Kelompok 2 :
1. Desinta
2. Hikma
3. Citra Lestari
4. Putri Asti
5. Adika Tirta Atansyah
6. Haikal Putra Fachrezy
UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya , yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang konsep aqidah islam .
Sholawat serta salam kami tetap tercurahkan kepada nabi kita Muhammad
SAW. Terimah kasih kepada anggota kelompok kami yang telah berkontribusi dalam
bentuk pikiran atau materi dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sangat berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dipraktikan dalam
kehidupan sehari-hari khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.
Penyusun,
Kelompok 2
Daftar isi
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A.Latar Belakang..................................................................................................1
B.Rumusan Masalah.............................................................................................2
C.Tujuan Makalah................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
1.Pengertian Aqidah.............................................................................................3
4.Keistimewaan Aqidah.......................................................................................4
6.Macam-macam Aqidah.....................................................................................5
Kesimpulan..........................................................................................................6
Saran....................................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai suatu ilmu itu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan
bermanfaat nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting
adalah ilmu yang mengenakan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang
yang tidak kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor Doktor, pada
hakekatnya dia bodoh. Adakah yang lebih bodoh daripada orang yang tidak mengenal
yang menciptakannya?
Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan
Rasul membimbing umatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada bagian ini,
karena aqidah adalah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia seperti
kepalanya. Maka apabila suatu umat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitasi adalah
kepalanya lebih dahulu. Disinilah pentingnya aqidah ini. Apalagi ini menyangkut
kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akhirat. Dialah kunci menuju surga.
Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia
adalah suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut
terminologi syarat (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab,
Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya. lni
disebut Rukun Iman
Dalam syarat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan
pada rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan
(ibadah). Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu cara-cara amal atau
ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah disebut sebagai cabang.
Nilai perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau tidaknya bergantung yang pertama
Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : ikhias karena Allah
SWT yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya
sesuai dengan petunjuk Rasululiah SAW. ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi
satu syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk Rasuluflah SAW
tertolak atau mengikuti Rasuiullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor manusia,
umpamanya, maka amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria itu.
Inilah makna yang terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-Kahfii 110 yang artinya :
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia me.mpersekutukan. seorangpun cialam
befibadah kepada Tuhannya. “.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aqidah?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah?
3. Apa saja tujuan mempelajari aqidah?
4. Apa keistimewaan dari aqidah?
5. Sebutkan Contoh aqidah islam?
6. Sebutkan Macam-macam aqidah?
7. Bagaimana cara menjaga aqidah?
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menjelaskan ruang lingkup aqidah
3. Memaparkan tujuan aqidah
4. Menjelaskan Keistimewaan aqidah
5. Memaparkan contoh aqidah islam
6. Menjelaskan macam-macam aqidah
7. Menjelaskan cara menjaga aqidah
BAB II
PEMBAHASAAN
1. Pengertian Aqidah
Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti
ikatan, attautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat,
al-‘ihkaamu yang artinya mengokohkan, dan ar-rabthu buqw-wah yang berarti
mengikat yang kuat.
Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada
keraguan sedikitpun bagi orang yang menyakitinya.
Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman kepada allah, para malaikat-nya, para
raulnya, dan hari akhir serta pada qada dan qadar.
Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa
(bahasa arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam
lubuk jiwa dan tak dapat beralih dari padanya.
Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut
pertamatama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu
keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi
oleh keragu-raguan.
Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya
hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan
kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keragu-raguan.
Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya
hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan
kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keragu-raguan.
Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya
yang enam.Berarti menurut pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan
akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-
Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.
2. Ruang Lingkup Aqidah
4. Keistimewaan Aqidah
Sumber Gambar Murni
Aqidah Islam memiliki landasan yang jelas dan murni, yaitu Al-
Qur’an, As Sunnah dan ijma’ Salafush shalih. Jadi, Aqidah ini
tidak mengganggu nafsu, akal atau asumsi manusia saja.
Aqidah Tentang Hal-Hal Ghaib
Benda gaib adalah segala sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh
indera manusia. Aqidah Islam sendiri berpijak pada penyerahan
diri dan ketundukan terhadap segala hal yang tidak masuk akal.
Jelas, Mudah, Dan Terang
Aqidah Islam memuat segala sesuatu dengan jelas tanpa ada
penyimpangan di dalamnya. Selain itu, semua dalil dan maknanya
juga sangat mudah untuk dipahami oleh semua orang.
.Bebas Dari Paradoks, Ketidakjelasan Dan Kebingungan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sumber utama Aqidah
Islam sangat murni. Bahkan argumennya juga sangat jelas. Oleh
karena itu, bebas dari unsur ketidakjelasan atau paradoks. Padahal,
Aqidah Islam tidak mudah dimasuki kejahatan dari berbagai arah
5. Contoh Aqidah islam
6. Macam-macam Aqidah
1. Aqidah Uluhiyah
Makna Aqidah Uluhiyah dapat dipahami sebagai keyakinan terhadap
segala macam ibadah yang hanya dilakukan untuk Allah SWT. Hal ini
dapat mencerminkan rukun iman yang pertama, yaitu iman kepada
Allah SWT.
2. Aqidah Ruhanniyah
Selanjutnya ada aqidah Ruhanniyah yang artinya percaya bahwa satu-
satunya pencipta di dunia ini adalah Allah SWT. Muslim harus
percaya bahwa seluruh alam semesta, malaikat, jin, setan dan roh
adalah ciptaan Tuhan yang tunduk dan taat kepada-Nya.
3. Aqidah Nubuwwah
Aqidah Nubuwwah adalah keyakinan yang berkaitan dengan para nabi
dan rasul, termasuk kitab-kitab, mukjizat, dan karomah yang
diturunkan kepada mereka. Nah, Aqidah ini menggambarkan rukun
iman yang ketiga dan keempat, yaitu iman kepada Kitab dan
Rasulullah.
4. Syahadat Sam’iyyah
Selanjutnya ada aqidah sam’iyyah yaitu keyakinan tentang segala
sesuatu yang hanya bisa diketahui melalui dalil Al-Qur’an dan
Assunah. Ini mengacu pada akhirat, akhirat, siksa kubur, Hari
Pengadilan, surga dan neraka. Aqidah ini merupakan perwujudan dari
rukun iman kelima dan keenam, yaitu iman kepada hari akhir dan iman
kepada Qada dan Qadar.
7. Bagaimana cara menjaga aqidah
1. Menambah Atau Memperdalam Ilmu.
2. Selalu Mencari Ridha Allah
3. Membiasakan Perbuatan Baik
4. Biasakan Menghafal Dan Membaca Serta Mendengarkan Al-Qur’an
5. Memajukan Masjid
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia
untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-
Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi
sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua
sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran
yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran
bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu
menggapai sesuatu yang tidak terbatas. Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan
agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.
Saran
Aqidah merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan.
Persoalannya adalah bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.
Karena dewasa ini telah banyak bertebaran aqidah yang mengatasnamakan islam namun
melenceng dari tuntunan yang berlaku.