A. Amil
Amil adalah lafadz yang mempunyai pengamalan terhadap
kalimat lain, sehingga menyebabkan suatu kalimah memiliki i’rob rafa’
atau nashab atau jer yang semuanya berjumlah 100 amil. Yang bisa
menjadi amil adalah kalimat fiil dan lafal yang menyerupainya ( isim
fail, isim maf’ul, masdar, isim tafdhil, sifat musyabbahat dan isimfiil ),
perabot yang bias menashabkan fiil mudhori’ atau yang bias
menjazmkanya, huruf-huruf yang bias menashabkan mubtada’ dan
yang merofa’kan khobar, huruf yang bias merofa’kan mubtada’, dan
yang menashabkan khobar, huruf jer, mudhof dan mubtada’.
a. Huruf yang menjerkan kalimat isim (19 amil), yaitu: ، في، إلى، من،الباء
، عدا، حاشا، حتى، منذ، مذ، الكاف، على، واورب، ّ رب، تاءالقسم، باءالقسم، واوالقسم،عن
خال
e. Huruf yang menashabkan fiil mudhori’ (4 amil), yaitu: إذن، كي، لن،أن
f. Huruf yang menjazmkan fiil mudhori’ (5 amil), yaitu: الم، لما، لم، ْإن
النهي،األمر
ُ َملَ ْك
4) كذاseperti : ت َكذا دِرْ همًا
a. Kalimah fiil
b. Isim fail
c. Isim maful
d. Sifat musyabbihat
e. Mashdar
Adalah kalimat isim atau fiil mudhori’ yang sepi dari lafal yang bisa
mempengaruhinya lafal yang dilafalkan atau bisa diartikan fiil mudhori’
yang sepi dari amil-amil nawashib dan amil-amil jawazm dan mubtada’
yang sepi dari amil nawasikh.
B. Ma’mul.
Ma’mul adalah lafal yang huruf terakhirnya mengalami perubahan
dengan rafa’ atau nashab atau jer atau jazm karena mendapat
pengaruh dari amil.Yang bias menjadi ma’mul adalah kalimat isim dan
fiil mudhori’.
Ma’mul bil tabi’iyah, yaitu lafal yang mendapat pengaruh dari amil
dengan lantaran mengikuti lafal yang lainya, seperti na’at, ‘athaf,
taukid, badal, karena kesemuanya dibaca rafa’, nashab, jer, atau jazm
disebabkan mereka semuanya mengikuti lafal yang dibaca rafa’,
nashab, jer, atau jazm. Dan amil pada semuanya adalah amil yang
terdapat pada lafal yang mereka ikuti yang mendahuluinya. Contoh :
جاء رج ٌل عاق ٌل
C. Amal.
Amal (atau yang dinamakan I’rob) adalah pengaruh yang
didapatkan karena mempengaruhinya amil pada suatu lafal, yaitu dari
dibaca rafa’, nashab, jer, atau jazm. Contoh : زي ٌد قائ ٌم
Bila ditanyakan mengapa I’rob hanya terjadi di huruf terakhirnya
suatu kalimat, maka bisa dijawab dari dua sisi, yaitu:
Jika I’rob diletakkan di tengah, maka wazan dari kalimat itu tidak akan
dapat diketahui, selain itu kalimat yang ruba’I (yang mempunyai empat
huruf) tidak mempunyai tengah.