ٍ َْو َما َت ْد ِري َن ْفسٌ َم َاذا َت ْكسِ بُ َغ ًدا َو َما َت ْد ِري َن ْفسٌ ِبأَيِّ أَر
ُ ض َتم
ُوت
…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati…
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan
dimasukkannya ان, أن, لن, سوف,س. Seperti :
َ َس َيصْ َلى َنارً ا َذ
ٍ ات َل َه
ب
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki seperti contoh: َل ْم َل ْم َي ْق َر ْأ
artinya: tidak membaca. Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai
dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – تdisingkat
menjadi أنيت.
Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang
pertama tunggal/Aku. contoh أضرب
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al
Ghair/pembicara/orang pertama jamak/Kami. contoh نضرب
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male,
tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. contoh , يضربان,يضرب
يضربن,يضوبون
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua
male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual.
contoh تضربن, تضربين, تضربون, تضربا,تضرب
3. Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah :
Kata kerja untuk memerintah sesuatu yang dihasilkan setelah masa
pembicara. contoh:
ْ = ا ْقbacalah.
رأ
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan
perintah. contoh َّ = ا ْق َرأَنsungguh bacalah.
Pelajaran terkait
Pembahasan Kata Kerja
* Fiil Madhi, Fiil Mudhori’, Fiil Amar
* Isim Fiil
* Isim Aswat
* Mujarrod dan Mazid
* Jamid dan Mutashorrif
* Hamzah Washal dan Hamzah Qotho’
* Shahih dan Mu’tal
* Tam dan Naqis
* Lazim dan Muta’addi
* Mabni Ma’lum dan Mabni Majhul
* Pembahasan Taukid dan Hubungannya
* Mu’rob dan Mabni
* Fi’il Nashab dan letaknya
* Fi’il Jazm dan letaknya
* Fi’il Rofa’ dan letaknya
* I’rob Takdir Kalimah Fiil
Fi’il Mudhari’ Manshub sebab Amil Nawashib LAN, KAY, AN ( » )لن كي أن
Alfiyah bait 677-678
13 April 2012Ibnu TohaMeninggalkan komentarGo to comments
–·•Ο•·–
LIKAYLAA = LI huruf jar, KAY huruf mashdariyah dan amil nawashib, LAA huruf Nafi.
TA’SAW = Fi’il Mudhari’ Manshub sebab dimasuki KAY, tanda nashabnya dengan membuang Nun
karena termasuk dari Af’alul Khomasa/Fi’il yg Lima. Waw adalah dhamir jamak muttashil marfu’
manjadi Faa’il. Jumlah KAY berikut kalimat sesudahnya adalah jumlah takwil mashdar majrur sebab
huruf jar LI. Takdirannya “LI ‘ADAMI ASAAKUM”
Berbeda dengan KAY Ta’liliyah sebagai Amil Jarr bukan sebagai Amil Nashab, dimana telah dijelaskan
keterangannya pada Bab Huruf-huruf Jar, yakni Fi’il Mudhari’ yg nashab setelah KAY ta’liliyah tsb
sebenarnya dinashabkan oleh AN yg disimpan ataupun yg dizhahirkan. Tanda-tanda KAY Ta’liliyah
adalah apabila setelahnya ada AN atau Lam-nya yg diakhirkan.
جئت كي ألتعلم
JI’TU KAY LI ATA’ALLAMA = aku datang untuk belajar
Contoh setelahnya ada AN :
3. AN
Adalah huruf Mashdariyah. Termasuk Amil Nashab yg paling kuat, sebab dapat beramal baik secara
Zhahir maupun Taqdir. Juga Amil Nashab yg paling banyak ditemukan di dalam Al-Qur’an. Konsepsi
dari AN Masdariyah ini adalah : bahwa AN berikut Shilahnya ditakwil mashdar yg menempati posisi
I’rob pada susunan kalam, seperti contoh:
1. AN yg diawali dengan Kalimah yg menunjukkan makna yaqin, semisal ALIMA dkk. AN disini disebut
AN mukhaffafah dari ANNA yg termasuk dari amil nawasikh menashabkan isimnya dan merofa’kan
khobarnya. Maka AN dalam hal ini mempunyai tiga hukum
(2). Qiro’at yg empat selain Abu Amr dan Hamzah menashabkan TAKUUNA sebagai Amil Nashab pada
Fiil Mudhari’ dan HASIBUU bermakna Zhann/sangkaan. Karena AN yg menashobkan bukanlah sebagai
Taukid bahkan sesuatu yg diawali dg AN ini boleh saja akan terjadi ataupun tidak terjadi.
3. AN yg tidak diawali kalimah makna Yakin ataupun makna Zhan, yaitu sebagai kalam yg
menunjukkan atas keraguan, harapan, atau keinginan. AN dalam penggunaan seperti ini adalah wajib
menashabkan Fi’il Mudori’, contoh :
الدِّين
ِ َوا َّلذِي َأ ْط َم ُع َأ ْن َي ْغف َِر لِي َخطِ ي َئتِي َي ْو َم
Walladzii athma’u AN YAGHFIRO lii khothii’atii yaumad-diin = dan Yang amat kuinginkan
AKAN MENGAMPUNI kesalahanku pada hari kiamat (QS. Asy-Syuaraa’ 82)
I’rob :
AN = Huruf Mashdariyah Amil Nashab
YAGHFIRO = Fi’il Mudhari’ Manshub oleh AN.
Para Nuhat Menyebut AN MASHDARIYAH untuk membedakan dengan AN Mukhoffafah/Takhfif, AN
Mufassiroh/Tafsiriyah dan AN Zaidah.
