Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Saluran pencernaan pada itik, pencernaan merupakan proses penguraian
bahan pakan menjadi senyawa lebih sederhana untuk diabsorbsi dan dipakai oleh
jaringan tubuh. Proses pencernaan bahan pakan pada hewan berlangsung mekanis,
enzimatis dan mikrobia. Proses pencernaan mekanis pada unggas berlangsung karena
kontraksi otot otot sepanjang saluran cerna, proses pencernaan kimiawi melibatkan
enzim yang disekresikan sepanjang saluran cerna dan pencernaan mikroba
berlangsung karena aktivitas mikrobia terutama pada usus besar.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung
pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya.
pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana,
dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan
vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara
ekstrasel.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang alat pencernaan pada
itik.Itik merupakan hewan yang tergolong unggas yang memiliki ciri spesifik. Itik
mempunyai banyak nama terutama di belah bagian Indonesia.itik di bagi menjadi itik
petelu dan itik pedaging.
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus
digestivus) meliputi rongga mulut, faring, laring esophagus, lambung, usus halus,
usus kasar anus

dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria) meliputi hati,

pancreas, empedu,dll yang memiliki fungsi khusus dalam system pencernaan. Pada
karnivora saluran cerna lebih pendek dan sederhana, sedang pada herbivora sangat
panjang dan komplek. Lambung herbivora non-ruminansia (mis.kuda dan kelinci)
relative sederhana dan mirip lambung karnivora, sedang usus besarnya sangat
komplek dan lebih besar dari pada usus kasar herbivora Lambung ruminansia sangat
komplek dan besar, sedang usus kasarnya sebesar pada herbivore non-ruminansia.
Pada unggas pemakan biji terdapat bagian organ saluran cerna yang berkembang
baik yaitu tembolok dan ventrikulus.

Agar kualitas dan kuantitas nutrien yang dibutuhkan ternak terpenuhi maka harus
disusun dengan memenuhi kriteria ransum seimbang atau serasi. Ransum seimbang
atau serasi adalah ransum yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga bahan
pakan dan nutrien yang terkandung didalamnya baik macam, jumlah dan proporsinya
memenuhi persyaratan yang sesuai dengan kondisi dan tujuan pemeliharaan
Ditambahkan pula bahwa pada umur lima minggu itik membutuhkan ransum
dengan kadar protein lebih tinggi, sehingga mempunyai pertumbuhan bobot badan
yang sangat cepat. Jika hal tersebut dibandingkan dengan itik yang mendapat ransum
dengan kandungan protein rendah pertumbuhannya dua kali lipat, akan tetapi pada
umur lima belas minggu berat yang dicapai keduanya sama.

B.TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk: mempelajari, mengetahui, dan
memahami nama dan fungsi bagian-bagian dari alat pencernaan pada itik tersebut.

II.TINJAUAN PUSTAKA
Unggas mempunyai saluran cerna yang sangat pendek, sehingga proses
pencernaan berlangsung sangat cepat (Ahira. 2010).System Pencernaan Pada

Itik. membagi sistem pencernaan unggas menjadi dua bagian yaitu saluran cerna

utama yang terdiri dari mulut, esopagus, lambung, usus kecil, usus besar dan kloaka
dan kelenjar pelengkap (asesoris) yaitu hati dan pankreas. Lebih lanjut dinyatakan
esopagus pada unggas berbeda dengan ternak lainnya karena bagian distal
mengalami pelebaran membentuk kantong yang dikenal dengan tembolok.
(Nasroedin. 2003). Ilmu ternak unggas lanjut.

