Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKIKAT DAN HIKMAH SERTA MANFAAT


AKIDAH ISLAM

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Zulkifli M M.Si, M.Pd.,

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak pada


program studi Pendidikan Agama Islam.

Oleh:
YUSFITA USWATUN HASANAH
NIM: 2021010101095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat
Menyusun dan menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh dosen pengampu dalam mata
kuliah Akidah Akhlak tepat pada waktunya. Sholawat serta salam senantiasa kita curahkan
kepada junjungan kita nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju jalan terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Makalah berjudul Hikmah dan Hakikat serta Manfaat Akidah Islam. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan kami dan masih banyak kekurangan yang
terdapat baik dari segi yang lain. Maka dari itu, kami mengaharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca. Khususnya kepada ibu Prof. Dr. H. Zulkifli M M.Si,
M.Pd., yang telah membimbing penulis dalam mata kuliah ini.

Kendari, 14 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Hakikat Akidah Islam........................................................................................... 2
B. Hikmah Akidah Islam........................................................................................... 6
C. Manfaat Akidah Islam .......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAK ........................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk
agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber
ajarannya, Al-Quran dan Hadits, tampak amat ideal dan agung. Sedangkan akal pikiran sebagai
alat untuk memahami Al-Quran dan Hadits. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu
sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT.

Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan,


menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sedangkan akhlak sebagai sistem
etikamenggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama. Muslim yang baik adalah
muslim yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang mendorongnya untuk melaksanakan
syariat yanghanya ditujukan kepada Allah sehingga tergambar kesalehan akhlak yang terpuji
pada dirinya. Aqidah, syariat dan akhlak dalam Al-Quran disebut iman dan amal shaleh. Iman
menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal shaleh menunjukkan pengertian akhlak.

Akidah muslim atau akidah mukmin ialah suatu agama yang dianut oleh orang muslim
atau orang mukmin dengan perantaraan dalil-dalil yang yakin (al-Qur’an dan hadis). Maka
akidah atau agama yang dimaksud disini tidak lain, kecuali agama yang dimaksud tidak lain,
kecuali agama Islam. Jadi, orang-orang yang mengambil dalil dalam akidahnya selain dari al-
Qur’an dan hadis yang sahih bukanlah ia orang Islam, sekalipun dalam pengakuannya
beragama Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat dalam Akidah Islam ?
2. Apa saja hikmah yang terdapat dalam Akidah Islam ?
3. Dan apa saja manfaat yang terdapat dalam Akidah Islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat yang ada dalam Akidah Islam
2. Untuk mengetahui hikmah yang terdapat dalam Akidah Islam
3. Untuk mengetahui manfaat yang terdapat dalam Akidah Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Akidah Islam

Secara bahasa Akidah berasal dari kata ‘aqoda, ya’qidu, ‘aqdan, ‘itiqoodaan yaitu,
kepercayaan hati atau keyakinan. Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-
aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-
ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti
mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut Istilah (terminologi), aqidah adalah iman yang
teguh dan pasti tanpa ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Aqidah Islam
adalah keimanan yang bersifat teguh dan pasti kepada Allah Swt, dengan segala kewajiban,
bertauhid, dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya,
Kitab-kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk, dan mengimani seluruh apa-apa yang telah
sahih tentang prinsip-prinsip Agama.

Akidah secara umum adalah kepercayaan, keyakinan, keimanan, keyakinan scara


mendalam dan benar lalu merealisasikannya dalam perbuatannya. Akidah diibaratkan sebagai
pondasi bangunan. Sehingga akidah harus dirancang dan dibangun terlebih dahulu disbanding
bagian – bagian lain. Akidah pun harus dibangun dengan kuat dan kokoh agar tidak mudah
goyah yang akan menyebabkan bangunan menjadi runtuh. Bangungan yang dimaksud disini
adalah Islam yang benar, menyeluruh dan sempurna. Akidah merupakan misi yang ditugaskan
Allah untuk semua Rasul-Nya, dari pertama sampai dengan terakhir. Akidah tidak dapat
berubah karena pergantian nama, tempat atau karena perbedaan pendapat suatu golongan.