Pengertian AN Mashdariyah sebagaimana keterangan diatas.
AN Mufassiroh digunakan sebagai penafsiran atau penerangan kalam sebelumnya. AN dalam hal ini
bermakan AY Mufassiroh (Artinya/Tafsirannya/Yakni/). Biasanya diawali dengan jumlah yg didalamnya
mengandung makna Qaul yg bukan huruf Qaul (bukan dari ejaan lafazh Qoul), contoh dalam Ayat Al-
Qur’an:
َأ ِن ا ْقذِ فِي ِه فِي ال َّتا ُبوتِ َفا ْقذِ فِي ِه فِي ا ْل َي ِّم,وحى
َ ِإ ْذ َأ ْو َح ْي َنا ِإ َلى أُ ِّم َك َما ُي
Idz awhaynaa ilaa ummika maa yuuhaa, AN IQDZIFIIHI fit-tabuuti faqdzifiihi fil-yammi =
yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, Yaitu: “Letakkanlah
ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil) (QS, Thohaa 38-39)
I’rob :
IDZ AWHAYNAA = jumlah Qoul yg bukan dari ejaan Qoul.
MAA YUUHAA = bentuk dari Qoul
IQDZIFIIHI FIL-YAMMI = tafsir dari bentuk Qoul, adalah jumlah tafsir yg jatuh setelah AN tafsiriyah
di-I’rob sebagai Badal atau Athaf Bayan dari Kalimah yg ditafsiri.
AN Zaidah, yaitu jatuh sesudah lafazh LAMMA yg bermakna HIINUN (ketika/tatkala), contoh Ayat
dalam Al-qur’an :
سِيء ِب ِه ْم
َ ً ُسلُ َنا ل
وطا َ َو َل َّما َأ ْن َج
ُ اء ْت ُر
Wa lammaa AN jaa’at rusulunaa luuthan sii’a bihim = Dan tatkala datang utusan-utusan
Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah karena (kedatangan) mereka (QS.
Al-‘Ankabut 33)
Atau bersambung dengan LAW, contoh :
Sebagaimana AN yg masuk pada Fi’il Mudhari’, AN juga bisa masuk pada Fi’il Madhi ataupun Fi’il
Amar, namun AN disini tidak memberi bekas I’rob pada kedua Fi’il tsb yakni tidak akan menjadi mahal
Nashab karenanya, dan juga tidak akan merubah Zamannya.
ْ َأ ِن
ٍ اع َم ْل َس ِاب َغا
ت
AN I’MAL saabighaatin = (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar (QS. Saba’ 11).
About these ads
Share this:
Terkait
I'rab Fi'il Mudhari' Rofa' karena kosong dari Amil Nashob dan Amil Jazm » Alfiyah Bait
676dalam "Bait 676"
Huruf Jar dalam Bahasa Arab (» )من إلى حتى خال حاشا عدا في عن على مذ منذ رب ل كي و ت ك ب لعل متى
Alfiyah Bait 364-365dalam "Bait 364-365"
Fi'il Mudhari' Majzum oleh Amil Jawazim: LAA Nahi, LAM Amar, Huruf Syarat (IN,
IDZMA), Isim Syarat (MAN, MA, MAHMA, AYYUN, MATA, AYYANA, AINA, HAITSUMA,
ANNAA) » ال الم إن من ما مهما أي متى أيان أين إذما حيثما أنىAlfiyah Bait 696-697dalam "Bait 696-697"
Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi tiga:
1. Fi’il Madhi – Kata kerja Bentuk Lampau:
Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, sebelum masa pembicara. Seperti َ“ قَ َرأTelah
membaca”. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah. Seperti ت ُ قَ َر ْأ
“Aku telah membaca” dan ت ْ َ“ قَ َراDia (seorang perempuan) telah membaca”.
2. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja bentuk sedang atau akan:
Kata kerja menunjukkan bentuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung, di masa
pembicara atau setelahnya.
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan Ma
Nafi. Seperti:
أَنْ ت َْذ َهبُوا بِ ِه لَيَ ْح ُزنُنِي قَا َل إِنِّي
Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku…
ٍ ي أَ ْر
ُض تَ ُموت ِّ َ س بِأ
ٌ نَ ْف ب َغدًا َو َما تَ ْد ِري ِ س َما َذا تَ ْك
ُ س ٌ نَ ْف َو َما تَ ْد ِري
…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati…
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya ان, أن, لن, سوف,س.
Seperti:
بٍ نَا ًرا َذاتَ لَ َه صلَى ْ َسي
َ
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
س ْوفَ يُ َرى َ ُس ْعيَه َ ََّوأَن
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
لَن تَ َرانِي قَا َل َر ِّب أَ ِرنِي أَنظُ ْر إِلَ ْي َك قَا َل
berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat
kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku
َ َخ ْي ٌر لَ ُك ْم إِنْ ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون صو ُموا ُ ََوأَنْ ت
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
س َعتِ ِه َ ًّ ِّمنNMيُ ْغ ِن هَّللا ُ ُكًال َوإِن يَتَفَ َّرقَا
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari
limpahan karunia-Nya.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki لَ ْمseperti contoh: لَ ْم يَ ْق َر ْأartinya: tidak membaca. Ciri-
ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت
disingkat menjadi أنيت.
3. Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah :
ْ = ا ْق
Kata kerja untuk memerintah sesuatu yang dihasilkan setelah masa pembicara. contoh: رأ
bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh = ا ْق َرأَ َّن
sungguh bacalah.