Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Untuk mengetahui dan mendalami ajaran agama islam itu kita harus mempelajarinya
dari sumber yang asli yaitu Al-Qur’anulkarim dan hadis nabi, sebagiamana kita ketahui
bahwasanya semua sumber ajaran agama islam menggunakan bahsa arab. Oleh karena itu
orang yang yang mendalami bahasa arab secara baik dan benar dari berbagai aspek bahasa
arab yang sangat penting dan menjadi faktor utama adalah Ilmu Nahwu dan Sharaf.

Dalam ilmu Nahwu dan Sharaf salah satu pemahsannya adalah “Isim Jinis dan Isim
Alam”.
BAB. II

PEMBAHSAN

ISIM ALAM

‫ا سم اعلم‬

A.     Pengerian Isim Alam

Isim Alam ialah Isim yang menunjukan nama yang menurut(asal) bentuk katanya
telah menunjukan sesuatu yang tertentu tanpa ada qarinah seperti :

‫جا لِ ٌد‬   =
َ Khalid (nama orang )                                     ُ‫اَ لنَّ ْيل‬     = Nil (nama sungai)

  ُ‫فَا ِط َمة‬ = Fatimah (nama orang )                                             ‫ق‬


ٌ ‫ َد ْم ِش‬ = Damkus (nama Kota)

            Yang menunjukan isim alam antaralain adalah isim-isim yang menunjukan naa
negara, orang,bangsa, suku, sungai, laut, ataupun gunung.

            Dilihat dari segi bentuknya, isim alam dapat terbagi menjadi empat macam, yaitu :

1)      Isim Alam Mufrad, seperti : ‫ ا حمد‬    ‫سليم‬

2)      Isim Alam yang terbentuk dari murakkab idhafi, seperti : ‫ عبدا هلل‬    ‫عبدالر حمن‬

3)      Isim alam yang terbentuk dari murakkab mazjiy, seperti : ‫ بعلبك‬    ‫سيبو يه‬

4)      Isim alam yang terbentuk dari murakkab inadi, seperti :

-          ‫ جاءالحق‬    ‫ شرا‬ ‫تأ بط‬       (nama orang laki-laki )

-          ‫شا ب قرنا ها‬              (nama orang perempuan)

Ditinjau dari jelas dan tidaknya, isim alam dapat dibagi menjadi:  1. Alam Isim, 2.
Alam Kunyah, 3. Alam laqab.

Ditinjau dari asal usulnya lafal, isim alam terbagi menjadi: 1. Isim Alam Murtajal, 2.
Isim Alam Manqul.

Ditinjau dari segi siapa yang ditunjuki, maka isim alam dapat menjadi: 1. Alam
Syakhshy, 2. Alam Jinsy

Isim alam juga dapat berentuk dari isim yang diberi dar kalimah isim yang
dimudlafkan kepada isim ma’rifat atau dibentuk dari isim yang dibei ‫أل‬  ,Alam ini disebut
Alam Ghalabah, seperti lafal ‫ابن عبا س‬  dan lafal ‫المد ينة‬  

Lafal ‫ا س‬gg‫ابن عب‬ adalah nma untuk abdullah bin abbas salah seorang sahabatNabi
Muhammad SAW, bukan untuk nama orang lain. Sedangkan lafal ‫لمد ينة‬ yang mempunyai arti
kota adalah nama untuk kota tertentu yaitu Kota Madinah Nabawiyah yang dahulunya
bernama Yasrib.

Alam Isim, Isim Kunyah dan Isim Laqab

            Ditinjau dari jelas atau tidaknya dalam menunjukan sesuatu, maka alam dibagi
menjadi tiga macam yaitu:

a.      Alam Isim

Adalah kalimah yang dibentuk untuk menjelaskan sesuatu baik kalimah itu
menunjukkan pujian atau cacian, seperti  ‫سعيد‬    (yang bahagia),  ‫حنظلة‬   (buah yang pahit),.
Atau tidak menunjukkan arti apa-apa, seperti  ‫ زيد‬   ‫ر‬gg‫عم‬   ataupun kalimah itu didahului
dengan lafal  ‫أب‬    atau ‫أم‬ maupun tidak didahului.

b.      Alam Kunyah

Adalah kalimah yang menunjukkn nama orang yang mengandung arti pujian seperti :

-          ‫زين العابدين‬  = Hiasan orang-orang yang beribadah

-          ‫الرشيد‬          =  Yang memberi petunjuk/yang pintar

Atau mengandung arti cacian, seperti ;

-          ‫ا ال عمش‬     = Laqab untuk beberapa penyair Arab (orang yang lemah pandangan matanya)

-          ‫الشنفرى‬       = Laqab untuk penyair bangsa Azdi.