Akidah secara syara’ yaitu iman kepada Allah, para Rasul-Nya, dan kepada hari akhir,
serta kepada Qadar yang baik maupun yang buruk. Hal ini disebut juga sebagai rukun iman.
Syariat terbagi menjadi dua, yaitu I’tikadiyah (I’tiqadiyah) dan amaliyah. I’tiqadiyah adalah
hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara amal. Seperti kepercayaan (i’tiqad) terhadap
rububiyah Allah dan kewjiban beribadah kepada-Nya, juga beritikad terhadap rukun-rukun
iman yang lain. Hal ini disebut pokok agama (ashliyah). Adapun amaliyah adalah segala yang
berhubungan dengan tata cara beramal, seperti salat, zakat, puasa, dan seluruh hokum-hukum
amaliyah. Bagian ini disebut cabang agama (far’iyah) karena ia dibangun di atas i’tikadiyah.

2
Akidah yang benar adalah fundamen bagi bangunan agama serta merupakan syarat sahnya
amal. Firman Allah swt. dalam QS al-Kahfi/18: 110, yang berbunyi:

Terjemahannya :
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya"

Adapun pengertian Akidah secara terminology atau istilah yang dikemukakan oleh para
ahli diantaranya :

Menurut imam Al-Gazali menyatakan, apabila akidah telah tumbuh pada jiwa seorang
muslim, maka ternamlah dalam jiwanya rasa bahwa Allah sajalah yang paling berkuasa, segala
wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka. Menurut Abdullah Azzam, Akidah adalah iman
dengan segala rukun-rukunnya yang enam. Maksudnya adalah pengertian iman yaitu :
keyakinan atau kepercayaan akan adanya Allah Swt, Malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya,
nabi-nabinya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadarnya.

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa Akidah adalah dasar-dasar pokok
kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib
dianut oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat dan mendasar. Dapat
disimpukan bahwa Akidah Islam adalah dasar-dasar pokok keyakinan atau kepercayaan yang
harus diyakini kebenarannya oleh orang islam, di pegang teguh, mantap dan sepenuh hati tanpa
ada keraguan sedikitpun didalam hatinya.

Hakikat memiliki arti inti sari atau dasar, jadi dapat kita artikan bahwa Hakikat Akidah
Islam yaitu keyakinan hati setiap umat umslim yang bersumber dari ajaran islam. Seperti yang
telah dipaparkan diatas bahwa keyakinan yang dimaksud sesui dengan rukun iman yang ada
enam dintanya :

3
a. Keyakinan akan adanya Allah Swt
Dalam agama Islam yang dimaksud dan disebut sebagai Tuhan Maha Esa ialah
Allah swt.. Kata Allah berasal dari bahasa Arab yang terdiri atas empat huruf yaitu alif,
lam, lam, dan ha. Kata Allah (noun) tidak memiliki bentuk mutsanna (dual) maupun jama’
(plural). Berbeda dengan kata ilah, ia memiliki bentuk ganda yaitu ilahaini (dua tuhan),
bentuk jamaknya alihah (tuhan-tuhan). Oleh karena itu, kata Allah dikhususkan hanya
kepada Allah, Dzat Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak beranak dan tidak
diperanakkan, dan tidak ada yang menyamai-Nya. Seperti yang termaktub dalam firman
Allah QS al-Ikhlas/112: 1-4.