Lambung unggas dibedakan menjadi lambung kelenjar dan lambung otot atau
anela. Usus kecil unggas dibedakan menjadi 3 bagian yaitu duadenum, jejenum dan
ileum, sedang usus besar unggas dibedakan atas sekum sebanyak 2 buah dan kolon
pendek, kloaka yang bersifat multifungsi.
Makanan yang berasal dari lambung masuk ke dalam gizard yang tidak
terdapat pada hewan non ruminansia lain. Gizard mempunyai otot otot kuat yang
dapat berkontraksi secara teratur untuk menghaluskan makanan sampai menjadi
bentuk pasta ke dalam usus halus. Biasanya gizard mengandung grit (batu kecil dan
pasir) yang akan membantu melumatkan biji biji (Tillman dkk., 1991)
Usus besar unggas sangat pendek jika dibandingkan hewan non ruminansia lain,
terutama dibandingkan babi. Bila kenyataan ini dihubungkan dengan jalannya
makanan di kolon dan sekum, diketahui bahwa ada aktifitas jasad renik dan usus
besar unggas tetapi sangat rendah jika dibandingkan hewan non ruminansia lain.
Kenyataan sangat diragukan apakah selulase mengalami hidrolisa dalam usus
besar ini, namum ada petunjuk bahwa hemiselulase mengalami sedikit hidrolisa.
Diragukan pula apakah vitamin B yang terbentuk dapat diabsorbsi dalam usus besar,
sehingga sintesa vitamin B menjadi tidak penting lagi bagi pemenuhan kebutuhan
hewan kecuali bila unggas makan fesesnya sendiri yang kaya akan vitamin B
(Tillman dkk., 1991)
Kebutuhan Nutrien Itik Pakan merupakan sumber nutrien yang dibutuhkan
oleh ternak, karena itu dalam penyusunan ransumnya harus sesuai dengan kebutuhan
yaitu untuk pertumbuhan, produksi dan hidup pokok, dimana kebutuhan nutrien
untuk masing-masing ternak berbeda (Tillman et al., 1986).

akan sekumpulan bahan pakan ternak yang mempunyai persyaratan nutrien


dan disusun dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak tersebut,
sehingga tujuan utama pemberian ransum dan inti utama yang terkandung dalam
ransum adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak atau unggas itu sendiri
(Rasyaf, 1994)
Ransum yang diberikan untuk itik harus mempunyai kandungan zat gizi yang
seimbang baik jumlah maupun kualitasnya. Juga harus sesuai dengan standard
nutrien yang dibutuhkan (Rohaeni, 1994). Menurut Hill (1954) yang disitasi Wahju
(1985) pada periode pertama pertumbuhan anak itik membutuhkan protein lebih
rendah daripada anak ayam.
Menurut Anggorodi (1985) apabila tingkat protein ransum dinaikkan tanpa
menambah tingkat energi persentase lemak pada karkas anak itik berkurang. Jadi
adalah penting bahwa setiap kenaikkan ke dalam tingkat protein ransum perlu
disertai kenaikan energi.
Menurut Setioko (1992) yang disitasi oleh Rohaeni (1994) standard
kebutuhan nutrien secara lengkap untuk itik, khususnya tipe petelur belum ada.
Beberapa penelitian masih menggunakan pedoman standard National Research
Council (NRC) dan Agricultural Research Council (ARC)yang sebenarnya untuk
bibit itik. Sidadalog(2012)
Scoot dan Dean (1991) melaporkan adanya perbedaan kandungan lemak
tubuh yang besar antara itik dengan unggas lain, maka itik memerlukan energi yang
lebih banyak. Itik peking mampu menggunakan energi cukup baik mencapai
pertumbuhan normal pada pemberian pakan pellet dengan asas energi 2200 sampai
3330 kcal/kg. (Saktiyono. 2008). IPA BIOLOGI Jild 2.

III.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : 13.00 s/d 15.00

Tempat : Di Kandang Ternak Sapi dan Itik, Jurusan Peternakan,Fakultas Pertanian


Universitas Sriwijaya

B. ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Carter
2. Pisau
3.Wadah alumunium
4.Penggaris
Bahan : 2 Ekor itik yang sudah di sembelih.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Dari pratikum yang telah kami laksanakan didapat data yaitu:

1. oesophagus

6 cm

2. Kerongkongan s/d Tembolok

17 cm

3. Profentikulus

16 cm

4. Usus 2 denum

90 cm

5. Usus dejenum

22 cm

6. Ileum

34 cm

12 cm

7. Usus besar
8. Kloaka

(Diameter)

0,5 cm

9. Hati ;

( panjang)

9 cm

(diameter)
10. Jantung ;