Termasuk Alam Laqab adalah nama yang menggunakan nisbah (membangsakan)


dengan keluarga, suku, negara, atau kota, seperti nama :  ‫المصرى‬   dan ‫ الهاشى‬  ‫ التمي‬  ‫البغدادى‬   

Keterangan :

Apabila ada orang mempunyai nama yang didahului denagn lafal  ‫أب‬   atau  ‫أم‬ dan tidak
mengandung arti pujia atau cacian dan namanya memang untuk dirinya sendiri, maka nama
itu adalah namanya dan sekaligus kunyahnya.

Apabila ada orang yang mempunyai nama yang tidak mengandung arti pujian dan cacian, dan
tidak didahului dengan lafal ‫أب‬  atau  ‫أم‬  dan nama itu namanya sendiri dan sekaligus
laqabnya.

Apabila nama itu didahulu denagn lafal ‫أب‬  (ayah)  atau   ‫أم‬ (ibu) dan menunjukan cacian atau
pujian sedangkan namanya untuk dirinya sendiri, maka nama tersebut namanya, kunyahnya
dan laqabnya.
Jadi ada kemungkinan dalam satu nama dalam satu orang itu sekaligus meliputi alam
isim, alam kunyah dan alam laqab.

Hukum Alam Kunyah dan  Laqab

Apabila alam isim dan laqab berkumpul dengan satu orang, maka alam isim, alam
didahulukan dan disusul dengan laqab, seperti :

‫هارون الرّشيد‬   dan  ‫القنىأويس‬ Kalau yang berkumpul itu  isim alam dan kunyah, maka tidak ada
ketentuan yang mana harus didahuluakan seperti :  ‫عمرأبوحفص‬ atau  ‫حفصعمرابو‬

Apabila ada alam pada seseorang, maka:

a.       Apabila kedua alam itu berbentuk lafal yang marfud (bukan murakkab), maka lafal
pertama yang dimudhafkan kepada lafal yang kedua seperti    ‫لد تميمخا‬ . atau lafal kedua diikuti
lafal pertama baik sebagai badal atau athaf bayan, seperti ‫د تميم‬gg‫ذاخا ل‬gg‫ =ه‬Ini adalah Khalid
(yaitu) Tamin, kecuali apabila alam pertama disertai dengan  ‫أل‬atau alam yang kedua berasal
dari isim shifat yang disrtai ‫أل‬maka yang kedua harus mengikuti yang pertama, baik badal
ataupun athaf bayan, dan tidak oleh lafal yang pertama diidhafkan  kepada lafal yang kedua,
seperti :

  ‫هااالحارث ز يد – رحماهلل ها ر و ن الر شيد – كان حد تم الطائ مثهورابا لكرم‬

(Ini Al Hadist Zaid).

(Semoga Allah melimahkan Rahmat kepada Harun Ar Rasyid).

(Hatim Ath Thai itu terkenal dengan kedermawananya).

b.      Apabila kedua alam berebentuk murakkab (lafal yang tersusun) atau salah satu dari alam itu
mufrad, sedangkan salah satunya lagi murakkab, maka alam yang kedua wajib mengikuti
alam yang pertama dalam masalah i’rabnya, seperti:

No Keadaan kedua Alam Contoh Keterangan

1) Keduanya Murakkab ‫هذاعبدهللا علم الذ ين‬ Marfu’

‫رايت عمدهللا علم الذ ين‬ Manshub

‫مر ر ت بحبدهللا عام الذ ين‬ Majrur

2) Yang Depan Murakkab ‫هذاأبو عبد هلل محمد‬ Marfu’

‫رايت أبا عبد هلل محمد‬ Manshub

‫مرر ت بأ بى عبدهللا محمد‬ Majrur

3) Yang Depan Mufrad ‫هذاعلى ز ين العا بد ين‬ Marfu’


