A. Hasil Pengamatan
NO Kondisi PENGAMATAN
Frekuensi Frekuensi Frekuensi Suhu Ket
Pernafasan Denyut Denyut Tubuh
(x/menit) Nadi Jantung (˚C)
(x/menit) (x/menit)
1 Tenang 1. 20 1. 40 1. 122 1. 39
(awal)
2. 30 2. 49 2. 135
3. 23 3. 46 3. 134
Rata-rata 24,33 45 130,33 39
2 Kerja Fisik 80 75 150 40,2
Setelah 33 70 165 39,4
Kerja Fisik
TABEL STATUS FAALI DOMBA DALAM KEADAAN TENANG,
BERAKTIFITAS (LARI, BERENANG) DAN SETELAH BERAKTIFITAS
B. Pembahasan
1. Dalam keadaan tenang
rata-rata frekwensi pernafasan pada domba dalam keadaan tenang adalah 24-25
kali/menit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa frekwensi pernapasan pada domba dalam
(Duke's, 1995). Hasil praktikum menunjukkan angka rata-rata yang lebih rendah dari
teori, yaitu sebanyak 45 kali/menit. (Naiddin dkk, 2010) menjelaskan bahwa aktivitas
makan yang tinggi akan menyebabkan aktivitas metabolisme dalam tubuh meningkat
sehingga denyut nadi meningkat untuk mengurangi panas di dalam tubuh.
Pada frekwensi detak jantung, frekwensi denyut jantung pada domba yang
sedang berada dalam keadaan normal/tenang yaitu 70-80 kali/menit (Smith dan
menunjukkan bahwa denyut jantung domba dalam keadaan tenang yaitu sebanyak 130-
131 kali/menit. Hasil pengamatan menunjukkan angka denyut jantung yang lebih tinggi
dari teori. Tingginya denyut jantung domba tersebut dikarenakan oleh keadaan
lingkungan yang kurang mendukung. (Yousef, 1985) menjelaskan bahwa suhu dan
kelembaban udara yang optimum bagi ternak untuk berproduksi di daerah tropis adalah
bahwa suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi menyebabkan denyut jantung
meningkat dalam upaya domba untuk dapat mengimbangi suhu lingkungan yang
tinggi, sehingga suhu tubuh tetap dalam batas normal. Edey (1983) menjelaskan bahwa
peningkatan laju denyut jantung yang tajam terjadi pada saat peningkatan suhu
lingkungan.
frekuensi pernafasan pada domba dalam keadaan kerja fisik adalah 80 kali/menit,
sedangkan dalam keadaan setelah kerja fisik (lari) dan diberenangkan frekuensi domba
kembali normal dan turun sekitar 33 kali/menit. Keadaan ini terjadi mungkin karena
beberapa pengaruh dan factor, salah satunya ketika domba diberenangkan keadaan
domba sudah mulai santai dan tidak dalam keadaan lelah karena pengaruh dari air.
Frekuensi denyut nadi domba berkisar antara 70-80 kali per menit (Duke's, 1995).
Hasil praktikum menunjukkan angka yaitu sebanyak 75 kali/menit pada domba sedang
dibawa lari sesaat sebelum diberenangkan dan 70 setelah domba selesai diberenangkan.
Keadaan ini masih dianggap pada batas normal , karena menurut teori frekuensi denyut
jantung domba sendiri masih berkisar di antara 70-80.
Pada frekuensi detak jantung, frekuensi denyut jantung pada domba yang sedang
frekuensinya berubah naik menjadi 165 kali/menit. Keadaan ini sangat tidak normal ,
karena pada saat domba dalam keadaan tenang frekuensinya masih bertahan di 70-80
kali/menit. Factor yang mempengaruhi keadaan ini salas satunya bisa cuaca, kecepatan
lari dan keadaan domba yang diberenangkan panik atau kaget saat masuk kedalam
kolam yang sedalam satu meter, domba tersebut dipaksa untuk berenang sehingga
atas permukaan air kolam. Suhu domba pun mengalami penurunan disaat kerja fisik ke
keadaan setelah kerja fisik atau berenang. Suhu domba saat kerja fisik mencapai 40,20C
karena domba dibawa lari menaiki dan menuruni pegunungan yang lumayan jauh
sekitar 500 meter, dan mengalami penurunan setelah domba masuk ke kolam dan
diberenangkan yaitu suhunya sekitar 39,40C. Walaupun tidak terlalu signifikan namun
disini menunjukan hasil penurunan suhu domba, faktor yang mempengaruhinya
mungkin domba masuk kedalam air yang suhunya lebih rendah dibanding dengan suhu
saat dibawa lari di pegunungan yang membuat domba bisa lebih menyesuaikan suhu
tubuhnya.