Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AQIDAH ISLAM

Dosen Pengampu
DR. H. SUHAYIB, M.Ag

Disusun Oleh

Kelompok 4
1. DESI ANDRIANI
2. NAJWA DIVA SHANDIKA
3. NAZWA ALHAURA
4. RATU DIVA OLIVIA
5. SHAFA FAUZZIYAH DANYTA
6. VIOLA SALSABILLA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PRODI KRIMINOLOGI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kami semua
untuk menikmati segala karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Aqidah Islam “.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah. Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri penyusun tentang
Aqidah Islam. Demi kesempurnaannya, penyusun mengharapkan saran dan
masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah mendukung hingga terselesaikan makalah ini.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang
membacanya.

Pekanbaru, Oktober 2023


Tertanda

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisa .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Hakikat Iman .............................................................................................. 3
B. Karakteristik Aqidah Islam ........................................................................ 6
C. Hikmah Beriman ........................................................................................ 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8


A. Kesimpulan ................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW yang merupakan agama yang berintikan iman dan amal. Akidah adalah
pokok yang diatasnya berdiri syariat. Sedangkan amal atau perbuatan adalah
syariat dan cabang-cabangnya sebagai buah dari keimanan.
Langkah awal dalam ber-Islam adalah memahami Aqidah Islamiyah.
Aqidah adalah sebuah wacana hidup yang membuat orang yang mempelajarinya
mendapatkan sebuah jalan untuk menempuh ideologi religiusitas dalam kehidupan
kesehariannya. Ia segera akan mendapat pencerahan yang mendalam atas apa
yang coba dipahaminya jikalau ternyata Aqidah tersebut merupakan Aqidah yang
Mencerahkan, Membangunkan serta Menggetarkan seluruh sendi pemikirannya
ke arah pembaharuan kehidupan yang ber-revolusi secara totaliter menuju
perubahan. Secara mudah Aqidah adalah bentuk fundamental sebuah bangunan
peradaban. Karena Aqidah adalah sebuah ideologi dasar dalam membentuk
pemikiran, jiwa, hati, pemahaman dan pergerakan personal maupun komunal.
Dalam hal ini Aqidah Islamiyah adalah pemahaman dasar terkait dengan Allah -
Rasul - Islam - dan tuntunan dalam upaya pembuktian sebuah kesalehan politis
dan ideologis.
Itulah Aqidah Islamiyah, yang dimulai dari sebuah pernyataan sederhana
namun besar makna. Tidak Ada Tuhan Selain Allah, Nabi Muhammad Adalah
Rasululullah. Dua kekuatan Superpower antar Universe yaitu Allah dan
Rasulullah. Dua kekuatan yang apabila seseorang memegangnya maka tidak ada
rasa takut lagi untuk menggerakkan diri dan orang sekitarnya dalam lingkaran
ideologis Islam yang akan menantang seluruh peradaban kuffar dimuka bumi
ini.Itulah rahasia mengapa para petinggi kufar quraisy tidak mau mengucapkan
Dua kalimat Syahadat tersebut bahkan memusuhi dan memerangi Dua Kalimat
tersebut dikarenakan mereka sadar bahwa mereka berhadapan dengan kekuatan
ideologis yang akan menggilas kekuasaan rapuh mereka dalam hitungan hari
dunia.

1
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Hakikat Iman?
b. Bagaimana Karakteristik Aqidah Islam?
c. Bagaimana Hikmah Beriman?

C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui tentang Hakikat Iman
b. Mengetahui Karakteristik Aqidah Islam
c. Mengetahui Hikmah Beriman

