Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM

Disusun Oleh :Kelompok 1


1. Lingga Dania Okatvia
2. Aura Zaskia
3. Nazril
4. Aulia Ramadani
5. Rafli
6. Eko

Mts NEGERI 4 LEBAK


2023

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah
memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya.
Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
membimbing umat nya degan suri tauladan-Nya yang baik.

Dan segala Syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini . makanlah ini merupakan pengetahuan tentang konsep aqidah dalam
islam, semua ini di rangkup dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap
permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan akurat .

Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas
materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut .Selanjutnya , membaca
akan masuk pada inti pembahasaan dan di akhiri dengan kesimpulan , saran dan
makalah ini. Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang
konsep aqidah islam,kami penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaaat bagi kita semua. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cimarga, Januari 2023

2
Daftar Isi

Cover.................................................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1. Latar Belakang.....................................................................................................4
2. Rumusan Masalah................................................................................................4
3. Tujuan Makalah...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5
1. Pengertian Aqidah Islam.....................................................................................5
2. Ruang Lingkup Aqidah...........................................................................................5
a. Ilahiyat..............................................................................................................5
b. Nubuwat............................................................................................................5
c. Rukhaniyat.......................................................................................................5
d. Sam’iyat............................................................................................................5
3. Sumber Aqidah........................................................................................................6
4. Fungsi Aqidah..........................................................................................................7
5. Prinsip Aqidah..........................................................................................................8
a. Iman Kepada Allah.................................................................................................8
b. Iman Kepada Malaikat...........................................................................................8
c. Iman Kepada Kitab Suci (Al-Quran)......................................................................8
d. Iman Kepada Nabi dan Rasul.................................................................................8
e. Iman Kepada Hari Akhir........................................................................................9
f. Iman Kepada Qada dan Qadar................................................................................9
BAB III PENUTUP........................................................................................................10
1. Kesimpulan.............................................................................................................10
2. Saran.......................................................................................................................10
3. Sumber....................................................................................................................11

3
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan
kita sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai
orang yang beriman (mu’min).

Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang
secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi,
karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat
diindra dan dijangkau oleh akal manusia

Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan
keyakinan dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat
memberikan keimanan yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang qath’i.
Makalah kecil ini menampilkan beberapa bahasan yang bisa membantu siapa saja
yang ingin memahami aqidah.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan aqidah?
b. Apa saja ruang lingkup aqidah?
c. Apa sumber dan fungsi aqidah?
d. Apa Prinsip Aqidah?

3. Tujuan Makalah
a. Menjelaskan Pengertian Aqidah
b. Menerangkan tentang ruang lingkup aqidah
c. Menyampaikan Sumber dan fungsi aqidah
d. Menyampaikan Prinsip aqidah

4
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Aqidah Islam


Akidah secara etimologis berarti yang terikat. Setelah terbentuk menjadi kata,
akidah berarti perjanjian yang teguh dan kuat, terpatri dan tertanam di dalam
lubuk hati yang paling dalam.

Secara terminologis berarti credo, creed, keyakinan hidup iman dalam arti
khas, yakni pengikraran yang bertolak dari hati. Dengan demikian akidah adalah
urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, menentramkan jiwa, dan
menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan.

2. Ruang Lingkup Aqidah


Hasan Al-Banna pernah membuat sistematika ruang lingkup aqidah, yaitu sebagai
berikut.

a. Ilahiyat
Ilahiyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah
(Allah), nama-nama dan sifat-sifat Allah, perbuatan-perbuatan (Af’al) Allah dan
lain-lain.

b. Nubuwat
Nubuwat adalah perbuatan tentang segala sesuatu yang berhubugan dengan Nabi
dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai Kitab-Kitab Allah, Mu’jizat, Keramat
dan sebaginya.

c. Rukhaniyat
Rukhaniyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Alam metafisik, seperti setan, jin, iblis, malaikat, roh dan sebagainya.

d. Sam’iyat
Sam’iyat adalah pembahasan tentang sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sam’i yakni dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Al-Sunnah, seperti alam barzakh,
azab kubur, tanda-tanda kiamat, neraka, surga dan sebagainya.

