Oleh :
Kelompok III
- Fajriana
- Fiqriani Haruna
- Aswar
2019
1
KATA PENGANTAR
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai bahan buku penunjang materi perkuliahan baca
tulis al-qur’an
Dengan adanya makalah ini kami berharap mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi semua dan
dapat pula dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Namun dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari apa yang dinamakan kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan beberapa saran
serta kritik guna membangun semuanya dengan baik dan guna menambah pengetahuan kita
bersama.
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
kepada Alloh.
- ِلل
ِ ( بِاBillahi ) : Rabb atas segala sesuatu yang diIlahkan dan disembah sendirian, tidak
ada sekutu bagiNya.
- ِان
ِ طَ ش ْي
َّ ( الAsyaithon ) : Iblis yang Alloh melaknatnya.
- ِالر ِجي ِْم
َّ ( Arrojiim ) : Terkutuk, terjauhkan, tertolak dari semua rahmat dan kebaikan,
yang tidak akan mendatangkan kejelekan kepada dienku dan duniaku
Makna Isti’adzah
Aku berlindung dan membentengi diri kepada Allah Rabbku dari syaithon yang terkutuk yang
mengganggu bacaanku atau menyesatkanku sehingga aku binasa dan celaka, adalah Nabi
SAW apabila bangun pada tengah malam maka memulai shalatnya dengan takbir kemudian
beliau mengucapkan :”Aku berlindung kepada Alloh yang maha mendengar lagi maha
5
mengetahui dari syaithon yang terkutuk dari sentuhan, tiupan dan semburannya .”(H.R
Ashabussunan).
Hukum Isti’adzah
Disunnahkan bagi setiap yang ingin membaca sesuatu dari Alqur’an satu surat atau lebih,
ucapkanlah” ِالر ِجي ِْم
َّ ان َ ش ْي
ِِ ط ِ اَع ُْو ِذُ ِبا
َّ للِ مِ نَِ ال ”(A’udzubillahi minasyaithonirrojiim), kemudian baru
membacanya.
Seperti yang disukai bagi orang yang sedang marah atau orang yang khawatir akan kejelekan
yang akan menimpanya maka berlindunglah kepada Allah dari syaithon yang terkutuk.
2. Basmalah
Berasal dari kata بسمل – يبسمل – بسمللة. Pengertiannya hampir sama dengan isti’adzah,
yaitu memohon perlindungan dengan meyebut nama Allah yang maha pengasih dan juda
maha penyayang, baik di dunia dan akhirat,Untuk lafadz الرحمنadalah maha pengasih di dunia
dan di akherat. Sedangkan lafadz الرحيمkhusus di akherat
Makna Basmalah
yaitu memulai dengan menyebut Asma Allah dan mengingat-Nya sebelum segala
sesuatu, mengharap pertolongan kepada Allah Jalla wa ’ala disemua urusan, hanya
meminta pertolongan kepadaNya saja, sesungguhnya Rabb yang disembah, yang
memiliki segala kelebihan, kemurahan hati, keluasan rahmah, banyak keutamaanNya.
Dan kebaikan yang rahmatNya mencakup atas segala sesuatu dan kebaikanNya meliputi
seluruh makhluk.
Lafadz Jalalah (Allah)
Yang memiliki hak untuk disembah dan diibadahi atas semua makhlukNya, dan lafadz
Allah adalah nama dari dzat Rabb Subhanahu Wa Ta’ala yang bisa dikenali dengan
lafadz itu..
Arrahman yaitu nama dari nama-nama Allah Ta’ala yang diambil dari kata Arrahmah
yang menunjukan atas banyaknya rahmatNya.Dan yang dimaksud dengan rahmah adalah
mencakup seluruh makhluknya, menciptakannya dan memberi rizki kepada mereka.Dan
itu menunjukkan kesempurnaan nikmatNya, untuk itu dikatakan”Wahai yang memiliki
rahmat didunia”.
6
Arrahiim yaitu: nama Allah Ta’ala, yang diambil dari kata Arrahmah yang
menunjukan atas banyaknya rahmatNya, dan khususnya kepada orang-orang mukmin,
lebih khusus diakhirat, Alloh berfirman:”Dan adalah Allah kepada orang-orang mukmin
sangat rahiim.”untuk itu dikatakan “Wahai yang memiliki rahiim diakhirat”.
Hukum Basmalah
Disyariatkan untuk hamba dan dianjurkan mengucapkan basmalah ketika membacanya
pada setiap surat dari kitab Allah Ta’ala kecuali ketika membaca surat At-taubah, maka
tidaklah membacanya dengan mengucap basmalah, dan ketika sholat wajib mengucapkan
basmalah dengan suara lirih (pelan) meskipun melakukan sholat jahriyah (dikeraskan
bacaannya), dan disunnahkan bagi hamba untuk mengucapkan Bismillah ketika makan,
minum, memakai pakaian, ketika masuk masjid dan keluar darinya, dan ketika naik
kendaraan, dan dalam setiap urusan yang penting sebagimana wajibnya bagi hamba untuk
mengucapkan Bismillah, Allahuakbar ketika menyembelih dan nahr (menyembelih unta
dengan cara menusuk dileher).
