Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN ANTAR ALIRAN IMAN DAN KUFUR

MAKALAH

Disusun Demi Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Ilmu Kalam

DOSEN PEMBIMBING :
ZAMZAMI, S.Pd.I.

Disusun Oleh Kelompok 1 :

ERDITA IKA KHOIRUNNISA

SILVIA SARI

WAHYU SETYADI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH MAULANA QORI BANGKO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya kepada kami, yang dapat membuat makalah ini tepat waktu.
Tak lupa sholawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar
Muhammad Saw yang telah membawa umat nya dari alam jahiliah menuju alam
yang penyh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. ZAMZAMI, S.Pd.I. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan mengarahkan kami dalam pembuatan makalah ini.
2. rekan rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran kepada pembaca
dalam penyusunan makalah kami ini.
Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dam bagi pembaca umumnya.

Bangko, November 2020

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................................II
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Pengertian Iman........................................................................................................2
B. Pengertian Kufur.......................................................................................................2
C. Perbandingan Antar Aliran Mengenai Iman dan Kufur.............................................3
1.Aliran Khawarij.......................................................................................................3
2. Aliran Murji'ah.......................................................................................................3
3. Aliran Mu'tazilah....................................................................................................6
4. Aliran Asy'ariyah...................................................................................................6
5.Maturidiyah.............................................................................................................7
BAB III..............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan...............................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kalam sebagaimana diketahui membahas ajaran-ajaran dasar dari
suatu agama. Di dalam ilmu kalam itu terdapat subbahasan tentang perbandingan
antara aliran-aliran serta ajaran-ajarannya. Dari perbandingan antar aliran ini kita
dapat mengetahui, menela'ah dan membandingkan antar paham aliran satu dengan
aliran yang lain. Sehingga kita memahami maksud dari segala polemik yang ada.
Selain itu persoalan yang juga timbul dalam teologi Islam adalah masalah
iman dan kufur. Persoalan itu muncul pertama kali oleh kaum Khawari tatkala
mencap kafir sejumlah tokoh sahabat Nabi SAW yang dipandang telah berbuat
dosa besar, antara lain Ali bin Abi Thalib, Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Abu Musa
Al-Asy'ari, Amr bin Al-Ash, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan
Aisyah, istri Rasulullah SAW.
Pernyataan teologis itu selanjutnya bergulir menjadi bahan perbincangan
dalam setiap diskursus aliran-aliran teologi Islam yang tumbuh kemudian,
termasuk aliran Murji'ah Aliran lainnya, seperti Mu'tazilah, Asy'ariyah, dan
Maturidiyah turut ambil bagian dalam polemik tersebut. Malah tak jarang di
dalam tiap-tiap aliran tersebut terdapat perbedaan pandangan di antara sesama
pengikutnya.
Untuk itu disini penulis akan coba paparkan sedikit mengenai permasalahan
antara perbandingan aliran-aliran ilmu kalam yang berhubuangan dengan
pemahaman mengenaiman dan kufur.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian iman dan kufur ?
2. Bagaimana perbandingan antar aliran mengenai iman dan kufur ?

C. Tujuan
Dari makalah ini semoga pembaca dapat memahami mengenai perbandingan
antara iman dan kufur dari berbagai aliran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman
Dalam Al-Qur’an iman itu selalu berkaitan dengan amal perbuatan baik
berupa pelaksanaan rukun-rukun Islam, akan menyebabkan manusia hidup
berbahagia di dunia dan di akhiratnya. Iman dari segi lughat, kata iman berarti :
ُ ْ‫ ) التَّصـْ ِد يـ‬inilah makna yang dimaksud dengan kata ( ‫ ) ُم ْؤ ِم ٌن‬dalam
pembenaran ( ‫ق‬
surat Yusuf 12, 17 yanga artinya “Dan kamu sekali-kali tidak akan membenarkan
kami (‫ ) ُم ْؤ ِم ٍن لَّـنَا‬walaupun kami orang-orang yang benar”.
Dari ayat di atas, makna mukmin yakni orang yang membenarkan. Adapun
makna iman dari segi istilah ialah pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh
yakin tanpa ragu-ragu akan segala apa yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw.
yang diketahui dengan jelas sebagai ajaran agama yang berasal dari wahyu Allah.
Iman adalah meyakini dalam hati, menetapkan dengan lidah dan melaksanakan
dengan anggota (HR. Al-Baihaqi).

