OLEH
KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA :
PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari melakukan praktikum ini adalah :
1. Agar mahasiswa/I atau praktikan mengetahui langsung cara pembuatan silase tanpa
belajar teoritisnya saja.
2. Agar sumber pakan ternak dapat tersedia pada saat pakan mulai berkurang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Silase
Silase adalah pakan yang berbahan baku hijauan, hasil samping pertanian atau bijian
berkadar air tertentu yang telah diawetkan dengan cara disimpan dalam tempat kedap udara
selama kurang lebih 3 minggu. Penyimpanan pada kondisi kedap udara tersebut
menyebabkan terjadinya fermentasi pada bahan silase. Tempat penyimpanannya disebut
silo.Silo bisa berbentuk horizontal ataupun vertikal. Silo yang digunakan pada peternakan
skala besar adalah silo yang permanen, bisa berbahan logam berbentuk silinder ataupun
lubang dalam tanah (kolam beton). Silo juga bisa dibuat dari drum atau bahkan dari plastik.
Prinsipnya, silo memungkinkan untuk memberikan kondisi anaerob pada bahan agar terjadi
proses fermentasi. Bahan untuk pembuatan silase bisa berupa hijauan atau bagian-bagian lain
dari tumbuhan yang disukai ternak ruminansia, seperti rumput, legume, biji-bijian,
tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas dan lain-lain. Kadar air bahan yang optimal untuk
dibuat silase adalah 65-70% . Kadar air tinggi menyebabkan pembusukan dan kadar
air terlalu rendah sering menyebabkan terbentuknya jamur. Kadar air yang rendah
juga meningkatkansuhu silo dan meningkatkan resiko kebakaran (Heinritz, 2011).
Menurut Cullison (1975) dan Utomo (1999), bahwa karakteristik silase yang baik adalah :
Warna silase, silase yang baik umumnya berwarna hijau kekuningan atau kecoklatan.
Sedangkan warna yang kurang baik adalah coklat tua atau kehitaman.
Bau, sebaiknya bau silase agak asam atau tidak tajam. Bebas dari bau manis, bau amonia
Tekstur, kelihatan tetap dan masih jelas. Tidak menggumpal, tidak lembek dan tidak
berlendir.
Keasaman, kualitas silase yang baik mempunyai pH 4,5 atau lebih rendah dan bebas
jamur.
2.2 EM4
Penambahan EM4 ke dalam silase hijauan pakan ternak untuk tujuan penyimpanan
hijauan pakan ternak segar akan menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Selain itu penambahan
EM4 akan meningkatkan nafsu makan ternak dari aroma asam manis yang ditimbulkan. Al-
azhary (2006) sapi, kerbau dan kambing telah bisa diberikan silase larutan pada musim
kemarau saat rumput juga sulit didapat. EM4 dapat digunakan sebagai probiotik pembuatan
silase, rumput kering, jerami, pohon jagung kering dan lain-lain dapat diolah menjadi pakan
ternak dengan dipotong kecil-kecil terlebih dahulu, potongan rumput kering ini ditaruh dalam
bak drum atau tempat lain , disiram dengan EM4 sampai lembab dan dipadatkan.
3. Langkah kerja
Mencincang rumput dengan panjang 3 – 5 cm
Mengambil daun gamal
Membentang terpal
Menjemur hijauan atau diangin-anginkan terlebih dahulu
Menimbang hijauan (rumput dan gamal)
A. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan silase yang sudah difermentasi selama 21
hari, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
B. Pembahasan
Warna
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil silase berwarna hijau
kekuning-kuningan. Warna hijau kekuning-kuningan pada silase ini
dikarenakan kandungan kadar air dalam rumput yang dimampatkan dalam
suasana anaerob sehingga tidak terjadi proses fotosintesis dan
menyebabkan warna menjadi hijau pucat atau kekuningan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Melayu (2010) bahwa ciri silase
yang baik berwarna hijau kekuningan. Menurut Reksohadiprodjo (1998),
perubahan warna yang terjadi pada tanaman yang mengalami proses
respirasi aeorobik yang berlangsung selama persediaan oksigen masih ada
sampai gula tanaman habis, maka dilihat dari warna hasil silase yang hijau
kekuning-kuningan maka hasil silase dapat dikatakan berkualitas baik
sehingga dapat diberikan pada ternak.
Bau
Berdasarkan praktikum pengujian bau diperoleh bau atau wangi
hasil silase bau gula air, dedak padi, dan sedikit asam.
Hal ini sesuai dengan pendapat Syarifuddin (2001) yang menyatakan
bahwa bau asam dapat dijadikan sebagai indikator untuk melihat
keberhasilan proses ensilase, sebab untuk keberhasilan proses ensilase
harus dalam suasana asam, bau yang sedikit asam dikarenakan pada
proses ensilase terdapat sedikit oksigen. Hasil silase yang buruk
atau berkualitas rendah baunya busuk, Bau busuk pada proses ensilase
terjadi karena masih terdapat oksigen saat pemadatan hijauan dalam
silo sehingga dapat mengganggu proses dan hasil yang diperoleh.
Hal ini sesuai dengan pendapat Reksohadiprodjo (1998) yang
menyatakan bahwa oksigen dalam proses ensilase dapat mempengaruhi
proses dan hasil yang diperoleh karena proses respirasi hijaun akan
tetap berlangsung selama masih tersedia oksigen. Respirasi tersebut dapat
meningkatkan kehilangan bahan kering, menganggu proses ensilase,
menghilangkan nutrisi dan kestabilan silase.
Tekstur
Berdasarkan hasil praktikum tekstur dapat diketahui bahwa silase
yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut dan masih utuh. Dari segi
baik karena pada saat dibuka silase tersebut masih utuh, remah dan lembut,
ini sesuai dengan Cullison (1975) yang menyatakan bahwa silase yang
berkualitas baik mempunyai ciri-ciri tekstur, kelihatan tetap dan masih jelas,
Jamur
Dilihat dari ada atau tidaknya jamur hasil silase rumput, sama
sekali tidak terdapat jamur. Tidak terdapatnya jamur pada hasil silase
rumput ini disebabkan karena saat memasukkan rumput ke dalam silo
sangat padat sehingga udara tidak dapat masuk, sehingga tidak dapat
menyebabkan timbulnya jamur.
Hal ini sesuai dengan pendapat Regan (1997) yang menyatakan
bahwa kualitas silase yang baik dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti :
asal atau jenis hijauan, temperatur penyimpanan, tingkat pelayuan sebelum
pembuatan silase, tingkat kematangan atau fase pertumbuhan tanaman,
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa prinsip utama pengawetan melalui
teknologi silase adalah mempercepat kondisi anaerob dan suasana asam di dalam silo. Hal
ini dapat terjadi apabila jumlah udara di dalam silo minimal yaitu dengan pemadatan
yang maksimal, disamping menekanaktivitas mikroba yang menyebabkan kerusakan silase dengan
mendorong percepatan terbentuknya asam laktat. Kualitas silase campuran rumput raja, rumput lapangan
dan daun gamal menunjukkan hasil baik.hal ini dikarenakan memilki sifat berbau dan rasa asam,
berwarna hijau sepertidaun direbus, tekstur hijau seperti bahan asal, tidak berjamur dan tidak
menggumpal sesuai dengan persyaratan silase yang baik.
DAFTAR PUSTAKA