Anda di halaman 1dari 6

Sistem vaskular darah disesuaikan untuk memproduksi susu yang tinggi.

Pasokan darah pada kelenjar susu sangat penting untuk menjamin kualitas susu yang diperoleh. Semua komponen dari susu berasal dari darah. Sekitar 400 sampai 500 unit darah yang melewati ambing akan menjadi susu, untuk setiap unit susu disintesis oleh sapi perah dengan produksi susu yang tinggi, yaitu mencapai 280 ml per detik. Berbeda lagi untuk ternak yang lain salah satu contohnya adalah kambing, produksi susu kambing mempunyai rasio perbandingan 460 : 1 lebih rendah dari aliran darah yang melewati kelenjar susu. Hasil produksi yang dihasilkan apabila dibandingkan dengan produsen susu akan memperoleh nilai yang relatif rendah, yaitu 1000 : 1. Hal ini menandakan bahwa jumlah aliran darah yang melewati kelenjar susu dapat menentukan produksi susu yang tinggi dan rendah, namun efisiensi ekstraksi komponen darah untuk sementara melalui ambing karena tahapannya sangat penting. Prinsip ini mungkin sama halnya yang terdapat pada sapi. Jumlah volume darah pada ambing untuk sapi laktasi sekitar 8% dari total volume darah yang terdapat dalam tubuhnya, sedangkan untuk sapi yang tidak menyusui volume darahnya sekitar 7,4%. Kemungkinan ada peningkatan secara signifikan sebanyak 2 kali sampai 6 kali lipat untuk aliran darah pada kelenjar susu mulai dari 2 - 3 hari sebelum sapi beranak. Penurunan hasil produksi dalam kondisi laktasi bukan karena sistem kerja aliran darah yamg tidak optimal, melainkan karena hilangnya sel-sel sekretori epitel melalui proses kematian dari sel yang sudah terprogram yang biasa disebut apoptosis. Sistem arteri darah akan meninggalkan jantung dan mengalir ke bagian belakang sapi tepatnya di sekitar aorta perut. Kemudian pada saat mencapai daerah vagina terdapat pembuluh yang disebut arteri iliaka umum. Organ ini terbagi dalam iliaka internal dan eksternal. Pada iliaka eksternal akan berubah menjadi arteri femoralis atau persediaan otot-otot kaki yang merupakan sebuah cabang dari organ femoralis yang membagi organ tersebut ke dalam arteri epigastrika caudal dan arteri pudenda eksternal. Arteri ini kemudian melewati kanalis inguinalis dan keluar dari rongga tubuh. Kanalis inguinalis adalah lubang yang terdapat dalam rongga tubuh di daerah inguinal pembuluh darah. Pembuluh getah bening dan saraf akan memasuki dan meninggalkan rongga tubuh untuk memasok kulit di bagian posterior dari ternak seperti kelenjar susu yang merupakan kelenjar kulit. Sehingga arteri pudendal eksternal bisa keluar dari rongga tubuh yang terbagi atas arteri susu yang berdiameter 1cm. Setelah memasuki kelenjar, arteri susu tersebut akan

meneruskan ke dalam mamaria anterior dan posterior, maka untuk percabangan lebih lanjut akan turun menuju kelenjar. Ambing yang di dalamnya terdapat arteri yang besar dan vena akan ditarik masuk pada arteri mammary pada saat organ tersebut keluar dari rongga tubuh. Diagram yang menunjukkan bahwa lokasi arteri (merah) dan vena (ungu) dapat meninggalkan rongga tubuh melalui kanalis inguinalis (lingkaran putih). Lingkaran hijau dapat menunjukkan lokasi kelenjar getah bening supramammary. Vena dan arteri susu dikelompokkan pada karkas sapi setelah ambing dipotong. Organ ini keluar dari rongga tubuh melalui kanalis inguinalis. Arteri perineal yang di dalamnya terdapat sejumlah kecil darah juga mencapai kelenjar susu pada arteri perineum yang berasal iliaka internal, tetapi organ ini hanya memasok bagian belakang dan atas kelenjar. Lentur sigmoid letaknya tepat di bawah kanal inquinal. Hal ini memungkinkan untuk distensi ke bawah ambing seperti mengisi dengan susu tanpa harus menekankan pembuluh darah.