B. Pengertian Kufur
Kufur adalah kebalikan daripada iman. Dari segi lughat “kufur” artinya
menutupi. Orang yang bersikap ‘kufur’ disebut kafir, yaitu orang yang menutupi
hatinya dari hidayah Allah.
Firman Allah dalam surat an-Nisa / 4 : 136
)136 : ‫ضالَالً بَ ِعيدًا (النساء‬ َ ‫َو َم ْن يَ ْكفُرْ بِاهللِ َو َمآلئِ َكتِ ِـه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم ْاآل ِخ ِر فَقَ ْد‬
َ ‫ض َّل‬
Terjemahnya:
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.
Adapun pengertian kufur yang diambil dari Ensiklopedi Islam, yaitu : Al-
Kufr (tertutup) atau tersembunyi, mengalami perluasan makna menjadi “ingkar”
atau tidak percaya, ketidakpercayaan kepada Tuhan. Kata kafir mengisyaratkan
usaha keras untuk menolak bukti-bukti kebenaran Tuhan, yakni sebuah kehendak

2
untuk mengingkari Tuhan, sengaja tidak mensyukuri kehidupan dan mengingkari
wahyu.
Kufur menurut bahasa adalah menutup. Bila orang yang menyangkal dan
musyrik disebut kafir karena orang itu menutupi dirinya dari nikmat allah dan
menutup jalan untuk mengenal Allah. Orang yang berdosa besar adalah kafir
karena dia selalu menutupi dirinya dengan dosa.

C. Perbandingan Antar Aliran Mengenai Iman dan Kufur


1.Aliran Khawarij
Khawari menetapkan dosa itu hanya satu macamnya, yaitu dosa besar agar
dengan demikian orang Islam yang tidak sejalan dengan pendiriannya dapat
diperangi dan dapat dirampas harta bendanya dengan dalih mereka berdosa dan
setiap yang berdosa adalah kafir. Mengkafirkan Ali Utsman, orang-orang yang
terlibat dalam perang lamal dan orang-orang yang rela terhadap tahkim dan
mengkafirkan orang-orang yang berdosa besar dan wajib berontak terhadap
penguasa yang menyeleweng.
Dalam pandangan Khawarij, iman tidak semata-mata percaya kepada Allah.
Mengerjakan segala perintah kewajiban agama juga merupakan bagian dari
keimanan. Dengan demikian, siapapun yang menyatakan dirinya beriman kepada
Allah dan mengakui Muhammad adalah Rasul-Nya, tetapi tidak melaksanakan
kewajiban agama dan malah melakukan perbuatan dosa, ia dipandang kafir oleh
Khawari.
Iman menurut Kwahari bukanlah tahdig Dan iman dalam arti mengetahui pun
belumlah cukup. Menurut Abd Al-jabbar, orang yang tahu
Tuhan tetapi melawan kepadanya, bukanlah orang yang mukmin, dengan
demikian iman bagi mereka bukanlah tasĥadig, bukan pula ma'rifah tetapi amal
yang timbul sebagai akibat dari mengetahui Tuhan tegasnya iman bagi mereka
adalah pelaksanaan perintah-perintah Tuhan.