Terjemahnya :
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Dapat dikatakan bahwa wujud Allah adalah sesuatu yang bersifat badihiyan.
Artinya sesuatu yang kebenarannya perlu dalil pembuktian. Hanya saja, karena sudah
sangat umum dan mendarah daging maka kebenaran itu tidak lagi perlu pembuktian.
Namun untuk membuktikan wujud-Nya, dapat dikemukakan beberapa dalil, antara lain
sebagai berikut:

1. Dalil fitrah Secara fitrah, manusia diciptakan sebagai makhluk yang bertuhan.
Bertuhan disini artinya dia beriman dan muslim. Disebutkan dalam hadis,
“setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka, ibu bapaknyalah (yang
berperan) mengubah anak itu menjadi seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
(H.R. Bukhari) Dengan demikian, secara mendasar sesungguhnya semua
manusia itu bertuhan. Namun, tidak semuanya menuhankan Tuhan yang
sebenarnya, yaitu Allah.
2. Dalil Akal Manusia adalah makhluk berakal. Jika ia menggunakan potensi
akalnya, pasti ia akan memercayai adanya Tuhan. Dengan akalnya, manusia
bisa membuktikan adanya Tuhan. Allah swt.

4
3. Dalil naqli Sekalipun manusia diciptakan secara fitrah sebagai manusia
bertuhan dan akalnya mampu memahami adanya Tuhan, namun manusia tetap
memerlukan bimbingan untuk mengenal Tuhan yang sebenarnya. Bimbingan
itu berupa dalil naqli, yaitu al-Qur’an dan Hadis.

b. Percaya Adanya Malaikat


Kata malaikat berasal dari bahasa Arab yaitu malaikah. Malaikah adalah bentuk
jamak dari kata malak, berasal dari masdar al-Malukah yang artinya ar-Risalah (misi atau
pesan). Bentuk jamak lain dari kata malak adalah malaik. Secara istilah, malaikat dapat
diartikan sebagai makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah swt. dari cahaya dengan
wujud dan sifat-sifat tertentu. Al-Jurjani mendefinisikan malaikat dengan “jasad halus
yang terbuat dari cahaya dan memiliki bermacam bentuk”.

Iman kepada malaikat adalah salah satu dasar dari Aqidah Islamiyyah, tidak
sempurna keimanan tanpa dengan mengimani malaikat. Malaikat adalah bagian dari alam
gaib sehingga disebut sebagai makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah swt. dari cahaya,
yang berbeda dengan manusia dan jin karena ia merupakan makhluk yang mulia dan
bertakwa, tidak berjenis kelamin, bukan laki-laki dan juga bukan perempuan, tidak
memiliki nafsu, tidak makan, tidak minum, dan tidak tidur, mengabdi kepada Allah dengan
sebenar-benar penghambaan, melaksanakan semua perintah yang diembankan dan tidak
akan pernah mendurhakai Allah swt. untuk selama-lamanya.

c. Percaya Kitab-kitab Allah


Kitab berasal dari bahasa Arab, dengan akar kata ka-ta-ba yang berarti menulis.
Dengan itu maka kitab berarti tulisan, bentuk jamaknya adalah kutub. Dalam bahasa
Indonesia, kitab sering disamaartikan dengan buku. Secara istilah, yang dimaksud kitab
adalah kitab suci yang diturunkan Allah swt. kepada para nabi dan rasul-Nya. Iman pada
kitab suci Allah adalah Rukun Iman yang ketiga. Yang dimaksud dengan Iman pada kitab
suci adalah iman kepada al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya.

d. Percaya Kepada Rasul-rasul Allah


Kata nabi berasal dari kata na-ba yang berarti ditinggikan, atau dari kata naba-a
yang artinya berita. Jadi, nabi adalah seseorang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah
swt. dengan memberinya wahyu. Adapun rasul berasal dari kata arsala yang artinya

5
mengutus. Rasul berarti yang diutus. Jadi, rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah swt.
untuk menyampaikan misi ajaran (risalah).

