Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM


Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Pendidikan Agama Islam”

Dosen Pengampu : Dr. SHOLIHIN FANANI, M.PSDM

Disusun Oleh kelompok 8 :


Ahmed Syafi'urrohman (20201333050)
Uswatun Hasanah(20201333051)
Tharisa(20201333047)

Prodi S1 : Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surabaya
2020

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah
memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya.
Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
membimbing umat nya degan suri tauladan-Nya yang baik.

Dan segala Syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini . makanlah ini merupakan pengetahuan tentang konsep aqidah dalam
islam, semua ini di rangkup dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap
permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan akurat .

Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas
materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut .Selanjutnya , membaca
akan masuk pada inti pembahasaan dan di akhiri dengan kesimpulan , saran dan
makalah ini. Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang
konsep aqidah islam,kami penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaaat bagi kita semua. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2
Daftar Isi

Cover.................................................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5
1. Latar Belakang.....................................................................................................5
2. Rumusan Masalah................................................................................................5
3. Tujuan Makalah...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
1. Pengertian Aqidah Islam.....................................................................................6
2. Ruang Lingkup Aqidah...........................................................................................6
a. Ilahiyat..............................................................................................................6
b. Nubuwat............................................................................................................6
c. Rukhaniyat.......................................................................................................6
d. Sam’iyat............................................................................................................6
3. Sumber Aqidah........................................................................................................7
4. Fungsi Aqidah..........................................................................................................8
5. Prinsip Aqidah..........................................................................................................9
a. Iman Kepada Allah.................................................................................................9
b. Iman Kepada Malaikat...........................................................................................9
c. Iman Kepada Kitab Suci (Al-Quran)......................................................................9
d. Iman Kepada Nabi dan Rasul.................................................................................9
e. Iman Kepada Hari Akhir......................................................................................10
f. Iman Kepada Qada dan Qadar..............................................................................10
BAB III PENUTUP........................................................................................................11
1. Kesimpulan.............................................................................................................11
2. Saran.......................................................................................................................11
Daftar pustaka...............................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah,


dan kita sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut
sebagai orang yang beriman (mu’min).

Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri


seseorang secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil
aqli. Akan tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang
harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia

Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan
keyakinan dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat
memberikan keimanan yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang qath’i.
Makalah kecil ini menampilkan beberapa bahasan yang bisa membantu siapa
saja yang ingin memahami aqidah.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan aqidah?
b. Apa saja ruang lingkup aqidah?
c. Apa sumber dan fungsi aqidah?
d. Apa Prinsip Aqidah?

3. Tujuan Makalah
a. Menjelaskan Pengertian Aqidah
b. Menerangkan tentang ruang lingkup aqidah
c. Menyampaikan Sumber dan fungsi aqidah
d. Menyampaikan Prinsip aqidah

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Aqidah Islam


Akidah secara etimologis berarti yang terikat. Setelah terbentuk menjadi
kata, akidah berarti perjanjian yang teguh dan kuat, terpatri dan tertanam di
dalam lubuk hati yang paling dalam.

Secara terminologis berarti credo, creed, keyakinan hidup iman dalam arti
khas, yakni pengikraran yang bertolak dari hati. Dengan demikian akidah
adalah urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, menentramkan
jiwa, dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan.

2. Ruang Lingkup Aqidah


Hasan Al-Banna pernah membuat sistematika ruang lingkup aqidah, yaitu
sebagai berikut.

a. Ilahiyat
Ilahiyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan ilah (Allah), nama-nama dan sifat-sifat Allah, perbuatan-
perbuatan (Af’al) Allah dan lain-lain.

b. Nubuwat
Nubuwat adalah perbuatan tentang segala sesuatu yang berhubugan
dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai Kitab-Kitab
Allah, Mu’jizat, Keramat dan sebaginya.

c. Rukhaniyat
Rukhaniyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Alam metafisik, seperti setan, jin, iblis, malaikat,
roh dan sebagainya.

d. Sam’iyat
Sam’iyat adalah pembahasan tentang sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sam’i yakni dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Al-Sunnah, seperti

5
alam barzakh, azab kubur, tanda-tanda kiamat, neraka, surga dan
sebagainya.

Di samping sistematika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti


sistematika arkanul iman, yaitu :

 Iman kepada Allah SWT.