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Iman
1. Definisi Iman
Kata Iman berasal dari bahasa arab ‫ ايما وا‬-‫ يؤمه‬-‫ امه‬yang berarti percaya.
Terkait dengan aqidah, iman mengandung makna al-Tashdiq yakni pembenaran
terhadap suatu hal, yang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun karena iman
terletak dalam hati yang hanya dapat dikenali secara pribadi.
Menurut Syara‟, Iman diartikan sebagai pembenaran terhadap ajaran Nabi
Muhammad Saw, yakni beriman kepada Allah SWT, para malaikat, para nabi dan
rasul, hari kiamat, qadha‟ dan qadar. Sebagaimana penggalan Hadits Rasulullah
Saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairih Ra. mengenai pertanyaan malaikat
Jibril kepada nabi Muhammad tentang Iman:
‫س ِل ًِ َوا ْليَ ْو ِم اآل ِخ ِر‬ ِ ‫ أَنْ ت ُْؤ ِم َه ِبا‬: ‫فَأ َ ْخ ِب ْر ِوي َع ِه ْا ِإل ْي َما ِن قَا َل‬
ُ ‫لل َو َمالَئِ َك ِت ًِ َو ُكتُ ِب ًِ َو ُر‬
ًِ ٌِ ‫َوت ُْؤ ِم َه بِا ْلقَ َدر َخ ْي ِر ِي َوش َِّر‬
Artinya: Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya
dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang
buruk“.
2. Pendapat aliran teologi tentang hakikat Iman
Pembahasan tentang Iman hampir tidak bisa dipisahkan dengan Ikhtilaf.
Pemahaman yang berbeda-beda mengenai hakikat iman telah menelurkan
berbagai perbedaan pendapat dikalangan aliran-aliran teologi.
Ada empat aliran teologi yang memiliki perbedaan pendapat yaitu:
a. Khawarij
Iman menurut kaum khawarij pengertian Iman ialah pembenaran dengan
hati, berikrar dengan lisan dan menjauhkan diri dari segala dosa. Tidak cukup
dengan hanya percaya kepada Allah, mengerjakan segala perintah agama juga
merupakan bagian dari iman (al-‘amalu juz’u al-iman).
Menurut kaum Khawarij, siapapun yang menyatakan dirinya beriman
kepada Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, tetapi tidak

3
melaksanakan shalat, zakat, puasa dan lain sebagainya yang diwajibkan oleh
islam, bahkan melakukan perbuatan dosa maka ia dianggap kafir. Jadi apabila
seorang mukmin melakukan dosa besar maupun kecil, maka orang itu termasuk
kafir dan wajib diperangi serta boleh dibunuh. Harta bendanya boleh dirampas
sebagai harta ghonimah.
Azariqah, salah satu subsekte dalam Khawarij, memiliki pandangan yang
sangat ekstrim yakni dengan menggunakan istilah musyrik. Mereka menganggap
siapa saja yang berada diluar barisan mereka sebagai orang musyrik. Hampir sama
dengan Azariqah, subsekte Najdah menggunakan predikat musyrik. Mereka
menganggap musyrik bagi siapa saja yang secara terus menerus melakukan dosa
kecil. Begitu juga dengan dosa besar, bila tidak dilakukan secara terus menerus
maka pelakunya hanya dianggap kafir, namun bila dilakukan secara terus menerus
maka pelakunya dianggap musyrik.
Kesimpulannya, kelompok Khawarij memaknai Iman adalah dengan
mengucapkan dengan lisan serta melaksanakannya dengan anggota badan. Orang
yang berbuat dosa besar maupun kecil dianggap kafir dan wajib diperangi.
b. Murji‟ah
Aliran Murji‟ah ini dibedakan enjadi dua, yaitu Murji‟ah ekstrim
(Murji‟ah Bid‟ah) dan Murji‟ah moderat (Murji‟ah Sunnah). Murji‟ah ekstrim
berpendapat bahwa iman terletak di dalam hati karena bagi mereka ucapan dan
perbuatan tidak selamanya menggambarkan apa yang ada di dalam hati. Hal ini
disebabkan kaum Murji‟ah meyakini bahwa iqrar dan ‘amal bukanlah bagian dari
Iman. Mereka memiliki prinsip yang terkenal, yaitu:
.‫ كماالتىفع مع الكفر طاعة‬,‫التضرمع االيمان معصية‬
Artinya: “Perbuatan maksiat tidak dapat menggugurkan keimanan, sebagaimana
ketaatan tidak akan berarti bagi kekufuran.