2. Aliran Murji'ah
Menurut subsekte Murji'ah yang ekstrim, mereka berpandangan bahwa
keimanan terletak di dalam kalbu. Oleh karena itu, segala ucapan dan perbuatan

3
seseorang yang menyimpang dari kaidah agama tidak berarti menggeser atau
merusak keimanannya bahkan keimanannya masih sempurna dalam pandangan
Tuhan.
Sementara yang dimaksud Murji'ah moderat adalah mereka yang
berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun disiksa di
neraka, ia tidak kekal didalamnya bergantung pada dosa yang dilakukannya. Ciri
khas mereka lainnya adalah dimasukkannya iqrar sebagai bagian penting dari
iman disamping tashdi (ma'rifah.
Jika dilihat dari paham-paham golongan ini mengenai iman dan kufur,
Murji'ah bisa di kategorikan sebagai paham antagonis dari Khawarij, Khawari
yang menekankan pemikirannya pada masalah siapa yang dianggap kafir,
sedangkan Murji'ah menekankan pada paham mengenai siapakah yang di anggap
masih mukmin dan masih dalam keadaan Islam.
Selain itu Khawari yang menitik beratkan iman pada perbuatan seseorang,
maka Murji'ah tidak menyangkut-pautkan iman dengan perbuatan seseorang,
dengan kata lain menurut Murji'ah iman tidak di lihat dari perbuatan baik atau
buruknya seseorang.
Golongan yang mengaku berada di posisi netral di antara golongan khawarij
dan Syiah ini berpendapat bahwa iman seseorang tidak hilang lantaran dosa besar
yang di lakukannya. Menurut mereka dan sesuai dengan nama Murji'ah yang
berasal dari kata (aja ah ) yang berarti menunda berpendapat bahwa apapun
persoalan dosa besar yang mereka buat itu ditunda penyelesainnya kehari
perhitungan kelak.
Pandangan iman menurut Murji'ah adalah mengakui tiada Tuhan selain Allah
SWT. Dan bahwa Nabi Muhammad SAW. Adalah Rasulnya. Dan selama
seseorang masih mempercayai dan mengakui tiada Tuhan selain Allah SWT. Dan
Nabi Muhammad SAW. Adalah utusannya, meskipun telah melakukan dosa besar
orang tersebut masih tetap mukmin dan bukan kafir ini merupakan kesimpulan
logis dari pendirian bahwa yang menentukan mukmin atau kafirnya seseorang
hanyalah kepercayaan atau imannya dan bukan perbuatan atau amalnya.
Dalam perkembangannya Murji'ah digolongkan menjadi dua: subsekte
ekstrim dan subsekte moderat, yang akan di delaskan secara umum di bawah ini.

4
a. Murji'ah Ekstrim
Murji'ah Ekstrim meliputi berbagai macam subsekte, yang di
golongkan menjadi Murji'ah Ekstrin adalah golongan Murji'ah yang sangat
dominan mengatakan bahwa iman sama sekali tidak di pengaruhi oleh
perbuatan, mereka mengatakan bahwa iman semata-mata hanya di dalam
hati, walaupun lidah dan perbuatan mengatakan tidak percaya kepada Allah
SWT. Tapi dikembalikan lagi pada hati orang itu sendiri, maka hatiadalah
semata-mata penentu iman seseorang.
Seperti golongan al-Jahmiyah, golongan ini mengatakan bahwa Islam
yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan
tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya hanyalah dalam
hati, bukan bagian lain dari tubuh manusia, bahkan mereka mengatakan
bahwa orang-orang yang menyembah berhala, menjalankan ajaran-ajaran
yahudi atau agama kristen dengan menyembah salib, mengatakan percaya
dengan rinity dan kemudian mati. Orang demikian bagi Allah SWT. Tetap
merupakan seorang Mukmin yang sempurna imannya, selama masih
mempercayai Allah SWT. Dalam hatinya.
Menurut subsekte Murji'ah Ekstrim apapun ucapan tidak selamanya
menggambarkan apa yang ada di dalam kalbu, hal itu yang membuat
kelompok Murji'ah ekstrim mengatakan bahwa seseorang masih sempurna
imannya apabila dalam hati masih mempercayai Tuhan walaupun
perbuatannya telah menyimpang dari kaidah-kaidah agama.