Di samping sistematika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti


sistematika arkanul iman, yaitu :

5
 Iman kepada Allah SWT.
 Iman kepada malaikat
 Iman kepada nabi dan rasul Allah
 Iman kepada hari Akhir
 Iman kepada qadha dan qadar Allah

3. Sumber Aqidah
 Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Artinya apa saja yang
disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah dalam Sunnahnya
wajib diimani (diyakini dan diamalkan).

Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi


memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –
kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-
Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa
kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu
menggapai sesuatu yang tidak terbatas. Misalkan, saat ditanya, kekal (sesuatu
yang tidak terbatas) itu sampai kapan?, maka akal tidak akan mampu
menjawabnya karena akal itu terbatas.

Aqidah itu mempunyai sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak mungkin
ada peluang bagi seseorang untuk meragukannya. Dan untuk mencapai tingkat
keyakinan ini, aqidah Islam wajiblah bersumber pada dua warisan tersebut (Al-
Qur’an Hadits) yang tidak ada keraguan sedikit pun padanya. Dan akal bukanlah
bagian dari sumber yang tidak ada keraguan padanya.

Dengan kata lain, untuk menjadi sumber aqidah, maka asal dan indikasinya
haruslah pasti dan meyakinkan, tidak mengandung sedikut pun keraguan. Jika kita
memandang Al-Qur’an dari segi wurud, maka ia adalah pasti lagi meyakinkan
karena telah ditulis selagi Rasulullah masih hidup dan juga dihafal serta sejumlah
besar sehabat yang mustahil mereka sepakat berdusta untuk memalsukannya. Dan
juga karena itu, tidak pernah timbul perselisihan tentang kesahihan Al-Qur’an di
kalangan umat Islam sejak dahulu hingga sekarang.

6
Pada hakikatnya, iman yang dalam hati itu atau aqidah ibarat nur atau cahaya
yang menerangi hati dan sangat diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya di
dunia. Tanpa cahaya itu hati sangat gelap, sehingga akan sangat mudah orang
tergelincir dalam lembah maksiat. Ibarat orang yang berjalan pada waktu malam
tanpa lampu atau cahaya, ia akan sangat mudah terperosok ke dalam lobang atau
jurang. Demikianlah peranan iman yang merupakan bangunan bawah/fondasi
utama dari kepribadian yang kukuh dan selalu mengawal serta membuat hati agar
selalu baik dan bersih, sehingga dapat memberi bimbingan bagi manusia ke arah
kehidupan yang tenteram dan bahagia.

4. Fungsi Aqidah
Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi
bangunan yang akan didirikan harus semaikn kokh pula fondasi yang dibuat.
Kalau fondasi lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa
fondasi.

Kalau ajaran islam kita bagi dalam sistematika Aqidah Ibadah Akhlak dan
Mu’amalat, atau Aqidah Syari’ah dan Akhlak, atau Iman Islam dan Ihsan, maka
ketiga/keempat aspek tersebut tidak bisa dipisahkan sama sekali. Satu sama lain
saling terkait. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan
melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan
bermu’amalat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah swt.
Kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Misalnya orang nonmuslim memberi beras
kepada seorang yang miskin, amal ibadah orang itu nilainya NOL di hadapan
Allah, Allah tidak menerima ibadahnya karena orang itu tidak punya landasan
aqidah.

Bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban formal, misalnya zakat,
tapi dia tidak akan bisa menghindar dari aqidah. Misalnya, aqidah mewajibkan
orang percaya bahwa Tuhan itu Cuma satu yaitu Allah, orang yang menuhankan
Allah dan sesuatu yang lain (uang) maka akan kelihatan nanti, tidak dapat ditutup-
tutupi, tidak bisa direkayasa. Entah dari bicaranya yang seolah-olah uang telah
membantu, tanpa uang dia tidak akan bisa hidup, atau dari perilakunya yang satu
minggu sekali datang ke pohon besar dan berdoa disitu.

7
Itulah mengapa Rasulullah SAW selam periode 13 tahun Mekah memusatkan
dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar dan kokoh. Jika bangunan islam
dengan mudah di periode Madinah. Dalam dunia nyatapun ternyata modal untuk
membangun sebuah bangunan itu lebih besar di pondasi.