‫راين عليا ز ين العا بد ين‬ Manshub

‫مرر ت بعلى ز ين العا بد ين‬ Majrur

Alam Murtajal dan Alam Manqul

Alam murtajal adalah lafal yang memang dengan sendirinya dan dari asalanya telah
menunjukan alam, maksudnya lafal tersebut tidak pernah dipakai untuk selain alam,
seperti   ‫سعا د‬dan ‫عمر‬

Alam Manqul adalah lafal yang dipakai sebagai alam akan tetapi lafal terebut diambil
dari lafal yang sebelumnya menjadi alam, lafal itu dipakai bukan sebagai alam. Alam manqul
ini ada kalanya diambil dari

a.       Masdar, seperti:             ‫ ز يد‬    ‫فضل‬

b.      Isim Jinis, seperti:                     ‫ا سد‬

c.       Isim Shifat, seperti: ‫ حا ر ث‬, ‫ معو د‬ ‫سعيد‬

d.      Fi’il, seperti: ‫قم‬    ‫ شمر‬, ‫ ا با ن‬, ‫ يشكر‬ ‫حير‬

e.       Jumlah Ismiyah, seperti:‫تأ‬   ‫ جا رالحق‬, ‫بط سرا‬

Alam Syakhshy Dan Alam Jinsi

Ditinjau dari egi tertentu dan tidaknya siapa orang atau barang yang ditunjuki, maka
alam ada dua macam, yaitu alam syakhshy dan alam jinsi.

Alam Syakhshy adalah lafal yang ada pada asal terbentunya dipakai untuk
menunjukan sesuatu yang tertentu dan tidak seluruhnya meliputi sluruh jenisnya, walaupun
kadang-kadang alam syakhshy ini dimiliki lebih dari satu orang (beberapa orang mempunyai
nama sama), seperti :   ‫عا دجا‬gg‫ س‬  ‫عيد‬gg‫س‬   ‫د‬gg‫ل‬ . lafal ini menunjukan jenisnya harimau, artinya
apabila kita mendegar lafal ini berarti yang dimaksudkan adalah harimau. Contoh lain alam
jinsi diantaranya adalah :‫اب‬   

-          ‫ا بى خعد‬ = alam untuk anjing hutan/serigala

-          ‫كسرى‬    = alam untuk Raja Persia

-          ‫قصر‬  = alam untuk Raja Romawi

-          ‫خا قا ن‬ = alam untuk Raja Turki

-          ‫تبع‬  =alam untuk raja Yaman

-          ‫النجا شى‬  = alam untuk Raja Habsyi


-          ‫فر عون‬  = alam untuk Raja Qibthi

-          ‫العز يز‬  = alam untuk Raja Mesir

Terkadang alam jinsi ini dapat berupa :

a.       Nama sesuatu (yang bukan kunyah dan bukan qalab), seperti :‫ثعا لة‬    = nama untuk musang

b.      Nama kunyah (yang didahului dengan ‫أ‬  ‫ب‬dan  ‫)أم‬, seperti :

-          ‫ام عر يط‬  = binatang kala

-          ‫ابى احار ث‬ = harimau

-          ‫ا بى احصبين‬ = musang

c.       Nama Laqab mengandung arti pujian atau cacian, seperti :

-          ‫ا ال حصل‬ = kucing

-          ‫ذ ى النا ب‬ = anjing

Alam jinis tidak hanya menunjukan jinisnya, benda secara konkrit saja melainkan ada
pula yang menunjukkan sesuatu yang sifatnya maknawi (abstrak), seperti :

-            ‫بر ة‬ Menunjukan arti kebaikan

-           ‫كيسا ن‬Menunjukan arti khianat

-           ‫أم فتثعم‬Menunjukan arti mati

-           ‫أم الصبو‬Menunjukan arti kejadian yang besar

-           ‫حما د‬Menunjukan arti pujian

-           ‫يسا ر‬Menunjukan arti kemudahan

Alam jinis apabila dilihat dari makna atau sesuatu yang ditunjuki, maka ia tergolong
isi nakirah, karena alam jinis ini tidak menunjukkan satu benda atau satu barang saja
melainkan menunjukkan satu benda atau satu barang saja melainkan menunjukkan sesuatu
yang menyeluruh. Sedangkan apabila dilihat dari segi lafalnya, maka alam jinis ini tergolong
isim ma’rifat dan diberlakukan seperti alam syakhshi, sehingga alam jinis ini :

