ ْ ْﻨﮫُ ْﯾ‬
ْ ‫ﻟ ﻄ‬
‫ُﯿ ّﮭ ﻢ‬ ‫ُﺪ‬ ‫ِﻜﻦ‬ ‫َﯿ ﻞ َﻠ ﻢ ﻣ‬ ‫ﻜ ِﺪ ْﯾ ﻢ ۗﻣﺎ ّﻣ ُﺪ ُﯾ‬
‫َﺮ‬ ‫ﱡﯾ‬ ‫ﻦ‬ ‫ْﯿ‬ � ‫ِﺮ‬ َ‫وا‬ ‫ْﻢ‬
‫و‬
‫ﻛ‬ ‫ِﺮ‬ ‫ﻜ‬ ‫ﻜ‬
‫ْﻢ ﻜ ْﻢ ﺸﻜ ُﺮ‬ ‫ﻌﻤﺘَ ٗﮫ ﻋ‬
‫َﻟَﻌﱠﻠ َﺗ ْون‬ َ‫ﻠ‬
‫ﻜ‬ ‫ْﯿ‬

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah,
dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur” dan masih banyak
ayat Al-Qur’an lainnya. hadis nabi yang memuji orang mukmin yang kuat,” Orang
mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dari orang mukmin yang Iemah dan dalam
berbagai hal baik”.

Dari perjelasan di atas tentang Q.S Al- Baqarah dan Q.S al- Maidah ayat 6 memiliki
kandungan yang mengajarkan tentang kebersihan,dimana kebersiha di ilmu kesehatan
masyarakat di pelajari melalui ilmu sanitasi

 Mencegahan penyebaran wabah, tercermin dalam hadist: Sabda Rasulullah SAW:


“Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan
bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya.” (HR. Bukhari).
Saat ini pun, konsep saat ini saat pendemi Covid-19 kita mengenal PSBB (pembatasan
sosial berskala besar), istilah lain lock down.

3. Kemukakan pengertian dan perbedaan antara etika, moral dan akhlak !

Pengertian :
o Etika berasal dari yunani ethos yang berarti kebiasaan, yaitu kebiasaan yang di
anggap baik atau buruk. sedangkan istilah etika di artikan dengan : ilmu/filsafat
tentang nilai baik dan buruknya dalam kehidupan manusia
o Moral berasal dari bahasa latin mores adat kebiasaan sedangkan istilah moral di
artikan dengan : Ajaran tentang baik dan buruknya yang sesuai dengan ide-ide umum
yang di anggap baik dan wajar, atau yang di ukur dengan tradisi yang berlaku pada
suatu masyarakat.
o Ahklaq berasal dari bahasa arab akhlaaq yang berarti tingkah laku, perangai atau
tabiat. Sedangkan istilah ahklak di artikan dengan sikap yang melahirkan perbuatan,
baik perbuatan yang baik maupun buruk, atau sifat hati yang tercermin dalam perilaku

Perbedaan :

Penjelasan singkat mengenai Etika, Moral, dan Ahklaq yang pertama, ketiganya mengacu
pada gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan perangai yang baik. Kedua, merupakan
prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya.
Ketiga, merupakan potensi positif yang dimiliki oleh setiap orang.
Sementara perbedaan diantara ketiga istilah tersebut ialah; akhlak tolok ukurnya adalah Al-
Qur’an dan As- Sunnah, etika tolok ukurnya adalah pikiran atau akal, sedangkan moral tolok
ukurnya adalah norma yang hidup dalam masyarakat.

Secara sederhana, perbedaannya adalah terletak pada sumbernya yang dijadikan acuan atau
patokan dalam menentukan baik atau buruknya sesuatu.

o Pada etika penilaian baik buruk didasari oleh pendapat akal pikiran

o Pada moral berdasarkan pada kebiasaan yang berlaku secara umum di masyarakat,
maka

o Pada akhlak, ukuran baik dan buruk adalah Al-quran dan al-hadis.

Anda mungkin juga menyukai