Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


AQIDAH ISLAM SEBAGAI DASAR KEIMANAN

Kelompok 4:
1. Gusti Arya Rakasiwi
2. Sheva
3. Cahya Mita Aulia
4. Ahmad Ramadhani
5. Anjar Dian Saputra
6. Reza Wien Yudhistira
7. Daniel Antonio Putra
8. Marshela Anggi Maharani

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SIPIL
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Aqidah Islam sebagai
dasar keimanan

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan segala kekurangan dalam
makalah ini kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Aqidah Islam sebagai dasar keimanan
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................(i)
KATA PENGANTAR.............................................................................................................(ii)
DAFTAR ISI………………………………………………...………………...............……(iii)
LATAR BELAKANG..………………………………………………………..…................(iv)
Rumusan masalah.......................................................................................................................1

Tujuan Penulisan.......................................................................................................2

Pengertian Aqidah Islam sebagai keimanan dasar...........................................................3

1. Pengetian Tauhid dan Syirik..........................................................................................5


2. Mendeskripsikan Urgensi mempelajari tauhid...............................................................6
3. Macam-macam tauhid(uluhiyah, rububiyah, asma' wa sifah, nubuwwah, ruhaniyah
dan sam'iyah).................................................................................................................6
4. Implementasi arkanul iman dalam kehidupan sehari-hari.............................................8
5. Macam-macam syirik (kecil, besar).............................................................................10
6. Dampak dan cara antisipisasi dijauhkan dari kesyirikan.............................................10

Kesimpulan...............................................................................................................................11

Saran.........................................................................................................................................11
LATAR BELAKANG

Islam dibangun di atas suatu landasan (asas) yang satu yaitu aqidah. Aqidah
merupakan kaidah berpikir yang diatasnya dibangun semua pemikiran cabang tentang
perilaku manusia dalam kehidupan dengan berbagai sistemnya. Kaidah berfikir tersebut
adalah bahwasannya di balik alam, manusia dan kehidupan ini ada Al Kholiq (pencipta) yang
menciptakan semuannya, dan yang menciptakan segala sesuatu yang asalnya tidak ada yaitu
Allah subhanahu wata’ala, Dia wajib adaNya, maka dia bukan makhluk. Dia pun azali, maka
dia tidak terbatas seperti makhluk. Alam, manusia dan kehidupan ini adalah terbatas
(mahdud). Ketika kita mengamati keterbatasan ini pastilah merupakan ciptaan bagi lainnya.
Ciptaan ini memiliki sifat lemah,kurang dan butuh pada yang lainnya (Al Ghoir). Al Ghoir ini
adakalanya merupakan makhluk bagi yang lainnya, atau pencipta bagi dirinya sendiri, atau
azali yanh wajib adanya.

Adapun Dia (Al Ghoir) ciptaan yang lain adalah batil atau salah, karena dengan
demikian ia akan terbatas. Dia pencipta bagi dirinya sendiri pun juga batil, sebab pada saat
yang sama, Dia menjadi ciptaan dan sekaligus pencipta bagi dirinya sendiri. Dengan
demikian, maka pencipta tersebut pastilah azali yang wajib adanya. Dia adalah Allah
subhanahu wata’ala.

Akan tetapi, sesungguhnya orang yang memiliki akal akan mampu untuk memahami
hanya dengan memperhatikan wujud benda yang ada di hadapannya, bahwa benda benda
tersebut ada pencipta yang telah menciptakannya. Karena semuannya bersifat kurang, lemah
dan butuh kepada yang lain, maka pasti dia adalah makhluk. Oleh karena itu, kita
menemukan bahwa Al Qur’anul karim mengajak manusia untuk mengamati sesuatu dan apa
apa yang ada di sekelilingnya, serta apa apa yang berhubungan dengannya. Dengan demikian
dia akan memperoleh bukti tentang wujud Allah Subhanahu wata’ala atau wujudnya Al
Kholiq Al Mudabbir.

Oleh karena itu,iman kepada Al khaliq Al Mudabbir adalah sesuatu yang fitrah, hanya
saja iman yang fitrah tersebut kadangkala timbul melalui wijdan (perasaan yang diyakini).
Dan iman seperti ini pengaruhnya (hasilnya) tidak dapat dijamnin, juga tidak dapat mencapai
kekokohan iman jika dibiarkan begitu saja.
Rumusan Masalah

Apa pengertian dari Tauhid dan Syirik?

Apa urgensi atau pentingnya mempelajari Tauhid untuk kita?