a.       Dapat dijadikan mubtada’, seperti  ‫تعا له مراوغ‬

b.      Dapat dijadikan sebagai shahibulhal, seperti  ‫مت مقيالهاااسا‬

(ini Usaman dalam keadaan datang)

c.       Dapat dijadikan isim yang tidak berhak atas tanwin (isim ghairu munsharif) apabila
didalamnya terdapat alasan atau ilat yang dapat menghilangkan tanwin (sharf), seperti ‫ابتعد‬
‫ثعا له‬ ‫من‬ lafal ‫ثعا له‬  ini tidak menerima tanwin sebab didalamnya terdapat dua ilat yaitu alam
dan ta’nits

d.      Tidak dapat diberi huruf takrif, seperti : ‫األسا مة‬

e.       Tidak boleh dilafahkan kepada isim lain, seperti ‫أسا مة الحا لة‬

Beberapa hal yang tersebut diatas adalah merupakan ketentuan yang hanya belaku
pada isim ma’rifat. Sehingga dengan melihat ketentuan tersebut, maka alam jinis termasuk
isim ma’rifat.

Alam jinis berbeda dengan isim jinis. Perbedaan dapat dilihat pada table berikut ini :

No Isim Jinis (Nakirah) Alam Jinis

1). Nakirah baik lafal maupun maknanya( Nakirah dalam segi


lafalnya dapat diberi ‫ال‬ sedangkan makna dan ma’rifat
maknanya tidak tertentu kepada stu dalam segi lafal
benda.

2). Tidak dapat dijadikan Mubtada’ Dapat dijadikan


mubtada’

3). Tidak dapat menjadi Shahibul hal Dapat menjadi


Shahibul hal

Alam jinis ini tidak berbeda dengan isim jinis yang diberikan ‫ال‬ jinsiyah, seperti
lafal ‫اسا مة سخا ع‬ sama dengan ‫األ سد شجا ع‬ Alam jinis dan isim jinis yang telah diberi ‫ال‬jinsiyah
adalah Nakirah dalam segi maknanya dan ma’rifat dalam segi lafalnya.

Alam Ghalabah

Alam Ghalabah ialah alam yang dibentuk dari lafal yang memang sering dan lazim
dipakai sebagai alam. Alam Ghalabah ini sering dibentuk dari :

a.       Tarkib idlafi yang mudlaf ilailahnya berupa isim ma’rifat seperti ; ‫ ابن عبا‬, ‫ ابن عمر‬, ‫ابن ما لك‬
‫س‬  

b.      Isim yang diberi ‫ال‬ ‘ahdiyah (menjadikan hati menjadi mengerti dan paham terhadap
maksud dari isim tersebut).

Perlu diketahui bahwa alam ghalabah sebagaimana disebutkan diatas menurut asal
pembentukannya bukan alam, akan tetapi lafal lazim dipakai untuk alam.
Supaya lebih jelas untuk memahami alam ghalabah, maka dapat dilihat dari beberapa
contoh di tabel berikut ini :

Artinya

No Contoh Yang Dipakai Sesuai Asal

1) ‫ابن عبا س‬ Abdullah bin Abbas bin Putra leleki Abbas


Abdul Mutalib (siapa saja)

2) ‫ابن عمر‬ Abdullah bin Umar bin Al Putra lelaki Umar


Khatanb (siapa saja)

3) ‫ابن ما لك‬ Muhammad bin Malik Putra lelaki Malik


(siapa saja)

4) ‫المد ينة‬ Madinah Nabawiyah (dahulu Kota mana saja


Yasrib)

5) ‫العقبة‬ Pelabuhan dipantai Laut Jalan sulit mendaki


Merah gunung

6) ‫األفية‬ Bait-bait Nahwu yang Siapa yang seribu


dikarang oleh Ibnu Malik

I’rab Isim Alam

Isim alam yang Mufrad (bukan murakkab) dii’rabi sesuai dengan kalamnya, baik
rafa’, nashab maupun jarr, seperti

‫ جاءزهير‬    ‫ رايت ز هيرا‬    ‫مرر ت بر هيرا‬

Alam yang merupakan murakkab idhaf’i (susunan yang tediri dari mudaf dan mudalaf
ilaih), maka mudlafnya saja yang di’irabi sesuai dengan susunan kalamnya, sedangkan
mudlaf ilaihnya selamanya dibaca jarr.