Pada dasarnya tidak ada persilangan yang menyuplai darah antara bagian ambing (ada pengecualian yang bentuknya kecil). Sedangkan pada vena akan meninggalkan kelenjar susu yang tidak sejajar dengan arteri. Ada tiga pembuluh darah pada setiap sisi yang membawa darah dari kelenjar, yaitu :  Vena eksternal yang sejajar dengan ambing menuju ke arteri eksternal yang jarak diameternya antara 2 - 3 cm.  Vena susu keluar dari kelenjar pada bagian belakang anterior dan melewati sepanjang dinding perut dengan diameter sekitar 1 - 2,5 cm. Ini merupakan pembuluh darah besar yang terlihat di bawah kulit pada bagian perut sapi. Kemudian memasuki rongga tubuh pada proses xifoideus melalui "penghasil susu" dan akhirnya bermuara di vena cava. Perineum vena daun bagian belakang kelenjar paralel pada arteri perineum diameternya sekitar 0,5 cm yang membawa kurang dari 10% dari komponen ambing yang meninggalkan darah.  Vena lingkaran dibentuk oleh anastomosis antara vena susu anterior dan posterior. Vena tersebut berfungsi untuk mencegah dari daerah aliran vena ketika sapi berbaring

Kelenjar mammae

Anatomi kelenjar susu banyak terdapat perbedaan antara spesies yang berlainan. Jumlah kelenjar susu tidak sama pada sapi, babi dan kuda. Namun dalam anatomi mikroskopik sangat mirip antar spesies. Perkembangan kelenjar susu dimulai dari awal kehidupan janin. Kemudian pada bulan kedua kehamilan mengenai pembentukan dan pengembangan sudah mulai berlanjut sampai bulan keenam kehamilan. Ketika janin anak sapi berumur enam bulan, ambing hampir sepenuhnya dikembangkan dengan empat kelenjar terpisah dan ligamen median Perkembangan saluran susu dan jaringan dapat mensekresi susu yang biasa terjadi antara pubertas dan proses kelahiran. Ambing terus meningkat dalam ukuran sel dan jumlah sel secara keseluruhan pada saat laktasi pertama serta kapasitas produksi susu akan selalu meningkat. Kelenjar susu dari sapi perah terdiri dari empat kelenjar yang terpisah. Susu yang disintesis dalam satu kelenjar tidak dapat menyeberangi ke salah satu kelenjar lainnya. Sisi kanan dan kiri ambing juga dipisahkan oleh ligamentum median, sementara bagian depan dan belakangnya juga demikian. Ambing adalah organ yang sangat besar dan berat dengan bobot sekitar 50kg (termasuk susu dan darah). Oleh karena itu, ambing harus melekat pada kerangka dan otot. Ligamen median terdiri dari jaringan fibrosa elastis, sedangkan ligamen lateral terdiri dari jaringan ikat dengan elastisitas yang kurang efektif. Jika ligamen melemahkan kodisi ambing maka tidak akan cocok pada mesin pemerah susu untuk digunakan ditunjukkan dalam gambar di bawah. Kelenjar susu terdiri dari jaringan sekresi dan jaringan ikat. Jumlah jaringan sekresi atau jumlah sel-sel sekresi adalah banyaknya faktor pembatas untuk kapasitas penghasil susu pada ambing. Hal ini adalah pernyataan secara umum bahwa ambing besar terkait dengan kapasitas produksi susu yang tinggi. Sebenarnya pernyataan diatas tidak benar secara umum karena mungkin saja sapi yang mempunyai ambing besar di dalamnya banyak terdapat jaringan ikat dan jaringan adiposa. Susu disintesis dalam sel sekretori yang diatur sebagai lapisan tunggal pada membran basal yang disebut dengan alveoli. Diameter dari alveoli sekitar 50 - 250mm dan beberapa alveolies bersama-sama membentuk sebuah lobulus. Struktur daerah ini sangat mirip dengan struktur paruparu. Susu yang terus disintesis di daerah alveolar disimpan dalam alveolie dan saluran susu.

