Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING

SELEKSI DAN JUDGING

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS C

ISHBAR MARTIN A 200110170044


REYNALDI ANANDA BRILLIAN 200110170056
ENIKA 200110170154
MIRA KHAERUNNISA 200110170200
ELFRI SIDAURUK 200110170126

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK POTONG


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
SUMEDANG
2018
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Domba diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena pakan utamanya

adalah tanaman atau tumbuhan. Meskipun demikian domba lebih menyukai

rumput dibanding dengan jenis bahan pakan lainnya. Domba juga merupakan

hewan mamalia, karena menyusui anaknya. Sistem pencernaan yang khas didalam

dirumen, menyebabkan domba digolongkan sebagai hewan ruminansia dengan

rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara untuk dimanfaatkan

dagingnya. Domba potong merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak

dipelihara di Indonesia dalam skala usaha kecil didaerah pedesaan. Produksi

ternak ruminansia kecil termasuk domba, memegang peranan penting di daerah

tropis yaitu sebagai sumber pendapatan, terutama bagi buruh tani yang tidak

memiliki lahan, sebagai tabungan untuk pengeluaran mendadak, sebagai sumber

pupuk kandang disamping memegang peran penting dalam kehidupan sosial desa.
Seleksi berarti memilih ternak domba, baik jantan maupun betina yang

memiliki kualitas dan penampilan yanga bagus sebagai bibit. Semua ternak yang

sudah maju seperti mencari bibit yang bagus dengan cara seleksi guna

menggantikan ternaknya yang sudah tua ubtuk diremajakan. Domba yang baik

harus memiliki organ tubuh yang lengkap (tidak cacat), pertumbuhannya cepat

dan sehat.

Seleksi ternak domba di Indonesia pada umumnya diarahkan pada dua

tujuan, yaitu domba potong dan ubtuk bibit yang baik. Sebagai pendekatan hasil
seleksi untuk mendapatkan bibit yang baik, oleh peternak digunakan sebagai cara

berdasarkan penilaian individual, penampilan, uji produksi dan silsilah.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dibuatnya laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Praktikum Produksi Domba dan Kambing. Selain itu, tujuan yang diharapkan dari

penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui pemahaman hardskill mengenai

identifikasi umur dan performans domba.

1.3 Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Rabu, 25 April 2019

Waktu : Pukul 07.30 – 09.30 WIB

Tempat : Kandang Domba Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran
II

TINJAUAN PUSTAKA

Seleksi dari segi genetik diartikan sebagai suatu tindakan untuk

membiarkan ternak-ternak tertentu berproduksi, sedangkan ternak lainnya tidak

diberi kesempatan berproduksi. Ternak-ternak pada generasi tertentu bisa menjadi

tetua pada generasi selanjutnya jika terdapat dua kekuatan. Kedua kekuatan itu

adalah seleksi alam dan seleksi buatan (Noor, 2004).

Nilai pemuliaan masing-masing ternak yang diketahui dengan pasti, maka

penentuan peringkat keunggulan ternak dalam populasi dapat diketahui dengan

mudah. Nilai pemuliaan ternak tetua sangat menentukan nilai pemuliaan dan

performa anaknya. Nilai pemuliaan dapat menjadi dasar dalam melakukan seleksi

dengan memilih ternak yang nilai pemuliaannya paling tinggi untuk dijadikan

tetua (Bourdon, 1997).

Seleksi dalam pemuliaan ternak adalah memilih ternak yang baik untuk

digunakan sebagai bibit yang menghasilkan generasi yang akan datang. Untuk

bidang peternakan, yang diseleksi adalah sifat-sifat terukur seperti kecepatan


pertumbuhan, bobot lahir, produksi susu dan bobot sapih. Sifat-sifat ini

memberikan manfaat secara ekonomi disamping harus mempunyai kemampuan

mewarisi yang tinggi yang dapat ditentukan dari nilai

heritabilitasnya (Falconer, 1972).