“Apabila kamu hendak membaca Al-Qur’an maka berlindunglah kepada Allah dari godaan
syetan yang terkutuk ” (QS. Nahl : 98)
Adapun membaca basmalah sangat dianjurkan (mustahabbah), baik diawal surat atau
pertengahan surat -kecuali pada surat At Taubah – baik dilakukan dengan suara keras atau
pelan. Sebagian ulama Qira’at memberinya hukum Wajib Sina’i artinya kewajiban yang
7
apabila ditinggalkan tidak berdosa. Istilah tersebut digunakan karena Rasulullah sangat
menganjurkan membaca basmalah, sebagaimana didalam sabdanya yang berarti :
“Setiap urusan yang penting yang tidak dimulai dengan membaca kalimat basmalah , maka
terputuslah barokahnya”.
Hukum Membaca Basmalah : Hukumnya ada tiga, yaitu wajib, sunah dan Haram. Wajib
ketika membaca pada awal surat alfatihah karena menurut beberapa ulama, basmalah adalah
sebagian dari surat alfatihah, sunah ketika membaca semua surat selain fatihah dan Attaubah,
haram ketika membaca pada awal surat attaubah karna sudah menjadi kesepakan para uama, ini
terbukti bahwa tiada lafadz basmalah pada awal surat attaubah.
Cara membaca isti’adzah, basmalah dan ayat pada awal surah ada 4 macam cara, yaitu :
Caranya adalah membaca isti’adzah, berhenti (waqaf), lalu membaca basmalah, dan berhenti
lagi (waqaf), kemudian membaca awal surah. Contoh :
2. Qath’ul Awwal Wa Washluts Tsani Bitstsalits, yaitu memutus yang pertama dan
menyambung yang kedua dengan yang ketiga.
Caranya adalah membaca isti’adzah, berhenti (waqaf), lalu membaca basmalah disambung
(washal) dengan awal surah. Contoh :
3. Washlul Awwal Bitstsani Ma’al Waqfi ‘Alaihi Wa Qath’utstsalits, yaitu menyambung yang
pertama dengan yang kedua lalu berhenti, dan memutus yang ketiga.
8
Caranya adalah membaca isti’adzah disambung ( washal ) dengan basmalah, lalu
berhenti(waqaf ), kemudian membaca awal surah. Contoh :
Caranya adalah membaca isti’adzah disambung ( washal) dengan basmalah, disambung lagi.
Adapun cara membaca basmalah diantara dua surah, dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
Cara membacanya adalah membaca ayat pada akhir surah, berhenti (waqaf), lalu membaca
basmalah, berhenti ( waqaf), kemudian membaca ayat pada awal surah.
Cara membacanya adalah membaca ayat pada akhir surah, berhenti ( waqaf), lalu membaca
basmalah, disambung (washal) dengan ayat pada awal surah.
Yaitu membaca ayat pada akhir surah,disambung ( washal) dengan basmalah, dan disambung
(washal) dengan awal surah.
9
Catatan :
Tidak dibolehkan membaca ayat pada akhir surah disambung (washal) dengan basmalah
langsung berhenti (waqaf). Hal ini dikhawatirkan ada kesan, bahwa basmalah adalah akhir
surah.
Hukum Membaca Basmalah : Hukumnya ada tiga, yaitu wajib, sunah dan Haram. Wajib
ketika membaca pada awal surat alfatihah karena menurut beberapa ulama, basmalah adalah
sebagian dari surat alfatihah, sunah ketika membaca semua surat selain fatihah dan Attaubah,
haram ketika membaca pada awal surat attaubah karna sudah menjadi kesepakan para uama, ini
terbukti bahwa tiada lafadz basmalah pada awal surat attaubah.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Cara membaca Isti’adzah : Dibaca dengan pelan, apabila membaca Al-Qur’an, Isti’adzah dibaca
dengan pelan, apabila dibaca sendirian. Isti’adzah dibaca pelan pada saat sholat (Jahriyyah atau
Sirriyyah).Isti’adzah dibaca dengan keras, apabila membaca Al-Qur’an dengan keras. Apabila
membaca Al-Qur’an dengan berkelompok, maka cukup pembaca pertama yang mengeraskan
bacaan Isti’adzah sedang yang lain tidak. Apabila ada sesuatu yang mengahalangi Qori yang
meneruskan suatu bacaan, setelah ia selesai membaca Isti’adzah (seperti batuk, bersin,
pembicaraan mengenai hal-hal yang ada hubungannya dengan bacaan (tafsir) dan masih dalam
satu majlis,maka Isti’adzah tidak usah di ulang. Tetapi apabila yang mengahalangi ini adalah
sesuatu yang lain seperti pembicaraan yang tidak ada hubungannya dengan bacaan, makan, dan
lain-lain), maka Isti’adzah diulangi sebelum memulai suatu bacaan yang kedua kalinya.
1. qath’ul jami’ (seluruhnya diputuskan).Yaitu Ta’awudz, basmalah dan surat dibaca terpisah-
pisah (tidak diwashalkan/tidak disambung),
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Abdur Ra’uf Al Hafidz, Pedoman Dauroh Al-Qur’an, Kajian Ilmu Tajwid, Lc.
Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz, Syarh Addurusumuhimah liaamatilummah, Daar Ashomii”i.
12
13