Sekitar 60 - 80% dari susu disimpan dalam alveolies dan saluran susu kecil, sedangkan tempatnya hanya berisi 20 - 40%, namun terdapat perbedaan yang relatif besar antara sapi perah. Ini sangat penting untuk rutinitas dalam memerah susu untuk diterapkan. Berkisar antara 6-10

lipatan longitudinal yang terbentuk yang disebut roset Frstenbergs dan juga terlibat dalam pertahanan terhadap penyakit mastitis. Kanalis dikelilingi oleh bundel serat otot polos, longitudinal serta jaringan melingkar. Jarak antara otot-otot halus berfungsi untuk menjaga kanal agar tetap tertutup. Kanalis juga disediakan (dilengkapi) dengan keratin seperti yang bertindak sebagai penghalang untuk bakteri patogen.

Kelenjar mammae banyak diinervasi terutama di dalam puting. Kulit puting disediakan dengan saraf-saraf yang sifatnya sensitif yang digunakan untuk menyusui dan biasanya dipengaruhi oleh tekanan, panas dan frekuensi. Ambing juga dilengkapi dengan saraf yang terhubung ke otot-otot halus dalam sistem peredaran darah dan otot-otot polos di saluran susu. Namun, tidak terdapat persarafan langsung untuk mengendalikan jaringan penghasil susu. Kelenjar mammae sangat baik apabila didukung dengan pembuluh darah, arteri dan vena. Fungsi utama dari sistem arteri adalah untuk memberikan penyediaan nutrisi ke sel-sel susu sintesis. Skema gambar dari sistem vaskular pada ambing yaitu memaparkan arteri ambing dengan darah vena dan dibandingkan dengan darah yang terdapat pada ambing. Untuk menghasilkan 1 liter susu dibutuhkan 500 liter darah yang harus melewati ambing. Ketika sapi memproduksi 60 liter susu per hari, maka 30.000 liter darah yang beredar melalui kelenjar susu. Dengan demikian, sapi perah yang mempunyai produksi tinggi saat ini dapat terkena tuntutan yang sangat ekstrim. Pada ambing juga berisi sistem limfatik untuk membawa produkproduk limbah agar menjauhi ambing. Sedangkan kelenjar getah bening berfungsi sebagai filter yang menghancurkan zat-zat asing tetapi juga menyediakan sumber limfosit untuk melawan infeksi.

Limfatik ambing. Susu sintesis terjadi di alveoli pada saat susu mensekresikan sel-sel dalam kelenjar susu yang diberikan secara langsung untuk penyediaan nutrisi. Lemak susu sebagian besar terdiri dari trigliserida yang disintesis dari gliserol dan asam lemak. Panjang rantai asam lemak diserap dari darah. Asam lemak yang mempunyai rantai pendek disintesis dalam kelenjar susu dari komponen asetat dan hidroksibutirat beta yang memang pada intinya terdapat di dalam darah. Protein susu juga disintesis dari asam yang berasal dari dalam darah dan terutama terdiri dari kasein sedangkan untuk tingkatan protein whey-nya lebih kecil. Laktosa merupakan sintesis dari

glukosa dan galaktosa dalam sel sekresi susu. Vitamin, mineral, garam dan antibodi ditransformasi dari darah di dalam sitoplasma sel ke dalam lumen alveolus.

