PENDAHULUAN
Untuk mengetahui dan mendalami ajaran agama islam itu kita harus mempelajarinya
dari sumber yang asli yaitu Al-Qur’anulkarim dan hadis nabi, sebagiamana kita ketahui
bahwasanya semua sumber ajaran agama islam menggunakan bahsa arab. Oleh karena itu
orang yang yang mendalami bahasa arab secara baik dan benar dari berbagai aspek bahasa
arab yang sangat penting dan menjadi faktor utama adalah Ilmu Nahwu dan Sharaf.
Dalam ilmu Nahwu dan Sharaf salah satu pemahsannya adalah “Isim Jinis dan Isim
Alam”.
BAB. II
PEMBAHSAN
ISIM ALAM
ا سم اعلم
Isim Alam ialah Isim yang menunjukan nama yang menurut(asal) bentuk katanya
telah menunjukan sesuatu yang tertentu tanpa ada qarinah seperti :
جا لِ ٌد =
َ Khalid (nama orang ) ُاَ لنَّ ْيل = Nil (nama sungai)
Yang menunjukan isim alam antaralain adalah isim-isim yang menunjukan naa
negara, orang,bangsa, suku, sungai, laut, ataupun gunung.
Dilihat dari segi bentuknya, isim alam dapat terbagi menjadi empat macam, yaitu :
2) Isim Alam yang terbentuk dari murakkab idhafi, seperti : عبدا هلل عبدالر حمن
3) Isim alam yang terbentuk dari murakkab mazjiy, seperti : بعلبك سيبو يه
Ditinjau dari jelas dan tidaknya, isim alam dapat dibagi menjadi: 1. Alam Isim, 2.
Alam Kunyah, 3. Alam laqab.
Ditinjau dari asal usulnya lafal, isim alam terbagi menjadi: 1. Isim Alam Murtajal, 2.
Isim Alam Manqul.
Ditinjau dari segi siapa yang ditunjuki, maka isim alam dapat menjadi: 1. Alam
Syakhshy, 2. Alam Jinsy
Isim alam juga dapat berentuk dari isim yang diberi dar kalimah isim yang
dimudlafkan kepada isim ma’rifat atau dibentuk dari isim yang dibei أل ,Alam ini disebut
Alam Ghalabah, seperti lafal ابن عبا س dan lafal المد ينة
Lafal ا سggابن عب adalah nma untuk abdullah bin abbas salah seorang sahabatNabi
Muhammad SAW, bukan untuk nama orang lain. Sedangkan lafal لمد ينة yang mempunyai arti
kota adalah nama untuk kota tertentu yaitu Kota Madinah Nabawiyah yang dahulunya
bernama Yasrib.
Ditinjau dari jelas atau tidaknya dalam menunjukan sesuatu, maka alam dibagi
menjadi tiga macam yaitu:
a. Alam Isim
Adalah kalimah yang dibentuk untuk menjelaskan sesuatu baik kalimah itu
menunjukkan pujian atau cacian, seperti سعيد (yang bahagia), حنظلة (buah yang pahit),.
Atau tidak menunjukkan arti apa-apa, seperti زيد رggعم ataupun kalimah itu didahului
dengan lafal أب atau أم maupun tidak didahului.
b. Alam Kunyah
Adalah kalimah yang menunjukkn nama orang yang mengandung arti pujian seperti :
- ا ال عمش = Laqab untuk beberapa penyair Arab (orang yang lemah pandangan matanya)
Keterangan :
Apabila ada orang mempunyai nama yang didahului denagn lafal أب atau أم dan tidak
mengandung arti pujia atau cacian dan namanya memang untuk dirinya sendiri, maka nama
itu adalah namanya dan sekaligus kunyahnya.
Apabila ada orang yang mempunyai nama yang tidak mengandung arti pujian dan cacian, dan
tidak didahului dengan lafal أب atau أم dan nama itu namanya sendiri dan sekaligus
laqabnya.
Apabila nama itu didahulu denagn lafal أب (ayah) atau أم (ibu) dan menunjukan cacian atau
pujian sedangkan namanya untuk dirinya sendiri, maka nama tersebut namanya, kunyahnya
dan laqabnya.