Sedangkan Murji‟ah moderat berpendapat bahwa iman adalah iqrar bi al-


lisan, ma’rifah bi al-qalb, tanpa disertai dengan pelaksanaan dengan anggota
badan. Pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Oleh Harun Nasution dan Ahmad
Amin, Abu Hurairah dan pengikutnya tergolong aliran Murji‟ah moderat sebab

4
Abu hanifah berpendapat bahwa pelaku dosa besar tetap mukmin tetapi bukan
berarti dosanya tidak berimplikasi
Inti dari pendapat Murji‟ah baik ekstrim maupun moderat ialah
mengeluarkan amal perbuatan dari nama iman, dan bahwasanya iman itu tidak
bercabang-cabang, tidak bertambah dan berkurang, seluruh orang Mukmin sama
keimanannya. Inilah pokok pendapat mereka yang telah disepakati oleh seluruh
firqah mereka. baik dosa besar maupun dosa kecil tidak dapat menggugurkan
iman seseorang selama dalam hati orang tersebut terdapat iman kepada Allah
SWT.
c. Mu‟tazilah
Kaum Mu‟tazilah berpandangan bahwa amal perbuatan merupakan salah
satu unsur terpenting dalam konsep iman disamping ucapan dan keyakinan,
karena mereka memiliki faham al-wa’d dan al-wa’id (janji dan ancaman).
Artinya, Allah akan memberi pahala bagi yang berbuat baik dan siksa bagi yang
durhaka.
Aliran ini memiliki pengertian yang hampir sama dengan Khawarij, hanya
saja bagi Mu‟tazilah orang yang berbuat dosa besar dihukumi berada pada satu
kedudukan di antara dua kedudukan (al-manzilah bain al-manzilataini), yaitu
tidak mukmin dan tidak kafir. Beberapa tokoh Mu‟tazilah seperti Washil ibn
Atha’dan „Amr ibn ‘Ubaid menyebutnya dengan istilah fasiq.

d. Ahlu Sunah Wal Jama‟ah


Para mutakallimun secara umum merumuskan unsur-unsur iman
denganal-tashdiq bi al-qalb, al-iqrar bi al-lisan, al-‘amal bi al-jawarih, yang
berarti pembenaran dengan hati, pernyataan dengan lisan dan pelaksanaan dengan
anggota badan.
Imam Al- Syafi`i dalam "Al Umm" berkata: "Ijma` para sahabat, tabi`in dan
ulama-ulama setelah mereka yang kami ketahui bahwa iman adalah ucapan,
perbuatan, dan niat, tidak sah salah satu darinya melainkan berkaitan dengan
lainnya.
Al Imam Abul Husain „Ali Al Maghribi berkata dalam kitab Syarah
Shahih Bukhari: “Dan di antara madzhab Ahlul Hadits bahwa iman adalah

5
perkatan, perbuatan, dan pengetahuan. Bertambah dengan melakukan ketaatan dan
berkurang dengan melakukan maksiat.” Imam al-Ajurri rahimahullah berkata,
“Sesungguhnya pendapat ulama kaum Muslimin ialah bahwa iman wajib atas
seluruh makhluk; yaitu membenarkan dengan hati, menetapkan dengan lisan, dan
mengamalkan dengan anggota badan.
Dari berbagai pendapat ulama‟ salaf tersebut dapat disimpulkan bahwa,
Iman menurut Ahlus Sunnah terdiri dari tiga pokok, yaitu keyakinan hati,
perkataan lisan, dan perbuatan anggota badan. Dari tiga pokok inilah
bercabangnya cabang-cabang iman.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep iman dari
keempat aliran tersebut secara garis besarnya dapat diklasifikan menjadi dua.
Pertama, konsep yang mengharuskan adanya ketiga unsur keimanan yaitu al-
tashdiq bi al-qalb, al-iqrar bi al-lisan, al-‘amal bi al-jawarih. Pendapat ini
diwakili oleh aliran Ahlu Sunnah wal jama‟ah, Khawarij dan Mu‟tazilah.
Sedangkan yang kedua yaitu konsep yang menekankan pada unsur yang pertama
saja, yaitu al-tashdiq atau al-ma’rifah bi al-qalb. Pendapat ini diwakili oleh aliran
Murji‟ah.