b. Murji'ah Moderat
Pada dasarnya golongan Murji'ah moderat tidak jauh berbeda dengan
golongan Murji'ah ekstrim, yang membedakan adalah: iman selain di dalam
hati (tashadiq), ia juga disertai dengan lisan (iqraar).
Golongan ini berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah
kafir dan tidak kekal di dalam neraka, tetapi akan di hukum di dalam neraka
sesuai dengan besarnya dosa yang di lakukannya, dan ada kemungkinan
bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya, oleh karena itu tidak akan masuk
neraka sama sekali.

5
Abu Hanifah di kategorikan masuk pada paham golongan moderat,
adapun definisi iman menurut Abu Hanifah sebagai berikut: iman adalah
pengetahuan dan pengakuan tentang Tuhan, tentang Rasul-Rasul-Nya dan
tentang segala apa yang datang dari Tuhan dalam keseluruhan dan tidak
dalam perincian; iman tidak mempunyai sifat bertambah atau berkurang dan
tidak ada perbedaan antara manusia dalam haliman.

3. Aliran Mu'tazilah
Seluruh pemikir Mu'tazilah sepakat bahwa amal perbuatan merupakan salah
satu unsur terpenting dalam konsep iman. Aspek penting lainnya dalam konsep
Mu'tazilah tentang iman adalah apa yang mereka identifikasikan sebagai ma’rifah
(pengetahuan dan akal). Ma’rifah menjadi unsur penting dari iman karena
pandangan Mu'tazilah yang bercorak rasional. Disini terlihat bahwa Mu'tazilah
sangat menekankan pentingnya pemikiran logis atau penggunaan akal bagi
keimanan. Harun Nasution menjelaskan bahwa menurut Mu'tazilah, segala
pengetahuan dapat diperoleh dengan perantaraan akal dan segalakewajiban dapat
diketahui dengan pemikiran yang mendalam.
Pandangan Mu'tazilah seperti ini, menurut Toshihiko Izutsu, pakar teologi
Islam asal Jepang, menyatakan pendapatnya bahwa hal ini sarat dengan
konsekuensi yang cukup fatal Hal ini karena hanya para mutakalim (teolog) saja
yang benar-benar dapat menjadi orang yang beriman, sedangkan masyarakat
awam yang mencapai jumlah mayoritas tidak dipandang sebagai orang yang
benar-benar beriman (mukmin).
Ilman adalah tashdiq di dalam hati, ikrar dengan lisan dan dibuktikan dengan
perbuatan konsep ketiga ini mengaitkan perbuatan manusia dengan iman, karena
itu, keimanan seseorang ditentukan pula oleh amal perbuatannya. Konsep ini
dianut pula oleh Khawarij.

4. Aliran Asy'ariyah
Agak pelik untuk memahami iman yang diberikan oleh Abu Al-Hasan
AlAsy'ari sebab, di dalam karya-karyanya seperti Maqalat, Al-Albanah, dan
AlLuma, ia mendefinisikan iman secara berbeda-beda. Dalam magalat dan