Ternak yang mempunyai performa di atas dari performa yang telah

ditentukan terlebih dahulu akan dipilih pada saat melakukan seleksi, sedangkan

yang lebih rendah dari performa tadi akan

disingkirkan. Ternak yang terpilih akan memiliki nilai rerata performa yang lebih

tinggi dari performa keseluruhan sebelum seleksi. Perbedaan


antara rerata performa dari ternak yang terseleksi

dengan rerata performa populasi sebelum seleksi disebut sebagai diferensial

seleksi (selectiondifferential). Proporsi dari diferensial seleksi yang dapat

diwariskan kepada generasi berikutnya adalah hanya yang bersifat genetik saja

yaitu sebesar angka(heritability).Jadi,besarnya differensial seleksi

yang diwariskan adalah sebesar h2S dan ini disebut sebagai tanggapan(respon)

seleksi yang akan muncul pada generasi berikutnya (Widodo dan Hakim, 1981).

Dasar pemilihan dan penyingkiran yang digunakan dalam seleksi

adalah mutu genetik seekor ternak. Mutu genetik ternak tidak tampak dari luar,

yang tampak dan dapat diukur dari luar adalah performanya. Performa ini sangat

ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan lingkungan. Oleh karena itu,

harus dilakukan suatu pendugaan atau penaksiran terlebih dahulu terhadap mutu

genetiknya atas dasar performansnya. Metode seleksi dibagi menjadi tiga metode

yang sederhana, yaitu:

1. Seleksi individu (individual selection) adalah seleksi per ternak sesuai

dengan nilai fenotipe yang dimilikinya. Metode ini adalah yang paling

sederhana daripada umumnya dan menghasilkan respon seleksi yang cepat.

2. Seleksi keluarga (family selection) adalah seleksi keluarga per keluarga

sebagai kesatuan unit sesuai dengan fenotip yang dimiliki oleh keluarga

yang bersangkutan. Individu tidak berperan dalam metode seleksi ini.

3. Seleksi dalam keluarga (within-family selection) adalah seleksi tiap individu

di dalam keluarga berdasarkan nilai rata-rata fenotip dari keluarga asal

individu bersangkutan (Hardjosubroto,1994).


III

ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

(1) Pita ukur

(2) Caliper

3.2. Bahan

(1) Dua ekor domba

3.3. Prosedur Kerja

Setiap kelompok melakukan pengamatan, evaluasi dan mencatat terhadap:

(1) Umur ternak domba.

(2) Performans ternak.

(3) Membuat laporan kelompok sementara yang dibuat setelah pelaksanaan

praktikum selesai.

(4) Membuat laporan lengkap atau laporan akhir setelah pelaksanaan

praktikum.
IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Performans Tubuh


PENILAIAN BOBOT BADAN
No OBYEK PENILAIAN
Tertinggi Pembobot Total
PENILAIAN TUBUH
1. Kesan Utama 2|1 2 4|2
2. Perlemakan 2|1 1 2|1
Perdagingan
a. Tengkuk, dada dan 2|1 1 2|1
bahu 1|1 2 3|3
3.
b. Punggung dan
Pinggang 1|1 2 3|3
c. Paha
Sub Total 14|13
 Lingkar Dada : 68,7 cm | 70,3 cm

 Tinggi Pundak : 59 cm | 59,3 cm

 Panjang Badan : 41,3 cm | 38,3 cm

 Lebar Dada : 16,7 cm | 14,3 cm

 Lebar Pinggul : 29 cm | 37,6 cm

 Lebar Pinggul : 18,7 cm | 17,7 cm

 Lingkar Pinggang : 73,3 cm | 76,7 cm

4.2 Pembahasan

Metode yang digunakan dalam melakukan sistem seleksi yaitu

pengamatan dan pengukuran yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif yang

dilakukan secara individu dan populasi.

a. Persiapan
Dalam melakukan pengukuran, praktikan perlu mempersiapkan peralatan

seperti tongkat ukur dan pita ukur. Domba yang akan diukur ditempatkan

ditempat yang datar. Sedangkan praktikan harus bisa berjalan leluasa mengelilingi

hewan yang akan diukur dengan jarak kurang lebih 2 m.

b. Cara Pengukuran

Pada awalnya praktikan pengukuran berdiri dengan jarak 2 m dari domba

yang akan diukur. Selanjutnya petugas memulai pengukuran dari depan kemudian

mengitari sisi sebelah kiri dan kanan mengelilingi seluruh tubuh hewan.

