Amil adalah lafadz yang mempunyai pengamalan terhadap kalimah lain, sehingga menyebabkan suatu
kalimah memiliki irob rofa, nashob, jer, atau jazm yang semuanya berjumlah 100 amil. Simak
pembahasannya di bawah ini.
Awamil secara umum, dibedakan menjadi dua macam, yaitu ;
1. Amil Maknawi (2 amil)
Amil maknawi hanya ada dua macam yaitu ;
1) Amil maknawi ibtida, dan
2) Amil maknawi tajarrud.
2. Amil Lafdzi (98 amil)
Amil lafdzi dikelompokkan lagi menjadi 2 ;
1) Simaiyah
Amil lafdzi simaiyah dibedakan menjadi 13 kelompok :
(01)Huruf yang men-jer-kan kalimah isim (19 amil), yaitu :
(02)Huruf yang menashobkan isimnya dan merofakan khobarnya (6 amil), yaitu :
(03)Huruf yang menashobkan isim dan merofakan khobar (2 amil), yaitu :
..
. .
.1
.2
Setiap kalimat, jumlah, kalam ialah qoul dan setiap qoul ialah lafadz.
.3
Fiil terikat oleh waktu.
.4
Asal semua isim murob (bisa menerima Irob) dan asal semua huruf dan fiil mabni (tidak bisa menerima Irob)
.5
.6
.7
.8
.9
. .10
. .11
. : .12
Isim dlomir (kt ganti), isyaroh (kt tunjuk), maushul (kt sambung) ialah lafadz-lafadz terbatas (bisa dihitung)
. )( .13
. .14
. . .15
Setiap isim dirafakan, tidak ada sebelumnya sesuatu maka setiap isim itu kedudukannya jadi Mubtada atau khabar.
. .16
.17
. .18
. .19
. .20
. .21
Mubtada tidak boleh diambil dari isim nakiroh selama tidak berfaidah
. .22
Fiil Naqis ialah merofakan bagi mubtada dan menasabkan bagi khabar.
. )( .23
Huruf Inna, saudara2nya, dan La yang nafi jinis merafakan (mubtada) menasabkan [khabar]
Dzanna dan saudara2nya (afal syak, yakin, syuru) menasabkan 2 bagian [memiliki 2 maful]
. )( .24
. .25
Isim marfu (yang dirafakan) sesudah fiil ialah kedudukannya menjadi fail / naibul fail
. )( .26
Fiil Araa dan saudaranya yang enam menasabkan tiga [mempunyai 3 maful]
.27
. .28
Hukum yang lima terkumpul pada bab istighal dan semisalnya ialah maful maah
. .29
Asal pada fail ialah terhubung langsung dengan fiilnya dan di dahulukan fail itu dari mafulnya
. .30
Fiil lazim bisa menjadi mutaaddi dengan cara menambahkan hamzah, mudlaaf dan huruf jar
.31
.32
(( )).33
( ).34
)( .35
)( .36
Bab Tamyiz [menjadi makna jawaban bagi madza [apa?] pada umumnya
.37
)( )( .38
Isim sesudah ghair dan siwaa dijarkan [menjadi mudlaf ilaih] pada umumnya.
Menjadi luas mana huruf jar, maka tidak saling mengantikan satu sama lain.
.39
.40
Huruf jar ba ialah lebih luas makna dari huruf jar yang lain
.41
Bagi dzorof [madzruf] dan huruf-huruf [jar dan majrur] harus mempunyai taluq [hubungan makna]
.42
.43
.44
.45
Masdar itu mempunyai amal seperti fiilnya begitu pula isim fail
.46
Yang ditetapkan [qiyasnya] bagi isim fail diberikan hukumnya bagi isim maful
.47
. .48
Dibentuk sifat musyabihat itu dari ketetapan sifatnya pada waktu hadlir [mutakallim dan mukhatab]
: .49
)( )( .50
Nima dan bisa ialah dua fiil jamid [tidak ada asal pengambilan kata]
.51
Dibentuk isim tafdlil dari mengikuti isim yang yang bisa dijadikan taajub.
.52
.53
Tabi [yang ada empat] mengikuti isim/fiil sebelumnya pada kedudukan Irabnya
.54
.55
.56
.57
Yang layak bagi athof bayan layak pula di jadikan badal kecuali dua masalah.
.58
)( .59
Hukum asal penambahan alif dan lam sesudah isim isyaroh itu menjadi badal
( ).60
.61
.62
.63
( )( ).64
Isim mana fiil seperti [hus/shah] dan isim makna suara itu seperti [qab/dug]
.65
Nun taukid hanya ada di fiil
.66
.67
.68
Fiil mudlari murob selama tidak bertemu langsung oleh nun taukid [mabni fatah] atau nun jama muanats [mabni sukun].
. )( .69
.)(
Lam dan saudara2nya menjazamkan satu fiil dan in dan saudara2nya menjazamkan 2 fiil
. .)( . . )( .70
Huruf In itu menjazamkan tapi tidak dijazamkan dan idza itu tidak menjazamkan tapi dijazamkan.
