Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“AQIDAH DALAM ISLAM”


Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. MUTIARA : 222 110 018
2. NURRAMADANI. S : 222 110 031

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LPI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana
yang telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan
hanya kepada-Nya. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi
Muhammad SAW yang membimbing umat nya degan suri tauladan-Nya
yang baik.
Dan segalah Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat
menyelesaikan makalah ini. makalah ini merupakan pengetahuan
tentangkonsep aqidah dalam islam, semua ini di rangkup dalam makalah
ini, agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah di pahami dan
lebih singkat dan akurat.
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan
apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut.
Selanjutnya, membaca akan masuk pada inti pembahasaan dan di akhiri
dengan kesimpulan, saran dan makalah ini. Diharapkan pembaca dapat
mengkaji berbagai permasalahan tentang konsep aqidah islam,kami
penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaaat bagi kita semua. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jeneponto, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Pengertian dan Konsep Aqidah Islam..................................................... 2
B. Ruang Lingkup Aqidah Islam..................................................................... 2
C. Bukti-Bukti Wujud Allah ......................................................................................... 5

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 8


A. Kesimpulan ....................................................................................................... 8
B. Saran.................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan
oleh Allah, dan kita sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita
layak disebut sebagai orang yang beriman (mu’min). Namun bukan
berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara
dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan
tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus
diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia
Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat
menghasilkan keyakinan dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-
dalil naqli yang dapat memberikan keimanan yang diharapkan
hanyalah dalil-dalil yang qath’i.
Makalah kecil ini menampilkan beberapa bahasan yang bisa
membantu siapa saja yang ingin memahami aqidah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Pengertian dan Konsep dari Akidah Islam ?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah Islam ?
3. Bukti-Bukti Wujud Allah ?

C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian dan Konsep dari Aqidah Islam
2. Menerangkan tentang ruang lingkup aqidah Islam
3. Mengetahui Bukti-Bukti Wujud Allah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep Aqidah Islam


Secara etimologi (lughatan), aqidah berakar dari kata ‘aqada –
ya’qidu – ‘aqdan yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.
Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara
arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan
kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Secara terminologis (isthilahan), terdapat beberapa definisi (ta’rif)
antara lain:
1. Menurut Hasan al-Banna:
“Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
keberadaannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa,
menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan
keragu-raguan”
2. Munurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara
umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fithrah.
(Kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta
diyakini kesahihan dan kebenarannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu”
B. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Meminjam sistimatika Hasaln al-Banna maka ruang lingkup
pembahasan aqidah adalah:

2
a. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah,
nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan lainnya.
b. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk tentang Kitab-
Kitab Allah, mu’jizat, karamat dan lain sebagainya.
c. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis,
Syetan, Roh dan lain sebagainya.
d. Sam’iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
hanya bisa diketahui lewat Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an
dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-
tanda kiamat, surga neraka dan lain sebagainya.
Di samping sistimatika di atas, pembahasan aqidah bisa juga
mengikuti sistimatika arkanul iman (rukun iman) yaitu:
1. Iman Kepada Allah SWT.
2. Iman Kepada Malaikat (termasuk juga makhluk ruhani lain
seperti Jin, Iblis dan Syetan).
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul.
5. Iman Kepada Hari Akhir.
6. Iman Kepada Takdir Allah.
2. Delapan Kaidah Aqidah
1). Apa yang saya dapat dengan indera saya, saya yakin adanya,
kecuali bila akal saya mengatakan “tidak” berdasarkan
pengalaman masa lalu.

3
2). Keyakinan, di samping diperoleh dengan menyaksikan
langsung, juga bias melalui berita yang diyakini kejujuran si
pembawa berita.
3). Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu, hanya
karena anda tidak bisa menjangkaunya dengan indera anda.
Kemampuan alat indera memang sangat terbatas. Telinga
tidak bisa mendengar suara semut dari jarak dekat sekalipun,
mata tidak bisa menyaksikan semut dari jarak jauh.
4). Seseorang hanya bisa menghayalkan sesuatu yang sudah
pernah dijangkau oleh inderanya. Khayal manusiapun terbatas.
Anda tidak akan bisa menghayalkan sesuatu yang baru sama
sekali.
5). Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan
ruang dan waktu.
6). Iman adalah fithrah setiap manusia.
Setiap manusia memiliki fithrah mengimani adanya Tuhan.
Pada saat seseorang kehilangan harapan untuk hidup, padahal
dia masih ingin hidup, fithrahnya akan menuntun dia untuk
meminta kepada Tuhan.
7). Kepuasan materil di dunia sangat terbatas.
Manusia tidak akan pernah puas secara materil. Seorang yang
belum punya sepeda ingin punya sepeda. Setelah punya
sepeda ingin punya motor dan seterusnya sampai mobil,
pesawat, dan lain lain.
8). Keyakinan tentang hari akhir adalah konsekuensi logis dari
keyakinan tentang adanya Allah.