Alam yang merupakan murakkab majzi(alam yang tersusun tidak dari murakkab idaf’i
dan isnaidi), isim yang pertama selalu dibaca fathah.

Sedangkan isim yang kedua bukan berupa lafal ‫و يه‬   maka isim yang pertama dibaca
dhamah ketika rafa’ dan fathah ketika nasab dan jarr. Isim ini termasuk ghairu munsharif,
sebab mempunyai dua ilat, yaitu alam dan takrib mazji, seperti :
No I’rab Contoh Keterangan

1) Marfu’ ‫بعليك بلد ة طيبة الهواء‬ Nama negeri


Syam
2) Mansub ‫رايت بعلبك‬

3) Majrur ‫سا فر ت الى بعلبك‬

Apabila lafal yang kedua berupa ‫و يه‬  , maka lafal tersebut kasr (selalu dibaca kasrah)
baik pada waktu rafa’, nasab maupun jarr, seperti :

No Marfu’ Manshub Majrur

1) ‫ر حم سيبو يه‬ ‫رحم هللا سيبو يه‬ ‫رحمة هللا سيبو يه‬

Isim alam yang berupa murakkab isnadi, maka tidak ada perubahan harakat pada lafal
tersebut baik ketika rafa’, nashab maupun jarr dan i’rabnya hanya dikira-kirakan saja
(muqaddar), seperti :

No I’rab Contoh Keterangan

1) Marfu’ ‫جاءجارالحق‬

2) Manshub ‫رايت جا رالحق‬ Nama orang

3) Majrur ‫مررت اجادالحق‬

Isim alam yang berupa murakkab ‘adadi (susuan yang menunjukan bilangan)
seperti  ‫حمسة عثر‬   dan isim yang berlaku seperti susunan ‘adad tersebut seperti lafal           ‫بيت‬
‫بيت‬     ‫ بيص‬ ‫حيص‬  (apabila dikhedaki untu satu nama), maka isim tersebut tetap pada
bentuknya sebagaimana ketika sebelum menjadi alam. Namun demikian boleh juga di’irabi
seperti isim ghairu munsharif dengan diberlakukan sebagai murakkab majzi,
seperti    ‫بعلبك‬   :dan  ‫حضر‬ ‫مو ت‬  Akan tetapi ketentuan yang petama adalah yang lebih baik.
BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Dapat kita simpulkan dari pembahsan Isim Alam ini adalah, Isim Alam yaitu
merupakan Isim yang menunjukan nama yang menurut(asal) bentuk katanya telah
menunjukan sesuatu yang tertentu tanpa ada qarinah.

Isim Alam terdapat tiga macam yaitu 1) Ditinjau dari jelas dan tidaknya, isim alam
dapat dibagi menjadi:  1. Alam Isim, 2. Alam Kunyah, 3. Alam laqab.

2) Ditinjau dari asal usulnya lafal, isim alam terbagi menjadi: 1. Isim Alam Murtajal,
2. Isim Alam Manqul.

3) Ditinjau dari segi siapa yang ditunjuki, maka isim alam dapat menjadi: 1. Alam
Syakhshy, 2. Alam Jinsy.

B.     Saran

Akhirnya pemakalah mengucapkan banyak terima kasih terhadap penyelesaiaan


makalah ini, disamping itu kami para makalah mengharapkan adanya saran dari pembaca dari
pemikiran ilmu agama islam yang lebih baik dan serta sempurna, guna untuk memperbaiki
makalah kami yang serba kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Musthofa Al Gholayuini, Terjemahan Jami’ud Durus Al’arobiyah,CV. Asy Syifa.


Semarang 1971.

Drs. AH. Akrom fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf 3 (tata bahasa arab), PT. Raja Grafindo
Pesada Jakarta, 2002.

Syeikh Syamsuddin Muhammad Araa’ini Ilmu Nahwu Terjemahan Mutammiyah


Ajjurumiyah, Sinar Baru Algensindo 2012

Anda mungkin juga menyukai