Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“DASAR-DASAR AQIDAH ISLAM DAN ARKANUL IMAN SEBAGAI REALISASI


KALIMAT SYAHADAT”

DOSEN PENGAMPU : ANI ARYATI, M. Pd. I

Disusun Oleh :

Annisa Mutiara 612022008


Burhanuddin 612022009

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta‟ala atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Kami sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Makalah ini dibuat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama Islam
(AIK). Pemahaman tentang dasar-dasar aqidah islam dan arkanul iman sebagai realisasi kalimat
syahadat sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam pembelajaran dan
menambah wawasan bagi para pembacanya.
Dalam menyusun makalah ini, tentunya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu yang kami miliki. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Palembang, Oktober 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1
C. TUJUAN ......................................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AQIDAH ....................... 2


B. SUMBER AQIDAH ISLAM .......................................................................................... 3
C. PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN TAUHID ............................................................. 4
D. ARKANUL IMAN SEBAGAI REALISASI KALIMAT SYAHADAT ....................... 6

BAB III : PENUTUP .............................................................................................................. 12

KESIMPULAN ........................................................................................................................ 12

DAFTA PUSTAKA .................................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aqidah merupakan sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu ditanamkan di dalam hati, diyakini
keshahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu. Dalam mempelajari aqidah, seseorang harus mengetahui sumber-sumber
dari aqidah yaitu Al-Qur‟an dan as-Sunnah. Serta memahami tentang arkanul iman sebagai
realisasi kalimat syahadat.

Dalam pemahaman agama, memahami ajaran agama yang bersumber dari Al-Qur‟an dan as-
Sunnah sangatlah penting, baik dalam bidang aqidah, ibadah maupun akhlaq. Al-Qur‟an dan as-
Sunnah merupakan sumber utama dan juga petunjuk bagi umat muslim dalam mempelajari serta
memahami ajaran agama islam, agar mendapatkan pemahaman yang benar dan tidak terjerumus
dalam kesesatan yang merugikan.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
akidah, sumber ajaran islam serta arkanul iman sebagai realisasi kalimat syahadat. Agar dapat
memberikan pemahaman kepada pembaca terhadap ajaran agama islam dan juga dapat
diamalkan agar bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dituliskan, maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah terkait pembahasan mengenai dasar-dasar aqidah dan arkanul iman, yaitu :

1. Apa definisi dari aqidah?


2. Apa saja sumber-sumber aqidah islam?
3. Apa definisi tauhid serta pembagian tauhid?
4. Bagaimana penjelasan mengenai arkanul iman sebagai realisasi kalimat syahadat?

C. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini, sebagai berikut :

1. Memahami tentang aqidah dan sumber aqidah islam


2. Mengetahui tentang ruang lingkup aqidah islam
3. Mengetahui tauhid serta pembagiannya
4. Memahami arkanul iman sebagai realisasi kalimat syahadat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah

Aqidah islam secara etimologi (lughatan) berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan-


‘aqidatan. ‘Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi
‘aqidah berarti keyakinan (Al-Munawir, 1984, hal.1023), Relevansi antara kata ‘aqdan dan
‘aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian.

Aqidah secara istilah atau terminologi ialah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara
umum oleh manusia berdasarkan fitrah, akal dan wahyu yang dipatrikan di dalam hati, diyakini
keshahihannya dan ditolak kebenaran selainnya (Nasir, 1994: 5). Adapun secara syara‟ yaitu
iman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya dan kepada hari akhir serta
kepada qadar yang baik dan buruk, sebagaimana tertuang di dalam rukun iman. Aqidah secara
syara‟ terbagi menjadi dua :

1. I’tiqadiyah adalah hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara amal, seperti I‟tikad
(kepercayaan) terhadap rububiyah Allah dan kewajiban beribadah kepadaNya, juga
beri‟tikad kepada rukun iman;
2. Amaliyah adalah segala apa yang berhubungan tentang tata cara amal, seperti : shalat,
zakat, puasa, haji dan segala hukum yang amaliyah.