Jadi ada kemungkinan dalam satu nama dalam satu orang itu sekaligus meliputi alam
isim, alam kunyah dan alam laqab.
Apabila alam isim dan laqab berkumpul dengan satu orang, maka alam isim, alam
didahulukan dan disusul dengan laqab, seperti :
هارون الرّشيد dan القنىأويس Kalau yang berkumpul itu isim alam dan kunyah, maka tidak ada
ketentuan yang mana harus didahuluakan seperti : عمرأبوحفص atau حفصعمرابو
a. Apabila kedua alam itu berbentuk lafal yang marfud (bukan murakkab), maka lafal
pertama yang dimudhafkan kepada lafal yang kedua seperti لد تميمخا . atau lafal kedua diikuti
lafal pertama baik sebagai badal atau athaf bayan, seperti د تميمggذاخا لgg =هIni adalah Khalid
(yaitu) Tamin, kecuali apabila alam pertama disertai dengan ألatau alam yang kedua berasal
dari isim shifat yang disrtai ألmaka yang kedua harus mengikuti yang pertama, baik badal
ataupun athaf bayan, dan tidak oleh lafal yang pertama diidhafkan kepada lafal yang kedua,
seperti :
b. Apabila kedua alam berebentuk murakkab (lafal yang tersusun) atau salah satu dari alam itu
mufrad, sedangkan salah satunya lagi murakkab, maka alam yang kedua wajib mengikuti
alam yang pertama dalam masalah i’rabnya, seperti:
Alam murtajal adalah lafal yang memang dengan sendirinya dan dari asalanya telah
menunjukan alam, maksudnya lafal tersebut tidak pernah dipakai untuk selain alam,
seperti سعا دdan عمر
Alam Manqul adalah lafal yang dipakai sebagai alam akan tetapi lafal terebut diambil
dari lafal yang sebelumnya menjadi alam, lafal itu dipakai bukan sebagai alam. Alam manqul
ini ada kalanya diambil dari
Ditinjau dari egi tertentu dan tidaknya siapa orang atau barang yang ditunjuki, maka
alam ada dua macam, yaitu alam syakhshy dan alam jinsi.
Alam Syakhshy adalah lafal yang ada pada asal terbentunya dipakai untuk
menunjukan sesuatu yang tertentu dan tidak seluruhnya meliputi sluruh jenisnya, walaupun
kadang-kadang alam syakhshy ini dimiliki lebih dari satu orang (beberapa orang mempunyai
nama sama), seperti : عا دجاgg س عيدggس دggل . lafal ini menunjukan jenisnya harimau, artinya
apabila kita mendegar lafal ini berarti yang dimaksudkan adalah harimau. Contoh lain alam
jinsi diantaranya adalah :اب
a. Nama sesuatu (yang bukan kunyah dan bukan qalab), seperti :ثعا لة = nama untuk musang
Alam jinis tidak hanya menunjukan jinisnya, benda secara konkrit saja melainkan ada
pula yang menunjukkan sesuatu yang sifatnya maknawi (abstrak), seperti :
Alam jinis apabila dilihat dari makna atau sesuatu yang ditunjuki, maka ia tergolong
isi nakirah, karena alam jinis ini tidak menunjukkan satu benda atau satu barang saja
melainkan menunjukkan satu benda atau satu barang saja melainkan menunjukkan sesuatu
yang menyeluruh. Sedangkan apabila dilihat dari segi lafalnya, maka alam jinis ini tergolong
isim ma’rifat dan diberlakukan seperti alam syakhshi, sehingga alam jinis ini :
c. Dapat dijadikan isim yang tidak berhak atas tanwin (isim ghairu munsharif) apabila
didalamnya terdapat alasan atau ilat yang dapat menghilangkan tanwin (sharf), seperti ابتعد
ثعا له من lafal ثعا له ini tidak menerima tanwin sebab didalamnya terdapat dua ilat yaitu alam
dan ta’nits
Beberapa hal yang tersebut diatas adalah merupakan ketentuan yang hanya belaku
pada isim ma’rifat. Sehingga dengan melihat ketentuan tersebut, maka alam jinis termasuk
isim ma’rifat.