Didalam pengukuran ini harus dibedakan hewan produksi daging dan

ternak bibit calon pengganti. Pengukuran ternak bibit calon pengganti harus

dilakukan lebih cermat dibanding hewan produksi sebab hewan bibit dipakai lebih

lama sebagai induk dari beberapa generasi, sedangkan hewan produksi dipakai

selam satu periode proses penggemukan saja. Sekiranya hasil pengukuran pada

ternak produksi kurang memuaskan tidak akan mengganggu. Sebab, hal ini tidak

begitu sangat menentukan.

Beberapa bagian yang menjadi tolak ukur pengukuran untuk seleksi pada

ternak domba antara lain:

1. Tinggi pundak

Tinggi pundak diukur dengan tongkat ukur dari permukaan tanah sampai

bagian pundak tepat dibelakang kaki depan. Dalam pengukuran tinggi pundak ini

posisi kaki domba harus berbentuk segi empat dan lurus. Domba harus

ditempatkan di tempat yang datar. Lokasi dan cara berdiri sangat mempengaruhi

hasil pengukuran. Jika domba berdiri dan kakinya menekuk maka ukuran akan

berkurang.
2. Lingkar dada

Untuk mengetahui berapa besar lingkar dapat kita ukur dengan

menggunakan pita ukur. Pengukuran dilakukan pada daerah dad tepat di belakang

kaki depan. Pengukuran langkar dada berguna untuk penaksiran bobot badan,

mengetahui perkembangan organ dalam apakah rongga dada bisa menampung

organ dalam dengan baik.

3. Lebar Pinggang

Untuk mengukur lebar pinggang biasanya dugunakan caliper.

4. Lebar dada

Lebar dada diukur dengan menggunakan tongkat ukur atau caliper dari

dada kiri sampai dada kanan tepat di belakang kaki depan.

5. Panjang badan

Untuk pengukuran panjang badan biasanya dilakukan dengan menarik

panjang dari bagian penonjolan tulang bahu sampai penonjolan tulang panggul

(tulang ichi) atau diukur dari pangkal tulang panggul sampai pangkal tulang leher.
V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

(1) Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa menentukan umur domba dapat

dilihat dari giginya dan berdasarkan praktikum diketahui bahwa umur domba

masih kurang dari 1 tahun dikarenakan giginya masih seri

(2) Dalam mengamati perlemakan pada domba saat praktikum dilakukan palpasi

pada bagian – bagian tubuh tertentu. Bagian – bagian tersebut diantaranya

seperti bawah perut, paha, dada, dan punggung

(3) Pengamatan perdagingan dilakukan terhadap tengkuk, dada, bahu, puggung,

pinggang, dan paha

5.2 Saran

Menurut penyusun kegiatan praktikum Domba dan Kambing ini bisa di

terima dengan baik mulai dari penyampaian materi praktikum hungga praktikum

berlangsung. Tetapi karena banyak nya yang harus diamati sehingga kelompok

janya memahami materi yang diamati kelompok saja, tidak keseluruhan. Saran

untuk kedepannya pengamatan perkelompok nya cukup sebentar saja, sehingga

bisa lebih mendalama pengamatan kelompok lain.


DAFTAR PUSTAKA

Bourdon. R. M. 1997. Understanding Animal Breeding. Prentice Hall. Inc., New


Jersey.
Falconer, D. S. 1972. Introduction To Quantitative Genetics. Longman. London.p.
365
Noor, R. 2004. Genetika Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.
Widodo, W. Dan L. Hakim. 1981. Pemuliaan Ternak. Lembaga Penerbitan
Universitas Brawijaya. Malang.
LAMPIRAN

(Domba 1)
( Domba 2 )

Anda mungkin juga menyukai