Adapun ruang lingkup pembahasan mengenai aqidah islam berdasakan pendapat dari Hasan
al-Banna terbagi menjadi empat, sebagai berikut :

1. Illahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Illah
(Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af‟al Allah dan
lain-lain;
2. Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan
Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Allah, mu‟jizat dan sebagainya;

2
3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Roh dan sebagainya;
4. Sam’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sam‟I (dalil naqli berupa Al-Qur‟an dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab
kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan sebagainya.

Pembahasan mengenai ruang linkup aqidah islam, tidak hanya berdasakan pembahasan
seperti di atas, namun pembahasan mengenai ruang lingkup aqidah islam dapat juga mengambil
pendapat atau sumber bedasarkan arkanul iman.

B. Sumber Aqidah Islam

Aqidah islam bersumber dari Al-Qur‟an yang memuat wahyu Allah dan al-Hadits yang
memuat Sunnah Rasulullah. Kedua sumber tersebut merupakan komponen utama dalam
mempelajari dan memahami aqidah islam. Ini juga berarti bahwa apa saja yang disampaikan oleh
Allah dalam Al-Qur‟an dan oleh Rasulullah dalam Sunnahnya, wajib diimani (diyakini dan
diamalkan).

Dalam mempelajari ajaran islam, sumber utamanya yaitu Al-Qur‟an dan al-Hadits (as-
Sunnah), tetapi terdapat tambahan atau sumber pengembangan yaitu rakyu atau akal pikiran
manusia. Ketiga sumber ini merupakan satu kesatuan, yang mana Al-Qur‟an dan Hadits
merupakan sumber utama dan akal pikiran manusia merupakan sumber tambahan atau
pengembangan. Namun dalam mempelajari aqidah islam, akal pikiran tidaklah menjadi sumber
aqidah, tetapi hanya berfungsi untuk memahami nash-nash yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan
Sunnah serta mencoba membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur‟an
dan Sunnah dengan didasari oleh kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas.

Al-Qur‟an adalah sumber pokok utama dalam aqidah islam. Abdul Wahab Khallaf
mendefinisikan Al-Qur‟an sebagai kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada
hati Muhammad Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam anak Abdullah dengan lafadz Bahasa
Arab dan makna hakiki untuk menjadi hujjah bagi Rasulullah atas kerasulannya dan menjadi
pedoman bagi manusia dengan petunjuk beribadah membacanya. Al-Qur‟an menjadi sumber

3
nilai dan norma umat islam yang terbagi ke dalam 30 juz (bagian) dan 114 surah serta dijadikan
sebagai petunjuk bagi umat islam, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an, Allah berfirman:

ٍَ‫ْة ۛ فِ ْي ِّ ۛ ُْذًٖ ِنّ ْه ًُت َّ ِم ْي‬ ُ ‫ٰر ِنكَ ا ْن ِك ٰت‬


َ ‫ة ََل َسي‬

“Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (Q.S.
Al-Baqarah [2] : 2)

Sunnah adalah sumber kedua dalam aqidah islam. Menurut ulama ushul fiqh, sunnah adalah
seluruh yang datang dari Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam selain Al-Qur‟an, baik berupa
perkataan, perbuatan atau taqrir, yang dapat dijadikan sebagai dalil untuk menetapkan hukum
syara‟. Sedangkan menurut ahli hadis, Sunnah adalah segala sesuatu yang diidentikkan kepada
Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wasallam berupa perkataan, perbuatan, taqrirnya, termasuk
sifat-sifat, keadaan dan cita-cita (himmah) Nabi shallallahu „alaihi wasallam yang belum
kesampaian.