Jadi aqidah bekerja sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka
syari’at/ jasad kita tidak ada kegunaannya apa-apa.

5. Prinsip Aqidah
a. Iman Kepada Allah
beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah
adalah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia menciptakan, membina,
mendidik dan menyediakan segala kebutuhan manusia.

b. Iman Kepada Malaikat


beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa
Allah manciptakan makhluk dari cahaya. Sifat-sifat malaikat diantaranya :

1. selalu patuh dan taat

2. sebagai penyampai wahyu

3. diciptakan dari cahaya

4. mempunyai kemampuan yang luar biasa.

c. Iman Kepada Kitab Suci (Al-Quran)


kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada empat :

1. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As

2. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As

3. injil diturunkan kepada Nabi Isa As

4. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

8
d. Iman Kepada Nabi dan Rasul
Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira kepada umat
manusia, memberi teladan akhlak mulia dan berpegang teguh terhadap ajaran
Allah. Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi dan Rasul Allah adalah :

1. Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena
Nabi tidak berkata-kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.

2. Amanah aartinya dapat dipercaya. Segala urusan akan dilaksanakan


dengan sebaik-baiknya.

3. Fathanah artinya bijaksana dan cerda. Nabi mampumemahami peintah-


perintah Allah dan menghadapi penentangnya dengan bijaksana.

4. Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan kepada umatnya


apa yang diwahyukan Allah kepadanya

e. Iman Kepada Hari Akhir


beriman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa manusia akan mengalami
kesudahan dan meminta pertanggungjawaban dikemudian hari. Al-Quran selalu
menggugah hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa
hari kiamat, dengan nama-nama yang unik, misalnya al-zalzalah, al-qariah, an-
naba’ dan al-qiyamah. Istilah-istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan
keadaan yang bakal dihadapi manusia pada saat itu.

f. Iman Kepada Qada dan Qadar


menurut bahasa, ada memiliki beberapa pengertian yaitu : hukum, kehendak,
ketetapan, perintah, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah adalah ketetapan
Allah sejak zman azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang
berkenan dengan makhluk. Sedangkan qadar adalah kejadian suatuciptaan yang
sesuai dengan penetapan. Iman kepada qada dan qadar artinya percaya dan yakin
dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi
makhluknya.

Para ulama kalam membagi takdir menjadi dua macam yaitu :

9
1. takdir mualaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar (usaha)
manusia misalnya : orang miskin menjadi kaya karena kerja kerasnya.

2. takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak
dapat diubah-ubah, misalnya : kematian, kelahiran, dan jenis kelamin.

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi.


Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan
beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk
menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka
materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt.
melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw.

Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-
Qur’an dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir
kepada manusia untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam
sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu
serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah
menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang
terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan –
membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah.
Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat
terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang
tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka
syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.

10
2. Saran

Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil intisarinya yang
kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di masa yang akan
datang.

3. Sumber

http://anshar-mtk.blogspot.com/2013/03/aqidah-islam.html?m=1 (diakses 17
Oktober 2018 11.34 )
https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-konsep-aqidah-dalam-
islam/ (diakses 17 Oktober 2018 11.34 )
Drs. Muhammad Alim M.ag. Pendidikan Agama Islam : Upaya Pembentukan dan
Kepribadian Muslim. (Bandung: 2011)
Drs. H. Yunahar Ilyas.  Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 1
Al-Banna, Majmu’atu ar-Rasail. Muassasah ar-Risalah Beirut: tanpa tahun. h.165
Al-Jazairy, Aqidah al-Mukmin. (Cairo: 1978). h. 21
Drs. Edi Suresman. A.Md. Aqidah Islam. Malang. IKIP. 1993.
Drs. Edu Suresman. Aqidah Islam. (Malang: 1993). h. 1
Ibid.h.21
Al-Jazairy, Abu Bakar Jabir. Aqidah al-Mukmin. Cairo. Maktabah al-Kulliyat al-
Azhariyah. 1978.
Drs. H. Yunahar Ilyas.  Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 6
Dr. Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam. Jakarta. Bulan Bintang. 1997

11
12

Anda mungkin juga menyukai