Secara terminologis, nabi dan rasul adalah manusia, laki-laki yang dipilih oleh
Allah untuk menerima wahyu. Apabila tidak diiringi dengan kewajiban menyampaikannya
atau membawa satu misi tertentu, ia disebut dengan nabi. Namun apabila diikuti dengan
kewajiban menyampaikan atau membawa misi (risalah) tertentu, ia disebut (juga) dengan
rasul. Jadi, setiap rasul pasti nabi, tetapi tidak semua nabi adalah rasul. Mengimani nabi
dan rasul termasuk salah satu Rukun Iman.

e. Percaya Hari Akhir


Hari akhir adalah peristiwa berakhirnya kehidupan dunia yang fana, berlanjut ke
kehidupan yang kekal (akhirat). Banyak orang yang tidak memercayai adanya har akhir
ini, namun sebagai insan yang beriman haruslah percaya pada datangnya hari akhir
tersebut. Sebab, memercayai adanya hari akhir termasuk salah satu Rukun Iman.

f. Percaya Takdir Qada’ dan Qadar


Rukun Iman yang terakhir adalah memercayai Qada’ dan Qadar yang sering
disebut juga takdir. Qada’ artinya kehendak atau ketetapan hukum, adapun Qadar yang
berasal dari kata qadara yang artinya ketentuan atau ukuran.

B. Hikmah Akidah Islam

Hikmah adalah hasil disiplin atau usaha yang dilakukan secara konsisten. Biasanya di
dalam ilmu tasawuf disebut dengan istiqamah yang biasanya dilakukan dalam waktu yang
cukup panjang.

Hikmah bisa dipahami bukan hanya dari ilmu yang kita pelajari dari buku-buku dan
bukan pula peristiwa peristiwa yang kita alami dalam kehidupan sehari hari. Hikmah adalah
salah satu renungan dan kesungguhan memanfaatkan ilmu suatu renungan dan kesungguhan
memanfaatkan ilmu suatu ruangan dan kesungguhan memanfaatkan ilmu ilmu dan peristiwa
peristiwa yang kita dalami dalam kehidupan sehari hari.

Orang yang mempelajari suatu ilmu tentunya pasti mempunyai tujuan. Demikian pula
halnya dengan mempelajari akidah islam. Setidaknya ada dua tujuan dalam mempelajari akidah
islam yang akan kita bahas dalam artikel ini.

6
Pertama, untuk mengetahui petunjuk hidup yang benar serta dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah sehingga hidupnya mendapat rida Allah swt. Allah swt
berfirman dalam Al-Qur’an sebagai berikut.

Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai


petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang benar dan yang batil) …. QS Al-Baqarah (2: 185)

Kedua, untuk menghindarkan dari kehidupan yang sesat atau jauh dari petunjuk hidup
yang benar. Allah swt berfirman.

Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan
(yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia
memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. QS Al-An’am (6: 153)

Yang dimaskud jalan-Ku yang lurus pada ayat di atas adalah islam (akidah islam). Kita
diwajibkan untuk mengikuti jalan yang lurus (akidah islam) karena islam dalah satu-satunya
jalan hidup yang benar di sisi Allah swt. Mengikuti akidah atau agama selain islam berarti
mengikuti jalan hidup yang sesat dan akan menghancurkan diri sendiri. Kita harus bersyukur
kepada Allah swt, karena hanya dengan hidayah-Nya kita dapat mengikuti petunjuk yang benar,
yakni islam.

Ada beberapa hal yang perlu kita tanamkan dalam diri kita agar mendapatkan hikmah
akidah islam diantaranya :
1. Menanamkan Dasar Keislaman Sejak Dini. Sebagai umat Islam sejati, memahami
dasar-dasar keislaman merupakan hal yang wajib. Seperti kata pepatah, “Belajar di
masa kecil bagai menulis di atas batu, sedangkan belajar di masa tua bagai menulis di
atas air”. Oleh karena itu, menanamkan ilmu agama dilakukan sejak dini. Ilmu dasar
keislaman di sini antara lain yaitu mengenal siapa Allah dan rasul-Nya, malaikat dan
kitab-kitab-Nya serta memahami qada, qadar dan hari kiamat.
2. Mempelajari Keyakinan Terhadap Allah dengan Benar. Tanpa dasar aqidah yang
benar, manusia bisa saja menempuh jalan yang salah. Demi keuntungan duniawi yang
bersifat sementara, bukan tidak mungkin segala hal dihalalkan oleh mereka yang salah
dalam berfikir. Oleh sebab itu, Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan kitab Al Qur’an
sebagai pedoman dan petunjuk dalam menjalani kehidupan ini.