C. Pengertian Tauhid

Tauhid adalah meyakini keesaan Allah dalam Rububiyah, ikhlas beribadah kepada-Nya,
serta menetapkan nama-nama dan sifat-Nya. Menurut aqidah islam, konsepsi tentang Ketuhanan
Yang Maha Esa disebut Tauhid dan ilmu yang mempelajari tentang hal tersebut adalah Ilmu
Tauhid. Adapun kalimat Tauhid yaitu kalimat ‫ اَل إِلاها إَِلَّ هللا‬bermakna ‫ آل معبود بحق إَِلَّ هللاه‬yaitu tidak
ada sesembahan yang berhak dan wajib disembah melainkan Allah saja. Tauhid terbagi menjadi
tiga macam, yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Asma‟ wa sifat. Berikut penjelasan
mengenai macam-macam tauhid :

1. Tauhid Rububiyah

Mengesakan Allah Subhanahu wa ta‟ala dalam segala perbuatan-Nya, dengan meyakini


bahwa dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk. Allah berfiman :

‫ك ُك ِ ّم ش َْيءٍ َّٔ ُْ َٕ ع َٰهٗ ُك ِ ّم ش َْيءٍ َّٔ ِكيْم‬


ُ ‫ّللَاُ َخا ِن‬
‫َ ه‬

“Allah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (Q.S. Az-
Zumar [39] : 62)

4
2. Tauhid Uluhiyah

Disebut juga tauhid ibadah, karena ilah maknanya adalah ma‟bud (yang disembah).
Tauhid Uluhiyah juga berarti mengesakan seluruh bentuk ibadah kepada Allah, seperti
berdo‟a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, harapan dalam
cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah
Shallallahu „Alaihi Wasallam. Allah berfirman :

‫ك ُك ِ ّم ش َْيءٍ فَا ْعثُذ ُُِْٔ َْۚٔ ُْ َٕ ع َٰهٗ ُك ِ ّم ش َْيءٍ َّٔ ِكيْم‬


ُ ‫ّللَاُ َستُّ ُك ْۚ ْى َ َٓل ا ِٰنَّ ا ََِّل ُْ ْۚ َٕ َخا ِن‬ ٰ
‫ر ِن ُك ُى ه‬

“Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu.” (Q.S. Al-An‟am [6] : 102)

Kemudian, dalam surah lain, Allah berfirman :

ِ ْ َٔ ٍَّ‫َٔ َيا َخهَ ْمتُ ا ْن ِج‬


َ َْ ‫اَل‬
ٌِ ُْٔ ‫س ا ََِّل ِنيَ ْعثُذ‬

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
(Q.S. Adz-Dzariyat [51] : 56)

3. Tauhid Asma’ wa Sifat

Beriman kepada nama-nama Allah dengan sifat-sifatNya, dengan tidak membanding-


bandingkan nama atau sifatNya dengan makhluk ciptaan-Nya, karena sifat-sifat Allah itu
tidak akan setara dengan lainnya, sesuai dengan firman Allah :

َّ ‫ْس ك ًَِثْ ِه ّٖ ش َْيء ْۚ َٔ ُْ َٕ ان‬


‫س ًِ ْي ُع ا ْنثَ ِصي ُْش‬ َ ‫نَي‬

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar,
Maha Melihat.” (Q.S. Asy-Syura [26] : 11)

Berikut ini merupakan sifat-sifat Allah, yaitu Al-Qudrah (berkuasa), Al-Iradah


(berkehendak), Al-Ilmu (ilmu), Al-Hayat (hidup), As-Sam‟u dan Al-Bashar (mendengar

5
dan melihat), Al-Kalam (berbicara), Al-Istiwa „alal „Arsy (bersemayam di atas „Arsy),
Al-Uluw (tinggi) dan Al-Fawqiyyah (diatas) dan Al-Ma‟iyyah (kebersamaan).

D. Arkanul Iman sebagai Realisasi Kalimat Syahadat

Arkanul iman disebut juga sendi-sendi aqidah islam. Rukun iman merupakan langkah awal
realisasi kalimat syahadat yang merupakan inti dari keimanan dalam islam. Hal ini didasarkan
pada suatu Hadits Arba‟in, diterangkan bahwa malaikat Jibril datang kepada Rasulullah
Shallallahu „alaihi wasallam dan bertanya:

ٍَ ‫اْل يْ ًَ ا ٌِ لَا َل ” أ َ ٌْ ت ُ ْؤ ِي ٍَ تِ اهلل ِ َٔ َي ََل ئِكَ تِ ِّ َٔ كُ ت ُثِ ِّ َٔ ُس سُ هِ ِّ َٔ انْ يَ ْٕ ِو ْاْل ِخ ِش َٔ ت ُ ْؤ ِي‬


ِ ْ ٍِ َ‫ أ َ ْخ ثِ ْش َِ ْي ع‬: ‫لَا َل‬
َ‫ص َّذ لْ ت‬
َ : ‫تِ انْ مَذ َِس َخ ي ِْش ِِ َٔ ش َِش ِِ ” لَا َل‬

“Orang itu berkata lagi: „Beritahukan kepadaku tentang Iman,‟. Rasulullah Shallallarhu
„alaihi wasallam menjawab: „Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang
baik maupun yang buruk,”. Orang tadi berkata: „Engkau benar‟,” (HR Muslim).

Hadits tersebut menjelaskan bahwa rukun iman merupakan inti keimanan dalam islam yang
jumlahnya ada enam. Adapun penjelasan mengenai masing-masing dari keenam rukun iman
tersebut, sebagai berikut :
1. Iman kepada Allah
Mengimani Allah itu dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu dengan membaca ayat-
ayat qauliyah dan membaca ayat-ayat kauniyah.
a. Ayat-ayat Qauliyah
Bukti-bukti tentang adanya Allah telah dirisalahkan pada manusia melalui para
nabi dan rasulNya, sejak Adam „alaihissalam. Sampai kepada Muhammad
Shallallahu „alaihi wasallam, mempunyai garis ajaran aqidah yang sama dan sejalan,
yaitu memberitahukan dengan pastikepada seluruh manusia bahwa para nabi dan
rasul itu semua bertauhid kepada Allah Subhanahu wa ta‟ala. Sebagaimana firman
Allah :

6
ٓ ‫اط َٔ َيا‬
ِ َ‫سث‬ ْ َ‫ب َٔ ْاَل‬َ ْٕ ُ‫س ٰحكَ َٔيَ ْعم‬ ْ ِ‫اّٰللِ َٔ َيا ٓ ا ُ َْ ِز َل اِ َن ْيَُا َٔ َيا ٓ ا ُ َْ ِز َل ا ِٰنٓٗ اِت ْٰش ْٖ َى َٔا‬
ْ ِ‫س ًٰ ِع ْي َم َٔا‬ ‫لُ ْٕنُ ْٕٓا ٰا َيَُّا تِ ه‬
ْ ‫ق تَ ْيٍَ ا َ َح ٍذ ِ ّي ُْ ُٓ ْۖ ْى َََٔحْ ٍُ نَ ّٗ ُي‬
ٌَْٕ ًُ ‫س ِه‬ ُ ‫ْسٗ َٔ َيا ٓ ا ُ ْٔتِ َي انَُّثِيُّ ٌَْٕ ِي ٍْ َّستِّ ِٓ ْۚ ْى ََل َُفَ ِ ّش‬ ٰ ‫ا ُ ْٔتِ َي ُي ْٕ ٰسٗ َٔ ِعي‬

“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq,
Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa
yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".(Q.S 2 Al-
Baqarah [2] : 136)

Iman kepada Allah tidak cukup hanya di lisan, melainkan harus bersikap tauhid;
dalam niat, lisan dan perbuatan, antara lain:
1. Tauhid Zat, yaitu mengiktikadkan bahwa zat Allah itu Esa, tidak berbilang.
Manusia tidak diberi pengetahuan untuk mengetahui zat Allah,
2. Tauhid sifat, ialah mengiktikadkan bahwa tidak ada sesuatu apapun yang
menyamai sifat Allah dan hanya Dia yang mempunyai sifat sempurna, Firman
Allah:

‫ْس ك ًَِثْ ِه ّٖ ش َْيء‬


َ ‫نَي‬

“Tidak ada sesuatupun yang seperti Dia.” (Q.S. Asy-Syuraa [42]: 11).
3. Tauhid wujud, yaitu mengiktikadkan bahwa hanya Allah yang wujud dengan
dirinya sendiri, adanya Allah tidak membutuhkan yang lain, Firman Allah:

ٰ ْ َٔ ‫ُْ َٕ ْاَلَ َّٔ ُل‬


‫اَل ِخ ُش‬

“Dia yang awal dan Dia yang akhir.” (Q.S. Al-Hadiid [57]: 3).