6
AlIbanah disebutkan bahwa iman adalah gawi dan amal dan dapat bertambah serta
berkurang. Dalam Al-Luma, iman diartikannya sebagai tashdiq bi Allah.
Argumentasinya, bahwa kata mukmin seperti disebutkan dalam Al-Quran surat
Yusuf ayat7 memiliki hubungan makna dengan kata sadiqin dalam ayat itu juga.
Dengan demikian, menurut Al-Ary'ari, iman adalah tashdiq bi alqalb
(membenarkan dengan hati). Di antara definisi iman yang diinginkan Al-Asy'ari
dijelaskan oleh Asy-Syahrastasi, salah seorang teolog Asy'ariyah. Asy-
Syahrastani menulis:
"Al-Asy'ari berkata: ". iman adalah Iashdie bi aljanan (membenarkan dengan
kalbu). Sedangkan mengatakan (gawi) dengan lisan dan melakukan berbagai
kewajiban utama (amal bi al-arkan) hanyalah merupakan cabangcabang iman.
Oleh sebab itu, siapa pun yang membenarkan keesaan Tuhan dengan kalbunya
dan juga membenarkan utusan-utusanNya beserta apa yang mereka bawa darinya,
iman orang semacam itu merupakan iman yang sahih
Dan keimanan seorang tidak akan hilang kecuali jika ia mengingkari salah
satu dari hal-hal tersebut. Jadi, bagi Al-Asy'ari dan juga Asy'ariyah, persyaratan
minimal untuk adanya iman hanyalah tashdiq, yang jika diekspresikan secara
verbal berbentuk syahadatain.
Menurut aliran ini, dijelaskan oleh Asy-Syahrastani, iman secara esensial
adalah tashdiq bil aljanan (membenarkan dengan kalbu). Sedangkan qawi dengan
lesan dan melakukan berbagai kewajiban utama (amal bi arkan) hanya merupakan
furu' (cabang-cabang) iman. Oleh sebab itu, siapa pun yang membenarkan ke-
Esaan Allah dengan kalbunya dan juga membenarkan utusan-utusan-Nya beserta
apa yang mereka bawa dari-Nya, iman secara ini merupakan sahih. Dan keimanan
seseorang tidak akan hilang kecuali ia mengingkari salah satu dari hal-hal
tersebut. Jadi Asy-Syahrastani menempatkan ketiga unsur iman yaitu tashdiq,
gawl, dan amal pada posisinya masing-masing.

5.Maturidiyah
Dalam masalah iman, aliran Maturidiyah Samarkand berpendapat bahwa
iman adalah Tashdi bi al-qalb, bukan semata-mata iqrar bi al-lisan Pengertian ini
di kemukakan oleh Al-Maturidi sebagai bantahan terhadap AlKaramiyah, salah