7
Allah Ta’ala berfirman

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka
lalai tentang (kehidupan) akhirat”.

Bagi siapa saja yang mau mempelajari dan mengamalkan kandungan di dalam Al
Qur’an, maka insya Allah akan memperoleh keberkahan di dunia dan akhirat.
Sebagaimana firman Allah berikut ini.
3. Membina Diri Menjadi Pribadi yang Takwa. Orang yang bertakwa dengan sebenar-
benarnya akan mendapat kasih sayang Allah di dunia maupun di akhirat kelak. Definisi
takwa cukuplah luas. Namun, lebih dari itu takwa merujuk pada kesetiaan dan
ketakutan seorang hamba terhadap Allah subhanahu wa ta’ala.

Jika sudah demikian, maka hamba tersebut akan berperilaku baik yang sesuai aqidah
ketika di hadapan manusia maupun Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana firman
Allah berikut ini.

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang


berbuat kebaikan.” (an-Nahl [16] : 128).

Belajar ilmu aqidah hingga mampu memahaminya dengan baik, akan membawa
kebaikan pula pada orang tersebut. Manfaatkanlah waktu yang terbaik untuk belajar
dalam Islam agar ilmu yang terserap lebih maksimal.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa hikmah dalam
mempelajari Akidah Islam adalah kita dapat membedakan mana yang benar dan mana
yang salah, dan lebih berhati-hati lagi sebelum bertindak.

8
C. Manfaat Akidah Islam

Di dalam islam, akidah merupakan landasan setiap perilaku orang hidup beragama.
Dengan akidah itulah muncul kesediaan untuk mentaati ajaran agama. Tanpa akidah yang benar
kiranya sulit muncul kesadaran melaksanakan ajaran agama. Maka dari itu, mempelajari akidah
sangat besar manfaatnya. Adapun beberapa manfaat yang diperoleh dengan mempelajari
akidah islam adalah sebagai berikut.

1. Memperoleh petunjuk yang benar sesuai kehendak Allah swt yang telah
menciptakan alam semesta, termasuk diri kita sendiri.
2. Selamat dari pengaruh kepercayaan lain yang hanya akan membawa kerusakan dan
hidup yang jauh dari kebenaan.
3. Memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan hidup yang hakiki karena mempunyai
hubungan batin yang dekat dengan Allah swt.
4. Tidak mudah terpengaruh kemewahan hidup di dunia karena kehidupan yang hakiki
adalah kehidupan di akhirat kelak.
5. Mendapat jaminan surga dan selamat dari neraka apabila kita benar-benar
berpegang teguh terhadap akidah islam secara sempurna.
6. Untuk meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah Swt, sebab akidah merupakan
benteng yang paling utama bagi umat muslim.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Akidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim
yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dianut oleh setiap muslim sebagai sumber
keyakinan yang mengikat dan mendasar. Dapat disimpukan bahwa Akidah Islam adalah dasar-
dasar pokok keyakinan atau kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh orang islam,
di pegang teguh, mantap dan sepenuh hati tanpa ada keraguan sedikitpun didalam hatinya.
Hakikat memiliki arti inti sari atau dasar, jadi dapat kita artikan bahwa Hakikat Akidah
Islam yaitu keyakinan hati setiap umat umslim yang bersumber dari ajaran islam. Seperti yang
telah dipaparkan diatas bahwa keyakinan yang dimaksud sesui dengan rukun iman

10
DAFTAR PUSTAKA
Hakikat Materi Akidah Perspektif Pendidikan Agama Islam Dalam Kurikulum Sekolah Dasar
Kelas V, n.d.
Suryani et al., 2021
Suprapto (2), n.d.
Krismi Winayang Sari, n.d.

11

Anda mungkin juga menyukai