Tauhid itu berbagai macamnya, yakni Uluhiyah, Rububiyah, Asma’ wa sifah, Nubuwwah,
Ruhaniyyah, dan Sam’iyah. Lalu apa penjelasan dari masing masing macam tauhid tersebut?

Bagaimana menerapkan dan mengamalkan Arkanul iman dalam kehidupan sehari hari?

Pengetian syirik besar dan syirik kecil itu apa? Serta apa saja contoh contohnya?

Dampak apa yang terjadi bila kita melakukan kesyirikan? Dan bagaimana cara atau antisipasi kita
untuk dijauhkan dari kesyirikan?
Tujuan Penulisan

Sebagaimana yang telah di uraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
diatas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:

1) Untuk mengetahui dan mempelajari Aqidah islam sebagai dasar keimanan.


2) Memahami apa itu tauhid dan syirik.
3) Bisa mengamalkan atau mengimplementasikan keimanan di kehidupan sehari hari.
4) Mengetahui dampak buruk syirik serta tau cara menghindari perbuatan syirik.
Pengertian Aqidah sebagai dasar keimanan

Pengertian akidah secara bahasa berasal dari kata al’aqd, yakni ikatan, pegesahan, penguatan,
kepercayaan, atau keyakinan yang kuat, dan pengikatan yang kuat. Selain itu akidah memiliki arti
keyakinan dan penetapan. Akidah juga dapat mengandung arti ikatan dua utas tali dalam satu buhul
sehingga menjadi satu buhul yang tersambung. Dengan demikian, akidah dapat diartikan sebagai
ketetapan hati yang tidak ada keraguan kepada orang yang mengambil keputusan, baik benar maupun
salah. Aqidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminology berarti landasan yang mengikat yaitu
keimanan, itu sebabnya ilmu tauhid disebut dengan ilmu aqaid (aqidah) yang berarti ilmu mengikat.
Dalam ajaran Islam sebagaimana dicantumkan dalam Qur’an dan Sunnah aqidah merupakan
ketentuan-ketentuan dan pedoman keimanan. Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan
hati seseorang secara pasti adalah aqidah, baik itu benar ataupun salah.

Adapun yang dimaksud dengan akidah Islam adalah kepercayan yang mantap kepada Allah,
para Malaikat-Nya, Kitab-kitab suci-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, qadar baik dan buruk, serta
seluruh muatan Al-Qur’an Al-Karim dan AsSunnah Ash-Shahihah berupa pokok-pokok agama,
perintahperintah dan berita beritanya, serta apa saja yang disepakati oleh generasi Salafush Shalih
(Ijma’) dan kepasrahan total kepada Allah swt. dalam hal keputusan hukum, perintah, takdir, maupun
syara’, serta ketundukan kepada Rasulullah saw dengan cara mematuhi, menerima keputusan
hukumnya dan mengikutinya. Secara terminologis terdapat beberapa definisi antara lain

Maka dari itu Aqidah sebagai dasar keimanan sudah dijelaskan di atas, bahwa aqidah itu
landasan yang mengikat keimanan dan ketetapan hati atau percaya serta yakinnya sebuah hati. Maka
setiap manusia yang telah terlahir sebagai seorang muslim sudah pasti terikat oleh aqidah islam yang
menjadi pedomannya di kehidupan dunia. Ketentuan dan pedoman keimanan telah tertulis di Al
Qur’an dan Sunnah. Dan untuk meyakinkan aqidah tersebut, maka perlulah menjaga dasar dasar
keiman di dalam dirinya agar aqidah tersebut bersatu dengan jiwanya dan melahirkan kepercayaan
dan keyakinan kepada Allah subhanahu wata’ala.

Rasulullah memulai pembinaan dari Aqidah. Dengan aqidah itu beliau mengenalkan Allah
ta’ala dan menanamkan kebenaran syari’at islam sebagai satu satunya ajaran yang layak
dipergunakan. Untuk mengubah cara berfikir Jahiliyah, beliau memaparkan pemikiran – pemikiran
islam sesuai metode Al Qur’an. Metode berfikir yang pas, tepat sasaran, jelas, dan tidak berbelit belit
sehinnga logikanya bisa diterima semua pihak, tidak hanya kalangan elit saja. Bukan metode mantiq
dan atau falsafah. Di samping dengan bukti bukti (ayat) Qur’aniyah, beliau juga menanamkan aqidah
dan kauniyah (alam). Keterpadauan anatara ayat Qur’aniyah dan kauniyah tersebut menghasilkan
sebuah keyakinan yang mendalam untuk mengenal Allah.
Berangkat dari aqidah yang menancap kuat (rosikhoh), muncul pribadi seperti sahabat
Rasulullah yakni Bilal bin Rabbah, yang memilih disiksa daripada kembali ke agama jahiliyah.
Muncul pula keluarga Yasir ; Sumayyah sang istri dan Ammar anaknya yang rela membeli kejamnya
siksaan darpada menjual lezatnya keimanan. Muncul juga pribadi seperti Sa’ad bin Abi Waqqosh
yang rela melepas ibundannya darpada kembali menyembah berhala.
1. Pengetian Tauhid dan Syirik