4. Tauhid Af'al, yaitu mengiktikadkan bahwa hanya Allah sendiri yang mencipta
kan dan memlihara alam semesta ini
5. Tauhid Ibadah, yaitu mengiktikadkan bahwa hanya Allah saja yang berhak
disembah dan tempat meminta pertolongan
6. Tauhid Qasdi, yaitu mengiktikadkan bahwa hanya kepada Allah segala amal
ditujukan, tanpa perantara [tawashul] dengan yang lain.

7
7. Tauhid Tasyri, yaitu mengiktikadkan bahwa hanya hukum Allah yang paling
sempurna untuk mengatur kehidupan manusia.
b. Ayat-ayat Kauniyah
Di dalam al-qur'an terdapat 750 ayat yang menjelaskan tentang berbagai
fenomena alam, macam persoalan kehidupan dan yang merupakan ayat-ayat
kauniyah sebagai bukti kekuasaan Allah, diluar jangkauan manusia. Tidak ada
makhluk yang dapat menciptakan sesuatu, walau hanya sebutir debu. Sedang semua
yang dapat kita lihat pada alam semesta ini pasti ada pencipta dan kita dengan
pengaturnya. Perhatikanlah apa yang terdapat di langit, bintang, bulan peredarannya,
demikian juga jika kita memperhatikan apa-apa yang ada di dataran bumi ini, seperti
matahari, manusia, binatang tumbuh-tumbuhan, adapun jenis benda padat dan cair.
Tidak ada yang dapat menciptakan hal itu kecuali Allah subhanahu wa ta‟ala.

2. Iman kepada Malaikat


Malaikat adalah makhluk gaib, tidak dapat ditang kap oleh pancaindera manusia.
Akan tetapi, dengan izin Allah, malaikat dapat menjelmakan dirinya seperti manusia,
seperti malaikat Jibril menjadi manusia di hadapan Maryam, ibu dari Nabi Isa
„alaihissalam. Allah berfirman :
َ ‫ة َي ْش َي َۘ َى اِ ِر ا َْتَثَزَتْ ِي ٍْ ا َ ْْ ِه َٓا َيكَاًَا ش َْشلِيًّا فَات َّ َخزَتْ ِي ٍْ د َُِْٔ ِٓ ْى ِح َجاتً ۗا فَا َ ْس‬
‫س ْهَُا ٓ اِنَ ْي َٓا‬ ِ ‫َٔا ْرك ُْش فِٗ ا ْن ِك ٰت‬
َ ‫ُس ْٔ َحَُا فَت َ ًَث َّ َم نَ َٓا تَش ًَشا‬
‫س ِٕيًّا‬

“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab (Al-Qur'an), (yaitu)


ketika dia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur
(Baitulmaqdis), lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami
mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya
dalam bentuk manusia yang sempurna.” (Q.S. Maryam [19]:16-17)

Malaikat diciptakan Tuhan dari cahaya dengan sifat atau pembawaan masing-
masing, yaitu selalu taat dan patuh kepada Allah serta senantiasa membenarkan dan

8
melaksanakan perintah Allah. Para malaikat juga mempunyai tugas tertentu baik di alam
gaib, maupun di alam dunia. Tugas malaikat di alam dunia antara lain :

1. Menyampaikan wahyu Allah kepada manusia melalui para RasulNya,


2. Mengukuhkan hati orang-orang yang beriman,
3. Memberi pertolongan kepada manusia,
4. Membantu perkembangan rohani manusia,
5. Mendorong manusia untuk berbuat baik,
6. Mencatat perbuatan manusia,
7. melaksanakan hukuman Allah.