B. Karakteristik Aqidah Islam


Aqidah Islam adalah Aqidah Rabbaniy (berasal dari Allah ) yang bersih dari
pengaruh penyimpangan dan subyektifitas manusia. Aqidah Islam memiliki
karakteristik berikut ini :
1. Al Wudhuh wa al Basathah (jelas dan terang) tidak ada kerancuan di
dalamnya seperti yang terjadi pada konsep Trinitas dan sebagainya.
2. Sejalan dengan fitrah manusia, tidak akan pernah bertentangan antara
aqidah salimah (lurus) dan fitrah manusia. Firman Allah : “Fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan
pada fitrah Allah..” QS. 30:30
3. Prinsip-prinsip aqidah yang baku, tidak ada penambahan dan perubahan
dari siapapun. Firman Allah :”Apakah mereka mempunyai sembahan-
sembahan lain selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama
yang tidak diizinkan Allah ?“ QS. 42:21

6
4. Dibangun di atas bukti dan dalil, tidak cukup hanya dengan doktrin dan
pemaksaan seperti yang ada pada konsep-konsep aqidah lainnya. Aqidah
Islam selalu menegakkan : “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu
adalah orang yang benar” QS 2:111
5. Al Wasthiyyah (moderat) tidak berlebihan dalam menetapkan keesaan
maupun sifat Allah seperti yang terjadi pada pemikiran lain yang
mengakibatkan penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya. Aqidah Islam
menolak fanatisme buta seperti yang terjadi dalam slogan jahiliyah
“Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu
agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk
dengan mengikuti jejak mereka” QS. 43:22.

C. Hikmah Beriman
Hikmah Beriman yaitu Mempunyai Rasa Kasih Sayang yang Tinggi. Hikmah
beriman kepada Allah dapat menjadikan diri lebih mengingat orang lain,
seperti anak yatim, fakir miskin, dan menghargai sesama muslim dan orang
lain. Hasilnya sikap kasih sayang, jiwa sosial orang yang beriman kepada
Allah sangat tingg
9 Hikmah Beriman kepada Allah dan Cara Menjaganya
 Hati Menjadi Tenang
 Mendapat Bimbingan dari Allah SWT.
 Mempunyai Rasa Kasih Sayang yang Tinggi
 4. Diampuni Dosanya dan Mendapat Pahala Besar
 Diberi Kemudahan Hidup
 6. Mencegah Perbuatan Syirik
 7. Rasa Syukur Bertambah
 Ketaatan Kepada Allah Bertambah

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Syara‟, Iman diartikan sebagai pembenaran terhadap ajaran Nabi
Muhammad Saw, yakni beriman kepada Allah SWT, para malaikat, para nabi dan
rasul, hari kiamat, qadha‟ dan qadar. Sebagaimana penggalan Hadits Rasulullah
Saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairih Ra.
Ada empat aliran teologi yang memiliki perbedaan pendapat yaitu:
a. Khawarij
b. Murji‟ah
c. Mu‟tazilah
d. Ahlu Sunah Wal Jama‟ah

9 Hikmah Beriman kepada Allah dan Cara Menjaganya


 Hati Menjadi Tenang. ...
 Mendapat Bimbingan dari Allah SWT. ...
 Mempunyai Rasa Kasih Sayang yang Tinggi. ...
 4. Diampuni Dosanya dan Mendapat Pahala Besar. ...
 Diberi Kemudahan Hidup. ...
 6. Mencegah Perbuatan Syirik. ...
 7. Rasa Syukur Bertambah. ...
 Ketaatan Kepada Allah Bertambah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Lisaanul `Arab (IX/31 1:tj-~) karya tbnu Nlanzhur (wafat th. 711 H) t dan
Mu'jamu! Wasiith (tl/614:tL.3-~).
Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma' wa Shifat Allah.
Lihat Buhuuts fii `Aqiidah Ahtis Sunnah wat Jamaa'ah (hal. 11-12) oleh Dr.
Nashir bin `Abdul Karim at `Aql, cet. !II Daarul `Ashimah/ th. 1419 H,
`Aqiidah Ahiis Sunnah wal Jamaa'ah (hal. 13-14) karya Syaikh
Muhammad bin Ibrahim alHamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal
Jamaa'ah fil `Aqiidah oleh Dr. Nashir bin `Abdul Karim al-`Aql.
[Disalin dari kitab AI-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha & Qadhar,
Penyusun Syaikh Muhammad Shalih AI-Utsaimin, Penerjemah A.Masykur
Mz, Penerbit Daru( Haq, Cetakan Rabi'ul Awwa( 1420HIJuni 1999M]

Anda mungkin juga menyukai