(panjang)
(diameter)

11. Gisat/Ampela;

(panjang)
(diameter)

12. Sekum ;

(Kanan)
(Kiri)

5 cm
4 cm
2 cm
6 cm
5 cm
18 cm
17 cm

B. Pembahasan
Sistem Pencernaan pada Itik(Anas domesticus) yang telah kami data, dari bagian
masing-masing organ tersebut memiliki fungsi nya masing-masing yaitu sebagai
berikut;
(1).Mulut untuk memasukkan makanan dan minuman ke dalam system pencernaan.
Di dalam mulut dihasilkan enzim pencernaan yang membantu mempermudah
makanan masuk ke system pencernaan bagian dalam. (2)Kerongkongan (Esofagus)
untuk menyalurkan makanan dan pencernaan.(3)Tembolok (Ingluvies) untuk
menampung makanan yang akan diproses pada tingkat selanjutnya.(4)Lambung
(Ventrikulus) berfungsi untuk dicerna secara enzimatis oleh enzim yang disekresikan
oleh lambung kelenjar. Dan masuk ke lambung memecah makanan menjadi bagian
yang lebih keci Di dalam usus kecil (Intestinum) terdapat (5)pancreas yang
menghasilkan berbagai enzim yang berguna untuk mengurai protein dan gula.
Hasilnya akan di serap dan diedarkan ke seluruh tubuh bebek. (6)Usus besar (Kolon)
berukuran panjang sekitar 10cm, berguna sebagai penambah pengunyah untuk

dicerna secara mekanis oleh bagian otot-otot lambung yang dibantu kerikil yang juga
ditelan oleh bebek.(7)Empedal berfungsi sebagai pengurai makanan. Di dalam
ampela terdapat asam lambung (hydrochloric acid). (8)Ampela memiliki otot yang
kuat serta permukaan yang tebal sehingga mampu kandungan air di dalam sel tubuh
dan member keseimbangan air di dalam tubuh itik (9)Kloaka berfungsi sebagai satustunya lubang untuk saluran pencernaan, urin, dan (umumnya) genital dan juga untuk
mengekskresikan baik urin maupun feses.

V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang dapat di tarik yaitu itik mempunyai 15 bagian alat
pencernaan yang memiliki fungsi masing-masing.Yang paling siknifikan kesimpulan
yang di peroleh pada alat pencernaan yaitu sekum. Sekum kiri dan kanan berbeda.

C. SARAN
Pada saat kami praktikum, kami tidak dapat mengamati ukuran dari esopagus,
karena terpotong/ terputus. Itu di karenakan pada saat menyembelih itik tersebut,
jadi untuk praktikum yang akan datang, semoga esopagusnya tidak lagi sampai tidak
bisa di ukur dan waktu pada ssat praktikum waktu yang digunakan sangat sedikit dan
tidak efisien, semoga di praktikum-praktikum yang akan mendatang,waktu nya agak
luang sehingga tidak terburu-buru saat praktikum Terima kasih.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Ahira.

2010.

System

Pencernaan

Pada

Itik.

Tersedia

pada.http

://www.anneahira.com diakses pada1 April 2012

Nasroedin.2003. Ilmu ternak unggas lanjut. Hand Out Mata Kuliah Ilmu

Ternak

Unggas Lanjut. Program Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada


Jogjakarta.
Saktiyono.

2008.

IPA

BIOLOGI

Jild

2.

Erlangga.

Tersedia

pada

https://www.google.com/accounts/Login?
service=print&continue=http://books.google.co.id/books
%3Fop%3Dlibrary&hl=id.Diakses pada 1 April 2012

Sidadolog, J.P. 2012. Implementasi penggaluran itik lokal.Makalah disampaikan


pada Pertemuan Stakeholder Pembibitan Itik Lokal Mitra
BPTU-KDI Pelaihari, Banjarmasin, 1112 Mei 2012.14 hlm.
Solihat, S., I. Suswoyo, dan Ismoyowati. 2003. Kemampuan performan produksi
telur dari berbagai itik lokal.
Jurnal Peternakan Tropik.

Anda mungkin juga menyukai