Malaikat, setan, iblis dan jin adalah makhluk-makhluk halus, yang tidak dapat
ditangkap oleh pancaindera manusia dalam bentuknya yang asli. Sebagai makhluk halus
yang berada di alam gaib wujudnya sama dengan malaikat, tetapi sifat dan tugasnya
berbeda. Malaikat mendorong manusia berbuat baik, sedang setan, iblis dan jin (kafir)
pada umumnya mengajak manusia berbuat jahat. Allah menyampaikan wahyuNya
kepada manusia melalui malaikat Jibril. Wahyu itu terhimpun dalam kitab-kitab suci.

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah


Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan Rukun Iman ketiga. Kitab-kitab suci
itu memuat wahyu Allah. Perkataan kitab yang berasal dari kata kerja kataba (artinya ia
telah menulis) memuat wahyu Allah. Perkataan wahyu berasal dari bahasa Arab: al-
wahy. Kata ini mengandung makna suara, bisikan, isyarat, tulisan dan Kitab.
Al-Quran menyebut beberapa kitab suci misalnya Zabur yang diturunkan melalui
Nabi Daud,Taurat melalui Nabi Musa, Injil melalui Nabi Isa, dan al-Quran melalui Nabi
Muhammad sebagai RasulNya. Namun, dalam perjalanan sejarah, kecuali al-Quran, isi
kitab kitab suci itu telah berubah, tidak lagi memuat firman firman Allah yang asli
sebagaimana disampaikan malaikat Jibril kepada para Rasul dahulu. Oleh karena itu,
kandungan kitab suci Al-Qur‟an tidak diagukan lagi dan diimani sebagai petunjuk untuk
mencapai keselamatan manusia di dunia dan di akhirat.

9
4. Iman kepada Rasul
Yakin pada para Nabi dan Rasul merupakan Rukun Iman keempat. Di dalam buku-
buku Ilmu Tauhid di sebutkan bahwa antara Nabi dan Rasul ada perbedaan tugas utama.
Para Nabi menerima tuntunan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban
menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah Utusan (Tuhan) yang
berkewajiban menyampai kan wahyu yang diterimanya kepada umat manusia. Oleh
karena itu, seorang Rasul adalah Nabi, tetapi seorang Nabi belum tentu Rasul. Di dalam
al-Quran disebut nama 25 orang Nabi, beberapa di antaranya berfungsi juga sebagai
Rasul (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang
diterimanya kepada manusia dan menunjukkan cara-cara pelaksanaannya dalam
kehidupan manusia sehari hari.
Menurut suatu pendapat (Hasbi Ash-Shiddieqy seperti yang dikutip oleh Nasruddin
Razak, 1977: 144), jumlah para Rasul yang pernah diutus Tuhan untuk memimpin
manusia 313 orang, sedang jumlah para Nabi 124.000 orang. Al Quran tidak menyebut
jumlah itu. Yang disebut di dalam al-Quran adalah nama 25 orang Nabi yang telah
dikemukakan di atas. Setelah para Nabi dan Rasul yang banyak itu diutus sepertiTuhan
untuk memimpin masing-masing umatnya di bumi ini, Allah mengutus Nabi Muhammad
untuk seluruh umat manusia. Allah befirman dalam surah Saba' [34]: 28 yang artinya
"Dan, Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan; tetapi,
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya".

5. Iman kepada Hari Akhir


Hari akhir adalah hari kiamat yang didahului dengan musnahnya alam semesta
ini. Pada hari itu semua makhluk akan mati, bumi hancur dan kemudian Allah mencipta
kan alam baru yang disebut alam akhirat. Kemudian akan dibangkitkan lalu dihisab
seluruh amal-amalnya, siapa yang mempunyai amal kebaikan melebihi amal buruknya,
niscaya ia akan masuk ke dalam surga, sebaliknya jika amal buruknya melebihi amal
baiknya, ia akan dimasukkan ke dalam neraka.
Percaya pada hari akhir merupakan salah satu sendi keimanan yang terpenting,
yang dapat meyakinkan kita bagaimana asal kejadian segenap benda di alam ini dan

10
akan mengetahui titik akhirnya. Dengan meyakini hari akhir pasti terjadi, maka tentulah
akan meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah Subhanahu wa ta‟ala.