Alam jinis berbeda dengan isim jinis. Perbedaan dapat dilihat pada table berikut ini :
Alam jinis ini tidak berbeda dengan isim jinis yang diberikan ال jinsiyah, seperti
lafal اسا مة سخا ع sama dengan األ سد شجا ع Alam jinis dan isim jinis yang telah diberi الjinsiyah
adalah Nakirah dalam segi maknanya dan ma’rifat dalam segi lafalnya.
Alam Ghalabah
Alam Ghalabah ialah alam yang dibentuk dari lafal yang memang sering dan lazim
dipakai sebagai alam. Alam Ghalabah ini sering dibentuk dari :
a. Tarkib idlafi yang mudlaf ilailahnya berupa isim ma’rifat seperti ; ابن عبا, ابن عمر, ابن ما لك
س
b. Isim yang diberi ال ‘ahdiyah (menjadikan hati menjadi mengerti dan paham terhadap
maksud dari isim tersebut).
Perlu diketahui bahwa alam ghalabah sebagaimana disebutkan diatas menurut asal
pembentukannya bukan alam, akan tetapi lafal lazim dipakai untuk alam.
Supaya lebih jelas untuk memahami alam ghalabah, maka dapat dilihat dari beberapa
contoh di tabel berikut ini :
Artinya
Isim alam yang Mufrad (bukan murakkab) dii’rabi sesuai dengan kalamnya, baik
rafa’, nashab maupun jarr, seperti
Alam yang merupakan murakkab idhaf’i (susunan yang tediri dari mudaf dan mudalaf
ilaih), maka mudlafnya saja yang di’irabi sesuai dengan susunan kalamnya, sedangkan
mudlaf ilaihnya selamanya dibaca jarr.
Alam yang merupakan murakkab majzi(alam yang tersusun tidak dari murakkab idaf’i
dan isnaidi), isim yang pertama selalu dibaca fathah.
Sedangkan isim yang kedua bukan berupa lafal و يه maka isim yang pertama dibaca
dhamah ketika rafa’ dan fathah ketika nasab dan jarr. Isim ini termasuk ghairu munsharif,
sebab mempunyai dua ilat, yaitu alam dan takrib mazji, seperti :
No I’rab Contoh Keterangan
Apabila lafal yang kedua berupa و يه , maka lafal tersebut kasr (selalu dibaca kasrah)
baik pada waktu rafa’, nasab maupun jarr, seperti :
1) ر حم سيبو يه رحم هللا سيبو يه رحمة هللا سيبو يه
Isim alam yang berupa murakkab isnadi, maka tidak ada perubahan harakat pada lafal
tersebut baik ketika rafa’, nashab maupun jarr dan i’rabnya hanya dikira-kirakan saja
(muqaddar), seperti :
1) Marfu’ جاءجارالحق
Isim alam yang berupa murakkab ‘adadi (susuan yang menunjukan bilangan)
seperti حمسة عثر dan isim yang berlaku seperti susunan ‘adad tersebut seperti lafal بيت
بيت بيص حيص (apabila dikhedaki untu satu nama), maka isim tersebut tetap pada
bentuknya sebagaimana ketika sebelum menjadi alam. Namun demikian boleh juga di’irabi
seperti isim ghairu munsharif dengan diberlakukan sebagai murakkab majzi,
seperti بعلبك :dan حضر مو ت Akan tetapi ketentuan yang petama adalah yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat kita simpulkan dari pembahsan Isim Alam ini adalah, Isim Alam yaitu
merupakan Isim yang menunjukan nama yang menurut(asal) bentuk katanya telah
menunjukan sesuatu yang tertentu tanpa ada qarinah.
Isim Alam terdapat tiga macam yaitu 1) Ditinjau dari jelas dan tidaknya, isim alam
dapat dibagi menjadi: 1. Alam Isim, 2. Alam Kunyah, 3. Alam laqab.
2) Ditinjau dari asal usulnya lafal, isim alam terbagi menjadi: 1. Isim Alam Murtajal,
2. Isim Alam Manqul.
3) Ditinjau dari segi siapa yang ditunjuki, maka isim alam dapat menjadi: 1. Alam
Syakhshy, 2. Alam Jinsy.
B. Saran
Drs. AH. Akrom fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf 3 (tata bahasa arab), PT. Raja Grafindo
Pesada Jakarta, 2002.