 Iman kepada malaikat
 Iman kepada nabi dan rasul Allah
 Iman kepada hari Akhir
 Iman kepada qadha dan qadar Allah

3. Sumber Aqidah
 Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Artinya apa saja
yang disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah dalam
Sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan).

Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi


memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan
mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu
kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang
terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.
Misalkan, saat ditanya, kekal (sesuatu yang tidak terbatas) itu sampai
kapan?, maka akal tidak akan mampu menjawabnya karena akal itu terbatas.

Aqidah itu mempunyai sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak


mungkin ada peluang bagi seseorang untuk meragukannya. Dan untuk
mencapai tingkat keyakinan ini, aqidah Islam wajiblah bersumber pada dua
warisan tersebut (Al-Qur’an Hadits) yang tidak ada keraguan sedikit pun
padanya. Dan akal bukanlah bagian dari sumber yang tidak ada keraguan
padanya.

Dengan kata lain, untuk menjadi sumber aqidah, maka asal dan
indikasinya haruslah pasti dan meyakinkan, tidak mengandung sedikut pun
keraguan. Jika kita memandang Al-Qur’an dari segi wurud, maka ia adalah

6
pasti lagi meyakinkan karena telah ditulis selagi Rasulullah masih hidup
dan juga dihafal serta sejumlah besar sehabat yang mustahil mereka sepakat
berdusta untuk memalsukannya. Dan juga karena itu, tidak pernah timbul
perselisihan tentang kesahihan Al-Qur’an di kalangan umat Islam sejak
dahulu hingga sekarang.

Pada hakikatnya, iman yang dalam hati itu atau aqidah ibarat nur atau
cahaya yang menerangi hati dan sangat diperlukan oleh manusia dalam
kehidupannya di dunia. Tanpa cahaya itu hati sangat gelap, sehingga akan
sangat mudah orang tergelincir dalam lembah maksiat. Ibarat orang yang
berjalan pada waktu malam tanpa lampu atau cahaya, ia akan sangat mudah
terperosok ke dalam lobang atau jurang. Demikianlah peranan iman yang
merupakan bangunan bawah/fondasi utama dari kepribadian yang kukuh
dan selalu mengawal serta membuat hati agar selalu baik dan bersih,
sehingga dapat memberi bimbingan bagi manusia ke arah kehidupan yang
tenteram dan bahagia.

4. Fungsi Aqidah
Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin
tinggi bangunan yang akan didirikan harus semaikn kokh pula fondasi yang
dibuat. Kalau fondasi lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Tidak ada
bangunan tanpa fondasi.

Kalau ajaran islam kita bagi dalam sistematika Aqidah Ibadah Akhlak
dan Mu’amalat, atau Aqidah Syari’ah dan Akhlak, atau Iman Islam dan
Ihsan, maka ketiga/keempat aspek tersebut tidak bisa dipisahkan sama
sekali. Satu sama lain saling terkait. Seseorang yang memiliki aqidah yang
kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang
mulia dan bermu’amalat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima
oleh Allah swt. Kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Misalnya orang
nonmuslim memberi beras kepada seorang yang miskin, amal ibadah orang
itu nilainya NOL di hadapan Allah, Allah tidak menerima ibadahnya karena
orang itu tidak punya landasan aqidah.

7
Bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban formal, misalnya
zakat, tapi dia tidak akan bisa menghindar dari aqidah. Misalnya, aqidah
mewajibkan orang percaya bahwa Tuhan itu Cuma satu yaitu Allah, orang
yang menuhankan Allah dan sesuatu yang lain (uang) maka akan kelihatan
nanti, tidak dapat ditutup-tutupi, tidak bisa direkayasa. Entah dari bicaranya
yang seolah-olah uang telah membantu, tanpa uang dia tidak akan bisa
hidup, atau dari perilakunya yang satu minggu sekali datang ke pohon besar
dan berdoa disitu.

Itulah mengapa Rasulullah SAW selam periode 13 tahun Mekah


memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar dan kokoh.
Jika bangunan islam dengan mudah di periode Madinah. Dalam dunia
nyatapun ternyata modal untuk membangun sebuah bangunan itu lebih besar
di pondasi.

Jadi aqidah bekerja sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah
maka syari’at/ jasad kita tidak ada kegunaannya apa-apa.