6. Iman kepada Qadha dan Qadar


Menurut bahasa qadha berarti hukum, perintah, memerintahkan, menghendaki
atau menjadikan. Sedang qadar berarti batasan atau menetapkan ukuran. Dengan kata
lain, qadha ialah ketetapan Allah yang belum terjadi, sedang qadar adalah ketetapan
Allah yang telah terjadi.
Qadha Tuhan sesungguhnya telah terjadi sejak manusia akan dilahirkan, ini
terbukti yaitu setiap orang lahir di dunia ini tidak dapat memilih siapa ibu-bapaknya,
kapan dan dimana ia akan dilahirkan. Semua diluar kekuasaan dan kehendak manusia,
sehingga manusia hanya mengikuti jalur kehidupan yang telah ada.
Qadar (takdir) Tuhan selalu dijumpai di akhir usaha dalam kehidupan ini,
misalnya seseorang ingin menyelesaikan suatu jenjang pendidikan tertentu, lalu ia
berusaha sedemikian rupa agar dapat berhasil, tetapi kenyataannya banyak orang yang
tidak berhasil menyelesaikan studinya.
Allah menjadikan semua yang terkandung di alam ini sebagai potensi untuk
digunakan berusaha, namun pada akhirnya, Allah yang menentukan hasilnya. Karena itu
setiap muslim wajib iman bahwa Allah Maha Kuasa menentukan segala sesuatu bagi
makhluknya, sebalinya juga setiap muslim wajib menyakini bahw manusia diberi
kebebasan memilih dan menentukan nasibnya sendiri dengan segala kemampuan
usahanya serta doa kepada Allah Subhanahu wa ta‟ala.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Aqidah merupakan sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu ditanamkan di dalam hati, diyakini
keshahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu. Dalam mempelajari aqidah, seseorang harus mengetahui sumber-sumber
dari aqidah yaitu Al-Qur‟an dan as-Sunnah. Serta memahami tentang arkanul iman sebagai
realisasi kalimat syahadat. Adapun tauhid yang merupakan konsepsi tentang Ketuhanan Yang
Maha Esa dalam aqidah islam.

Dalam mempelajari ajaran islam, sumber utamanya yaitu Al-Qur‟an dan al-Hadits (as-
Sunnah), tetapi terdapat tambahan atau sumber pengembangan yaitu rakyu atau akal pikiran
manusia. Ketiga sumber ini merupakan satu kesatuan, yang mana Al-Qur‟an dan Hadits
merupakan sumber utama dan akal pikiran manusia merupakan sumber tambahan atau
pengembangan. Namun dalam mempelajari aqidah islam, akal pikiran tidaklah menjadi sumber
aqidah, tetapi hanya berfungsi untuk memahami nash-nash yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan
Sunnah serta mencoba membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur‟an
dan Sunnah dengan didasari oleh kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas.

Tauhid menjadi inti rukun iman dalam agama islam, dan rukun iman adalah pokok-pokok
keyakinan dalam islam yang merupakan asas seluruh ajaran islam. Rukun iman terdiri atas enam
keimanan/keyakinan yaitu iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab
Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada Hari Akhir serta iman kepada Qadha dan
Qadar. Rukun iman juga merupakan sendi-sendi dalam aqidah islam, tanpa adanya iman dalam
diri seorang muslim, maka belum sempurna aqidah yang dia miliki, karena baik aqidah, tauhid,
maupun rukun imam, memiliki keterkaitan dan merupakan asas seluruh ajaran islam.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-qur‟an al-karim

Antoni, 2022, Ulumul Hadits, Palembang : CV Insan Cendekia Palembang

Daud Ali, Muhammad, 2013, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada

Ilyas, Yunahar, 2013, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan
Islam (LPPI)

Ramayulis, 2018, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia

Suaidi, Ruskam, dkk, 2022, Pendidikan Agama Islam, Palembang : CV Insan Cendekia
Palembang

13

Anda mungkin juga menyukai