Kepercayaan manusia kepada keberadaan Tuhan akan selalu merasa dekat dan dilindungi oleh
Tuhannya. Mereka yakin bahwa tidak ada daya upaya dan kekuatan yang akan mempengaruhi kecuali
hanya Tuhan semata. Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu disebut tauhid.

Tauhid merupakan pegangan dan pondasi pokok yang sangat menetukan bagi kehidupan
manusia, serta merupakan landasan bagi setiap amal yang dilandasi dengan tauhid dan sesuai dengan
setiap tuntunan islam dalam Al Qur’an dan sunnah yang akan menghantarkan manusia kepada
kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di akhirat nanti. Oleh sebab itu, ketauhidan harus
diajarkan kepada anak sejak dini agar ajaran ketauhidan dapat meresap ke dalam kalbu seseorang dan
menjadi dasar dalam kehidupan seorang manusia. Ketauhidan yang mutlak itu berarti menafikkan
segala hal kemusyirikan.

Ajaran tauhid adalah tema sentral aqidah dan iman, oleh sebab itu aqidah dan iman
diidentikkan juga dengan istilah tauhid. Akidah adalah salah satu contoh nama yang dipandang
identik dengan tauhid. Walaupun identik, kata akidah terdapat perbedaan dengan tauhid. Secara
harfiah, akidah berasal dari bahasa Arab yang kata dasarnya adalah dari kata ‘a-qa-da yang berarti
ikatan. Menjaga komitmen berarti menjaga kontinuitas pemahaman dan apresiasi secara terus
menerus tentang substansi dan ekspresi sebuah keyakinan.

Ilmu tauhid juga di bagi menjadi beberapa bagian yakni Uluhiyah, Rububiyah, Asma’ wa
sifah, Nubuwwah, Ruhaniyyah, dan Sam’iyah.

Adapun syirik adalah kebalikan dari arti tauhid yang percaya kepada Allah. Secara bahasa
syirik berasal dari Bahasa Arab as-syirku, yang artinya ta’addudul aalihati (kemusyrikan), (2) al-
musyariku (sekutu, peserta), an-nashibu (bagian), dan asy-syirkatu wasysyarikatu (persekutuan,
perseroan). Secara istilah syirik adalah perbuatan, anggapan atau itikad menyekutukan Allah Swt.
dengan yang lain, seakan-akan ada yang maha kuasa di samping Allah Swt. Orang yang
menyekutukan Allah disebut musyrik. Syirik merupakan dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah,
sebagaiman dalam firman Allah subhanahu wata’ala:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. an-Nisā’ [4] ayat 48)
2. Mendeskripisikan Urgensi mempelajari Tauhid

Mempelajari ilmu tauhid bagi umat muslim merupakan suatu keharusan.Dan hukumnya wajib
kita mendahulukan tauhid daripada urusan lainnya. Di kehidupan ini kita harus percaya dan yakin
bahwa Allah itu ada, dan percaya bahwa kita hanyalah ciptaan Allah swt bukan yang lainnya.
Mempelajari ilmu tauhid dapat memahamkan pemikiran kita bahwa alam semesta ini tercipta karena
kehendak-Nya. Dan kita di dunia ini tak lain dan tak bukan hanyalah untuk menyembah Allah dan
memperbanyak amalan sebagai bekal kelak di akhirat yang kekal. Kehidupan kita di akhirat sangat
ditentukan oleh tauhid

Tauhid berperan penting dalam pencarian kita untuk mencari Amal baik, karena apabila kita
melakukan amalan yang baik tanpa didasari Tauhid atau percaya ke pada Allah dan hanya untuk Allah
maka perbuatan kita akan sia sia san tidak mendapatkan ganjaran.