5. Prinsip Aqidah
a. Iman Kepada Allah
beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh kesadaran
bahwa Allah adalah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia
menciptakan, membina, mendidik dan menyediakan segala kebutuhan
manusia.

b. Iman Kepada Malaikat


beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran
bahwa Allah manciptakan makhluk dari cahaya. Sifat-sifat malaikat
diantaranya :
1. selalu patuh dan taat
2. sebagai penyampai wahyu
3. diciptakan dari cahaya
4. mempunyai kemampuan yang luar biasa.

8
c. Iman Kepada Kitab Suci (Al-Quran)
kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada empat :

1. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As

2. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As

3. injil diturunkan kepada Nabi Isa As

4. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

d. Iman Kepada Nabi dan Rasul


Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira
kepada umat manusia, memberi teladan akhlak mulia dan berpegang
teguh terhadap ajaran Allah. Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi dan Rasul
Allah adalah :

1. Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena
Nabi tidak berkata-kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.

2. Amanah aartinya dapat dipercaya. Segala urusan akan dilaksanakan


dengan sebaik-baiknya.

3. Fathanah artinya bijaksana dan cerda. Nabi mampumemahami


peintah-perintah Allah dan menghadapi penentangnya dengan
bijaksana.

4. Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan kepada umatnya


apa yang diwahyukan Allah kepadanya

e. Iman Kepada Hari Akhir


beriman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa manusia akan
mengalami kesudahan dan meminta pertanggungjawaban dikemudian
hari. Al-Quran selalu menggugah hati dan pikiran manusia dengan
menggambarkan peristiwa-peristiwa hari kiamat, dengan nama-nama
yang unik, misalnya al-zalzalah, al-qariah, an-naba’ dan al-qiyamah.
Istilah-istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan keadaan yang bakal
dihadapi manusia pada saat itu.

9
f. Iman Kepada Qada dan Qadar
menurut bahasa, ada memiliki beberapa pengertian yaitu : hukum,
kehendak, ketetapan, perintah, pemberitahuan, penciptaan. Menurut
istilah adalah ketetapan Allah sejak zman azali sesuai dengan iradah-Nya
tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan qadar
adalah kejadian suatuciptaan yang sesuai dengan penetapan. Iman kepada
qada dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa
Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya.

Para ulama kalam membagi takdir menjadi dua macam yaitu :

1. Takdir mualaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar (usaha)


manusia misalnya : orang miskin menjadi kaya karena kerja kerasnya.

2. Takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak
dapat diubah-ubah, misalnya : kematian, kelahiran, dan jenis kelamin.

10
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai


fondasi. Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah
merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang
termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena
sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang
disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad
Saw.

Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-
Qur’an dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan
berfikir kepada manusia untuk mengenal adanya Allah dengan
memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa.
Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah
menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang
terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan –
membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan
Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal
sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai
sesuatu yang tidak terbatas. Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan
agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.

2. Saran

Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil intisarinya yang
kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di masa yang akan
datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://anshar-mtk.blogspot.com/2013/03/aqidah-islam.html?m=1 (diakses 17
Oktober 2018 11.34 )
https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-konsep-aqidah-dalam-
islam/ (diakses 17 Oktober 2018 11.34 )
Drs. Muhammad Alim M.ag. Pendidikan Agama Islam : Upaya Pembentukan dan
Kepribadian Muslim. (Bandung: 2011)
Drs. H. Yunahar Ilyas.  Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 1
Al-Banna, Majmu’atu ar-Rasail. Muassasah ar-Risalah Beirut: tanpa tahun. h.165
Al-Jazairy, Aqidah al-Mukmin. (Cairo: 1978). h. 21
Drs. Edi Suresman. A.Md. Aqidah Islam. Malang. IKIP. 1993.
Drs. Edu Suresman. Aqidah Islam. (Malang: 1993). h. 1
Ibid.h.21
Al-Jazairy, Abu Bakar Jabir. Aqidah al-Mukmin. Cairo. Maktabah al-Kulliyat
al-Azhariyah. 1978.
Drs. H. Yunahar Ilyas.  Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 6
Dr. Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam. Jakarta. Bulan Bintang. 1997

12

Anda mungkin juga menyukai