.71
.72
.73
.74
Isim itu tidak ada bertambah huruf asalnya atas lima huruf asal, dan fiil itu empat asal
( )( )()().75
( ).76
( ).77
Huruf zaidah itu ada 10 [sin, hamzah, lam, ta, mim, wawu, nun, ya, ha, dan alif]
.78
( ) .79
Huruf ibdal [pengganti] ialah ada 9 huruf; ha, dal, hamzah, ta tanits, mim, wau, tha, yaa, dan alif
( )( )( ).80
.81
.82
.83
( ).84
Tidak ada dalam bahasa arab wazan fiula
. .85
apa yang melazimkan sebuah kalimah yaitu bangsa asal dari huruf
.86
Hamzah washal itu tidak tetap [tidak berharkat] pada sambungan [tengah-tengah] kalimah
.87
.88
.89
Hamzah yang berat dibacanya dihindari dengan menjadikan huruf layyin [huruf ilat]
Setiap kalimah yang boleh dibacanya boleh secara bahasanya [tulisan dan bacaannya]
.90
.91
.92
Tidak batal suatu kaidah2 [bahasa] dengan syawahid [syair-syair contoh bahasa] yang satu
.93
.94
.95
Ungkapan itu menggunakan hal yang umum bukan dengan hal yang langka
. .96
.97
. .98
.99
.100
.101
.102
.103
.104
Sedikit itu jarang adanya yang jarang itu jangan diambil ibarat.
. :
. :
.3
. ) (
.4
. ) (
.5
Fiil amr itu membedakannya dengan masuknya [nun taukid] sesudahnya serta menunjukkan makna perintah.
.6
.2
. ) (
.1
Fiil ialah kalimah yang menunjukkan arti serta mempunyai makna waktu.
.7
Fiil mudlari mabni ketika bersambung dengan nun taukid [mabni fatah] yang langsung bertemunya. Atau nun jama niswah
[mabni sukun] dan selain yang demikian maka fiil mudlari murob.
. . :
.8
Fiil mudlari yang murob itu ada tiga ; dirafakan, dinasabkan dan dijazmkan.
. .
.9
Di rafakan fiil mudlari ketika tidak mendahuluinya oleh huruf nasab atau huruf jazam.
. .10
. . .11
. .12
. . .13
. .14
Fiil mutaadi bisa merofakan fail dan menasabkan satu maful atau lebih.
. . .15
. .16
. ( ) .17
. .18
Fiil jamid itu Cuma satu rupa saja dari tiga rupa.
. , : .19
isim ialah kalimah yang menunjukkan arti serta tidak mempunyai makna waktu.
. : . 20
Tanda-tanda isim yang membedakan dengan yang lainnya : jar [dengan huruf jar, idlafah, dan tabii], tanwin, nida, ada alif
dan lam dan isnad.
. .21
. : . 22
Yang dirafakan dari isim-isim : mubtada, khabar, fail dan naib fail.
: . 23
.
Yang dinasabkan dari isim-isim : maful bih, maful mutlak, maful li ajlih, maful fiih, maful maah, hal, tamyiz, dan
mustatsna.
. : . 24
Yang dijarkan dari isim-isim : yang dijarkan dengan huruf jar, dan mudlaf ilaih.
. : . 25
Yang mengikut dari isim-isim ialah : sifat, taukid, badal dan mathuf.
. . . 26
Isim mabni seperti isim dlamir, maushul dan lainnya itu termasuk irob mahalli [kedudkan Irobnya disebutkan]
. .27
. ) ( .28
Isim yang dirafakan sesudah huruf [laula] Irobnya mubtada dan khabarnya dibuang.
. .29
. .30
Apabila tidak nampak fail sesudah fiil maka failnya dlamir yang disimpan.
. .31
Apabila datang sesudah fiil itu berupa masdarnya maka Irobnya maful mutlak.
. . 32
Isim yang dinasabkan sesudah bilangan, ukuran, dan isim tafdlil Irobnya menjadi tamyiz.
. ) ( .33
Apabila tidak ada istitsna mufarragh maka kalimat sesudah [illa] irobnya jadi mustastna.
. .34
Apabila ada isim nakiroh kemudian marifat maka isim marifat itu Irobnya mudlaf ilaih
. ( ) .35
Isim dlamir [ha, ya, kaf] jika bertemu dengan fiil Irobnya maful bih, dan apabila betemu isim maka Irobnya menjadi
mudlaf ilaih.
. .36
. .37
Apabila berkumpul dua isim yang sama [cocok] maka isim yang kedua Irobnya menjadi sifat.
. ) ( ) ( .38
Apabila datang sesudah isim isyaroh kemudian isim yang menerima alif lam maka isim yang ada al nya itu Irobnya menjadi
badal.
. .39
Apabila berulang kalimah dua kali maka yang keduanya menjadi taukid.
) ) (
. (1)(
(2)( ) ( ) ( )
: ( )