Ilmu tauhid juga penting untuk memahami kedudukuan makhluk hidup dan pengaruhnya di
dunia ini. Dan alasan diciptakannya manusia di dunia ini adalah untuk mentauhidkan-Nya, seperi
yang difirmankan oleh Allah:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-
ku” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Tauhid juga merupakan kunci surga. Apabila kita mempunya tauhid maka Insyaallah kita
telah mengenggam kunci surga itu. Lalu kalimat La ilaha ilallah yang artinya Tidak ada tuhan selain
Allah menurut Al Hasan Al Bashri merupakan kunci surga. Beliau mengisyaratkan bahwa kalimat La
ilaaha illallah merupakan gigi dari kunci syurga. Dan harapannya setiap mukallaf memegang teguh
kalimat tersebut.

3. Macam macam Tauhid (Uluhiyah, Rububiyah, Asma’ wa sifah, Nubuwwah,


Ruhaniyyah, dan Sam’iyah).

1. Uluhiyah

Artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam jenis-jenis peribadatan yang telah
disyariatkan. Seperti ; shalat, puasa, zakat, haji, do’a, nadzar, sembelihan, berharap, cemas, takut, dan
sebagainya yang tergolong jenis ibadah. Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal-hal
tersebut dinamakan Tauhid Uluhiyah dan tauhid jenis inilah yang dituntut oleh Allah Subhanhu wa
Ta’ala dari hamba-hambaNya. Tauhid uluhiyah berarti meyakini hanya Allah yang berhak diibadahi,
tidak boleh mempersembahkan peribadatan kepada selain-Nya, dakam bentuk ibadah yang klahir
maupun batin, ucapan maupun perbuatan.

2.Rububiyah

Artinya mengesakan Allah –subhanahu wa ta’ala- dalam hal perbuatanNya. Seperti


mencipta, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan, mendatangkan bahaya, memberi manfaat,
dan lain-lain yang merupakan perbuatan-perbuatan khusus bagi Allah –subhanahu wa ta’ala- yang
tidak bisa dilakukan oleh manusia maupun jin dan seluruh Alam semesta yang telah Dia ciptakan.
Seorang muslim wajib meyakini bahwa Allah –subhanahu wa ta’ala– tidak memiliki sekutu dalam
RububiyahNya.
Mengenai Tauhid Rububiyah ini kaum Musyrikin di zaman Nabi –salallahu ‘alaihi wa
sallam- pun meyakininya, Allah Ta’ala telah berfirman di dalam Al-Qur’an :
“Katakanlah, “Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki ‘Arsy
yang agung ?mereka akan menjawab milik Allah, “ katakanlah, “maka kenapa kamu tidak
bertakwa ?”
Masih banyak lagi ayat–ayat yang menunjukkan bahwa kaum musyrikin mengikrarkan
Tauhid Rububiyah, itu dikarenakan Tauhid Rububiyah merupakan fitroh setiap insan yang telah
diciptakan di dunia ini.

Rasulullah Salallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda :

“Setiap anak yang dilahirkan di dalam keadaan Fitroh maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya yahudi, nashrani, atau majusi”. (HR.Bukhari dan Musl

3. Asma’ wa sifah

Yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-sifat untuk Allah –subhanahu wa ta’ala- sesuai
dengan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk diriNya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah
–shallallahu ‘alaihi wa sallam- tanpa mentakwil (ta’wil), memisalkan (tamtsil), menanyakan
bagaimananya (takyif) dan meniadakan (ta’thil) dari nama dan sifat tsb. Hali ini pula harus disertai
dengan meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang ditiadakan oleh Allah terhadap diriNya,
dan apa yang ditiadakan oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihiwa sallam- bagi Allah ta’ala, karena
Allah ta’alasesungguhnya maha sempurna dan sangat jauh dari aib ataupun kekurangan.
Allah Ta’ala telah menyatakan bahwa Ia memiliki nama-nama yang husna (baca: sangat baik/indah)
dan Ia memerintahkan kita untuk berdo’a dengan nama–namaNya, Allah telah berfirman di dalam Al-
Qur’an :
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-
ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-
namaNya nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (Al-
A’raf : 180).

4. Nubuwwah
Tauhid yang membahas masalah kenabian, kedudukan dan peram seta sifat sifat dan
keistimewaannya. Sebagaimana dalam firman Allah subhanahu wata’ala:
“ Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang orang lelaki yang kami beri wahyu
kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui” (QS. An Nahl: 43)

5. Ruhaniyyah

Secara bahasa ruhaniyyah yaitu meyakini, menjiwai, memahami, segala sesuatu yang bersifat
ghoib (tidak terdeteksi paca indera). Seperti Malaikat, jin, stan dan roh. Maka kita harus meyakini
bahwa kita hidup berdampingan dengan malaikat, jin, stan dan ruh.