7
satu Sub sekte Murji'ah, ia beragumentasi dengan ayat AlQur'an Surah Al-Hujrat
ayat 14.
Ayat tersebut dipahami sebagai Maturidiyah sebagai penegasan bahwa
keimanan itu tidak cukup hanya dengan perkatan, tanpa di lamani oleh pula kalbu,
Apa yang di ucapkan oleh lidah dalam bentuk pernyataan iman, menjadi batal bila
hati tidak mengakui ucapan lidah, al-Maurid tidak berhenti sampai di situ.
Menurutnya, fashdi seperti yang dipahami di atas, harus diperoleh dari Ma'rifah
Iashdi hasil dari Ma'rifah ini di dapatkan melalui penalaran akal, bukansekedar
berdasarkan wahyu. Lebih lanjut, maturiidi berdasarkan pandangannya pada dalil
naqli surat Al-Baqarah ayat 260. Menurut Al-Maturdi iman adalah tashdi yang
berdasarkan ma'rifah.
Meskipun demikian, ma'rifah menurutnya sama sekali bukan esensi iman,
melainkan faktor penyebab kehadiran iman.
Mauridiyah Bukhara mengembangkan pendapat yang berbeda. AlBazdawi
menyatakan bahwa iman tidak dapat berkurang, tetapi bisa bertambah dengan
adanya ibadah-ibadah yang dilakukan. Al-Bazdawi menegaskan hal tersebut
dengan membuat analogi bahwa ibadah-ibadah yang dilakukan berfungsi sebagai
bayangan dari iman. Jika bayangan itu hilang. esensi yang digambarkan oleh
bayangan itu tidak akan berkurang. Sebaliknya, dengan kehadiran bayang-bayang
(ibadah) itu, iman justru menjadi bertambah.
Iman adalah tashdie dalam hati dan dikrarkan dengan lidah, dengan kata lain,
seseorang bisa disebut berimanjika ia mempercayai dalam hatinya akan kebenaran
Allah dan mengikrarkan kepercayaannya itu dengan lidah, Konsep ini juga tidak
menghubungkan iman dengan amal perbuatan manusia, yang penting tashdiq dan
ikrar.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas jelaslah bahwa dalam konsep iman dan kufur
terdapat perbedaan pendapat diantara aliran-aliran teologi Islam. Perbedaan itu
menurut Harun Nasution, sedikit banyak dipengaruhi oleh teori kekuatan akal dan
fungsi wahyu. Bagi aliran-aliran yang berpendapat bahwa akal mencapai
kewajiban mengetahui Tuhan (KMT) iman melibatkan ma'rifah di dalamnya.
Dengan demikian, kita melihat Mu’tazilah dan Maturidiyah Samarkand tergolong
dalam kelompok ini karena menyebutkan ma'rifah dalam konsep iman dan mereka
berendapat bahwa akal dapat mencapai KMT Adapun murji'ah tidak dapat
dikategorikan dalam kelompok ini sebab meskipun mereka menyebut ma'rifah
yang dimaksudkannya bukanlah ma'rifah bi al-qaib.
Sebaliknya aliran-aliran yang tidak berpendapat bahwa akal dapat mencapai
KMT. Iman dalam konsep mereka tidak melibatkan ma'rifah didalamnya, Hal ini
dapat kita temukan dalam aliran Asy'ari, Ma'turidiyah Bukhara. Aliran Khawarij.
karena corak pemikiran kalam mereka lebih bertendensi politik ketimbang
intelektual, termasuk dalam kategori kelompok ini.
Aliran-aliran yang mengintegrasikan amal sebagai salah satu unsur
keimanan, yakni Mu'tazilah dan Khawarij, memandang bahwa iman dapat
bertambah atau berkurang. Sementara aliran-aliran yang tidak memasukan amal
sebagai unsur dari iman seperti Murji'ah, Asy'ariyah, Ma'turidiyah. Samarkand
dan Ma'uridiyah Bukhara, berpendapat bahwa iman tidak dapat bertambah atau
berkurang. Kalaupun iman dapat dikatakan bertambah atau berkurang hal itu
terjadi pada segi sifatnya.

B. Saran
Kami selaku penulis sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata
baik. Oleh karena itu, kami selaku penulis mengharap kritik dan saran kepada
pembaca agar kami dapat lebih baik lagi dalam penyusunan makalah ini. Terima
kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asmuni, M. Yusran. Ini Tauhid Jakarta. Raja Grafindo Persada 1993

http://mankazand.blogspot.com/2011/05/iman-dan-kufur-dalam-perspektif-antar.html
Nasir, Sahilun A. Pengantar In Kalan Raja Grafindo Persada, Jakarta 1996

Nasution, Harun Teolog Islan Aliran-aliran sejarah Analisis Perbandingan,


       Jakarta: Upress. 2006

Rahman, Abdur Garis Pemisah Antara Kufiar dan Innan Jakarta: Bumi Aksara, 1996

Rozak, Abdul dan Roshon Anwar, Inu Kalan Bandung Pustaka Setia 2006

Abu Zahrah, Muhammad. Tarikh al-Mazahib al-Islamiyah. Mesir: Dar al-Fikr, t.th.
Alkendra, Pemikiran kalam. Bandung: Kalam Pena, 2000

Avisha. (2013, Maret 25). PERBANDINGAN ALIRAN: IMAN DAN KUFUR. Dipetik Desember
05, 2020, dari http://abiavisha.blogspot.com/:
http://abiavisha.blogspot.com/2013/03/perbandingan-aliran-iman-dan-kufur-akal.html

Kamil. (2017, Maret 25). MAKALAH TENTANG : PELAKU DOSA BESAR, IMAN DAN KUFUR.
Dipetik Desember 05, 2020, dari http://contohmakalah28.blogspot.com/:
http://contohmakalah28.blogspot.com/2017/03/makalah-tentang-pelaku-dosa-besar-
iman.html

10

Anda mungkin juga menyukai