Komposisi susu dari tiga keturunan sapi. Pada awal dan akhir laktasi kandungan lemak dan protein lebih tinggi dibandingkan dengan pertengahan laktasi. Perubahan kandungan lemak, protein dan laktosa susu dari sapi perah terjadi selama periode laktasi. Semakin tinggi konsentrasi bahan kering dalam susu pada awal laktasi. Sebagai contoh, isi protein lebih tinggi selama hari pertama dan setelah kelahiran tergantung pada jumlah tinggi imunoglobulin. Untuk rata-rata susu dari sapi perah kira-kira kandungan lemak-nya antara 3,0 dan 5,5%, protein konten antara 3,0 dan 3,8% dan laktosa di kisaran 4,0 dan 4,8%.

Sebagai contoh, diet dengan kandungan serat rendah atau diet dengan rasio tinggi konsentrat yang kaya pati dapat menyebabkan penurunan kadar lemak susu. Diet tersebut dapat mengubah komposisi asam lemak volatil dalam rumen yang dapat mempengaruhi metabolisme lemak yang terdapat di kelenjar susu. Hal ini bertujuan untuk mengubah kandungan protein melalui komposisi pakan. Kemungkinan untuk mengubah komposisi susu yaitu dengan cara memerah susu dengan jelas, tetapi yang paling berhubungan adalah kandungan lemaknya dan kurang baik untuk kandungan protein. Kandungan lemak dan protein dalam susu merupakan salah satu faktor penting untuk program pemuliaan.

Darah dari ambing mengalir kembali ke jantung melalui 3 ( tiga) jalan, yaitu :

1. Melewati vena pembuluh balik ambing depan atau vena bawah kulit perut. Vena ini bentuknya besar dan berkelok-kelok. Tempat masuk vena ini ke dalam rongga dada yang dinamakan dengan wadah susu (milk well). Apabila milk well ini lebar, maka volume darah yang mengalir atau melewati ini dan darah yang melewati ambingpun banyak. Wadah susu sebesar ujung jari ketiga (tengah) menandakan bahwa sapi tersebut berkapasitas produksi tinggi. 2. Melewati vena kemaluan luar (external pudic vein) yang letaknya paral l dengan arteri kemaluan luar (external pudic artery).

3. Melewati vena kerapang atau vena ambing belakang atau vena ambing tengah, disekeliling lengkungan panggul ( pelvis). Meskipun sebagaian besar dari darah yang membasahi semua selsel ambing dikembalikan melalui pembuluh balik, sebagian kecil dikembalikan ke jantung melewati pembuluh getah bening. Pembuluh ini membawa getah bening dari ambing bagian atas yang disebut dengan kelenjar supra mammae (supra mammary lymphe gland). Kedua kelenjar supra mammae ini bertugas menahan bakteri dan benda-benda asing yang terbawah oleh getah bening. Kelenjar susu seekor sapi betina berkembang sesuai dengan perkembangan embrio dan terbentuk secara sempurna pada saat lahir dalam bentuk saluran kelenjar yang pada ujungujungnya terdapat sel-sel stern. Sel-sel ini nantinya akan dideferensiasi oleh sel-sel epitel (alveola) yang sesungguhnya berperan aktif dalam sintesis air susu. Perkembangan kelenjar susu selanjutnya terjadi setelah sapi betina mencapai usia dewasa yaitu pada saat mulai terjadi siklus birahi yang ditandai dengan perubahan sekresi hormon-hormon reproduksi, seperti progesteron dan estrogen. Kejadian siklus birahi yang berulang-ulang menyebabkan saluran kelenjer susu akan dirangsang secara berulangkali oleh hormon tersebut. Pertumbuhan kelenjar susu yang paling baik terjadi selama periode kebuntingan sehingga terbentuk komponen dari sel-sel kelenjar susu yang terdiri dari sistem pembuluh, sel-sel epitel, jaringan ikat, dan jaringan penunjang.

Anda mungkin juga menyukai