6. Sam’iyah

Sama’iyyat adalah akidah yang membahas tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sam’i, yaitu dalil Naqli (Al-Qur’an dan Sunnah), seperti alam barzah, akhirat, neraka, surga, dan
azab.

4.Implementasi arkanul iman dalam kehidupan sehari-hari

Arkanul iman atau yang biasa kita sebut rukun iman merupakan pilar pilar keimanan yang
harus dimiliki seorang muslim. Rukun iman sendiri berisakan enam poin yang didasarkan dari ayat
ayat Al Qur’an. Enam poin tersebut yakni:

1. Iman kepada Allah

Yakin dengan sepenuh hati adanya Allah SWT. Kita juga harus percaya bahwa segala yang
ada di Bumi adalah ciptaan Allah SWT. Sehingga kita bisa percaya akan segala kuasa Allah SWT
yang ada di sekitar kita.
Cara mengamalkan rukun iman yang pertama dalam kehidupan sehari-hari ini adalah dengan taat
beribadah sholat wajib kepada Allah SWT, berbakti kepada kedua orang tua, juga mengikuti dan taat
akan segala perintahnya serta menjauhi larangan-larangannya.

2. Iman kepada malaikat

Malaikat diciptakan oleh Allah dari nur (cahaya). Iman kepada malaikat Allah berarti kita
harus percaya akan adanya malaikat dan percaya bahwa setiap malaikat memiliki tugas masing-
masing yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Pada rukun iman yang kedua, cara untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari ialah dengan
meniru sifat-sifat baik dari para malaikat ciptaan Allah SWT dan meyakini bahwa benar adanya
malaikat yang bertugas mencatat seluruh amalan baik dan buruk kita.

3. Iman kepada kitab

Allah telah menurunkan empat kitab yang diantaranya adalah taurat, injil, zabur dan Alquran
yang merupakan penyempurna kitab-kitab terdahulu.

Adapun arti dari iman kepada kitab-kitab Allah adalah sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah,
kita harus percaya bahwa kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah adalah ucapan-Nya serta
penyampaian semua pesan-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat membaca, menghafal, serta memahami apa yang diajarkan
dalam setiap kitab sebagai bentuk pengamalan rukun iman ketiga ini.

4.Iman kepada Rasul dan Nabi

Rukun iman yang keempat adalah iman kepada Rasul dan Nabi Allah. Artinya, kita wajib
percaya dan yakin bahwa Rasul Allah adalah manusia-manusia terpilih yang menjadi perantara
kebaikan antara Allah dengan seluruh mahluk-Nya.

Amalan dari rukun iman yang keempat dalam kehidupan sehari-hari ini dapat dilakukan dengan
membaca sholawat Nabi, dan meniru semua sifat-seifat baik dari orang-orang yang terpilih menjadi
Rasul dan Nabi.

5. Iman kepada Hari Akhir

Arti dari rukun iman kelima ini adalah, sebagai manusia ciptaan Allah hendaknya kita harus
percaya akan datangnya hari akhir atau yang biasa disebut dengan ‘kiamat’.
Amalan yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dari rukun iman kelima ini adalah dengan
mengetahui tanda-tanda hari akhir, serta mempersiapkan bekal untuk menghadapi hari akhir.

6. Iman kepada Qodho dan Qodar

Rukun iman yang terakhir adalah iman kepada qada dan qadar. Qada adalah ketentuan dari
Allah yang tidak dapat diubah, sedangkan qadar adalah ketentuan dari Allah yang dapat diusahakan
untuk diubah demi kebaikan diri manusia.

Pada rukun iman yang terakhir ini, kita dapat mengamalkan dengan cara bersyukur akan segala
nikmat yang diberikan oleh Allah, dan memperbanyak amal kebaikan dalam hidup.

5. Macam macam Syirik

Syirik adalah perbuatan menyekutan Allah dan tidak meyakini ciptaan serta tidak percaya
bahwa semua ini merupakan ciptaan Allah. Syirik dibagi menjadi dua macam: Syirik kecil dan syirik
besar (akbar).