4
Jika anda beriman kepada Allah, tentu anda beriman dengan
segala sifat-sifat Allah, termasuk sifat Allah Maha Adil.

C. Bukti-Bukti Wujud Allah 


Bagaimana kita dapat mengetahui wujud Allah swt.? Bila Anda
melihat mobil bergerak di depan Anda dari jauh, atau menyaksikan
pesawat terbang melintas di udara, maka dengan yakin Anda
mengatakan bahwa pasti ada sopir yang menyetir mobil dan ada pilot
yang mengendalikan pesawat meskipun Anda tidak melihat mereka
berdua. Karena jika yang mengendalikan mobil atau pesawat itu tidak
ada, mustahil mobil atau pesawat itu dapat melalui rutenya dengan
selamat.
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka
yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah
menciptakan langit dan bumi itu?; Sebenarnya mereka tidak meyakini
(apa yang mereka katakan). (52:35-36).
Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah, akal, syara’ dan indera.
1. Dalil Fitrah.
Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang
Pencipta merupakan fitrah setiap makhluk, tanpa terlebih dahulu
berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari tuntutan fitrah ini,
kecuali orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu yang dapat
memalingkannya. Rasulullah bersabda:

‫صرَ ا ِن ِه َأوْ يُ َم ّ ِجسَا ِن ِه‬


ّ ِ َ‫ َفَأبَوَ ا ُه يُ َه ِّودَا ِن ِه َأوْ يُن‬،ِ‫مَا مِنْ مَوْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد عَ لَى ا ْل ِفطْرَ ة‬.

“Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu


bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Kristen, atau Majusi. ”
(HR. Al Bukhari)

5
2. Dalil Al Hissyi (Dalil Indrawi)
Bukti indera tentang wujud Allah dapat dibagi menjadi dua:
a. Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya doa
orang-orang yang berdoa serta pertolongan-Nya yang
diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan musibah.
b. Tanda-tanda para Nabi yang disebut mu’jizat, yang dapat
disaksikan atau didengar banyak orang merupakan bukti yang
jelas tentang keberadaan Yang Mengutus para Nabi tersebut,
yaitu Allah, karena hal-hal itu berada di luar kemampuan
manusia. Allah melakukannya sebagai pemerkuat dan
penolong bagi para Rasul.
3. Dalil ‘Aqli (dalil akal pikiran)
Bukti akal tentang adanya Allah adalah proses terjadinya
semua makhluk, bahwa semua makhluk, yang terdahulu maupun
yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin
makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula
tercipta secara kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan
sendirinya, karena segala sesuatu tidak akan dapat menciptakan
dirinya sendiri. Sebelum wujudnya tampak, berarti tidak ada.
4. Dalil Naqli (Dalil Syara’)
Bukti syara’ tentang wujud Allah bahwa seluruh kitab langit
berbicara tentang itu. Seluruh hukum yang mengandung
kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-kitab tersebut
merupakan dalil bahwa kitab-kitab itu datang dari Rabb yang
Maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan
makhluknya. Berita-berita alam semesta yang dapat disaksikan
oleh realitas akan kebenarannya yang didatangkan kitab-kitab itu

6
juga merupakan dalil atau bukti bahwa kitab-kitab itu datang dari
Rabb yang Maha Kuasa untuk mewujudkan apa yang diberitakan
itu.
5. Dalil Sejarah.
Adalah dalil-dalil kekuasaan dan keagungan Allah yang
diambil dari peristiwa-peristiwa yang telah berlaku di atas muka
bumi.
• Q. 3:137, Sesungguhnya telah lalu beberapa peraturan (Allah)
sebelum kamu, maka berjalanlah kamu di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana akibatnya orang-orang yang
mendustakan agama.
• Q. 7:176, Demikianlah umpamanya kaum yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Sebab itu kisahkanlah kisah itu, mudah-
mudahan mereka berpikir.
• Q. 12:111, Sesungguhnya dalam kisah-kisah mereka itu ada
ibrah (pengajaran) bagi orang-orang yang berakal.
• Q. 11:120, Setiap riwayat kami kisahkan kepadamu di antara
perkhabaran para Rasul supaya Kami tenteramkan hatimu
dengannya.
6. Mengagungkan Allah dan MenTauhidkan Allah.
Dari semua dalil-dalil yang dapat dilihat di atas itu adalah
berfungsi menguatkan pandangan kita betapa keagungan Allah
swt begitu luar biasa dan menundukkan kita sendiri di hadapan
keagungan ini. Langsung mencetuskan Tauhidullah yang luar
biasa.
• Q. 21:92, Sesungguhnya ini, ummat kamu (hai mukminin)
ummat yang satu dan Aku Tuhanmu, sebab itu sembahlah Aku.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan
sebagai fondasi. Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di
atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan
keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-
kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah
sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt.
melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber
pada Al-Qur’an dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan
kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal adanya Allah
dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang
Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan
berhati-hati.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa
ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.

B. SARAN
Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil
intisarinya yang kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi
kehidupan kita di masa yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Yunahar Ilyas.  Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 1

Al-Banna, Majmu’atu ar-Rasail. Muassasah ar-Risalah Beirut: tanpa tahun.


h.165

Al-Jazairy, Aqidah al-Mukmin. (Cairo: 1978). h. 21

Drs. Edi Suresman. A.Md. Aqidah Islam. Malang. IKIP. 1993.

Drs. Edu Suresman. Aqidah Islam. (Malang: 1993). h. 1

Ibid. h. 21 Al-Jazairy, Abu Bakar Jabir. Aqidah al-Mukmin. Cairo. Maktabah


al-Kulliyat al-Azhariyah. 1978.

Drs. H. Yunahar Ilyas.  Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 6

Dr. Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam. Jakarta. Bulan Bintang. 1997

Anda mungkin juga menyukai