Disusun Oleh:
Kelompok 8
Kelas F
PENDAHULUAN
Ilmu Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata kerja dari
berbagai sistem dan peran dari fungsi tubuh keseluruhannya. Ilmu fisiologi
ternak secara khusus mempelajari fisiologi dari beberapa ternak, yaitu sapi,
ayam, kambing, domba, kelinci, dan jenis burung melalui percobaan status faali,
pembekuan darah, kadar hemoglobin dalam darah, tekanan darah, dan waktu
temperatur rektal, pulsus, dan frekuensi respirasi pada sapi, kambing, domba,
Selain melalui status faali, berdasarkan jumlah sel darah merah ternak, dapat
jumlah sel darah merah dan membandingkannya dengan kisaran normal dari
jenis ternak tertentu. Manfaat dari praktikum ini adalah perubahan yang terjadi
pada status faali dapat menentukan tingkatan daya adaptasi ternak terhadap
lingkungannya.
1.2. Maksud dan Tujuan
4. Mengukur Frekuensi Denyut Nadi Domba Sebelum dan Setelah Kerja Fisik.
1.3. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Selasa, 09 November 2017
2. Termometer Digital
3. Vaselin
2.1.2 Mengukur Frekuensi Pernafasan Domba
1. Domba
2. Tangan Manusia
2.1.3 Mengukur Frekuensi Denyut Jantung Domba
1. Domba
2. Stetoscope
2.1.4 Mengukur Frekuensi Denyut Nadi Domba
1. Domba
2. Tangan Manusia
2.2 Prosedur
2.2.1 Mengukur Suhu Tubuh Domba
Metode pengukuran suhu tubuh ini, diukur dengan menggunakan
yang dimasukkan pada anus domba perlu diperhatikan bahwa letak ujung
tangan di depan hidung domba untuk mendeteksi hembusan nafas. Maka dari
itu dalam mengambil frekuensi pernafasan ini tidak membutuhkan alat bahan.
(dada) sebelah kiri, dibawah tulang rusuk keempat. Frekuensi denyut jantung
dihitung dalam 1 menit, diulang 3 kali. Sebelumnya perlu dicari searah yang
dilaksanakan dengan keempat ujung jari tangan di pangkal paha bagian dalam.
Pengamatan
(x/menit) (x/menit)
1. 39,6 1. 41 1. 72 1. 70
Tenang
2. 39 2. 72 2. 72
1 (Awal)
3. 34 3. 70 3. 69
Rata-rata 39,6 38 71 70
Setelah Kerja
Fisik
5’ ketiga 3. 73 3. 71 3. 73
Rata-rata 83 84 89
3.2 Pembahasan
3.1.1 Suhu Tubuh Domba
Percobaan dan pengamatan yang dilakukan dengan metode pengukuran
suhu tubuh didapatkan hasil bahwa suhu tubuh domba sebelum melakukan
kerja fisik yang digunakan dalam percobaan ini yaitu 39,6oC. Metode
ujung dari termometer klinik diolesi dengan vaselin. Hal ini bertujuan agar
yang dimasukkan pada anus domba perlu diperhatikan bahwa letak ujung
kurang mendukung hal ini dikarenakan saat pelaksanaan terjadi hujan yang
setelah kerja fisik. Namun, setiap kelompok diberi data masing-masing oleh
sebelum domba melakukan kerja fisik, suhu pada domba tersebut adalah
39,6oC, setelah domba melakukan kerja fisik suhu pada domba tersebut naik
ternak. Seorang ahli, Duke’s (1995) juga berpendapat bahwa temperatur rektal
aktivitas, pakan, minuman, dan pencernaan. Produksi panas oleh tubuh secara
tidak langsung tergantung pada makanan yang dikonsumsi dan banyaknya
mengatakan, suhu dan kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan stres
pada ternak sehingga suhu tubuh, respirasi, dan denyut jantung meningkat,
terjadi perubahan, maka ternak akan mengalami stres. Jadi, lingkungan sangat
adanya kerja fisik yaitu 39,6oC dapat dikatakan normal. Sedangkan suhu
domba setelah adanya kerja fisik yaitu 40,4oC dapat dikatakan tidak normal.
Namun, apabila dirata-ratakan maka suhu dari domba ini dapat masuk dalam
golongan normal yakni 40oC. Hal ini dikatakan berdasarkan pendapat Duke’s
(1995) yang menyatakan bahwa kisaran normal temperatur rektal pada domba
tangan di depan hidung domba untuk mendeteksi hembusan nafas. Maka dari
itu dalam mengambil frekuensi pernafasan ini tidak membutuhkan alat bahan.
nilai 82,6 setelah kerja fisik. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai
Subronto (2003). Ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan dalam
menghitung, kurang terasanya hembusan nafas domba yang dirasakan oleh
karena domba yang sudah kerja fisik kondisi tubuhnya berbeda dengan domba
dalam kondisi tenang/awal karena kerja jantung yang semakin cepat ketika
domba pada 5 menit pertama diperoleh. Maka setelah domba itu diistirahatkan
selama tiga kali lima menit frekuensi domba akan kembali lagi ke kondisi
Hal ini berhubungan dengan faktor bahwa semakin kecil ukuran hewan, laju
metabolisme per unit berat badannya semakin tinggi (Dukes, 1995). Hewan
yang sakit atau stres akan meningkat denyut jantungnya untuk sementara
spesies, kelamin, kondisi ternak, aktivitas dan suhu lingkungan (Akoso, 1996).
Hewan yang sakit atau stress akan meningkat denyut jantungnya untuk waktu
tertentu. Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan ternak, semakin cepat denyut
nadinya. Hewan yang memiliki tubuh lebih kecil, denyut nadinya lebih besar
dari pada hewan yang mempunyai ukuran tubuh besar (Frandson, 1992).
dalam keadaan tenang rata ratanya adalah 71 x/menit, namun setelah aktivitas
KESIMPULAN
sebelah kiri, di bawah tulang rusuk keempat. Frekuensi denyut jantung dihitung
dalam 1 menit, diulang 3 kali. Sebelumnya perlu dicari searah yang paling keras
bunyinya.
4. Mengukur Frekuensi Denyut Nadi Domba
Pengakuran dilakukan dengan cara melakukan rabaan pada arteri
dilaksanakan dengan keempat ujung jari tangan di pangkal paha bagian dalam.