1. Syirik Besar (Akbar)

Syirik akbar (syirik paling besar) yaitu menjadikan sekutu selain Allah SWT yang disembah
dan ditaati sama seperti menyembah dan mentaati Allah SWT. Seperti shalat untuk selain Allah,
berpuasa untuk selain Allah, menyembelih hewan (kurban) untuk selain Allah, berdoa untuk orang
yang sudah mati, berdoa kepada orang yang tidak ada di hadapannya untuk menolongnya dari urusan
yang hanya Allah saja yang berkuasa, dan lainnya.

Contoh Syirik Akbar:

1. Menyembah tuhan selain Allah

2. Menyembah berhala dan meminta ke berhala

3. Berdo’a kepada pohon dan kuburan

4. Percaya kepada Dukun atau paranormal

5. Menuhankan manusia

6. Berdo’a kepada orang yang sudah mati

7. Percaya ramalan Zodiak.

2. Syirik kecil (Ashgar)


Syirik asghar (syirik paling kecil) adalah menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah
SWT dalam bentuk perkataan atau perbuatan.

Syirik dalam bentuk amalan adalah riya’. Sedangkan dalam bentuk perkataan lisan adalah
lafadz-lafadz yang mengandung makna menyamakan Allah SWT dengan sesuatu yang lain. Misalnya,
ia mengatakan: “Apa yang dikehendaki Allah dan engkau kehendaki”. Mengenai soal satu ini niscaya
jelas maknanya setelah kita membaca hadits berikut. Sombong atau membanggakan diri itu termasuk
penyakit samar-samar dari meyekutukan Allah. Dia tidak kafir, dia islam namun ada penyakitnya.
Karena semua yang ada pada manusia itu hanyalah titipan Allah semata.

Contoh Syirik Kecil (Ashgar)

1. Membanggakan diri,sombong atau riya’ (termasuk syirik khafi atau tidak nampak)
2. Bersumpah dengan nama selain Allah
3. Memakai Jimat
4. Bernadzar kepada selain Allah

6. Dampak dan cara antisipasi dijauhkan dari kesyirikan

Dampak syirik itu sangat amat berbahaya bagi keimanan kita. Karena syirik membuat kita
secara tidak langsung keluar dari agama islam dan Allah tidak mengampuni dosa tersebut. Seperti
yang telah di firman kan oleh Allah swt:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik),


tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki.” ( QS. An
Nisa’: 48)

Dan cara mengantisipasi kita dari kesyirikan yaitu selalu melaksanakan apa yang diperintahkan oleh
Allah dan menjauhi larangannya. Seperti selalu menegakkan sholat 5 waktu, karena sholat
menghindarkan kita perbuatan dari perbuatan perbuatan yang keji dan dilarang oleh Allah.

Selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah,jika kita berusaha meningkatkan ketaqwaan maka
Allah perlahan akan menunjukkan kita ke jalan yang benar dan selalu diberikan pula jalan ketika
dihadapkan oleh sebuah masalah.

Selalu melatih diri dan selalu mengingat bahwa syirik adalah dosa besar yang tidak akan diampuni
dosa nya oleh Allah subhanu wata’ala dan akan menyeret kita ke neraka dan kekal disana.
Lalu dimana dan kapanpun berada selalu ingat Allah. Dengan mengingat Allah mebuat hati kita kan
tenang dan selalu terhubung kontak dengan Al Khaliq. Serta selalu menunaikan ibadah yang lain agar
kita selalu dalam lindungan Allah dan lebih dekat dengan tuhan kita Allah subhanahu wata’ala.
Karena dengan kita melakukan ibadag semakin besar kesempatan kita untuk lebih mendekat dan
mengenal Allah.

Kesimpulan

Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan
makalah “Aqidah Islam sebagai dasar keimanan” penulis menyimpulkan bahwa Aqidah
sangat berperan penting dalam keimanan seseorang muslim. Maka dari itu alangkah baiknya
sebagai seorang muslim mepelajari dengan baik dan benar benar paham apa itu aqidah dan
tauhid, Tauhid merupakan merupakan pegangan dan pondasi pokok yang sangat menetukan
bagi kehidupan manusia, serta merupakan landasan bagi setiap amal yang dilandasi dengan
tauhid dan sesuai dengan setiap tuntunan islam dalam Al Qur’an dan sunnah yang akan
menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di akhirat
nanti.. Dan penulis menerangkan bahwa syirik merupakn perbuatan menyekutukan Allah dan
perbuatan tersebut sangat terlarang dan dosa nya tidak diampuni oleh Allah

Saran

Kami sadar sebagai penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang tentu nya dapat di pertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai